• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP-PRINSIP SUNNAH. Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Imam Ahlus Sunnah Wal Jama ah ( H)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRINSIP-PRINSIP SUNNAH. Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Imam Ahlus Sunnah Wal Jama ah ( H)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)









ِﺔـﱠﻨـﱡﺴـﻟا ُلْﻮـُﺻُأ

PRINSIP-PRINSIP SUNNAH





Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Imam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

(164-241 H)

















(2)

(3)

ٍﻞـَﺒـْﻨـَﺣ ِﻦـْﺑ ِﺪـﱠﻤـَﺤـُﻣ ُﻦـْﺑ ُﺪـﻤـْﺣأ ُمﺎـَﻣِْﻹا َلﺎـَﻗ

:

Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal rahimahullaah berkata:

ُﺻُأ ﱠﻨـﱡﺴﻟا ُلْﻮ ـ ـ

ِﻋ ِﺔ ـ ْﻨـ َﻧَﺪـ ﺎ:

Ushuulus Sunnah menurut kami adalah:

] ١ [ - ُﺳَر ُبﺎَﺤْﺻَأ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َنﺎَﻛ ﺎَﻤـِﺑ ُﻚﱡﺴَﻤﱠﺘ ﻟاـ ِلْﻮ ـ

ِﷲ

،

[1]- berpegang dengan (ajaran agama) yang para Shahabat Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berada di atasnya,

] ٢ [ ْﻗِْﻻاَو - ـ ِﺘـ

،ْﻢِﻬـِﺑ ُءاَﺪ

[2]- mencontoh mereka,

] ٣ [ ْﻟا ُكْﺮَـﺗَو -

؛ِعَﺪِﺒ ـ

[3]- dan meninggalkan Bid’ah,

] ٤ [ ﱡﻞُﻛَو - َﻟ َﻼَﺿ َﻲِﻬَﻓ ٍﺔَﻋْﺪِﺑ ـ ٌﺔ.

[4]- (karena) setiap Bid’ah adalah sesat.

(4)

] ٥ [ ُﺨـْﻟا ُكْﺮَـﺗَو - ُﻠُﺠـْﻟاَو ِتﺎَﻣْﻮُﺼ ـ

ِبﺎَﺤْﺻَأ َﻊَﻣ ِسْﻮ ـ

ْﻫَْﻷا ِءاَﻮ ـ .

[5]- Meninggalkan perdebatan dan duduk ber- sama Ahlul Ahwaa’ (Ahlul Bid’ah).

] ٦ [ ِءاَﺮِﻤـْﻟا ُكْﺮَـﺗَو - ِﺠـْﻟاَو ،

ِلاَﺪ ـ ُﺨـْﻟاَو ، ـ ُﺼـ ِﻓ ِتﺎَﻣْﻮ ـﻲ

ِﻦْﻳِّﺪ ﻟاـ .

[6]- Tidak melakukan perdebatan, perbantahan dan permusuhan dalam masalah agama.

] ٧ [ ﱡﺴﻟاَو - ِلْﻮُﺳَر ُرﺎَﺛآ ﺎَﻧَﺪْﻨِﻋ ُﺔﱠﻨ ِﷲ

،

[7]- As-Sunnah menurut kami adalah apa yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam (baik berupa perkataan, perbuatan maupun persetujuan beliau-pent).

] ٨ [ ْﻟا ُﻞِﺋ َﻻَد َﻲِﻫَو َنآْﺮُﻘْﻟا ُﺮِّﺴَﻔُـﺗ ُﺔﱠﻨﱡﺴﻟاَو - ِنآْﺮُﻘ ـ

.

[8]- As-Sunnah merupakan pen-tafsir dan penjelas Al-Qur’an.

] ٩ [ َو َﻟـ - ِﻓ َﺲْﻴ ﱡﺴﻟا ـﻲ

ـ ﱠﻨـ ِﻗ ِﺔ

،ٌسﺎَﻴ ـ

[9]- Di dalam As-Sunnah (perkara Aqidah-pent)

(5)

] ١٠ [ َﻟ ُبَﺮْﻀُﺗ َﻻَو - ْﻣَْﻷا ﺎَﻬ ـ

ُﺗ َﻻَو ،ُلﺎَﺜ ـ ُكَرْﺪ ـ

ْﻟﺎِﺑـ ُﻌـ ُﻘـ ْﻫَْﻷا َﻻَو ِلْﻮ ،ِءاَﻮ ـ

ِّﺗِْﻻا َﻮُﻫ ﺎَﻤﱠـﻧِإ ىَﻮَﻬـْﻟا ُكْﺮَـﺗَو ُعﺎَﺒ ـ

.

[10]- (As-Sunnah) tidak boleh di tentang dengan perrmisalan-permisalan (akal-pent) dan tidak bisa diketahui dengan akal (semata) dan tidak pula dengan hawa nafsu/keinginan. Yang ada hanyalah Ittibaa’ (mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah-pent) dan meninggalkan hawa nafsu/keinginan.

] ١١ [ ِﺘﱠﻟا ِﺔَﻣِز ﱠﻼﻟا ِﺔﱠﻨﱡﺴﻟا َﻦِﻣَو - ِﻣ َكَﺮَـﺗ ْﻦَﻣ ْﻲ ـ

ﺎَﻬْـﻨ ـ

َﻠْﺼ َﺧـ ـ ًﺔ،

ﺎَﻬْﻠَـﺒْﻘَـﻳ ْﻢـَﻟ ـِﺑ ْﻦِﻣْﺆُـﻳَو ،

ﺎَﻬ ْﻫَأ ْﻦِﻣ ْﻦُﻜَﻳ ْﻢـَﻟ ؛ ـ ِﻠـ

َﻬـﺎ :

[11]- Termasuk Sunnah yang harus (diyakini), yang Barangsiapa meninggalkan salah satu saja dengan tidak menerimanya, dan tidak beriman kepadanya; maka dia bukan termasuk Ahlus Sunnah, adalah:

] ١٢ [ ْﻟﺎِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹَا - ـ َﻘـ

َﺧ ِرَﺪ ـ ْﻴـ ﻟاَو ،ِﻩِّﺮَﺷَو ِﻩِﺮ ـ ﱠﺘـ

ْﻳِﺪـ ْﺼـ

ُﻖ : َﻻَو ؟َﻢـِﻟ : ُلﺎَﻘُـﻳ َﻻ ،ﺎَﻬـِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳ ِْﻹاَو ،ِﻪ ـ ْﻴـ ِﻓ ِﺚْﻳِدﺎَﺣَْﻷﺎِﺑ ﻟا َﻮُﻫ ﺎَﻤﱠـﻧِإ ؟َﻒْﻴ َﻛـ ْﻳِﺪْﺼﱠﺘ ـ

ﺎَﻬـِﺑ ُنﺎَﻤْـﻳِْﻹاَو ُﻖ ـ .

[12]- Beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk, membenarkan hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah ini dan mengimaninya,

(6)

dengan tidak mengatakan: Mengapa begini? Bagai- mana bisa begitu? (Kewajiban kita) hanyalah mem- benarkan dan beriman dengannya.

ْﻳِﺪَﺤـْﻟا َﺮْـﻴِﺴْﻔَـﺗ ْفِﺮْﻌَـﻳ ْﻢـَﻟ ْﻦَﻣَو َﻋ ُﻪْﻐُﻠْـﺒَـﻳَو ِﺚ ـ

ْﺪَﻘَـﻓ ،ُﻪُﻠْﻘ ـ

ُﻛـ َﻢِﻜْﺣُأَو َﻚِﻟٰذ َﻲ ِﻔـ َو ِﻪِﺑ ُنﺎَﻤْـﻳِْﻹا ِﻪْﻴَﻠَﻌَـﻓ ،ُﻪَﻟ

،ُﻢْﻴِﻠْﺴﱠﺘ ﻟاـ

ْﻳِﺪَﺣ ُﻞْﺜِﻣ ـ

ِﺚ )) : ُقْوُﺪْﺼَﻤْﻟا ُقِدﺎﱠﺼﻟا َنﺎَﻛ ﺎَﻣ ُﻞْﺜِﻣَو ، ((

ِﻓ ُﻪَﻠْـﺜِﻣ ـ

ْﻟا ﻲ ـ َﻘـ َﻳْؤﱡﺮﻟا ِﺚْﻳِدﺎَﺣَأ ُﻞْﺜِﻣَو ،ِرَﺪ ْﺖَﺒَـﻧ ْنِإَو ،ﺎَﻬِّﻠُﻛ ِﺔ ـ

ﺎَﻬْـﻨِﻣ َﺶَﺣْﻮَـﺘْﺳاَو ِعﺎَﻤـْﺳَْﻷا ِﻦَﻋ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﺎَﻤـﱠﻧِإَو ،ُﻊِﻤَﺘْﺴُﻤْﻟا

َﻦِﻣ ﺎَﻫِْﲑَﻏَو ،ًاﺪِﺣاَو ًﺎﻓْﺮَﺣ ﺎَﻬْـﻨِﻣ ﱠدُﺮَـﻳ ﱠﻻَأَو ،ﺎَﻬـِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹا ْﻟا ِﺚْﻳِدﺎَﺣَْﻷا ـ َﻤـ

