• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TEORI DASAR. 3 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. TEORI DASAR. 3 Universitas Kristen Petra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3

Universitas Kristen Petra 2. TEORI DASAR

2.1 Pengukuran Waktu Kerja

Waktu kerja adalah usaha untuk menenetukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator yang terlatih dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pada tingkat kecepatan kerja yang normal dan dalam lingkungan kerja yang terbaik. Dalam pengukuran waktu kerja bertujuan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan dengan keadaan yang normal dan terbaik.

Terdapat dua jenis pengukuran waktu kerja yaitu pengukuran waktu secara langsung dan pengukuran waktu secara tidak langsung. Pengukuran waktu kerja secara langsung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengukuran jam henti (stopwatch time study) dan sampling kerja (work sampling). Pengukuran waktu secara tidak langsung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pengambilan data waktu baku (standard data) dan data waktu gerakan (predetermined time system).

2.1.1 Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Jam Henti

Pengumpulan data waktu kerja yang diperoleh dari aktivitas kerja yang diamati sudah dianggap cukup maka selanjutnya adalah pengujian data waktu kerja. Beberapa proses pengujian data dapat menggunakan pengujian kecukupan data, uji kenormalan,dan uji keseragaman. Syarat-syarat dalam masing-masing pengujian dapat diketahui sebagai berikut:

• Uji Kenormalan

Suatu kumpulan data hasil pengukuran layak untuk diolah jika data-data tersebut berdistribusi normal. Uji kenormalan dilakukan untuk membuktikan apakah data-data yang telah diperoleh memiliki pola distribusi yang sesuai dengan distribusi normal atau tidak.

H0: Data berdistribusi normal H1: Data tidak berdistribusi normal

Pengujian menunjukkan tolak H0 jika P-value Kolmogorov-SmirnovTest

< nilai α, yang artinya data tidak berdistribusi normal. Pengujian menunjukkan

(2)

4

Universitas Kristen Petra gagal tolak H0 jika P-value Kolmogorov-SmirnovTest> nilai α, yang artinya data berdistribusi normal.

• Uji Keseragaman Data

Tujuan dari uji keseragaman data ialah untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda. Rumusan pengujian keseragaman data (Wignjosoebroto,1995) sebagai berikut:

BKA = X + kσ BKB = X - kσ

(2.1)

Keterangan rumus:

BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah X = Nilai rata-rata σ = Standar deviasi k = Tingkat keyakinan

Data dapat dikatakan seragam apabila semua data masuk dalam rentang antara BKA dan BKB.

• Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan perhitungan sesuai dengan rumus adequacy test. Penghitungan kecukupan data dengan melihat berapa banyak pengambilan data waktu. Pengambilan data waktu dengan n < 30 dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

(2.2) 1

)

( 2

=

N

X σ X

2 '

. . ⎟

⎜ ⎞

=⎛ x k

t n s

(3)

5

Universitas Kristen Petra Keterangan rumus:

s = standar deviasi data yang dipergunakan

t = distribusi t dari data yang besarnya tergantung pada tingkat ketelitian dan jumlah data

k = degree of accuracy

x = rata-rata atau mean dari data yang dipergunakan

Pengujian keckupan data jika pengambilan data waktu lebih dari 30 data, maka dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan rumus sebagai berikut (wignsoebroto,1995):

(2.3)

Keterangan rumus:

k = Tingkat keyakinan , dimana k = 3 jika CI 99%; k = 2 jika CI 95%

s = Derajat ketelitian

n = Jumlah data pengamatan n’ = Jumlah data teoritis

Jika n’ ≤ n, maka data dianggap cukup, jika n’ > n, maka data dianggap tidak cukup (kurang) sehingga perlu dilakukan pengambilan data ulang hingga jumlah data yang ditentukan dapat dikatakan cukup. Ketiga pengujian dilakukan dan hasilnya sudah memenuhi semua maka langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan waktu baku.

2.2 Penghitungan Waktu Baku

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan seorang pekerja terlatih yang memiliki kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu satuan pekerjaan secara wajar dalam suatu rancangan sistem kerja terbaik. Dalam penghitungan waktu baku, ada beberapa hal yang harus dihitung terlebih dahulu.

