• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diberikan pemaparan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan saat penelitian.

A. Tahap Pendahuluan 1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal

Tahap pertama dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu penelitian dan pengumpulan informasi awal dengan melakukan observasi di SMA Negeri 1 Boyolali. Hasil analisis masalah dan analisis kebutuhan berupa draft kebutuhan produk digunakan sebagai acuan pengembangan PEMCOT.

a. Studi Literatur

Digitalisasi pembelajaran menggunakan komputer dan penanaman soft skill kreativitas dalam pemecahan masalah dapat menunjang revolusi industri 4.0 di bidang pendidikan. Kreativitas dalam pemecahan masalah dapat terasah dengan lebih baik apabila pendekatan computational thinking diterapkan dalam pembelajaran fisika. Adanya modul elektronik (e-modul) berbasis web dengan pendekatan computational thinking dapat menjadi panduan bagi siswa untuk belajar secara mandiri dengan penggunaan yang mudah, praktis, dan efisien dengan komponen visual, audio, video, dan simulasi. Selain itu, pendekatan computational thinking pada pembelajaran materi momentum dan impuls akan meningkatkan kreativitas pemecahan masalah sehingga peserta didik dapat menyelesaikan masalah serupa di kondisi lainnya.

b. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan informasi keadaan pembelajaran fisika, penggunaan modul pembelajaran fisika baik cetak maupun elektronik, serta kebutuhan penggunaan modul pembelajaran elektronik dengan pendekatan computational thinking. Analisis kebutuhan berupa wawancara dan dokumentasi yang dilakukan kepada guru SMA

commit to user

(2)

Negeri 1 Boyolali serta wawancara kepada 5 siswa dan pemberian angket kepada 30 siswa SMA Negeri 1 Boyolali.

Analisis kebutuhan kepada responden guru SMA Negeri 1 Boyolali dilakukan dengan dokumentasi dan wawancara. Hasil dokumentasi yaitu RPP serta bahan ajar beberapa materi berformat Microsoft Word. Hasil wawancara analisis kebutuhan guru disajikan pada tabel 4.1. Adapun Rekap hasil wawancara terdapat pada lampiran 2.

Tabel 4. 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru No Topik Pertanyaan Hasil Wawancara 1 Pengetahuan

mengenai konsep kemampuan

computational thinking

Guru belum mengetahui mengenai konsep kemampuan computational thinking. Setelah dijelaskan secara singkat, guru sepakat computational thinking akan baik apabila diterapkan dalam pelajaran fisika.

2 Urgensi siswa membangun

interaksi matematis dengan dunia nyata

Siswa perlu diarahkan mampu memahami dan mengahubungkan antar konsep dalam pelajaran dan penting dapat membangun interaksi matematis dengan dunia nyata agar mendorong siswa berpikir kritis.

3 Ketersediaan

modul, bahan ajar,

atau media

pembelajaran fisika

Bahan ajar yang digunakan guru telah tersedia baik cetak maupun elektronik akan tetapi belum di semua materi.

4 Penggunaan laptop dalam pembelajaran

Penggunaan laptop dapat mendampingi proses pembelajaran siswa, dengan keberadaan virtual lab yang baru mulai digunakan ketika pandemi berkaitan dengan mengubah variabel- variabel tertentu.

5 Hal yang perlu termuat dalam modul elektronik pembelajaran

Memiliki tampilan dan ilustrasi yang bagus dengan warna-warna yang menarik dan tersusun secara rapi dan mudah digunakan agar dapat dipahami siswa.

Adapun analisis kebutuhan kepada responden siswa SMA Negeri 1 Boyolali dilakukan melalui angket dan wawancara. Hasil angket analisis kebutuhan siswa dan hasil wawancara analisis kebutuhan siswa disajikan pada tabel 4.2a dan tabel 4.2b. Rekap hasil angket terdapat pada lampiran 5 dan rekap hasil wawancara siswa terdapat pada lampiran 8.

commit to user

(3)

Tabel 4. 2a Hasil Angket Analisis Kebutuhan Siswa No Topik

Pertanyaan Hasil Analisis Kebutuhan Siswa 1 Kondisi dan

iklim

pembelajaran

63,33% siswa cukup setuju kurikulum 2013 revisi diterapkan di pembelajaran fisika, 70% siswa cukup setuju jika pembelajaran yang diterapkan berpusat pada siswa, dan 53,3% siswa sangat setuju bahwa penerapannya menekankan pada proses belajar bukan pada hasil.

2 Pemahaman dan urgensi mengenai computation al thinking dalam

pembelajaran fisika

Mengenai pembelajaran fisika menurut siswa sejumlah 60% sangat setuju seharusnya tidak hanya menghafal rumus, 46,67% sangat setuju seharusnya mampu menciptakan kemampuan menghubungkan antar konsep fisika, 56,67% sangat setuju seharusnya mampu menciptakan kemampuan memecah, 63,33%

cukup setuju seharusnya dapat mendorong dalam memahami kaitan antara pesamaan matematis dengan dunia nyata, 50% cukup setuju seharusnya berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan masa mendatang.

