• Tidak ada hasil yang ditemukan

juga dalam hal menjalin hubungan dengan orang lain. Seseorang dapat lebih mengontrol pesan-pesan yang ingin dikirimkan melalui media.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "juga dalam hal menjalin hubungan dengan orang lain. Seseorang dapat lebih mengontrol pesan-pesan yang ingin dikirimkan melalui media."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Bidang teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga manusia kini dapat menjalankan mobilitas hidup yang semakin mudah dan cepat.

Segala kebutuhan dapat tersedia dalam satu layanan teknologi. Hanya dengan menggunakan satu media baru, masyarakat dapat melakukan segala kebutuhan seperti kebutuhan kerja, hubungan sosial, transfer uang, mendapatkan berbagai informasi (Budhirianto dan Hildawati, 2008: 86). Perkembangan teknologi yang demikian canggih memberikan kemudahan bagi seseorang untuk berkomunikasi. Sebut saja telepon genggam yang membuat komunikasi antarpribadi kini tidak harus bertatap muka sehingga jarak tidak lagi menjadi hambatan untuk berkomunikasi. Hal tersebut biasa disebut komunikasi bermedia.

Seperti yang telah diketahui, ponsel yang saat ini beredarpun merupakan salah satu bentuk dari konvergensi media atau bergabungnya beberapa media ke dalam satu media. Media konvergen merupakan istilah yang sering digunakan untuk memaknai bergabungnya layanan yang dahulu terpisah, seperti Internet, televisi kabel, telepon (Severin dan Tankard, 2009: 5).

Selain itu, kemudahan yang didapatkan dengan komunikasi menggunakan media bukan hanya sekedar jarak dan waktu saja, tetapi

(2)

2 juga dalam hal menjalin hubungan dengan orang lain. Seseorang dapat lebih mengontrol pesan-pesan yang ingin dikirimkan melalui media.

Misalnya, seseorang yang akan mengirimkan pesan kepada temannya melalui SMS. Orang tersebut akan berpikir terlebih dahulu mengenai kata-kata yang ingin disampaikannya, apakah akan melukai perasaan temannya atau tidak. Jika pesan tersebut dianggap dapat membuat temannya tersinggung, maka orang tersebut dapat menghapus kata-kata yang ia tulis dan menulis kata lain yang lebih halus. Hal tersebut sulit dilakukan jika berkomunikasi tatap muka. Karena komunikasi bersifat tidak dapat diulang. Sehingga banyak orang menganggap berkomunikasi melalui media dianggap lebih mudah daripada berkomunikasi secara langsung. “Texting combines the informality of speech with the reflectiveness of writing. Informants claim that it is easier to express certain aspect of themselves by texting than through direct speech”. Pesan teks merangkaikan bahasa percakapan ke dalam bahasa tulisan. Beberapa informan menyatakan bahwa lebih mudah untuk mengekspresikan aspek tertentu dari diri mereka melalui SMS daripada melalui komunikasi langsung (Goggin, 2006: 75-76).

Sehingga, berdasarkan pernyataan tersebut memperlihatkan penggunaan media dapat membantu seseorang untuk lebih mudah mengekspresikan dirinya kepada orang lain yang dianggap sulit diekspresikan melalui komunikasi langsung.

Tidak hanya komunikasi teks seperti SMS yang membantu seseorang dalam berkomunikasi, kini terdapat banyak layanan instant messaging yang ditawarkan kepada masyarakat. Sebut saja, aplikasi Blackberry Messenger (BBM), atau juga aplikasi LINE, Kakao Talk

(3)

3 dan We Chat yang iklan komersialnya sering ditampilkan di televisi.

Adanya iklan tersebut juga menujukan bahwa kini kegiatan komunikasi dengan aplikasi instant messaging bukan hal yang asing lagi. Bahkan kehadiran beragam aplikasi ini membuat berkomunikasi melalui SMS mulai berkurang.

Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat. Hingga tahun 2012 ada sekitar 350 juta pelanggan layanan di Indonesia. Pelanggan layanan data mencapai 250 juta, dengan jumlah pelanggan 3G lebih dari 70 juta (http://tekno.

liputan6.com/read/505926/pengguna-mobile-internet-di-indonesia-te rus-tumbuh). Hal tersebut menggambarkan bagaimana pola konsumsi internet oleh masyarakat di Indonesia, terutama dengan menggunakan gawai yang berbasis 3G.

