1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam
kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan
berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara
umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri
tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.1 Sehingga
menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting.
Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak
kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang
yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini,
Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif,
efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai
tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang
pintar dan bermoral.
Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang
penting dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal.
Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki peranan
yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya yang paling menentukan di
dalam terjadinya proses belajar mengajar. Guru adalah seseorang figur yang
mulia dan dimuliakan banyak orang, kehadiran guru di tengah-tengah
1
kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada guru atau seseorang yang dapat
ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan berkembang, manusia tidak
akan memiliki budaya, norma, dan agama.
Guru merupakan orang pertama mencerdaskan manusia, orang yang
memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai,
budaya, dan agama terhadap anak didik, dalam proses pendidikan guru
memegang perananan penting setelah orang tua dan keluarga di rumah. Di
lembaga pendidikan guru menjadi orang pertama, bertugas membimbing,
mengajar dan melatih anak didik mencapai kedewasaan.
Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi
misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Di balik
kesuksesan murid, selalu ada guru profesional yang memberikan inspirasi dan
motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energy untuk selalu
belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan, menggapai kemajuan,
menorehkan prestasi spektakuler dalam panggung sejarah kehidupan manusia.
Fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi ditangan guru
yang cekatan, tetapi sebaliknya ditangan guru yang kurang cakap, sarana, dan
fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat. Berangkat dari masalah
di atas, maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas
pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga pendidiknya terlebih
dahulu.
Nampak bahwa untuk menjadi guru yang sejatinya bukan hal yang
mudah. Guru adalah desainer masa depan anak. Melalui sentuhannya, masa
fatal terhadap perkembangan anak, yang tidak hanya terjadi pada hari ini tapi
justru nanti di kemudian hari.
Sejarah perkembangan profesi guru di Indonesia, kita bisa melihat fakta
bahwa dulu proses rekrutmen guru masih sangat longgar. Posisi guru
seolah-olah bisa diisi oleh siapa pun, tanpa banyak melihat kualifikasi dan
kompetensi yang dimilikinya. Dalam bahasa sederhananya, “yang penting ada
guru” atau “asal ada guru”.
Memasuki abad ke-21, tantangan hidup dan kehidupan sangatlah dinamis
dan kompleks. Semua ini mau-tidak mau mengehendaki adanya perubahan
yang mendasar dan signifikan terhadap proses pendidikan dan pembelajaran
peserta didik, yang di dalamnya mengandung implikasi kuat terhadap
perubahan peran dan tugas yang dilakukan oleh guru.
Karena alasan itulah, saat ini pemerintah sedang berusaha menata dan
membenahi profesi guru, mulai dari proses pendidikan calon guru (penataan
LPTK), saat mengawali karir guru (program induksi), dan selama menjadi
guru (penilaian kinerja guru dan pengembangan keprofesian berkelanjutan).
Kita yakini bahwa semua itu ditujukan agar pendidikan benar-benar dipegang
oleh orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya, sehingga pada
gilirannya pendidikan dan kehidupan di negeri ini pun dapat hadir menjadi
lebih baik lagi.
Fenomena guru saat ini menjadi fenomena menarik untuk dibicarakan.
Karena dahulunya profesi guru merupakan pekerjaan yang tidak diminati
sampai menjadi rebutan saat ini. Hal ini dikarenakan pada masa dahulu
dikesampingkan. Pasca disahkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan
dosen, profesi guru dan dosen kembali menjadi bahan pertimbangan oleh
banyak pihak khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan.2
Tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan semakin kompleks,
maka konsekuensinya guru sebagai pelaku utama dituntut untuk meningkatkan
peranan dan kemampuannya untuk menghadapi tantangan tersebut. Berkaitan
dengan jabatan dan profesi sebagai seorang guru, fenomena sekarang terlihat
di beberapa tempat bahwa masih terdapat guru yang belum memiliki keahlian
yang diperolehnya melalui pendidikan dan ditunkukkan dengan sertifikat atau
ijazah dan akta yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya.
Peran guru yang profesional dapat menumbuhkan kualitas pendidikan
Indonesia, maka kebutuhan utama yang harus diperhatikan tentulah
bagaimana agar guru-guru memiliki kompetensi-kompetensi yang memadai.
Kompetensi yang sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen. Dan guru
yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Kriteria jabatan profesional antara lain bahwa jabatan itu melibatkan
kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan
persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang
bersinambungan, merupakan karir hidup dan keanggotaan yang permanen,
2
menentukan perilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi
profesional, dan mempunyai kode etik yang ditaati oleh anggotanya.3
Kompetensi profesionalisme guru sangat dibutuhkan oleh siswa dalam
proses belajar mengajar, motivasi belajar siswa juga menjadi salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Biasanya pada awal
pembelajaran, siswa cenderung memperhatikan namun pada tengah-tengah
proses pembelajaran siswa kurang tertarik dan kurang memperhatikan materi
dan pada saat diberi tugas maupun pekerjaan rumah didapati tidak semua
siswa mengerjakan. Sehingga hasil belajar yang didapatkan kurang optimal
atau bahkan kemungkinan gagal dalam studinya bisa saja terjadi.
