• Tidak ada hasil yang ditemukan

Brama Patra Hutama (Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Brama Patra Hutama (Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) ("

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRAK

Dalam rangka menjamin kepastian hukum dan sebagai peningkatan pembangunan nasional yang berkelanjutan pemerintah mengadakan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di seluruh wilayah Republik Indonesias salah satunya di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Permaslahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana Pendaftaran melalui Program PTSL di desa Kumantan dan apa kendala serta upaya dalam menghadapi kendala pendaftaran tanah melalui program PTSL di Desa Kumantan. Penelitian ini merupakan Penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif dan dianalisis secara kualitatif. Kegiatan Program PTSL di Desa Kumantan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kendala dalam Program PTSL di Desa Kumantan dapat diatasi oleh Tim 1 panitia ajudikasi dan dibantu oleh kepala Desa Kumantan.

Kata Kunci: Pendaftaran Tanah, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap PENDAFTARAN TANAH MELALUI PROGRAM PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP DI DESA KUMANTAN, KECAMATAN

BANGKINANG KOTA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU DITINJAU DARI PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENDAFTARAN TANAH

SISTEMATIS LENGKAP Brama Patra Hutama

(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (Email: brama.crew@gmail.com)

Endang Suparsetyani (Dosen Fakultas Hukum Trisakti)

(Email: endang.s@trisakti.ac.id)

(2)

2 A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Untuk menjamin kepastian hukum dan juga sebagai peningkatan pembangunan nasional yang berkelanjutan pemerintah mengadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Pendaftaran tanah adalah suatu rangkaian kegiatan, yang dilakukan oleh Negara/Pemerintah secara terus menerus dan teratur, berupa pengumpulan keterangan atau data tertentu mengenai tanah-tanah tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpanan dan penyajiannya bagi kepentingan rakyat, dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum dibidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda-buktinya dan pemeliharaannya.1 Hal ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya disebut UUPA) bahwa

“untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah”.2

Sebelum UUPA berlaku, semua tanah hak barat sudah terdaftar, misalnya hak Eigendom, Erfpacht, Opstal, dan Gebruik, yang diselenggarakan menurut Overschrijvings Ordinnantie (Staatblad. 1834-37) dan peraturan-peraturan kadaster lainnya.3 Sedangkan tanah-tanah hak Indonesia baru sebagian kecil saja yang terdaftar, misalnya tanah hak milik adat yang disebut Agrarisch Eigendom dan tanah-tanah milik di daerah- daerah Swapraja, seperti Grant Sultan, Grant controleur dan sebagainya.4 Pada masa ini di lingkungan masyarakat pedesaan yang tidak luas dan jumlah penduduknya yang sedikit pendaftaran tanah belum menjadi suatu hal yang sangat diperlukan. Karena dalam lingkungan yang terbatas luas wilayah dan jumlah penduduknya itu, pada kanyataannya orang saling mengetahui tanah yang dipunyai sesama warga, yang pada umumnya merupakan tanah hak milik adat.5 Hal ini berarti bahwa belum cukup adanya jaminan kepastian hukum di Indonesia. Namun pada saat ini di kehidupan masyarakat yang perkembangan ekonominya sangat pesat tentu saja hal ini akan membuat masyarakat membutuhkan jaminan kepastian hukum atau legalitas hak atas tanah karena tanah dipandang memiliki nilai ekonomis yang dapat dijual belikan dan dijadikan sebagai jaminan atas suatu piutang.

Seperti pada desa Kumantan yang sebagian masyarakatnya merupakan

1 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid 1, Hukum Tanah Nasional (Jakarta: Universitas Trisakti, 2013), h. 72.

2 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960, Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Pasal 19 ayat (1).

3 Arie Sukanti Hutagalung, Hukum Pertanahan di Belanda dan Indonesia, Edisi 1, Cetakan Pertama, (Denpasar: Pustaka Larasan, 2012), h. 234.