Laporan global lembaga riset Informa menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2012 lalu, rata-rata harian jumlah pesan yang dikirim lewat aplikasi chatting sudah lebih tinggi daripada SMS, yaitu 19 miliar pesan per hari berbanding 17,6 miliar pesan per hari. Angka itu diperoleh dari enam aplikasi chatting mobile terpopuler, termasuk WhatsApp, BlackBerry Messenger, Viber, Nimbuzz, iMessage, dan KakaoTalk (http://tekno.kompas.com/read /2013/04/30/14264938/6.Aplikasi.Chat.Bakal.Matikan.SM S).

Dari hal tersebut, dapat dilihat bahwa aplikasi instant messaging mulai melekat di hati pengguna ponsel. Seperti yang dikatakan Mia, salah satu pengguna smartphone, “Pakai ponsel lama sulit akses internet, sedikit-sedikit harus lewat SMS, bahkan nelepon. Kalau pakai smartphone, enak pakai internet. Jadi pakai instant messaging lebih mudah dan murah. Komunikasi lebih lancar, hidup jadi enak.” (Mia

(4)

4 dalam Sufyan, 2009: 2). Hal yang diungkapkan Mia menunjukan bahwa instant messaging sangat membantu dalam menjalani aktivitasnya. Bahkan ia juga menunggkapkan bahwa instant messaging lebih lebih mudah dan murah dari pada berkomunikasi melalui SMS.

Di mana aplikasi-aplikasi chatting secara umum bisa digunakan secara cuma-cuma, sementara SMS dikenakan biaya pengiriman pesan.

Instant messaging adalah sebuah teknologi Internet yang mengizinkan para pengguna dalam jaringan Internet untuk mengirimkan pesan-pesan singkat secara langsung pada saat yang bersamaan (real time) menggunakan teks kepada pengguna lainnya yang sedang terhubung ke jaringan yang sama. Salah satu pionir dari layanan instant messaging adalah perusahaan Yahoo dengan memperkenalkan aplikasi Yahoo Messenger. Yahoo Messenger pertama kali dirilis pada 9 Maret 1998. Nama pertamanya adalah Yahoo Pager, namun kemudian berubah namanya menjadi Yahoo Messenger. Aplikasi ini merupakan aplikasi gratis yang menyatu dengan layanan Yahoo Mail, sehingga pengguna akan mendapat info jika ada surat yang masuk saat sedang chating. Tidak hanya itu, Yahoo Messenger memungkinkan pengguna untuk membuat obrolan dari sesama pengguna YM di komputer atau dari telepon rumah atau telepon seluler ke komputer, video conference, transfer file, layanan pesan singkat ke ponsel, dan lain-lain (http://www.bisnis- jabar.com/index.php/berita/mengenal-sejarah-chat ting).

Setelah Yahoo, perusahaan lain yang memperkenalkan aplikasi yang sejenis yaitu perusahaan Google dengan aplikasi Google Talk- nya. Google Talk pertama dikenalkan ke publik pada 24 Agustus 2005.

(5)

5 Secara keseluruhan aplikasi Google Talk hampir sama dengan Yahoo Messenger.

Selain itu, perusahaan yang terkenal dengan aplikasi instant messaging-nya juga adalah Research in Motion (RIM) yang mengeluarkan ponsel Blackberry. Di mana ponsel ini memiliki aplikasi instant messaging yang booming di masyarakat yaitu Blackberry Messenger. Meski Blackberry terlambat masuk ke Indonesia, yaitu baru pada tahun 2004 yang diperkenalkan oleh operator seluler di Indonesia, yaitu Telkomsel dan Indosat, ternyata hingga kini Blackberry masih populer di masyarakat.

Populernya Blackberry di masyarakat Indonesia dibuktikan dari Survei Top Brand yang dilakukan di delapan kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Pekanbaru dan Balikpapan. Survei ini melibatkan 2.800 sampel random dan 1.400 sampel booster. Hasil pada kategori Telekomunikasi, Smart Phone, Merek Blackberry menduduki peringkat pertama dengan TBI sebesar 39.0%, sedangkan Nokia dan Samsung masing-masing dengan TBI 37,0% dan 11,1 % (Majalah Marketing,02/XIII/FEBUARI 2013, hal.68).