ُﺛْﺄـ ﻟا ِﻦَﻋ ِتاَرْﻮ ـ ِّﺜـ َﻘـ

ًاﺪَﺣَأ َﻢِﺻﺎَﺨـُﻳ ﱠﻻَأَو ، ِتﺎ

ِﺠـْﻟا َﻢﱠﻠَﻌَـﺘَـﻳ َﻻَو ،ُﻩَﺮِﻇﺎَﻨُـﻳ َﻻَو ِﺈَﻓ ،َلاَﺪ ـ

ِﻓ َم َﻼَﻜْﻟا ﱠن ـ

ْﻟاـ ِرَﺪ َﻘـ ﻟاَوـ ، َﻳْؤﱡﺮـ ْﻟاَوـ ِﺔ،

ِنآْﺮ ُﻘـ َﻏَوـ ،

ﱡﺴﻟا َﻦِﻣ ﺎَﻫِﺮ ْﻴـ ـ َﻨـ

ْﻜَﻣ ِﻦ ٌﻩْوُﺮ ـ

َﻣَوـ ِﻬْﻨـ ِﺣﺎَﺻ ُنْﻮُﻜَﻳ َﻻ ،ُﻪْﻨَﻋ ﱞﻲ ـ ُﺒـ

ُﻪ ِﻪِﻣ َﻼَﻜِﺑ َبﺎَﺻَأ ْنِإَو -

ﱠﻨﱡﺴﻟا ـ َﺔ ِﺔﱠﻨﱡﺴﻟا ِﻞْﻫَأ ْﻦِﻣ - َﻦِﻣْﺆُـﻳَو َلاَﺪِﺠـْﻟا َعَﺪَﻳ ﱠﱴَﺣ ؛

ِرﺎَﺛ ْﻵﺎِﺑ .

Barangsiapa yang tidak mengetahui makna hadits tersebut dan akalnya tidak sampai (untuk

(7)

bisa memahaminya-pent); maka telah cukup baginya dan telah sempurna, kewajiban dia hanyalah mengimaninya dan pasrah kepadanya, seperti hadits: Ash-Shaadiqul Mashduuq dan hadits- hadits yang semisalnya dalam masalah takdir. Juga seperti hadits tentang Ar-Ru’yah (kaum mu’minin akan melihat Allah di akhirat-pent), walaupun terasa asing ditelinga dan pendengarnya merasa aneh; maka kewajibannya hanyalah beriman, tidak boleh menolak satu hadits pun dalam masalah ini dan juga hadits-hadits lainnya yang diriwayatkan dari para perawi yang Tsiqah (terpercaya). Tidak boleh membantah dan mendebat orang lain (tentang masalah-masalah ini-pent) dan tidak boleh mem- pelajari ilmu debat. Sungguh, berbicara (dengan akal semata-pent) tentang permasalahan takdir, Ar- Ru’yah, Al-Qur’an dan lain-lain dari perkara- perkara Sunnah (yang berkaitan dengan Aqidah- pent); maka hal ini tercela dan terlarang. Seorang yang menggunakan cara seperti ini -walaupun dia bertepatan dengan Sunnah-; maka dia tidak termasuk Ahlus Sunnah sebelum dia meninggalkan perdebatan dan (hanya) beriman kepada Aatsaar (hadits-hadits Rasulullah-pent).

] ١٣ [ ُم َﻼَﻛ ُنآْﺮُﻘْﻟاَو - َﻟَو ،ِﷲ

َﻻَو ، ٍقْﻮُﻠْﺨَﻤـِﺑ َﺲْﻴ ـ

َلْﻮُﻘـَﻳ ْنَأ ْﻒُﻌْﻀَﻳ ْﺨَﻤـِﺑ َﺲْﻴَﻟ :

ـ ُﻠـ َﻟ ِﷲ َم َﻼَﻛ ﱠنِﺈـَﻓ ، ٍقْﻮ َﺲْﻴ ـ

َﻟَو ،ُﻪْﻨِﻣ ٍﻦِﺋﺎَﺒـِﺑ ْﺨـَﻣ ٌءْﻲَﺷ ُﻪْﻨِﻣ َﺲْﻴ ـ

ٌقْﻮُﻠ ـ

َةَﺮَﻇﺎَﻨُﻣَو َكﺎﱠﻳِإَو ،

(8)

ﱠﻠﻟﺎـِﺑ َلﺎَﻗ ْﻦَﻣَو ،ِﻪْﻴِﻓ َثَﺪْﺣَأ ْﻦَﻣ ــ ْﻔـ

َﻏَو ِﻆ ـ ْﻴـ َﻗَو ْﻦَﻣَو ،ِﻩِﺮ

َﻒ ـ

َلﺎَﻘَـﻓ ِﻪْﻴِﻓ

" : ْيِرْدَأ َﻻ ٍقْﻮُﻠْﺨَﻤـِﺑ َﺲْﻴَﻟ ْوَأ ٌقْﻮُﻠْﺨـَﻣ :

،

ِﷲ ُم َﻼَﻛ َﻮُﻫ ﺎَﻤـﱠﻧإَو

َلﺎَﻗ ْﻦَﻣ ُﻞْﺜِﻣ ٍﺔَﻋْﺪِﺑ ُﺐِﺣﺎَﺻ اَﺬٰﻬَـﻓ :

"

ٌقْﻮُﻠْﺨـَﻣ َﻮُﻫ

"

َﻟ ِﷲ ُم َﻼَﻛ َﻮُﻫ ﺎَﻤـﱠﻧِإَو ، ْﺨَﻤـِﺑ َﺲْﻴ ـ

ـ ُﻠـ ٍقْﻮ

[13]- Al-Qur’an adalah Kalaamullaah (firman Allah) dan bukan makhluk. Janganlah seorang lemah untuk mengatakan: Bukan makhluk. Karena firman Allah tidaklah terpisah dari-Nya, tidak ada di antara firman-Nya yang makhluk. Dan janganlah anda berdebat dengan orang yang berbuat Bid’ah dalam masalah ini. Barangsiapa yang mengatakan Lafzhi dan lainnya, juga orang yang diam; dimana dia mengatakan: “Saya tidak tahu apakah (Al- Qur’an) itu makhluk atau bukan makhluk, yang jelas Al-Qur’an adalah Kalaamullaah (firman Allah)”; maka orang semacam ini adalah Ahli Bid’ah, sama seperti orang yang mengatakan: “(Al- Qur’an) itu adalah makhluk”. Yang benar: bahwa Al-Qur’an adalah Kalaamullaah (firman Allah) dan bukan makhluk.

] ١٤ [ ﻟﺎِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو - َﻳْؤﱡﺮـ ـ

ْﻟا َمْﻮَـﻳ ِﺔ َﻣﺎَﻴِﻘ ـ

ـ،ِﺔ َيِوُر ﺎَﻤَﻛ

ﻟا ِﻦَﻋ ِِّﱯﱠﻨ ـ ِحﺎَﺤِّﺼﻟا ِﺚْﻳِدﺎَﺣَْﻷا َﻦِﻣ

.

(9)

[14]- Dan beriman terhadap ar-Ru’yah (kaum mu’minin akan melihat Allah) pada hari kiamat, sebagaimana diriwayatkan dari Nabi shallallaahu

‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits shahih,

] ١٥ [ ﻟا ﱠنَأَو - ﱠ ِﱯﱠﻨ ـ ْﻦَﻋ ٌرْﻮُـﺛْﺄَﻣ ُﻪﱠﻧِﺈَﻓ ؛ُﻪـﱠﺑَر ىَأَر ْﺪَﻗ

ِﷲ ِلْﻮُﺳَر ُةَدﺎَﺘَـﻗ ُﻩاَوَر ،ٌﺢْﻴِﺤَﺻ

َﺔَﻣِﺮْﻜِﻋ ْﻦَﻋ ، ِﻦَﻋ ،

ِﻦْﺑا ٍسﺎﱠﺒَﻋ َﺑَأ ُﻦْﺑ ُﻢَﻜَﺤـْﻟا ُﻩاَوَرَو .

َنﺎ ـ َﺔَﻣِﺮْﻜِﻋ ْﻦَﻋ ، ِﻦَﻋ ،

َﻋ ِﻦْﺑا ٍسﺎﱠﺒ ـ ْﻳَز ُﻦْﺑ ﱡﻲِﻠَﻋ ُﻩاَوَرَو .

ـ ٍﺪ َناَﺮْﻬِﻣ ِﻦْﺑ َﻒُﺳْﻮُـﻳ ْﻦَﻋ ،

،

ٍسﺎﱠﺒَﻋ ِﻦْﺑا ِﻦَﻋ ِﺪَﺤـْﻟاَو .

ِﻩِﺮِﻫﺎَﻇ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻧَﺪْﻨِﻋ ُﺚْﻳ َءﺎَﺟ ﺎَﻤَﻛ

ِِّﱯﱠﻨﻟا ِﻦَﻋ

، ﺎَﻤَﻛ ِﻪـِﺑ ُﻦِﻣْﺆـُﻧ ْﻦِﻜَﻟَو ،ٌﺔَﻋْﺪِﺑ ِﻪْﻴِﻓ ُم َﻼَﻜْﻟاَو

ِﻇﺎَﻨُـﻧ َﻻَو ،ِﻩِﺮِﻫﺎَﻇ ﻰَﻠَﻋ َءﺎَﺟ ًاﺪَﺣَأ ِﻪْﻴِﻓ ُﺮ ـ

.

