• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kecepatan Lari 100 M dengan Kemampuan Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola pada Siswa SMU Negeri 2 Kendari *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Kecepatan Lari 100 M dengan Kemampuan Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola pada Siswa SMU Negeri 2 Kendari *"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Mimbar Ilmu Pengetahuan ISSN:1693-9069

Hubungan Kecepatan Lari 100 M dengan Kemampuan Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola pada Siswa

SMU Negeri 2 Kendari *

Wolter Mongsidi**

Abstract

Kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola sangat ditentukan oleh kecepatan lari. Hal ini terbukti dengan penelitian yang menggunakan metode korelasional yang mana peneliti ingin mengetahui hubungan kecepatan lari dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepek bola siswa SMU Negeri 2 Kendari. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yang menggunakan teknik statistik korelasi producmoment bahwa “terdapat korelasi yang bermakna antara kecepatan lari 100 m dengan kemampuan mengiring bola pada permainan sepak bola dimana (rxy = 0,93 > rtab = 0,31).

Kata Kunci : Kecepatan lari, Menggiring Bola, Kemampuan, Siswa SMU.

Pendahuluan

Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olah raga yang populer

dan banyak digemari oleh kalangan masyarakat bai usia tua maupun usia muda. Di dalam proses memainkan bola sangat diperlukan keterampilan yang didukung oleh kemampuan fisik termasuk teknik dan taktik. Oleh sebab itu perlu kiranya cabang olah raga sepak bola mendapat perhatian serius dari semua pihak terutama pelatih, karena pelatih merupakan ujung tombak dalam pembinaan atlet sepak bola yang berprestasi.

Agar menjadi pemain sepak bola yang baik, hal yang paling medasar dikuasai oleh seseorang atlet adalah keterampilaan mendribling bola, shooting bola, passing bola, dan throw in. Hal tersebut sangat penting

*) Hasil Penelitian

**) Staf Pengajar FKIP Unhalu

disebabkan karena keterampilan dribling, shooting, passing dan throw in inilah yang merupakan teknik dasar bermain sepak bola dan dapat

ditingkatkan oleh pemain sehingga menjadi pemain handal dan diharapkan dapat membawa bola sampai mendekati gawang lawan.

Kaitannya dengan penguasaan menggiring bola Yaxlley (1986) menegaskan bahwa faktor yang paling utama untuk mendapatkan prestasi maksimal dalam permainan sepak bola adalah faktor kemampuan menguasai teknik dan taktik menggiring bola.

Dalam melakukan dribling, seseorang pemain kadang menggunakan kaki bagian dalam dan adapula yang menggunakan punggung kaki.

Penggunaan bagian kaki yang dimaksud oleh setiap pemain tergantung pada kebiasaan atau situasi dan kondisi lapangan.

Untuk dapat melakukan teknik dribling selain diperlukan penguasaan

(2)

teknik dan kemampuan fisik. Adapun kemampuan fisik yang dimaksud adalah kecepatan lari pada jarak 50 m.

Apabila seseorang memiliki kecepatan berlari maka akan sangat menguntungkan sebab akan lebih mudah mendahului pemain lawan yang bertahan juga mendekati gawang lawan dalam upaya untuk memasukan bola ke gawang lawan. Pada saat pemain lawan melalukan dribling bola untuk mendekati daerah pertahanan lawan, kadang kala dihadang atau dihalangi oleh pemain bertahan, sehingga setiap pemain harus berupaya untuk menghindari sambil membawa bola (dribbling) dengan secepat- cepatnya agar bola yang dikuasai tidak dapat direbut oleh pemain lawan.

Sebagai subyek penelitian ini yang dilakukan pada siswa SMU Negeri 2 Kendari, Kota Kendari.

Dipilihnya siswa sekolah tersebut didasarkan atas pengamatan penulis bahwa banyak diantara siswa-siswa yang memiliki bakat dan cukup potensial dalam permainan sepak bola dan jarak antara sekolah dan lapangan sepak bola saling berdekatan, serta memiliki kemampuan biomotorik seperti kecepatan berlari yang dapat menunjang kemampuan dribbling bola.

Metode

Penelitian ini tergolong penelitian korelasional yang mana peneliti ingin mengetahui hubungan kecepatan lari denan kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa SMU Negeri 2 Kendari.

