• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini hasil analisis menggunakan program SPSS for

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini hasil analisis menggunakan program SPSS for"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis Data

Dalam penelitian ini hasil analisis menggunakan program SPSS for Windows Version 17.0. dengan merangkum rerata (mean ), standard deviaton/SD, rentang skor, skor maksimum dan skor minimum Skala kebiasaan Belajar dan Sikap Belajar, kategori dan jumlah frekuensi Skala Kebiasaan dan Sikap Belajar mahasiswa, merangkum rerata (mean), standard deviation/SD, rentang skor, skor maksimum dan skor minimum Orientasi Belajar, kategori dan jumlah frekuensi Orientasi Belajar mahasiswa, tabulasi silang Kebiasaan Belajar berdasarkan kategori Study Habits (Kategori The Work Methods dan Kategori The Delay Avoidance Mahasiswa), tabulasi silang Kebiasaan Belajar berdasarkan kategori Study Attutudes (Kategori The Teacher Approval dan Education Acceptance dan tabulasi silang Orientasi Belajar berdasarkan kategori Study Orientation Kategori Study Habits dan Kategori Study Attutudes Mahasiswa.

(2)

43

Untuk lebih jelas lagi maka dapat dilihat dari hasil dari analisis data dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1 merangkum rerata (mean ), standard deviaton/SD, rentang skor, skor maksimum dan skor minimum Skala kebiasaan Belajar dan Sikap Belajar.

Tabel 1.

Rangkuman Mean, Standard Devasi dan Sebaran Skor Skala kebiasaan Belajar dan Sikap Belajar Mahasiswa

Pada Tabel 1. Skor The Delay Avoidance Scale mahasiswa rerata 70,60, standar deviasi 6,86 pada rentang skor 37, minimum 58 dan maksimum 95. The Work Methods Scale pada rerata 61,34, standar deviasi 11,175 pada rentang skor 48, minimum 39 dan maksimum 87. The Teacher Approval Scale pada rerata 65,92, standar deviasi 9,985 pada rentang skor 41, minimum 44 dan maksimum 85, sedangkan skor The Education Acceptance Skale pada rerata 69,64 standar deviasi 9,430 pada rentang skor 39, minimum 48 dan maksimum 87.

Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran pada skala-skala kebiasaan dan sikap belajar mahasiswa dihitung berdasarkan skor terendah dan skor tertinggi; yang pada penelitian ini ditetapkan kategori tinggi rendahnya skor

Skala kebiasaan Belajar dan

Sikap Belajar Mahasiswa N Mean SD

Skor

Rentang Minimum Maksimum

The Delay Avoidance Scale 50 70,60 6,86 37 58 95

The Work Methods Scale 50 61,34 11,175 48 39 87

The Teacher Approval Scale 50 65,92 9,985 41 44 85

The Education Acceptance Scale 50 69,64 9,430 39 48 87

(3)

44

kedalam 3 kategori. Sebagai contoh dihitung The Delay Avoidance Scale mahasiswa dengan skor maksimum 95, skor minimum 58 dan diterapkan 3 (tiga) kategori sehingga diperoleh interval dengan hasil:

Interval = ଽହିହ଼ ൌ 12,33

Berdasarkan lebar interval tersebut, maka kategori The Delay Avoidance Scale mahasiswa sebagai berikut:

Dengan pola serupa, diperoleh distribusi skor setiap skala dalam Skala Kebiasaan dan Sikap Belajar mahasiswa dengan tolak ukur serupa tersebut sebagaimana pada tabel 2.