3 Penggunaan sumber belajar dan sarana

prasarana dalam

pembelajaran

53,33% cukup setuju bahwa modul, buku ajar, atau media pembelajaran membantu kelancaran proses pembelajaran di mana sekolah menggunakan bahan ajar berupa modul yang berisi materi serta penayangan video maupun conference. Akan tetapi, siswa merasa konten di bahan ajar kurang lengkap serta contoh soal masih sedikit. Sejumlah 53,33% siswa sangat setuju penggunaan handphone maupun gadget diperkenankan dalam pembelajaran dan semua siswa memiliki akses menggunakan internet di laptop maupun smartphone.

4 Kebutuhan akan modul pembelajaran elektronik memnuhi kriteria baik

Modul yang dibutuhkan menurut siswa yaitu, 53,33%

sangat setuju terdiri materi yang utuh, 50% cukup setuju tidak bergantung pada media lain, 60% cukup setuju dapat diakses dari hp ataupun laptop, 63,33%

sangat setuju mudah digunakan, dan 60% cukup setuju modul interaktif.

Tabel 4. 3b Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa

No Topik Pertanyaan commit to user Hasil Analisis Kebutuhan Siswa

(4)

1 Pemahaman dan urgensi mengenai computational thinking dalam pembelajaran fisika

Semua siswa yang diwawancara setuju konsep computational thinking perlu diterapkan dalam pembelajaran fisika.

2 Penggunaan sumber belajar dan sarana prasarana dalam pembelajaran

Penggunaan e-learning cukup membuat tertarik siswa namun siswa lebih menyukai interaksi pembelajaran secara langsung.

3 Kebutuhan akan modul pembelajaran elektronik

Modul yang baik menurut siswa yaitu terdapat penurunan persamaan, contoh soal yang bervariasi, bahasa yang digunakan mudah dimengerti, materi lengkap, serta terdapat ilustrasi dan video yang menarik.

Kebanyakan siswa setuju dalam pembelajaran fisika berpusat pada siswa dan penekankannya kepada proses, bukan hasil. Siswa memiliki fasilitas akses modul menggunakan internet dengan keadaan beberapa mengalami kendala sinyal ketika turun hujan. Modul yang baik menurut siswa yaitu terdapat penurunan persamaan, contoh soal yang bervariasi, bahasa yang digunakan mudah dimengerti, materi lengkap, serta terdapat ilustrasi dan video yang menarik.

2. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan mengenai format modul elektronik momentum dan impuls dengan pendekatan computational thinking sesuai dengan KI maupun KD berdasarkan kurikulum 2013. Adapun perincian format modul diuraikan sebagai berikut.

a. Bagian awal

1) Halaman selamat datang 2) Petunjuk penggunaan

3) Tentang computational thinking 4) Tentang PEMCOT dan tentang penulis b. Pendahuluan

1) Kompetensi Inti 2) Kompetensi Dasar

3) Peta Konsep yang terdapat pada lampiran 22 commit to user

(5)

4) Peta Kompetensi yang terdapat pada lampiran 23

c. Inti Pembelajaran disusun sebagaimana pendekatan computational thinking yaitu, decomposition (memecahkan masalah menjadi beberapa bagian) serta abstraction (mengabaikan detail yang tidak perlu) yang termuat pada pertanyaan penguraian masalah; algorithms (membuat tahapan dan aturan), logic (memprediksi dan menganalisis), serta pattern (menggunakan kesamaan pola) yang termuat pada percobaan; serta evaluation (membuat penilaian) yang termuat pada kesimpulan. Pembelajaran materi momentum dan impuls terbagi menjadi dua sub materi, yaitu momentum dan impuls serta tumbukan.

1) Pembelajaran, meliputi:

a) Prasyarat konsep sebagai syarat awal memasuki pembelajaran b) Deskripsi permasalahan yang berisi penjelasan suatu

peramasalahan yang perlu diselesaikan

c) Penguraian masalah yang berisi pertanyaan awal untuk memecahkan permasalahan menjadi bagian yang lebih kecil dan mengabaikan detail yang tidak perlu

d) Percobaan yang terdiri dari penyusunan langkah percobaan secara mandiri oleh siswa, pengisian tabel pengamatan, pengolahan data dengan prediksi dan analisis keteraturan pola.

e) Kesimpulan yang bertujuan untuk melakukan penilaian dari beberapa faktor yang dan bagaimana hasil yang diraih.

2) Materi 3) Latihan soal d. Uji Kompetensi e. Glosarium f. Daftar Pustaka

commit to user

(6)

B. Tahap Pengembangan dan Uji Coba 1. Pengembangan Awal Produk

Tahap pengembangan awal produk ini diawali dengan pengembangan produk yang dilanjutkan dengan validasi ahli serta penilaian reviewer dan peer reviewer. Hasil saran dan evaluasi dari ahli, reviewer, dan peer reviewer menjadi dasar untuk memperbaiki modul sebelum diuji cobakan.

a. Pengembangan Produk

Modul elektronik berbasis web dengan pendekatan computational thinking atau yang disebut PEMCOT (Physics Electronic Modul of Computational Thinking) pada materi momentum dan impuls dikembangkan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.

Pengembangan produk terdiri dari pengembangan konten modul, pembuatan ilustrasi modul, hingga pengembangan modul elektronik di website. Berikut penjelasan masing-masing tahap pengembangan produk.

1) Pengembangan konten modul

Format modul yang telah direncanakan sebelumnya, selanjutnya dikembangkan pada tahap ini. Pengembangan konten dilakukan menggunakan aplikasi Microsoft Word serta Microsoft Excel untuk mengolah dan menguji data percobaan.

2) Pembuatan ilustrasi modul

Ilustrasi yang ditampilkan pada modul dapat memperjelas materi serta mempercantik halaman pembelajaran sehingga tidak monoton. Pembuatan ilustrasi dilakukan menggunakan aplikasi inkscape.

3) Pengembangan modul elektronik di website

Setiap halaman tampilan selanjutnya didesain dengan berbagai fitur dari platform wix.com. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan desain dengan permrograman menggunakan aplikasi visual studio code kemudian disimulasikan menggunakan situs w3schools.com serta mememasukkan bagian-bagian modul pada halaman website. Adapun tampilan PEMCOT sebagai berikut. commit to user

(7)

a) Nama modul : PEMCOT (Physics Electronic Modul of Computational Thinking) Momentum Impuls

b) Warna dasar : Hitam, putih, navy, orange, tousca c) Font judul : Noticia Text

d) Font konten : Questrial, Avenir e) Ukuran font standar : 16 px

f) Alamat website : https://atinarhmwt.wixsite.com/pemcot momentumimpuls

Perincian tampilan PEMCOT terdapat pada lampiran 24.

b. Validasi dan Penilaian

Validasi dan penilaian dilakukan untuk menguji kelayakan modul elektronik yang dikembangkan sebelum diuji ke siswa. Validasi dilakukan kepada ahli dan dan penilaian dilakukan kepada reviewer dan peer reviewer.

Adapun aspek yang diuji meliputi aspek materi, kelayakan modul, bahasa, pengaplikasian modul, serta aspek computational. Rekapitulasi penilaian validasi ahli, penilaian reviewer, dan penilaian peer reviewer disajikan pada lampiran 12. Aspek-aspek yang dinilai terdiri dari kelayakan materi, kelayakan modul, bahasa, pengaplikasian modul, dan aspek computational thinking.

1) Validasi Ahli

Data validasi ahli modul elektronik diperoleh dari dua orang ahli.

Validasi kedua ahli dari berbagai aspek diuraikan pada tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Validasi Ahli terhadap Modul yang Dikembangkan

No Aspek Ahli

Rata-Rata Kriteria

1 2

1 Kelayakan Materi 29 31 30 Sangat baik

2 Kelayakan Modul 31 31 31 Sangat baik

3 Bahasa 30 28 29 Sangat baik

4 Pengaplikasian Modul 22 23 22,5 Sangat baik 5 Computational Thinking 24 28 26 Sangat baik Keseluruhan aspek 136 141 138,5 Sangat baik

commit to user

(8)

Komentar, masukan, dan saran oleh validator ahli menjadi data kualitatif sebagai bahan perbaikan modul yang dikembangkan.

Komentar, masukan, dan saran yang diberikan oleh validator ahli 1 yaitu mengenai penambahan bagian rangkuman dan refleksi. Dari masukan ini, modul elektronik diperbaiki dengan menambahkan bagian rangkuman dan refleksi. Bagian rangkuman berisi ringkasan atau rangkuman materi bab momentum dan impuls. Adapun bagian refleksi berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mempelajari materi momentum dan impuls. Sedangkan komentar, masukan, dan saran validator ahli 2 berupa sedikit perbaikan pada penggunaan bahasa baku dan kaidah tata tulis dalam Bahasa Indonesia. Dari masukan ini, beberapa bagian penulisan pada modul elektronik diperbaiki pemilihan bahasa bakunya serta mengubah kata asing menjadi ditulis secara miring (italic). Tangkapan layar hasil revisi dari ahli terdapat pada gambar 4.1 dan 4.2.

Gambar 4. 1 Penambahan Bagian Rangkuman

Gambar 4. 2 Penambahan Bagian Refleksi commit to user

(9)

2) Penilaian Reviewer

Penilaian reviewer dilakukan setelah validasi ahli. Data penilaian reviewer modul elektronik diperoleh dari tiga orang reviewer.