[15]- dan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melihat Rabb-nya. Hal tersebut diriwayatkan dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan shahih, diriwayatkan oleh Qatadah, dari

‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakam bin Aban, dari ‘Ikrimah, dari Ibnu

‘Abbas. Juga diriwayatkan oleh ‘Ali bin Zaid, dari Yusuf bin Mihran, dari Ibnu ‘Abbas. Hadits terse- but menurut kami (harus difahami) sesuai lahiriah- nya, sebagaimana datang dari Nabi shallallaahu

‘alaihi wa sallam. Adapun memperbin-cangkannya (dengan akal-akal semata-pent) maka itu adalah

(10)

Bid’ah. Tugas kita adalah mengimaninya sesuai dengan lahiriahnya, dan kita tidak berdebat dengan seorang pun dalam masalah ini.”

] ١٦ [ َﻳ ِناَﺰْـﻴِﻤْﻟﺎِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو - ﺎَﻤَﻛ ،ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟا َمْﻮـ

َءﺎَﺟ :

ْﻟا َمْﻮـَﻳ ُﺪْﺒَﻌْﻟا ُنَزْﻮـُﻳ )) َﻳ َﻼـَﻓ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘ ـ

ُﻌَـﺑ َحﺎَﻨَﺟ ُنِﺰ ـ ٍﺔَﺿْﻮ ـ

((

،

ُﻳَوـ ْﻟا ُلﺎَﻤْﻋَأ ُنَزْﻮ ِﻪـِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو ،ِﺮـَﺛَْﻷا ِﰲ َءﺎَﺟ ﺎَﻤَﻛ ِدﺎَﺒِﻌ ـ

،

ْﻳِﺪْﺼﱠﺘﻟاَو ِﻪـِﺑ ُﻖ ـ

َﻚِﻟٰذ ﱠدَر ْﻦﱠﻤَﻋ ُضاَﺮْﻋِْﻹاَو ،

ْﺮَـﺗَو ، ُك

َﻟَدﺎَﺠـُﻣ ـ ِﺘ ُﻪ

.

[16]- Beriman kepada al-Miizaan (Timbangan) pada hari kiamat; sebagaimana disebutkan (dalam hadits-pent): “Hamba akan ditimbang pada hari kiamat, maka (beratnya) tidak mencapai (berat) seekor nyamuk.” Dan amalan-amalan hamba juga ditimbang; sebagaimana disebutkan dalam Atsar (hadits). (Kita) mengimaninya, membenarkannya, dan berpaling dari orang yang menolaknya, serta (kita) tidak berdebat dengan (orang) tersebut.

] ١٧ [ ْﻟا ُﻢِّﻠَﻜُﻳ َﱃﺎَﻌَـﺗ َﷲ ﱠنَأَو - ْﻟا َمْﻮـَﻳ َدﺎَﺒـِﻌ ـ

ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘ ـ

َﺲْﻴَﻟ ﻟاَو ِﻪـِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو ،ٌنﺎَﻤـُﺟْﺮـُﺗ ُﻪَﻨْـﻴـَﺑَو ْﻢُﻬَـﻨْـﻴـَﺑ ُﻖـْﻳِﺪْﺼﱠﺘ ـ

ِﻪِﺑ

.

(11)

[17]- Dan bahwa Allah Ta’aalaa akan berbicara dengan para hamba pada Hari Kiamat; tidak ada penterjemah antara mereka dengan-Nya. (Kita) beriman dengan (hal) itu dan membenarkannya.

] ١٨ [ ِﻟ ﱠنَأَو ،ِضْﻮـَﺤـْﻟﺎـِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو - ِﷲ ِلْﻮُﺳَﺮ ـ

ُﺿْﺮـَﻋ ،ُﻪـُﺘـﱠﻣُأ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُدِﺮـَﻳ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘـْﻟا َمْﻮـَﻳ ًﺎﺿْﻮـَﺣ ُﻃ ُﻞْﺜِﻣ ُﻪـ

ـ ِﻟْﻮـ ِﻪ

ُةَﺮـْﻴِﺴَﻣ َﻴـِﻧآ ،ٍﺮْﻬَﺷ

ُﺠـُﻧ ِدَﺪَﻌـَﻛ ُﻪـُﺘ ـ

ﺎَﻣ ﻰَﻠَﻋ ِءﺎَﻤﱠﺴﻟا ِمْﻮ ـ

ﱠﺤَﺻ ْﺖ ـ ْﺧَْﻷا ِﻪ ـِﺑـ َﻏ ْﻦِﻣ ُرﺎَﺒ ـ

ٍﻪـْﺟَو ِﺮـْﻴ ـ .

[18]- Beriman dengan adanya al-Haudh (telaga);

bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memiliki al-Haudh (telaga) pada Hari Kiamat yang didatangi oleh umat beliau, lebarnya sama dengan panjangnya; yaitu sejauh satu bulan perjalanan.

Jumlah bejana (tempat minum)nya sejumlah bintang dilangit; sesuai hadits-hadits shahih yang banyak jalannya.

] ١٩ [ ْﻳِْﻹاَو - ﺎَﻤـ

،ِﺮـْﺒَﻘـْﻟا ِباَﺬَﻌـِﺑ ُن

[19]- Beriman dengan adanya adzab kubur,

] ٢٠ [ َأَو - ـْﻔـُﺗ َﺔـﱠﻣُْﻷا ِﻩِﺬٰﻫ ﱠن ـِﻓ ُﻦـَﺘ

ُﻗ ْﻲ ـ ُلَﺄْﺴُﺗَو ،ﺎَﻫِرْﻮُـﺒـ ـ

ِﻪـْﻴـِﺗْﺄـَﻳَو ،ُﻪـﱡﻴـِﺒـَﻧ ْﻦَﻣَو ،ُﻪـﱡﺑَر ْﻦَﻣَو ،ِم َﻼْﺳِْﻹاَو ِنﺎَﻤـْﻳِْﻹا ْﻦَﻋ

(12)

ُﷲ َءﺎَﺷ َﻒْﻴَﻛ ٌﺮْـﻴِﻜَﻧَو ٌﺮَﻜْﻨُﻣ َﻛَوـ

ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو ،َداَرَأ َﻒْﻴ

ِﻪـِﺑ ُﻖـْﻳِﺪْﺼﱠﺘﻟاَو ِﻪـِﺑ .

[20]- dan (beriman) bahwa umat ini terkena fitnah (ujian) dikuburnya, (mereka) akan ditanya tentang Iman dan Islam, siapa Rabb-nya dan siapa Nabi-nya. Akan datang (malaikat) Munkar dan Nakir sesuai dengan keininan Allah ‘Azza Wa Jalla dan sebagaimana kehendak-Nya. (Kita) mengimani- nya dan membenarkannya.

] ٢١ [ ﻟا ِﺔَﻋﺎَﻔَﺸـِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو - ِِّﱯﱠﻨ ـ

ٍمْﻮَﻘِﺑَو ،

ﻟا َﻦِﻣ َنْﻮـُﺟُﺮْﺨـَﻳ ْﺣا ﺎَﻣ َﺪْﻌـَﺑ ِرﺎﱠﻨ ـ

ُﻗَﺮـَﺘـ ـ ،ًﺎﻤـْﺤـَﻓ اْوُرﺎَﺻَو اْﻮ

َﻟِإ ْﻢِﻬـِﺑ ُﺮـَﻣْﺆـُﻴـَﻓ ِﺔـﱠﻨـَﺠـْﻟا ِبﺎـَﺑ ﻰَﻠَﻋ ٍﺮْﻬـَﻧ ﻰ ـ

ِﻓ َءﺎَﺟ ﺎَﻤَﻛ - ـ

ِﺮـَﺛَْﻷا َﻛـ - ِﻪـِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹا َﻮُﻫ ﺎَﻤـﱠﻧِإ ،َءﺎَﺷ ﺎَﻤَﻛَو ُﷲ َءﺎَﺷ َﻒْﻴ

ﻟاَوــ ِﻪـِﺑ ُﻖـْﻳِﺪْﺼـﱠﺘ .

[21]- Beriman dengan adanya syafa’at Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan (beriman) dengan adanya kaum yang keluar dari Neraka setelah mereka terbakar dan menjadi arang.

Kemudian diperintahkan agar mereka dibawa ke sebuah sungai di pintu Surga sebagaimana disebutkan dalam hadits, sesuai dengan cara yang Allah kehendaki dan sesuai dengan kehendaknya.

(13)

(Kewajiban kita) hanyalah mengimaninya dan membenarkannya.

] ٢٢ [ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو - ]

ــــِﺑ ﱠﺟﱠﺪﻟا َﺢْﻴِﺴَﻤْﻟا ﱠنَأ [ ٌجِرﺎَﺧ َلﺎ ـ

ْﻜَﻣـ ِﻓﺎَﻛ ِﻪْﻴَـﻨْـﻴَﻋ َْﲔَـﺑ ٌبْﻮـُﺘ ِﺚـْﻳِدﺎــَﺣَْﻷاَو ،ٌﺮ ـ

ﱠﻟاـ ْتَءﺎــَﺟ ْﻲ ِﺘـ

ِﺋﺎَﻛ َﻚِﻟٰذ ﱠنَﺄـِﺑ ُنﺎَﻤـْﻳِْﻹاَو ،ِﻪـْﻴـِﻓ

،ٌﻦ ـ

[22]- Beriman bahwa Al-Masih Ad-Dajjal akan keluar, di antara kedua matanya tertulis ٌﺮِﻓﺎَﻛ (Kafir), (kita mengimani) hadits-hadits yang menjelaskan tentang hal ini, dan (kita) beriman bahwa hal itu akan terjadi.

