• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA DAN TEKNIS PELAYANAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM KOTA SIBOLGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA DAN TEKNIS PELAYANAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM KOTA SIBOLGA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

KINERJA DAN TEKNIS PELAYANAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM

KOTA SIBOLGA

Hermanto Sibagariang

1

, Indra Jaya Pandia

2

1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jln. Perpustakaan No.2 Kampus USU Medan

e-mail: hermantomr@gmail.com

2

Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jln. Perpustakaan No.2 Kampus USU Medan

ABSTRAK

Terminal angkutan umum Sibolga merupakan salah satu terminal tipe A yang ada di Indonesia, dimana terminal Sibolga melayani Angkutan Kota Antar Provinsi, Angkutan Kota Dalam Provinsi, Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan. Pada saat ini terminal sibolga menjadi salah satu fasilitas utama dalam perekonomian kota Sibolga. Oleh karena itu baik tidaknya terminal Sibolga dalam melalukan fungsinya akan sangat mempengaruhi perekonomian Kota Sibolga. Membahas terminal Sibolga tidak terlepas dari permasalahan angkutan umum, ketersediaan fasilitas, lamanya waktu sirkulasi dan permasalahan ini di perparah oleh adanya konflik di pintu keluar akibat pertemuan arus menerus di jalan akses.

Studi ini bertujuan untuk menganalisis kinerja dan pelayanan terminal Sibolga yang berkaitan dengan angkutan umum yang berkaitan dengan bus reguler dan Angkutan kota serta membandingkannya dengan standar yang ada.

Metode-metode yang digunakan dalam studi ini adalah sebagai berikut: untuk pengambilan data digunakan metode survei kendaraan di lapangan, untuk analisis digunakan metode analisis ruang, metode antrian untuk fasilitas di TPR dan metode perbandingan dengan standar yang ada.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut: kurang puasnya pengguna jasa terhadap pelayanan terminal, terjadi tundaan maksimum 2 kendaraan di TPR pada periode 15 menitan, terminal Sibolga masih dapat menampung kendaraan pada jam puncak (Peak Hour) dimana kapasitas parkir bus 50 kendaraan dan angkutan kota 36 kendaraan, waktu sirkulasi bus sebesar 913.7 detik (15,2 menit) dan Angkutan Kota sebesar 1523,44 detik (25,4 menit).

Kata kunci : Kinerja, Pelayanan, Terminal Sibolga, Angkutan Umum

ABSTRACT

Terminal Sibolga is one of the existing terminal type A in Indonesia, where the Terminal Sibolga serving inter provincial urban transport, urban transport in province, urban transport and rural transportation. Terminal Sibolga become one of the main facility in the economy of Sibolga City. So, whether or not the Terminal Sibolga to perform its function, will greatly influence the economy of Sibolga City. Discussing Terminal Sibolga is inseparable from the problems of public transport, the availability of facilities, the length of the circulation time and this problem aggravated by the conflict in the exit due to the continuous flow of the meeting on the access road.

This study aims to analyze the performance and service of Terminals Sibolga that relating to public transport related with regular buses and urban transport and compared with existing standards.

The methods used in this study are as below: for data retrieval be use vehicles survey methods, for analytical used analysis of space method, queuing method for facilities in the TPR, and method comparison with existing standards.

From the research that has been done obtained the following results: service users are less satisfied in terminal services, The maximum delay occurs in the TPR 2 vehicles in the period 15 minutes, Terminal Sibolga can still accommodate vehicles in the peak hour where parking capacity of the buses are 50 vehicles, and urban transportation are 36 vehicles.the circulation time of bus is 913,7 seconds (15,2 minutes) and urban transportation is 1523,44 seconds ( 25,4 minutes).

(2)

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terminal merupakan unit fasilitas untuk pelayanan umum, dalam hal ini pergerakan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Morlok (1984), terminal adalah titik tempat penumpang dan barang memasuki dan meninggalkan suatu sistem transportasi. Terminal ini bukan saja merupakan komponen fungsional utama dari sistem transportasi tetapi juga sering merupakan prasarana yang memerlukan biaya yang besar dan titik tempat kongesti (kemacetan) mungkin terjadi.

Sibolga merupakan sebuah kota yang terletak di provinsi Sumaterea Utara. Pertumbuhan penduduk yang pesat disertai pertumbuhan kendaraan yang pesat juga menyebabkan timbulnya tuntutan besar akan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi di kota Sibolga. Terminal Sibolga mempunyai letak yang strategis karena berdekatan dengan pusat kota, dan terminal ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian masyarakat kota Sibolga dan masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah karena terminal ini melayani kedua daerah tersebut.

Terminal Sibolga merupakan terminal tipe A karena terminal ini mempunyai luas 1.6 Ha dan juga berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan antar provinsi ( AKAP ), angkutan antar kota dalam provinsi ( AKDP), Angkutan kota dan angkutan pedesaan. Terkait hal tersebut dalam melakukan aktivitasnya banyak angkutan umum yang tidak masuk kedalam terminal, dimana yang seharusnya angkutan umum tersebut memarkirkan kendaraannya di dalam terminal pada setiap trayek, sehingga mengakibatkan kemacetan di jalan raya. Karena memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, maka atas dasar tesebut penulis mengadakan penelitian guna mengevaluasi kinerja dan pelayanan Terminal Sibolga.

1.2 Tujuan Penulisan

Studi ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja pelayanan terminal Sibolga, untuk mengetahui penyebab utama timbulnya masalah yang ada di terminal Sibolga, mengetahui kapasitas parkir terminal Sibolga dan meneliti tingkat kepuasan pengguna jasa terminal.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminal

Agar terciptanya suatu sistem transportasi, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhinya, salah satu diantaranya adalah terminal. Terminal menjadi bagian yang sangat penting dalam sistem transportasi karena terminal merupakan sebuah sarana dalam transportasi yang juga merupakan simpul dari sistem transportasi. Terminal didefenisikan sebagai tempat bagi kendaraan angkutan umum dalam menghubungkan suatu tempat dengan tempat lain. Menurut Morlok (1984), terminal adalah suatu fasilitas yang sangat kompleks. Ada banyak kegiatan yang terjadi diterminal dan sering kali terjaadi secara bersamaan sehingga sering terjadi kemacetan yang cukup mengganggu.

2.2 Fungsi Terminal

Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain. Menurut Morlok (1984 : 271) fungsi terminal adalah sebagai berikut :

1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transport serta membongkar menurunkannya

2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat 3. Menyiapkan dokumentasi perjalanan

4. Menyimpan kendaraan ( dan komponen lainnya), memelihara dan menentukan tugas selanjutnya

5. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup berukuran ekonomis untuk diangkut dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan

2.3 Tipe Terminal

Sebagai bagian dari infrastruktur transportasi, terminal dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan objek yang dilayani yaitu terminal penumpang dan terminal barang. Dalam tulisan ini yang akan dibahas ditujukan kepada terminal penumpang sebagai batasannya. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasaranan dan Lalu Lintas Jalan dan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan, terminal penumpang di kelompokkan menjadi tiga tipe yaitu tipe A, B, dan C, yaitu:

(3)

3 a) Terminal penumpang tipe A

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi, dan/atau angkuatan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A meliputi beberapa persyaratan:

1. Terletak di ibukota provinsi, kota atau kabupaten dalam jaringan trayek antar kota antar provinsi atau lali lintas batas negara.

2. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang – kurangnya kelas III A.

3. Jarak antar dua terminal penumpang tipe A, Sekurang – kurangnya 20 km di pulau Jawa dan 30 km di pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya.

4. Luas lahan yang tersedia sekurang – kurangnya 5 Ha untuk pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 ha si pulau lainnya.

5. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang – kurangnya berjarak 100 m di pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya.

b) Terminal penumpag tipe B

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota, dan/atau angkutan pedesaan. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B meliputi beberapa persyaratan:

1. Terletak di kota atau kabupaten dalam jaringan trayek antar kota dalam provinsi.

2. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang – kurangnya kelas IIIB.

3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal penumpang tipe A, sekurang kurangnya 15 km di pulau Jawa dan 30 km di pulau lainnya.

4. Tersedianya lahan sekurang – kurangnya 3 Ha untuk terminal di pulau Jawa dan Sumatera dan 2 Ha untuk terminal di pulau lainnya.

5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari teerminal dengan jarak sekurang – kurangnya 50 m di pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.

c) Terminal penumpang tipe C

Berfungsi melayani kerndaraan angkutan umum untuk angkuatan pedesaan. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C meliputi beberapa persyaratan:

1. Terletak di wilayah kabupaten dan dalan jaringa trayek angkutan pedesaan. 2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas paling tinggi kelas IIIA. 3. Tersedianya lahan sesuai dengan permintaan angkutan.

4. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sesuia kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

2.4 Indikator Terminal Penumpang a. Keamanan

Indikator ini akan menilai sistem keamanan didalam terminal, baik itu keamanan dari fasilitas transportasi dan juga menilai rasa keamanan yang dirasakan penumpang ketika berada di terminal sehingga palayanan transportasi dapat di tingkatkan.

b. Pemeliharaan

Kriteria indikator ini akan menilai pemeliharaan yang dilakukan pihak – pihak terminal terhadap infrastruktur dan fasilitas terminal penumpang.

c. Manajemen

Kriteria indikator ini akan menilai bagainama manajemen operasional terminal dapat mendukung sistem operasional terminal sehingga semakin baik.

d. Aksesbilitas

Kriteria indikator ini menilai bagaimana terminal dapat meberikan akses pelayanan kepada penumpang.

e. Sistem keterhubungan

Kriteria indikator ini menilai bagaimana terminal memiliki keterhubungan dengan terminal lainnya.

f. Reliability

Kriteria indikator ini menilai bagaimana pemanduan transportasi dalam terminal agar angkutan dapat mengurang waktu sirkulasi terminal dan waktu tempus angkutan tersebut.

(4)

4 2.5 Teori Antrian

syarat – syarat terjadinya proses antrian adalah jika laju kedatangan konsumen yang membutuhkan pelayanan lebih besar dari kapasitas pelayanan yang dimiliki. Dilain hal masalah – masalah akan timbul akibat dari:

a. Permintaan terlalu besar sehingga mengakibatkan terjadinya antrian panjang dalam menunggu giliran untuk dilayani fasilitas.

b. Sebaliknya jika permintaan kecil maka akan mengakibatkan pelayanan tidak ekonomis karena fasilitas pelayanan yang sering menganggur.

Berdasarkan jumlah fasilitas pelayanan, model antrian dapat dibagi menjadi (Lambang Antono, 2002): - Model antrian dengan satu fasilitas pelayanan.

- Model antrian dengan banyak fasilitas pelayanan.

Model – model berikut seperti terlihat pada gambar 1 dan 2 berikut ini:

Gambar 1 : Model antrian dengan satu fasilitas pelayanan ( Single – Station ) Sumber : Lambang Antono, 2002

Gambar 2 : Model antrian dengan banyak fasilitas pelayanan (Multiple-Station) Sumber : Lambang Antono, 2002

2.6 Parkir

a) Jam puncak (Peak Hour)

waktu dimana terminal mengalami kondisi terpadat. Ini ditandakan dengan banyaknya jumlah kendaraan yang berada di dalam terminal. Untuk mengetahui jam puncak (Peak Hour) dari sebuah terminal digunakan rumus:

Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ∑A - ∑B ) + ∑C ………….. (1) Dimana : ∑A = Jumlah angkutan yang masuk ke terminal

∑B = jumlah angkutan yang keluar dari terminal

∑C = Jumlah angkutan yang ada didalam terminal sebelumnya

3 2 1 Input output Fasilitas Pelayanan Antrian Sistem Antrian 3 2 1 Input output Fasilitas Pelayanan Antrian Sistem Antrian

(5)

5 b) Kapasitas Tampung Parkir

Kapasitas dari tempat parkir dapat dihitung dengan rumus: N = L……… (2)

A

Keterangan:

A = Lebar ruang parkir (m) N = kapasitas tampung parkir

L = Panjang jalur yang dapat digunakan (m) c) Indeks Parkir

Untuk menentukan apakah pemakaian areal parkir sudah melebihi kapasitas yang tersedia perlu diketahui Indeks Parkirnya. Indeks Parkir adalah suatu angka yang menunjukkan presentase tingkat pemakaian areal parkir yang merupakan perbandingan dari jumlah kendaraan yang sedang parkir dengan kapasitas yang tersedia dan dihitung dengan rumus:

………. (3)

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pengambilan data primer dalam penelitian ini di lakukan di terminal angkutan umum kota Sibolga. Pengambilan data lapangan dilakukan selama 3 hari yaitu dimulai pada tanggal 13, 14 dan 15 Juli 2013, pukul 07.00 – 17.00 WIB. Pengamatan dilakukan pada gerbang masuk dan gerbang keluar terminal Sibolga dengan mencatat jenis angkutan, pencatatan nopol kendaraan dan waktu masuk dan keluar gerbang. Pengamatan juga dilakukan pada pelataran parkir AKDP dan AKAP dengan mencatat jam masuk pelataran parkir, waktu proses kedatangan, dan waktu proses keberangkatan.

