PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP
PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA
KELAS XII IPS III DI SMA NEGERI 7 MEDAN
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Oleh:
LINA ROSIANNA MANALU NIM. 108 121 039
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP
PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA
KELAS XII IPS III DI SMA NEGERI 7 MEDAN
TAHUN AJARAN 2012/2013
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh:
LINA ROSIANNA MANALU NIM. 108 121 039
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, cinta
kasih dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada
waktu, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan
psikologi pendidkan dan bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
(UNIMED).
Adapun judul skripsi ini adalah ” Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap
Peningkatan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran
2012/2013”. Peneliti menyadari bahwa banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dialami
oleh peneliti dalam meyiapkan skripsi ini . keberhasilan dalam menyelesaikan karya ilmia
ini tidak akan terwujud tampa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik
dukungan moral, spritual maupun materi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti
ingin mengungkapkan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Ibnu Hajar,M.Pd selaku rektor universitas negeri medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
3. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Prof. Asih Menanti, MS., S.Psi selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah
sabar membimbing, memberikan waktu, motivasi dan pengetahuan baru, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
5. Bapak dan ibu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah
banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti
iii
6. Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan atas
kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surut-menyurat.
7. Bapak Drs. Muh Daud selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Medan, guru BK, guru
bidang studi dan seluruh staf dan pegawai dan seluruh PKS SMA Negeri 7 Medan
atas izin, bantuan dan kerjasama kepada peneliti selama penelitian di sekolah
tersebut.
8. Terkhusus buat ibunda tercinta W. Sinaga dan ayahanda B. Manalu, terimakasih
atas doa, semangat, nasehat dan bantuan materi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi kejenjang sarjana pendidikan.
9. Buat saudara-saudaraku terkasih Sofyan Manalu, SE (Abang), Joseph Hamonangan
Manalu (Abang) dan Verawati Manalu (Adik), terimakasih untuk cinta kasih, doa
dan semangat yang kalian berikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Juga
buat adik-adikku tersayang, Samuel Sinaga, Jhonson Sinaga dan Metalizer
Simbolon.
10.Buat para sahabat-sahabat seperjuanganku khususnya di Jurusan Bimbingan dan
Konseling Stambuk 2008 Sinta Juwita, Miswanto, Apriansyah, Fery Riswansyah,
Edi Saputra Sipayung, Juliana Simanjuntak, dan Asmawati Barus yang telah mau
berbagi suka dan duka bersama, memberikan motivasi dan saran, sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini, hanya Tuhan yang dapat
membalas budi baik semuanya. Amin.
Medan, September 2012
i ABSTRAK
Lina Rosianna Manalu. NIM : 108 121 039. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XII IPS III di SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2012.
Pada usia sekolah menengah atas ini, para siswa sedang mencari identitas diri yang seringkali menimbulkan problem-problem emosional. Apabila problem emosi ini berlarut-larut tanpa teratasi dengan baik maka dapat berakibat terganggunya aktivitas siswa sebagai pelajar dan anggota masyarakat. Problem emosi siswa-siswa ini diduga karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan emosi dan keterampilan mengembangkan emosi. Permasalahan yang berkenaan dengan emosi yang sering terjadi, seperti siswa sering menunjukkan sikap amarah ( beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati), kesedihan ( pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa), rasa takut ( cemas, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri), kenikmatan (bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga), dan lain sebagainya.
