• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Telaga pada guru kelas I dengan jumlah siswa 35 orang. Adapun penelitian ini mengenai peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas I SDN 5 Telaga, proses penelitian ini dalam rangka melihat bagaimana peran seorang guru dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswanya.

Pengumpulan data dimulai dengan kunjungan awal pada hari jumat tanggal 26 April tahun 2013, pada kunjungan awal ini peneliti melakukan observasi ketika guru sedang melaksanakan pembelajaran. Peneliti memperhatikan bagaimana cara guru mengajar dan interaksi guru dengan siswa pada proses pembelajaran.

Kunjungan kedua adalah pada hari rabu tanggal 1 Mei 2013. Pada kunjungan ini, peneliti melaksanakan wawancara dengan guru sekaligus pengisian angket oleh guru. Penelitian selanjutnya yaitu pada hari senin 13 Mei 2013. Pada kunjungan kali ini, peneliti melakukan wawancara dengan siswa. Wawancara dengan siswa dilanjutkan lagi dikeesokan harinya yaitu pada hari selasa 14 Mei 2013. Wawancara yang dilakukan pada siswa ini bertujuan untuk mengecek kebenaran atau keabsahan data yang telah diberikan oleh guru sebelumnya.

Berdasarkan dari prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti terhadap peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas I SDN 5 Telaga tahun ajaran 2012/2013, diperoleh data sebagai berikut :

(2)

4.1.1 Temuan Umum

Secara umum peneliti menemukan gambaran berupa peran yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas I SDN 5 Telaga antara lain :

Guru di kelas I SDN 5 Telaga telah berupaya menjalankan perannya secara optimal, baik sebagai pengajar, pendidik maupun pembimbing. Sebagai pengajar guru menguasai materi pelajaran dan menyampaikan kepada siswa dengan baik, pemanfaatan media dan sumber belajar yang tersedia di sekolah, memberikan tugas pada akhir pembelajaran. Sebagai pendidik, guru selalu memotivasi siswa untuk rajin belajar dan berlatih di rumah. Sebagai pembimbing, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar setelah jam sekolah selesai.

Secara umum, peran guru sangat menonjol dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas I SDN 5 Telaga.

4.1.2 Temuan Khusus

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat yang meneliti sejauh mana peran seorang guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas I SDN 5 Telaga. Pada penelitian ini, peneliti membatasi peran guru menjadi beberapa saja yaitu, guru sebagai pembimbing, pengelola kelas, motivator, demonstrator, inisiator, mediator dan fasilitator. Jadi, penelitian pada penelitian mengenai peran guru hanya seputar peran yang telah disebutkan sebelumnya.

Adapun temuan khusus yang ditemukan oleh peneliti dari beberapa prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, observasi, wawancara

(3)

dan angket ternyata guru telah melaksanakan perannya dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di kelas I SDN 5 Telaga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dari beberapa prosedur pengumpulan data, ada beberapa hal yang dilakukan guru dalam rangka menjalankan perannya dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas I SDN 5 Telaga.

a. Hasil Dari Wawancara dan Angket

Dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, Menurut Yusna “Saya memberikan perhatian khusus seperti siswa tersebut didudukan di tempat paling depan”(wawancara, 01 Mei 2013). Hal ini senada dengan hasil angket mengenai peran guru sebagai pembimbing guru selalu membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Sementara perannya sebagai pengelola kelas menurut Yusna “Saya menciptakan suasana kelas yang kondusif terutama memperhatikan kebersihan kelas dan setiap hari sabtu saya selalu mengubah tempat duduk siswa dan terkadang saya mengubah posisi tempat duduk siswa menjadi kelompok – kelompok”(wawancara, 01 Mei 2013). Hal ini selaras dengan hasil angket dari guru sebagai pengelola kelas bahwa siswa jarang merasa bosan dan jenuh ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Peran sebagai motivator menurut Yusna “Saya menghimbau siswa untuk rajin belajar di rumah”(wawancara, 01 Mei 2013). Selaras dengan hasil wawancara pada

(4)

hasil angket bahwa guru selalu memotivasi siswa yang mengalami kesulitan belajar agar rajin belajar.