Penilaian ketiga reviewer dari berbagai aspek diuraikan pada tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Penilaian Reviewer terhadap Modul yang Dikembangkan

No Aspek Reviewer Rata-

Rata Kriteria

1 2 3

1 Kelayakan Materi 31 32 31 30 Sangat baik 2 Kelayakan Modul 31 30 29 30 Sangat baik

3 Bahasa 30 32 28 30 Sangat baik

4 Pengaplikasian Modul 22 22 22 22 Sangat baik 5 Computational

Thinking

23 23 28 25 Sangat baik Keseluruhan aspek 137 139 138 138 Sangat baik

Komentar, masukan, dan saran oleh reviewer menjadi data kualitatif sebagai bahan perbaikan modul yang dikembangkan.

Komentar, masukan, dan saran yang diberikan oleh reviewer 1 yaitu mengenai tampilan awal yang semulanya memerlukan pengisian alamat email diubah menjadi nama dan asal sekolah saja, perubahan tampilan setelah submit, perlunya tampilan animasi atau video pada kasus tumbukan, serta perubahan tampilan KI KD agar lebih menarik. Dari masukan tersebut, modul elektronik diperbaiki pada beberapa bagian.

Tampilan awal modul diubah menjadi pengisian nama, kelas, dan sekolah asal. Tampilan yang dimuncul setelah pengguna menekan submit diubah menjadi keterangan berupa perintah menekan tombol

“NEXT” atau tombol lain sesuai dengan tahapan. Untuk gambar pada kasus tumbukan pun diubah menjadi video berdasarkan masing-masing jenis tumbukan. Dan tampilan KI KD dibuat menjadi suatu desain gambar agar lebih menarik.

Komentar, masukan, dan saran reviewer 2 berupa perlunya menambahkan pembahasan soal serta memperjelas perbedaan struktur antara pembelajaran dan materi. Dari masukan tersebut, modul elektronik diperbaiki berupa penambahan pembahasan soal setelah commit to user

(10)

siswa menyelesaikan uji kompetensi serta memberikan keterangan tambahan mengenai pembahasan materi setiap perpindahan antara pembelajaran dan materi.

Komentar, masukan, dan saran reviewer 3 mengenai durasi penampilan video yang terlalu lama, deskripsi nomor soal pada uji kompetensi yang kurang sesuai karena soal terdapat pada nomor 4-18, serta latihan soal yang disajikan kurang banyak. Modul elektronik diperbaiki berdasarkan saran tersebut. Durasi penampilan video dipotong menjadi lebih singkat langsung kepada poin utama yang berkaitan dengan deskripsi permasalahan. Untuk deskripsi nomor soal diubah berdasarkan penomoran yang tertera, yaitu soal termuat pada nomor 4-18. Adapun latihan soal bagian tumbukan ditambahkan berdasarkan tumbukan lenting sempurna, lenting sebagian, dan tidak lenting sama sekali.

Beberapa tangkapan layar hasil revisi dari reviewer terdapat pada gambar 4.3, gambar 4.4, gambar 4.5, dan gambar 4.6.

Gambar 4. 3 Tampilan Halaman Selamat Datang setelah Revisi

Gambar 4. 4 Perbaikan Keterangan setelah Submit

Gambar 4. 5 Tampilan Video pada Kasus Tumbukan commit to user

(11)

Gambar 4. 6 Tampilan Kompetensi Dasar setelah Revisi 3) Penilaian Peer Reviewer

Penilaian peer reviewer dilakukan setelah modul dinilai oleh reviewer. Data penilaian peer reviewer modul elektronik diperoleh dari tiga orang peer reviewer. Penilaian ketiga peer reviewer dari berbagai aspek diuraikan pada tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Penilaian Peer Reviewer terhadap Modul yang Dikembangkan

No Aspek Peer Reviewer Rata-

Rata Kriteria

1 2 3

1 Kelayakan Materi 31 31 31 31 Sangat baik 2 Kelayakan Modul 30 30 25 28 Sangat baik

3 Bahasa 31 32 27 30 Sangat baik

4 Pengaplikasian Modul 22 22 23 22 Sangat baik 5 Computational Thinking 27 26 28 27 Sangat baik Keseluruhan aspek 141 141 134 139 Sangat baik Komentar, masukan, dan saran oleh peer reviewer menjadi data kualitatif sebagai bahan perbaikan modul yang dikembangkan.

Komentar, masukan, dan saran yang diberikan oleh peer reviewer 1 yaitu mengenai pengoperasian tombol di handphone yang sedikit terganggu.

Selain itu, jika memungkinkan setiap tahap pembelajaran modul terkunci sehingga sebelum siswa menyelesaikan suatu kegiatan, dia tidak akan bisa beralih ke kegiatan selanjutnya. Saran dari peer reviewer 1 tidak diperbaiki karena terdapat keterbatasan sistem pada wix.

Komentar, masukan, dan saran peer reviewer 2 berupa perlunya menambahkan simbol besaran pada tahap kesimpulan agar memudahkan commit to user

(12)

siswa. Dari masukan tersebut, bagian kesimpulan modul elektronik diperbaiki dengan menambahkan simbol besaran.

Komentar, masukan, dan saran peer reviewer 3 mengenai penulisan kata baku, kesalahan tulisan, dan kata asing, bagian modul yang eror perlu diperbaiki, penambahan latihan soal menurut indikator seperti momentum impuls, serta penambahan pembahasan pada latihan soal. Beberapa bagian penulisan pada modul elektronik dilakukan perbaikan penulisan bahasa bakunya, kesalahan tulisan, serta mengubah kata asing menjadi ditulis secara miring (italic). Selain itu, dilakukan perbaikan bagian modul yang eror. Latihan soal di bagian momentum dan impuls pun ditambahkan disertai pembahasannya.

Tangkapan layar hasil revisi dari reviewer terdapat pada gambar 4.7.

Gambar 4. 7 Tampilan Pop Up menuju Pembahasan Latihan Soal 2. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba lapangan awal dilakukan sebagai pengujian draft awal modul kepada siswa. Data uji coba lapangan awal diperoleh dari sembilan siswa kelas 11 SMA Batik 1 Surakarta. Penilaian ini menggunakan skala likert dengan empat pilihan angka jawaban, yaitu 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), dan 4 (baik). Keseluruhan penilian terdiri dari 22 pertanyaan dengan skor maksimum 88 dan skor minimum 22. Rangkuman hasil penilaian uji coba lapangan awal modul terdapat pada tabel 4.7.

commit to user

(13)

Tabel 4. 7 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Awal Modul Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

72 < X Sangat Baik 6 66,67 %

61 < X ≤ 72 Baik 3 33,33 %

50 < X ≤ 61 Cukup - -

39 < X ≤ 50 Kurang - -

X ≤ 39 Sangat Kurang - -

Data tabel 4.7 menunjukkan bahwa 66,67% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik dan 33,33% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik. Rekapitulasi data uji coba lapangan awal terdapat pada lampiran 18 dan sampel data uji coba lapangan awal terdapat pada lampiran 19. Berikut penjabaran penilaian siswa dari berbagai aspek.

b. Aspek Materi

Aspek materi terdiri dari sub aspek penyajian materi, kejelasan kalimat, kejelasan istilah, serta kesesuaian contoh yang terdiri dari 5 butir pernyataan dengan skor maksimum 20 dan skor minimum 5. Hasil penilaian uji coba lapangan awal modul aspek materi terdapat pada tabel 4.8.

Tabel 4. 8 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Awal Modul Aspek Materi

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

16 < X Sangat Baik 6 66,67%

14 < X ≤ 16 Baik 3 33,33%

11 < X ≤ 14 Cukup - -

9 < X ≤ 11 Kurang - -

X ≤ 9 Sangat Kurang - -

Data tabel 4. 8 menunjukkan 66,67% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik dan 33,33% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik pada aspek materi.

b. Aspek Tampilan

Aspek tampilan terdiri dari sub aspek teks, tombol dan ikon, lay out, serta gambar dan video yang terdiri dari 6 butir pernyataan dengan skor commit to user

(14)

maksimum 24 dan skor minimum 6. Hasil penilaian uji coba lapangan awal modul aspek tampilan terdapat pada tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Awal Modul Aspek Tampilan

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

20 < X Sangat Baik 4 44,44%

17 < X ≤ 20 Baik 5 55,56%

14 < X ≤ 17 Cukup - -

11 < X ≤ 14 Kurang - -

X ≤ 11 Sangat Kurang - -

Data tabel 4. 9 menunjukkan bahwa 44,44% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik dan 55,56% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik pada aspek tampilan.

c. Aspek Manfaat

Aspek manfaat terdiri dari sub aspek kemudahan penggunaan, keteraturan penggunaan, dan motivasi belajar yang terdiri dari 4 butir pernyataan dengan skor maksimum 16 dan skor minimum 4. Hasil penilaian uji coba lapangan awal modul aspek manfaat terdapat pada tabel 4.10.

Tabel 4. 10 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Awal Modul Aspek Manfaat

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

13 < X Sangat Baik 6 66,67 %

11 < X ≤ 13 Baik 3 33,33 %

9 < X ≤ 11 Cukup - -

7 < X ≤ 9 Kurang - -

X ≤ 7 Sangat Kurang - -

Data tabel 4. 10 menunjukkan bahwa 66,67% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik dan 33,33% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik pada aspek

manfaat. commit to user

(15)

d. Aspek Computational Thinking

Aspek computational thinking terdiri dari sub aspek karakteristik serta penggunaan contoh CT yang terdiri dari 7 butir pernyataan dengan skor maksimum 28 dan skor minimum 7. Hasil penilaian uji coba lapangan awal modul aspek computational thinking terdapat pada tabel 4.11.