] ٢٣ [ َﻢـَﻳْﺮَﻣ َﻦْﺑا ﻰَﺴْﻴِﻋ ﱠنَأَو - ُلِﺰـْﻨـَﻳ

ُﻪـُﻠـُﺘـْﻘَـﻴَـﻓ ،

ٍّﺪـُﻟ ِبﺎَﺒـِﺑ .

[23]- Dan (beriman) bahwa ‘Isa bin Maryam

‘alaihis salaam akan turun dan akan membunuh Dajjal di Baab Ludd.

] ٢٤ [ َو - ِْﻹا ْﻳـ َﻤ ُنﺎ َـﻗ ْﻮ ٌل َو َﻋ َﻤ ٌﻞ َﻳ ، ِﺰ ْﻳ َو َﻳـ ْـﻨ ُﺪ ُﺺ ُﻘ َﻛ ، َﻤ ﺎ

َﺟــ َءﺎ ِﰲ ْﻟا ـ َﺨـ

َﺒـ ِﺮ : َأ ْﻛ )) َﻤ ُﻞ ْﻟا ُﻤ ْﺆ ِﻣــ ِﻨ ـ َْﲔ ِإ ْﻳـ َﻤ ًﺎﻧﺎ

؛ ْﺣ َأ َﺴ ُـﻨ ُﻬ ْﻢ

ُﺧـ ًﺎﻘ( ُﻠـ .(

(14)

[24]- Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang; sebagaimana disebutkan dalam hadits: “Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya”.

] ٢٥ [ َو َﻣ - َﺗـ َﺮ ْﻦ َك ﱠﺼﻟا َﻼ َة َﻓـ َﻘ ْﺪ َﻛـ َﻔـ َﺮ َو ، َﻟـ ْﻴ َﺲ َﻦ ِﻣ

َْﻷا ْﻋ َﻤ َﺷ ِلﺎ ْﻲ ٌء َﺗـ ْﺮ ُﻪ ُﻛـ ْﻔ ٌﺮ ُﻛـ ِإ ﱠﺼﻟا ﱠﻻ َﻼ َﻣ ، َة َﺗـ َﺮ َﻛ ْﻦ ـ َﻬ َـﻓ ﺎ ُﻬ َﻮ

َﻛـ ٌﺮ ِﻓﺎ َو ، َﻗ ْﺪ َﺣ َأ ُﷲ ﱠﻞ َﻗـ ْﺘـ َﻠ ُﻪ.

[25]- Barangsiapa yang meninggalakan shalat;

maka dia telah kafir. Tidak ada suatu amalan pun yang kalau itu ditinggalkan merupakan kekufuran;

kecuali shalat, siapa yang meninggalkannya maka dia kafir dan Allah menghalalkannya untuk di- bunuh.

] ٢٦ [ َو - َﺧـ ْﻴ ــ ُﺮ ٰﻫ ِﺬ ِﻩ ُْﻷا ﱠﻣـ ِﺔ َﺑـ ْﻌ ـ َﺪ َﻧـ ِﺒـ ِّﻴـ َﻬ : َأ ُﺑـ

ْﻮ ْﺑـ ُنﺎ َﻤ ُﻋـ ْﺜـ ـ ﱠﻢ ُﺛ ، ِبﺎ ﱠﻄ َﺨـ ْﻟاـ ُﻦ ْﺑـ َﻤـ ُﺮ ُﻋـ ـ ﱠﻢ ُﺛ ، ُﻖ ـ ِّﺪ ْﻳــ ِّﺼﻟ َا ٍﺮ َﺑ ْﻜ ُﻦ َﺤــ ْﺻـ َأ ْﻢ َﻣـ ُﻬ ـ ﱠﺪ َﻗ ﺎ َﻤ َﻛ َﺛـ َﺔ َﻼ ﱠﺜـ ﻟاـ ِء ُﺆ َﻻ ٰﻫـ ِّﺪ ُم ـ َﻘـ ُﻧ ، َنﺎ َﻋـ ﱠﻔ ُبﺎ ُﺆ َﻻ ٰﻫـ َﺪ َـﺑ ْﻌ ـ ﱠﻢ ُﺛ ، َﻚ ٰذ ِﻟ ـ ْﻲ ِﻓ ا ُﻔـ ْﻮ ـ َﺘـ ِﻠـ َﻳـ ْﺨ ـ ْﻢ َﻟ ؛ ِﷲ ْﻮ ِل َر ُﺳــ ِء

ﻟاـ ﱠﺜ ـ َﻼ َﺛـ ِﺔ : ْﺻ َأ َﺤـ ُبﺎ ﱡﺸﻟا ْﻮ َر ْﻟا ى ْﻤ ـ َﺨ

َﺴ ُﺔ َﻋ ِﻠ - ْﺑ ﱡﻲ ُﻦ َأ ِﺑـ

ْﻲ ٍف ْﻮ َﻋـ ُﻦ ْﺑ ُﻦ ٰﻤ ْﺣـ ﱠﺮﻟا ُﺪ َﻋ ْﺒ َو ، ُﺮ َﺑـ ْـﻴ ﱡﺰﻟا َو ُﺔ، َﺤ ْﻠ َو َﻃ ، ٍﺐ ِﻟﺎ َﻃ

،

(15)

َو َﺳ ْﻌ ٌﺪ - ُﻛ ﱡﻠ ؛ ُﻬ ْﻢ ْﺼـَﻳ ْﻠِﻟ ُﺢ ُﻠ َﻼ ِﺨـ

َﻓـ ِﺔ َو ، ُﻛ ﱡﻠ ُﻬ ْﻢ َﻣ ٌمﺎ ِإ َو ، َﻧ ْﺬ ُﺐ َﻫ

ِْﰲ ٰذ ِﻟ َﻚ َﱃ ِإ َﺣ ِﺪ ْﻳ ْﺑا ِﺚ ُﻋ ِﻦ َﻤ َﺮ :

"

ُﻛ ﱠﻨ َﻧ ﺎـ ُﻌ ﱡﺪ َو َر - ُﺳ ْ ُل ِﷲ

َﺣ َو َأ ﱞﻲ،

َﺤ ْﺻ ُﺑﺎ ُﻪ ُﻣ َـﺘ َﻮ ِﻓا ُﺮ ْو َن - َأ ُﺑـ : ْﻮ َﺑ ْﻜ ُﺛ ، ٍﺮ ُﻋـ ـ ﱠﻢ َﻤـ ُﺮ ،

ُﺛـ ﱠﻢ ُﻋـ ْﺜـ َﻤ ُنﺎ ُﺛ ، َﻧـ ـ ﱠﻢ

ْﺴ ُﺖ ُﻜ ."

ُﺛـ ﱠﻢ ْﻦ ِﻣ َﺑـ ْﻌ ِﺪ ْﺻ َأ َﺤ ِبﺎ

ﱡﺸﻟا ْﻮ َر ى َأ ْﻫ : ُﻞ َﺑ ْﺪ ٍر َﻦ ِﻣ ُﻤ َﻬ ْﻟا ـ ِﺮ ْﻳـ ِﺟﺎ َﻦ ُﺛ ، ـ ﱠﻢ ْﻫ َأ ُﻞ َﺑـ ْﺪ ٍر َﻦ ِﻣ

َْﻷا َﺼ ْﻧـ ِرﺎ ْﻦ ِﻣ ْﺻ َأ َﺤ َر ِبﺎ ُﺳـ ْﻮ ِل ِﷲ

؛

َﻋ َﻠ َﻗ ﻰ ْﺪ ِر

ْﻟاـ ْﺠ َﺮ ِﻬ َو ِة ﱠﺴﻟا ِﺑﺎـ َﻘ ِﺔ

َأ ﱠو ، َﻓ ًﻻ ـ َﺄ ﱠو ًﻻ.

[26]- Orang terbaik dikalangan umat ini (umat Islam) setelah Nabi (Muhammad) shallallaahu

‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakr Ash-Shiddiq, kemudian ‘Umar bin Al-Khaththab, kemudian

‘Utsman bin ‘Affan. Kita lebih mendahulukan ketiga Shahabat tersebut karena para shahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam (yang lainnya) lebih mendahulukan mereka (bertiga);

mereka (para Shahabat) tidak berselisih dalam masalah tersebut. Kemudian (manusia terbaik) setelah mereka bertiga adalah lima orang anggota Syuuraa: ‘Ali bin Abi Thalib, Thalhah (bin

‘Ubaidillah), Zubair (bin ‘Awwam), ‘Abdurrahman bin ‘Auf, dan Sa’d (bin Abi Waqqash); semuanya pantas untuk menjadi khalifah, dan semuanya adalah Imam. Dalam masalah (keutamaan) ini kita mengikuti hadits (perkataan) Ibnu ‘Umar: “Ketika

(16)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam masih hidup dan para Shahabat masih banyak; kami berpendapat bahwa (orang yang paling utama) adalah: Abu Bakr, kemudian ‘Umar, kemudian

‘Utsman, kemudian (untuk yang keempat-pent) kami diam.” Kemudian (manusia yang utama) setelah anggota-anggota Syuuraa adalah: Para Shahabat Rasululllah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang ikut perang Badr dari kalangan Muhajirin, kemudian yang ikut perang Badr dari kalangan Anshar; sesuai dengan kadar (keutamaan mereka) dalam Hijrah dan lebih dahulu masuk Islam mereka; satu persatunya.

