• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRISIS EKONOMI DAN REFORMASI AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN KRISIS EKONOMI DAN REFORMASI AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KRISIS EKONOMI DAN REFORMASI AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN KRISIS EKONOMI DAN REFORMASI AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KRISIS EKONOMI DAN REFORMASI

AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN

Pendahuluan

Kondisi agribisnis berbasis petemakan pada saat ini benar- benar memilukan dan hampir tidak berdaya sama sekali, terutama bagi para pelaku agribisnis berbasis petemakan rakyat dengan skala usaha kecil, menengah, dan koperasi. Kondisi memilukan ini sebagian besar terjadi pada produk petemakan yang berorientasi substitusi impor (seperti susu, sapi, ay am ras, dll.) dan yang sifat produknya tidak diperdagangkan di pasar internasionalf non-tradeable product (seperti ay am lokal, domba, dll). Keadaan paling parah mungkin adalah yang dialami oleh agribisnis perunggasan ayam ras, dimana hampir sebagian besar petemakan rakyat berskala usaha kecil, menengah, dan koperasi tidak dapat lagi melanjutkan usaha ayam rasnya. Disamping itu agribisnis berbasis petemakan baik di hilir dan di hulu juga mengalami permasalahan yang berat juga, banyak yang harus mengurangi volume atau kapasitas usahanya bahkan sampai harus menutup usaha.

Menurut saya, pada dasarnya krisis pada agribisnis peternakan ini selain disebabkan oleh faktor eksternal ekonomi seperti krisis

sembilan belas

(2)

moneter dan krisis ekonomi, tetapi yang paling pen ting adalah bahwa secara internal juga, struktur dan perilaku agribisnis berbasis petemakan sangat rapuh (vurnarahle) dan relatif kurang tangguh menghadapi suatu goncangan perekonomian datang dari luar sistem agribisnis berbasis peternakan itu sendiri (external shock). Struktur dan perilaku internal agribisnis berbasis peternakan ini diperparah lagi oleh terdapatnya bias kebijakan makro dan strategi industrialisasi yang kurang bersahabat dengan sektor pertanian umumnya dan agribisnis berbasis peternakan khususnya.

Makalah yang akan saya sampaikan ini bertujuan untuk menganalisis dimensi dan dampak krisis moneter dan krisis ekonomi yang sedang kita hadapi sekarang ini terhadap kinerja/

peforma agribisnis berbasis pertanian. Berdasarkan dimensi dan dampak krisis tersebut pada agribisnis berbasis peternakan lalu coba akan diuraikan strategi pemulihan apa yang segera harus diambil untuk mengantisipasi dampak dan menghidupkan usaha ini kembali. Terakhir akan dikemukakan beberapa agenda reformasi agribisnis berbasis peternakan yang seharusnya dilakukan untuk mendukung dan memastikan bahwa strategi pemulihan yang diuraikan sebelumnya dapat efektif dijalankan dan agribisnis berbasis peternakan kembali bergairah.

Dimensi Dan Dampak Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yang sedang kita alami saat ini diawali dan disebabkan oleh terjadinya krisis moneter yang dimulai sekitar bulan Juli 1997 yang lalu. Krisis moneter yang antara lain terutama disebabkan oleh depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika yang sangat tinggi sekali (rata-rata hampir 3-4 kali Iipat dari nilai rukar sebelum Juli 1997 dan pernah mencapai sekitar Rp 17.000/US $), disebabkan oleh faktor- faktor ketidakseimbangan baik di sektor moneter itu sendiri maupun di sektoT rill. Penyebab utama di sektor moneter antara lain adalah adanya defisit neraca pembayaran yang tinggi sekali (kira-kira 3 % dari GDP) dan terus-menerus, akumulasi

(3)

utang luar negeri (baik swasta dan pemerintah) yang tinggi dan sifatnya jangka pendek, aliran masuk modal dan investasi luar negeri yang berlebihan akibat ekpektasi/harapan dan penilaian investor luar negeri yang semu/overestimate terhadap kinerja perekonomian Indonesia (IMF,1998), dan inefisiensi sistem perbankan nasional. Sedangkan dari sektor nil, krisis moneter ini didorong oleh pilihan strategi industrialisasi dan pembiayaan investasi yang mengarah kepada kegiatan ekonomi/bisnis yang pengembalian modalnya bersifat jangka panjang, tidak berbasis kepada sumberdaya dan potensi perekonomian domestik, tidak mampu menguasai pasar internasional untuk dapat mengekspor, dan sebagian besar mengandalkan pembiayaan melalui utang luar negeri; seperti industri manufaktur, industri logam berat, industri kimia, dll.