Data sekunder yaitu data tersusun yang bersumber dari instansi terkait atau badan – badan terkait antara lain Unit Pengelola Terminal Sibolga. Data – data tersebut berupa data luas terminal, fasilitas terminal dan data- data angkutan umum (jumlah dan jenis angkutan).

Untuk menganalisa tingkat kepuasan pengguna jasa Terminal Sibolga terhadap pelayanan di Terminal Sibolga perlu dilakukan pengambilan kuisioner terhadap pengguna jasa. Dalam hal ini pengguna jasa yaitu penumpang dan awak angkutan umum Terminal Sibolga. Pada penelitian ini kuisioner ada 2 yaitu kuisioner untuk penumpang angkutan Terminal Sibolga dan kuisioner untuk awak angkutan Terminal Sibolga. Masing-masing kuisioner terdiri dari 10 pertanyaan tertutup. Jumlah responden untuk masing-masing kuisioner adalah 50 responden untuk penumpang dan 50 responden untuk awak angkutan yang masuk ke Terminal Sibolga.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Jumlah Kendaraan Rata-rata yang MAsuk Terminal

Dari pengamatan dilapangan selama 3 hari, diperoleh jumlah kendaraan rata – rata yang masuk kedalam terminal Sibolga. Pengamatan ini dilakukan selama jam operasi terminal yaitu mulai pukul 07.00 – 17.00 Wib, sebagai berikut:

Tabel 1 Jumlah kendaraan yang masuk pengamatan

Jenis Angkutan Hari

Sabtu Minggu Senin

ANGKOT 523 446 627 ADES 15 14 11 AKAP 30 23 36 AKDP 131 122 167 MP 32 29 43 TOTAL 731 634 884

Sumber: hasil Pengamatan

4.2 Analisa Sistem Pelayanan Terminal Sibolga

Dari 100 responden dimana 50 responden penumpang dan 50 responden awak angkutan yang diteliti, maka diperoleh hasil penilaian tingkat kepuasan pengguna jasa terminal Sibolga berdasarkan sistem pelayanan pada terminal Sibolga sebagai berikut:

(6)

6 Tabel 2 Sistem pelayanan Terminal Sibolga menurut penumpang

Pertanyaan Persentase Jawaban (%)

STS TS RR S SS Apakah terminal menyediakan jasa angkutan umum untuk memberikan pelayanan jasa

kepada penumpang dalam melakukan perjalanan? 0 0 0 62 38

Apakah menurut anda para petugas diterminal ini memberikan pelayanan yang baik

kepada pengguna jasa? 0 8 6 72 14

Apakah menurut anda lokasi terminal ini sudah strategis? 0 12 6 70 12 Apakah terminal memberikan fasilitas yang cukup baik dan efektif untuk melayani

pengguna jasa? 0 64 12 22 2

Apakah di terminal ini pernah terjadi keributan yang merugikan pengguna jasa? 0 76 6 16 2 Apakah menurut anda di terminal ini anda sering terlalu lama menunggu angkutan umum? 0 68 8 20 4 Apakah di terminal ini sering mengalami kepadatan/ kemacetan di dalam dan di sekitar

terminal? 0 10 6 50 34

Apakah di terminal peraturan sudah berlaku dengan baik? 2 14 12 70 2 Apakah anda selalu merasa nyaman dan aman di dalam terminal? 0 8 0 68 24 Apakah perparkiran di terminal ini sudah baik dan efektif, sehingga di terminal tidak

terjadi kemacetan dan ketidak teraturan? 2 12 8 72 6

Sumber : Pengolahan data

Tabel 3 Sistem pelayanan Terminal Sibolga menurut Awak Angkutan

Pertanyaan Persentase Jawaban (%)

STS TS RR S SS Apakah terminal ini memiliki tempat parkir yang baik dan teratur untuk setiap rute angkutan

umumnya? 0 16 6 60 18

Apakah ketika anda memasuki terminal, anda sering menunggu terlalu lama dalam antrian

parkir? 4 14 4 62 16

Apakah terminal selalu diawasi oleh pihak-pihak keamanan dalam terminal? 2 8 2 74 14 Apakah terminal memberikan fasilitas yang cukup baik dan efektif untuk melayani pengguna

jasa? 0 56 6 32 6

Apakah menurut anda para petugas diterminal ini memberikan pelayanan yang baik kepada

pengguna jasa? 0 12 12 70 6

Apakah menurut anda lokasi terminal ini sudah strategis? 0 14 2 52 32 Apakah terminal ini sudah membatasi armada angkutan umum di setiap rutenya? 6 68 6 12 8 Apakah terminal sering mengalami kemacetan karena sistim perpakiran yang buruk? 2 4 8 70 16 Apakah anda selalu merasa aman dan nyaman ketika memasuki terminal? 0 10 2 70 18 Apakah anda sering antri ketika akan keluar dari terminal ini? 4 10 2 72 12

