• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengembangan Nilai-Nilai Moral Dan Agama Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aba Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengembangan Nilai-Nilai Moral Dan Agama Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aba Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun, dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak menggunakan prinsip “Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar”.

Berdasarkan prinsip pembelajaran pada Taman Kanak-kanak diharapkan dapat membantu perkembangan secara optimal. (Permendiknas, 2009 : 1).

Anak usia 4-6 tahun adalah usia emas (golden age) anak mulai peka dan sensitif menerima stimulan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal, diperlukan stimulan yang sesuai dengan perkembangan anak.

Pendidikan anak usia taman kanak-kanak difokuskan untuk mengembangkan seluruh aspek potensi anak. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek pengembangan dan Pengembangan Nilai-nilai moral dan agama. Didalam peningkatan dan pengembangannya mencakup moral,

(2)

tingkah laku, dan karakter nilai-nilai agama, seperti sidiq, amanah, fathonah, tabligh.

Pada anak bayi, anak belum mengenal atau perilaku yang sesuai dan tidak sesuai dengan kebiasaan orang-orang di sekitarnya. Semakin bertambah hari bertambah pula usia anak, bertambah pula pengetahuan terhadap lingkungan sekitar. Orangtua dan orang dewasa lain yang terlibat dalam pendidikan anak harus mengajarkan pada anak perilaku apa saja yang benar dan kurang sesuai dengan aturan/kebiasaan. Anak juga harus diberi kesempatan untuk turut ambil bagian dalam kegiatan kelompok, sehingga anak dapat belajar berbagai perilaku yang sesuai dengan harapan kelompok dan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan kelompok.

Anak adalah penerus generasi keluarga dan bangsa, perlu mendapat pendapat yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, sehingga akan tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang tangguh dan memiliki berbagai kemampuan dan ketrampilan yang bermanfaat. Oleh karena itu penting bagi keluarga, lembaga-lembaga pendidikan berperan dan bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam stimulasi dan bimbingan yang tepat sehingga tercipta generasi penerus yang tangguh.

(3)

kebutuhan individunya. Berdasarkan karakter usia tersebut, anak usia dini dibagi menjadi:usia 0-1 tahun merupakan masa bayi, usia 1-3 tahun merupakan masa toddler (balita), usia 6 tahun merupakan masa pra sekolah,usia 6-8 tahun

merupakan masa SD kelas awal.

Meskipun demikian, batasan anak usia dini ada perbedaan konsep di Indonesia, terutama konsep yang dikembangkan oleh Dirjen PLS-P. Di Indonesia anak usia dini didefinisikan sebagai anak usia 0-6 tahun.

Anak usia dini memiliki proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Secara fisik pertumbuhan anak usia dini sangat pesat. Tinggi badan dan berat badan anak bertambah cukup pesat, dibanding dengan anak pada usia diatasnya. Begitu pula pertumbuhan otak anak, otak sebagai pusat koordinasi berbagai kemampuan manusia tumbuh sangat pesat pada anak usia dini. Usia 4 tahun pertumbuhan otak anak sudah mendekati 80% sempurna, usia 4-12 tahun pertumbuhan otak tersebut mencapai kesempurnaan.

(4)

agama, menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan, mencintai tanah air, mengenal musyawarah dan mufakat, cinta antara sesama suku bangsa Indonesia, mengenal sopan santun dengan berterima kasih, mengucap salam bila bertemu dengan orang lain, berlatih untuk selalu tertib dan patuh pada aturan, mengurus diri sendiri, menjaga kebersihan lingkungan, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan,rapi dalam bertindak, berpakaian, dan bekerja, sopan santun.

Perlunya pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak kecil yang dimulai pada anak usia dini, misalnya ketika guru atau orangtua mentradisikan atau membiasakan anak-anaknya untuk berperilaku sopan seperti mencium tangan orangtua ketika berjabat tangan, mengucapkan salam ketika akan berangkat dan pulang sekolah, mau berbagi mainan, mau bekerjasama, tidak marah, mau memaafkan, dan contoh-contoh positif lainnya, maka dengan sendirinya perilaku seperti itu akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga menjadi suatu kebiasaan mereka sehari-hari.

Untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan agama pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III salah satunya dengan metode bercerita. Hal ini disebabkan oleh guru kurang menguasai teknik bercerita dalam mengembangkan nilai-nilai moral dan agama, anak kurang diberi kesempatan untuk bercerita kembali setelah mendengarkan cerita tentang nilai-nilai moral dan agama.

(5)

moral dan agama guru perlu mengoptimalkan nilai-nilai moral dan agama pada anak didik, supaya anak lebih mengenal dan memperoleh pendidikan tentang nilai-nilai moral dan keagamaan dengan melalui berdo‟a, beribadah agar berkembang moralitasnya bisa dilihat dari sikap dan cara berhubungan dengan orang lain (sosialisasi), cara berpakaian dan berpenampilan serta sikap dan kebiasaan makan, dan perilaku kesehariannya. Peranan nilai-nilai moral dan agama semenjak dini pada anak diharapkan akan menjadi bekal di kemudian hari.

Peran guru atau lingkungan terhadap timbulnya nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini merupakan suatu hal yang penting. Sikap dan cara guru menerapkan dan memberikan contoh yang baik sesuai dengan nilai-nilai moral dan agama pada anak memainkan peranan penting pada pembentukan tingkah laku dan moral anak. Hal ini mengingatkan bahwa nilai-nilai moral dan agama pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan, dukungan, dan ilmu dari guru dan orangtua, seperti sikap positif dari guru, melatih perkembangan dan Pengembangan Nilai-nilai moral dan agama menuju berperilaku yang baik.

Melihat adanya realita dan pemikiran diatas, maka penulis melakukan

penelitian dengan judul “Pengembangan Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak

(6)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang terdapat dalam latar belakang, maka penulis mengindentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Nilai-nilai moral dan agama pada anak masih kurang. 2. Kesadaran anak dalam berperilaku yang baik masih rendah.

3. Tanggapan anak terhadap nilai-nilai moral dan agama masih kurang. 4. Kurangnya motivasi terhadap pengembangan nilai-nilai moral dan agama.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi padapengembangan nilai-nilai moral dan agama pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Perumusan Masalah

“Apakah dengan metode bercerita dapat mengembangkan nilai-nilai moral

dan agama pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III Trucuk Tahun Ajaran 2012/2013?”.

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(7)

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahuipengembangan nilai-nilai moral dan agama dengan metode bercerita pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III Trucuk Tahun Ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan peluang bagi penulis dan pembaca untuk melakukan penelitian pada tahap berikutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak

Pengembangan anak dalam nilai-nilai moral dan agama. b. Bagi Peneliti

1) Mendapatkan pengetahuan baru tentang peningkatan dan penerapan nilai-nilai moral dan agama.

2) Sebagai dasar guru dalam memperoleh dan memilih metode bercerita dengan Pengembangan Nilai-nilai moral dan agama.

3) Meningkatkan profesional guru. c. Bagi Teman Sejawat

(8)

d. Bagi Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Benda dalam pengertian disini tidak hanya benda yang berwujud tetapi juga benda yang abstrak, yang disebut dengan hak milik atas benda yang tidak berwujud yang merupakan hasil

Penilaian Penilaian tugas: berdasarkan pada paper yang dibuat dengan melihat isi, apakah sesuai dengan topik atau tidak, penulisan dalam bahasa Inggris, pembuatan outline

Oleh karena itu, dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ragi dan lama fermentasi terbaik pada pembuatan kopi bubuk Robusta asal Tulungrejo

Kata konserto berasal dari bahasa Latin concertare yang berarti sebuah Persaingan, Perselisihan, perdebatan dan juga dapat diartikan untuk bekerja sama dengan orang lain yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Persiapan pelaksanaan pendekatan belajar tuntas adalah merancang rangkaian kegiatan belajar berupa RPP dan silabus dengan

Hasil analisis uji beda paired T test tidak ada perbedaan tekstur dan nilai kemerahan daging sapi, terdapat perbedaan nilai kekuningan daging sapi serta terdapat

Yan’s Fruits and Vegetable adalah harga jual yang stabil, posisi tawar dapat meningkat dibandingkan dengan memasarkan sendiri produknya ke pasar tradisional, dan perusahaan

Tapi biasanya apabila ujungnya yang besar atau pangkal dari pohon di pancangkan untuk tujuan maksud tertentu, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut