• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XII IPS III DI SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XII IPS III DI SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

KELAS XII IPS III DI SMA NEGERI 7 MEDAN

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh:

LINA ROSIANNA MANALU NIM. 108 121 039

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

KELAS XII IPS III DI SMA NEGERI 7 MEDAN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:

LINA ROSIANNA MANALU NIM. 108 121 039

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, cinta

kasih dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada

waktu, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan

psikologi pendidkan dan bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

(UNIMED).

Adapun judul skripsi ini adalah ” Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap

Peningkatan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran

2012/2013”. Peneliti menyadari bahwa banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dialami

oleh peneliti dalam meyiapkan skripsi ini . keberhasilan dalam menyelesaikan karya ilmia

ini tidak akan terwujud tampa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik

dukungan moral, spritual maupun materi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti

ingin mengungkapkan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Ibnu Hajar,M.Pd selaku rektor universitas negeri medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Prof. Asih Menanti, MS., S.Psi selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

sabar membimbing, memberikan waktu, motivasi dan pengetahuan baru, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

5. Bapak dan ibu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah

banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti

(4)

iii

6. Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan atas

kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surut-menyurat.

7. Bapak Drs. Muh Daud selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Medan, guru BK, guru

bidang studi dan seluruh staf dan pegawai dan seluruh PKS SMA Negeri 7 Medan

atas izin, bantuan dan kerjasama kepada peneliti selama penelitian di sekolah

tersebut.

8. Terkhusus buat ibunda tercinta W. Sinaga dan ayahanda B. Manalu, terimakasih

atas doa, semangat, nasehat dan bantuan materi, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi kejenjang sarjana pendidikan.

9. Buat saudara-saudaraku terkasih Sofyan Manalu, SE (Abang), Joseph Hamonangan

Manalu (Abang) dan Verawati Manalu (Adik), terimakasih untuk cinta kasih, doa

dan semangat yang kalian berikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Juga

buat adik-adikku tersayang, Samuel Sinaga, Jhonson Sinaga dan Metalizer

Simbolon.

10.Buat para sahabat-sahabat seperjuanganku khususnya di Jurusan Bimbingan dan

Konseling Stambuk 2008 Sinta Juwita, Miswanto, Apriansyah, Fery Riswansyah,

Edi Saputra Sipayung, Juliana Simanjuntak, dan Asmawati Barus yang telah mau

berbagi suka dan duka bersama, memberikan motivasi dan saran, sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini, hanya Tuhan yang dapat

membalas budi baik semuanya. Amin.

Medan, September 2012

(5)

i ABSTRAK

Lina Rosianna Manalu. NIM : 108 121 039. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XII IPS III di SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2012.

Pada usia sekolah menengah atas ini, para siswa sedang mencari identitas diri yang seringkali menimbulkan problem-problem emosional. Apabila problem emosi ini berlarut-larut tanpa teratasi dengan baik maka dapat berakibat terganggunya aktivitas siswa sebagai pelajar dan anggota masyarakat. Problem emosi siswa-siswa ini diduga karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan emosi dan keterampilan mengembangkan emosi. Permasalahan yang berkenaan dengan emosi yang sering terjadi, seperti siswa sering menunjukkan sikap amarah ( beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati), kesedihan ( pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa), rasa takut ( cemas, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri), kenikmatan (bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga), dan lain sebagainya.

Keadaan seperti diatas tentunya tidak bisa dibiarkan terus berlanjut, karena akan merugikan siswa itu sendiri. Untuk melaksanakan tugas bimbingan tersebut diperlukan guru yang telah memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok diberikan kepada siswa agar dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan teman sebaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas XII IPS III di SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 12 orang siswa kelas XII IPS II yang memiliki kecerdasan emosional rendah. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan angket. Data yang didapat dari informan/responden dianalisis dan dipaparkan berdasarkan dari sudut pandang peneliti. Untuk menganalisis data yang terkumpul penulis menggunakan rumus

statistik yaitu uji

t.

(6)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. LANDASAN TEORITIS... 9

A. Kerangka Teoritis... 9

1. Kecerdasan Emosional... 9

1.1Pengertian Emosi... 9

1.2Pengertian Kecerdasan Emosional... 10

1.3Aspek-aspek Kecerdasan Emosional... 11

1.4Perkembangan Kecerdasan Emosional... 12

1.5Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional... 13

(7)