Tabel 4. 11 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Awal Modul Aspek Computational Thinking

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

23 < X Sangat Baik 7 77,78%

19 < X ≤ 23 Baik 2 22,22%

16 < X ≤ 19 Cukup - -

12 < X ≤ 16 Kurang - -

X ≤ 12 Sangat Kurang - -

Data tabel 4.22 menunjukkan bahwa 77,78% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik dan 22,22% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik pada aspek computational thinking.

Komentar, masukan, dan saran oleh siswa menjadi data kualitatif sebagai bahan perbaikan modul yang dikembangkan. Secara umum, siswa memberikan penilaian bahwa modul bagus dan menarik. Akan tetapi, terdapat beberapa saran dan masukan untuk perbaikan modul. Salah seorang siswa memberikan masukan bahwa terdapat gambar memuat tulisan yang blur.

Selain itu, terdapat masukan agar dapat diakses melalui handphone.

3. Revisi Produk Awal

Tahap ini merupakan tahap perbaikan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal. Komentar dari salah seorang siswa yaitu terdapat gambar memuat tulisan yang blur. Dari komentar ini, ukuran gambar yang blur diperkecil agar resolusi yang diperoleh optimal. Saran dari siswa lain yaitu akses website yang dapat dilakukan melalui handphone. Akses melalui handphone dapat dilakukan oleh siswa. Akan tetapi, akses akan kurang optimal dikarenakan keterbatasan sistem website pengembang sehingga commit to user

(16)

masukan ini tidak dapat diperbaiki. Tangkapan layar hasil revisi terdapat pada gambar 4.8.

Gambar 4. 8 Tampilan Setelah Perbaikan Bagian yang Blur 4. Uji Coba Lapangan Utama

Uji coba lapangan utama dilakukan sebagai pengujian draft modul dua kepada siswa. Data uji coba lapangan utama diperoleh dari 31 siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Boyolali, 24 siswa kelas 11 dan kelas 12 SMA Islam 1 Surakarta, serta 32 siswa kelas 11 SMA Batik 1 Surakarta. Penilaiaan ini menggunakan skala likert dengan empat pilihan angka jawaban, yaitu 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), dan 4 (baik). Keseluruhan penilian terdiri dari 22 pertanyaan dengan skor maksimum 88 dan skor minimum 22.

Rangkuman hasil penilaian uji coba lapangan utama modul terdapat pada tabel 4.12.

Tabel 4. 12 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Utama Modul Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

72 < X Sangat Baik 70 80,46%

61 < X ≤ 72 Baik 17 19,54%

50 < X ≤ 61 Cukup - -

39 < X ≤ 50 Kurang - -

X ≤ 39 Sangat Kurang - -

commit to user

(17)

Data tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa 80,46% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik dan 19,54% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik. Rekapitulasi data uji coba lapangan utama terdapat pada lampiran 20 dan sampel data uji coba utama terdapat pada lampiran 21. Berikut penjabaran penilaian siswa dari berbagai aspek.

c. Aspek Materi

Aspek materi terdiri dari sub aspek penyajian materi, kejelasan kalimat, kejelasan istilah, serta kesesuaian contoh yang terdiri dari 5 butir pernyataan dengan skor maksimum 20 dan skor minimum 5. Hasil penilaian uji coba lapangan utama modul aspek materi terdapat pada tabel 4.13.

Tabel 4. 13 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Utama Modul Aspek Materi

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

16 < X Sangat Baik 67 77,01%

14 < X ≤ 16 Baik 16 18,39%

11 < X ≤ 14 Cukup 4 4,60%

9 < X ≤ 11 Kurang - -

X ≤ 9 Sangat Kurang - -

Data tabel 4.13 menunjukkan bahwa 77,01% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik, 18,39% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik, dan 4,60% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria cukup pada aspek materi.

b. Aspek Tampilan

Aspek tampilan terdiri dari sub aspek teks, tombol dan ikon, lay out, serta gambar dan video yang terdiri dari 6 butir pernyataan dengan skor maksimum 24 dan skor minimum 6. Hasil penilaian uji coba lapangan utama modul aspek tampilan terdapat pada tabel 4.14.

commit to user

(18)

Tabel 4. 14 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Utama Modul Aspek Tampilan

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

20 < X Sangat Baik 70 80,46%

17 < X ≤ 20 Baik 13 14,94%

14 < X ≤ 17 Cukup 4 4,60%

11 < X ≤ 14 Kurang - -

X ≤ 11 Sangat Kurang - -

Data tabel 4.14 menunjukkan bahwa 80,46% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik, 14,94% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik, dan 4,60% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria cukup pada aspek tampilan.

c. Aspek Manfaat

Aspek manfaat terdiri dari sub aspek kemudahan penggunaan, keteraturan penggunaan, dan motivasi belajar yang terdiri dari 4 butir pernyataan dengan skor maksimum 16 dan skor minimum 4. Hasil penilaian uji coba lapangan utama modul aspek manfaat terdapat pada tabel 4.15.