Keadaan seperti diatas tentunya tidak bisa dibiarkan terus berlanjut, karena akan merugikan siswa itu sendiri. Untuk melaksanakan tugas bimbingan tersebut diperlukan guru yang telah memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok diberikan kepada siswa agar dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan teman sebaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas XII IPS III di SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 12 orang siswa kelas XII IPS II yang memiliki kecerdasan emosional rendah. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan angket. Data yang didapat dari informan/responden dianalisis dan dipaparkan berdasarkan dari sudut pandang peneliti. Untuk menganalisis data yang terkumpul penulis menggunakan rumus
statistik yaitu uji
t.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. LANDASAN TEORITIS... 9
A. Kerangka Teoritis... 9
1. Kecerdasan Emosional... 9
1.1Pengertian Emosi... 9
1.2Pengertian Kecerdasan Emosional... 10
1.3Aspek-aspek Kecerdasan Emosional... 11
1.4Perkembangan Kecerdasan Emosional... 12
1.5Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional... 13
v
2. Bimbingan Kelompok... 19
2.1 Pengertian Bimbingan ... 19
2.2 Pengertian Bimbingan Kelompok... 20
2.3 Faktor yang mendasar penyelenggaraan BKP... 22
2.4 Tujuan Bimbingan Kelompok... 23
2.5 Model Kelompok dalam BKP... 24
2.6 Komponen Layanan BKP... 25
2.7 Teknik-teknik Bimbingan Kelompok... 30
2.8 Tahap-tahap Bimbingan Kelompok... 35
B. Kerangka Konseptual... 40
C. Hipotesis... 42
BAB III. METODE PENELITIAN... 43
A. Jenis Penelitian ... .. 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 43
1. Lokasi... 43
2. Waktu Penelitian... . 43
C. Subjek Penelitian... ... ... 43
D. Desain penelitian... 44
E. Operasional Variabel Penelitian ... 44
F. Langkah-langkah Penelitian... 45
G. Kriteria Penilaian Angket... 46
H. Instrumen Penelitian... 47
I. Analisis Data... 49
vi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51
B. Uji Persyaratan Analisis ... 52
1. Uji Normalitas ... 52
2. Uji Homogenitas ... 53
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 54
1. Data Pre-test Kecerdasan Emosional ... 54
2. Data Post-test Kecerdasan Emosional ... 54
D. Uji Hipotesis ... 54
E. Kategori KE Berdasarkan Pengukuran Deviasi Kuartil ... 55
1. Kriteria Pengukuran Deviasi Kuartil ... 55
2. Pengukuran Deviasi Kuartil Pre-test ... 56
3. Pengukuran Deviasi Kuartil Post-test ... 57
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI no. 20 Tahun
2003 tentang Drikjend Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1). Tujuan
pendidikan secara umum menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak
didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal,
sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai
dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Siswa diharapkan dan dituntut untuk bersikap, berpikir dan berlaku
sesuai dengan tuntutan lingkungannya, serta eksistensinya sebagai seorang
siswa, sehingga siswa dapat memandang tatanan dan situasi dengan positif.
Hal ini berarti adanya kemampuan mengenal diri sendiri disertai adanya usaha
memperoleh citra diri yang stabil, mencegah timbulnya perilaku yang tidak
wajar sekaligus menanamkan perilaku positif dalam diri siswa. Adakalanya
siswa mengalami kesulitan dalam mengkondisikan sikap, berpikir dan
2
kemungkinan kecerdasan emosionalnya kurang (Sunarto dan Hartono, 2002).
Suryabrata (1990) menyatakan dalam memasuki kehidupan bermasyarakat,
remaja terlalu menambahkan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup
mampu untuk mengatasi problem kehidupan, kebanyakan akan menghadapi
sebagai masalah terutama masalah penyesuaian emosional seperti perilaku
yang tidak wajar dan semacamnya.
Coper dan Swat (1998) berpendapat bahwa kecerdasan emosional
memotivasi untuk manfaat dan potensi unik serta mengaktifkan aspirasi,
nilai – nilai mengubah dari yang, kita fikirkan menjadi kita jalani
(http://hausbukublogspot.com/12/3 2012). Kecerdasan emosionl adalah
kemampuan merasakan, memahami secara efektif menerapkan daya,
kepekaan daya dan kepekaan emosi sebagi sumber emosi, informasi,
koneksi dan pengaruh yang manusiawi (Coper dan Swat,1998). Kecerdasan
emosional sebagi himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan
kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun
pada orang lain. Memilah – milah semua dan menggunakan informasi untuk
membimbing pikiran dan tindakan (Shapiro,1998). Kecerdasan emosional
adalah kemampuan untuk memotivasi untuk diri sendiri bertahan untuk
menghadapi frustasi (Goleman,2002).
Prayitno dan Anti (1999), mengatakan manusia seutuhya itu adalah
mereka yang mampu menciptakan dan memperoleh kesenangan dan
3
pengembangan optimal segenap potensi yang ada pada dirinya (dimensi ke
individuan), seiring dengan perkembangan aturan dan ketentuan yang
berlaku (dimensi kesusilaan) dan segala sesuatu dikaitkan dengan
pertanggung jawaban atas segenap aspek kehidupannya di dunia terhadap
kehidupan akhirat kelak (dimensi keagamaan).
