• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MINI RISEACH ANALISIS CURAH HUJAN, TIPE IKLIM, DAN EVAPOTRANSPIRASI UNTUK KAB/KOTA DI SUMATERA UTARA DOSEN PENGAMPU: Riki Rahmad S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN MINI RISEACH ANALISIS CURAH HUJAN, TIPE IKLIM, DAN EVAPOTRANSPIRASI UNTUK KAB/KOTA DI SUMATERA UTARA DOSEN PENGAMPU: Riki Rahmad S."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MINI RISEACH

“ANALISIS CURAH HUJAN, TIPE IKLIM, DAN EVAPOTRANSPIRASI UNTUK KAB/KOTA DI SUMATERA UTARA”

DOSEN PENGAMPU:

Riki Rahmad S.Pd M,Sc

DISUSUN OLEH:

HAFNIDA HUSNA NIM : 3173331019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017

(2)

i HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Mini Riset ini diajukan oleh

Nama : Hafnida Husna

Nim : 3173331019

Program Studi : Pendidikan Geografi

Judul Mini Riset : Analisis Curah Hujan, Tipe Iklim, Dan

Evapotranspirasi Untuk Kab/Kota Di Sumatera Utara

Dosen Pembimbing : Riki Rahmad S.Pd, M.Sc

Tanda Tangan : -

(3)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Meteorologi dan Klimatologi ini sebagai tugas dari Bapak Riki Rahmad S.Pd M.Sc. Semoga Mini riserch ini dapat menyelesaikan tugas saya dan dipergunakan sebagai salah satu acuan untuk Memenuhi kurikulum kkni.

Harapan saya semoga MR ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya aku masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan MR ini.

Medan, 15 November 2017

Penulis

(4)

iii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Miniriset... 2

1.4 Manfaat Miniriset... 2

1.5 Batasan Miniriset ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Kerangka Teori ... 3

2.2 Miniriset Yang Sebelumnya Telah Ada ... 4

BAB III METODE PENELITIAN ... 5

3.1 Lokasi Penelitian ... 5

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 5

3.3 Analisis Data ... 5

BAB IV PEMBAHASAN ... 7

4.1 Hasil Miniriset ... 7

4.2 Pembahasan Hasil Miniriset ... 7

(5)

iv

BAB V PENUTUP ... 9

5.1 Kesimpulan ... 9

5.2 Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(6)

v DAFTAR TABEL

Stasiun Meteorologi Sampali

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus SeptemberOktober NovemberDesemberJumlah Rata-Rata

2007 212 15 12 101 340 180 333 174 308 430 452 185 2742 228,5

2008 55 16 181 154 121 63 219 259 255 441 235 196 2195 182,9167

2009 205 9 177 185 270 50 211 192 346 0 215 65 1925 160,4167

2010 131 66 27 47 71 198 128 190 150 148 247 220 1623 135,25

2011 219 99 232 234 144 109 148 286 220 365 240 332 2628 219

2012 113 79 124 0 367 122 125 139 244 299 0 0 1612 134,3333

2013 118,5 199,3 73,8 150 96,4 121 172,8 213,5 180,6 345 83 488,6 2242,5 186,875

2014 53,8 43,8 79,4 130 149,8 103,3 50,1 204,8 321,4 238,8 246,9 427 2049,1 170,7583

2015 7,4 57,3 10 33,7 134,3 19,6 108,8 148,6 107,8 246,3 335,4 194,7 1403,9 116,9917

2016 69,3 255,8 10,8 29,5 218,7 108,4 206,6 205,4 494 352,7 80,9 111,7 2143,8 178,65

Jumlah 1184 840,2 927 1064,2 1912,2 1074,3 1702,3 2012,3 2626,8 2865,8 2135,2 2220 20564,3 1713,692 Rata-Rata 118,4 84,02 92,7 106,42 191,22 107,43 170,23 201,23 262,68 286,58 213,52 222 2056,43 171,3692

Stasiun Meteorologi Maritim Belawan

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus SeptemberOktober NovemberDesemberJumlah Rata-Rata