v

2. Bimbingan Kelompok... 19

2.1 Pengertian Bimbingan ... 19

2.2 Pengertian Bimbingan Kelompok... 20

2.3 Faktor yang mendasar penyelenggaraan BKP... 22

2.4 Tujuan Bimbingan Kelompok... 23

2.5 Model Kelompok dalam BKP... 24

2.6 Komponen Layanan BKP... 25

2.7 Teknik-teknik Bimbingan Kelompok... 30

2.8 Tahap-tahap Bimbingan Kelompok... 35

B. Kerangka Konseptual... 40

C. Hipotesis... 42

BAB III. METODE PENELITIAN... 43

A. Jenis Penelitian ... .. 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 43

1. Lokasi... 43

2. Waktu Penelitian... . 43

C. Subjek Penelitian... ... ... 43

D. Desain penelitian... 44

E. Operasional Variabel Penelitian ... 44

F. Langkah-langkah Penelitian... 45

G. Kriteria Penilaian Angket... 46

H. Instrumen Penelitian... 47

I. Analisis Data... 49

(8)

vi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

B. Uji Persyaratan Analisis ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Homogenitas ... 53

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 54

1. Data Pre-test Kecerdasan Emosional ... 54

2. Data Post-test Kecerdasan Emosional ... 54

D. Uji Hipotesis ... 54

E. Kategori KE Berdasarkan Pengukuran Deviasi Kuartil ... 55

1. Kriteria Pengukuran Deviasi Kuartil ... 55

2. Pengukuran Deviasi Kuartil Pre-test ... 56

3. Pengukuran Deviasi Kuartil Post-test ... 57

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI no. 20 Tahun

2003 tentang Drikjend Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1). Tujuan

pendidikan secara umum menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak

didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal,

sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai

dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.

Siswa diharapkan dan dituntut untuk bersikap, berpikir dan berlaku

sesuai dengan tuntutan lingkungannya, serta eksistensinya sebagai seorang

siswa, sehingga siswa dapat memandang tatanan dan situasi dengan positif.

Hal ini berarti adanya kemampuan mengenal diri sendiri disertai adanya usaha

memperoleh citra diri yang stabil, mencegah timbulnya perilaku yang tidak

wajar sekaligus menanamkan perilaku positif dalam diri siswa. Adakalanya

siswa mengalami kesulitan dalam mengkondisikan sikap, berpikir dan

(10)

2

kemungkinan kecerdasan emosionalnya kurang (Sunarto dan Hartono, 2002).

Suryabrata (1990) menyatakan dalam memasuki kehidupan bermasyarakat,

remaja terlalu menambahkan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup

mampu untuk mengatasi problem kehidupan, kebanyakan akan menghadapi

sebagai masalah terutama masalah penyesuaian emosional seperti perilaku

yang tidak wajar dan semacamnya.

Coper dan Swat (1998) berpendapat bahwa kecerdasan emosional

memotivasi untuk manfaat dan potensi unik serta mengaktifkan aspirasi,

nilai – nilai mengubah dari yang, kita fikirkan menjadi kita jalani

(http://hausbukublogspot.com/12/3 2012). Kecerdasan emosionl adalah

kemampuan merasakan, memahami secara efektif menerapkan daya,

kepekaan daya dan kepekaan emosi sebagi sumber emosi, informasi,

koneksi dan pengaruh yang manusiawi (Coper dan Swat,1998). Kecerdasan

emosional sebagi himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan

kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun

pada orang lain. Memilah – milah semua dan menggunakan informasi untuk

membimbing pikiran dan tindakan (Shapiro,1998). Kecerdasan emosional

adalah kemampuan untuk memotivasi untuk diri sendiri bertahan untuk

menghadapi frustasi (Goleman,2002).

Prayitno dan Anti (1999), mengatakan manusia seutuhya itu adalah

mereka yang mampu menciptakan dan memperoleh kesenangan dan

(11)

3

pengembangan optimal segenap potensi yang ada pada dirinya (dimensi ke

individuan), seiring dengan perkembangan aturan dan ketentuan yang

berlaku (dimensi kesusilaan) dan segala sesuatu dikaitkan dengan

pertanggung jawaban atas segenap aspek kehidupannya di dunia terhadap

kehidupan akhirat kelak (dimensi keagamaan).

Salovey dan Mayer (1990) mengatakan bahwa suatu kecerdasan sosial

berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memantau baik emosi-dirinya

maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya dalam membedakan

emosi-dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan ini digunakannya

untuk mengarahkan pola pikir dan perilakunya.

Remaja sangat ingin diterima oleh kelompoknya, karenanya apabila ia

merasa gagal dan merasa disisihkan oleh kelompoknya, remaja akan merasa

kecewa sekali dan kesepian. Mereka juga mengalami kecemasan-kecemasan

dalam hal bagaimana bertingkah laku dengan baik, bagaimana agar mereka

cukup populer dikalangan kawan-kawannya dan disukai tiap orang. Semua

keinginan-keinginan ini membuat mereka menjadi tegang dan emosional.