( )

2 2

/ 2

'

⎥⎥

⎢⎢

⎡ −

=

∑ ∑ ∑

X

X X

N s n k

(4)

6

Universitas Kristen Petra

Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku mulai diproses di tempat. Waktu siklus didapatkan dari penghitungan sebagai berikut (I.Z.Sutalaksana,dkk,1979)

(2.4)

Xi= jumlah waktu penyelesaian yang teramati n = jumlah pengamatan yang dilakukan

Waktu Normal

Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dengan kemampuan rata-rata. Waktu normal didapatkan dari penghitungan sebagai berikut (I.Z.Sutalaksana,dkk,1979)

(2.5)

Ws = waktu siklus p = performance rating

• Waktu Baku

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik. Waktu baku didapatkan dari hasil penghitungan sebagai berikut (I.Z.Sutalaksana,dkk,1979)

(2.6)

Wn = waktu normal

Allowance = tingkat kelonggaran

(5)

7

Universitas Kristen Petra 2.3 Penghitungan Performance Rating

Di dalam perhitungan waktu baku, ada dua hal yang perlu kita tetapkan dengan melihat realita yang terjadi, yaitu performance rating dan allowance.

Performance rating merupakan tingkatan nilai berdasarkan kecepatan kerja operator. Salah satu cara untuk menentukan performance rating adalah dengan menggunakan Westinghouse dengan tabel, sebagai berikut:

Tabel 2.1 Performance Rating dengan Metode Westhinghouse

SKILL EFFORT +0,15 A1 Superskill + 0,13 A1 Superskill

+ 0,13 A2 + 0,12 A2

+ 0,11 B1 Excellent + 0,10 B1 Excellent

+ 0,08 B2 + 0,08 B2

+ 0,06 C1 Good + 0,05 C1 Good

+ 0,03 C2 + 0,02 C2

0,00 D Average 0,00 D Average - 0,05 E1 Fair - 0,04 E1 Fair

- 0,10 E2 - 0,08 E2

- 0,16 F1 Poor - 0,12 F1 Poor

- 0,22 F2 - 0,17 F2

CONDITION CONSISTENCY + 0,06 A Ideal + 0,04 A Ideal

+ 0,04 B Excellent + 0,03 B Excellent + 0,02 C Good + 0,01 C Good 0,00 D Average 0,00 D Average - 0,03 E Fair - 0,02 E Fair - 0,07 F Poor - 0,04 F Poor

Sumber : Teknik Tata Cara Kerja(Sutalaksana,I.Z,dkk, 1979)

(6)

8

Universitas Kristen Petra 2.4 Penghitungan Allowance

Allowance merupakan kelonggaran yang diberikan kepada operator.

Allowance bergantung dengan kondisi kerja, lingkungan, kelelahan, kebutuhan, dan delay. Allowance memiliki tiga tipe, yaitu terdiri dari:

• Personal needs

Personal needs merupakan kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi. Nilai allowance untuk laki-laki sebesar 0-2,5% dan perempuan sebesar 2- 5%.

• Fatique

Fatigue merupakan kelonggaran yang diberikan untuk mengatasi rasa lelah yang dihasilkan ketika bekerja.

• Unavoidable delay

Unavoidable delay merupakan kelonggaran yang diberikan pada kasus berhentinya pekerjaan operator karena adanya hambatan yang tidak dapat dihindari oleh operator.

Ada beberapa cara dalam mengukur kelonggaran yaitu pengamatan secara langsung dengan mencatat langsung waktu menganggurnya, dapat juga menggunakan metode sampling ataupun dengan menggunakan tabel.

2.5 Perancangan Sistem Kerja

Dalam melakukan perancangan sistem kerja harus mempertimbangkan faktor studi gerakan dan ekonomi gerakan. Kedua faktor ini merupakan bagian penting dalam perancangan sistem kerja yang baik. Perancangan sistem kerja yang mempertimbangkan faktor studi gerakan dapat menggunakan bantuan tabel peta tangan kanan dan tangan kiri. Tabel ini memiliki fungsi yaitu:

• Menyeimbangkan gerakan kedua tangan

• Menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak efektif

• Menganalisa tata letak stasiun kerja

(7)

9

Universitas Kristen Petra 2.5.1 Motion Study

Motion study adalah suatu teknik untuk mencatat, mempelajari dan menganalisa tentang beberapa gerakan bagian badan dari pekerja (operator) pada saat menyelesaikan pekerjaan. (Sutalaksana,I.Z,dkk,1979) Gerakan-gerakan dasar perlu dikenali terlebih dahulu untuk memudahkan dalam analisa elemen kerja.