2007 0 0 0 0 0 0 0 225 375 285 388 298 1571 130,9167

2008 206 94 183 226 167 50 213 143 394 419 408 157 2660 221,6667

2009 254 194 509 268 386 66 257 253 628 288 217 116 3436 286,3333

2010 173 81 268 80 302 167 198 328 168 194 444 152 2555 218,4546

2011 186 64 376 205 221 147 206 223,9 161,9 474,7 211,5 237 2714 226,1667

2012 180 100 201 171 471 88 317 185 293 433 275 222 2936 244,6667

2013 27,3 35 72,8 90,5 74 119,2 58,2 230,5 315,1 442,9 209,6 464,8 2139,9 178,325

2014 20,3 32,7 128,9 140 325,7 43,1 10,5 194,1 78 193,1 100,4 292,2 1559 129,9167

2015 291,5 115,2 140,8 173 230,1 100,2 160,2 180,7 176,4 327,9 448,6 134,5 2479,1 206,5917 2016 190,4 305,4 160,6 99,7 371,7 123,4 181,3 281,8 580,8 327,2 197 154,8 2974,1 247,8417 Jumlah 1528,5 1021,3 2040,1 1453,2 2548,5 903,9 1601,2 2245 3170,2 3384,8 2899,1 2228,3 25024,1 2090,88 Rata-Rata 152,85 102,13 204,01 145,32 254,85 90,39 160,12 224,5 317,02 338,48 289,91 222,83 2502,41 209,088

Stasiun Geofisika Tuntungan

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus SeptemberOktober NovemberDesemberJumlah Rata-Rata

2007 190 55 26 165 374 116 201 221 380 485 338 294 2845 237,0833

2008 164 136 189 216 224 122 155 181 542 278 209 212 2628 219

2009 204 95 331 197 404 139 46 50 229 305 241 111 2352 196

2010 194 41 216 48 115 173 137 230 255 257 490 367 2523 210,25

2011 314 34 598 104 258 285 177 254 318 537 248 221 3348 279

2012 118 75 182 376 468 78 291 224 168 278 245 217 2720 226,6667

2013 477,7 226,8 257,4 188,8 452,9 147,1 177,4 485,4 120,9 6 161,6 256,8 2958,8 246,5667

2014 51,2 57,3 94,8 161,7 252,8 160,2 193,2 334,8 317,3 341,9 291 179,4 2435,6 202,9667

2015 133,3 49,4 9,8 5 237,2 99,6 17,5 67,4 188 317,3 538,4 295,6 1958,5 163,2083

2016 110,7 319,4 67,3 67,2 378,1 223,7 150,9 180,3 823,8 476,7 165,7 198,3 3162,1 263,5083 Jumlah 1956,9 1088,9 1971,3 1528,7 3164 1543,6 1546 2227,9 3342 3281,9 2927,7 2352,1 26931 2244,25 Rata-Rata 195,69 108,89 197,13 152,87 316,4 154,36 154,6 222,79 334,2 328,19 292,77 235,21 2693,1 224,425

(7)

vi

Stasiun/BulanJanuari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-Rata Sampali 118,4 84,02 92,7 106,42 191,22 107,43 170,23 201,23 262,68 286,58 213,52 222 2056,43 171,3692 Belawan 152,85 102,13 204,01 145,32 254,85 90,39 160,12 224,5 317,02 338,48 289,91 222,83 2502,41 208,5342 Tuntungan 195,69 108,89 197,13 152,87 316,4 154,36 154,6 222,79 334,2 328,19 292,77 235,21 2693,1 224,425 Jumlah 466,94 295,04 493,84 404,61 762,47 352,18 484,95 648,52 913,9 953,25 796,2 680,04 7251,94 604,3283 Rata-Rata 155,6467 98,34667 164,6133 134,87 254,1567 117,3933 161,65 216,173333 304,633333 317,75 265,4 226,68 2417,313 201,4428

(8)

vii DAFTAR GAMBAR

(9)

viii

(10)

ix DAFTAR LAMPIRAN

(11)

x

(12)

xi

(13)

xii Pertanyaan Awal :

