• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PAI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA di SMPN se Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PAI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA di SMPN se Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam

kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan

berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara

umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri

tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.1 Sehingga

menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting.

Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak

kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang

yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini,

Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif,

efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai

tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang

pintar dan bermoral.

Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting

dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang

penting dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal.

Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki peranan

yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya yang paling menentukan di

dalam terjadinya proses belajar mengajar. Guru adalah seseorang figur yang

mulia dan dimuliakan banyak orang, kehadiran guru di tengah-tengah

1

(2)

kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada guru atau seseorang yang dapat

ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan berkembang, manusia tidak

akan memiliki budaya, norma, dan agama.

Guru merupakan orang pertama mencerdaskan manusia, orang yang

memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai,

budaya, dan agama terhadap anak didik, dalam proses pendidikan guru

memegang perananan penting setelah orang tua dan keluarga di rumah. Di

lembaga pendidikan guru menjadi orang pertama, bertugas membimbing,

mengajar dan melatih anak didik mencapai kedewasaan.

Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi

misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Di balik

kesuksesan murid, selalu ada guru profesional yang memberikan inspirasi dan

motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energy untuk selalu

belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan, menggapai kemajuan,

menorehkan prestasi spektakuler dalam panggung sejarah kehidupan manusia.

Fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi ditangan guru

yang cekatan, tetapi sebaliknya ditangan guru yang kurang cakap, sarana, dan

fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat. Berangkat dari masalah

di atas, maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas

pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga pendidiknya terlebih

dahulu.

Nampak bahwa untuk menjadi guru yang sejatinya bukan hal yang

mudah. Guru adalah desainer masa depan anak. Melalui sentuhannya, masa

(3)

fatal terhadap perkembangan anak, yang tidak hanya terjadi pada hari ini tapi

justru nanti di kemudian hari.

Sejarah perkembangan profesi guru di Indonesia, kita bisa melihat fakta

bahwa dulu proses rekrutmen guru masih sangat longgar. Posisi guru

seolah-olah bisa diisi oleh siapa pun, tanpa banyak melihat kualifikasi dan

kompetensi yang dimilikinya. Dalam bahasa sederhananya, “yang penting ada

guru” atau “asal ada guru”.

Memasuki abad ke-21, tantangan hidup dan kehidupan sangatlah dinamis

dan kompleks. Semua ini mau-tidak mau mengehendaki adanya perubahan

yang mendasar dan signifikan terhadap proses pendidikan dan pembelajaran

peserta didik, yang di dalamnya mengandung implikasi kuat terhadap

perubahan peran dan tugas yang dilakukan oleh guru.

Karena alasan itulah, saat ini pemerintah sedang berusaha menata dan

membenahi profesi guru, mulai dari proses pendidikan calon guru (penataan

LPTK), saat mengawali karir guru (program induksi), dan selama menjadi

guru (penilaian kinerja guru dan pengembangan keprofesian berkelanjutan).

Kita yakini bahwa semua itu ditujukan agar pendidikan benar-benar dipegang

oleh orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya, sehingga pada

gilirannya pendidikan dan kehidupan di negeri ini pun dapat hadir menjadi

lebih baik lagi.

Fenomena guru saat ini menjadi fenomena menarik untuk dibicarakan.

Karena dahulunya profesi guru merupakan pekerjaan yang tidak diminati

sampai menjadi rebutan saat ini. Hal ini dikarenakan pada masa dahulu

(4)

dikesampingkan. Pasca disahkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan

dosen, profesi guru dan dosen kembali menjadi bahan pertimbangan oleh

banyak pihak khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan.2

Tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan semakin kompleks,

maka konsekuensinya guru sebagai pelaku utama dituntut untuk meningkatkan

peranan dan kemampuannya untuk menghadapi tantangan tersebut. Berkaitan

dengan jabatan dan profesi sebagai seorang guru, fenomena sekarang terlihat

di beberapa tempat bahwa masih terdapat guru yang belum memiliki keahlian

yang diperolehnya melalui pendidikan dan ditunkukkan dengan sertifikat atau

ijazah dan akta yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya.