Aplikasi Blackberry Messenger sebagai aplikasi instant messaging masih menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh oleh pengguna, meskipun sebenarnya pengguna Blackberry dapat mengunduh aplikasi instant messaging yang lainnya. Hal tersebut dibuktikan pada situs appworld.blackberry.com.

(6)

6 Gambar 1.1

Instant Messaging Terpopuler Pada Blackberry

Sumber: appworld.blackberry.com/webstore/

category/81/?countrycode=ID

Posisi terpopuler yang diperlihatkan oleh gambar 1.1 menunjukan bahwa aplikasi BBM disukai oleh pengguna ponsel Blackberry pada umumnya. Dengan menggunakan Blackberry Messenger yang ada dalam Blackberry, memungkinkan penggunanya online selama 24 jam, sehingga pengguna dapat berkomunikasi kapan pun dan di mana pun tanpa terbatas jarak, ruang dan waktu. Tidak hanya itu, Blackberry Messenger memungkinkan pengunanya dapat berkomunikasi antarpribadi melalui personal chat, komunikasi kelompok melalui BBM Group, serta komunikasi massa melalui Broadcast Message (BM) dalam waktu yang relatif bersamaan.

(7)

7 Penggunaan Blackberry Messenger ternyata tidak hanya berpengaruh pada cara orang berkomunikasi, tetapi juga sekaligus mempengaruhi ruang lingkup komunikasinya. Hasil dari wawancara peneliti dengan Nesty N. Aliwu, seorang Mahasiswa IM Telkom, pada 10 Febuari 2013, pukul 11.00 WIB di tempat tinggal Nesty, menemukan beberapa hal yang dapat menggambarkan karakteristik pengguna Blackberry.

Nesty sebagai pengguna Blackberry mengaku menggunakan ponsel tersebut dikarenakan lingkungan sekitarnya juga menggunakan Blackberry. Hal tersebut menggambarkan bahwa pengguna Blackberry berupaya eksis dalam membangun hubungan dengan orang lain dengan menggunakan media yang banyak digunakan. Selain itu, Nesty juga mengungkapkan alasannya menggunakan Blackberry agar tidak

‘ketinggalan informasi’ dari teman-temannya.

Hal lain yang peneliti temukan yaitu pengguna Blackberry relatif sering berkomunikasi dengan temannya melalui Blackberry Messenger dibandingkan melalui SMS dan telepon karena dianggap lebih murah.

Hal ini menggambarkan bahwa pengguna Blackberry hanya intens melalukan komunikasi dengan sesama pengguna Blackberry.

Fenomena ini menjelaskan adanya kelanjutan hubungan yang dibangun oleh pengguna Blackberry dengan teman yang sesama pengguna.

Namun, justru mengurangi intensitas hubungan dengan teman yang tidak menggunakan Blackberry. Hal yang sama diakui Arindini Wahyu Lestari, seorang Mahasiswa UNIBI, yang peneliti wawancarai pada 15 Febuari 2013, pukul 14.00 WIB di kampus UNIBI. Arindini mengaku

(8)

8 lebih sering berkomunikasi melalui Blackberry Messenger dengan teman yang jarang ia temui atau jauh tempatnya.

Hal berikutnya dari kedua pengguna Blackberry yang peneliti wawancarai adalah topik yang sering dibicarakan menggunakan Blackberry Messenger yaitu informasi yang dibutuhkan sesuai kepentingan seperti tugas kuliah, info kampus, bisnis, hingga urusan pribadi.

Blackberry merupakan salah satu alat komunikasi yang dianggap tidak biasa, karena bukan hanya dapat menunjukan simbol gengsi, tetapi juga dapat menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya.

Oleh karena itu, muncul istilah “Crackberry”, yang maksudnya adalah orang-orang yang tidak bisa lepas dari Blackberry seperti ketergantungan atau mengidap kecanduan pada media tersebut (Haryadi, 2009:7). Maka tidak heran Blackberry juga berpotensi menimbulkan masalah tersendiri yaitu munculnya insan yang cuek.

Misalnya, karena sibuk melayani komunikasi dengan teman-teman melalui Blackberry, terkadang teman yang ada di sekitar dicuekin (Sufyan, 2009:104). Hal tersebut juga dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Parwita Sari yang berjudul “Pengaruh Fasilitas Blackberry Terhadap Sikap Individual Pada Mahasiswa Universitas Sultan Agung Tirtayasa”. Hasil dari penelitian tersebut yaitu ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara fasilitas Blackberry dengan sikap individual pada mahasiswa Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Sari, 2011: 104).