Sedangkan rancangannya dapat digambarkan sebagai berikut:

dipaparkan sebagai berikut:

X Y Keterangan :

X = Kecepatan lari

Y = Kemampuan menggiring bola

→ = Hubungan

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menggiring bola lurus ke depan yang berjarak 20 m (maksimal speed), sedangkan kecepatan digunakan tes lari cepat 50 m dari garis start hingga finish (Soekarman, 1989). Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan tes ini adalah sebagai berikut:

1. stop watch 2. meteran roll 3. bola kaki 4. bendera start

5. alat tulis untuk mencetak hasil 6. sumpritan.

Untuk mendapatkan data pada variabel-variabel yang diamati dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Tes kemampuan menggiring bola adalah sebagai berikut:

a. Pada aba-aba “ya” testee segera menggiring bola lurus ke depan hingga melewati garis finish

b. Setiap siswa yang melakukan test diberi kesempatan untukmelakukan dua kali dan waktu yang terbaik yang akan dicatat.

2. Sedangkan tes lari cepat sejauh 50 meter pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Sebelum sampel melakukan tes, terlebih dahulu mereka

diberi pemanasan

secukupnya

b. Testee dibagi dalam 10 seri dimana dalam setiap seri akan berlari 4 orang

(3)

c. Setiap seri ( 4 orang) bersiap pada garis start dengan menggunakan sttart jongkok d. Pada aba-aba “ya” testee berlari secepat mungkin hingga garis finish

e. Data dicatat berdasarkan waktu tempuh masing- masing

f. Tes dilakukan satu kali

Setelah data terkumpul pada kedua variabel tersebut maka untuk mencari dan menguji data digunakan rumus statistik

( )( )

(

( )

) (

( ) )

= 2 2 2 2

xy

Y Y

N X X

N

Y X XY

R N

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y

XY = Jumlah hasil kali X dan Y X = Jumlah nilai variabel X Y = Jumlah nilai variabel Y X2 = Kuadrat nilai variabel X Y2 = Kuadrat nilai variabel Y N = Jumlah sampel

Hasil dan Pembahasan a. Hasil Penelitian

1. Deskriptif hasil penelitian tentang hubungan kecepatan lari dengan kemampuan menggiring bola siswa SMU Negeri 2 Kendari

Data penelitianmengenai ecepatan lari dengan kemmpuan menggiring bola dapt dilihat pada lamiran.

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana rata-rata kecepatan lari dan kemmpuan menggiring bola siswa SMU Negeri 2 Kendari dilakukan pengujian secara statistik mengunakan uji rata-rata. Dari pengujian tersebut dapat diketahui hasil rata-rata sebagaimana tercantum pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1.

Rata-rata kecepatan lari dan kemampuan menggiring bola

Kecepatan lari (X)

Kemampuan menggiring bola (Y)

Mean Standar deviasi

Mean Standar deviasi 7,58 0,32 9, 87 0,37 Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata kecepatan lari 50 meter sampel adalah 7, 58 detik dan standar deviasi adalah 0,32.

sedangkan rata-rata kemampuan menggiring bola lurus ke depan sejauh 20 meter adalah 9, 87 detik dan standar deviasi adalah 0,73.

Uji Korelasi Product moment

Dalam hasil penelitian tentang kecepatan lari dan kemampuan menggiring bola siswa SMU Negeri 2 Kendari dapat dilihat pada lampiran.

Selanjutnya untuk mengetahun bagaimana hubungan antara kecepatan lari dengan kemampuan menggiring bola dapat dilakukan uji statistik product moment. Dari uji korelasi tersebut diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Hubungan Kecepatan Lari dengan kemampuan menggiring bola

Variabel Mean rxy r2

X 7,58

0,93 0,86

Y 9,87

Berdasarkan tabel 2 di atas, maka dapat diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara kecepata lari dengan kemampuan menggiring bola pada siswa SMU Negeri 2 Kendari.

Dimana rxy=0,93>rtab (0,05:40=0,31).

Sedangkan koefisien determinasinya R2 (0,86 atau 86%).

(4)

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji korelasi product moment dapat diketahui bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara kecepatan lari dengan

$kemampuan menggiring bola dalam mana rxy=0,93>rtab (0,05:40=0,31).