Dalam perannya sebagai demonstrator menurut Yusna “Siswa antusias serius dan senang dengan tugas yang diberikan”(wawancara 01 Mei 2013). Pada hasil angket sebagai demonstrator menurut Yusna bahwa siswa – siswa selalu memahami materi setiap kali ia mengajar.

Sebagai inisiator, menurut Yusna “Saya membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar setelah jam pulang sekolah selesai dan sebelum siswa meninggalkan kelas saya memberikan pertanyaan tentang perhitungan, siswa yang berhasil menjawab akan pulang lebih dulu. Saya juga sering memberikan mereka pekerjaan rumah agar mereka lebih banyak belajar daripada bermain sebab saya perhatikan siswa – siswa ini akan belajar di rumah kalau ada tugas yang diberikan”(wawancara, 01 Mei 2013). Masih peran sebagai inisiator menurut Yusna “Saya sering bercengkrama dengan siswa – siswa kemudian saya akan menanyakan penyebab mengapa mereka mengalami kesulitan belajar. Saya juga berkunjung ke rumah siswa jika ada kesempatan”(wawancara, 01 Mei 2013).

Hasil dari wawancara tentang guru sebagai inisiator sesuai dengan hasil angket yang menyatakan bahwa guru selalu memberikan solusi pada kesulitan yang dialami siswa, guru juga selalu menyediakan waktu untuk bercengkrama dengan siswa mengenai kesulitan belajar yang dialaminya dan guru melakukan kunjungan ke rumah siswa yang mengalami kesulitan belajar guna membicarakan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dengan orang tua bersangkutan namun kunjungan ke rumah

(5)

ini masih jarang dilakukan oleh guru, hal ini dikarenakan ada tugas lain yang harus dikerjakan oleh guru.

Sebagai mediator, menurut Yusna “Saya menggunakan media yang ada di perpustakaan karena siswa cepat mengerti. Tapi tidak setiap kali saya mengajar itu selalu menggunakan media, saya menyesuaikan dengan materi jika perlu menggunakan media maka saya gunakan namun jika tidak saya tidak menggunakan media”(wawancara, 01 Mei 2013). Pada hasil angket guru menyatakan bahwa jarang menggunakan media pada setiap kegiatan belajar mengajar.

Perannya sebagai fasilitator dalam hal ini penggunaan buku pelajaran oleh siswa menurut Yusna “Buku paket ada yang diletakkan pada sudut baca di sudut ruangan kelas tapi tidak dimiliki sendiri oleh siswa. Namun, jika ada siswa yang meminjam ke rumah dibolehkan tapi dengan ketentuan harus mengembalikan lagi ke sekolah”(wawancara, 01 Mei 2013). Pad hasil angket bahwa siswa jarang menggunakan bahan ajar cetak dalam kegiatan belajar mengajar.

Peneliti menemukan gambaran secara khusus bahwa guru telah berupaya menjalankan perannya secara optimal, guru telah berbuat sebisa yang ia mampu untuk berbuat sebagai seorang guru dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa – siswanya yaitu siswa – siswa di kelas I SDN 5 Telaga.

4.2 Hasil Pembahasan

Dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas I SDN 5 Telaga guru telah berupaya melakukan perannya dengan baik.

(6)

Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan kemudahan belajar pada kegiatan belajar mengajar bagi siswa.

Dalam ranah guru sebagai fasilitator, guru telah melaksanakan perannya sebagai fasilitator dengan menyediakan buku – buku pelajaran di kelas, hanya saja buku – buku tersebut tidak dapat dimiliki oleh siswa. Siswa hanya bisa meminjam jika ingin meminjam namun dengan ketentuan yaitu mengembalikan kembali buku yang telah dipinjam. Sehingga buku – buku tersebut jarang dimanfaatkan atau dingunakan oleh siswa. Dalam hal ini, tidak ada keharusan dari guru bahwa siswa harus menggunakan buku – buku yang tersedia di kelas.

Sebagai fasilitator hendaknya seorang guru dapat menyediakan alat bantu untuk memudahkan kelancarkan pada proses pembelajaran. Salah satu alat bantu itu adalah buku pelajaran yang akan memudahkan siswa tersebut dalam belajar, jika setiap siswa memiliki buku pelajaran tentunya akan memberikan banyak kesempatan siswa untuk lebih banyak belajar yaitu tidak hanya di sekolah tetapi di rumah juga siswa bisa belajar dengan banyak berlatih mengerjakan latihan – latihan yang ada di buku pelajaran tersebut.