Makmun (2006) mengatakan kecerdasan emosional bawaan bisa berkembang

atau rusak. Hal ini tergantung pada pengaruh yang diperoleh anak pada masa

kecil atau pada masa remaja. Pengaruh ini bisa datang dari orang tua, keluarga

atau sekolah.

Untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa malalui bimbingan

(12)

4

emosi, sehingga siswa dapat mengenali emosinya. Kemudian dilanjutkan

dengan bagaimana siswa dapat mengelola emosi negatifnya yaitu mengetahui

dampak dari emosi negatif terhadap dirinya dan orang lain.

Menurut Gazda (1978) bimbingan kelompok adalah layanan

bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Bimbingan kelompok

di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk

membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga

menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk

memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional (bimbingan

kejuruan), dan social.

Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada

individu sebagai klien secara berkesinambungan agar individu tersebut

dapat/mampu mengenal dirinya dan dapat mengatasi masalah-masalah yang

dialaminya serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri demi masa

depan, dan mencapai kehidupan efektif sehari-hari untuk mencapai tujuan

tersebut

Tujuan khusus bimbingan kelompok membahas topik-topik tertentu

yang mengandung permasalahan yang aktual (hangat), penting dan menjadi

perhatian peserta, seperti masalah kecerdasan emosi. Melalui dinamika

kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong

(13)

5

menjunjung diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini

berkomunikasi, verbal maupun non verbal ditingkatkan.

Pelaksanaan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 7 Medan melalui

satuan layanan yang diberikan bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan

emosi siswa, yakni agar siswa semakin dapat mengenali diri dan emosinya

sendiri serta mampu mengembangkan hidup pribadinya. Pembimbing

mengadakan pertemuan dengan siswa yang bertujuan membantu siswa

mengatasi masalah pribadi yang dihadapi, sebagai akibat kurang mampu

menyesuaikan diri dengan sekolah, teman, belajar maupun dengan

keinginannya sendiri.

Di SMU Negeri 7 Medan masih ditemuai siswa yang mengalami hal

yang sama seperti yang dihadapi remaja lainnya, yaitu mereka kurang

mengenali perasaannya ketika perasaan itu terjadi, kurang mampu menangani

perasaan, menata perasaan atau emosi untuk mencapai tujuan. Hal ini sangat

menganggu siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah, siswa

cenderung tidak mampu mengendalikan emosinya. Contoh perilaku siswa

yang ditunjukkan pada saat emosi tidak dapat dikendalikan diantaranya:

marah tanpa sebab yang jelas, meninggalkan kelas ketika jam pelajaran

berlangsung, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, melawan guru, melawan

orang tua, mau menang sendiri, berkelahi, cabut dari sekolah, merusak

(14)

6

dijalan, meninggalkan rumah, terlibat dengan geng negatif dan perilaku

negatif lainnya.

Prayitno dan Anti (1999) menyatakan permasalahan yang dihadapi

siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari, mesti dengan pengajaran

yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi disebabkan karena sumber – sumber

permasalan siswa banyak terletak di luar sekolah. Dalam kaitan itu,

permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila misi sekolah

adalah menyediakan pelayanan yang luas untuk secara efektif membantu

siswa mencapai tujuan – tujuan perkembangannya dan mengatasi

permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahan yang di

selenggarakan sekolah perlu diarahkan. Disinal perlu layanan bimbingan

kelompok yaitu untuk mengacu siswa pada perkembangannya yang melimputi

keempat dimensi kemanusiaan dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya

dan Singgih, (2003) mengatakan bahwa ketidak seimbangan secara

keseluruhan terutama keadaan emosi yang lebih. Berubahnya

emosionalitasnya, berubahnya suasana hati yang tidak dapat teramalkan

sebelumnya menyulitkan orang lain mengadakan pendekatan. Labilitas remaja

menyebabkan kurang tercapainya pengertian orang lain akan diri pribadi

remaja. Suasana hati remaja yang labil, kurang mampu mengendalikan emosi

(kecerdasan emosi kurang kuat), memerlukan uluran tangan orang lain dengan

penuh tanggung jawab (guru BK), supaya remaja tidak terperosok lebih dalam

atau terjerumus dalam perbuatan nekat di kelas, sehingga siswa mampu

(15)

7

masyarakat maupun sekolah. Dapat dilihat dari kemampuan siswa mengikuti

peraturan sekolah, seperti datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat

waktu dan mampu mengontrol sikap.

Berdasarkan paparan di atas dan fakta yang telah ditemui, peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh layanan bimbingan

kelompok terhadap peningkatkan kecerdasan emosional siswa di SMA Negeri

7 Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Kurangnya kecerdasan emosional siswa dapat menyebabkan timbulnya

masalah bagi siswa, yaitu kurang mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekolah, teman, dalam belajar maupun dengan keinginan sendiri.

