• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE)

Sani Firmansyah 1)

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi saniganteng8@gmail.com

Eri Cahrial 2)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi eri.cahrial@yahoo.co.id

suyudi 3) suyudi@unsil.ac.id

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam Program Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS-PAJALE). Metode penelitian menggunakan metode studi kasus pada Kelompoktani Budiluhur I Desa Sodonghilir Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya. Teknik penentuan responden dengan menggunakan teknik sensus pada seluruh anggota Kelompoktani Budiluhur I, yaitu sebanyak 30 anggota.

Data-data hasil wawancara dikumpulkan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik non parametrik dengan uji korelasi Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluh pertanian telah berhasil menjalankan perannya sebagai fasilitator, pendidik, teknikal dan sebagai utusan/wakil dengan digolongkan dalam kriteria baik.

Partisipasi petani dalam Program Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (PAJALE) tergolong tinggi, artinya petani telah berhasil menjalankan Program Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS-PAJALE).

Hasil pengujian dengan uji korelasi Rank Spearman, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara peran penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam Program Upaya Khusus Swasembada Padi Jagung dan Kedelai (PAJALE).

Kata Kunci : Peran, Penyuluh Pertanian, Partisipasi Petani, UPSUS-PAJALE

(2)

2 ABSTRAK

The research aimed to find out the relationship between the role of agricultural extention and farmer perticipation of farmer in Rice, Corn and Soybeans Self- Sufficiency Program Special Effort. The method of this research using the case study of Budiluhur I agricultural group Sodonghilir village, districk of Sodonghilir, Tasikmalaya Regency Special Effort (UPSUS-PAJALE). Determinatian technique using the technique of census respondens for 30 members Budiluhur I agricultural group. The interview data collected by tabular form, and then analyzed using non- parametric statistics by Spearman Rank Corelation test.

Farmers participation of farmers in Rice, Corn and Soybeans Self-Sufficiency Program Special Effort (UPSUS-PAJALE) is high, it means that farmers have succsessfull run this Program.

The result of the Spearman Rank corelation test, showed that there is not relationship between the role of agricultural extention and farmers participation of farmers in Rice, Corn and Soybeans Self-Sufficiency Program Special Effort (UPSUS-PAJALE) with low levels of correlatioan.

Keywors : Role, Agricultural Extention, Farmer Perticipation, UPSUS-PAJALE PENDAHULUAN

Undang-Undang Pangan Republik Indonesia Nomer 18 tahun 2012 menyatakan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikam manfaat secara adil, merata, dan bekelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.

Ketahanan pangan dinyatakan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. Dalam rangka mencapai ketahanan pangan tersebut, negara harus mandiri dan berdaulat dalam menentukan kebijakan pangannya sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya. Sebagai upaya mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan tersebut, Kementrian Pertanian menjabarkan melalui kebijakan pembangunan pertanian dalam Program Swasembada Pangan Padi, Jagung Dan Kedelai. Program swasembada padi, jagung, kedelai

(3)

3

ditempuh melalui program ekstensifikasi (perluasan areal tanam) dan intensifikasi (peningkatan produktifitas dan peningkatan intensitas pertanaman) dengan kegiatan, antara lain: (1) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) atau Jaringan Irigasi Desa (JIDES), untuk menjamin ketersediaan air diperlukan dalam pertumbuhan tanaman padi, jagung, kedelai yang optimal, (2) Penyedian alat mesin pertanian (ALSINTAN), (3) Penyediaan dan penggunaan bibit unggul, (4) Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang, (5) Pengaturan musim tanam dengan menggunakan Kalender Musim Tanam (KATAM), (6) Pelaksanaa Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT). (KEMENTAN, 2015)

Desa Sodonghilir merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya, yang mempunyai lahan yang luas untuk penanaman padi, jagung dan kedelai namun produktivitas lahan dan produksi padi, jagung, dan kedelai masih belum optimal mengingat sumber daya alam dan sumber daya manusia. Desa Sodonghilir masih belum bisa dikembangkan lagi, dikarenakan kurangnya mitra petani yaitu penyuluh. Ditambah makin bertambahnya kelompok- kelompok tani di Desa Sodonghilir hal ini berpotensi bagi para petani kurang mendapatkan informasi.