Sumber : Pengolahan data

Dari kedua tabel diatas ketidakpuasan ini terlihat pada indikator ketersediaan fasilitas, kemacetan disekitar terminal, pembatasan armada dan lamanya antrian, dimana hal itu terlihat dari persentase jawaban para pengguna jasa. Lebih dari 50% pengguna jasa menyatakan ketidakpuasannya terhadap indikator tersebut diatas, dan 50% pengguna jasa menyatakan puas untuk indikator lainnya.

4.3 Penetapan Lokasi Terminal Sibolga Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan:

Tabel 4 Penetapan lokasi Terminal Sibolga VS Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995. No. Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Terminal Sibolga

1 Terletak di Ibukota provinsi, kota atau kabupaten dalam jaringan trayek antar kota antar provinsi

Terletak di Ibukota provinsi, kota atau kabupaten dalam jaringan trayek antar kota antar provinsi

2 Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III-A

Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III-A

3 Jarak antar dua terminal tipe A, sekurang-kurangnya 20 km dipulau jawa dan 30 km di pulau sumatera dan 50 km di pulau lainnya

TerminalSibolga terletak di pulau Sumatera dengan jarak antar terminal tipe A sekurang-kurangnya 30 km, terminal tipe A terdekat adalah terminal padang sidempuan dengan jarak lebih dari 30 km

4 Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha untuk pulau jawa dan Sumatera dan 3 Ha untuk pulau lainnya.

Luas lahan terminal Sibolga kurang dari 3 Ha 5 Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar dan dari

terminal sekurang-kurangnya berjarak 100 m di pulau jawa dan 50 m di pulau lainnya.

Terminal Sibolga tidak memiliki jalan akses masuk dan keluar sehingga pintu- pintu masuk dan keluar terminal Sibolga langsung bersinggungan dengan ruas jalan utama kota Sibolga.

(7)

7 Dari perbandingan yang terlihat diatas diketahui bahwa terminal Sibolga sudah Tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995. Hal itu terlihat dari luas daerah yang tidak sesuai dan juga dari segi akses masuk dan keluar Terminal sibolga yang tidak sesuai.

4.4 Frekuensi dan Headway Eksisting Terminal Sibolga

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 3 hari di terminal Sibolga maka diketahui Frekuensi dan Headway eksisting yang terjadi di terminal Sibolga yang ditunjukkan oleh tabel 4.5 dan 4.6 berikut:

Tabel 5 Frekuensi rata-rata eksisting terminal Sibolga Jurusan

Frekuensi Hasil

Pengamatan (kend/jam) Frekuensi Eksisting Rata-rata dalam 3 hari Pengamatan

Sabtu Minggu Senin

Sibolga-Pinangsori 17.9 14 20.2 17.36 Kendaraan/jam Sibolga-Tukka 12.9 11.7 15.4 13.33 Kendaraan/jam Sibolga-Poriaha 11.1 12 17 13.36 Kendaraan/jam Sibolga-Sorkam 9 6.1 9.1 8.06 Kendaraan/jam Sibolga-Barus 2.3 1.5 1.2 1.66 Kendaraan/jam Sibolga-Tarutung 1.5 1.1 1.6 1.4 Kendaraan/jam Sbg-Pdg.Sidempuan 7.5 5.7 7.7 6.96 Kendaraan/jam

Sumber : Pengolahan data

Tabel 6 Headway rata-rata eksisting terminal Sibolga Jurusan

Headway Hasil

Pengamatan (Menit) Headway Eksisting Rata-rata dalam 3 hari Pengamatan

Sabtu Minggu Senin

Sibolga-Pinangsori 3.92 5.77 3.56 4.42 Menit Sibolga-Tukka 5.17 7.55 4.19 5.63 Menit Sibolga-Poriaha 5.84 6.21 4.04 5.36 Menit Sibolga-Sorkam 12.9 15.73 9.52 12.71 Menit Sibolga-Barus 40.36 46.94 45.0 44.1 Menit Sibolga-Tarutung 36.25 48.75 40.63 41.87 Menit Sbg-Pdg.Sidempuan 8.79 12.59 9.51 10.29 Menit

