EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT
TESIS
OLEH :
ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON
NIM : 8116176015
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT
OLEH :
ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON NIM : 8116176015
Disetujui Untuk Ujian Tesis Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNIMED
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. NIP. 196004261985031003 NIP. 196601261991032003
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM NIP. 196004261985031003
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
NO. NAMA TANDA TANGAN
1. Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM. ... NIP. 196004261985031003
( Pembimbing I )
2. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. ... NIP. 196601261991032003
( Pembimbing II )
3. Dr. H. Ridwan A. Sani, M.Si. ... NIP. 196406101988031017
( Penguji )
4. Dr. Nurdin Bukit, M.Si. ... NIP. 196404181990031003
( Penguji )
5. Dr. Derlina, M.Si. ... NIP. 196403211990032001
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT
TESIS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Pendidikan Fisika
OLEH :
ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON
NIM : 8116176015
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TESIS
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT
Disusun dan diajukan oleh : ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON
NIM. 8116176015
Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 29 Juni 2013 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Fisika
Program Studi Pendidikan Fisika
Medan, 21 Agustus 2013
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. NIP. 19600426 198503 1 003 NIP. 19660126 199103 2 003
Diketahui,
Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT
TESIS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Pendidikan Fisika
OLEH :
ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON
NIM : 8116176015
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON, Efek Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Berbasis Eksperimen dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Stabat. Tesis. Medan, 2013. Pendidikan
Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan ( UNIMED)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction, perbedaan hasil belajar antara kelompok sikap ilmiah tinggi dan kelompok sikap ilmiah rendah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran langsung dan interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment. Populasi penelitian adalah siswa/i kelas XI IPA tahun pembelajaran 2012/2103 yang berjumlah 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random class yang terdiri dari 2 kelas. Kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kela XI IPA 3 sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa tes tertulis dan lembar observasi sikap ilmiah. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan ANAVA 2 x 2 dengan software SPSS 17 dan dilanjutkan dengan uji Scheefe.
Hasil penelitian menyimpulkan : 1. Ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan ( pvalue = 0,013 ), sehingga hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Direct Instruction, 2. Ada perbedaan hasil belajar antara kelompok sikap ilmiah tinggi dan kelompok sikap ilmiah rendah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran langsung ( pvalue = 0,000 ) sehingga hasil belajar kelompok sikap ilmiah tinggi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Direct Instruction, 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan
tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa ( pvalue = 0,000 ).
Keyword : Direct Instruction, Pembelajaran Kooperatif Students Teams Achievement Division ( STAD ) , Sikap Ilmiah.
ABSTRACT
ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON, Effect of Students Teams Achievement
Division ( STAD ) Cooperative learning by Experiment and Scientific Attitude To The Result of Physic Student Learning at SMA Negeri 1 Stabat. Thesis.
Medan, 2013. University of Medan Physic Education of Postgraduate School.
The aim of this research is to analyze : The difference of students’ result through learning by using Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning, The difference of students’ result through learning between the group of high scientific attitude and the group of low scientific attitude by using Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning, and the interaction of Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning with the level of scientific attitude to influence students achievement learning.
The method of this research is quasi experiment research. There are 6 classes of XI IPA students in academic year of 2012/2013 which become the student population. The sampling technique method is by using cluster random class. The class of XI IPA-1 that is categorized as experiment class use Students Teams Achievement Division ( STAD ) and Cooperative learning whereas the class of XI IPA-1 that is categorized as control class use Direct Instruction Learning. The student achievement test and scientific attitude observation sheet are used as instrument of research. The hypotesis testing uses ANAVA 2 x 2 with SPSS 17.0 software and it is continued by Scheefe testing.
Based on the result and data analyze, the conclusion of this research are : 1. There is difference of students result learning by using Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning ( pvalue = 0,013 ), 2. There is difference of students result learning between the group of high scientific attitude and the group of low scientific attitude by using Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning ( pvalue = 0,000 ), 3. There are interactions of Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning with the level of scientific attitude to influence students achievement learning ( pvalue = 0,000 ).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan
Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini merupakan salah
persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Selama menempuh pendidikan,
penulisan dan penyelesaian tesis , penulis banyak memperoleh dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Sahyar, M.S, MM. dan Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. selaku pembimbing
yang dengan sabar senantiasa membimbing, membantu dan meluangkan waktu
selama proses penyelesaian tesis. Penulis juga haturkan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan
dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kemudahan
dan fasilitas selama proses perkuliahan dan penyusunan tesis.