1. Mengetahui apa itu curah hujan?

2. Bagaimana cara-cara membuat hujan buatan?

3. Bahan-bahan apa saja yang di perlukan untuk membuat hujan buatan?

4. Langkah-langkah apa saja yang di perlukan untuk membuatnya?

Program Studi : Pendidikan Geografi

Judul :“Analisis Curah Hujan, Tipe Iklim, dan Evapotranspirasi Potensial Untuk KAB/KOTA di Sumatera Utara”

ABSTRAK

Curah hujan merupakan salah satu unsur yang penting dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat seperti pada bidang pertanian, pengairan, perhubungan,

dan industri. Dengan demikian diperlukan peramalan curah hujan.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peramalan curah hujan di Stasiun Pabelan Sukoharjo menggunakan metode runtun waktu fuzzy musiman.

Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan data curah hujan di Stasiun Pabelan Sukoharjo periode Januari 2011-Desember 2014. Berdasarkan data tersebut kemudian digunakan untuk proses peramalan menggunakan metode runtun waktu fuzzy musiman. Pada metode ini dilakukan dengan mengkombinasikan

variasi musiman dan hasil peramalan tanpa efek musiman. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan model ˆ Ft = (Cvt + Ds(t_1))Sit dengan Cvt adalah nilai defuzzifikasi, Ds(t_1) adalah data yang sudah dihilangkan efek musimannya dan Sit adalah indeks musiman untuk t = 1(Januari 2015), diperoleh peramalan untuk w = 3 adalah 372.00 mm.

Kata Kunci : curah hujan, peramalan, metode runtun waktu fuzzy musiman

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

klimatologis pola iklim di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pola monsunal, pola ekuatorial dan pola lokal. Pola Monsunal dicirikan oleh bentuk pola hujan yang bersifat unimodal (satu puncak musim hujan). Selama tiga bulan curah hujan relatif tinggi biasa disebut musim hujan, yakni Desember, Januari dan Februari (DJF) dan tiga bulan curah hujan rendah bisa disebut musim kemarau , periode Juni, Juli dan Agustus (JJA), sementara enam bulan sisanya merupakan periode peralihan (tiga bulan peralihan kemarau ke hujan, dan tiga bulan peralihan hujan ke kemarau).

Pola ekuatorial dicirikan oleh pola hujan dengan bentuk bimodal (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober yaitu pada saat matahari berada dekat ekuator.Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal(satu puncak hujan) tapi waktunya berlawanan dengan pola hujan pada tipe monsoon (Effendy, 2001).

Dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran ada beberapa sifat hujan yang penting untuk diperhatikan, antara lain adalah intensitas hujan (I), lama waktu hujan (t), kedalaman hujan (d), frekuensi (f) dan luas daerah pengaruh hujan (A). Komponen hujan dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa hujan titik maupun hujan rata-rata yang meliputi luas daerah tangkapan (chatment) yang kecil sampai yang besar.Analisis hubungan dua parameter hujan yang penting berupa intensitas dan durasi dapat dihubungkan secara statistik dengan suatu frekuensi kejadiannya (Soemarto, 1987).

Hujan merupakan komponen utama daur air di dalam atau wilayah. Hujan juga merupakan sumber air utama suatu wilayah. Curah hujan yang kecil akan mengakibatkan kestimbangan air disuatu wilayah mengalami defisit yang cukup besar, terutama di wilayah tropis yang laju evaporasinya cukup besar. Variabel hujan (presipitasi) yakni : curahan (tebal), lama (durasi), dan intensitas hujan merupakan variabel atau vaktor penting dalam pengendalian air limpasan permukaan dan rekayasa konservasi tanah dan air (Mawardi, 2012).

(15)

2 Indonesia termasuk dalam wilayah yang beriklum tropika basah, dengan ciri-ciri pola hujan yang berbeda dengan wilayah yang beriklim tropika atau beriklim sedang (temperate). Namun demikian karena indonesia meliputi kawasan yang sangat luas, maka pola hujan yang jatuh di wilayah indonesia sangat beragam, dipengaruhi oleh kondisi topografis dan geografis wilayah masing- masing.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana siklus terjadinya hujan?