Peran lain yang harus bisa dilakukan seorang guru yaitu bertindak sebagai motivator. Menurut Husaini (dalam buku Manajemen 2009:250) motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan – tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang.

(7)

Menyadari pentingnya sebuah motivasi dalam setiap perbuatan yang akan dilakukan maka setiap siswa harus memiliki motivasi dalam belajar untuk itu sebagai seorang guru hendaknya dapat menjadi motivator yang mampu menumbuhkan motivasi dalam diri siswa dan mendorong siswa agar rajin belajar, merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar ketika siswa merasakan rasa malas.

Dalam ranah sebagai motivator, guru selalu menghimbau siswa agar rajin belajar di rumah.

Menurut peneliti, jika siswa rajin belajar di rumah tentunya akan memberikan banyak kesempatan siswa untuk berlatih agar tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini, jika siswa menyadari bahwa belajar tidak cukup dengan hanya di sekolah saja mengingat waktu untuk belajar di sekolah tidak banyak maka untuk mengatasi kesulitan belajar siswa maka guru menghimbau siswa di kelas I SDN 5 Telaga agar rajin belajar di rumah.

Peran guru masih banyak, salah satunya adalah sebagai pembimbing.

Bertindak sebagai pembimbing guru hendaknya dapat mengarahkan dan membimbing anak untuk mencapai perkembangan belajar yang optimal. Dalam ranah sebagai pembimbing, guru di kelas I SDN 5 Telaga memberikan perhatian khusus seperti siswa tersebut didudukan paling depan sehingga guru lebih mudah mengontrol dan mengarahkan siswa tersebut.

Sebagai seorang pembimbing, guru perlu menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu dan mengarahkan siswa agar dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Sejalan dengan tugas sebagai seorang pembimbing,

(8)

guru hendaknya dapat menjadi seorang inisiator handal yang dapat melahirkan ide – ide cemerlang dalam melaksanakan tugasnya.

Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide – ide kemajuan dalam pembelajaran dan pendidikan. Dalam ranah sebagai inisiator, guru selalu memberikan solusi pada siswa seperti guru berinisiatif mencaritahu penyebab siswa mengalami kesulitan belajar dengan cara sering bercengkrama dengan siswa, berkunjung ke rumah siswa guna membicarakan kesulitan belajar yang dialami siswa pada orang tuanya. Guru juga berinisiatif untuk melakukan bimbingan pada siswa setelah jam sekolah selesai dan guru sering memberikan pekerjaan rumah pada siswa agar siswa lebih banyak belajar di rumah daripada bermain.

Selain inisiator, guru juga berperan menjadi demonstrator yang mampu meyakinkan siswa tentang apa yang disampaikan oleh guru. Sebagai demonstrator, pada saat pembelajaran ada saat dimana anak tidak memahami apa yang ia pelajari untuk itu guru harus dapat meyakinkan anak didik dalam interaksi edukatif yang ia kelola. Dalam ranah sebagai demonstrator, guru selalu menjawab pertanyaan dari siswa untuk meyakinkan siswa terhadap materi yang ia ajarkan dan hal ini berhasil karena siswa selalu antusias setiap kali guru mengajar serta antusias dengan tugas yang diberikan oleh guru.

Selain demonstrator, guru berperan sebagai pengelola kelas. Dalam pengelolaan kelas, guru hendaknya mampu mengatur ruangan kelas sedemikian rupa sehingga penghuni kelas merasa nyaman dan betah agar aktivitas yang berlangsung dalam kelas dapat berjalan dengan baik.

(9)

Dalam pengelolaan kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik sebab kelas adalah tempat terhimpun semua anak didik dalam rangka penerimaan bahan ajar dari guru. Oleh karena itu, pengelolaan kelas juga harus diperhatikan guru mengingat salah satu penyebab kesulitan belajar siswa adalah lingkungan sekolah atau kelas yang tidak kondusif. Dalam ranah ini, guru selalu memperhatikan kebersihan kelas dan guru juga melakukan perubahan posisi duduk siswa sehingga siswa dapat merasakan suasana yang baru.