Terdapat beberapa cara dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa

yaitu memberikan pengenalan terhadap jenis-jenis emosi, memberikan bacaan

cara mengelola emosi, melakukan bimbingan kelompok.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup yang dapat meningkatkan kecerdasan

emosional siswa, maka dalam penelitian ini peneliti mambatasi pada

“pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatkan kecerdasan

emosional siswa”.

(16)

8

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh layanan bimbingan

kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas XII di

SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Secara khusus masalah ini

dirumuskan sebagai berikut: “Apakah kecerdasan emosional siswa kelas XI

SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 lebih tinggi sesudah

dilakukan layanan bimbingan kelompok daripada sebelum diberikan layanan

bimbingan kelompok”.

E. Tujuan Penelitian.

Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap

peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas XII IPS III di SMA Negeri 7

Medan Tahun Ajaran 2012/2013, sesudah dilakukan bimbingan kelompok.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, proses penelitian ini memberi pengalaman ilmiah dalam

kegiatan meneliti.

2. Bagi siswa penelitian ini menambah pengetahuan siswa tentang cara

mengembangkan kecerdasan emosional.

3. Bagi guru pembimbing, hasil penelitian ini menambah pengalaman

(17)

9

4. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan pada kepala sekolah dan guru di

SMA Negeri 7 Medan dalam usaha meningkatkan kecerdasan emosional

siswa.

5. Bagi pembaca, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi mengenai

pengaruh bimbingan kelompok terhadap meningkatkan kecerdasan

(18)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka

dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok berpengaruh

terhadap kecerdasan emosional siswa di SMA Negeri 7 Medan Tahun

Ajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut

penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Saran untuk guru BK

Guru BK agar mempertahankan dan lebih mengembangkan

program layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan

kecerdasan emosional siswa.

2. Saran untuk subjek penelitian

Disarankan pada siswa yang kurang mampu memahami dan

mengendalikan emosi untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan

kelompok secara teratur dan serius, agar siswa memiliki kesadaran

diri, mampu mengelola emosi, memiliki motivasi, empati dan

(19)

60

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Ginanjar A. 2000. ESQ Power. Jakarta: Gramedia Pustaka

Ari Kunto, Suharsimi. 1995 . Manajemen Penelitian. Jakarta : BPK Gunung Mulya

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

Cooper, Robert K dan Ayaman Swat. 1998. Kecerdasan Emosi dalam

Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Ekstensi Stambuk, 2008. Kumpulan Permainan. Universitas Negeri Medan:

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan., 2009. Pedoman Penulisan

Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FIP UNIMED Goleman, Daniel. 2000. Emotional Inteligensi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Gunarsah, Singgih D. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

BPK Gunung Mulia

Hartinah, S. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika

Aditama.

Prayitno & Amti, E. 2004. Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Shapiro, Lawrence E. 1998. Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak.

Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

(20)

61

Supangat, Andi. 2007. Statistika. Jakarta: Kencana.

Tanjung & Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,

dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.

________2000. Kecerdasan Emosi.

(web http://www.wikipedia.com, Bar-on 12/3/2012)

Coper, Robert Swat. 1998. Kecerdasan Emosi

(http://hausbukublogspot.com/12/3/2012)

________2001. Kecerdasan Emosi

Referensi

Dokumen terkait

(2) Apakah teknik terapi latihan pada fraktur pertrocanther femur dekstra dapat memelihara atau menjaga (a) kekuatan otot (b) mengurangi nyeri (c)mengurangi oedem atau bengkak

Dengan mengacu pada tiga masalah pokok hukum pidana di atas, maka subjek tindak pidana merupakan pihak yang melakukan perbuatan yang dilarang dan diancam pidana, sekaligus

Tugas Akhir dengan judul “Sistem Informasi Monografi Kependudukan Tingkat Kelurahan se-Kotamadya Surakarta Berbasis JSP ( Java Server Pages ) dan MySQL” ini telah dipertahankan dan

TELEVISI REPUBLIK INDONESIA SEBAGAI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (Studi Kasus Program Siaran Televisi Republik Indonesia sebagai Lembaga Penyiaran Publik), Skripsi, Program Studi

Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor perubahan laba di masa yang akan datang, temuan ini tentu akan menjadi pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai

Knapsack sprayer TASCa mempunyai kapasitas lapang efektif herbiciding sebesar 0,111 ha/jam (Iebih tinggi dibanding ALPHA sebesar 0,098 ha/jam), sehingga penggunaan TAsca akan

Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa: (1) Peranan pembimbing skripsi dalam proses penulisan skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

a). Trailer Storage System , Petikemas dibongkar dari kapal dengan crane dan diletakkan pada road trailer yang ditarik menuju posisi yang telah ditetapkan dalam areal