• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal yang sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi tentunya menjadi suatu proses yang sangat diperlukan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas suatu masalah dan mengambil keputusan, serta banyak lagi hal yang lainnya.

Perilaku komunikasi pertama yang dipelajari manusia berasal dari sentuhan orangtua Hal tersebut menjadi salah satu alasan bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu tidak mungkin terlepas dari kegiatan komunikasi di dalam keluarga, terutama antara orang tua dan anak (Mulyana, 2007: 17).

Apabila dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, maka komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Hal ini terjadi karena komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka, sehingga terjadi kontak pribadi di mana ketika pesan disampaikan. Dengan demikian, maka umpan balik pun akan berlangsung seketika itu juga (Effendy, 2003: 61).

Komunikasi antarpribadi orangtua dan anak akan sangat memegang

(2)

Salah satu hal yang tak luput dari perhatian orang tua dalam sebuah keluarga adalah soal pendidikan anak. Pada dasarnya pendidikan terdiri atas tiga jenis, yakni pendidikan formal, informal, dan non formal. Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis dan bertingkat atau berjenjang yang dimulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi dan yang setaraf dengannya. Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang dapat memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari. Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan yang teroganisasi dan sistematis yang berada di luar sistem persekolahan yang dilakukan secara mandiri. Dengan kata lain, pendidikan jenis ini merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya (Sumber data: http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis-pendidikan/).

Di antara ke tiga jenis pendidikan tersebut, pendidikan formal menjadi fokus utama. Rangkaian kegiatan belajar yang akan dilakukan anak dalam menyelesaikan pendidikan formalnya tentu saja memerlukan motivasi belajar. Motivasi belajar akan menjadi suatu pendorong bagi anak untuk belajar. Hasil belajar akan optimal apabila ada motivasi belajar. Semakin tepat motivasi belajar yang dimiliki, maka akan semakin berhasil pula anak dalam pendidikan formalnya.

(3)

Tidak jarang motivasi belajar anak tampak semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Hanya dengan satu dari sekian kemungkinan gangguan, tidak menutup kemungkinan bisa mengusik motivasi belajar anak dan merusak tujuan-tujuannya. Contohnya, seperti masalah keluarga, penyakit, investasi keuangan, ruangan belajar yang terlampau panas, dan lain-lain. Hal-hal tersebut bisa menyebabkan motivasi belajar lenyap dalam sekejap. Motivasi belajar sangat rapuh dalam menghadapi gangguan-gangguan eksistensi kehidupan sehari-hari (Wlodkowski dan Jaynes, 2004:13-19).

Dewasa ini, mulai terlihat adanya kecenderungan orang tua untuk sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab atas anak kepada pihak sekolah. Tanggung jawab keluarga sekarang dalam pendidikan sekolah dan pendidikan moral tidaklah sebesar tanggung jawab keluarga seperti pada masa lalu (Khairuddin, 1997: 52).

Umumnya, hasrat belajar akan tumbuh di dalam diri anak apabila memiliki motivasi belajar yang tepat. Orang tua memberi pengaruh utama dalam menghidupkan dan menjaga motivasi belajar seorang anak. Peran mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak memberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap tahap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA bahkan sesudahnya (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 27).

Ada masanya pertumbuhan motivasi belajar anak tidak terlihat atau bahkan tampak terhenti sama sekali dalam jangka waktu yang lama. Masa remaja menjadi waktu yang paling tidak stabil dalam hal kepedulian belajar anak. Oleh

karena itu, penting sekali bagi setiap anak untuk memiliki motivasi belajar, terutama ketika masih berstatus sebagai siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa kelas XI SMA merupakan anak yang sangat membutuhkan motivasi belajar yang tepat. Hal demikian disebabkan pula karena anak akan segera naik kelas XII. Selain itu, anak juga akan segera dihadapkan dengan UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan UN (Ujian Nasional) sebagai syarat penentu kelulusan.

(4)

tingkatan tersebut setelah melewati jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun sejak dari duduk di bangku SD (Sekolah Dasar) sampai dengan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Jenjang SMA ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai dari kelas X sampai kelas XII.

Di Kabanjahe, ada beberapa SMA yang bisa menjadi pilihan siswa yang baru lulus SMP untuk kemudian melanjutkan jenjang pendidikanya. Sekolah negeri tetap menjadi favorit, tidak hanya di kalangan anak tapi juga bagi orang tua anak. Pada umumnya, yang menjadi alasan adalah karena kualitas sekolah yang dinilai bagus dan ditambah lagi biaya pendidikannya lebih murah apabila dibandingkan dengan sekolah swasta. Hal tersebut dikarenakan ada subsidi dari pemerintah bagi sekolah negeri. Ada dua SMA negeri di Kabanjahe, yaitu SMA Negeri 1 Kabanjahe dan SMA Negeri 2 Kabanjahe.