Tabel 4. 15 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Utama Modul Aspek Manfaat

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

13 < X Sangat Baik 59 67,82%

11 < X ≤ 13 Baik 23 26,43%

9 < X ≤ 11 Cukup 5 5,75%

7 < X ≤ 9 Kurang - -

X ≤ 7 Sangat Kurang - -

Data tabel 4.15 menunjukkan bahwa 67,82% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik, 26,434% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik, dan 5,75% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria cukup pada aspek manfaat.

commit to user

(19)

d. Aspek Computational Thinking

Aspek computational thinking terdiri dari sub aspek karakteristik serta penggunaan contoh CT yang terdiri dari 7 butir pernyataan dengan skor maksimum 28 dan skor minimum 7. Hasil penilaian uji coba lapangan utama modul aspek computational thinking terdapat pada tabel 4.16.

Tabel 4. 16 Rangkuman Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Utama Modul Aspek Computational Thinking

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

23 < X Sangat Baik 60 68,97%

19 < X ≤ 23 Baik 24 27,59%

16 < X ≤ 19 Cukup 3 3,45%

12 < X ≤ 16 Kurang - -

X ≤ 12 Sangat Kurang - -

Data tabel 4.16 menunjukkan bahwa 68,97% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik, 27,59% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria baik, dan 3,45% siswa menilai modul yang dikembangkan memiliki kriteria cukup pada aspek computational thinking.

Komentar, masukan, dan saran oleh siswa menjadi data kualitatif sebagai bahan perbaikan modul yang dikembangkan. Secara umum, siswa memberikan penilaian bahwa modul baik dan menarik. Akan tetapi, terdapat beberapa saran dan masukan untuk perbaikan modul. Salah seorang siswa memberikan masukan untuk ditampilkannya penyelesaian setelah jawaban benar agar dapat membanding cara pengerjaannya. Beberapa siswa memberikan masukan agar menambah contoh soal. Salah seorang siswa memberikan komentar bahwa materi yang disajikan kurang. Selain itu, terdapat masukan dari siswa mengenai penambahan dark mode atau memakai warna yang tidak memiliki kontras tinggi. Masukan mengenai permudah akses menggunakan smartphone juga diberikan oleh salah seorang siswa pada tahap uji coba ini.

commit to user

(20)

4. Revisi Produk Utama

Tahap ini merupakan tahap perbaikan berdasarkan hasil uji coba lapangan utama. Terdapat masukan dari siswa yaitu ditampilkan penyelesaian setelah jawaban benar agar dapat membandingkan cara pengerjaannya. Dari masukan ini, pembahasan soal yang mulanya ditampilkan menggunakan link di soal terakhir, diubah tampilannya menjadi setelah jawaban benar agar siswa dapat membandingkan cara pengerjaannya. Beberapa siswa memberikan masukan agar menambah contoh soal. Cntoh soal yang disediakan sudah cukup disesuaikan dengan indikator disertai latihan soal yang ada. Salah seorang siswa memberikan komentar bahwa materi yang disajikan kurang.

Kometar ini tidak menjadi perbaikan karena materi yang disajikan telah cukup.

Selain itu, salah seorang siswa memberikan masukan mengenai penambahan dark mode atau memakai warna yang tidak memiliki kontras tinggi. Masukan ini tidak dapat dilakukan karena penambahan dark mode sudah masuk ke ranah sistem yang tidak dapat diperbaiki pengembang serta pemilihan warna sudah dilakukan pengembang dengan mengambil palet dasar warna yang tersedia pada website coolors.co. Masukan mengenai permudah akses menggunakan smartphone juga diberikan oleh salah seorang siswa yang tidak dapat diperbaiki pengembang karena vitur di smartphone yang kurang memadai.

Tangkapan layar hasil perbaikan ditampilkan pada gambar 4.9.

Gambar 4. 9 Perbaikan Tampilan Pembahasan pada Contoh Soal

C. Kajian Produk Akhir

Modul elektronik pembelajaran fisika yang dikembangkan yaitu modul elektronik berbasis web dengan pendekatan computational thinking yang disebut PEMCOT (Physics Electronic Modul of Computational Thinking) pada materi commit to user

(21)

momentum dan impuls untuk siswa kelas X SMA. PEMCOT ini melengkapi pembelajaran abad 21, yaitu digitalisasi pendidikan yang memerlukan keterampilan pemecahan masalah secara kompleks. CT dikenalkan di Indonesia oleh Bebras Indonesia mulai tahun 2016 (Bebras). Keberadaan PEMCOT melengkapi pengembangan produk CT di Indonesia. Computational thinking memberikan efek yang signifikan terhadap keterampilan pemecahan masalah analitis siswa (Dyne & Braun, 2014: 137). PEMCOT dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang ditunjukkan bahwa aspek computational thinking yang menunjukkan kriteria sangat baik. Berdasarkan penelitian Haines dkk (2019), guru sepakat aktivitas computational thinking perlu diintegrasikan pada pembelajaran sains namun masih membutuhkan lebih banyak contoh dan ide mengenai aktivitas tersebut. Ide-ide dalam mengembangkan CT dapat menggunakan coding, pemodelan, dan pengetahuan konten (Musaeus &