Menurut pendapat saya, krisis ekonomi yang disebabkan oleh krisis moneter seperti yang diuraikan sebelumnya, memiliki akar permasalahannya didalam faktor internal perekonomian kita, yaitu bias kebijakan makro dan strategi industrialisasi yang dilaksanakan oleh pemerintah selama ini. Krisis ekonomiini bukan semata-rnata musibah nasional tetapi lebih merupakan dampak industrialisasi yang ditempuh Indonesia selama ini. Walaupun GBHN telah merumuskan arah dan strategi industrialisasi yang menyatakan bahwa perlu dikembangkan industri yang kuat yang didukung oleh pertanian yang tangguh (dalam arti bahwa industri yang berkembang harusnya industri- industri yang berbasis pertanian)/ tetapi dalam pelaksanaannya strategi industrialisasi yang dikembangkan Indonesia selama ini adalah strategi industrialisasi berspektrum luas (broad base strategy) dan industri berteknologi tinggi (high-tech strategy) yang keterkaitannya dan basisnya sangat rendah kepada pertanian, seperti industri elektronika, industri manufaktur, indusri kimia, industri pesawat terbang, industri kapal dan senjata, dll.

Untuk mendukung kedua strategi ini maka kebijakan makro ekonomi seperti kebijakan nilai tukar, kebijakan suku bunga kredit dan investasi, dan kebijakan perdagangan diarahkan sepenuhnya untuk mendukung industri-industri yang disebutkan

(4)

sebelumnya. Semua ini akan mempengaruhi alokasi sumberdaya di masyarakat pembiayaan pembangunan, penggunaan hasii- hasil pembangunan, dan orientasi pembangunan, yang akhirnya menciptakan mempengaruhi defisit riil neraca berjalan (current account) dan neraca pembayaran (balance of payment) yang terus- menerus. Walaupun dalam keterangannya selalu disebutkan terjadinya surplus dalam kedua neraca ini, tetapi menurut saya itu adalah surplus yang semu karena defisit yang terjadi ditutupi dengan utang luar negeri.

Krisis moneter dan krisis ekonomi yang kita hadapi ini membawa dampak yang sangat luas dan berat sekali pada perekonomian dan masyarakat keseluruhan. Depresiasi rupiah yang berlebihan menciptakan krisis utang luar negeri. Krisis utang ini memicu tingkat suku bunga kredit melambung tinggi dan kelangkaan likuiditas. Ketidakmampuan membayar utang dan tingkat suku bunga yang tinggi serta kelangkaan likuiditas mengakibatkan kegiatan usaha sebagian besar berhenti atau mengurangi kapasitasnya, terutama industri-industri yang berbahan baku impor. Berhentinya kegiatan usaha dan industri menciptakan pengangguran besar-besaran terutama di kota-kota besar. Kondisi ini terlihat jelas di sentra-sentra industri seperti Tangerang, Bekasi, Karawang, dll Akibat selanjutnya mudah ditebak, terjadi kelangkaan barang dan jasa, terutama bahan- bahan makanan pokok, yang mendorong terjadinya inflasi yang sangat tinggi (BPS memperkirakan mencapai sekitar 25 %, tetapi IMF dan Bank Dunia memperkirakan akan mencapai 40

%). Pengangguran dan inflasi yang tinggi menurunkan daya beli masyarakat secara drastis.Secara singkat dapat dikatakan bahwa dampak krisis ekonomi ini terjadi baik pada sisi penawaran barang dan jasa tetapi juga pada sisi permintaannya, Dan dampak ini tentu saja mempengaruhi prospek dan tantangan agribisnis berbasis peternakan.

Karakteristik kegiatan ekonomi umumnya dan agribisnis berbasis peternakan khususnya yang mampu bertahan dan memperoleh keuntungan dalam dimensi dan kondisi krisis ekonomi diatas antara lain yang paling utama adalah:

(5)

Usaha atau kegiatan itu harus mampu dibiayai sendiri dengan modal/in vestasi sendiri (self-financed), karena tnvestasi melalui kredit perbankan sangat mustahil untuk diperoleh dan suku bunganya sangat tinggi sekali (mencapai 45 - 70

%), mencapai tingkat dimana tidak ada kegiatan di agribisnis berbasis peternakan yang memiliki tingkat pengembalian modal (investment rate of return) setinggi itu.

Dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar seperti sekarang ini, maka kegiatan usaha agribisnis berbasis peternakan yang berorientasi ekspor dan menggunakan bahan baku domestik (atau memiliki kandungan impor yang sangat relatif kecil) yang mengalami booming dan dapat memperoleh keuntungan yang sangat besar. Harga produk agribisnis peternakan yang diekspor meningkat sebesar hampir 3 tiga sampai empat kali harga sebelum krisis ekonomi,

Disamping itu, secara relatif sebenarnya produk agribisnis berbasis peternakan yang bersifat substitusi impor pun dapat menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan karena harga di dalam negeri juga tinggi dan permintaannya juga tinggi.

Dengan tingginya pengangguran dan langkanya likuiditas di dalam perekonomian maka, agribisnis berbasis peternakan yang intensif tenaga kerja dan menghasilkan bahan makanan/pangan pokok akan dapat meraup keuntungan dan bertahan. Biaya produksi akan berkurang secara signifikan dan permintaan yang sangat tinggi akan menciptakan harga yang relatif tinggi, sampai pasokannya di pasar dapat normal kembali.

Dengan struktur dan perilaku serta pengelolaan agribisnis berbasis peternakan yang berkembang selama ini maka tidak banyak usaha agribisnis ini yang dapat bertahan kecuali sebagian besar usaha-usaha besar atau konglomerasi. Usaha peternakan rakyat baik kecil, menengah atau koperasi benar-benar sangat sulit untuk bertahan dan juga untuk dipulihkan kembali dengan kondisi perekonomian saat ini.

(6)

Strategi Pemulihan

Memang ironis sekali, dalam kondisi perekonomian yang booming atau baik, umumnya peternak rakyat kecil, menengah, dan koperasi tidak memperoleh kesempatan untuk menikmati pendapatan dan kesejahteraan yang relatif memadai. Dan kalau untungpun, itu harus diperoleh dengan susah payah. Dan dalam kondisi yang sulit seperti sekarang ini, peternak rakyat kecil, menengah, dan koperasi yang justru pertama sekali terjun bebas (menuju kebangkrutan). Peternak dan pengusaha besar dan konglomerat yang dulunya memperoleh keuntungan dan penghasilan yang luar biasa tinggi, tidak dapat berbuat pa- apa, karena melepaskan permasalahannya sendiri saja mereka tidak mampu. Pengalaman ini seharusnya mengajarkan kepada kita bahwa pendekatan pelaksanaan dan partisipasi usaha ekonomi yang memberikan prioritas kepada pendekatan konglomerasi dan atau usaha besar tidak dapat diharapkan secara berkesinambungan,

Dalam kondisi krisis ekonomi dan dimensi serta dampak permasalahan yang dikanciungnya, maka dalam rangka pemulihan usaha agribisnis berbasis peternakan perlu ditetapkan dan dilaksanakan strategi-strategi pemulihan sebagai berikut

Menghidupkan kembali sesegera mungkin usaha agribisnis berbasis peternakan. Kunci dari pemulihan kembali ini adalah tersedianya sarana produksi peternakan (sapronak) dengan harga yang reasonable dan dalam jumlah yang memadai serta kualitas yang relatif baik. Kunci dari penyediaan sapronak ini adalah tersedianya pakan dengan harga yang menguntungkan dan ketersediaan yang kontinu, lalu tersedianya bibit atau baltalan yang berkualitas baik.

Memberdayakan segera usaha ekonomi peternak kecil, menengah, dan koperasi yang berusaha pada agribisnis berbasis peternakan. Pemberdayaan usaha ini dimungkinkan hanya jika peternak rakyat kecil, menengah, dan koperasi dapat memulai

(7)

kembali usaha agribisnis berbasis peternakannya. Dalam kondisi kesulitan likuiditas (cash money) dan daya usaha yang parah seperti saat ini maka perlu segera dilaksanakan skim kredit atau subsidi likuiditas yang sifatnya penyelamatan (rescuing), langsung, selektif, dan terkontrol bagi peternak rakyat kecil, menengah, dan koperasi.

Membantu dan mendorong berfungsinya koperasi agribisnis di sektor peternakan. Koperasi agribisnis peternakan merupakan suatu lembaga ekonomi dan bisnis peternak rakyat kecil dan menengah yang dapat memberikan dan menjamin nilai tambah dan pendapatan bagi mereka, memperkuat usaha peternak rakyat meningkatkan daya saing dan fleksibilitas usaha peternakan, dan menghasilkan kinerja agribisnis peternakan yang tangguh. Seluruh potensi pembiayaan dan program yang sifatnya penyelamatan sebaiknya disalurkan dan diprioritaskan secara langsung kepada koperasi agribisnis yang sudah ada dan berkembang.

