• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONVERSI MINYAK DEDAK PADI MENJADI FRAKSI BIOGASOLINE MELALUI PROSES CATALYTIC HYDROCRACKING MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT ALAM AKTIF TEREMBAN LOGAM NI DAN MO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONVERSI MINYAK DEDAK PADI MENJADI FRAKSI BIOGASOLINE MELALUI PROSES CATALYTIC HYDROCRACKING MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT ALAM AKTIF TEREMBAN LOGAM NI DAN MO."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KONVERSI MINYAK DEDAK PADI MENJADI FRAKSI BIOGASOLINE M ELALU I PROSES C ATALYTIC HYD R OCR AC KI NG

M ENGGUNAK AN K ATAL IS ZEO LI T A LAM AK TIF T ER EM B AN LOGAM Ni DAN M o

Oleh: Wiwit Winarti NIM 4102210005 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

Judul Skripsi : Konversi Minyak Dedak Padi Menjadi Fraksi Biogasoline Melalui Proses Catalytic Hydrocracking

Menggunakan Zeolit Alam Aktif Teremban Logam Ni dan Mo.

Nama Mahasiswa : Wiwit Winarti NIM : 4102210005 Program Studi : Kimia Jurusan : Kimia

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi

Junifa Layla Sihombing, S.Si., M.Sc. NIP. 1980062 0200604 2 001

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Kimia

Dekan, Ketua,

Prof.Dr.Motlan,M.Sc,Ph.D Drs. Jamalum Purba,M.Si

NIP. 19590805 198601 1 001 NIP. 19641207 199103 1 002

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan karunia yang diberikan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik

sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Konversi Minyak Dedak Padi Menjadi Fraksi

Biogasoline Melalui Proses Catalytic Hydrocracking Menggunakan Katalis

Zeolit Alam Aktif Teremban Logam Ni Dan Mo” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Ibu

Junifa Layla Sihombing, S.Si., M.Sc., sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D,

Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si dan Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si sebagai

dosen-dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari

rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih

disampaikan kepada Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si selaku dosen PA, Bapak

Ahmad Nasir Pulungan, S.Si, M.Sc.,dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen

serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu

penulis.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Masiran, dan

Ibunda tercinta Sunarti serta abang saya ( Heru Budianto dan Dedi Irwansyah)

yang sudah berdoa dan memberikan dorongan semangat dan kasih sayangnya

serta dana kepada saya untuk menyelesaikan studi di UNIMED. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada kakak Ika Rahmah Dimayani, Ary Anggara

Wibowo dan Siti Hajjah yang telah mau berbagi ilmu dan pengalaman kepada

penulis dan teman-teman Kimia 2010 seperjuangan (khususnya Pratiwi Brilliyani

S., Desy Fitriani, Kiki Agnesia, Nurhidayanti, Putri Try, Putri Jumairah, Sulya

(4)

v

Kurnia) untuk semangatnya dan untuk persahabatan yang terjalin. Serta kepada

semua pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah penelitian.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(5)

iii

KONVERSI MINYAK DEDAK PADI MENJADI FRAKSI BIOGASOLINE M ELALU I PROSES C ATALYTIC HYD R OCR AC KI NG

M ENGGUNAK AN K ATAL IS ZEO LI T A LAM AK TIF T ER EM B AN LOGAM Ni DAN M o

Wiwit Winarti (NIM 4102210005)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian konversi minyak dedak padi menjadi fraksi biogasoline melalui proses catalytic hydrocracking menggunakan katalis zeolit alam aktif teremban logam Ni dan Mo. Minyak dedak padi diekstrak dengan menggunakan pelarut N-hexane. Esterifikasi dilakukan dengan perbandingan minyak dedak padi : methanol (1:6) dan katalis H2SO4 1%(v/v) selama 1 jam.

Selanjutnya transesterifikasi dilakukan dengan menambahkan NaOH 1% (b/b) sebagai katalis. Zeolit alam diaktivasi dengan metode pengasaman pada temperatur 90C selama 30 menit dan dikalsinasi pada temperatur 500C selama 2 jam dengan dialirankan gas Nitrogen. Impregnasi logam Ni dan Mo pada sampel zeolit dilakukan dengan menggunakan larutan garam prekursor (Ni(NO3)2.6H2O)

dan (NH4)6Mo7O24.4H2O). Zeolit direfluks pada temperatur 80C selama 5 jam,

kemudian dikeringkan dan dikalsinasi selama 2 jam pada temperatur 500C dengan dialirankan gas Nitrogen. Katalis dioksidasi pada temperatur 500C selama 2 jam dengan aliran gas Oksigen. Hydrocracking MEFA minyak dedak padi dilakukan dengan menggunakan reaktor fixed- bed dengan variasi temperatur 350ºC, 400ºC, dan 450C selama 1 jam dan konsentrasi katalis ZAA dan NiO-MoO/ZAA sebesar 1%(b/b).

Produk cair hasil catalytic hydrocracking dianalisis dengan GC. Hasil penelitian menunjukkan konversi produk cair dari katalis NiO-MoO/ZAA lebih tinggi yaitu sebesar 89,53% pada temperatur 450C sedangkan katalis ZAA menghasilkan konversi produk cair yaitu 79,16% pada temperatur 450C. Selektivitas katalis ZAA terhadap fraksi bensin masing-masing adalah 45,08%, 27,66% dan 27,84%, sedangkan untuk fraksi diesel pada masing-masing sebesar 54,92%, 72,34% dan 72,16%. Sedangkan selektivitas katalis NiO-MoO/ZAA terhadap fraksi bensin masing-masing adalah 37,09%, 25,08% dan 24,49%, dan untuk fraksi diesel masing-masing sebesar 62,91%, 74,92% dan 75,51%.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Lampiran x

BAB I.PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. BatasanMasalah 4

1.3. RumusanMasalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 5

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Dedak Padi 6

2.1.1 Minyak Dedak Padi 6

2.2. MEFA (Metil Ester Fatty Acid) 8

2.2.1. Esterifikasi 9

2.2.2. Transesterifikasi 9

2.3. Zeolit 10

2.3.1. Jenis-Jenis Zeolit 12

2.3.1.1.Zeolit Alam 12

2.3.1.2.Zeolit Sintetik 13

(7)

vii

2.3.3 Zeolit Sebagai Katalis 17

2.4. Catalytic Hydrocracking (Hidrorengkah) 18

BAB III.METODE PENELITIAN 21

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 21

3.2. Alat 21

3.3 Bahan 21

3.4 Prosedur Penelitian 21

3.4.1 Ekstraksi Minyak Dedak Padi 21

3.4.2 Esterifikasi dan Transesterifikasi Minyak Dedak Padi 22

3.5 Preparasi Zeolit Alam 23

3.5.1 Pembuatan Katalis NiO-MoO/ZAA 23

3.6 Proses Catalytic Hydrocracking MEFA Minyak Dedak Padi 24

3.6.1 Analisis Produk Cair dengan GC 26

3.7 Bagan Alir Penelitian 26

3.7.1 Ekstraksi Dedak Padi dan MEFA Minyak Dedak Padi 27

3.7.2 Preparasi Sampel Zeolit Alam 28

3.7.3 Pembuatan Katalis NiO-MoO/ZAA 29

3.7.4 Proses Hydrocracking MEFA Minyak Dedak Padi 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31

4.1 Ekstraksi Minyak Dedak Padi 31

4.2 Esterifikasi dan Tranesterifikasi Minyak Dedak Padi 32

4.3 Karakterisasi Katalis 33

4.3.1 Dealuminasi Katalis 33

4.3.2 Karakterisasi Difraksi Sinar-X (XRD) 35

4.4 Hydrocracking MEFA Minyak Dedak Padi 37

(8)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44

5.1 Kesimpulan 44

5.2 Saran 44

DAFTAR PUSTAKA 45

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Reaksi Esterifikasi 9

Gambar 2.2 Reaksi Transesterifikasi 10

Gambar 2.3 Struktur Kerangka Zeolit 12

Gambar 2.4 Reaksi Hydrocracking Minyak Nabati Secara Umum 19

Gambar 3.1 Skema Alat Hydrocracking 25

Gambar 3.2 Bagan Alir Ekstraksi Dedak Padi dan MEFA Minyak 28

Dedak Padi

Gambar 3.3 Bagan Alir Preparasi Sampel Zeolit 27

Gambar 3.4 Bagan Alir Pembuatan Katalis NiO-MoO/ZAA 30

Gambar 3.5 Bagan Alir Proses Catalytic Hydrocracking MEFA 31

Minyak Dedak Padi

Gambar 4.1 Hasil GC MEFA Minyak Dedak Padi 33

Gambar 4.2 Spektra IR sampel (A) ZA, (B) ZAA dan 34

(C) NiO-MoO/ZAA

Gambar 4.3 Pemutusan ikatan Al-O akibat perlakuan asam 35

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Konversi Produk Cair 38

Terhadap Variasi Temperatur

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara Distribusi Selektivitas 41

Produk Terhadap Temperatur

Gambar 4.6 Perbandingan Kromatogram Antara MEFA Minyak 42

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Spektra IR 49

Lampiran 2 Difraktogram XRD 51

Lampiran 3 Kromatogram GC MEFA Minyak Dedak Padi 53

Lampiran 4 Kromatogram Produk Cair Hasil Catalytic 54

Hydrocracking

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian 57

Lampiran 6 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi 59

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian 60

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan bakar minyak bumi adalah salah satu sumber energi utama yang

banyak digunakan berbagai negara di dunia pada saat ini. Menurut Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) selama tahun 2000-2011, konsumsi

energi final meningkat rata-rata 3% per tahun. Konsumsi energi final terus

meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi,penduduk, dan kebijakan yang

ditetapkan oleh pemerintah. Pada tahun 2011, pangsa konsumsi energi pada sektor

industri sebesar 37,2%, rumah tangga 30,7%, transportasi 26,6%, komersial 3,2%,

dan lainnya 2,4%.Dalam Outlook Energi Indonesia 2013, pertumbuhan rata-rata

kebutuhan energi diperkirakan sebesar 4,7% per tahun selama tahun

2011-2030.Ketersediaan bahan bakar minyak bumi terbatas dan sifatnya tidak

terbarukan, sehingga diprediksi akan terjadi kelangkaan bahan bakar

minyak.Kelangkaan bahan bakar minyak sering sekali diiringi dengan kenaikan

harga bahan bakar minyak (BBM) itu sendiri. Sementara itu penggunaan bahan

bakar minyak (BBM) menyebabkan pencemaran lingkungan (polusi udara) karena

kandungan asam sulfurnya berkisar antara 0,5 sampai 6,0%. Seiring dengan

penurunan produksi kegiatan eksplorasi minyak bumi nasional, mendorong upaya

pencarian bahan bakar alternatif sebagai pengganti suplai energi berbasis minyak.

Upaya yang sedang dilakukan untuk menghadapi krisis energi dan lingkungan

adalah penggunaan sumber energi yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan

atau yang sering disebut dengan bahan bakar bersih(Mahardianidkk., 2011).

Berbagai sumber energi alternatif dapat dihasilkan dari berbagai sumber

minyak dan lemak, baik nabati maupun hewani. Salah satu sumber energi yang

dapat dikembangkan sebagai sumber bahan bakar alternatif bersifat baru dan

terbarukan adalah minyak dedak padi. Pemilihan dedak padi sebagai sumber

bahan bakar alternatif sangat tepat karena Indonesia merupakan negara agraris

yang memiliki sumber dedak padi sebagai hasil samping pertanian yang sangat

(12)

2

bahwa pada tahun 2013 produksi Gabah Kering Giling (GKG) di Indonesia

mengalami kenaikkan sebesar 0,21 jutaton (0,31 persen) dibandingkan tahun

2012.Sampai saat ini pemanfaatan limbah dedak padi hanya sebatas sebagai pakan

ternak, sementara kandungan minyak dan asam lemak dalam minyak dedak padi

yang sangat tinggi diharapkan melalui proses catalytic hydrocrackingvia

esterifikasin dan transesterifikasi dapat dikonversi menjadi fraksi bahan bakar cair

setaraf bensin dan diesel.

Proses hydrocrackingbertujuan untuk menghasilkan fraksi hidrokarbon

dengan berat molekul lebih ringan yaitu fraksi gas dan cair yang dapat digunakan

sebagai bahan bakar. Perengkahan hidrokarbon merupakan proses dekomposisi

hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon yang lebih pendek. Reaksi

hidrorengkah dapat dilakukan secara termal maupun katalitik. Proses

hidrorengkah secara termal kurang ekonomis karena bekerja pada suhu dan

tekanan yang tinggi sehingga hasilnya tidak optimal (Pulungan dkk, 2011). Pada

proses hidrogenasi dan perengkahan memerlukan katalis, dimana katalis tersebut

mempunyai fungsi ganda yaitu komponen logam sebagai katalis hidrogenasi dan

komponen asam sebagai katalis perengkahan (Benito dkk dalam Fanani 2010).

Penggunaan katalis dapat mengurangi produk samping pada proses perengkahan,

sehingga akan lebih fokus pada target pencapaian (Witanto dkk., 2011).

Penggunaan logam-logam transisi sebagai katalis telah banyak dilakukan, namun

penggunaan logam-logam transisi tersebut tanpa dilakukan pengembanan terlebih

dahulu memiliki kelemahan yaitu luas permukaan yang relatif kecil, dan selama

proses katalitik dapat terjadi penggumpalan (sintering) (Agustine dalam

Nasruddin dan Gatot, 2010). Oleh karena itu dibutuhkan suatu bahan pengemban

untuk menghindari terjadinya penggumpalan. Salah satu bahan yang dapat

dijadikan sebagai bahan pengemban adalah zeolit.

Mineral zeolit banyak terdapat di Indonesia karena sebagian besar wilayah

Indonesia terdiri dari batuan gunung berapi. Zeolit banyak digunakan pada proses

catalytic hydrocracking karena memiliki situs asam Lewis dan Bronsted yang

sangat penting dalam reaksi katalitik. Zeolit alam sebagai bahan pengemban

(13)

3

dimodifikasi untuk meningkatkan aktivitasnya sebagai katalis. Salah satu sifat

yang perlu dimodifikasi adalah keasaman. Keasaman zeolit dapat ditingkatkan

melalui proses dealuminasi dan pengembanan logam atau oksida logam

tertentu(Sihombing dkk., 2013).

Penelitian terkait dengan preparasi dan karakterisasi zeolit sebagai katalis

antara lain, preparasi dan karakterisasi katalis Ni-Mo/zeolit alam aktif telah

dilakukan oleh Witanto (2010), aktivasi dengan metode hidrotermal pada

temperatur 500ºC selama 6 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan

hidrotermal menyebabkan dealuminasi zeolit, pengaruh pengembanan logam

dapat meningkatkan keasaman dan menurunkan luas permukaan spesifik dari

katalis Ni-Mo/ZAAH, dan pengaruh pengembanan logam tidak menyebabkan

kerusakan pada kristal zeolit.Lubis (2013) telah melakukan penelitian mengenai

uji aktivitas katalis NiO-MoO teremban dalam zeolit alam pada reaksi cracking

dedak padi menjadi fraksi bahan bakar cair. Hasil karakterisasi yang dilakukan

menunjukkan spectra IR sampel ZS, ZAS, dan NiO-MoO/ZAS masing-masing

1026,13 cm-1; 1010,70 cm-1; dan 1026,13 cm-1, kristalinitas menunjukkan

intensitas 23, 33, dan 28. Sementara konversi produk cair terbanyak dihasilkan

oleh NiO-MoO/ZAS yait sebesar 49,05% dengan rasio katalis : umpan 1:2 pada

temperatur 450ºC, dengan selektivitas terhadap fraksi bensin, diesel, dan minyak

berat masing-masing sebesar 38,75%, 22,58% dan 35,67%. Sementara Santi

(2013) dengan menggunakan katalis yang sama yaitu katalis bimetal

NiO-MoO/ZAAH pada reaksi hidrorengkah minyak kulit jambu mete dengan laju alir

gas H2±20 mL/menit memperoleh konversi produk cair tertinggi yaitu 65,33%

(b/b) dengan temperatur reaksi 400ºC dan selektivitas katalis untuk fraksi

gasoline, diesel dan minyak berat masing-masing 27,12%, 29,53% dan 43,35%.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan melakukan

penelitian terkait konversi minyak dedak padi menjadi fraksi bahan bakar cair

melalui proses catalytic hydrocrackingMEFA minyak dedak padi menggunakan

katalis zeolit alam aktif (ZAA) dan katalis logam Ni dan Mo yang diembankan

pada ZAA (NiO-MoO/ZAA). Dengan harapan dari proses catalytic hydrocracking

(14)

4

persentase yang lebih besar dari fraksi diesel. Reaksi dilakukan dalam reaktor

sistem fixed beddengan laju alir gas hidrogen ±20 mL/menit. Untuk memperoleh

kondisi optimum dilakukan variasi temperatur yaitu 350ºC, 400ºC dan

450ºCselama 1 jam dengan konsentrasi katalis ZAA dan NiO-MoO/ZAA sebesar

1% (b/b).

1.2 Batasan Masalah

Penelitianinidibatasipadakonversi minyak dedak padi menjadi MEFA

(Metil Ester Fatty Acid) untuk proses catalytic hydrocracking menggunakan

katalis ZAA dan NiO-MoO/ZAA dan untuk mendapatkan kondisi optimum reaksi

catalytic hydrocrackingMEFA minyak dedak padi dilakukan variasi temperatur

350ºC, 400ºC, dan 450oCselama 1 jam dengan konsentrasi katalis sebesar 1%

(b/b) dan laju aliran gas hidrogen ±20mL/menit dalam reaktor sistem fixed bed.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas katalis ZAA danNiO-MoO/ZAA pada catalytic

hydrocrackingMEFA minyak dedak padi terhadap konversi produk cair?

2. Bagaimana selektivitas katalis ZAA dan NiO-MoO/ZAA pada proses catalytic

hydrocracking MEFA minyak dedak padi terhadap fraksi bensin dan diesel?

3. Bagaimana pengaruh variasi suhu terhadap konversi produk biogasolineyang

dihasilkan?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui aktivitas katalis ZAA dan NiO-MoO/ZAA pada catalytic

hydrocracking MEFA minyak dedak padi terhadap konversi produk cair.

2. Mempelajari selektivitas katalis ZAA dan NiO-MoO/ZAA pada proses

catalytic hydrocracking MEFAminyak dedak padi terhadap fraksi bensin dan

(15)

5

3. Mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap konversi produk biogasoline yang

dihasilkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan potensi zeolit alam yang telah diaktivasi dan dimodifikasi

sebagai katalis dalam proses hydrocrackingMEFA minyak dari dedak padi.

2. Mengetahui efektivitas dan efisiensi minyak dedak padi untuk dapat

dikonversi menjadi biogasolinemelalui catalytic hydrocracking.

3. Memberikan informasi dan nilai tambah untuk pemanfaatan dedak padi

(16)

44 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Aktivitas katalis NiO-MoO/ZAA lebih tinggi dibandingkan katalis ZAA hal ini

dilihat dari hasil konversi produk cair pada temperatur 450C dari katalis

NiO-MoO/ZAA yaitu sebesar 89,53% sedangkan katalis ZAA menghasilkan

konversi produk cair tertinggi yaitu 79,16%.

2. Selektivitas katalis ZAA terhadap fraksi bensin pada suhu 350ºC, 400ºC, dan

450C masing-masing adalah 45,08%, 27,66% dan 27,84%, sedangkan untuk

fraksi diesel pada masing-masing sebesar 54,92%, 72,34% dan 72,16%.

Sedangkan selektivitas katalis NiO-MoO/ZAA terhadap fraksi bensin pada

suhu 350ºC, 400ºC, dan 450C masing-masing adalah 37,09%, 25,08% dan

24,49%, dan untuk fraksi diesel masing-masing sebesar 62,91%, 74,92% dan

75,51%.

3. Kenaikan temperatur memberi pengaruh terhadap hasil konversi produk cair,

dimana semakin tinggi temperatur maka konversi produk cair semakin

meningkat.

5.2. Saran

Adapun saran dari penelitian untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai

berikut :

1. Perlu dilakukan variasi temperatur dengan rentang suhu yang lebih rendah

untuk melihat hasil konversi produk cair yang lebih optimal.

2. Perlu dilakukan variasi konsentrasi katalis untuk mendapatkan fraksi

(17)

45

DAFTAR PUSTAKA

Alsobaai, M.A., (2007), Development Of Niw-Zeolite-BasedCatalysts For Hydrocracking Of Gas Oil: Synthesis, Characterization, Activity And Kinetics Studies., Thesis, Universiti Sains Malaysia

Aziz, I., Siti N., dan Arif R., (2012), Penggunaan Zeolit Alam sebagai Katalis dalam Pembuatan Biodiesel, Jurnal Valensi 2(4): 511-515

Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi, (2013), Outlook Energy Indonesia 2013, ISBN 978-979-95202-9-6, BPPT, Jakarta

Badan Pusat Statistik, (2009-2013), Production, Harvested Area and Yield of Paddy in Indonesia, http://www.bps.go.id./tnmn pgn php?kat=3, (diakses tanggal 11 Februari 2013)

Bartholomew, C.H and Farrauto, R.J., (2005),Fundamental of Industrial Catalytic Processes, John Wiley & Sons, United State of America

Beurden, PV., (2004), On the Catalytic Aspect of Steam-Methane Reforming, http://www.ecn.nl/docs/library/report/2004/1044003.pdf,(diakses tanggal 20 Juli 2007)

Daryoso, K., SriWahyuni, dan Subiyanto H.S., (2012), Uji Aktivitas Katalis Ni-Mo/Zeolit pada Reaksi Hidrorengkah Fraksi Sampah Plastik (Polietilen), Indo. J. Chem. Sci. 1 (1): 50-54

Dharsono, W dan Saptiana, O., (2010), Proses Pembuatan Biodiesel dari Dedak dan Metanol dengan Esterifikasi Insitu., Skripsi, Jurusan Teknik Kimia FT, Universitas Diponegoro, Semarang

Dimayani, I., R., (2014), Produksi Biogasoline Dari Dedak Padi Melalui Reaksi Catalytic Cracking Menggunakan Katalis Nio-Coo-Moo Yang Diembankan Pada Zeolit Alam Sarulia. Skripsi, FMIPA, Unimed,Medan

Emmnuel, I., (2009), Preparasi, Karakterisasi, Uji Aktivitas, Deaktivasi, danRegenarasiKatalisCoO-MoO/ZnOdanCoO-MoO/ZnO-ZAA

untukProduksi Hidrogen dari LimbahMinyak Fusel, Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA, UGM, Yogyakarta

European Biofuels Technology Plat From,http://www.biofuelstp.eu/factsheets/ fame-fact-sheet.pdf, diakses tanggal 26 Februari 2014