(9)

9 Hasil dari penelitian tersebut menunjukan pengguna Blackberry memiliki intensitas yang tinggi dalam menggunakan fasilitas Blackberry Messenger. Frekuensi pengguna yang menjawab pemakaian BBM sangat sering sebesar 60,6%. Responden pada penelitian ini juga menganggap dirinya tidak lengkap jika tidak memakai Blackberry. Responden yang menjawab setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut sebesa 97%. Sehingga pada dilakukan uji regresi, hasil menujukan angka 0,636 atau 63,6% yang berarti BBM mempunyai andil besar terhadap variabel sikap individual.

Hal tersebut disebabkan karena Mahasiswa Sultan Agung Tirtayasa lebih mendahulukan berkomunikasi menggunakan Blackberry dibandingkan berkomunikasi dengan orang lain secara tatap muka, dengan pesentase responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebesar 60,7% (Sari, 2011: 107).

Dari penjelasan tersebut menggambarkan bahwa penggunaan ponsel membuat sosialiasi seseorang secara nyata berkurang, sedangkan sosialisasi dengan menggunakan media meningkat.

Meskipun, para pecandu Blackberry seakan mengesampingkan komunikasi nyata, tetapi sebenarnya jika komunikasi yang dilakukan secara intens oleh pengguna Blackberry akan menciptakan hubungan antar pengguna. Hal ini dikarenakan komunikasi sebenarnya tidak hanya sekedar mengirim pesan atau informasi, tetapi juga sebagai alat membangun hubungan. Seperti yang dinyatakan oleh Rakhmat,

“Komunikasi yang dilakukan seseorang bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar kadar hubungan interpersonalnya. Ada beberapa faktor dalam komunikasi

(10)

10 interpersonal yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu : percaya, sikap suportif dan sikap terbuka (Rakhmat, 2009:117- 118).

Sehingga, berdasarkan definisi yang diungkapkan Rakhmat, menunjukan komunikasi yang dilakukan secara langsung maupun bermedia seperti menggunakan BBM dapat menentukan kadar hubungan terhadap pihak-pihak yang terlibat komunikasi.

Kemudahan Blackberry dalam membantu seseorang membangun hubungan, ternyata bukan hal yang tidak lepas dari potensi konflik.

Konflik yang biasa terjadi adalah terjadi salah paham karena pesan yang dikirmkan delay. Dengan menggunakan BBM, seseorang dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan telah sampai dan dibaca.

Hal tersebut bisa diketahui dengan melihat huruf D (Delivered) yang mucul diatas tanda ceklis yang berarti pesan telah terkirim. Lalu, huruf D tersebut akan berubah menjadi huruf R (Read) yang berarti pesan telah dibaca. Ketika seseorang telah mengetahui pesannya telah dibaca namun tidak segera dibalas oleh lawan bicara maka akan timbul persepsi negative sehingga menimbulkan perasaan sedih, kecewa, marah, dan lain-lain, yang pada akhirnya memungkinkan merengganggkan hubungan antarpribadi kedua belah pihak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Nesty, “Pernah salah paham karena pending, eh ini udah terkirim, udah di D tapi nggak di R, tapi sebenernya udah dibalas sama dia, tapi pendingnya di Eci.”. Nesty juga menambahkan, “Kalau yang paling parah itu, udah dikirim, udah di D, tapi nggak dia read-read, dan tiba-tiba dia ganti foto.”.

Pernyataan Nesty memperlihatkan bahwa ada rasa kecewa saat pesan

(11)

11 yang ia sampaikan tidak mendapat respon dari lawan bicaranya, sehingga hal ini berpotensi menimbulkan konflik di antara pihak-pihak yang terlibat komunikasi. Seperti yang dikatakan oleh Suranto, ada 12 faktor yang mempengaruhi kadar hubungan antarpribadi, yaitu toleransi, kesempatan yang seimbang, sikap menghargai orang lain, sikap mendukung, sikap terbuka, pemilikan bersama atas informasi, kepercayaan, keakraban, kesejajaran, kontrol, respon, dan suasana emosional. Semakin baik kualitas faktor tersebut maka hubungan antarpribadi akan semakin berkualitas (Suranto Aw, 2011: 30-33).