4 Ibid.

5 Boedi Harsono, Op.Cit., h. 72.

(3)

3

pedagang dan petani getah dengan penghasilan yang tidak begitu banyak sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Sebagian masyarakat desa Kumantan yang memiliki tanah dengan penghasilan yang rendah menjaminkan tanahnya sebagai jaminan atas suatu piutang untuk memenuhi kebutuhan hidup juga pendidikan anak-anaknya. Namun tak jarang masyarakat desa Kumantan melakukan pinjaman uang dengan menjaminkan tanah kepada pihak yang bukan merupakan jasa pinjaman yang legal dengan alasan tidak memiliki bukti kepemilikan hak atas tanah seperti sertipikat melainkan hanya berupa surat kwitansi pembelian dan bukti pembayaran pajak.

Sebagian masyarakat desa Kumantan yang belum memiliki sertipikat beranggapan bahwa membuat sertipikat itu memerlukan biaya yang mahal sedangkan penghasilan sehari-hari sangatlah kecil. Oleh karena itu kebijakan lebih lanjut yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum, perlindungan hukum hak atas tanah rakyat secara adil dan merata serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional yang berkelanjutan, dilaksanakanlah program pendaftaran tanah sistematis lengkap di desa Kumantan.

Program ini digagas Pemerintah Republik Indonesia dan dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional diseluruh wilayah Republik Indoensia dalam satu wilayah desa/keluarahan atau nama lain yang setingkat dengan itu melalui kantor pertanahan salah satunya Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar.

Pada kabupaten Kampar khususnya di Desa Kumantan terdapat 455 Sertipikat Hak Atas tanah yang belum terdaftar hal ini mengakibatkan masyarakat desa kumantan tidak memiliki kepastian hukum atas tanah sehingga bagi masyarakat yang ingin menjadikan tanahnya sebagai jaminan kredit kesulitan untuk memberikan jaminan bahwa tanah yang dimaksud adalah kepemilikannya.

Pada tahun 2018, Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar Menetapkan target 16.000 bidang sertipikat hak atas tanah bagi masyarakat yang belum mendaftarkan tanahnya.6 Ada sebelas kecamatan di kabupaten Kampar yang jumlah target program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) sebanyak 16.000 Sertipikat Hak Atas Tanah dan jumlah yang tercapai di tahun anggaran 2018 sebanyak 15.210 Sertipikat Hak Atas tanah.7 Artinya ada sekitar 790 sertipikat Hak Atas Tanah yang belum tercapai. Dari sebelas kecamatan ada beberapa kecamatan yang mencapai target, Salah satunya yaitu Kecamatan Bangkinang Kota khususnya di desa Kumantan. Maka dari pertimbangan dan latar belakang sebagaimana yang telah disebutkan diatas

6 Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar Nomor 250/KEP-14.01/X/2018, Tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar Nomor 11/KEP-14.01/I/2018 Tanggal 16 Januari 2018, Tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2018.

7 Boy Sandi, Kepala Urusan Umum, Pegawai Negeri Sipil, Wawancara Dengan Penulis, Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar, 8 Maret 2019.

(4)

4

disusunlah judul skripsi yaitu Pendaftaran Tanah Melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Ditinjau Dari Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

2. Permasalahan

Dalam penelitian ini, akan dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pendaftaran Tanah Melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau?

2. Apa kendala dan upaya yang dihadapi dalam Pendaftaran Tanah Melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau?

B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang “Pendaftaran Tanah Melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.”

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif, penelitian hukum normatif yaitu penelitian hukum kepustakaan yang didukung oleh wawancara beserta pendekatan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sisematis Lengkap dan Konseptual mengenai pendaftaran tanah dan pendaftaran tanah sistematis lengkap.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif analisis, penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara sistematis dan terperinci tentang permasalahan yang akan diteliti.8

3. Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai data yang dapat menunjang keberadaan data primer, adapun kedua data tersebut meliputi sebagai berikut :

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari bahan pustaka yang merupakan alat dasar yang digolongkan sebagai data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier:

a. Bahan hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari norma atau kaidah dasar, peraturan dasar, oeraturan perundang-undangan, yurisprudensi, traktarm dan/atau bahan hukum

8 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 2015), h.10.