Peran guru terakhir yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu mediator.

Sebagai mediator guru hendaknya dapat menghadirkan media – media pada materi yang akan guru ajarkan guna memudahkan dan membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai jenis dan bentuknya serta manfaatnya sehingga dapat menggunakan media yang tepat dengan bahan ajar yang diajarkan. Dalam ranah mediator, guru tidak selalu menggunakan media pada proses pembelajaran karena guru menyesuaikan dengan materi yang diajarkan, jika materi tersebut perlu menggunakan media maka guru menggunakan media yang tersedia di perpustakaan sekolah tetapi jika materi tersebut tidak perlu menggunakan media maka guru tidak menggunakan media.

4.2.1 Upaya yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Kelas I

(10)

a. Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung seperti mendudukan siswa di tempat duduk paling depan sehingga guru dapat mengontrol.

b. Melakukan bimbingan membaca untuk siswa setelah jam sekolah selesai.

c. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai perhitungan setelah jam belajar selesai.

d. Memotivasi siswa agar rajin belajar di rumah.

e. Menggunakan media yang sesuai dengan materi yang disajikan sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disajikan.

f. Selalu berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan siswa ketika siswa tidak memahami materi yang disajikan.

g. Menyediakan buku – buku pelajaran di dalam kelas agar siswa dapat menggunakan buku tersebut.

h. Memperhatikan kebersihan kelas sehingga siswa – siswa dapat merasakan kenyamanan dalam belajar.

i. Sering memberikan pekerjaan rumah kepada siswa agar siswa lebih banyak belajar dan berlatih di rumah daripada bermain.

j. Menyediakan waktu bercengkrama dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar agar guru dapat mengetahui penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar sehingga dapat mencarikan solusi yang tepat bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

(11)

k. Melakukan kunjungan ke rumah siswa guna membicarakan kesulitan belajar yang dialami siswa kepada orang tuanya agar pihak orang tua dapat bekerjasama dengan guru dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.

Berdasarkan upaya yang telah dilakukan guru, peneliti menarik kesimpulan bahwa guru telah berupaya melaksanakan perannya secara maksimal dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas I SDN 5 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo hal ini sesuai dengan perolehan data dari 35 siswa di kelas I terdapat 19 siswa yang mengalami kesulitan belajar kemudian berkurang menjadi 3 siswa yang masih mengalami kesulitan belajar . Namun untuk dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa hendaknya diperlukan kerjasama dari berbagai pihak baik dari siswa agar dapat menyadari tugasnya sebagai seorang siswa dan kerjasama antara guru dan orang tua.

Referensi

Dokumen terkait

Pada PLTGU, sistem kontrol SPEEDTRONIC TM MARK V dapat melakukan kontrol, proteksi dan monitoring pada Gas Turbin Generator (GTG), salah satunya yaitu untuk

Zona hambat adalah zona jernih di sekitar sumuran yang disebabkan karena berkurangnya atau tidak adanya pertumbuhan koloni bakteri uji karena perlakuan cairan kultur,

Penelitian ini dilakukan pada 4 struktur beton dengan variasi bentang panjang balok untuk mengetahui gaya geser desar akibat gempa efektif, mengetahui kinerja akibat perpindahan

Maka dari itu, untuk menguji kebenarannya perlu dilakukan analisis pengaruh pengetahuan wisatawan dan sikap wisatawan terhadap keputusan wisatawan dalam pembelian produk

Bab ketiga menguraikan tentang pembahasan terdiri dari sub bab biografi Imam Syafi’i meliputi riwayat hidup, karya Imam Syafi’i, dasar-dasar istinbat Imam Syafi’i, kemudian sub

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pemberian upah, kinerja karyawan serta pengaruh upah terhadap kinerja karyawan pada usaha Batik Tulis Madura

Pemerintah Kota Tangerang melihat peluang makin banyaknya urban dari warga tetapi terkendala dengan lahan untuk tempat hunian, oleh sebab itu pemerintah Kota Tangerang

ASTRA DAIHATSU Makassar yang dapat memberikan informasi penting untuk konsumen dengan sistem pencarian data unit serta di lengkapi dengan search stock (Pencarian jumlah