] ٢٧ [ ُﺛـ - ﱠﻢ َأ َﻀ ْﻓ ُﻞ ﱠﻨﻟا َﺑـ ْﻌ ِسﺎ َﺪ ُﺆ َﻻ ٰﻫ ِء ْﺻ َأ َﺤ ِبﺎ

َر ُﺳـ ْﻮ ِل ِﷲ

:

َا ْﻟــ َﻘــ ْﺮ ُن ﱠﻟا ْي ِﺬ ُﺑـ ِﻌ َﺚ ِﻓـ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ُﻛ ، َﻣ ﱡﻞ

ْﻦ ِﻣ َﻮ َـﻓ ُﻬ ؛ ُﻩآ َو َر ًﺔ َﻋﺎ َﺳ ْو َأ ًﺎﻣ َﻳـ ْﻮ ْو َأ ًاﺮ ْﻬ َﺷـ َأ ْو ًﺔ َﺳـ َﻨ َﺒـ ُﻪ ِﺤـ َﺻ ْﻦ َﻧﺎ َﻛ َو ، َﺒـ ُﻪ ِﺤـ َﺻ ﺎ َﻣـ ْﺪ ِر َﻗ ﻰ َﻋ َﻠ ـ ِﺔ ْﺤـ َﺒ ﱡﺼﻟا َﻦِﻣ ـ ُﻪ َﻟ ، ِﻪ ِﺑﺎـ َﺤ ْﺻ َأ ْﺖ ُﻫﺎ َﻧ ـ َﺄ ْد َﻓ ، ًة ْﻈ َﺮ َﻧ ِﻪ ِإ َﻟ ْﻴ َﺮ َﻈ َو َﻧ ْﻨ ُﻪ ِﻣ َﻊ ِﻤ َو َﺳـ ُﻪ َﻣ َﻌ ُﻪ َﻘـ ُﺘـ ِﺑﺎـ َﺳ ْﻢ ْﻮ َﻟـ ُﻘ ْﻮ َو َﻟ ْو ُﻩ َﻳـ َﺮ ْﻢ َﻟـ ْي ِﺬ ﱠﻟا ِن َﻘـ ْﺮ ْﻟاـ َﻦ ِﻣ ُﻞ َﻀ َأ ْﻓ ًﺔ ْﺤ َﺒ ُﺻ َﷲ ا

َﺠ ِﺑـ ِﻤ ْﻴ ِﻊ َْﻷا ْﻋ َﻤ ِلﺎ َﻛ ، َنﺎ ُﺆ َﻻ ٰﻫ ِء ِﺬ ْﻳ ﱠﻟا َﻦ َﺻ ُﺒـ ْﻮ ِﺤ ﱠﻨﻟا ا َِﱯ

(17)

َو َر َأ ْو ُﻩ َو َﺳـ ِﻤ ُﻌ ْﻮ ِﻣ ا ـ ْﻨـ ُﻪ َو ًﺔَﻌـَﺳ ْﻮَﻟَو ِﻪـِﺑ َﻦَﻣآَو ُﻩآَر ْﻦَﻣ َأ ْﻓ ؛

ُﻞ َﻀ

ُﺼ ِﻟ ْﺤـ َﺒ ـ ِﺘـ ِﻪ َﻦ ِﻣ ﻟاـ ﱠﺘـ ِﺑﺎـ ِﻌـ ْﻴـ َﻦ َو َﻟ ْﻮ َﻋ ِﻤ ُﻠ ْﻮ ُﻛ ا َأ ْﻋ ﱠﻞ َﻤ ِلﺎ ْﻟاـ ْﻴـ ِﺮ َﺨـ

[27]- Kemudian; manusia yang paling utama setelah para Shahabat Rasulullah shallallaahu

‘alaihi wa sallam (yang telah disebutkan) adalah:

Generasi yang beliau (Rasulullah shallallaahu

‘alaihi wa sallam) diutus dikalangan mereka (generasi para Shahabat). (Maka) setiap yang bersahabat (menemani) beliau; baik selama seta- hun, sebulan, sehari, sesaat atau bahkan cuma meli- hat beliau; dia termasuk Shahabat beliau. Keutama- annya tergantung kepada kadar persahabatannya, lebih dahulunya dia (masuk Islam), dia mendengar (hadits) beliau dan melihat beliau. (Akan tetapi) para Shahabat yang paling rendah (persahabatan- nya dengan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam); dia lebih utama daripada generasi (selan- jutnya) yang tidak melihat beliau, walaupun orang- orang tersebut menghadap kepada Allah dengan semua amal (kebajikan). Mereka yang bersahabat dengan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, melihat beliau, dan mendengar (hadits) dari beliau, dan orang yang melihat beliau dengan mata kepalanya walaupun sesaat dan beriman kepada beliau;

dengan persahabatannya itu dia lebih utama dari para Tabi’in walaupun (para Tabi’in) tersebut mengamalkan semua amal kebaikan.

(18)

] ٢٨ [ َو - ﱠﺴﻟا ْﻤ ُﻊ َو ﱠﻄﻟا َﻋﺎ ُﺔ

ِﻟ َْﻸ ِﺋ ﱠﻤ َو َأ ِﻣـ ِﺔ ْﻴـ ِﺮ ْﻟا ُﻤ ْﺆ ِﻣـ ِﻨـ ْﻴـ َﻦ

؛

َا ْﻟـ َﺒـ ِّﺮ َو ْﻟا َﻔ ِﺟﺎ َو َﻣ ِﺮ،

َو ِﻟـ ْﻦ َﻲ ْﻟاـ َﻼ ِﺨ َﻓ َﺔ َو َﺘ َﻤ ْﺟا َﻊ ﱠﻨﻟا ُسﺎ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻋ

َو َر ْﻮ ُﺿ ِﺑ ا ِﻪ َو ، َﻋ ْﻦَﻣ ِﻠ َـﻴ ُﻬ ْﻢ ﱠﺴﻟﺎ ِﺑ ْﻴ َﺣ ِﻒ َﺻ ﱠﱴ َرﺎ َﺧ ِﻠ ْـﻴ َﻔ ًﺔ

َو ُﺳـ َﻲ ِّﻤ

َأ ِﻣ ْـﻴ َﺮ ُﻤ ْﺆ ْﻟا ِﻣـ ِﻨـ ْﻴـ َﻦ .

[28]- Mendengar dan taat kepada para imam dan amirul mu’minin (pemimpin kaum mu’minin) baik (pemimpin itu) orang yang baik maupun orang yang jelek. (Juga mendengar dan taat kepada) siapa saja yang meraih kekhilafahan (kepemimpinan) dan manusia berkumpul (sepakat) dan rela atasnya, dan (demikian juga) orang yang menguasai mereka dengan pedang (kekerasan) sehingga menjadi khalifah (pemimpin) dan dia dinamakan amirul mukminin (maka dia juga harus ditaati-pent).

] ٢٩ [ َو - ْﻟاـ َﻐـ ْﺰ ُو َﻣ َﻣ ٍضﺎ َﻊ

ُْﻷا ِءاَﺮَﻣ َﱃ ِإ َـﻳ ْ ﻮ ِم ْﻟاـ ِﻘ َﻴ َﻣﺎ ِﺔ

َا ْﻟـ َﺒـ ِّﺮ َو ْﻟا َﻔ ِﺟﺎ َﻻ ِﺮ ُـﻳ ْﺘـ َﺮ ُك

،

[29]- Perang (jihad) terus berlangsung sampai Hari Kiamat dipimpin oleh para penguasa -yang baik maupun yang jahat-, tidak (boleh) ditinggal- kan.

(19)

] ٣٠ [ َو ِﻗ - ْﺴ َﻤ ُﺔ ْﻟاـ ْﻲ ِء َﻔ َو ِإ َﻣﺎ ُﺔ َﻗ ْﻟاـ ُﺤ ُﺪ ْو ِد َﱃ ِإ َْﻷا ِﺋ ﱠﻤ ِﺔ

َﻣ ِﺿﺎ ِنﺎَﺘَﻴــ ــ]

َﻟ ْﻴ [ َﺲ َﺣ َِﻷ َأ ْن ٍﺪ َﻳ َﻌ َﻦ ْﻄ َﻠ ْﻴ ِﻬ َﻋ ْﻢ َو َﻻ ُﻳ ـ َﻨ َﻋ ُﻬ ِزﺎ

ْﻢ.

[30]- Pembagian fai’ dan penegakkan huduud diserahkan kepada para pemimipin [keduanya]

terus berlangsung, tidak boleh seorangpun mencela dan menyaingi mereka.

] ٣١ [ َو - َد ْﻓ ُﻊ ﱠﺼ ﻟاـ َﺪ َﻗ ِإ َﻟـ ِتﺎ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َﺟ ِﺋﺎـ َﺰ ٌة َﻧـ ِﻓﺎـ َﺬ ٌة َﻣ ،

ْﻦ . - ًاﺮ ِﺟﺎ َﻓ ْو َأ َنﺎ َﻛ َـﺑ ّﺮ ًا - ْﻨ ُﻪ َﻋ ْت َأ ْﺟ َﺰ َأ ْﻢ؛ َﻟ ْﻴ ِﻬ ِإ ﺎ َﻌ َﻬ َد َـﻓ

[31]- Menyerahkan zakat kepada (para pemimpin) tersebut (untuk disalurkan) adalah boleh dan mencukupi. Barangsiapa menyerahkan- nya kepada mereka; maka sah, baik (pemimpin) itu:

orang yang baik maupun orang yang jahat.