(5)

5

yang berlaku. Dalam hal ini bahan hukum primer yang digunakan peneliti adalah:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria;

3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah;

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

5) Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

6) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indoensia Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan menganai bahan hukum primer. Dalam penelitian ini digunakan buku-buku hukum pertanahan, serta hasil penelusuran melalui internet yang berkaitan dengan objek penelitian. Serta sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian penulis yang berkaitan dengan Pendaftaran Tanah dan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

c. Bahan hukum tertier yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti Kamus Hukum, Ensiklopedia, dan lain-lain.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen atau bahan pustaka dan wawancara atau interview.

5. Analisis Data

penelitian ini menggunakan analisis data berupa data kualitatif yang artinya upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.9

6. Cara Penarikan Kesimpulan

Dalam penarikan kesimpulan penulis menggunakan pola fikir deduktif, yaitu berdasarkan data yang bersifat umum dibandingkan dengan data yang bersifat khusus, kemudian diperoleh suatu kesimpulan.

Metode ini dilakukan melalui cara analisis pengertian atau konsep umum, kajian terhadap konsep yang sifatnya umum tersebut akan dianalisis secara mendalam dari Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

9 Ibid., h.14

(6)

6

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Pendaftaran Tanah Melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Penulis akan memaparkan mengenai pendaftaran tanah melalui Program PTSL di Kabupaten Kampar Kecamatan Bangkinang Kota, Desa Kumantan sesuai dengan Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan Pendaftaran Tanah yang dilakukan secara massal dan diprakarsai oleh pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional dan Badan Pemerintahan lainnya yang terkait sesuai dengan Ketentuan Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL.

Program PTSL yang telah dilaksanakan di Desa Kumantan dilakukan dengan beberapa tahapan, tahapan-tahapan tersebut mengacu pada Ketentuan Pasal 4 Ayat (4) Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 yang terdiri dari :

a. Perencanaan Program PTSL Di Desa Kumantan

Pada tahap perencanaan, Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar melakukan perencanaan kegiatan PTSL yang tidak berupa gabungan dari program dan/atau kegiatan lain melainkan hanya Program PTSL.

Dalam pelaksanaan Program ini, Abdul Azis, S.H.,M.Kn selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar menetapkan lokasi kegiatan PTSL di Kabupaten Kampar Tahun anggaran 2018 sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar Nomor: 250/KEP-14.01/X/2018 Tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar Nomor: 11/KEP-14.01/I/2018 Tanggal 16 Janurai 2018 Tentang Penetapan Lokasi Kegiatan PTSL di Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2018.

Untuk Kecamatan Bangkinang Kota dibentuk 1 tim yang terdiri dari 6 (enam) orang, tim ini dinamakan tim 1 (satu) yang dipimpin oleh Martin, S.S.T.,M.H selaku Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar. Adapun beberapa desa yang terdapat dalam kecamatan Bangkinang Kota yaitu:

1. Desa Kumantan 2. Desa Langgini

3. Desa Bangkinang Kota

Pembahasan yang akan penulis paparkan adalah Pelaksanaan Program PTSL pada Desa Kumantan.

b. Penetapan Lokasi

Dalam tahap penetepan lokasi Program PTSL, Kepala Kantor Pertanahan di wilayah kerjanya mengacu pada Ketentuan Pasal 16 ayat

(7)

7

(1) PP Nomor 24 Tahun 1997 dan Pasal 7, Pasal 8 Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2016 Tentang PTSL.

Penetapan lokasi Program PTSL dilakukan di wilayah desa/kelurahan Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, ditetapkan oleh Abdul Azis, S.H., M.K.n selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar dengan mengeluarkan sebuah Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar Nomor: 250/KEP-14.01/X/2018 Tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar Nomor: 11/KEP-14.01/I/2018 Tanggal 16 Janurai 2018 Tentang Penetapan Lokasi Kegiatan PTSL di Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2018.

Dalam keputusan tersebut ditetapkan lokasi-lokasi objek PTSL berupa kecamatan yang terdiri atas desa/kelurahan yang letaknya berdekatan.

c. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan PTSL Meliputi, Sarana dan Prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM) di Wilayah Program PTSL.

Pada tahap persiapan pelaksanaan kegiatan PTSL, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar menugaskan kepada stafnya agar menyiapkan sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan PTSL, sarana dan prasarana yang dimaksud salah satunya berupa peta dasar yang digunakan sebagai peta kerja.

Sumber Daya Manusia, Kantor pertanahan Kabupaten Kampar telah mebentuk panitia pelaksana Program PTSL ini sebagai sumber daya manusia,yaitu tim Pantia Ajudikasi 1 PTSL.

Ketersediaan alat transportasi sebagai alat untuk mobilisasi pelaksana program PTSL.

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar beserta stafnya melakukan Koordinasi dengan Aparat Pemerintah lainnya, seperti Kepolisian, Tentara, dan Perpajakan.

Persiapan Alokasi anggaran, yaitu terkait dengan pembiayaan Pelaksanaan Program PTSL dan dialokasikan juga untuk:

1. Pembayaran honorarium Panitia Ajudikasi 1 PTSL, yang bukan merupakan anggota Satgas fisik, Satgas yuridis dan Satgas Administrasi; dan

2. Biaya mobilisasi/transportasi

Hal ini sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL.

d. Pembentukan dan Penetapan Panitia Ajudikasi PTSL dan Satuan Tugas

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar telah membentuk dan menetapkan panitia Ajudikasi yaitu tim I (satu) Panitia Ajudikasi yang terdiri dari 6 orang terdiri dari Martin selaku Ketua, Abriyanto

(8)

8

Nugroho selaku Wakil Ketua Bidang Fisik, Aptest Arlien Friedrich selaku Wakil Ketua Bidang Yuridis, Nathasia selaku Sekretaris, Jufrizal selaku Kepala Desa Kumantan, dan Syahrizal sebagai anggota Tim dari Kantor Pertanahan (Sebagai Petugas Ukur).

e. Penyuluhan PTSL di Kecamatan Bangkinang Kota, Desa Kumantan.

Penyuluhan PTSL di Desa Kumantan dilakukan oleh Tim I (satu) Ajudikasi, penyuluhan mengenai Program PTSL ini dilaksanakan di Kantor Desa/Kelurahan Kumantan yang dihadiri oleh masyarakat calon subjek Program PTSL.

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai pentingnya legalitas kepemilikan hak atas tanah yang dimiliki, selain itu kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh tim I (satu) juga bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai:

1. Manfaat PTSL bagi masyarakat, pemerintah, dan negara;

2. Tahapan dan mekanisme Program PTSL;

3. Penetapan dan pemasangan tanda batas masing-masing bidang tanah;

4. Dokumen apa saja yang perlu disiapkan;

5. Jadwal pengukuran bidang tanah dan pengumpulan data yuridis;

6. Hasil akhir dari kegiatan PTSL;

7. Program PTSL diprakarsai oleh pemerintah dan/atau sumber lain yang sah;

8. Akibat hukum yang terjadi apabila kewajiban dan tanggung jawab;

9. Hak untuk mengajukan keberatan atas hasil ajudikasi yang diumumkan selama jangka waktu pengumuman 14 hari; dan 10. Biaya-biaya dan/atau pajak yang akan ditanggung oleh peserta

kegiatan PTSL.

Pelaksanaan penyuluhan sebagaimana yang telah diuraikan di atas telah sesuai dengan Pasal 16 Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL.