2. Bapak Prof. Motlan Sirait, Ph.D, Prof. Dr. Mara Bangun , Dr. Ridwan A.
Sani, Dr. Nurdin Bukit, Ibu Dr. Derlina, dan Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak
sebagai Dosen Pengajar Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri
Medan yang telah banyak membimbing dan membantu penulis selama proses
perkuliahan dan penyusunan tesis.
3. Bapak Suherman, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Stabat,
Bapak Drs. H. S. Syahri dan Ibu Dra. Eriati selaku guru Fisika, yang telah
membantu selama pelaksanaan kegiatan penelitian.
4. Ibunda T.Y. Sihombing dan Istri Maria Irawaty, S.E. tercinta yang senantiasa
memberikan doa dan dukungannya selama perkuliahan hingga penyusunan
tesis.
5. Rekan – rekan mahasiswa Angkatan XX Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang selalu memberikan
bantuan, semangat dan motivasi selama penyusunan tesis.
6. Staf dan pegawai Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang
senantiasa memberikan informasi dan kemudahan administrasi selama proses
perkuliahan hingga penyusunan tesis.
7. Semua pihak yang belum penulis sebutkan dan turut membantu selama
penyusunan tesis ini.
Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam tesis ini, sehingga
penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas tesis. Harapan penulis, semoga tesis
ini memberikan manfaaat bagi pengembangan karya tulis ilmiah dan pendidikan
di Indonesia.
Medan, Agustus 2013
Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pada tahun 1986 mengawali pendidikan di SD. DR. Wahidin
Sudirohusodo Medan dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMP Santo Thomas 3 Medan dan lulus pada tahun 1995. Setelah
tamat, melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Tidar ( sekarang SMA Negeri 1
Mertoyudan ) Magelang, Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah dan lulus
pada tahun 1998.
Setelah lulus dari SMA, melanjutkan pendidikan di Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( FMIPA ) Universitas
Sumatera Utara dan dinyatakan selesai pada bulan Desember tahun 2003. Selama
mengikuti perkuliahan, aktif di berbagai organisasi seperti : Himpunan Mahasiswa
Fisika dan Himpunan Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Sumatera Utara.
Pada tahun 2000 sudah mulai aktif mengajar di SMA DR. Wahidin Sudirohusodo,
Medan hingga sekarang. Dari tahun 2004 – 2012 mengajar di Sekolah Nasional Plus Chandra Kusuma, Deliserdang.
Kemudian pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan di Pendidikan Fisika
Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan dinyatakan lulus pada
tanggal 29 Juni 2013.
Roy Gun Edwin Tampubolon, lahir pada
tanggal 21 Februari 1980 di Belawan, Kota
Medan. Terlahir dari pasangan Ayahanda
tercinta Alm. S.L Tampubolon dan Ibunda
T.Y. Sihombing, anak pertama dari 4
bersaudara dan telah menikah dengan istri
tercinta Maria Irawaty, S.E.
2.2. Kerangka Berpikir 57
2.2.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Model
Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions
( STAD ) Berbasis Eksperimen ...
2.2.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara kelompok Sikap
Ilmiah tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbasis Eksperimen dan Model Pembelajaran
Konvensional. ...
2.2.3 Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbasis Eksperimen dan Model Pembelajaran
Direct Instruction dengan Sikap Ilmiah Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa ...
vii
57
58
3.8.3. Reliabilitas 74
4.1.6. Analisis Kemampuan Psikomotorik Siswa 95
4.3. Uji Hipotesis 97
Pembelajaran Direct Instruction dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions ( STAD ) Berbasis Eksperimen
.. 105
.. 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111
5.1. Kesimpulan 111
5.2. Saran 111
DAFTAR PUSTAKA 113
4.4.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbasis Eksperimen dan Model Pembelajaran
Direct Instruction dengan Sikap Ilmiah Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa.