(18)

46

Penelitian Sains Edisi Khusus Juni 2010 (C), Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan

Gatri, D., (2012), Modifikasi Zeolit Alam dengan Polianilin (PANI) sebagai Adsorben Ion Logam Berat, Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok

Hikmah, M. N dan Zuliyana, (2010), Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari MinyakDedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi, Skripsi, Jurusan Teknik Kimia, FT, Universitas Dipenogoro

Kadarwati,S., Eko B. S., dan Dhian E., (2010), Aktivitas Katalis Cr/Zeolit Alam Pada Reaksi Konversi Minyak Jelantah Menjadi Bahan Bakar Cair, Jurnal 8 (1): 9-16

Kusumaningtyas, E.A., (2003), Pemanfaatan Zeolit sebagai Adsorben untuk Mengolah Limbah Industri dan Radioaktif. UNM, Malang

Lestari, D.Y., (2010), Kajian Modifikasi dan Karakterisasi Zeolit Alam dari Berbagai Negara,Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia, Yogyakarta

Lubis, M.R., (2013), Uji Aktivitas Katalis NiO-MoO Teremban dalam Zeolit Alam pada Reaksi Cracking Dedak Padi menjadi Fraksi Bahan-Bakar Cair, Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Unimed, Medan

Majid, A.B., Trisunaryanti, W., Priastomo., (2012), Karakterisasi dan Uji Aktivitas Katalitik Zeolit Alam Indonesia pada Hidrorengkah Ban Bekas dengan Preparasi Sederhana, Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa, Surabaya

Mahardiani, L., Kurniawan, E., dan Triyono, (2011), Hidrorengkah Metil Ester Asam Lemak (MEPO) Menggunakan Zeolit Alam Teraktivasi, Jurnal Molekul 6 (2): 105 – 112

Nasir, S., Fitriyanti, dan Kamila, H., (2009), Ekstraksi Dedak Padi Menjadi Minyak Mentah Dedak Padi (Crude Bran Oil) Dengan Menggunakan Pelarut n-Hexane dan Ethanol, Jurnal Rekayasa Sriwijaya 18(1): 37 – 44

(19)

47

Noor, F.A., (2010), Hidrorengkah Pelumas Bekas Menggunakan Katalis NiO-MoO Yang Diembankan pada Zeolit Alam Aktif, Skripsi Jurusan Kimia FMIPA, UGM, Yogyakarta

Pulungan, A.N., Sihombing,J.L., Trisunaryanti, W., dan Triyono., (2011), Hidrorengkah Minyak Laka Menjadi Fraksi Bahan Bakar Cair Menggunakan Katalis Zeolit Alam, Jurnal Penelitian Saintika, 11 (2): 81-85

Purbasari, A., dan Silviana, (2008), Kajian Awal Pembuatan Biodiesel dari Minyak Dedak Padi Dengan Proses Esterifikasi, Jurnal Reaktor, 12 (1): 19-21

Putrawan ,I.D., Shobih, dan Soerawidjaja H., (2006), Stabilisasi Dedak Padi sebagai Sumber Minyak Pangan, Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, Palembang

Rahmaniah, O., (2007), The Effect of Substrate Typesto FAME Conversion

on Acid-Catalyzed Transesterification ofCrude Rice Bran Oil, The Journal for Technology and Science, 18(3): 71-77

Rianto L. Budi, Suci Amalia, Susi Nurul Khalifah, (2012), Pengaruh Impregnasi Logam Titanium pada Zeolit Alam Malang Terhadap Luas Permukaan Zeolit, Jurnal Alchemy, 2 (1): 58-67

Rodiansono, Trisunaryanti, W, dan Triyono, (2007), Pengaruh Pengembanan Logam Ni Dan Nb2O5 pada Karakter Katalis Ni/Zeolit dan Ni/Zeolit-Nb2O5, Jurnal Sains dan Terapan Kimia, 1(1): 20 – 28