Sekolah sebagai sarana belajar tentu selalu berupaya memberikan pendidikan yang maksimal untuk para peserta didik dan demikian pula yang diterapkan oleh SMA Negeri 1 Kabanjahe. Sebelumnya, SMA Negeri 1 Kabanjahe dikenal dengan SMA Rumpun Bambu. Sejak tahun 1961 sampai sekarang, sekolah tersebut tetap menjadi SMA yang terbaik di tingkat Kabupaten Karo. Gedung sekolah diresmikan oleh Kolonel Jamin Ginting dan tetap berdiri kokoh sampai saat ini, apalagi setelah melalui renovasi pada beberapa ruangan kelas.

Dengan menampilkan slogan sekolah yang menarik “Mela mulih adi la rulih”, artinya “Malu pulang tanpa membawa hasil”, SMA Negeri 1 Kabanjahe

(5)

Pada tahun pelajaran 2009/2010, siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe yang diterima di Universitas Negeri ada 47 orang melalui jalur bebas tes, 24 orang melalui jalur tes UMB, dan 164 orang melalui jalur tes SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Lalu pada tahun pelajaran 2010/2011, tercatat ada 200 nama siswa yang diterima di Universitas Negeri. Selanjutnya menurut data terakhir, yakni pada tahun pelajaran 2011/2012, tercantum 244 nama siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe yang diterima di Universitas Negeri di Indonesia. Prestasi ini jugalah yang lantas menjadikan SMA Negeri 1 Kabanjahe layak mendapat predikat sebagai SMA terfavorit di Kabupaten Karo.

Pencapaian tersebut menjadi salah satu indikator keberhasilan seluruh tenaga pengajar dalam menjalankan peran mereka di lingkungan sekolah. Akan tetapi, hal itu tentu tidak terlepas pula dari keterlibatan orang tua anak. Orang tua adalah guru pertama dan paling penting dalam kehidupan seorang anak (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 27). Selain itu, keberhasilan tersebut juga menunjukkan bahwa para siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi karena adanya determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Motivasi belajar anak dapat tumbuh dan terjaga terutama melalui komunikasi antarpribadi yang dilakukan dengan orang tua. Melalui kegiatan tersebut, orang tua bisa menunjukkan keterlibatannya dalam menjaga dan

meningkatkan motivasi belajar anak melalui berbagai cara. Misalnya melalui sikapnya yang mau mengingatkan dan membantu anak untuk mengerjakan tugas sekolah dari guru yang diberikan sebagai pekerjaan rumah (PR), memberikan pujian, menawarkan hadiah, misalnya orang tua membelikan gadget baru apabila anak mendapatkan hasil yang memuaskan dari kegiatan belajar di sekolah, serta membantu menciptakan suasana belajar yang nyaman saat berada di rumah.

(6)

lembut dan memberikan gambaran tentang masa depan kepada anak. Hal tersebut tentunya bertujuan untuk membangun motivasi belajar anak serta menambah pengertian anak tentang manfaat belajar yang bisa diperoleh di kemudian hari nanti. Namun, apabila cara yang demikian kurang bisa menghidupkan motivasi belajar anak, orang tua juga bisa menjaga motivasi belajar anak lewat sebuah hukuman yang bijak. Misalnya, apabila anak mendapat nilai jelek di sekolah, maka orang tua akan mengurangi uang jajan anak. Hal seperti itu disebut dengan hukuman sebagai reinforcement (penguatan) negatif yang kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi (Sardiman: 2009, 94).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi orang tua yang dibatasi pada keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan.

2. Yang dimaksud dengan motivasi belajar anak berdasarkan pendekatan

humanistis dan kognitif yang dibatasi pada determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri.

3. Objek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe.

(7)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengajukan perumusan masalah sebagai berikut: “Sejauh mana pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe?”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi antarpribadi orang tua dan anak.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang meningkatkan motivasi belajar anak.

3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun mafaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, peneliti dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjadi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

khasanah penelitian di FISIP USU, khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Referensi

Dokumen terkait

MIDWIFERY CARE OF SICK TODDLER ON TODDLER A AGED 3 YEARS OLD WITH LEVEL-III DENGUE FEVER AT LOCAL GENERAL HOSPITAL OF SUKOHARJO.. The Study Program of Diploma III in

Secara opera sional judul “Pengaruh Kompetensi Profesionalisme Guru PAI dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMPN se-. Kabupaten Tulungagung” merupakan

Pemerintah yang pro terhadap pembangunan suaka pajak memiliki potensi yang sangat kuat untuk didorong oleh kepentingan sejumlah pihak yang berada di “balik layar” yaitu

“Meaningful” yang dimaksudkan adalah bahwa pemberian informasi mengarahkan perhatian pebelajar kepada bagian dari ketrampilan yang harus dikoreksi dan hal ini akan membantu

Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk memperkuat pengendalian audit intern, untuk menentukan ditaati

Untuk mengetahui cara yang dilakukan Satuan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Kwitang untuk mengatasi kendala yang dialami dalam

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SDN Bengle I Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013 -

KUMUN