Motivasi belajar akan memunculkan dorongan siswa untuk melakukan
aktivitas belajar. Motivasi yang tinggi akan menciptakan semangat belajar
yang tinggi dan sebaliknya motivasi belajar yang rendah maka keinginan
untuk melakukan aktivitas belajarpun juga kan rendah sehingga siswa akan
malas untuk melakukan aktivitas belajar. Apabila semangat belajar siswa
mengalami peningkatan maka hasil belajar yang diperolehpun juga akan
mengalami peningkatan. Bila hal ini terjadi terus menerus maka siswa akan
dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan dan akan memudahkan siswa
dalam menerima pelajaran yang disampaikan di sekolah atau madrasah.
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran di
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mata pelajaran ini dirasa sulit oleh
sebagian siswa. Materi yang disajikan menuntut hafalan, pemahaman artinya
mengedepankan aspek kognitif yang dimiliki oleh siswa. Berbagai macam
permasalahn selalu muncul ketika pembelajaran PAI berlangsung, karena
masih banyak siswa yang kurang mempunyai kemampuan baik dalam
membaca, menulis, dan menghafal. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan pembelajaran PAI yang tentunya juga akan mempengaruhi
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI.
Sebagaimana hasil ujian tengah semester pada mata pelajaran PAI yang
dicapai oleh siswa kelas VIII yang ada di kabupaten tulungagung ini sudah
memuaskan, tetapi ada juga yang masih belum memuaskan. Hal ini mungkin
saja dipengaruhi oleh faktor kompetensi profesionlisme guru dan motivasi
belajar siswa itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membahas
permasalahan yang dihadapi dalam memcari alternatif jawaban ataupun solusi
bijak yang bisa dipecahkan bersama sehingga dapat terwujud pemahaman
mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Untuk
menganalisa masalah diatas penulis mengkemasnya menjadi judul tesis
“Pengaruh Kompetensi Profesionalisme Guru PAI dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung”
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya suatu perasalahan dan adanya keterbatasan, supaya
penelitian lebih terfokus dan terarah untuk mendapatkan hasil penelitian yang
valid, maka dalam penulisan tesis ini, penulis membatasi masalah hanya pada
pengaruh kompetensi profesionalisme guru PAI dan motivasi belajar terhadap
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam
penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu
sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan dinyatakan dalam skor pada
raport. Prestasi belajar dapat memberikan kepuasan kepada orang yang
bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.
2. Macam-macam Tipe Prestasi Belajar
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai, dapat dikategorikan ke dalam
tiga bidang yakni: bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotor.
Ketiga-tiganya bukan berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan bahkan membentuk hubungan yang hirarkis.
Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiga-tiganya harus nampak sebagai
tujuan yang hendak dicapai. Ketiga-tiganya harus nampak sebagai prestasi
belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus
dipandang sebagai prestasi belajar siswa dari proses pengajaran. Adapun
tipe-tipe prestasi belajar tersebut seperti dikemukakan oleh AF. Tangyong
meliputi : “Tipe prestasi belajar itu mencakup tiga bidang, yaitu tipe
prestasi kognitif, tipe prestasi belajar afektif dan tipe prestasi belajar
psikomotor”. 4
Dari hasil pendapat tersebut dapat penulis uraikan satu persatu
sebagai berikut :
a. Tipe Prestasi Belajar Kognitif
Tipe prestasi belajar ini meliputi beberapa aspek sebagai berikut :
1) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
2) Tipe prestasi belajar pemahaman (comprehention)
3) Tipe prestasi belajar penerapan (Aplikasi)
4) Tipe prestasi belajar analisis
5) Tipe prestasi belajar sintesis
6) Tipe prestasi belajar evaluasi
b. Tipe Prestasi Belajar Afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya, bila orang yang bersangkutan telah
menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Prestasi belajar bidang
afektif kurang mendapat perhatian dari guru, dan biasanya dititik
beratkan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe prestasi belajar yang
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti: atensi,
perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai
guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Ada beberapa
tingkatan bidang afektif, sebagai tujuan prestasi belajar antara lain
adalah sebagai berikut :
1) Receiving/attending,
2) Responding atau jawaban,
3) Evaluing (penilaian),
4) Organisasi,
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai,
c. Tipe Prestasi Belajar Psikomotor
Prestasi belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar
Menurut Muhibbin Syah secara global faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu faktor internal, faktor internal dan faktor pendekatan
belajar.5
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
mencakup, keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini
meliputi dua aspek, yakni :
a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran
siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa,
bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa)
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu, atau
bisa dikatakan sebagai kondisi atau keadaan lingkungan di sekitar
siswa. Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa adalah :
a) Lingkungan Keluarga
b) Lingkungan Sekolah
c) Lingkungan Masyarakat
5
c. Faktor Pendekatan Belajar (Approach to learning)
Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana
aktivitas siswa dalam belajar. Pendekatan belajar dapat dipahami
sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam
menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu.6 Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin
baik hasilnya.