Santi, D., (2013), Modifikasi Zeolit Alam Sebagai Katalis Dan Uji Aktivitas Katalis Dalam Reaksi Hidrorengkah Minyak Kulit Jambu Mete

(Anacardium Occidentale)menjadi Biogasoline dan Biodiesel,

ISTECH5(2): 104 – 108, Universitas Negeri Papua

Setiadi dan Pertiwi, A., (2007), Preparasi dan Karakterisasi Zeolit Alam Untuk Konversi Senyawa ABE menjadi Hidrokarbon, Prosiding Konggres Dan Simposium Nasional Kedua MKICS

Sibarani, K.L., (2012), Preparasi, Karakterisasi dan Uji Aktivitas Katalis Ni/Cr Zeolit Alam pada Proses Perengkahan Limbah Plastik menjadi Fraksi Bensin, Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok

(20)

48

Sihombing, J.L., (2010), Sintesis Dan Karakterisasi Katalis Nio-Coo-Moo yang Diembankan Pada Zeolitalam Teraktivasi Hidrotermal, Jurnal Penelitian Saintika, 10 (2): 78-83

Sihombing, J.L., Jasmidi., Nurmalis., dan Pulungan A.N., (2013), Konversi Mefa Dedak Padi Menjadi Biogasoline Melalui Proses Catalytic Cracking dengan Katalis Zeolit Alam Teremban Logam Ni, Jurnal Saintika, 13(2): 82-89

Susilowati, (2006), Biodiesel Dari Minyak Biji Kapuk Dengan Katalis Zeolit, JurnalTeknik Kimia 1 (1): 11-17

Susgadarsukawati, N.F., Sigit Priatmoko, dan Sri W., (2012), Preparasi dan Karakterisasi Katalis Ni-Mo/Zeolit Alam Sebagai Katalis Perengkahan Sampah Plastik HDPE, Indo. J. Chem. Sci. 1 (1): 68-73

Trisunaryanti, W., Akhmad Syoufian and Suryo P., (2013), Characterization and Modification of Indonesian Natural Zeolite for Hydrocracking of Waste Lubricant Oil into Liquid Fuel Fraction, J. Chem. Chem. Eng. 7: 175-180

Ulfah, E.M., Yasnur, F.a., dan Istadi.,(2006), Optimasi Pembuatan Katalis Zeolit X dari Tawas, NaOH dan Water Glass dengan Response Surface

Methodology, Bulletin of Chemical Reaction Engineering &

Catalysis,1(3): 26-32

Witanto, E., Trisunaryanti, W., dan Triyono., (2010), Preparasi dan Karakterisasi Katalis Ni-Mo/Zeolit Alam Aktif, Seminar Nasional VI, Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan Peningkatan jalan (Hotmix) Pasar kota Bahagia - Kuala teurubu kec.

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Kedalaman 15 meter ..... Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang

Cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidroksida pada pH yang dikehendaki untuk titrasi, untuk senyawa yang tidak larut misalnya sulfat, kalsium oksalat, untuk

17 427832 BPCB JATENG BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANAAN REHABILITASI MUSEUM RADYA PUSTAKA KOTA SURAKARTA 21730000 1.. KOTA SURAKARTA PAGU AKTIFITAS

Dalam kultur jaringan, zat pengatur tumbuh tambahan (eksogen) diberikan untuk memperoleh efek pertumbuhan karena proses mulai terjadinya kalus sampai berdiferensiasi

Perencanaan bendung harus meliputi tentang panjang tinggi mercu bendung, mercu dan tubuh bendung, peredam energi, tembok sayap hilir, bangunan pengambil, bangunan pembilas,

Dalam satu tahun akademik terakhir, untuk setiap dosen tetap yang keahliannya sesuai dengan bidang program studi, tuliskan..  pada kolom (2), nama

• Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia harus mencabut kembali penghargaan peringkat BIRU Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)