ix
4.4.2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara kelompok Sikap
Ilmiah tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbasis Eksperimen dan Model Pembelajaran
Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata dan
Dibawah Rata-rata Kelas Kooperatif
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Fase Pembelajaran Kooperatif 19
Tabel 2.2. Konversi Skor Konversi Poin Kemajuan 23
Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok 24
Tabel 2.4. Fase Model Direct instruction 27
Tabel 3.1. Distribusi Pelaksanaan Waktu Penelitian 62
Tabel 3.2. Rancangan Desain Penelitian 64
Tabel 3.3. Desain Penelitian ANAVA 65
Tabel 3.4. Kisi – Kisi Hasil Belajar 68
Tabel 3.5. Aspek Sikap Ilmiah 70
Tabel 3.6. Uji Validitas Tes Hasil Belajar 73
Tabel 3.7. Uji Reliabilitas Tes 75
Tabel 3.8. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal 78
Tabel 3.9. Rancangan Tabel ANAVA 81
Tabel 4.1. Data Deskriptif Statistik Hasil Belajar 86
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Pretes dan Postes 87
Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Pretes 89
Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Postes 89
Tabel 4.5. Hasil Uji – T Pretes 90
Tabel 4.6. 92
Tabel 4.7. 93
Tabel 4.8. Nilai Rata-Rata Kemampuan Psikomotorik 96
Tabel 4.9. Hasil ANAVA Faktorial 2 x 2 98
Tabel 4.10. Uji Lanjut Scheffe 101
xi
Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata dan
Grafik Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata dan
Dibawah Rata-rata Kelas DI
Grafik Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata dan
Dibawah Rata-rata Kelas Kooperatif
Grafik Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata Kelas DI
dan Kooperatif
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 : Hubungan antara ketiga variabel 64
Gambar 3.2 : Tahapan Pelaksanaan Penelitian 67
Gambar 4.1 : Histogram Pretes dan Postes 86
Gambar 4.2 : Grafik Uji Normalitas Pretes dan Postes 87
Gambar 4.3 : 93
Gambar 4.4 : 94
Gambar 4.5 : 95
Gambar 4.6 : Grafik Persentase Kemampuan Psikomotorik 96
Gambar 4.7 : Grafik Interaksi Uji Hipotesis 108
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) I 116
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa RPP I 123
Lampiran 3 : Lembar Penilaian Psikomotorik RPP I 125
Lampiran 4 : Lembar Penilaian Sikap Ilmiah RPP I 128
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) II 131
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa RPP II 138
Lampiran 7 : Lembar Penilaian Psikomotorik RPP II 140
Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) III 142
Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa RPP III 149
Lampiran 10 : Lembar Penilaian Psikomotorik RPP III 151
Lampiran 11 : Lembar Penilaian Sikap Ilmiah RPP III 152
Lampiran 12 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) IV 153
Lampiran 13 : Lembar Kerja Siswa RPP IV 160
Lampiran 14 : Lembar Penilaian Psikomotorik RPP IV 162
Lampiran 15 : Lembar Penilaian Sikap Ilmiah RPP IV 163
Lampiran 16 : Tabel Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar 164 Lampiran 17 : Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen 170
Lampiran 18 : Data Hasil Penelitian Kelas Kontrol 173
Lampiran 19 : Uji Validitas Tes Hasil Belajar 176
Lampiran 20 : Hasil Reliabilitas Tes 180
Lampiran 21 : Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Tes 181
Lampiran 22 : Deskriptif Statistik Data Pretes Penelitian 182
Lampiran 23 : Deskriptif Statistik Data Postes Penelitian 183
Lampiran 24 : Hasil Uji – T Pretes 184
Lampiran 25 : Tabel Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 185
Lampiran 26 : Tabel Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol 186
Lampiran 27 : Hasil Uji ANAVA 2 x 2 187
Lampiran 28 : Uji Lanjut Scheffe 188
Lampiran 29 : Lembar Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar 189
Lampiran 30 : Lembar Validasi Sikap Ilmiah dan Psikomotorik 198
Lampiran 31 : Foto Kegiatan Penelitian 210
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya “ How Children Fail “
dinyatakan bahwa siswa yang masuk pendidikan menengah, hampir 40 persen
putus sekolah. Bahkan yang lain pun banyak yang gagal, baik yang benar – benar
gagal maupun gagal secara terselubung. Mereka menyelesaikan pendidikan hanya
karena sudah sepakat agar naik kelas dan lulus dari sekolah tanpa memperdulikan
apakah memperoleh ilmu atau tidak. Dengan kata lain, lulus tanpa
mempertimbangkan kemampuan dan ketrampilan siswa pada suatu jenjang
pendidikan tertentu.
Pada masa sekarang, mutu pendidikan di Indonesia banyak menuai kritik,
khususnya berhubungan dengan masalah sikap dan kepribadian siswa yang tidak
menggambarkan budaya bangsa dan kepribadian yang berpendidikan. Hal ini
khususnya berhubungan dengan masalah kedisiplinan, moral, etika, kreativitas
dan kemandirian yang tidak mencerminkan tingkat kualitas yang diharapkan oleh
masyarakat. Semangat kerjasama, disiplin, gotong-royong, demokrasi dan kerja
keras yang merupakan budaya nenek moyang bangsa Indonesia sudah mulai
terkikis seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Selain itu, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
lemahnya proses pembelajaran. Sejauh ini, pendidikan kita masih didominasi oleh
pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta – fakta yang harus dihafal.