Gerakan-gerakan dasar dikembangkan oleh Frank B. Gilberth dan Lilian yang disebut dengan Therblig. Therblig terdiri dalam 17 gerakan dasar, seperti yang ditunjukkan dibawah ini:

1. Search (Ineffective Therblig)

Mencari adalah elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu obyek. Gerakan dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir jika obyek telah ditemukan. Elemen gerakan search dapat diminimalisasi dengan cara sebagai berikut:

• Mengetahui ciri-ciri obyek yang akan diambil.

• Mengatur tata letak area kerja.

• Pencahayaan yang sesuai dengan persyaratan ergonomis.

• Tempat obyek yang tembus pandang (transparan).

2. Select (Ineffective Therblig)

Memilih merupakan elemen gerakan Therblig untuk menemukan atau memilih suatu obyek diantara dua atau lebih obyek lainnya yang sama. Elemen gerakan select dapat diminimalisasi dengan cara sebagai berikut:

• Obyek-obyek yang berbeda ditempatkan pada tempat yang terpisah.

• Mempergunakan suatu tempat material yang mampu mengatur posisi obyek.

3. Grasp (Effective Therblig)

Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja.

Elemen gerakan grasp dapat diminimalisasi dengan cara sebagai berikut:

• Mengusahakan agar beberapa obyek dapat dipegang secara bersamaan.

• Obyek diletakan secara teratur.

• Menggunakan peralatan yang dapat mengganti fungsi tangan untuk memegang.

(8)

10

Universitas Kristen Petra 4. Transport Empty (Effective Therblig)

Menjangkau adalah elemen gerakan Therblig yang menggambarkan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan. Elemen ini dapat diminimalisasi dengan memperpendek jarak jangkauan.

5. Trasnport Loaded (Effective Therblig)

Membawa merupakan elemen perpindahan tangan, hanya saja disini tangan bergerak dalam kondisi membawa obyek. Elemen ini dapat diminimalisasi dengan memperpendek jarak perpindahan, meringankan beban, mempergunakan peralatan material handling.

6. Hold (Effective Therblig)

Elemen ini terjadi jika elemen memegang obyek tanpa menggerakan obyek tersebut. Elemen ini dapat diminimalisasi dengan memakai alat bantu untuk memegang obyek.

7. Release (Effective Therblig)

Elemen ini terjadi pada saat operator melepaskan kembali terhadap obyek yang dipegang sebelumnya. Elemen gerakan release dapat diminimalisasi dengan cara sebagai berikut:

• Mengusahakan kegiatan ini dapat dilaksanakan sekaligus dengan elemen gerakan membawa.

• Mendesain tempat untuk melepas obyek sedemikian rupa sehingga elemen melepas dapat dilaksanakan secara singkat.

• Mengusahakan agar setelah melepas posisi tangan langsung berada pada kondisi kerja untuk elemen berikutnya.

8. Position (Ineffective Therblig)

Mengarahkan adalah elemen gerakan therblig yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasi yang dituju secara tepat.

9. Pre–position (Effective Therblig)

Pre-position adalah elemen gerakan yang mengarahkan obyek ke suatu tempat sementara sehingga obyek tersebut dengan mudah dapat dipegang dan dibawa ke arah tujuan yang dikehendaki.

(9)

11

Universitas Kristen Petra 10. Inspect (Ineffective Therblig)

Elemen ini termasuk dalam langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Elemen gerakan inspect dapat diminimalisasi dengan cara sebagai berikut:

• Mengabungkan elemen gerakan memeriksa dengan kegiatan yang lain.

• Mempergunakan peralatan inspeksi yang mampu melakukan inspeksi untuk beberapa obyek sekaligus.

• Penambah faktor pencahayaan terutama untuk obyek-obyek yang kecil.