Sumber : Pengolahan data

4.5 Hasil Perhitungan Jam Puncak (Peak Hour)

Dari hasil pengamatan dilapangan dan perhitungan diperoleh jam puncak ( Peak Hour) yang di tunjukkan pada grafik akumulasi parkir berikut:

Gambar 2 Akumulasi Parkir Hari Sabtu,13-Juli-2013 Sumber: Hasil Pengolahan Data

0 10 20 30 40 A ku m ula si (Ke nd ara an) WAKTU

Akumulasi Pakir hari Sabtu,13-Juli-2013

Akumulasi Parkir Bus Akumulasi Parkir ANGKOT

(8)

8 Gambar 3 Akumulasi Parkir Hari Minggu,14-Juli-2013

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Gambar 4 Akumulasi Parkir Hari Senin,15-Juli-2013 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Dari ketiga gambar diatas dapat dilihat Peak Hour yang terjadi pada terminal Sibolga. Peak Hour tersebut terjadi pada:

1. Bus = Sabtu , 13-Juli-2013

Pukul 08:00 – 09:00 dengan 31 kendaraan 2. Angkot = Senin, 15-Juli-2013

Pukul 14:00 – 15:00 dengan 32 kendaraan 4.6 Indeks Parkir

Berdasarkan hasil akumulasi parkir dan perhitungan kapasitas tampung pelataran parkir terminal Sibolga dapat diketahui Indeks Parkirnya, dimana:

 Kapasitas tampung pelataran parkir bus = 50 Kendaraan  Kapasitas tampung pelataran parkir ANGKOT = 36 Kendaraan Tabel 7 Indeks parkir hari Sabtu,13-Juli-2013

No. Jam Jumlah Ankutan di Dalam Terminal Indeks Parkir ( % )

Bus Angkot Bus ANGKOT

1 07:00 - 08:00 27 10 54 27.8 2 08:00 - 09:00 31 22 62 61.1 3 09:00 - 10:00 27 21 54 58.3 4 10:00 - 11:00 29 29 58 80.6 5 11:00 - 12:00 27 27 54 75.0 6 12:00 - 13:00 25 26 50 72.2 7 13:00 - 14:00 30 19 60 52.8 8 14:00 - 15:00 27 9 54 25.0 9 15:00 - 16:00 18 12 36 33.3 10 16:00 - 17:00 4 12 8 33.3

Sumber : Hasil pengolahan data 0 5 10 15 20 25 A ku m ula si (Ke nd ara an) WAKTU

Akumulasi Parkir Hari Sabtu,14-Juli-2013

Akumulasi Parkir Bus Akumulasi Parkir ANGKOT 0 10 20 30 40 A ku m ula si (Ke nd ara an) WAKTU

Akumulasi Parkir Hari Senin,15-Juli-2013

Akumulasi Parkir Bus Akumulasi Parkir ANGKOT

(9)

9 Tabel 8 Indeks parkir hari Minggu,14-Juli-2013

No. Jam Jumlah Ankutan di Dalam Terminal Indeks Parkir ( % )

Bus Angkot Bus ANGKOT

1 07:00 - 08:00 11 11 22 30.6 2 08:00 - 09:00 14 19 28 52.8 3 09:00 - 10:00 18 22 36 61.1 4 10:00 - 11:00 15 23 30 63.9 5 11:00 - 12:00 7 11 14 30.6 6 12:00 - 13:00 13 4 26 11.1 7 13:00 - 14:00 7 9 14 25.0 8 14:00 - 15:00 1 10 2 27.8 9 15:00 - 16:00 3 17 6 47.2 10 16:00 - 17:00 3 12 6 33.3

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 9 Indeks Parkir hari Senin,15-Juli-2013

No. Jam Jumlah Ankutan di Dalam Terminal Indeks Parkir ( % )

Bus Angkot Bus ANGKOT

1 07:00 - 08:00 15 1 30 2.8 2 08:00 - 09:00 16 9 32 25.0 3 09:00 - 10:00 27 22 54 61.1 4 10:00 - 11:00 19 9 38 25.0 5 11:00 - 12:00 7 7 14 19.4 6 12:00 - 13:00 8 12 16 33.3 7 13:00 - 14:00 9 29 18 80.6 8 14:00 - 15:00 3 32 6 88.9 9 15:00 - 16:00 3 27 6 75.0 10 16:00 - 17:00 4 14 8 38.9

Sumber : Hasil pengolahan data

Dari ketiga tabel diatas terlihat bahwa indeks parkir pada pelataran parkir bus sebesar 62 % dan indeks parkir pada pelataran parkir angkot sebesar 88,9%, dimana besar keduanya masih kurang dari 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas tampung pelataran parkir bus dan angkutan kota masih memenuhi untuk dapat menampung kendaraan pada jam puncak.