] ٣٢ [ َو - َﺻ َﻼ ُة ْﻟاـ ُﻤ َﻌ ُﺠ َﺧ ْﻠ ِﺔ َﻔ ُﻪ َو َﺧ ْﻠ َﻣ َﻒ َو ْﻦ ُﻩ ﱠﻻ

َﺟ ِﺋﺎ َﺰ َﺑ ِﻗﺎ ٌة َﻴ ٌﺔ َﺗ ٌﺔ ﱠﻣﺎ

َر ْﻛـ َﻌـ َﺘـ ْﻴ َﻣ ، ـ ِﻦ ْﻦ َأ َﻋ ُﻫـ َﻤ َدﺎ َـﻓ ﺎ؛

ُﻬ َﻮ ُﻣـ ْﺒ ـ َﺘـ ِﺪ ٌع

،

َﺗ ِرﺎ ٌك ْﻶ ِﻟ َﺛ ِرﺎ ُﻣـ ، َﺨ ٌﻒ ِﻟﺎ ﱡﺴﻠ ِﻟ ﱠﻨ ِﺔ َﻟ ْﻴ ، َﺲ َﻟ ِﻣ ُﻪ ْﻦ ْﻀ َﻓ ِﻞ

ْﻟاـ ُﻤ َﻌ ُﺠ َﺷ ِﺔ ْﻲ ٌء َذ ِإ َﻟ ا ـ ْﻢ َﻳـ َﺮ ﱠﺼﻟا َﻼ َﺧ ْﻠ َة َﻒ َْﻷا ِﺋ ﱠﻤ ِﺔ َﻣ ْﻦ -

ُـﻧﺎ ْﻮ َﻛ َـﺑ ِّﺮ ا-

َو ﻢﻫ

َﻓ

ِﺟﺎ

ِﺮ ِﻫ

ْﻢ

َﻓ ،

ﱡﺴﻟﺎ

ﱠﻨـ ُﺔ

:

ِﺑـ َﺄ

ُﻳ ْن

َﺼ

ِّﻠـ

َﻲ

َﻣ َﻌ

ُﻬ ْﻢ

(20)

َر ْﻛـ َﻌـ َﺘـ ْﻴـ ِﻦ َو ، َﻳ ِﺪ َﻦ ْﻳـ ِﺑ َﺄ ﱠﻧـ َﻬ َﺗ ﺎ ﱠﻣﺎـ ٌﺔ،

َﻳ َﻻ ْﻦ ُﻜ ْﻲ ِﻓـ َﺻ ْﺪ ِر َك ْﻦ ِﻣ

ٰذ ِﻟ َﻚ َﺷ ﱞﻚ .

[32]- Shalat Jum’at dengan bermakmum kepada pemimpin atau wakilnya adalah dibolehkan, tetap dan sempurna dua raka’at. Barangsiapa yang meng-ulanginya; maka dia adalah mubtadi’ (Ahli Bid’ah); dia telah meninggalkan atsar dan menye- lisihi Sunnah. Dia tidak mendapatkan keutamaan Shalat Jum’at sama sekali jika dia tidak memboleh- kan Shalat bermakmum kepada para pemimpin yang baik maupun yang buruk. Maka yang Sunnah adalah: Shalat bersama mereka dua raka’at dan meyakini bahwa Shalat-nya sempurna. Janganlah ada keraguan didalam dadamu dalam masalah ini.

] ٣٣ [ َو َﻣ - َﺧ َﺮ ْﻦ

َج َﻋ َﻠ ِإ ﻰ َﻣ ٍمﺎ ْﻦ ِﻣ َأ ِﺋ ﱠﻤ ِﺔ ْﻟا ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤـ ْﻴـ

َﻦ، َو ْﺟ ِّي ِﺑ َﺄ َﻓ ِﺔ َﻼ ِﺨ ْﻟﺎـ ُﻪ ِﺑ َﻟ ا ﱡﺮ ْو َو َأ َـﻗ ، َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻋ ا ْﻮ َﻤ ُﻌ ْﺟـ َﺘ ِا ا ُـﻧﺎ ْﻮ َﻛ ْﺪ َو َﻗ ٍﻪ

َﻛ َنﺎ ِّﺮﻟﺎ ِﺑ َﺿ َأ ﺎ ِو ْﻟاـ َﻐـ َﻠـ َﺒـ ِﺔ َـﻓ َﻘ ؛ ْﺪ َﺷ ﱠﻖ ٰﻫـ َﺬ ْﻟا ا ـ َﺨ ُج ِرﺎ َﻋـ َﺼ

ُﻤ ْﻟا ْﺴ ِﻠ ِﻤـ ْﻴـ َﻦ َو ، َﺧ َﻟﺎـ َﻒ َﺛ ْﻵا َرﺎ ْﻦ َﻋ َر ُﺳـ ْﻮ ِل ِﷲ َﻓ ،

ِﺈ ْن

َﻣ َتﺎ ْﻟاـ َﺨ ُج ِرﺎ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ؛

َﻣ َتﺎ ِﻣـ ْﻴـ َﺘ ًﺔ َﺟ ِﻠـ ﱠﻴ ِﻫﺎ ًﺔ.

[33]- Jika kaum muslimin telah berkumpul dibawah kepemimpinan seorang imam dan mereka telah mengakui ke-khilafahan-nya (kepemimpinan-

(21)

(mereka) atau karena dia mengalahkan (mereka)-;

maka Barangsiapa yang memberontak melawan imam kaum muslimin (ini); pemberontak ini telah memecah persatuan kaum muslimin dan menyelisi- hi atsar-atsar (hadits-hadits) yang datang dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Jika dia (pemberontak) ini mati dalam keadaan semacam ini (menjadi pemberontak-pent); maka matinya adalah mati jahiliyyah.

] ٣٤ [ َو - َﻳ ـ َﻻ ﱡﻞ ِﺤ ِﻗــ َﺘـ ﱡﺴﻟا ُلﺎ

َﻄ ْﻠ َو ، ِنﺎ َﻻ ْﻟا ـ ُﺮ ْو ُﺨـ

ُج ِﺪ ُﻣـ ْﺒـ َﺘ َﻮ َـﻓ ُﻬ ؛ َﻚ ِﻟ ٰذ َﻌ َﻞ َـﻓ َﻤ ْﻦ َﻓ ، ِسﺎ ﻟاـ ﱠﻨ َﻦ ِﻣ ٍﺪ َﺣ َِﻷ ْﻴ ِﻪ َﻋ َﻠ

ٌع . ِﻖ ِﺮ ْﻳـ ﱠﻄﻟا َو ـ ﱠﻨـ ِﺔ ﱡﺴﻟا ـ ْﻴـ ِﺮ َﻏ ﻰ َﻋ َﻠ

[34]- Tidak halal memerangi pemimpin, dan tidak boleh bagi seorang pun untuk memberontak kepadanya. Barangsiapa yang melakukan hal itu;

maka dia adalah mubtadi’ (Ahli Bid’ah); tidak di atas Sunnah dan (tidak di atas) jalan (yang lurus).

] ٣٥ [ َو ِﻗ - ـ َﺘ ُلﺎ ﱡﻠﻟا ُﺼـ ْﻮ َو ِص ْﻟاـ َﻮ ِرا َﺨـ َﺟ ِج

ِﺋﺎـ ٌﺰ َذ ِإ ا

َﻋ َﺮ ْﻮ ُﺿ ِﻟ ا ُﺟ ﱠﺮﻠ ِﻞ ِﻓـ ْﻲ َﻧــ ْﻔ ِﺴ َو َﻣـ ِﻪ ِﻟﺎـ َـﻓ ، ِﻪ َﻠ ُﻪ ْن َأ ُـﻳ َﻘ َﻞ ِﺗﺎ ْﻦ َﻋ

َﻧــ ْﻔ ِﺴ َو َﻣ ِﻪ ِﻟﺎـ َو َﻳ ِﻪ،

ْﺪ َﻓ َﻊ َﻋـ ْـﻨ َﻬ ِﺑ ﺎ ِّﻞ ُﻜ َﻣ َﻳ ﺎـ ْﻘـ ُر. ِﺪ َو َﻟـ َﺲ ْﻴ َﻟـ ُﻪ -

ِإ َذ

َﻓ ا

َرﺎ ُـﻗ

ْﻮ ُﻩ

ْو َأ

َـﺗ َﺮ ُﻛ

ْﻮ ُﻩ

-

ْن َأ

َﻳ

ُﻠ َـﺒ ْﻄـ

ُﻬ ْﻢ

َو ،

َﻳ ــ ﱠﺘـ َﻻ

ِﺒ َﻊ

َﺛآـ

َرﺎ ُﻫ

ْﻢ

،

(22)

َﻟـ ْﻴ َﺲ َﺣـ َِﻷ ٍﺪ ِإ ِْﻹا ﱠﻻ َﻣـ َمﺎ َأ ْو ُو َﻻ ْﻟا َة ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤ ْﻴـ َﻦ ِإ ، ﱠﻧـ َﻤ َﻟ ﺎ ـ ُﻪ َأ ْن

َﻳ ْﺪ َﻓ َﻊ ْﻦ َﻋ َـﻧ ْﻔ ِﺴ ِﻪ ْﻲ ِﻓـ َﻣـ َﻘ ِﻣﺎـ ِﻪ ٰذ ِﻟ َو ، َﻚ َﻳـ ْﻨـ َي ِﻮ ِﺑـ ُﺠـ ْﻬ ِﺪ ِﻩ َأ ﱠﻻ