Tabel 2. Kategori dan Jumlah Frekuensi Skala Kebiasaan dan Sikap Belajar Mahasiswa

Skala Kebiasaan dan Sikap Belajar Mahasiswa

Kategori Kebiasaan dan

Sikap Belajar Frekuensi Prosentase Prosentase Kumulatif Interval Kategori

The Delay Avoidance Scale

58 - 70 Rendah 26 52% 52%

71 - 83 Cukup 22 44% 96%

84 - 96 Tinggi 2 4% 100%

The Work Methods Scale

39-55 Rendah 14 28% 28%

56-72 Cukup 28 56% 84%

73-89 Tinggi 8 16% 100%

The Teacher Approval Scale

44-58 Rendah 13 26% 26%

59-73 Cukup 23 46% 72%

74-88 Tinggi 14 28% 100%

The Education Acceptance Scale

48-61 Rendah 10 20% 20%

62-75 Cukup 25 50% 70%

76-89 Tinggi 15 30% 100%

58൒ Rendah 70൑

71൒ Cukup 83൑

84൒ Tinggi 96൑

(4)

K

D d m 2 m

g m

Kebiasaan D

Pada Delay Avoid dan efisiens mahasiswa ( 24 mahasisw mahasiswa m Pada gunakan ke mahasiswa

PfilKbiBljMhi

Dan Sikap B

a Tabel 2. A dance Scale, si waktu bel (4%) masuk wa (48%) be menyelesaik a skor The W eterampilan

(56%) berk 0 5 10 15 20 25 30

Rendah Cukup Tinggi Profil Kebiasaan Belajar Mahasiswa BK Angkatan 2011

Kebias

Belajar Ma

Ada 26 maha yaitu keseg lajar, 22 ma k kategori tin erkategori cu kan tugas ku Work Method

belajar, 14 ategori cuku The Delay Avoidanc

e Scale

h 26

22

i 2

aan dan Sika

45 hasiswa Dil

asiswa (52%

garaan maha ahasiswa (44

nggi. Berarti ukup sampa uliah dan efis ds Scale yait mahasiswa up dan 8 m The Work Methods

Scale 14 28 8 ap Belajar Ma

lihat Dari D

%) masuk kat siswa menye 4%) berkate i sebagian k ai dengan tin siensi waktu tu efektifitas a (28%) ber mahasiswa b

The Teacher Approval

Scale 13 23 14 hasiswa BK A

Diagram Dib

tegori renda elesaikan tu egori cukup kecil mahas

nggi yaitu k belajar.

s mahasiswa rkategori r erkategori t

The Education Acceptanc e Scale

10 25 15 Angkatan 2011

bawah Ini:

ah skor The ugas kuliah dan ada 2 iswa, yaitu kesegaraan

a mendaya- rendah, 28 tinggi. Jadi n

c 1

(5)

46

efektifitas mahasiswa mendaya-gunakan keterampilan belajar ada 36 mahasiswa (72%) berkategori cukup sampai dengan tinggi.

Pada The Teacher Approval Scale, sikap konstruktif mahasiswa terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam kuliah, 13 mahasiswa (26%) berkategori rendah, 23 mahasiswa (46%) berkategori cukup dan 14 mahasiswa (28%) berkategori tinggi. Jadi konstruktif mahasiswa terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam kuliah ada 37 mahasiswa (74%) berkategori cukup sampai dengan tinggi.

Pada The Education Acceptance Scale, yaitu sikap penerimaan/persetujuan mahasiswa atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen, 10 mahasiswa (20%) berkategori rendah, 25 mahasiswa (50%) bekategori cukup dan 15 mahasiswa (30%) berkategori tinggi. Jadi dapat dikatakan sikap penerimaan/persetujuan mahasiswa atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen ada 40 mahasiswa (80%) berkategori cukup sampai dengan tinggi.

(6)

47

Tabel 3. Merangkum rerata (mean), standard deviation/SD, rentang skor, skor maksimum dan skor minimum Orientasi Belajar.

Tabel 3. Rangkuman Mean, Standar Deviasi dan Sebaran Skor Orientasi Belajar Mahasiswa

Orientasi Belajar

Mahasiswa N Mean SD

Skor

Rentang Minimum Maksimum

Study Habits 50 131,94 15,85 64 101 165

Study Attutudes 50 135,56 17,80 80 92 172 Study Orientation 50 340,76 44,37 199 232 431

Dari Tebel 3. Study Habits, yaitu penjumlahan skor The Delay Avoidance (DA) dan The Work Methods (WM) sebagai ukuran kebiasaan belajar mahasiswa mempunyai rerata 131,94 dengan standar deviasi 15,85 pada rentang skor 64 dengan skor minimum 101 dan skor maksimum 165. Sedangkan Study Attutudes, yaitu penjumlahan skor The Teacher Approval (TA) dan The Education Acceptance (EA) sebagai ukuran sikap belajar mahasiswa menunjukan rerata skor 135,56 dengan standar deviasi 17,80 pada rentang skor 80, skor minimum 92 dan skor maksimum 172. Pada Study Orientation, yaitu jumlah skor Study Habits dan Study Attutudes mahasiswa, rerata 340,76 dengan standar deviasi 44,37 pada rentang skor 199, skor minimum 232 dan skor maksimum 431.