Peran guru yang profesional dapat menumbuhkan kualitas pendidikan

Indonesia, maka kebutuhan utama yang harus diperhatikan tentulah

bagaimana agar guru-guru memiliki kompetensi-kompetensi yang memadai.

Kompetensi yang sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen. Dan guru

yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus

dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya

sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Kriteria jabatan profesional antara lain bahwa jabatan itu melibatkan

kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan

persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang

bersinambungan, merupakan karir hidup dan keanggotaan yang permanen,

2

(5)

menentukan perilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi

profesional, dan mempunyai kode etik yang ditaati oleh anggotanya.3

Kompetensi profesionalisme guru sangat dibutuhkan oleh siswa dalam

proses belajar mengajar, motivasi belajar siswa juga menjadi salah satu faktor

penting yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Biasanya pada awal

pembelajaran, siswa cenderung memperhatikan namun pada tengah-tengah

proses pembelajaran siswa kurang tertarik dan kurang memperhatikan materi

dan pada saat diberi tugas maupun pekerjaan rumah didapati tidak semua

siswa mengerjakan. Sehingga hasil belajar yang didapatkan kurang optimal

atau bahkan kemungkinan gagal dalam studinya bisa saja terjadi.

Motivasi belajar akan memunculkan dorongan siswa untuk melakukan

aktivitas belajar. Motivasi yang tinggi akan menciptakan semangat belajar

yang tinggi dan sebaliknya motivasi belajar yang rendah maka keinginan

untuk melakukan aktivitas belajarpun juga kan rendah sehingga siswa akan

malas untuk melakukan aktivitas belajar. Apabila semangat belajar siswa

mengalami peningkatan maka hasil belajar yang diperolehpun juga akan

mengalami peningkatan. Bila hal ini terjadi terus menerus maka siswa akan

dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan dan akan memudahkan siswa

dalam menerima pelajaran yang disampaikan di sekolah atau madrasah.

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran di

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mata pelajaran ini dirasa sulit oleh

sebagian siswa. Materi yang disajikan menuntut hafalan, pemahaman artinya

mengedepankan aspek kognitif yang dimiliki oleh siswa. Berbagai macam

(6)

permasalahn selalu muncul ketika pembelajaran PAI berlangsung, karena

masih banyak siswa yang kurang mempunyai kemampuan baik dalam

membaca, menulis, dan menghafal. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam

pelaksanaan pembelajaran PAI yang tentunya juga akan mempengaruhi

terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI.

Sebagaimana hasil ujian tengah semester pada mata pelajaran PAI yang

dicapai oleh siswa kelas VIII yang ada di kabupaten tulungagung ini sudah

memuaskan, tetapi ada juga yang masih belum memuaskan. Hal ini mungkin

saja dipengaruhi oleh faktor kompetensi profesionlisme guru dan motivasi

belajar siswa itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membahas

permasalahan yang dihadapi dalam memcari alternatif jawaban ataupun solusi

bijak yang bisa dipecahkan bersama sehingga dapat terwujud pemahaman

mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Untuk

menganalisa masalah diatas penulis mengkemasnya menjadi judul tesis

“Pengaruh Kompetensi Profesionalisme Guru PAI dan Motivasi Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung”

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya suatu perasalahan dan adanya keterbatasan, supaya

penelitian lebih terfokus dan terarah untuk mendapatkan hasil penelitian yang

valid, maka dalam penulisan tesis ini, penulis membatasi masalah hanya pada

pengaruh kompetensi profesionalisme guru PAI dan motivasi belajar terhadap

(7)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam

penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu

sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan dinyatakan dalam skor pada

raport. Prestasi belajar dapat memberikan kepuasan kepada orang yang

bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.

2. Macam-macam Tipe Prestasi Belajar

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai, dapat dikategorikan ke dalam

tiga bidang yakni: bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotor.

Ketiga-tiganya bukan berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan bahkan membentuk hubungan yang hirarkis.

Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiga-tiganya harus nampak sebagai

tujuan yang hendak dicapai. Ketiga-tiganya harus nampak sebagai prestasi

belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus

dipandang sebagai prestasi belajar siswa dari proses pengajaran. Adapun

tipe-tipe prestasi belajar tersebut seperti dikemukakan oleh AF. Tangyong

meliputi : “Tipe prestasi belajar itu mencakup tiga bidang, yaitu tipe

prestasi kognitif, tipe prestasi belajar afektif dan tipe prestasi belajar

psikomotor”. 4

Dari hasil pendapat tersebut dapat penulis uraikan satu persatu

sebagai berikut :

a. Tipe Prestasi Belajar Kognitif

Tipe prestasi belajar ini meliputi beberapa aspek sebagai berikut :

(8)

1) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

2) Tipe prestasi belajar pemahaman (comprehention)

3) Tipe prestasi belajar penerapan (Aplikasi)

4) Tipe prestasi belajar analisis

5) Tipe prestasi belajar sintesis

6) Tipe prestasi belajar evaluasi

b. Tipe Prestasi Belajar Afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang

dapat diramalkan perubahannya, bila orang yang bersangkutan telah

menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Prestasi belajar bidang

afektif kurang mendapat perhatian dari guru, dan biasanya dititik

beratkan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe prestasi belajar yang

afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti: atensi,

perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai

guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Ada beberapa

tingkatan bidang afektif, sebagai tujuan prestasi belajar antara lain

adalah sebagai berikut :

1) Receiving/attending,

2) Responding atau jawaban,

3) Evaluing (penilaian),

4) Organisasi,

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai,

c. Tipe Prestasi Belajar Psikomotor

Prestasi belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan

(9)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar

Menurut Muhibbin Syah secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu faktor internal, faktor internal dan faktor pendekatan

belajar.5

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

mencakup, keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini

meliputi dua aspek, yakni :

a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran

siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa,

bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa)

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu, atau

bisa dikatakan sebagai kondisi atau keadaan lingkungan di sekitar

siswa. Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa adalah :

a) Lingkungan Keluarga

b) Lingkungan Sekolah

c) Lingkungan Masyarakat

5

(10)

c. Faktor Pendekatan Belajar (Approach to learning)

Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana

aktivitas siswa dalam belajar. Pendekatan belajar dapat dipahami

sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam

menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi

tertentu.6 Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar

siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin

baik hasilnya.

Berdasarkan penyataan di atas, peneliti memberikan batasan masalah

yang diteliti sebagai berikut :

1. Pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar siswa.

3. Pengaruh kompetensi sosial guru terhadap prestasi belajar siswa.

4. Pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap prestasi belajar siswa

5. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa.

6. Pengaruh kompetensi professionalisme guru dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi

belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung?

(11)

2. Bagaimanakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi

belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung?

3. Bagaimanakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi

belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung?

4. Bagaimanakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi

belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung?

5. Bagaimanakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa

SMPN se Kabupaten Tulungagung?

6. Bagaimanakah pengaruh antara kompetensi professionalisme guru dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten

Tulungagung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap

prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi

belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi sosial guru terhadap prestasi

belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

4. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap

prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar

(12)

6. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi professionalisme guru dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten

Tulungagung.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian ini,

maka perlu dirumuskan hipotesis. Hipotesis adalah dugaan yang mungkin

benar dan mungkin salah, akan ditolak jika salah satu palsu dan akan diterima

jika fakta-fakta membenarkan.7 Dalam hal ini dikenal dua macam hipotesis,

yaitu hipotesis aternatif (Ha) yakni hipotesis yang menyatakan adanya

pengaruh antar variabel, dan hipotesis nol (H0) yakni hipotesis yang

menyatakan ketidak adanya pengaruh antar variabel. Adapun hipotesis pada

penelitian ini yaitu :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru

terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

b. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru

terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

c. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap

prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

d. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepribadian guru

terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

e. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi

belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

(13)

f. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesionalisme guru

dan motivasi belajar terhadap presatasi belajar siswa SMPN se

Kabupaten Tulungagung.