َـﻳ ْﻘـ ُﺘ َﻞ َﺣ َأ َﻓ ،ًاﺪ ِﺈ ْن َﻣ َﻋ َتﺎ َﻳ ﻰ َﻠ َﺪ ْﻳـ ِﻪ ْﻲ ِﻓـ َد ْﻓـ ِﻌـ ِﻪ ْﻦ َﻋ َـﻧ ْﻔ ِﺴ ِﻪ

ْﻲ ِﻓـ َﻤ ْﻌـ ْﻟا

َﺮ َﻛ َﻓ ِﺔ؛

َﺄ ْـﺑ َﻌ ُﷲ َﺪ ْﻟا َﻤ ْﻘــ ُﺘــ ْﻮ َو ، َل ِإ ْن ُﻗـ ِﺘ َﻞ َﺬ ٰﻫ ِﻓ ا ـ ْﻲ

ِﺗ ْﻠ َﻚ ْﻟاـ َﺤ ِلﺎ َو ُﻫ - َﻮ َﻳ ْﺪ َﻓ ُﻊ ْﻦ َﻋ َﻧـ ْﻔ ِﺴ َو َﻣ ِﻪ ِﻟﺎ ِﻪ - َﺟَر ؛ ْﻮ َﻟ ُت ـ ُﻪ

ﱠﺸﻟا َﻬ َدﺎ َة،

َﻤ َﻛ َﺟ ﺎ َءﺎ َْﻷا ﻲ ِﻓـ َﺣ ْﻳـ ِدﺎ ِﺚ َو َﺟـ . ِﻤ ْﻴ ُﻊ َﺛـ ْﻵا ِرﺎ ِﻓـ

ْﻲ َو ِﻪ، َﺒ ِﻋﺎ ِّﺗا ـ َﻻ َو ِﻠـ ِﻪ ـ َﻘـ ْﺘـ ْﺮ ِﺑ ﺆ َﻣ ُـﻳ ْ َﻟـ ْﻢ َو ، ِﻟﺎ ِﻪ ـ ِﻘـ َﺘ َﺮ ِﺑ ِﻣـ ُأ ﺎ ﱠﻧـ َﻤ ِإ ا َﺬ ٰﻫ َﻻ

ُﻳـ ْﺠ ُﺰ ِﻬـ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ ْن ِإ ُﺻ َع ِﺮ ْو َأ َﻛ َﺟ ِﺮ َنﺎ ْﻳـ ًﺎﺤ َو ِإ . ْن َﺧ َأ َﺬ ُﻩ

ِﺳ ْﻴـ َأ ًاﺮ؛

َـﻓ َﻠ ْﻴ َﺲ َﻟــ ُﻪ َأ ْن َﻳـ ْﻘ ـ ُـﺘ َﻠـ َو ، ُﻪ ُﻳ ِﻘ َﻻ ْﻴ َﻢ َﻠـ ْﻴـ َﻋ ِﻪ ْﻟاـ َﺤـ ﱠﺪ ،

َو ٰﻟ ْﻦ ِﻜ َﻳـ ْﺮ

َﻓ ُﻊ ْﻣـ َﺮ َأ ُﻩ ِإ َﻣ ﻰ َﻟـ َو ﱠﻻ ْﻦ ُﷲ ُﻩ َـﻓ َﻴ ؛ ْﺤ ُﻢ ُﻜ ِﻓ ْﻴ ِﻪ .

[35]- Memerangi para pencuri dan Khawarij dibolehkan jika mereka mengganggu jiwa seseorang dan hartanya; maka dia boleh memerangi (para pencuri) untuk membela jiwa dan hartanya, dan menolak mereka dengan semua yang dia mampu.

Jika mereka meninggalkannya; maka dia tidak boleh mengejar mereka dan tidak boleh mencari jejak mereka, hal tersebut hanya boleh dilakukan oleh Imam atau para pemimpin kaum muslimin.

Dia hanya boleh membela dirinya di tempat

(23)

(kejadian)nya tersebut, dan dia meniatkan -dengan seluruh usahanya- untuk tidak membunuh seorangpun. Kalau (pencuri tersebut) mati di tangannya karena dia membela dirinya (dari si pencuri) dalam pertempuran; maka semoga Allah menjauhkan (pencuri) tersebut (dari rahmat-Nya).

Kalau dia yang terbunuh dalam keadaan ini dimana dia membela diri dan hartanya; maka saya ber- harap dia mati syahid; sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits. Dan seluruh riwayat dalam permasalahan ini hanya menyebutkan perintah untuk memeranginya (pencuri) dan tidak ada perintah untuk membunuh dan mengejarnya, dan apabila (pencuri itu) jatuh atau terluka; tidak boleh langsung membunuhnya. Dan kalau tertangkap;

juga tidak boleh di bunuh. Tidak boleh juga menegakkan hadd atasnya; akan tetapi mengangkat perkaranya kepada orang yang Allah jadikan pemimpin; sehingga dialah yang nanti akan menghukumi.

] ٣٦ [ َو - َﻧـــ َﻻ ْﺸــ َﻬــ َﻋ ُﺪ ـ َﻠــ َﺣَأ ﻰ ْﻦِﻣ ٍﺪ ــ

ْﻫـ َأ ْﻟا ِﻞ ـ ِﻘـ ْـﺒ َﻠ ِﺔ

ِﺑـ - ُﻪُﻠَﻤْﻌَـﻳ ٍﻞَﻤَﻌ -

ِﺑـ َﺠـ ﱠﻨ ـ ٍﺔ ْو َأ َﻧـ ٍرﺎ َﻧـ ْﺮ ، ُﺟـ ْﻮ ﱠﺼﻠ ِﻟ ـ ِﻟﺎـ ِﺢ

َو َﻧـ َﺨـ َﻋـ ُفﺎ َﻠـ ْﻴـ َو َﻧـ ِﻪ،

َﺨـ َﻋ ُفﺎ َﻠ ْﻟا ﻰ ْﻲِﺴُﻤ ـ ِء ْﻟاـ ُﻤـ ْﺬ ِﻧـ ِﺐ

،

َو َﻧـ ْ ُﺟـ ْﻮ َﻟ ـ ُﻪ

َر ْﺣ ـ َﻤـ َﺔ ِﷲ .

[36]- Kita tidak memastikan seorang pun dari ahli kiblat (kaum muslimin) bahwa dia masuk

(24)

Surga atau Neraka dengan sebab amalan (baik/buruk) yang dia lakukan. Kita hanya bisa mengharapkan (kebaikan) bagi orang shalih; akan tetapi kita tetap khawatir (adzab) mengenainya.

Dan (sebaliknya), kita khawatir (adzab) mengenai orang yang berbuat jelek dan dosa; akan tetapi kita masih mengharapkan rahmat Allah baginya.

] ٣٧ [ َو َﻣ - ْﻦ َﻟـ ِﻘ َﻲ َﷲ ِﺑـ َﺬ ْﻧـ َﻳ ٍﺐ ـ ِﺠـ ُﺐ َﻟـ ُﻪ ِﺑـ ِﻪ ﻟاـ ُرﺎ ﱠﻨ

َﺗـ ِﺋﺎـ َﻏ ًﺎﺒ ـ ْﻴـ َﺮ ُﻣـ َﻋ ٍّﺮ ِﺼـ ـ َﻠـ ْﻴـ َﻓـ ِﻪ؛

ِﺈ ﱠن َﷲ َﻳـ ُﺘـ ْﻮ ُب َﻋـ َﻠـ ْﻴـ ِﻪ َو َﻳـ ْﻘ ، ُﻞ ـ َﺒ

ﻟاـ ﱠﺘ ـ ْﻮ َﺑـ َﻋ َﺔ ْﻦ ِﻋـ َﺒ ِدﺎ َو َﻳـ ِﻩ،

ْﻌـ ُﻔـ ْﻮ َﻋ ﱠﺴﻟا ِﻦ ـ ِّﻴـ َﺌ ِتﺎ .

[37]- Barangsiapa menemui Allah (pada Hari Kiamat) dengan membawa dosa yang mengharus- kan dia masuk Neraka, akan tetapi dia (telah) bertaubat dan tidak terus menerus melakukan (dosa) tersebut; maka Allah memberikan taubat kepadanya, menerima taubat hamba-hamba-Nya, dan mengampuni kesalahan-kesalahan (mereka).

] ٣٨ [ َو َﻣ - ْﻦ َﻟـ ِﻘـ َﻴـ َو َﻗـ ُﻪ ْﺪ ِﻗُأ ـ ْﻴ َﻢ َﻠ ْﻴـ ِﻪ َﻋ َﺣـ ﱡﺪ ٰذ َﻚ ِﻟـ

ﱠﺬ ْﻧـ ﻟاـ ِﺐ ِﻓـ ـ ﱡﺪ ْﻧـ ﻟا ﻲ َﻴﺎ؛

َﻓـ ُﻬـ َﻮ َﻛـ َرﺎ ُﺗـ ﱠﻔـ ُﻪ،

َﻛـ َﻤ َﺟ ﺎ ـ َءﺎ ِﻓـ ْﻟا ﻲ ـ َﺨـ َﺒـ ِﺮ

َر ﻦ َﻋ ُﺳـ ْﻮ ِل ِﷲ

.