4.7 Waktu Sirkulasi Bus dan ANGKOT didalam Terminal

Tabel 10 merupakan ringkasan dari hasil pengolahan data untuk waktu sirkulasi angkutan umun Terminal Sibolga sebagaimana seperti yang telah dijabarkan sebelumnya. Ringkasan ini berguna untuk memudahkan pengenalan terhadap kinerja terminal eksisting yang telah dianalisis.

Tabel 10 Ringkasan hasil pengolahan waktu sirkulasi

Sumber : Pengolahan data

Berdasarkan tabel diatas dapat dibahas sebagai berikut:

1. Dari data waktu tempuh rata-rata terbesar yang terjadi pada terminal sibolga adalah 60,4 untuk angkutan bus yang terjadi antara pool ke TPR dan 31,05 untuk angkutan kota yang terjadi antara pintu masuk sampai ke pool ANGKOT. Besarnya waktu tempuh yang terjadi itu dikarenakan jarak tempuh antar fasilitas.

2. Dari data waktu pelayanan rata rata yang terpanjang diketahui berada di pool. Tetapi panjangnya waktu pelayanan yang terjadi ini belum mengganggu kinerja kapasitas daya tampung pool karena Angkutan Umum

Rata – rata waktu tempuh (detik)

Total (detik) Pintu

masuk-Pool Di Pool Pool-TPR Di TPR

Angkutan Bus (AKAP, AKDP, ADES) 58,1 785,5 60,4 9,7 913,7 Angkutan Kota 31.05 1474.69 9.91 7.79 1523,44

(10)

10 kapasitas tampung pool masih lebih besar dibandingkan jumlah kendaraan yang tertampung pada jam puncaknya.

3. Dari pengamatan juga diketahui adanya konflik kendaraan yang terjadi di TPR yang juga sebagai pintu keluar. Penghilangan konflik ini diperkirakan akan mengurangi waktu tunggu di TPR sehingga meningkatkan arus kendaraan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisa sisitem pelayanan Terminal Sibolga didapat bahwa responden yang merupakan awak angkutan dan penumpang menyatakan belum cukup puas dengan pelayanan yang diberikan terminal Sibolga. Ketidakpuasan ini dinyatakan pada indikator ketersediaan fasilitas, kemacetan disekitar terminal, pembatasan armada dan lamanya dalam antrian, dimana lebih dari 50% responden menyatakan tidak puas terhadap masing-masing indikator tersebut. Dan lebih dari 50% menyatakan puas untuk indikator lainnya.

2. Lokasi Terminal Sibolga sudah Tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995. Hal itu terlihat dari luas lahan terminal yang tidak sesuai yaitu 1.6 Ha dimana standarnya adalah 5 Ha dan juga dari segi akses masuk dan keluar Terminal Sibolga yang tidak memiliki jalur akses dimana standarnya untuk pulau Sumatera harus memiliki jalur akses sepanjang 50 m.

3. Secara umum dari sisi manajemen operasional ternyata terminal Sibolga masih cukup baik hal ini terlihat dari:

a. Tundaan hanya terjadi di TPR dan maksimum hanya 2 kendaraan pada periode 15 menitan.

b. Kapasitas parkir bus 50 kendaraan, pada jam puncak (Peak Hour) maksimum 31 kendaraan, maka masih memenuhi.

c. Kapasitas parkir Angkutan Kota 36 kendaraan, pada jam puncak (Peak Hour) maksimum 32 kendaraan, maka masih memenuhi.

d. Masalah yang tidak dapat terdeteksi secara makro adalah Bus dan Angkutan Kota yang tidak masuk kedalam terminal Sibolga.

4. Berdasarkan hasil analisis terhadap kinerja terminal eksisting diketahui bahwa waktu sirkulasi rata-rata untuk angkutan Bus (AKAP,AKDP,ADES) adalah 913,7 detik ( 15,2 menit ), sedangkan untuk Angkutan Kota waktu sirkulasi rata-ratanya adalah 1523,44 detik (25,4 menit).