Sedangkan Arsi Ani, seorang Mahasiswa IM Telkom yang peneliti wawancarai pada 26 Maret 2013, pukul 15.10 WIB, di tempat tinggalnya mengungkapkan alasannya berhenti menggunakan Blackberry, “Karena fitur yang aku tau dari BB kan BBM ya, nah BBM kalo sekarang tuh suka pending-pendingan. Awal-awal aku pake BB sih emang nggak terlalu pending, tapi pas makin lama harganya makin naik, jadi sering pending-pendingan.” Arsi juga menambahkan mengenai pengalaman buruknya saat masih menggunakan Blackberry Messenger, “Pernah tuh berantem sama mama, karena BBM pending dan baru nyampe jam 12 malem, baru aku bales lah jam 12 malem itu, terus mamanya marah-marah kenapa aku baru bales jam 12 malem, dikiranya aku kemana-mana dan baru pulang.”.

Pernyataan pertama yang dikatakan Arsi memperlihatkan bahwa adanya rasa tidak puas terkait pengalamannya menggunakan Blackberry Messenger. Arsi menganggap harga yang ia keluarkan untuk dapat memanfaatkan BBM tidak sebanding dengan kualitas yang

(12)

12 ia terima. Fitur yang diharapkan dapat memudahkannya berkomunikasi dengan orang lain justru menghambat komunikasinya dan menciptakan konflik, seperti yang diungkapkan Arsi pada pernyataan selanjutnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Cherry Lenggogeni, Mahasiswa IM Telkom yang peneliti wawancarai pada hari yang sama, pukul 16.20 WIB, saat sedang berkunjung ke tempat tingga peneliti mengenai pengalaman buruk yang ia rasakan saat masih menggunakan Blackberry Messenger. Cherry mengungkapkan, “Pending sih paling sering, sama kalau update something dan lupa back up, jadi ya ilang semua.”. Dari pernyataan Cherry memperlihatkan bahwa faktor pending menjadi hal yang cukup mengganggu saat menggunakan BBM, terutama hal tersebut terjadi berkali-kali sehingga rasa tidak nyaman tersebut membuatnya lebih memilih memakai ponsel lain.

Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana kualitas hubungan antarpribadi Mahasiswa pengguna Blackberry Messenger yang dilihat dari pengalaman komunikasi antarpribadi yang dilakukan dengan temannya dengan menggunakan media tersebut. Penelitian ini peneliti anggap penting karena penggunaan ponsel saat ini ternyata berpengaruh terhadap seseorang dan lingkungannya. Seperti yang diungkapkan oleh Simanjuntak mengenai aspek sosial telepon selular menyatakan :

Paling tidak ada lima implikasi dari penggunaan ponsel.

Pertama, terhadap setiap individu yang menggunakan ponsel tersebut. Kedua, terhadap interaksi-interaksi antar individu. Ketiga, terhadap pertemuan tatap muka.

Keempat, terhadap suatu kelompok-kelompok atau organisasi. Selanjutnya yang kelima adalah terhadap

(13)

13 sistem hubungan di organisasi dan kelembagaan masyarakat (Simanjuntak dalam Utaminingsih,2006:2).

Maka sama halnya yang diungkapkan Simanjutak bila dikaitkan dengan penggunaan Blackberry yang saat ini menjamur di masyarakat.

Penggunaan Blackberry secara sadar atau tidak disadari penggunanya berpengaruh dalam kehidupan sosialnya.

Pada penelitian ini peneliti memilih pengguna Blackberry di Kota Bandung yang berstatus Mahasiswa. Peneliti memilih Kota Bandung karena di Bandung penjualan Blackberry masih cukup tinggi dibandingkan dengan penjualan Android (http://www.bisnis- jabar.com/index.php/berita/pasar-ponsel-blackberry-masih-primadona- di-bandung). Selain itu, antusias warga Bandung terhdap produk Blackberry juga dapat dilihat dari permintaan yang meningkat di Bandung. Bahkan konsumen di Bandung rela menjadi waiting list untuk dapat memiliki produk terbaru dari Blackberry (http://

www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/blackberry-z10-konsumen-di- bandung-masuk-waiting-list).