2. Hipotesis Nol (H0)

a. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional

guru terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten

Tulungagung.

b. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru

terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

c. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru

terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

d. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepribadian

guru terhadap prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten

Tulungagung.

e. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap

prestasi belajar siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

f. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi

profesionalisme guru dan motivasi belajar terhadap presatasi belajar

siswa SMPN se Kabupaten Tulungagung.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

(14)

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai pengaruh kompetensi profesionalisme guru PAI dan

motivasi belajar terhadap prestasi siswa di SMPN se-kabupaten

tulungagung yang membuktikan teori mengenai pengembangan

pendidikan secara komprehensif.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan pendidikan,

khususnya pendidikan Islam dengan melibatkan berbagai elemen yang

ada.

2. Secara Praktis

a. Bagi kepala sekolah berguna untuk di jadikan sebagai pedoman dalam

menjalankan tugas manajerial dan dalam mengambil suatu kebijakan

untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru PAI dan

motivasi belajar siswa pada institusi pendidikan yang dipimpin.

b. Bagi guru berguna sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja di dunia

pendidikan yang pada akhirnya dapat mengantarkan anak didiknya ke

gerbang kesuksesan.

c. Bagi penulis berguna sebagai sarana untuk berlatih memecahkan

masalah secara ilmiah, dan dalam rangka meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan guna pengembangan diri lebih lanjut.

d. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan bahan referensi untuk

penelitian berikutnya yang berhubungan dengan kompetensi

(15)

e. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung, hasil penelitian ini berguna

untuk menambah literatur pada bidang pendidikan terutama yang

berhubungan dengan pengaruh kompetensi profesionalisme guru PAI

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa.

G. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, maka dipandang perlu menjelaskan istilah-istilah

sebagai berikut :

1. Penegasan Konseptual

a. Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan seorang guru dalam

menguasai materi secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing siswa memenuhi standar yang ditetapkan oleh standar

nasional pendidikan. Kompetensi ini merupakan kemampuan guru

dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi

dan atau seni budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya

meliputi menguasai materi yang luas dan mendalam, dan menguasai

konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang

relevan.8 Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh

murid melalui berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan

memahami murid melalui perkembangan kognitif, afektif,

psikomotorik murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan

pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus perkembangan

(16)

murid.9 Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah

menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan

lingkungan mereka seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman

guru.10 Kompetensi kepribadian yang semestinya ada pada seorang guru yaitu, memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran

yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan

tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk

memperlakukan mereka secara individual.11

b. Motivasi belajar siswa yaitu suatu proses untuk menggiatkan

motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan

dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu

yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam

mencapai tujuan tertentu.12

c. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha

belajar.13 Pada umumnya prestasi belajar terdapat pada buku raport setelah siswa melakukan aktivitas belajar disekolah dalam kurun waktu

tertentu, seperti catur wulan atau semester. Dengan prestasi belajar

maka guru, siswa dan orang tua akan mengetahui hasil yang dicapai

dalam pembelajaran atau pendidikan.

9Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT.Raja Grafindo, Cet.VI, 2010), 76

10

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta : Bumi Akasara, 2007), 19

11Ibid.,,,18

12Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 28

13

(17)

2. Penegasan Operasional

Secara operasional judul “Pengaruh Kompetensi Profesionalisme Guru PAI dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMPN

se-Kabupaten Tulungagung” merupakan penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui tingkat hubungan dan kontribusi antara kompetensi

profesionalisme guru PAI, dan motivasi belajar, dengan prestasi belajar

siswa di SMPN se-Kabupaten Tulungagung, baik yang berpengaruh

Referensi

Dokumen terkait

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, maka dengan ini kami umumkan Perusahaan yang yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :. Nama

Atleticism Sport and Games Kompetisi dan Elitism Pertengaha n 1900an Penjas sebagai budaya Enjoyment, Play, Leisure ..dll Perubahan sosial di masyarakat Abad 21 “ survival

[r]

Segala puji bagi Alloh SWT karena rahmad dan ridlo-Nya lah sekripsi yang berjudul Manajemen Pemberitaan Berbahasa Daerah (Studi Pada Program Acara Berita Nyus-Ks, KS Tv

[r]

Kegiatan observasi meliputi melakukan pengamatan, pencatatan secara sistematik, kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan

p_enyetengganan pusat pendidikan ctan Latihan llahnga peraiar (ppLp). oiienor Jendrar xeoraniagaan, Direktorat Jendral Pendidikan Luar sekorah, pemuda dan

[r]