11. Assembly (Effective Therblig)

Merakit adalah elemen gerakan Therblig untuk menghubungkan dua obyek atau lebih menjadi satu kesatuan.

12. Diassembly (Effective Therblig)

Gerakan memisahkan atau mengurai dua obyek tergabung satu menjadi obyek-obyek yang terpisah.

13. Use (Effective Therblig)

Salah satu atau kedua tangan digunakan untuk memakai/mengontrol suatu alat untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung.

14. Unavoidable delay (Ineffective Therblig)

Kondisi ini diakibatkan oleh hal-hal diluar kontrol dari operator dan merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung.

15. Avoidable delay (Ineffective Therblig)

Kegiatan ini menunjukan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh operator sehingga perbaikan atau penanggulangan yang perlu dilakukan lebih ditujukan kepada operator sendiri tanpa harus merubah proses kerja lainnya.

16. Plan (Ineffective Therblig)

Operator berhenti sejenak bekerja dan memikir untuk mentukan tindakan-tindakan apa yang diharus dilakukan.

17. Rest to overcome fatique (Ineffective Therblig)

Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung secara periodik.

Simbol dari masing-masing 17 gerakan therblig tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2

(10)

12

Universitas Kristen Petra Tabel 2.2 Simbol Gerakan Therblig

Sumber : Teknik Tata Cara Kerja(Sutalaksana,I.Z,dkk,1979)

2.5.2 Ekonomi Gerakan

Prinsip ekonomi gerakan merupakan prinsip untuk mendapatkan hasil kerja yang baik. Sistem kerja harus dirancang dengan memadukan gerakan yang benar dan hemat tenaga. Prinsip ekonomi gerakan akan dicantumkan pada check list ekonomi gerakan. Prinsip ekonomi gerakan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

• Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan manusia.

• Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja.

• Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan.

Nama Therblig Simbol Jenis Gerakan

1.Mencari (Search) SH Ineffective

2. memilih (Select) ST Ineffective

3. Memegang (Grasp) G Effective

4. Menjangkau (Reach) Re Effective

5. Membawa (Move) M Effective

6. Memegang untuk Memakai (Hold) H Ineffective

7. Melepas (Released load) RL Effective

8. Pengarahan (Position) P Ineffective

9. Pengarahan Sementara (Pre Position) PP Effective

10. Memeriksa (Inspection) I Ineffective

11. Merakit (Assemble) A Effective

12. Lepas rakit (Desassemble) DA Effective

13. Memakai (Use) U Effective

14.Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable delay) UD Ineffective 15. Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable delay) AD Ineffective

16. Merencanakan (Plan) Pn Effective

17. Istirahat menghilangkan fatique (Rest to overcome fatique) R Ineffective

Gambar

Tabel 2.1 Performance Rating dengan Metode Westhinghouse

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam suatu uji klinik pada wanita perimenopause dan pascamati haid, pengobatan selama lima minggu dengan 80 mg/hari ekstrak isoflavon kedelai terjadi perbaikan elastisitas

Setelah mengaku dosa, Zakheus inisiatif lagi untuk mengembalikan uang yang telah diambil dari orang lain sebanyak 4x lipat dari yang dia ambil.. Jadi, kalau

Tanggung jawab pelaku usaha timbul karena adanya hubungan antara produsen dengan konsumen.Pelaku usaha dapat dikenakan pertanggung jawaban apabila barang dan atau

Kerugian yang di derita oleh konsumen timbul akibat menggunakan jasa pengiriman barang yang bermasalah, yang semula konsu- men mengharapkan barang yang dikirimnya

AHMAD SUKRI No KP 602A6B9801 T5 IBN AL-RAZI MEOR MUHAMMAD IKMAL BIN MD RAJEH No KP meorensem T5 IBN AL-RAZI MOHAMAD NUR ARIF BIN MOHD NORDIN No KP izzuddin17 T5 IBN AL-RAZI MUHAMMAD

Berdasarkan dari hasil pengujian heteroskedastisitas pada tabel diatas dengan menggunakan uji glejser, maka dapat diketahui bahwa semua variabel independen yang diuji

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kaji maka penelitian ini memiliki untuk mendesain dan menganalisa terhadap security pada layer 2 dengan menggunakan DHCP snooping