Mendorong dan membantu langsung pengembangan industri-industri pada agribisnis berbasis peternakan ke arah berbasis dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya domestik.

Impor hanya dimungkinkan bagi penyediaan bahan baku atau sarana produksi peternakan yang memang benar-benar tidak tersedia di dalam negeri (untuk kasus perunggasan misalnya, impor GPS masih layak untuk dilakukan).

Mempercepat dan mendorong usaha atau kegiatan agribisnis berbasis peternakan yang menghasilkan produk dengan orientasi ekspor. Dalam kondisi krisis ekonomi yang parah seperti ini yang menguntungkan dan mampu bertahan. Percepatan dan fasilitasi yang paling mendesak adalah adanya jaminan transaksi perdagangan yang lancar dengan mitra dagang luar negeri dan tersedianya sarana dan prasarana distribusi serta transportasi yang memadai.

(8)

Agenda Reformasi

Pengalaman kita dalam menghadapi krisis ekonomi dan gejolak atau krisis agribisnis berbasis peternakan sekarang ini membawa banyak pelajaran yang harus kita sadari dan pahami bersama, dan secara bersarna juga mencari upaya agar usaha di agribisnis ini dapat kembali bergairah dan kita tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk waktu yang berbeda. Persoalan yang timbul saat ini juga adalah karena terjadinya mis managemen sistem agribisnis berbasis peternakan, dan untuk perbaikan serta pemulihannya tidak dapat dilakukan secara partial dan setengah hati.

Agribisnis berbasis peternakan/ seperti umumnya sektor agribisnis, menurut saya harus direformasi dalam arti diadakan perubahan-perubahan yang mendasar dan menyeluruh baik didalam strategi dan kebijakan makro, kebijakan dan pendekatan mikro di dalam kegiatan usaha, struktur dan perilaku sistem agribisnis, dan struktur kelembagaan yang melayani agribisnis Reformasi agribisnis berbasis peternakan ini diarahkan untuk:

Memperjuangkan agar terjadi perubahan paradigma kebijakan makro (misalnya kebijakan nilai tukar, kebijakan suku bunga kredit dan investasi, dll.) dan strategi industrialisasi kearah kebijakan dan strategi industrialisasi yang berbasis sektor agribisnis dan bersahabat dengan pembangunan agribisnis.

Untuk ini maka misalnya nilai tukar kita sebaiknya tidak didistorsi dan dipaksa diintervensi untuk tetap pada level yang over-value, tetapi diarahkan untuk mencapai titik keseimbangan pasar riil melalui mekanisme pasar.

Memberikan keberpihakan dan partisipasi yang relatif Iebih nyata dan dominan kepada peternak rakyat kecil dan menengah dalam wadah kelembagaan ekonomi bisnis koperasi agribisnis peternakan. Keberpihakan dan partisipasi ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam upaya memberdayakan ekonomi rakyat, karena disamping dalam hal sumber mata pencaharian/

(9)

kesem-patan kerja dan penyerapan tenaga kerja sebagian besar masyarakat berada didalam kelompok dengan skala usaha kecil dan menengah, dengan kuatnya kelembagaan ekonomi dan bisnis koperasi agribisnis maka kelompok ini akan mendapatkan nilai tambah dan peningkatan pendapatan yang berarti. Dengan pengalaman krisis ekonomi yang sedang kita alami ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa pendekatan partisipasi ekonomi dengan skala besar/mega proyek dan konglomerasi (seperti perusahaan inti) sama sekali tidak bisa diharapkan membantu perekonomian rakyat, menyelesaikan persoalan mereka saja masih belum terbukti sukses.

Menghilangkan segala distorsi ekonomi dan kelembagaan yang memberatkan dan merugikan peternak rakyat. Distorsi ekonomi itu baik misalnya melalui keharusan mengikuti kemitraan peternak-perusahaan inti atau pemberian subsidi kurs impor kepada asosiasi atau gabungan pengusaha yang bersifat kartel. Sedangkan distorsi kelembagaan yang memberatkan peternak rakyat dan perekonomian secara umum antara lain adanya keputusan dan kebijakan pemerintah yang menyekat-nyekat dan membatasi usaha budidaya peternakan itu (yang notabene nilai tambahnya kecil) menjadi bagian peternak rakyat sementara usaha peternakan lainnya (yang nilai tambahnya sangat besar) menjadi bagian non-peternak rakyat.