[38]- Dan Barangsiapa bertemu dengan-Nya dalam keadaan sudah ditegakkan hadd di dunia

(25)

gai penghapus dosanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

] ٣٩ [ َو َﻣ - ْﻦ َﻟـ ِﻘـ َﻴـ ُﻪ ُﻣـ ًاّﺮ ِﺼـ َﻏـ ْﻴـ َﺮ َﺗـ ِﺋﺎـ ٍﺐ َﻦ ِﻣ ﱡﺬ ُﻧـ ﻟاـ ْﻮ ِب

ﱠﻟاـ ِﺘ ـ ْﻲ َﻗـ ْﺳاـ ِﺪ َﺘـ ْﻮ َﺐ َﺟـ ِﺑـ َﻬ ْﻟا ﺎ ـ ُﻌـ ُﻘـ ْﻮ َﺑـ َﺔ؛

َﻓـ َﺄ ْﻣـ ُﺮ ُﻩ ِإ َﻟـ ِﷲ ﻰ ِإ ْن ؛

َءﺎ َﺷـ َﺑﱠﺬـ َﻋـ ُﻪ،

َو ِإ َﺷـ ْن َءﺎ َﻏـ َﻔ ـ َﺮ َﻟ ـ ُﻪ.

[39]- Barangsiapa yang menemui-Nya dalam keadaan masih terus menerus mengerjakan dosa dan belum bertaubat dari dosa-dosa tersebut, yang (hal itu) mengharuskan dia untuk di hukum; maka urusannya diserahkan kepada Allah, kalau Dia berkehendak; maka Dia mengadzabnya, dan kalau dia berkehendak (lain); maka Dia mengampuninya.

] ٤٠ [ َو َﻣ - ْﻦ َﻟـ ِﻘـ َﻴـ ُﻪ َﻛ ـ ِﻓﺎـ

؛ًا َﺑﱠﺬـ َﻋـ َو َﻟـ ُﻪ ْﻢ

َﻳـ ْﻐـ ْﺮ َﻟـ ِﻔـ ُﻪ.

[40]- Dan Barangsiapa menemui-Nya dalam keadaan kafir; maka Dia akan mengadzabnya dan tidak meng-ampuninya.

] ٤١ [ َو - ْﺟﱠﺮـ ﻟاـ َﺣ ُﻢ َﻋ ـ ﱞﻖ

ْﻦَﻣ ﻰ َﻠ

َﻧَزـ َو َﻗـ -

ْﺪ ٌﺔ. َﺑـ ِّﻴـ َﻨ ِﻪ َﻠـ ْﻴـ َﻋـ ْﺖ َﻣﺎـ َﻗـ ْو َأ َف ـ َﺘـ َﺮ ْﻋا ا َذ ِإ - َﻦ ِﺼـ ْﺣُأـ

[41]- Dan rajam adalah benar adanya atas orang yang sudah menikah kemudian berzina; jika dia mengaku atau telah tegak bukti atasnya.

(26)

] ٤٢ [ َو َﻗ - ـ ْﺪ َﺟَرـ َر َﻢ ُﺳـ ْﻮ ِﷲ ُل

،

[42]- Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melakukan (syari’at) rajam (ini),

] ٤٣ [ َو َﻗ - ـ ْﺪ َﺟَرـ َﻤـ َْﻷا ِﺖ ِﺋـ ﱠﻤ ﻟا ُﺔ ـ ِﺷاﱠﺮ ـ ْوُﺪ ـ َن.

[43]- dan para Imam (Khulafa-ur) Rasyidin juga telah melakukan (syari’at) rajam (ini).

] ٤٤ [ َو َﻣ - ْﻧاـ ِﻦ َﺘـ َﻘـ َﺺ َﺣـ َأ ِﻣ ًاﺪ ْﻦ ْﺻـ َأ َر ِبﺎ َﺤـ ُﺳـ ْﻮ ِل

ِﷲ

، َأ ْو َأ ْﺑـ َﻀـ َﻐـ ُﻪ

ِﺑـ َﺤـ - َﺪ َﻛ ٍث َنﺎ ـ ِﻣـ ْﻨـ ُﻪ - َأ ْو ، َﻛـ َذ

َﺮ ِﻤـ ْﻴـ َﺟـ ْﻢ ِﻬـ ـ َﻠـ ْﻴـ َﻋ َﻢ َﺮ ﱠﺣـ َﻳ ـ َﺘـ ﱠﱴ َﺣ ، ًﺎﻋِﺪ ـ َﺘـ ُﻣـ ْﺒ َنﺎ َﻛـ ُﻪ؛ َﺋِوﺎـ َﺴـ َﻣـ ،ًﺎﻌ

َو َﻳـ ْﻮ َن ُﻜـ َﻗـ ْﻠـ ُﺒـ َﻟ ُﻪـ ُﻬـ ْﻢ َﺳـ ِﻠ ـ ْﻴ ًﺎﻤ .

[44]- Barangsiapa mencela salah seorang Shahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam atau membencinya -disebabkan perbuatan yang dilakukan (oleh Shahabat) tersebut-, atau menyebutkan kejelekkan-kejelekkannya; maka dia adalah mubtadi’ (ahlul bid’ah), sampai dia mendo’a- kan rahmat bagi mereka semuanya, dan hatinya selamat terhadap mereka.

(27)

] ٤٥ [ َو - ﻟاـ ِّﻨـ َﻔ ُﻫـ ُقﺎ َﻮ ْﻟاـ ْﻔـ ُﺮ ُﻜـ َأ ْن : َﻳـ ُﻔـ َﺮ ْﻜـ ِﺑ ِ ﺎ

َو َﻳـ ْﻌ ـ ُﺒـ َﺪ َﻏـ ْﻴـ َﺮ ُﻩ َو ، ُﻳـ ْﻈـ َﺮ ِﻬـ ِْﻹا ْﺳـ َم َﻼ ِﻓـ ْﻟا ﻲ ـ َﻌـ

ِﻧـ َﻴـ ِﺔ َﻼ ِﻣ ، ـ ْﺜـ

ُﻞ . ِﷲ ْﻮ ِل َر ُﺳـ ِﺪ ـ ْﻬـ َﻋ ﻰ َﻠ َﻋ ا ُﻧﺎـ ْﻮ َﻛـ َﻦ ِﺬ ْﻳـ ﱠﻟاـ َﻦ ِﻘـ ْﻴـ ِﻓﺎـ ُﻤـ َﻨـ ْﻟاـ

[45]- Nifaq (kemunafikan) adalah kufur; yaitu:

kafir kepada Allah dan beribadah kepada selain- Nya, akan tetapi menampakkan keislaman secara lahiriah. Seperti orang-orang munafik yang ada pada zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

] ٤٦ [ َو َﻗ - ـ ْﻮ ُﻟـ ُﻪ : َﺛـ )) َﻼ َﻣ ٌث ْﻦ ُﻛـ ِﻓ ﱠﻦ ـ ْﻴـ ِﻪ َﻓـ ُﻬـ َﻮ

ُﻣـ َﻨـ ِﻓﺎـ ٌﻖ ((

، َﺬ ٰﻫـ َﻋ ا َﻠ ـ ﱠﺘـ ْﻐـ ﻟا ﻰ ِﻠـ ْﻴـ

ِﻆ َﻧـ ْﺮ ؛ ِو ْﻳـ َﻬ َﻛ ﺎ َﻤ َﺟ ﺎ ـ َءﺎ َو ، ْت َﻻ

ُﻧـ َﻔ َﻫُﺮِّﺴ ﺎ.

[46]- Dan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Tiga (sifat) yang kalau ada pada diri seseorang; maka dia munafik.”; maka ini adalah ancaman yang sangat keras, kami meriwayatkannya sesuai dengan lafaznya dan tidak menafsirkannya (dengan makna yang lain-pent).

] ٤٧ [ َو َﻗ - ـ ْﻮ ُﻟـ ُﻪ:

َﻻ )) َﺗ ـ ْﺮ ُﻌـ ْﻮ ِﺟـ

َﺑـ ْﻌـ ا ْي ِﺪ ُﻛـ ُﺿ ًارﺎ ﱠﻔـ ًﻻ ـ ﱠﻼ

َﻳـ ْﻀـ َﺑ ُب ِﺮ ـ ْﻌـ ُﻀـ ُﻢ ُﻜـ ِر َﻗـ َبﺎ َﺑـ ْﻌ ـ ٍﺾ ((

َو ِﻣـ ،

ُﻞ ْﺜـ

:

ِإ َذ ))

ْﻟا ا

ـ َﺘـ َﻘ

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelangggan terhadap pelayanan Rumah Sakit dengan indeks kepuasan ≥ 3 berdasarkan elemen - elemen tingkat kepuasan pelanggaan

Selain itu, beliau juga mempunyai rancangan jangka panjang dan jangka pendek dengan mengumpul wang sebanyak RM 80,000 pada usia 19 tahun dengan membantu bapanya yang bekerja

Pada peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tahun 2011 di Indonesia Peace and Security Centre, Sentul, Ceutereup, Bogor Provinsi Jawa Barat, Presiden

Selama menjadi mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, penulis pernah menjadi asisten dosen untuk beberapa praktikum yaitu praktikum Silvikultur dan praktikum Hasil Hutan Non

[r]

Kekuatan persaingan dari asuransi surety bond sangat tergantung pada perusahaan- perusahaan reasuransi dalam mem-backup segala perlindungan asuransi surety bond yang

melihat kumpulan orang, tidak pernah melihat seorang pribadi!” Dan pelancong Timur yang telah menjelajahi kota-kota Barat merasa ia hanya melihat pergolakan yang tak teratur,

Malang Nomor 2.2.23/UN32/KP/20L5 tanggal 2 Februari 2oL5, dosen yang diberi tugas tambahan sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (PJK) Fakuttas llmu