(7)

A

Selan Attutudes da

Tabe

Orient Ma Study Ha

Study Attu

Study Ori

Orien

1 1 2 2 3

Ren Cuk Ting Profil Kebiasaan Belajar Mahasiswa BK angkatan 2011

njutnya ditet an Study Ori

el 4. Katego

tasi Belajar ahasiswa

bits

utudes

ientation

ntasi Belajar

0 5 10 15 20 25 30

Kebi Bel

dah 1

up 2

ggi

Ori

tapkan kateg ientation ma

ori dan Jum

Kategori dan Sik Interval 101 - 122 123 - 144 145 - 166 92 - 119 120 - 147 148 - 175 232 - 298 299 - 365 366 - 432

r Mahasisw

asaan lajar 15 26 9

ientasi Belaj Angka

48 gori tinggi re ahasiswa seb

mlah Frekue

i Kebiasaan kap Belajar

Kategori Rendah Cukup Tinggi Rendah

Cukup Tinggi Rendah

Cukup Tinggi

wa Dilihat D

Sikap Belajar 8 29 13 jar Mahasisw atan 2011

endahnya sk agai berikut

nsi Orienta

Frekuensi

15 26 9 8 29 13 10 30 10

Dari Diagram

Orien Bela 10 30 10 wa BK

kor Study Ha :

si Belajar M

Prosentase

30%

52%

18%

16%

58%

26%

20%

60%

20%

m Dibawah

ntasi ajar 0 0 0

abits, Study

Mahasiswa

Prosentase Kumulatif 30%

82%

100%

16%

74%

100%

20%

80%

100%

h Ini:

(8)

49

Bertolak dari Tabel 4. Ada 15 mahasiswa (30%) yang kebiasaan belajarnya berkategori rendah, 26 mahasiswa (52%) berkategori kebiasaan belajar cukup dan hanya 9 mahasiswa (18%) kategori kebiasaan belajarnya tinggi. Berarti 35 mahasiswa (70%) kategori kebiasaan belajarnya cukup sampai dengan tinggi.

Pada Study Attutudes, Ada 8 mahasiswa (16%) kategorinya rendah sikap belajarnya, 29 mahasiswa (58%) kategori cukup sikap belajarnya dan 13 mahasiswa (26%) kategori tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan sikap belajar mahasiswa dalam kategori cukup sampai dengan tinggi 42 (84%).

Pada Study Orientation, yaitu pemaduan kebiasaan belajar dan sikap belajar yang konstruktif, ada 10 mahasiswa (20%) di kategori rendah, 30 mahasiswa (60%) dikategori cukup dan 10 mahasiswa (20%) di kategori tinggi.

Maka dapat dikatakan, 40 mahasiswa (80%) dikategori cukup sampai dengan tinggi orientasi belajarnya.

(9)

50

Tabel 5. Tabulasi Silang Kebiasaan Belajar Berdasarkan Kategori Study Habits (Kategori The Work Methods dan Kategori The Delay Avoidance Mahasiswa)

Pada tabel 5. Ada 14 mahasiswa tergolong rendah Study Habits-nya, 12 orang berkategori rendah, 2 orang bekategori cukup The Work Methods-nya/

efektifitas mendaya-gunakan keterampilan belajar. Dari 28 mahasiswa yang tergolong cukup kebiasaan belajarnya, 12 orang berkategori rendah, 14 orang berkategori cukup dan 6 orang berkategori tinggi efektifitasnya mendaya-gunakan keterampilan belajar. Dari 8 mahasiswa, 2 mahasiswa yang tergolong rendah kebiasaan belajarnya, keseluruhan 6 orang berkategori cukup efektifitasnya mendaya-gunakan keterampilan belajar.