Sedangkan, peneliti memilih pengguna Blackberry yang berstatus Mahasiswa berdasarkan penelitian sebelumnya yang menghasilkan beberapa kesimpulan mengenai Mahasiswa pengguna Blackberry, seperti penelitian yang dilakukan oleh Herlinawati mengenai “Fenomena Gaya Hidup Pengguna Blackberry Smartphone Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung” memberikan hasil bahwa Mahasiswa yang menggunakan Blackberry memanfaatkan Blackberry untuk memenuhi kebutuhan sosialisasinya. Hal tersebut menggambarkan Mahasiswa dalam kesehariannya sering

(14)

14 menggunakan ponselnya untuk berkomunikasi serta menjalin hubungan dengan orang lain (Herlinawati, 2010 : 119-120).

Berangkat dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kualitas Hubungan Antarpribadi Pengguna Blackberry Messenger Di Kalangan Mahasiswa (Studi Fenomenologi Mengenai Kualitas Hubungan Antarpribadi Mahasiswa Pengguna Blackberry Messenger Di Kota Bandung)”.

1.2 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan merumuskan masalah sehingga masalah yang penulis angkat tidak semakin meluas. Peneliti merumuskan permasalahan pada bagaimana kualitas hubungan antarpribadi yang dirasakan pengguna Blackberry Messenger dari pengalaman komunikasi antarpribadi dengan temannya. Untuk dapat menjelaskan kualitas hubungan antarpribadi tersebut maka peneliti membuat pertanyaan pertanyaan untuk lebih menggali topik, yaitu : (1) Bagaimana tahapan hubungan yang dilakukan pengguna

Blackberry Messenger dengan temannya?

(2) Bagaimana kualitas hubungan antarpribadi pengguna Blackberry Messenger dengan temannya yang dilihat dari faktor-faktor yang memperngaruhi kadar hubungan antarpribadi?

(3) Bagaimana dampak penggunaan media Blackberry Messenger terhadap hubungan antarpribadi sebagai output dari sistem hubungan?

(15)

15 Alasan peneliti memilih ketiga pertanyaan tersebut adalah agar memperoleh gambaran cara pengguna Blackberry Messenger menjalin hubungan dengan temannya, serta bagaimana kualitas hubungan yang dirasakan pengguna Blackberry. Jawaban atas pertanyaan (1) akan menggambarkan tahapan hubungan yang dialami untuk menciptakan hubungan yang berkualitas, Jawaban atas pertanyaan (2) akan memunculkan faktor apa saja yang berpotensi menciptakan hubungan yang baik antar pengguna. Sedangkan jawaban atas pertanyaan (3) akan menjelaskan bagaimana penggunaan Blackberry Messenger memberikan dampak terhadap hubungan antarpribadi penggunanya.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(1) Untuk mengetahui tahapan hubungan yang dilakukan pengguna Blackberry Messenger dengan temannya

(2) Untuk mengetahui kualitas hubungan antarpribadi pengguna Blackberry Messenger dengan temannya yang dilihat dari faktor- faktor yang memperngaruhi kadar hubungan antarpribadi

(3) Untuk mengetahui dampak penggunaan media Blackberry Messenger terhadap hubungan antarpribadi pengguna

(16)

16 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Aspek Teoritis

(1) Sumbangan bagi Ilmu Komunikasi dalam menambah pengetahuan tentang hubungan antarpribadi akibatnya adanya fenomena teknologi komunikasi.

(2) Usaha untuk memahami berbagai teori mengenai hubungan antarpribadi yang aplikasinya dengan menggunakan media

1.4.2 Aspek Praktis

(1) Penelitian secara praktis akan berguna sebagai penambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang dampak penggunaan teknologi komunikasi terhadap hubungan antarpribadi yang bermedianya.

(2) Penelitian ini dapat memberi masukan bagi pengguna Blackberry Messenger khususnya dan masyarakat umumnya agar tetap dapat membangun hubungan antarpribadi yang berkualitas dengan menggunakan media maupun secara nyata.

1.5 Tahapan Penelitian

Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian fenomenologi ini sebagai berikut (Kuswarno, 2009: 58-73)

1.5.1 Tahap Perencanaan

(1) Membuat daftar pertanyaan yang mendukung topik yang dipilih (2) Menjelaskan latar belakang penelitian secara langsung

(17)

17 (3) Memilih informan yang mengalami langsung situasi, mampu

menggambarkan fenomena yang dialami, bersedia terlibat dan diwawancarai dan memberikan persetujuan untuk dipublikasikan hasil penelitian.