Dalam pelaksanaannya penyuluhan kegiatan PTSL di Kabupaten Kampar juga dilaksanakan dengan cara memasang Banner yang berisi pengumuman akan dilakukannya Program PTSL di Kabupaten Kampar, banner ini juga berisi mengenai apa yang tercantum dalam Pasal 16 ayat (2) Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL.

f. Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis Bidang Tanah di Kecamatan Bangkinang, Desa Kumantan.

Pada tahap ini peserta Program PTSL desa kumantan harus melengkapi 2 (dua) data, yaitu data fisik dan data yuridis. Data fisik

(9)

9

adalah data yang diperoleh dari kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah, dalam hal pengukuran tanah dan pemetaan bidang tanah dilakukan oleh Abriyanto Nugroho selaku Wakil Bidang Fisik dan partisipasi masyarakat yang terkait atas bidang tanah tersebut.

Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian serta pemeliharaan data dan dokumen fisik yang nantinya akan menghasilkan sebuah peta dasar dan peta bidang tanah. Sedangkan data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum atas suatu bidang tanah dan satuan rumah susun yang menunjukkan pemegang hak dan pihak lain serta beban lain yang membebaninya.

Pengumpulan data yuridis dilaksanakan oleh Aptest Arlien Friedrich selaku Wakil Ketua Bidang Yuridi, dilaksanakan di Kantor Desa/Kelurahan Kumantan, pengumpulan data yuridis dimulai dengan mengumpulkan alat bukti mengenai kepemilikan atau penguasaan hak atas tanah yang bersangkutan dan dilengkapi dengan bukti tertulis.

Berdasarkan Pasal 19 Ayat (6) dan Pasal 20 Ayat (4) Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL intinya menyatakan bahwa:

“Pengumpulan data fisik dan data yuridis dilakukan oleh Satgas Fisik dan Satgas Yuridis yang ada di Tim I , dilakukan dengan Standar, kriteria, metode, prosedur, dan mekanisme pengumpulan, pengolahan, dan penyajian serta pemeliharaan data dan dokumen yuridis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Data fisik dan data yuridis yang telah terkumpul nantinya akan dimasukkan kedalam aplikasi KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan) secara online.

g. Penelitian Data Yuridis Untuk Pembuktian Hak di Kecamatan Bangkinang, Desa Kumantan.

Penelitian Data Yuridis untuk pembuktian dilakukan oleh Satgas Yuridis tim I (satu) panitia ajudikasi Desa Kumantan yaitu dengan meneliti data yuridis yang dimiliki oleh peserta Program PTSL dari hasil Pengumpulan dan pemeriksaan riwayat kepemilikan tanah yang dituangkan dalam risalah penelitian data yuridis.

Apabila terdapat masyarakat yang tidak memiliki bukti kepemilikan tanah atau tidak lengkap maka berdasarkan Pasal 22 Ayat (2) Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL dapat dilengkapi dan dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis tentang pemilikan dan/atau penguasaan fisik bidang tanah dengan itikad baik oleh yang bersangkutan. Unsur itikad baik pada pasal 22 ayat (2) menurut pasal 22 Ayat (3) Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL yaitu, terdiri dari kenyataan secara fisik menguasai, menggunakan, memanfaatkan dan memelihara

(10)

10

tanah secara turun temurun dalam waktu tertentu dan/atau memperoleh dengan cara tidak melanggar ketentuan perundang-undangan.10 h. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis serta Pengesahannya

di Kantor Panitia Ajudikasi dan Kantor Kelurahan.

Untuk memenuhi asas publisitas dalam pembuktian pemilikan tanah, pengumuman selama 14 hari kalender dilakukan di Posko PTSL dan Kantor Kelurahan Kumantan. Selama 14 hari pengumuman, Panitia Ajudikasi/Tim I PTSL mengesahkan data fisik dan data yuridis dalam bentuk Berita Acara Pengesahan Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis.