Study Attutudes

Kategori The Work Method Jumlah Total

Rendah Cukup Tinggi

Rendah 12 (24%) 12 (24%)

2 (4%)

26 (52%)

Cukup 2 (4%) 14 (28%) 6 (12%) 22 (44%

Tinggi 2 (4%) 2 (4%)

Total 14 (28%) 28 (56%) 8 (16%) 50 (100%)

(10)

51

Masih pada Tabel 5. Segi kesegeraan mahasiswa menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi/ The Delay Avoidance, dari 26 mahasiswa yang tergolong rendah kebiasaan belajarnya, 12 orang berkategori rendah, 12 orang berkategori cukup dan 2 orang berkategori tinggi kesegeraannya menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi waktu belajar. Selanjutnya dari 22 mahasiswa yang tergolong cukup kebiasaan belajarnya 2 orang berkategori rendah, 14 orang berkategori cukup dan 6 orang berkategori tinggi kesegeraannya menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi waktu belajar. Dari 2 mahasiswa yang tergolong cukup kebiasaan belajar, 2 orang berkategori cukup kesegeraannya menyelesaikan tugas kuliah dan efisiensi waktu belajar.

Dapat dikatakan dalam tabulasi silang kebiasaan belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2011, dilihat dari kategori The Work Methods dan kategori The Delay Avoidance mahasiswa maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa, efektifitas mendaya- gunakan keterampilan belajar kategori cukup dan kesegeraannya mahasiswa menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi waktu belajar kategori rendah.

(11)

52

Tabel 6. Tabulasi Silang Kebiasaan Belajar Berdasarkan Kategori Study Attutudes (Kategori The Teacher Approval dan Education Acceptance)

Pada Tabel 6. Ada 10 mahasiswa tergolong rendah sikap belajar/ Study Attutudes, 7 mahasiswa berkategori rendah, 2 mahasiswa berkategori cukup dan 1 orang berkategori tinggi sikap konstruktifnya terhadaap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam perkuliahan/ The Teacher Approval. Dari 25 mahasiswa yang tergolong cukup sikap belajarnya, 6 mahasiswa kategori rendah, 13 mahasiswa kategori cukup dan 6 mahasiswa kategori tinggi sikap konstruktifnya terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam perkuliahan/ The Teacher Approval. Dan dari 15 mahasiswa yang tergolong tinggi sikap belajarnya, 8 orang berkategori cukup dan 7 orang berkategori tinggi sikap konstruktifnya terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam perkuliahan/ The Teacher Approval.

Study Attutudes

Kategori The Education Acceptance Jumlah Total Rendah Cukup Tinggi

Rendah 7 (14%) 6 (12%) 13 (26%)

Cukup 2 (4%) 13 (26%) 8 (16%) 23 (46%)

Tinggi 1 (2%) 6 (12%)

7 (14%) 14 (28%)

Total 10 (20%) 25 (50%) 15 (30%) 50 (100%)

(12)

53

Masih pada Tabel 6. Dari 13 mahasiswa yang study Attutudes-nya tergolong rendah, 7 mahasiswa bekategori rendah, 6 mahasiswa berkategori cukup berdasarkan segi sikap penerimaan/persetujuannya atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen/The Education Acceptance. Dari 23 mahasiswa yang study Attutudes-nya tergolong cukup, 2 mahasiswa berkategori rendah, 13 mahasiswa berkategori cukup dan 8 mahasiswa berkategori tinggi berdasarkan segi sikap penerimaan/persetujuannya atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen/The Education Acceptance. Selanjutnya dari 15 mahasiswa yang study Attutudes-nya tergolong tinggi, 8 mahasiswa kategori cukup dan 7 mahasiswa kategori tinggi berdasarkan segi sikap penerimaan/persetujuannya atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen/The Education Acceptance.