Salovey dan Mayer (1990) mengatakan bahwa suatu kecerdasan sosial
berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memantau baik emosi-dirinya
maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya dalam membedakan
emosi-dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan ini digunakannya
untuk mengarahkan pola pikir dan perilakunya.
Remaja sangat ingin diterima oleh kelompoknya, karenanya apabila ia
merasa gagal dan merasa disisihkan oleh kelompoknya, remaja akan merasa
kecewa sekali dan kesepian. Mereka juga mengalami kecemasan-kecemasan
dalam hal bagaimana bertingkah laku dengan baik, bagaimana agar mereka
cukup populer dikalangan kawan-kawannya dan disukai tiap orang. Semua
keinginan-keinginan ini membuat mereka menjadi tegang dan emosional.
Makmun (2006) mengatakan kecerdasan emosional bawaan bisa berkembang
atau rusak. Hal ini tergantung pada pengaruh yang diperoleh anak pada masa
kecil atau pada masa remaja. Pengaruh ini bisa datang dari orang tua, keluarga
atau sekolah.
Untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa malalui bimbingan
4
emosi, sehingga siswa dapat mengenali emosinya. Kemudian dilanjutkan
dengan bagaimana siswa dapat mengelola emosi negatifnya yaitu mengetahui
dampak dari emosi negatif terhadap dirinya dan orang lain.
Menurut Gazda (1978) bimbingan kelompok adalah layanan
bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Bimbingan kelompok
di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk
membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga
menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk
memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional (bimbingan
kejuruan), dan social.
Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada
individu sebagai klien secara berkesinambungan agar individu tersebut
dapat/mampu mengenal dirinya dan dapat mengatasi masalah-masalah yang
dialaminya serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri demi masa
depan, dan mencapai kehidupan efektif sehari-hari untuk mencapai tujuan
tersebut
Tujuan khusus bimbingan kelompok membahas topik-topik tertentu
yang mengandung permasalahan yang aktual (hangat), penting dan menjadi
perhatian peserta, seperti masalah kecerdasan emosi. Melalui dinamika
kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong
5
menjunjung diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini
berkomunikasi, verbal maupun non verbal ditingkatkan.
Pelaksanaan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 7 Medan melalui
satuan layanan yang diberikan bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan
emosi siswa, yakni agar siswa semakin dapat mengenali diri dan emosinya
sendiri serta mampu mengembangkan hidup pribadinya. Pembimbing
mengadakan pertemuan dengan siswa yang bertujuan membantu siswa
mengatasi masalah pribadi yang dihadapi, sebagai akibat kurang mampu
menyesuaikan diri dengan sekolah, teman, belajar maupun dengan
keinginannya sendiri.
Di SMU Negeri 7 Medan masih ditemuai siswa yang mengalami hal
yang sama seperti yang dihadapi remaja lainnya, yaitu mereka kurang
mengenali perasaannya ketika perasaan itu terjadi, kurang mampu menangani
perasaan, menata perasaan atau emosi untuk mencapai tujuan. Hal ini sangat
menganggu siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah, siswa
cenderung tidak mampu mengendalikan emosinya. Contoh perilaku siswa
yang ditunjukkan pada saat emosi tidak dapat dikendalikan diantaranya:
marah tanpa sebab yang jelas, meninggalkan kelas ketika jam pelajaran
berlangsung, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, melawan guru, melawan
orang tua, mau menang sendiri, berkelahi, cabut dari sekolah, merusak
6
dijalan, meninggalkan rumah, terlibat dengan geng negatif dan perilaku
negatif lainnya.
Prayitno dan Anti (1999) menyatakan permasalahan yang dihadapi
siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari, mesti dengan pengajaran
yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi disebabkan karena sumber – sumber
permasalan siswa banyak terletak di luar sekolah. Dalam kaitan itu,
permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila misi sekolah
adalah menyediakan pelayanan yang luas untuk secara efektif membantu
siswa mencapai tujuan – tujuan perkembangannya dan mengatasi
permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahan yang di
selenggarakan sekolah perlu diarahkan. Disinal perlu layanan bimbingan
kelompok yaitu untuk mengacu siswa pada perkembangannya yang melimputi
keempat dimensi kemanusiaan dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya
dan Singgih, (2003) mengatakan bahwa ketidak seimbangan secara
keseluruhan terutama keadaan emosi yang lebih. Berubahnya
emosionalitasnya, berubahnya suasana hati yang tidak dapat teramalkan
sebelumnya menyulitkan orang lain mengadakan pendekatan. Labilitas remaja
menyebabkan kurang tercapainya pengertian orang lain akan diri pribadi
remaja. Suasana hati remaja yang labil, kurang mampu mengendalikan emosi
(kecerdasan emosi kurang kuat), memerlukan uluran tangan orang lain dengan
penuh tanggung jawab (guru BK), supaya remaja tidak terperosok lebih dalam
atau terjerumus dalam perbuatan nekat di kelas, sehingga siswa mampu
7
masyarakat maupun sekolah. Dapat dilihat dari kemampuan siswa mengikuti
peraturan sekolah, seperti datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat
waktu dan mampu mengontrol sikap.