Pihak yang berkepentingan dapat mengajukan keberatan mengenai pengumuman data fisik dan data yuridis selama jangka waktu pengumuman, namun apabila keberatan tersebut dilakukan setelah jangka waktu pengumuman 14 hari maka data fisik dan data yuridis tetap disahkan dengan memberikan catatan pada Berita Acara Pengesahan data disik dan data yuridis mengenai hal-hal yang belum lengkap dan/atau keberatan yang belum diselesaikan. Hal ini tercantum dalam pasal 24 ayat (3) dan 24 ayat (6) Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL.

i. Penyelesaian Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

Penyelesaian Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kecamatan Bangkinang Kota, Desa Kumantan dilakukan melalui:

a. Penegasan Konversi, Pengakuan dan Pemberian Hak.

Berdasarkan pasal 26 Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL Bidang tanah yang sudah memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat hak atas tanah atau k1, maka berdasarkan Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis, ketua Panitia Ajudikasi/ Tim I PTSL Desa Kumantan menindaklanjuti dengan memberi catatan pada Risalah Penerlitian data yuridis terkait status tanah pemegang hak yang terakhir, apakah alat bukti lengkap atau tidak jika tidak adanya keterangan saksi/dibuktikan dengan kenyataan penguasaan fisik selama 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus termasuk pendahulu- pendahulunya, mengusulkan keputusan pemberian hak, atau untuk bidang tanah yang merupakan tanah Negara dengan mengusulkan secara kolektif kepada Kepala Kantor Pertanahan dengan menggunakan Daftar Usulan Pemberian Hak Milik/Guna Bangunan/Pakai (Sistematik) (DI 310) dan dilampiri dengan Risalah Penelitian Data Yuridis, DI 201B dan DI 201C.

Hal yang sama juga dimuat dalam Pasal 24 Ayat (2) PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah sebagai berikut:

10 Peraturan Menteri ATR/Ka. BPN Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Pasal 22 ayat (3).

(11)

11

“Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat- alat pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembukuan hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang bersang-kutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih secara ber-turut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu- pendahulunya, dengan syarat :

a. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah, serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya;

b. Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya.”

b. Pembukuan Hak

Mengenai pembukuan hak ini telah diatur berdasarkan pasal 28 dan pasal 29 Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL. Sedangkan Pembukuan Hak menurut PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah dalam pasal 29 menyatakan bahwa:

“Hak atas tanah, Hak pengelolaan, Tanah Wakaf, Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah yang memuat data yuridis dan data fisik bidang tanah yang bersangkutan, dan sepanjang ada surat ukurnya dicatat pula pada surat ukur tersebut”

c. Penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah di Kecamatan Bangkinang Kota, Desa Kumantan.

Ketua Panitia Ajudikasi/Tim I PTSL Desa Kumantan melakukan pencoretan nama pemegang hak yang lama dan menulis nama pemegang hak yang baru serta menandatangani dokumen/buku tanah. Hal ini dilakukan untuk dan atas nama kepala kantor pertanahan Kabupaten Kampar, lalu kemudian sertipikat Hak Atas Tanah yang telah terbit diserahkan kepada pemegang hak yang baru.

d. Pendokumentasian dan penyerahan Hasil Kegiatan.

Berdasarkan pasal 36 dan pasal 37 Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL, Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan PTSL kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar yang dibuat dalam bentuk Berita Acara Serah Terima berkas dan warkah kegiatan PTSL yang ditandatangani oleh ketua Panitia Ajudikasi dan kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar pada akhir kegiatan PTSL.