Dapat dikatakan dalam tabulasi silang sikap belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2011, dilihat dari kategori The Teacher Approval dan Education Acceptance mahasiswa maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa kategori cukup pada sikap konstruktifnya terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam perkuliahan/The Teacher Approval dan sebagian besar mahasiswa kategori cukup berdasarkan segi sikap penerimaan/persetujuannya atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen/The Education Acceptance.

(13)

54

Tabel 7. Tabulasi Silang Orientasi Belajar Berdasarkan Kategori Study Orientation (Kategori Study Habits dan Kategori Study Attutudes Mahasiswa)

Pada tabel 7. Ada 8 mahasiswa yang tergolong rendah orientasi belajarnya/Study Orientation, ternyata berdasarkan sikap belajar/study Attutudes, 7 orang berkategori rendah, 1 orang berkategori cukup sikap belajar. Dari 29 mahasiswa yang tergolong cukup orientasi belajarnya, 8 orang masuk kategori rendah, 21 orang kategori cukup sikap belajarnya. Dari 13 mahasiswa yang tergolong tinggi orientasi belajarnya, 4 orang kategori cukup dan 9 orangnya masuk kategori tinggi sikap belajarnya.

Tampak pula pada Tabel 7. Berdasarkan segi kebiasaan belajar/Study Habits, dari 15 mahasiswa tergolong rendah orientasi belajarnya, ternyata ada 7 orang berkategori rendah dan 8 orang berkategori cukup kebiasaan belajarnya.

Selanjutnya ada 26 mahasiswa yang tergolong kebiasaan belajarnya cukup, 1 orang berkategori rendah, 21 orang berkategori cukup dan 4 orang berkategori tinggi kebiasaan belajarnya. Selanjutnya ada 9 mahasiswa yang tergolong tinggi, ada 9 orang mahasiswa yang berkategori tinggi kebiasaan belajarnya.

Kategori Study Habits

Kategori Study Attutudes

Jumlah Total Rendah Cukup Tinggi

Rendah

7 (14%) 8 (16%) 15 (30%)

Cukup

1 (2%) 21 (42%) 4 (8%) 26 (52%)

Tinggi 9(18%)

9 (18%)

Total

8 (16%) 29 (58%) 13 (26%) 50 (100%)

(14)

55

Dapat dikatakan dalam tabulasi silang orientasi belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2011, dilihat dari kategori Study Habits dan Kategori Study Attutudes mahasiswa maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa kebiasaan belajar berkategoro cukup dan sikap belajar mahasiswa berkategori cukup.

4.3. Pembahasan

Penelitian ini telah membirikan gambaran kebiasaan dan sikap belajar sebagian mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2011 denga Study Habits/Kebiasaan Belajar dilihat dari skor The Delay Avoidance Scale 26 mahasiswa (52%) yaitu mahasiswa yang kesegeraan menyelesaikan tugas kuliah berkategori rendah berkategori rendah berkategori rendah dan The Work Methods Scale yaitu efisiensi waktu belajar berkategori rendah dan efektifitas mahasiswa mendaya-gunakan keterampilan belajar ada 14 mahasiswa (28%) berkategori rendah. Maka dari sinilah, penulis ingin merekomendasikan kepada mentor agar dapat membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dengan memberikan bantuan, dengan mengimplikasikan pada layanan bimbingan belajar, yaitu bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam keterampilan belajarnya dan memanfaaatkan waktu belajar secara baik dan tepat.

Study Attutudes/Sikap Belajar pada skor The Teacher Approval Scale yaitu konstruktif mahasiswa terhadap perilaku, metode pembelajaran dosen dalam kuliah ada 13 mahasiswa (26%) berkategori rendah dan pada skor The Educations Acceptance Scale yaitu praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dose nada 10 mahasiswa (20%) berkategori rendah.

(15)

56

Dengan demikian diharapkan mentor dapat membantu mahasiswa metode pembelajara dalam kuliah dan praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen diharapkan dapat diikuti dengan baik atau diterima mahasiswa.