(4) Telaah dokumen yang menyangkut tinjauan intergartif, tinjauan teori, tinjauan metodelogi penelitian dan tinjauan tematik

1.5.2 Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengamati perilaku informan dan mewawancarai informan terkait dengan topik penelitian yang dilakukan.

1.5.3 Tahap Analisis Data

Pada tahap analis data, peneliti menggunakan teknik analisis data Van Kaam. Namun, sebelumnya peneliti harus melakukan uji keabsahan data pada data yang sudah peneliti dapatkan pada tahap pengumpulan data. Uji keabsahan data yang peneliti lakukan yaitu peneliti menggunakan keterlibatan dalam waktu yang cukup lama dengan informan, melakukan triagulasi sumber, melakukan member checking, dan menuliskan penjelasan rinci mengenai penelitian yang peneliti lakukan.

(18)

18 1.5.4 Tahap Membuat Simpulan, Dampak, dan Manfaat Penelitian Pada tahap ini, seluruh proses penelitian telah dilakukan, maka kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sebagai berikut:

(1) Membuat ringkasan dan ikhtisar dari keseluruhan penelitian.

(2) Menegaskan hasil penelitian dengan mengemukakan perbedaan- perbedaan, dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

(3) Menjelaskan hasil penelitian dengan kemungkinan penelitian lanjutannya.

(4) Menghubungkan hasil penelitian dengan kegunaan penelitian.

(5) Menghubungkan hasil penelitian dengan profesi peneliti.

(6) Menghubungkan hasil penelitian dengan makna-makna dan relevansi sosial.

(7) Menutup penjelasan dengan menawarkan tujuan dan arah penelitian selanjutnya.

Untuk memperjelas tahapan penelitian yang peneliti lakukan berdasarkan waktu dapat dilihat dalam table 1.1

(19)

19 Tabel 1.1

Time Schedule Penelitian

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahap perencanaan

Membuat daftar pertanyaan Menjelaskan

latar belakang penelitian

Memilih informan Telaah peneletian terdahulu, teori dan

metode

Tahap pengum- pulan data

Observasi atau Pengamatan Wawancara Mendalam

(20)

20

Tahap Analisis Data

Valdasi data Teknik Analisis Van

Kaam

Tahap Membuat Simpulan, Dampak, dan Manfaat Penelitian

Menuliskan hasil penelian Pembahasan hasil penelitian dengan teori dan tujuan penelitian Mengemuka- kan keterbatsan dan alternatif solusi Menutup penjelasan dengan simpulan dan saran

(21)

21 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus informan yang berada di wilayah Kota Bandung dan di beberapa café untuk melakukan wawancara dengan informan.

1.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan sejak Januari 2013 hingga Agustus 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penciptaan buku pop-up cerita rakyat Legenda Ketintang ini adalah dengan menggunakan teknik-teknik pop-up yang bersifat movable diharapkan nantinya buku ini

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Dengan analisa Crash Program menggunakan penambahan jam kerja, dimaksudkan mengurangi waktu pekerjaan namun tetap mempertahankan

Hasil penelitian Sui dan Chandra (2007) menunjukkan bahwa, buah kelapa yang telah ditunaskan selama 45 hari mengandung lipase pada daging buah, kentos, tunas

Hasil: Dari uji bivariat Fisher untuk lingkar kepala yang diukur dengan foto x-ray didapatkan hasil yang bermakna antara lingkar kepala (sefalik indeks) dengan

Kemampuan berbicara ini merupakan kemampuan mengolah kalimat untuk mengungkapkan sesuatu secara jelas dan mudah dipahami yang memungkinkan untuk memvisualisasikan atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh cycle count dan quality control terhadap distribusi barang..

Mencermati bentuk masing-masing produk pemikiran hukum Islam di atas, dapat disimpulkan bahwa tantangan utama yang dihadapi dalam penerapannya adalah tidak

Hari ulang tahun Sensei (Bu guru) kita, dan dia mendapatkan hadiah istimewa: muridnya bisa mengarang dengan tenang.. Hari – hari di Kyoushitsu (kelas) dilaluinya