Berdasarkan penyataan di atas, peneliti memberikan batasan masalah
yang diteliti sebagai berikut :
1. Pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa.
2. Pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar siswa.
3. Pengaruh kompetensi sosial guru terhadap prestasi belajar siswa.
4. Pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap prestasi belajar siswa
5. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa.
6. Pengaruh kompetensi professionalisme guru dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi
belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung?
2. Bagaimanakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi
belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung?
3. Bagaimanakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi
belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung?
4. Bagaimanakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi
belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung?
5. Bagaimanakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
SMPN se Kabupaten Tulungagung?
6. Bagaimanakah pengaruh antara kompetensi professionalisme guru dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten
Tulungagung?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap
prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi
belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi sosial guru terhadap prestasi
belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
4. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap
prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar
6. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi professionalisme guru dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten
Tulungagung.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian ini,
maka perlu dirumuskan hipotesis. Hipotesis adalah dugaan yang mungkin
benar dan mungkin salah, akan ditolak jika salah satu palsu dan akan diterima
jika fakta-fakta membenarkan.7 Dalam hal ini dikenal dua macam hipotesis,
yaitu hipotesis aternatif (Ha) yakni hipotesis yang menyatakan adanya
pengaruh antar variabel, dan hipotesis nol (H0) yakni hipotesis yang
menyatakan ketidak adanya pengaruh antar variabel. Adapun hipotesis pada
penelitian ini yaitu :
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru
terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
b. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru
terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
c. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap
prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
d. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepribadian guru
terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
e. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
f. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesionalisme guru
dan motivasi belajar terhadap presatasi belajar siswa SMPN se
Kabupaten Tulungagung.
2. Hipotesis Nol (H0)
a. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional
guru terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten
Tulungagung.
b. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru
terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
c. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru
terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
d. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepribadian
guru terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten
Tulungagung.
e. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap
prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
f. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi
profesionalisme guru dan motivasi belajar terhadap presatasi belajar
siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai pengaruh kompetensi profesionalisme guru PAI dan
motivasi belajar terhadap prestasi siswa di SMPN se-kabupaten
tulungagung yang membuktikan teori mengenai pengembangan
pendidikan secara komprehensif.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan pendidikan,
khususnya pendidikan Islam dengan melibatkan berbagai elemen yang
ada.
2. Secara Praktis
a. Bagi kepala sekolah berguna untuk di jadikan sebagai pedoman dalam
menjalankan tugas manajerial dan dalam mengambil suatu kebijakan
untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru PAI dan
motivasi belajar siswa pada institusi pendidikan yang dipimpin.
b. Bagi guru berguna sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja di dunia
pendidikan yang pada akhirnya dapat mengantarkan anak didiknya ke
gerbang kesuksesan.
c. Bagi penulis berguna sebagai sarana untuk berlatih memecahkan
masalah secara ilmiah, dan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan guna pengembangan diri lebih lanjut.
d. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan bahan referensi untuk
penelitian berikutnya yang berhubungan dengan kompetensi
e. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung, hasil penelitian ini berguna
untuk menambah literatur pada bidang pendidikan terutama yang
berhubungan dengan pengaruh kompetensi profesionalisme guru PAI
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa.
G. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, maka dipandang perlu menjelaskan istilah-istilah
sebagai berikut :
1. Penegasan Konseptual
a. Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan seorang guru dalam
menguasai materi secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing siswa memenuhi standar yang ditetapkan oleh standar
nasional pendidikan. Kompetensi ini merupakan kemampuan guru
dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi
dan atau seni budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya
meliputi menguasai materi yang luas dan mendalam, dan menguasai
konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang
relevan.8 Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh
murid melalui berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan
memahami murid melalui perkembangan kognitif, afektif,
psikomotorik murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus perkembangan
murid.9 Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah
menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan
lingkungan mereka seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman
guru.10 Kompetensi kepribadian yang semestinya ada pada seorang guru yaitu, memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran
yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan
tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk
memperlakukan mereka secara individual.11
b. Motivasi belajar siswa yaitu suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu
yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu.12
c. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha
belajar.13 Pada umumnya prestasi belajar terdapat pada buku raport setelah siswa melakukan aktivitas belajar disekolah dalam kurun waktu
tertentu, seperti catur wulan atau semester. Dengan prestasi belajar
maka guru, siswa dan orang tua akan mengetahui hasil yang dicapai
dalam pembelajaran atau pendidikan.
9Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT.Raja Grafindo, Cet.VI, 2010), 76
10
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta : Bumi Akasara, 2007), 19
11Ibid.,,,18
12Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 28
13
2. Penegasan Operasional
Secara operasional judul “Pengaruh Kompetensi Profesionalisme Guru PAI dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMPN
se-Kabupaten Tulungagung” merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat hubungan dan kontribusi antara kompetensi
profesionalisme guru PAI, dan motivasi belajar, dengan prestasi belajar
siswa di SMPN se-Kabupaten Tulungagung, baik yang berpengaruh