(12)

12

Penyerahan tersebut disertai dengan data yang telah dikumpulkan, dikelompokan, diolah dan disimpan dalam bentuk elektronik, data tersebut meliputi:

1) Dokumen data yuridis yang terdiri dari identitas pemegang hak, alas hak, berita acara yang dibuat panitia, bukti pengumuman, Berita Acara Pengesahan data fisik dan data yuridis dan surat keputusan pemberian hak;

2) Dokumen data fisik: data pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran, gambar ukur, peta bidang tanah, dan surat ukur;

3) Daftar isian pendaftaran tanah dan hak atas tanah;

4) Buku tanah;

5) Sertipikat Hak atas Tanah;

6) Bukti-bukti administrasi keuangan; dan 7) Data administrasi lainnya.

Hasil kegiatan PTSL juga disampaikan kepada Tim Percepatan kebijakan satu peta guna memperkuat basis data kebijakan satu peta.11

e. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan PTSL

Pelaporan dilakukan apabila terjadi kendala dalam kegiatan PTSL, dan apabila PTSL selesai dilaksanaan.

Untuk Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Tahun anggaran 2018 di Kabupaten Kampar memiliki target sebanyak 16.000 (Enam Belas Ribu) sertipikat Hak Atas Tanah dan yang telah tercapai untuk K1 sebanyak 15.210 (lima belas ribu dua ratus sepuluh) Sertipikat Hak Atas Tanah. Sedangkan untuk Kecamatan Bangkinang Kota, Desa Kumantan K1 sebanyak 280 (Empat Ratus Lima Puluh Lima) Sertipikat Hak Atas Tanah.

2. Kendala yang dihadapi dan Upaya yang dilakukan dalam Pendaftaran Tanah Melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Pada pelaksanaannya Program PTSL di Desa Kumantan tidak selalu lancar walaupun sudah dilakukan perencanaan yang matang oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar, hal ini dikarenakan ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Panitia Ajudikasi/Tim I PTSL Desa kumantan, namun kendala tersebut ternyata dapat diatasi atas kerja sama tim dan kerja sama dengan masyarakat, oleh karena itu penulis akan mempaparkan kendala yang dihadapi beserta upaya yang dilakukan terhadap kendala dalam pelaksanaan Program PTSL di Desa Kumantan, sebagai berikut:

11 Ibid, Pasal 38.

(13)

13

a. Kurangnya Partisipasi Masyarakat Desa Kumantan Yang Belum Mengetahui Betapa Pentingnya Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

Sebagian masyarakat di Desa Kumantan tidak peduli atau pasif pada program PTSL terutama pada saat Pengukuran tanah dan pada saat pengumpulan data yuridis. Hal ini disebabkan karena masyarakat di Desa Kumantan yang cenderung beranggapan bahwa pensertipikatan tanah itu memerlukan biaya yang mahal.12 Oleh karena itu Tim I/Panitia Ajudikasi PTSL, Kepala Desa Kumantan, Tokoh-tokoh adat, serta Ketua RT dan RW melakukan pendekatan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang tingkat pendidikannya kurang dan golongan ekonomi kebawah.13

Hal lainnya yang dilakukan adalah dengan memasang papan reklame disudut-sudut kota bangkinang serta desa/kelurahan dan setingkatnya agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami pentingnya Program ini.

b. Kurangnya Sarana dan Prasarana dalam Pelaksanaan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Desa Kumantan.

Berdasarkan Pasal 9 Huruf a Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL, Kepala Kantor Pertanahan melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan PTSL dengan menyiapkan sarana dan prasarana, pada kenyataannya di Posko Tim I sarana dan prasarananya kurang mendukung seperti Alat ukur berteknologi, kurang stabilnya jaringan internet serta kapasitas ruangan kantor yang tidak besar. Kendala ini mengakibatkan proses pengolahan data menjadi lama karena data yang sudah terkumpul tidak dapat langsung diolah di Posko PTSL desa Kumantan.