2. Bagaimana pola hujan di indonesia?

3. Bagaimana teknik hujan buatan?

4. Apa saja jenis hujan di indonesia?

5. Bahan apa yang dapat di gunakan dalam hujan buatan?

1.3 Tujuan Miniriset

1. Mahasiswa mengetahui cara menentukan curah hujan disiatu wilayah 2. Mahasiswa mengetahui penggunaan alat pengukur curah hujan

1.4 Manfaat Miniriset

1. Untuk mengetahui curah hujan 2. Menambah wawasan

3. Mengetahui jumlah hujan harian, Mingguan, Bulanan dan Tahunan 1.4 Batasan Miniriset

Sampai pada perhitungan aljabar, poligon, isohyet.

(16)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori

meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu batuk, dan meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil kedinginan. Air hujan pun juga memiliki manfaat, Manfaat air hujan bagi manusiaa adalah Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan atau daging,seringkali tangan kita masih bau walaupun sudah dicuci dengan sabun.

Cobalah cuci tangan yang bau ikan dengan air hujan. Manfaat air hujan bagi tubuh adalah air hujan mampu menghilangkan toksin/racun pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan air hujan segar, kemudian rendam telapak kaki kita selama ± 15 menit. Lakukan secara rutin.Air hujan harus langsung ditampung tanpa melewati genteng melalui talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air Hujan juga bermanfaat bagi tumbuhan. Manfaat Air hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan adanya hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan terpenuhi.

Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002).

Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus.

Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi

(17)

4 iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Tjasyono (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.

2.2 Miniriset Yang Sebelumya Telah Ada 1. Geomorfologi Dasar

2. Geologi Dasar 3. Pengantar Geografi 4. Pengembangan Materi Ips 5. Ipa Dasar

6. Pengembangan Peserta didik 7. Filsafat Pendidikan

8. Kepemimpinan

(18)

5 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian

Tidak ada lokasi

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menggunakan data ONLINE BMKG, dengan menggunkan metode aritmatik (aljabar), poligon theissen, dan isohyet.

3.3 Analisis Data

Hampir semua kegiatan pengembangan sumberdaya air memerlukan informasi hidrologi untuk dasar perencanaan dan perancangan. Akibatnya apabila informasi hidrologi yang dihasilkan tidak cermat akan mengasilkan rancangan yang tidak akurat pula (bahkan dapat berakibat fatal ).

Interpretasi terhadap fenomena hidrologi akan dapat dilakukan dengan cermat apa bila didukung ketersediaan data yang cukup. (Diperlukan sarana pengumpulan data yang memadai dan kegiatan pengumpulan data yang kon – sisten, kemampuan mengidentifikasi masalah, dan mampu memilih cara penyelesaian terbaik ).Syarat pemilihan lokasi setasiun hujan sesuai dengan evaluasi jaringan tidak terlalu terbuka ( over exposed ) tidak terlalu tertutup ( under exposed ) berjarak minimal 4x tinggi rintangan terdekat.

1. Hujan : bentuk tetesan air yang mempunyai garis tengah lebih dari 0,05 mm atau lebih kecil dan terhambur luas pada suatu kawasan

2. Curah hujan (R) : banyaknya air yang jatuh ke permukaan bumi, dalam hal ini permukaan bumi dianggap datar dan kedap, tidak mengalami penguapan dan tersebar merata serta dinyatakan sebagai ketebalan air (rain depth, mm, cm)

3. Durasi hujan (t) : lamanya waktu hujan tercurah dari atmosfer ke permukaan bumi, dinyatakan sebagai satuan waktu (menit, jam, hari) 4. Intensitas hujan (I) : ukuran yang menyatakan tebal hujan dalam satuan

tertentu (mm/jam, cm/hari)

5. Frekuensi Intensitas Hujan (T) : interval watu rata-rata antara kejadian curah hujan yang mempunyai intensitas tertentu dengan kejadian curah hujan dengan intensitas yang sama atau lebih lebat 6. Luas daerah hujan

(19)

6 (A) : luas areal dengan suatu hujan yang tebalnya dianggap sama, dan dinyatakan sebagai satuan luas (ha, km2 )

(20)

7 BAB IV

PEMBAHASAN 4.1 Hasil Miniriset

1. Peta;

2. Data Curah Hujan (menggutakan metode aritmatik, poligon dan isohyet);

3. Jumlah dari curah hujan besrta rata-ratanya.

4.2 Hasil Pembahasan Miniriset

Kata peta pasti sudah sangat familiar di telinga kita. Anda pasti sering melihat atau bahkan pernah menggunakan peta, tetapi mungkin Anda masih kesulitan untuk mendeskripsikan pengertian dari peta. Sebenarnya Anda tidak perlu menghafal definisi dari peta, cukup dengan melihat peta seharusnya Anda sudah bisa mendefinisikan peta.

Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Sudahkah Anda memahami pengertian dari peta tersebut? Mudah bukan? Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud yang sama. Berikut beberapa pengertian peta dari para ahli.

Menurut ICA (International Cartographic Association)

Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.

Menurut Aryono Prihandito (1988)

Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.

(21)

8 Menurut Erwin Raisz (1948)

Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.

Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)

Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antarkota, lokasi pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara, dan sebagainya. Ketampakan yang digambar pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu ketampakan alami dan ketampakan buatan manusia (budaya).

Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Data yang diperoleh berupa data digital dan hasil dari gambaran tersebut dapat disimpan dalam suatu media seperti disket, CD, maupun media penyimpanan lainnya, serta dapat ditampilkan kembali pada layar monitor komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography Information system). Ilmu yang mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli dalam bidang peta dan pemetaan disebut kartograf.

(22)

9 BAB V

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu batuk, dan meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil kedinginan. Air hujan pun juga memiliki manfaat, Manfaat air hujan bagi manusiaa adalah Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan atau daging,seringkali tangan kita masih bau walaupun sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan yang bau ikan dengan air hujan.

Manfaat air hujan bagi tubuh adalah air hujan mampu menghilangkan toksin/racun pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan air hujan segar, kemudian rendam telapak kaki kita selama ± 15 menit. Lakukan secara rutin.Air hujan harus langsung ditampung tanpa melewati genteng melalui talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air Hujan juga bermanfaat bagi tumbuhan. Manfaat Air hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan adanya hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan terpenuhi.

5.2 Saran

Penelitian ini kekurangan subjek yang memenuhi kriteria. Peneliti disarankan untuk mencari responden di luar wilayah penelitian ini di ambil agar lebih memperkaya informasi dan pemahaman dari banyaknya pengalaman orang lain. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun laporan mini riset ini.

(23)

10 DAFTAR PUSTAKA

Rahmad, Riki. 2017. “ANALISIS CURAH HUJAN, TIPE IKLIM, DAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL UNTUK KAB/KOTA DI SUMATERA UTARA.” Open Science Framework. November 20. osf.io/hy9fm

Daldjoeni, N. 2014. Pokok-pokok Klimatologi. Yogyakarta : Penerbit Ombak https://id.wikipedia.org/wiki/Klimatologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Peta

http://www.ipsmudah.com/2017/05/10-pengertian-peta-menurut-para-ahli.html

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan sosial atau hubungan antar manusia yang didasari dengan ajaran-ajaran Islam. akan membuat keharmonisan dan ketentraman satu sama

Liver iron accumulation in patients with chronic active hepatitis C: Prevalence and role of hemochromatosis gene mutations and relationship with hepatic histological lesions..

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, guru pembimbing akan memberikan umpan balik yang berkaitan dengan kegiatan praktek mengajar yang dilakukan

Dengan metode sakamoto ini, diharapkan masalah-masalah yang ada diatas dapat diselesaikan, sehingga memberi kesan yang berbeda dan menarik kepada peserta didik

Setelah beton deckling dan pemasangan pelat denagan las listrik dengan jarak dari penulang corewall 5 cm yang di pasang pada bagian kanan dan kiri pada bagian

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhandari dkk menunjukkan bahwa ANC lebih tinggi pada bayi baru lahir yang mengalami sepsis dibandingkan yang tidak mengalami

2). Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayi baru lahir. Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat bayinya... Memberikan

Sambil melanjutkan perjalanan, Elia mengatakan kepada Elisa, ”Mintalah apa yang harus aku lakukan bagimu sebelum aku diambil darimu.” Seperti halnya Salomo dulu, Elisa meminta