Study Orientation/ Orientasi Belajar dilihat dari skor Study Habits ada 15 mahasiswa (30%) kategori rendah kebiasaan belajarnya dan skor Study Attutudes ada 18 mahasiswa (16%) berkategori rendah. Kebiasan belajar mahasiswa dalam hal ini kesegeraan menyelesaikan tugas kuliah, efisiensi waktu belajar, efektifitas mahasiswa mendaya-gunakan keterampilan belajar dan sikap belajar yaitu konstruktif mahasiswa terhadap perilaku, metode pembelajaran dosen dalam kuliah dan praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen diharapkan mentor, wali studi dan semua dosen yang memangku setiap mata kuliah beserta pihak-pihak yang terkait dapat bekerja sama dalam membantu mahasiswa agar mampu membuat orientasi belajar dengan tujuan yang jelas secara baik dan tepat.

Dengan melihat hasil profil kebiasaan belajar mahsiswa yang membutukan bantuan belajar atau yang mengalami masalah dalam belajarnya (kebiasaan belajar rendah) dikerenakan diamana mahasiswa angkatan 2011 adalah mahsiswa baru yang mengalami masa transisi dan salah satu yang saat ini mereka hadapi adalah membiasakan diri dalam perubahan kebiasaan belajarnya. Untuk dapat menggulangi ini maka, peneliti hendak merekomendasikan kepada mentor melalui satuan layanan belajar yang telah dibuat dan dilampirkan agar dapat dilaksanakan atau ditindak lanjuti oleh mentor yaitu dengan mengambil dari aspek-aspek,

(16)

57

satuan layanan kebiasaan belajar berdasarkan kesegeraan mahasiswa menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi waktu belajar, satuan layanan kebiasaan belajar berdasarkan evektivitas mahasiswa mendayagunakan keterampilan belajar, satuan belajar sikap belajar berdasarkan sikap kunstruktif mahasiswa terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen, satuan layanan sikap belajar berdasarkan sikap penerimaan/persetujuan mahasiswa atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen dan satuan layanan orientasi belajar berdasarkan kebiasaan belajar dan sikap belajar.

Gambar

Tabel 2. Kategori dan Jumlah Frekuensi  Skala Kebiasaan dan Sikap  Belajar Mahasiswa
Tabel 3. Merangkum rerata  (mean), standard deviation/SD, rentang  skor,  skor maksimum dan  skor  minimum Orientasi Belajar
Tabel 5. Tabulasi Silang Kebiasaan Belajar Berdasarkan Kategori Study  Habits (Kategori The Work Methods dan Kategori The Delay  Avoidance Mahasiswa)
Tabel 6. Tabulasi Silang Kebiasaan Belajar Berdasarkan Kategori  Study  Attutudes (Kategori The Teacher Approval dan Education Acceptance)
+2

Referensi

Dokumen terkait

AHMAD RIYADI. Studi Embriogenesis Somatik Tiga Genotipe Kedelai Toleran dan Satu Genotipe Peka Naungan Secara In Vitro. Dibimbing oleh Nurul Khumaida dan Didy

Tapi kenyataannya, beberapa makanan yang memiliki IG yang rendah atau kandungan karbohidrat yang sangat kecil ternyata dapat menyebabkan suatu respons insulin yang tinggi

Suawardi Endraswara (2005:5) membuat definisi bahwa, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak menyertakan angka-angka, tetapi mengutarakan kedalaman

Cianjur pada akhir pelaksanaan tindakan, serta melalui wawancara terhadap beberapaa orang siswa yang dipandang dapat memberikan informasi yang tepat setelah berakhirnya

Anak membutuhkan stimulus dalam meningkatkan kemampuan motorik halus seperti melakukan senam otak, yang bertujuan memfasilitasi bagian otak kanan dan otak kiri agar dapat

Kegiatan awal sebagai langkah untuk mengkondisikan siswa adalah berdo’a dipimpin oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan mengabsen (siswa hadir semua). Setelah siswa terkondisi

Pada hakikatnya orang Madura telah terbiasa dengan melakukan adat istiadat dan ritual-ritual yang sudah dianggap baik oleh sekelompok orang atau golongan saja, perbuatan ini

Pasal 153 ayat (6) Undang-undang Ketenagakerjaan yang memuat hak pekerja atau larangan yang tidak dapat dijadikan alasan PHK oleh pengusaha, yaitu pada pekerja