Kendala sebagaimana disebutkan diatas dapat diatasi oleh Tim I Panitia Ajudikasi PTSL, untuk alat ukur yang berteknologi Tim I dibantu oleh Surveyor Kadaster Berlisensi yang diperbolehkan oleh Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang PTSL, Pasal 19 ayat (5):

“Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Satgas Fisik dapat dibantu oleh Surveyor Kadaster Berlisensi, KJSKB dan/atau Badan Hukum Perseroan yang bergerak di bidang survei dan pemetaan informasi geospasial melalui tata cara dan pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.“

12 Arbiyanto, KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, Pegawai Negeri Sipil, Wawancara Dengan Penulis, Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar, 8 Maret 2019.

13 Tri Junaidi, Kepala Bidang Pendaftaran, Pegawai Negeri Sipil, Wawancara Dengan Penulis, Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar, 17 Juni 2019.

(14)

14

Sedangkan untuk jaringan internet dan kapasitas ruangan, Tim I dan Kepala Desa menambah kecepatan mengakses data internet dan memberikan ruang yang cukup untuk Tim I agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.14

D. PENUTUP 1. Kesimpulan

a. Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dan Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar berdasarkan hasil analisa yang dilakukan penulis, sesuai dengan Ketentuan Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

b. Kendala yang dihadapi pleh Tim I Panitia ajudikasi PTSL dalam Pendaftaftaran Tanah Melalui Program PTSL di Desa kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau yaitu, Pertama Kurangnya Partisipasi Masyarakat, Kedua Kurangnya Sarana dan Prasarana dalam Pendaftaran Tanah melalui Program PTSL di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

2. Saran

a. Program PTSL yang dilaksanakan di Desa Kumantan yang dilakukan oleh Tim I panitia ajudikasi PTSL sudah hampir memenuhi target namun masih ada beberapa bidang tanah yang belum dapat diterbitkan sertipikatnya karena kurangnya pengetahuan masyarakat desa kumantan akan pentingnya sertipikat tersebut. Sehingga saran penulis adalah sebelum pelaksanaan program PTSL pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar melakukan pendekatan dengan kepala desa dan RT/RW setempat agar dapat melakukan penyuluhan yang lebih efektif kepada masyarakat desa kumantan, membuat brosur-brosur mengenai program PTSL dan disebarkan melalui RT/RW setempat dengan demikian diharapkan target Program PTSL dapat tercapai seluruhnya di Desa Kumantan.

b. Membentuk satu posko di Desa Kumantan yang dilengkapi dengan fasilitas jaringan internet yang memadai agar dalam pelaksanaan Program PTSL yang terintegrasi dengan internet ini dapat terlaksana dengan efisien.

14 Arbiyanto, KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, Pegawai Negeri Sipil, Wawancara Dengan Penulis, Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar, 8 Maret 2019.

(15)

15

DAFTAR REFERENSI Buku

Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid 1, Hukum Tanah Nasional (Jakarta: Universitas Trisakti, 2013)

Arie Sukanti Hutagalung, Hukum Pertanahan di Belanda dan Indonesia, Edisi 1, Cetakan Pertama, (Denpasar: Pustaka Larasan, 2012)

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 2015),

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960, Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Peraturan Menteri ATR/Ka. BPN Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup lanjut usia yang mengalami hipertensi di Posyandu Lanjut Usia Peduli Insani Mendungan Pabelan Sukoharjo

Bahwa benar pada tanggal 14 September 2009 Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin yang sah dari Komandan kesatuan atau atasan lain yang berwenang dan

Penelitian ini akan melihat indikator sosial ekonomi suatu wilayah, indikator sosial ekonomi perempuan miskin, serta faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan,

Bagi perusahaan yang berkeberatan atas pengumuman ini, diberikan masa sanggah selama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal pengumuman ini dan sanggahan

Validasi perlu dilakukan oleh laboratorium terhadap : Metode non standar, Metode yang dikembangkan sendiri, Metode standar yang digunakan di luar lingkup yang

(A Survey Study on the Second Semester Students of English Education Department in Universitas Muhammadiyah Purwokerto in Academic

Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bahan dasar gandum yang diperoleh dengan cara penggilingan gandum yang banyak digunakan dalam industri pangan.. Komponen