Musaeus, 2019), simulasi (Orban & Teeling-Smith, 2020); maupun soal-soal permainan (Bebras, 2016). PEMCOT menjadi ide baru dalam pengembangan produk CT. Modul computational thinking pernah dikembangkan oleh peneliti dari Malaysia (Mensan dkk, 2020) berupa modul computational thinking terintegrasi sains pada sekolah dasar. Modul tersebut memiliki validitas yang kuat serta dapat meningkatkan pengetahuan CT dan konten sains pada anak-anak SD. Adapun pengembangan modul fisika untuk siswa SMA belum pernah dikembangkan sehingga PEMCOT mampu menjadi produk pengembangan CT yang baru. Produk PEMCOT dengan materi lainnya perlu dikembangkan agar dapat diimplemetasikan pada pembelajaran sebagai upaya penunjang pembelajaran abad 21.

PEMCOT terdiri dari sub bab momentum dan impuls serta tumbukan.

Adapun alur pembelajaran PEMCOT yang berupa prasyarat konsep sebelum memasuki materi terkait, kemudian ditayangkan suatu permasalahan untuk dipecahkan menjadi bagian yang lebih kecil (decomposition), kemudian detail permasalahan yang tidak perlu diabaikan (abstaction), lalu serangkaian langkah percobaan disusun untuk memecahkan masalah tersebut (algorithms). Selanjutnya, dari percobaan tersebut dianalisis kesamaan pola dari pertanyaan-pertanyaan yang commit to user

(22)

tersedia (pattern), dan penilaian akhir pembelajaran berupa kesimpulan (evaluation). Setelah pembelajaran terdapat materi, contoh soal, serta latihan soal beserta pembahasannya. Adapun di bagian akhir modul terdapat rangkuman materi momentum dan impuls, uji kompetensi yang dapat diselesaikan secara mandiri dan hasilnya dapat diketahui secara langsung beserta pembahasannya, serta refleksi yang berisi pertanyaan sebagai sarana evaluasi bagi siswa.

PEMCOT dilengkapi gambar, video, tampilan otomatis, serta formulir yang memudahkan akses modul. Warna tema dari PEMCOT dipilih berdasarkan palet warna agar memberikan tampilan yang nyaman bagi pengguna. Gambar- gambar yang terdapat pada PEMCOT menggunakan rasio dan resolusi yang cukup sehingga tampak jelas dan nyaman dilihat. Video yang ditampilkan pada PEMCOT sesuai dengan kebutuhan ilustrasi untuk memberikan penjelasan dalam bentuk video. Selain itu, tampilan otomatis dan formulir terdapat pada modul yang memudahkan pengguna belajar secara mandiri.

PEMCOT momentum impuls memiliki beberapa kelebihan antara lain:

1. Menggunakan pendekatan computational thinking yang dapat meningkatkan kreativitas dalam memecahkan masalah siswa.

2. Terdapat latihan soal yang dilengkapi umpan balik.

3. Terdapat refleksi yang mendorong siswa untuk mengevaluasi diri sendiri.

4. Penggunaan modul tidak memakan banyak ruang.

Adapun keterbatasan dari PEMCOT momentum impuls antara lain:

1. Modul menggunakan pendekatan CT teknologi sederhana (unplugged CT).

2. Terdapat vitur yang kurang optimal apabila diakses menggunakan smartphone.

3. Banyak vitur web dari pengembang yang memerlukan akses aplikasi eksternal.

4. Memerlukan akses jaringan internet yang stabil dan kuat.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan anak lebih banyak melakukan percobaan ditambah kegiatan anak yang banyak tanya jawab.dalam RKH siklus II ini anak-anak akan melakukan percobaan / eksperimen “Bila

Era globalisasi merupakan sebuah era yang bergantung pada kemajuan teknologi akibat dari adanya perkembangan zaman (Pebriana et al., 2018). Perkembangan teknologi

LAPORAN KEUANGAN – Pada tanggal 30 September 2008 dan 2007 serta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tersebut/.. FINANCIAL STATEMENTS – As of September

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Elemen penyusun lanskap yang ada pada setting yang berlandaskan teori lanskap yang membagi elemen lanskap menjadi 3 (Burton, 1995) yaitu bentang alam, vegetasi

Berdasarkan koefisien korelasi setiap butir pernyataan terhadap skor totalnya, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan adalah valid untuk dijadikan alat

Dari hasil yang terlihat pada tabel 4.12 dapat disimpulkan besarnya pengaruh dari semua variabel jalur baik secara langsung, tidak langsung maupun pengaruh total hubungan

Alat ukur baku meliputi, penggaris, neraca timbangan (kg), gelas ukur, meteran dan sebagainya. Sedangkan, alat ukur tidak baku meliputi, stick eskrim, timbangan buatan,