Fashihullisan (2009) menyatakan bahwa peranan penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu: (1) Peran fasilitator (Facilitative Roles), (2) Peran pendidik (Educational Roles), (3) Peran teknikal (Technical Roles), dan (4) Peran utusan atau wakil (Representasional Roles).

Totok Mardikanto (1988) mengemukakan tentang adanya empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan, yaitu : (1) partisipasi dalam pengambilan keputusan, (2) partisipasi dalam pelaksanaan program, (3) partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan, dan (4) partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang diajukan sebagai berikut: (1) Bgaimanakah peran penyuluh pertanian dalam Program Upaya Khusus Swasembada padi, jagung, dan kedelai

(4)

4

(UPSUS-PAJALE) ? (2) Bagaimana tingkat partisipasi kelompoktani Budiluhu I terhadap Program Upaya Khusus Swasembada padi, jagung, dan kedelai (UPSUS- PAJALE)? (3) Adakah hubungan antara peran penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam Program Upaya Khusus Swasembada padi, jagung, dan kedelai (UPSUS-PAJALE) bagi petani?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam Program UPSUS-PAJALE, dan mengetahui tingkat partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE serta mengetahui hubungan antara peran penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus pada Kelompoktani Budiluhur I dengan alasan bahwa faktor pendukung atau karakteristik kelompoktani yang lebih aktif dan lebih maju, hal ini berdasarkan keadaan anggota kelompok tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan teknik sensus, yang menurut Singarimbun dan Effendi (1995) merupakan teknik penelitian dengan cara mengambil seluruh anggota dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data.

Data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Teknik penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sensus terhadap anggota Kelompok Tani Budiluhur I sebanyak 30 orang.

Operasionalisasi variabel berfungsi mengarahkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini kedalam indikator-indikator yang lebih mendetail, yang berguna dalam pembahasan hasil penelitian. Adapun variabel-variabel yang diamati dijelaskan dalam Tabel 1. dan Tabel 2. Peran penyuluh pertanian adalah aspek dinamis dari

(5)

5

kedudukan seorang penyuluh yang melaksanakan hak dan kewajibannya (Deptan, 2008).

Tabel 1. Opersionalisasi Variabel Peranan Penyuluh Pertanian

Variabel Indikator Item Skala skor

Peran Penyuluh Pertanian

Fasilitator

1. Kemampuan menyediakan fasilitas pendukung

2. Pendekatan akses kelembagaan 3. Kesan fasilitas yang positif 4. Tempat pertemuan

5. Kelengkapan fasilitas 6. Kondisi fasilitas

7. Penggunaan alat peraga 8. Keterampilan alat peraga 9. Jenis alat peraga

10. Info saran

Ordinal 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Pendidik

1. Kemampuan merubah sikap petani

2. Memberikanpengetahuan kepada petani dengan baik 3. Memberikan keterampilan kepada petani dengan baik 4. Kemampuan memberikan

arahan/penjelasan

Ordinal 3 3 3 3

Teknikal

1. Mengenalkan cara penanaman padi, jagung dan kedelai 2. Penjelasan penggunaan

ALSINTAN

3. Penjelasan cara pemupukan 4. Penjelasan tentang KATAM 5. Penjelasan cara panen 6. Penjelasan GP-PTT

Ordinal 3 3 3 3 3 3

Utusan/wakil

1. Kemampuan membangun hubungan dengan petani 2. Kemampuan menempatkan diri

dengan petani

3. Kesan positif dari penyuluh

Ordinal 3 3 3

(Sumber: Fashihullisan, 2009)

(6)

6

Totok Mardikanto, 1993 mengemukakan partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota dalam suatu kegiatan. Operasinal variabel partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE sebagai berikut:

Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Partsisipasi Petani dalam Program UPSUS- PAJALE