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, terminal Sibolga perlu menyediakan fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang belum ada atau memperbaiki fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang kurang atau tidak berfungsi lagi.

2. Petugas terminal perlu mengawasi sistem perparkiran di pool bus maupun di pool Angkutan Kota untuk mengurangi besarnya waktu sirkulasi di dalam terminal.

3. Petugas terminal perlu menertibkan pedagang-pedagang tradisional yang ada di gerbang-gerbang terminal demi menghilangkan konflik di gerbang-gerbang tersebut yang bertujuan meningkatkan arus lalulintas terminal dan mengurangi tundaan di TPR.

4. Pihak terminal perlu melakukan pengontrolan terhadap jumlah armada angkutan yang melayani di setiap rutenya agar dapat meningkatkan pelayanan kepada setiap rutenya.

5. Perlu diadakannya penelitian lanjutan dengan mengidentifikasi jumlah bus dan Angkutan Kota yang tidak memasuki terminal Sibolga.

(11)

11 DAFTAR PUSTAKA

Antono, L. (2002). Analisa Kapasitas Terminal Bus Antar Kota Studi Kasus Terminal Bintoro Demak, Tesis Magister, jurusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro, Semarang

Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 2010 ”Sistem Transportasi Kota”.

Dirjen Cipta Karya. (2010). Pedoman Pengelolaan Terminal di Kabupaten/Kota, Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta.

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan- Ditjen Hubdat. Tipe Terminal Penumpang di Seluruh Indonesia.

Edy Sutiono, Sigit Priyanto (2003) “Evaluasi Rute Angkutan Umum Kawasan Kampus UGM Yogyakarta” Simposiun III FSPTP, ISBN no. 979-96241-0-X

Fidel Miro S.E.,MSTr,1997.”Perencanaan Transportasi”.

Harijadi. (2005). Studi Optimasi Terminal Purworejo, Tesis Magister, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro, Semarang.

Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, Departemen Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta.

Morlok, EK, 1984. ”Pengantar Teknik & Perencanaan Transportasi”. Erlangga, Jakarta Nasution,HM.Manajemen Transportasi. Tahun 2004. Penerbit Galia Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Sarana Lalu lintas Jalan, Pemerinrah republik Indonesia, Jakarta

SK Dirjen Hubdat No. 687 Tahun 2002 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wil Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur, Direktorat jendral perhubungan Darat, Jakarta.

Vivi Arianty Tawaris, dkk (2013) “ Penataan Teminal Angkutan Darat Towo’e Tahuna di Kabupaten Kepulauan Sangihe” Jurnal Sipil Statik . 1: 177 - 183

Gambar

Gambar 2 :  Model antrian dengan banyak fasilitas pelayanan (Multiple-Station)  Sumber : Lambang Antono, 2002
Tabel 1     Jumlah kendaraan yang masuk pengamatan
Tabel 4 Penetapan lokasi Terminal Sibolga VS Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995
Tabel 6   Headway rata-rata eksisting terminal Sibolga
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga menemukan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif pada kualitas audit melalui skeptisisme profesional auditor, sedangkan keahlian auditor tidak

Tempat peristirahatan nelayan yang ada di PPN Pekalongan selalu di gunakan untuk beristirahat oleh nelayan yang ada di PPN Pekalongan, baik itu untuk tidur, ataupun yang

Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti meneliti faktor- faktor lain seperti, asupan zat besi, dan pola aktifitas siswi yang mempengaruhi anemia pada

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan wahana untuk mendidik sekolah, terutama sekolah yang selama ini memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap pusat, menjadi

Penyebanya adalah karena 90% penulis SOP tidak menggunakan Panduan yang tepat, rata-rata penulis tidak terlatih/ tidak terampil, sebagian SOP dibuat dengan

Perkembangan pariwisata dan peraturan pemerintah di Kota Makassar yang meningkat, juga kondisi geologis datarannya pesisir pantai menjadikan Kota Makassar cocok

Apotek Sari Husada Kab.Demak kejadian yang seringkali muncul yaitu banyaknya karyawan yang mengundurkan diri alasannya karena gaya kepemimpinan yang belum efektif

Meskipun di dalam penelitian ini juga menggunakan etanol absolut (99%) sebagai pengekstrak senyawa polifenol, namun kadar total fenol relatif tidak mengalami