Yang berari bahwa terdapat hubungan yang signifikant antara kecepatan lari dengan kemampuan menggiring bola siswa SMU Negeri 2 Kendari sedangkan koefisien determinasi r2 (0,86 atau 86%). Artinya bahwa kontribusi kecepatan lari terhadap kemampuan menggiring bola sebesar 86%. Dari pengamatan penulis di lapangan, aktitas fisik (berlari) merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh siswa SMU Negeri 2 Kendari. Hal tersebut terbukti dengan kegiatan mereka membantu orang tua di sawah dan di kebun. Disamping itu pula, siswa SMU Negeri 2 Kendari memiliki kebiasaan bermain bola baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam kegiatan pertandingan yang sering diikuti. Hal tersebut menunjukkan indikator yang menunjang kemampuan fisik seperti kecepatan berlari. Dari hasil penelitian yang dilakukan mengindikasikan bahwa semakin cepat seseorang pemain berlari maka semakin cepat pula pemain tersebut menggiring bola.

Kaitannya dengan itu dipertegas oleh Dani Mielke (2007) bahwa salah satu kriteria pemain sepak bola adalah mereka yang memiliki kecepatan bergerak sangat tinggi dan kemampuan menggiring bola menuju gawang lawan pada jarak tertentu.

Unsur kemampuan fisik seperti kecepatan dalam permainan sepak bola sangat mendukung penampilan pemain, baik pada saat menguasai

bola, maupun tidak dalam menguasai bola, khususnya pada saat suatu tim melakukan serangan balik. Menurut Mualwi Saelan (1970) bahwa penguasaan unsur kecakapan teknik dan kemampuan fisik seperti daya tahan, kecepatan, dan kelincahan adalah mutlak diperlukan untuk menjadi pemain sepak bola yang baik.

Secara alamiah juga bila seseorang mempunyai kegiatan yang lebih besar melibatkan kekuatan fisik maka dapat mengembangkan kerja otot untuk dapat menyesuaikan dengan kegiatan olah raga yang berat, cepat dan membutuhkan kekuatan.

Kecepatan berlari dan kemampauan menggiring bola merupakan komponen fisik yang sangat penting dalam pencapaian prestasi maksimal pada permainan sepak bola. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan komponen kecepatan dan keterampilan menggiring bola perlu diperhatikan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan teknik statistik korelasi product moment bahwa “terdapat korelasi yang bermakna antara kecepatan lari dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa SMU Negeri Kendari dimana (rxy=0,93>rtab=0,31).

Saran

1. untuk meningkatkan prestasi atlet khususnya dalam permainan sepak bola kiranya para pelatih dapa memberikan bentuk-bentuk latihan yang meningkatkan kecepatan lari 2. kepada para pemain atau atlet sepak bola kiranya dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar khususnya dalam menggiring bola.

(5)

Daftar Pustaka

Danny Mielke, 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola. PT. Intan Sejati. Bandung.

Hadi Sutrisno, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikology dalam Coaching.

Depdiknas Dirjen Dikti, Jakarta.

Maulwi Saelan, 1970. Sepak Bola PSSI. Jakarta

Soekarman, 1989. Dasar-Dasar Olahraga untuk Pembinaan, Pelatih dan Atlet.

Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi android terdiri dari beberapa menu yang berguna untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Menu-menu tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.10, yaitu menu nyalakan yang

Dimas Jaya Sentosa perlu diaplikasi jalur transportasi dengan kedua metode tersebut karena karakter data yang digunakan sesuai, sehingga dapat digunakan untuk

Adhedhasar andharan saka asile analisis data kang wis ditindakake ing bab sadurunge sajrone Antologi Cerkak Preman anggitane Tiwiek SA kanthi tintingan sosiologi sastra

Selain itu juga analisis terhadaap data hasil tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan pemahaman konsep dari pembelajaran yang dilakukan dengan cara menghitung

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan DaLrah Kabupaten/Kota, perlu

1. Terletak di ibukota provinsi, kota atau kabupaten dalam jaringan trayek antar kota antar provinsi atau lali lintas batas negara. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah saw sering menjalankan ibadah puasa pada hari senin kamis. Beliau selalu menunggu kehadiran hari senin dan kamis

170 Hal ini berbeda dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang klausulanya lebih menegaskan