Variabel Indikator Item Skala Skor

Partisipasi Petani

Pengambilan Keputusan

1. Kemampuan memberikan ide atau gagasan

2. Keikutsertaan dalam pertemuan

Ordinal 3 3

Pelaksanaan program

1. Keikutsertaan dalam gotong royong

2. Kemampuan memberikan sumbangan moril dan materil 3. Penerapan hasil penyuluhan

Ordinal 3 3

Pemantauan dan evaluasi

1. Membuat laporan kegiatan

2. Mengikuti evaluasi kegitan Ordinal 3 3

Pemanfaatan Hasil

1. Dampak positif yang dirasakan dari program

2. Peningkatan wawasan dan kemampuan

3. Peningkatan hasil produksi 4. Pemanfaatan inventaris yang

diberikan program

5. Peningkatan perekonomian

Ordinal 3 3

(Sumber: Totok Mardikanto, 1988)

Menurut Rusidi (1992) untuk mengetahui tingkat klasifikasi dari setiap item pertanyaan apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah yaitu menggunakan skoring sebagai berikut :

1) Tinggi ………. 3 2) Sedang ……… 2 3) Rendah ……… 1

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui tanggapan dari responden untuk masing-masing variabel dapat digunakan rumus sebagai berikut :

(7)

7 Interval =

(Sumber: Rusidi, 1992)

Keterangan :

R = Jumlah responden P = Jumlah pertanyaan/ item K = Kriteria penelitian SKti = Skor tertinggi SKtr = Skor terendah

1. Kriteria penilaian dari variabel “peran penyuluh pertanian” adalah sebagai berikut : Interval =

=

=

460

Maka :

Tabel 3. Kriteria Peranan Penyuluh Pertanian

Skor Kriteria Peranan Penyuluh

690 - 1150 Kurang

1151 - 1611 Sedang

1612 - 2072 Baik

2. Kriteria penilaian dari variabel “Partisipasi Petani” adalah sebagai berikut : Interval =

=

=

240

Maka :

Tabel 4. Kriteria Partisipasi Petani

Skor Kriteria Partisipasi Petani dalam Program UPSUS-PAJALE

360 - 600 Rendah

601 - 841 Sedang

842 - 1802 Tinggi

Uji yang digunakan untuk mengukur hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam program Upaya Khusus swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai (UPSUS-PAJALE) adalah Uji Korelasi Rank Spearman (Sidney Siegel, 1997) dengan prosedur analisis sebagai berikut :

(8)

8

H0 :

= 0

Tidak terdapat hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam program Upaya Khusus swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai (UPSUS-PAJALE).

H1 :

0

Terdapat hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam program Upaya Khusus swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai (UPSUS-PAJALE).

Kriteria uji yang digunakan untuk menetapkan keputusan hipotesis tersebut adalah : Bila

T

rs

(n - 2) Terima H0 dan Tolak H1

Bila

T

rs

>

(n - 2) Terima H1 dan Tolak H0

Keeratan hubungan antar variabel dapat diketahui dengan menggunakan penafsiran koefisien dari Sugiyono (2003) yaitu :

a. 0,00 - 0,1999 Korelasi sangat rendah b. 0,20 - 0,399 Korelasi rendah c. 0,40 - 0,599 Korelasi sedang d. 0,60 - 0,799 Korelasi kuat e. 0,80 - 1,00 Korelasi sangat kuat HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Penyuluh Pertanian

Tabel 5. Skor Peran Penyuluh Pertanian

Indikator Jumlah Skor Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian

Fungsi Fasilitator 712 902 Baik

Fungsi Pendidik 303 362 Baik

Fungsi Teknikal 465 542 Baik

Fungsi Utusan/wakil 237 272 Sedang

Jumlah Total 1.717 2072 BAIK

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

Tabel 5. menunjukkan jumlah skor dari masing-masing indikator peran penyuluh pertanian. Secara keseluruhan peran penyuluh pertanian dikategorikan ke dalam kriteria penilaian baik. Untuk lebih rincinya akan dijelaskan sebagai berikut :