Disamping itu harus juga dihapuskan dan di bubarkan aosiasi atau gabungan pengusaha di agribisnis berbasis peternakan yang bersifat monopoli/oligopoli atau kartel atau yang bersifat integrasi horizontal seperti GPMT atau GPPUI pada agribisnis perunggasan. Distorsi melalui kelembagaan-kelembagan ini tidak memberikan insentif kepada industri atau kegiatan lainnya yang dikuasai mereka untuk mengembangkan teknologi dan menggunakan bahan baku domestik. Disamping itu, distorsi kelembagaan ini juga akan membuat harga sapronak atau harga produk domestik menjadi relatif Iebih mahal sehingga tidak bisa bersaing dengan produk luar negeri.

Mengembangkan dan memodernisasi sistem pendidikan peternakan di Indonesia umumnya dan di Institut Pertanian

(10)

Bogor khususnya. Perekonomian nasional akan mengarah dan harus siap menyongsong era globalisasi dan persaingan bebas, liberalisasi perdagangan, dan integrasi ekonomi. Pada masa ini maka akan dituntut suatu kualitas dan mutu global suatu produk untuk bisa bersaing dan mampu bertahan dalam suatu pasar global. Kualitas dan mutu global ini menuntut kualitas sumberdaya manusia agribisnis peternakan yang memiliki visi clan keahlian yang sesuai. Agribisnis berbasis peternakan di masa mendatang membutuhkan: penguasaan teknologi pakan yang secara optimal dapat memartfaatkan bahan baku yang tersedia di dalam negeri; pengusaan teknologi rekayasa genetika yang mampu menghasilkan bibit dan benih dengan blue-punt genetis rendah antibiotika dan obat-obatan Iain, tahan penyakit, dll; dan teknologi/rekayasa sosial kelembagaan yang rnampu menggerakkan dan mengelola seluruh potensi sosial kelembagaan peternak rakyat menuju organisasi ekonomi yang favorable bagi pengembangan agribisnis peternakan dan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak.

Kurikulum dan sistem pengajaran/pendidikan peternakan harus dirancang dan dilaksanakan untuk menciptakan sumberdaya manusia peternakan berkualitas yang dapat mengantisipasi dan menjawab tantangan pengem-bangan agribisnis berbasis peternakan diatas.

Penutup

Dengan reformasi yang efektif dan efisien didalam sistem agribisnis berbasis peternakan secepatnya seperti yang diuraikan sebelumnya, maka harapan kita agribisnis ini dapat bergairah kembali. Bergairahnya kembali agribisnis ini sangat ditentukan oleh membaiknya kondisi perekonomian kita dari sisi penawaran dan sisi permintaan. Tetapi untuk agribisnis ini saat ini hal ini terutama akan ditentukan oleh perbaikan dari sisi perrnintaan yaitu day a beli masyarakat.

Disamping itu, potensi dan peluang bergairahnya kembali agribisnis ini harus diantisipasi secara strategis melalui proses

(11)

pembentukan dan lahirnya sumberdaya manusia agribisnis peternakan yang berkualitas global dan bervisi baru agribisnis, Peluang ini yang menurut saya perlu dijadikan agenda khusus civitas akademika Fakultas Peternakan IPB dalam rangka membangkitkan kembali agribisnis berbasis peternakan di masa mendatang.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Temuan yang diperoleh tersebut sejalan dengan Temuan yang diperoleh didalam tahapan pengujian hipotesis konsisten dengan penelitian Siregar (2012) mengungkapkan

Perempuan urban modern Indonesia dikatakan memiliki 10 sifat unik sebagai berikut: (1) Percaya bahwa memiliki karier adalah cara untuk berkontribusi kepada keluarga, dan

Tujuan Penelitian ini yaitu untuk menemukan solusi terbaik dalam upaya perbaikan nilai tegangan operasi yang memenuhi standar pelayanan distribusi lsitrik 20 kV

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

yang tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan satuan kerja perangkat daerah yang kontribusinya terhadap pencapaian prestasi kerja dapat diukur

Wardhaugh (1986:46) mengatakan, bahwa istilah dialek dapat digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan bahasa yang berhubungan dengan variasi kelompok sosial atau kelas

ulangan harian tetapi ada siswa yang lain yang merasa tidak suka pada hasil ulangan siswa tersebut, rasa tidak suka dan iri hati tersebut di sembunyikan jika bertemu

“1) Perbuatan terdakwa dilakukan kepada mantan istrinya dan perbuatannya telah menimbulkan rasa sakit dan luka-luka pada diri korban. 2) Perbuatan cabul dilakukan pada