Berdasarkan paparan di atas dan fakta yang telah ditemui, peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh layanan bimbingan
kelompok terhadap peningkatkan kecerdasan emosional siswa di SMA Negeri
7 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Kurangnya kecerdasan emosional siswa dapat menyebabkan timbulnya
masalah bagi siswa, yaitu kurang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah, teman, dalam belajar maupun dengan keinginan sendiri.
Terdapat beberapa cara dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa
yaitu memberikan pengenalan terhadap jenis-jenis emosi, memberikan bacaan
cara mengelola emosi, melakukan bimbingan kelompok.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup yang dapat meningkatkan kecerdasan
emosional siswa, maka dalam penelitian ini peneliti mambatasi pada
“pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatkan kecerdasan
emosional siswa”.
8
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh layanan bimbingan
kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas XII di
SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Secara khusus masalah ini
dirumuskan sebagai berikut: “Apakah kecerdasan emosional siswa kelas XI
SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 lebih tinggi sesudah
dilakukan layanan bimbingan kelompok daripada sebelum diberikan layanan
bimbingan kelompok”.
E. Tujuan Penelitian.
Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap
peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas XII IPS III di SMA Negeri 7
Medan Tahun Ajaran 2012/2013, sesudah dilakukan bimbingan kelompok.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, proses penelitian ini memberi pengalaman ilmiah dalam
kegiatan meneliti.
2. Bagi siswa penelitian ini menambah pengetahuan siswa tentang cara
mengembangkan kecerdasan emosional.
3. Bagi guru pembimbing, hasil penelitian ini menambah pengalaman
9
4. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan pada kepala sekolah dan guru di
SMA Negeri 7 Medan dalam usaha meningkatkan kecerdasan emosional
siswa.
5. Bagi pembaca, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi mengenai
pengaruh bimbingan kelompok terhadap meningkatkan kecerdasan
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka
dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok berpengaruh
terhadap kecerdasan emosional siswa di SMA Negeri 7 Medan Tahun
Ajaran 2012/2013.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut
penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Saran untuk guru BK
Guru BK agar mempertahankan dan lebih mengembangkan
program layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan
kecerdasan emosional siswa.
2. Saran untuk subjek penelitian
Disarankan pada siswa yang kurang mampu memahami dan
mengendalikan emosi untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan
kelompok secara teratur dan serius, agar siswa memiliki kesadaran
diri, mampu mengelola emosi, memiliki motivasi, empati dan
60
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Ginanjar A. 2000. ESQ Power. Jakarta: Gramedia Pustaka
Ari Kunto, Suharsimi. 1995 . Manajemen Penelitian. Jakarta : BPK Gunung Mulya
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Cooper, Robert K dan Ayaman Swat. 1998. Kecerdasan Emosi dalam
Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Ekstensi Stambuk, 2008. Kumpulan Permainan. Universitas Negeri Medan:
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan., 2009. Pedoman Penulisan
Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FIP UNIMED Goleman, Daniel. 2000. Emotional Inteligensi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Gunarsah, Singgih D. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
BPK Gunung Mulia
Hartinah, S. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika
Aditama.
Prayitno & Amti, E. 2004. Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Shapiro, Lawrence E. 1998. Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
61
Supangat, Andi. 2007. Statistika. Jakarta: Kencana.
Tanjung & Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,
dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.
________2000. Kecerdasan Emosi.
(web http://www.wikipedia.com, Bar-on 12/3/2012)
Coper, Robert Swat. 1998. Kecerdasan Emosi
(http://hausbukublogspot.com/12/3/2012)
________2001. Kecerdasan Emosi