(9)

9

Tabel 6. Skor Peran Penyuluh Berdasarkan Fungsi Fasilitator

Indikator Item Jumlah

Skor

Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian

Fungsi Fasilitator

1. Kemampuan

menyediakan fasilitas pendukung

2. Pendekatan akses kelembagaan 3. Kesan fasilitas yang

positif

4. Tempat pertemuan 5. Kelengkapan fasilitas 6. Kondisi fasilitas 7. Penggunaan alat

peraga

8. Keterampilan alat peraga

9. Jenis alat peraga 10. Info saran

67

78 78 71 55 81 73 66 75

92

92 92 92 92 92 92 92 92

Sedang

Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Sedang

Baik

Jumlah 712 902 Baik

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

Tabel 6. menunjukkan kriteria fungsi fasilitator dalam peran penyuluh pertanian terkait Program UPSUS-PAJALE tergolong baik karena penyuluh pertanian telah menjalankan perannya sebagai fungsi fasilitator yaitu memfasilitasi segala kebutuhan yang berkaitan dengan penyuluhan

Tabel 7. Skor Peran Penyuluh Berdasarkan Fungsi Pendidik

Indikator Item Jumlah

Skor

Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian

Fungsi Pendidik

1. Kemampuan merubah sikap petani

2. Memberikan pengetahuan kepada petani dengan baik 3. Memberikan keterampilan kepada petani dengan baik 4. Kemampuan memberikan

arahan/penjelasan

73 66 77 82

92 92 92 92

Baik Sedang

Baik Baik

Jumlah 303 362 Baik

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

(10)

10

Tabel 7. menunjukkan kriteria fungsi pendidik dalam peran penyuluh pertanian Program UPSUS-PAJALE tergolong baik karena penyuluh pertanian mampu merubah sikap petani.

Tabel 8. Skor Peran Penyuluh Berdasarkan Fungsi Teknikal

Indikator Item Jumlah

Skor

Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian

Fungsi Teknikal

1. Mengenalkan cara penanaman padi, jagung dan kedelai

2. Penjelasan penggunaan ALSINTAN

3. Penjelasan cara pemupukan 4. Penjelasan tentang

KATAM

5. Penjelasan cara panen 6. Penjelasan GP-PTT

77

75

69 89

75 80

92

92

92 92

92 92

Baik

Baik

Sedang Baik

Baik Baik

Jumlah 465 542 Baik

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

Tabel 8. menunjukkan kriteria fungsi teknikal dalam peran penyuluh pertanian terkait Program UPSUS-PAJALE termasuk baik. Hal ni dikarenakan Penyuluh sudah mengenalkan cara penanaman padi, jagung, dan kedelai sesuai dengan arahan, menjelaskan penggunaan ALSINTAN, menjelaskan pemupukan yang baik sesuai dengan dosis yang dibutuhkan tanaman, menjelaskan cara panen dan pasca panen, dan menjelaskan mengenai GP-PTT.

Tabel 9. Skor Peran Penyuluh Berdasarkan Fungsi Utusan/Wakil

Indikator Item Jumlah

Skor

Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian Fungsi

Utusan/

Wakil

1. Kemampuan membangun hubungan dengan petani 2. Kemampuan menempatkan

diri dengan petani

3. Kesan positif dari penyuluh

78 79 80

92 92 92

Baik Baik Baik

Jumlah 237 272 Baik

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

(11)

11

Tabel 9. menunjukkan kriteria fungsi utusan/wakil dalam peran penyuluh pertanian terkait Program UPSUS-PAJALE tergolong baik. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian setempat telah menjalankan fungsi sebagai utusan atau wakil dengan baik.

Partisipasi Petani dalam Program UPSUS-PAJALE

Tabel 10. Skor Partisipasi Petani dalam Program Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS-PAJALE)

Indikator Jumlah Skor

Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian

Pengambilan Keputusan 154 182 Tinggi

Pelaksanaan program 186 211 Sedang

Pemantauan dan evaluasi 156 182 Tinggi

Pemanfaatan Hasil 409 452 Tinggi

Jumlah Total 901 1.082 Tinggi

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

Tabel 10. menunjukkan jumlah skor dari masing-masing indikator partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE. Secara keseluruhan partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE dikategorikan ke dalam kriteria penilaian tinggi. Untuk lebih rincinya akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 11. Skor Partisipasi Petani dalam Pengambilan Keputusan

Indikator Item Jumlah

Skor

Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian Pengambilan

Keputusan

3. Kemampuan memberikan ide atau gagasan

4. Keikutsertaan dalam pertemuan

82 72

92 92

Tinggi Tinggi

Jumlah 154 182 Tinggi

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

Tabel 11. menunjukkan bahwa kriteria partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE terhadap komponen pengambilan keputusan tergolong tinggi.

Pengambilan keputusan penting dilakukan karena untuk menilai seberapa aktif petani dalam berinteraksi sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi, dan keinginan petani supaya terciptanya sinkronasi yang ideal.

(12)

12

Tabel 12. Partisipasi Petani dalam Program UPSUS-PAJALE Terhadap Komponen pelaksanaan Program

Indikator Item Jumlah

Skor

Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian

Pelaksanaan program

4. Keikutsertaan dalam gotong royong

5. Kemampuan memberikan sumbangan moril dan materil

6. Penerapan hasil penyuluhan

70 68

47

92 92

92

Sedang Sedang

Rendah

Jumlah 185 211 Sedang

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

Tabel 12. menunjukkan bahwa kriteria Partisipasi Petani dalam Program UPSUS-PAJALE terhadap komponen pelaksanaan tergolong sedang.

Tabel 13. Skor Partisipasi Petani dalam Program UPSUS-PAJALE terhadap komponen pemantauan dan evaluasi

Indikator Item Jumlah Skor Nilai

Maksimum

Kriteria Penilaian Pemantauan

dan evaluasi

3. Membuat laporan kegiatan 4. Mengikuti evaluasi kegitan

81 75

92 92

Tinggi Tinggi

Jumlah 156 182 Tinggi

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

Tabel 13. menunjukkan bahwa kriteria partisisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE terhadap komponen pemantauan dan evaluasi tergolong tinggi.

Tabel 14. Partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE terhadap komponen pemanfaatan hasi

Indikator Item Jumlah

Skor

Nilai Maksimum

Kriteria Penilaian

Pemanfaatan Hasil

1. Dampak positif yang dirasakan dari program 2. Peningkatan wawasan

dan kemampuan 3. Peningkatan hasil

produksi

4. Pemanfaatan inventaris yang diberikan program 5. Peningkatan

perekonomian

88 85 74 83 79

92 92 92 92 92

Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Jumlah 409 452 Tinggi

Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2015

(13)

13

Tabel 14. menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam Program UPSUS- PAJALE terhadap komponen pemanfaatan hasil tergolong tinggi. Dari 30 orang petani yang ditunjukkan dengan jumlah skor 409 berarti petani memanfaatkan hasil dari Program UPSUS-PAJALE.

Hubungan Peran Penyuluh Pertanian dengan Partisispasi Petani dalam Program UPSUS-PAJALE

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluhan pertanian tidak mempunyai hubungan dengan partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE di Kelompoktani Budiluhur I Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,0586. Nilai tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai alpha α 0,1, maka keputusan yang dihasilkan adalah terima H0 dan tolak H1. . Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara peran penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam Program Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS-PAJALE).

Nilai korelasi Rank Spearman (rs) hubungan antara peran penyuluh pertanian dengan dengan partisipasi petani dalam Program UPSUS-PAJALE adalah sebesar -0,104 maka penafsiran keeratan hubungan dari Sugiyono (2003), bahwa nilai -0,104 berada pada tingkat korelasi sangat rendah.

Kesimpulan

1) Berdasarkan hasil pemaparan bisa disimpulkan penyuluh pertanian telah berhasil menjalankan perannya sebagai fasilitator, pendidik, teknikal, dan sebagai utusan/wakil dengan digolongkan dalam kriteria baik. Serta petani pada Kelompoktani Budiluhur I telah berhasil menjalankan Program UPSUS- PAJALE, dengan digolongkan dalam kriteria tinggi.

2) Tidak terdapat hubungan antara peran penyuluh pertanian dengan partisipasi petani dalam Program Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai di Kelompok Tani Budiluhur I Desa Sodonghilir Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya.

(14)

14 Saran

1) Pelaksanaan program UPSUS PAJALE sebaiknya tetap melihat potensi wilayah masing-masing daerah. Hal ini karena setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda terkait dengan pengembangan komoditas pertanian. Selain itu program UPSUS PAJALE sebaiknya juga berfokus pada kesejahteraan para pelaku usaha di bidang pertanian utamanya para petani dan buruh tani. Hal ini karena petani merupakan ujung tombak dalam penyediaan pangan negara dan mereka juga mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan.

Peran dan jasa para penyuluh pertanian pun sebaiknya tidak dipandang sebelah mata oleh pemerintah karena paran penyuluh berada di garda terdepan dalam mensukseskan upaya peningkatan produksi pertanian dan sekaligus berperan sebagai jembatan penghubung dalam diseminasi inovasi teknologi budidaya kepada para petani.

2) Program-program yang melibatkan mahasiswa sebaiknya tetap berkelanjutan karena sebagai pembelajaran serta aplikasi ilmu ketika berada di lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. 2001. Pedoman Penyelenggaran Penyuluhan Pertanian Partisipasif Spesifik Lokal. Deptan.

Jakarta

Departemen Pertanian. 2008. Petunjuk Teknis Sekolah Lapang Pengelolaan dan Sumberdaya Tanaman Terpadu. Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya.

Entang Sastraatmaja. 1993. Penyuluhan Pertanian Falsafah, Masalah, dan Strategi.

Alumni. Bandung.

Fashihullisan. 2009. http://fashihullisantugaspenyuluhan.blog.spot.com/peranan- penyuluhan-dalam-pembanguanan.html: diakses 10 Agustus 2015.

KEMENTAN. 2015. Petunjuk Teknis Pendampingan Mahasiswa/Alumni dalam Program UPSUS Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai.STTP. Bogor Rusidi. 1992. Dasar-dasar Penelitian Dalam Rangka Pengembangan Ilmu. Unpad :

Bandung.

Sidney Siegel. 1997. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu -ilmu Sosial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

M. Singarimbun dan Effendi . 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Sugiyono. (2003), Metode Penelitian Admnistrasi, Alfabeta Bandung.

Totok Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Totok Mardikanto. 1998. Komunikasi Pembangunan, UNS. Press. Surakarta Offset. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini Adalah apakah project schedule mempengaruhi keselamatan

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pertanian Republik Indonesia dalam upaya program swasembada pangan mengadakan program khusus untuk meningkatkan

Edukasi, yaitu untuk memfasilitasi proses belajar yang dilakukan oleh para penerima manfaat penyuluh dan atau stakeholders pembangunan yang lainnya.. Diseminasi

Faktor - faktor apa yang menentukan kinerja penyuluh pertanian sebagai pendamping dalam meningkatkan produksi padi sebagai upaya pencapaian swasembada pangan di Kecamatan

Selanjutnya masyarakat akan makan bersama dengan diselingi saling komunikasi ringan untuk menciptakan keakraban, bahkan diselingi dengan seni pantun (megenjek) untuk menambah

Dengan demikian jumlah investasi, tingkat upah, inflasi, dan output berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Provinsi Sumatera Barat.. Hal ini terlihat dari hasil

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data langsung dari sumbernya baik mengenai pandangan atau pendapat maupun fenomena yang dilihat dirasakan dan dialami

Kemudian dalam penelitian yang dilakukan, terdapat pengkategorian terhadap hasil dari triangulasi data yang dilakukan yakni: (1) Mampu, jika dalam hasil tes dan