Suasana kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan
2
Hal ini tidak terlepas dari proses pembelajaran fisika yang masih
konvensional terjadi disekolah. Selain itu pembelajaran fisika masih menekankan
pada faktor kognitif dan tidak mempertimbangkan faktor psikomotorik dan afektif
siswa. Proses pembelajaran fisika yang cenderung dilakukan dan disampaikan
oleh guru di kelas dengan cara” berdongeng ”. Dalam hal ini guru menyajikan pelajaran fisika dengan cara bercerita dan menggambar. Sebagai contohnya, untuk
menjelaskan pengaruh percepatan gravitasi terhadap kecepatan benda dalam gerak
jatuh bebas, guru cenderung menggambar sebuah bola sebagai benda dan sebuah
garis sebagai tanah ( titik acuan ) daripada melakukan demonstrasi atau percobaan
yang menunjukkan gerak dan kecepatan bola dalam gerak jatuh bebas. Ini sesuai
dengan defenisi ”dongeng ” yang sebenarnya yaitu cerita sederhana yang tidak
benar – benar terjadi dan biasanya dibuat dengan gambar agar lebih menarik.
Proses pembelajaran yang konvensional menyebabkan pembelajaran fisika
menjadi salah satu pelajaran yang tidak disukai dan bahkan membosankan bagi
siswa. Berdasarkan pengalaman yang terjadi di sekolah, mendengar kata pelajaran
“ Fisika “ saja siswa sudah mengeluh. Hal ini terjadi karena ketika berada di
dalam kelas pembelajaran fisika dialami siswa adalah :
Teori fisika yang susah untuk dimengerti dan dipahami
Rumusnya yang terlalu banyak
Hitungannya yang sulit
Soalnya yang aneh
Hal – hal ini terus berkembang di pikiran siswa sehingga menyebabkan motivasi
dan keinginan siswa untuk belajar fisika menjadi kurang dan fisika menjadi
3
Penerapan proses pembelajaran fisika yang konvensional juga masih terjadi
di SMA Negeri 1 Stabat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dra. Eriati dan
Drs. Syahril sebagai guru fisika dan ketua MGMP di SMA Negeri 1 Stabat, guru
masih cenderung melakukan pengajaran yang hanya menekankan konsep –
konsep yang berupa teori dan hapalan sehingga membuat siswa sulit dalam
memahami pelajaran. Hal ini juga semakin rumit ketika guru hanya memberikan
rumus dan hitungan matematika yang rumit sehingga membuat pembelajaran
fisika menjadi membosankan.
Adanya berbagai aktivitas yang padat menimbulkan kemauan guru dalam
mengembangkan pembelajaran fisika yang menyenangkan serta menerapkan
model pembelajaran yang berpusat pada siswa masih kurang. Guru masih
cenderung menggunakan model pembelajaran langsung berupa : ceramah dan
diskusi daripada menerapkan model – model pembelajaran yang melibatkan
siswa/i dalam proses pembelajaran melalui kegiatan percobaan atau eksperimen.
Bentuk tes hasil belajar yang diujikan pada siswa, sebagian besar masih mengarah
pada penyelesaian soal yang menggunakan rumus dan hitungan matematika serta
masih belum menggunakan tingkatan taksonomi bloom yang sesuai. Pada proses
praktikum yang dilaksanakan, guru kurang mempersiapkan proses praktikum
yang baik dan belum menggunakan Lembar Kerja Siswa dan lembar penilaian
kinerja yang sesuai.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran,
beberapa kelemahan yang terjadi selama proses praktikum yang dilaksanakan
4
a. Pembagian kelompok masih belum merata antara siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah.
b. Siswa yang pintar masih mendominasi kegiatan praktikum.
c. Aktivitas kegiatan praktikum masih belum melibatkan seluruh siswa.
d. Siswa yang memiliki kemampuan rendah lebih cenderung mencatat data dan
hasil percobaan.
Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu sains yang bukan merupakan
sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah. Sehingga dalam hal ini pembelajaran
fisika selain merupakan muatan sains yang berisikan tentang fakta, konsep,
hukum dan teori fisika, juga harus merupakan proses yang melakukan aktivitas
ilmiah dan sikap ilmiah yang memerlukan ketrampilan proses sains. Melalui
proses ketrampilan sains yang baik dan benar, siswa akan dilatih untuk memiliki
sikap ilmiah yang dimiliki oleh para ilmuwan seperti : disiplin, teliti, bekerjasama,
menghargai pendapat orang lain,
Di dalam kurikulum Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Sains
(Fisika) Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikembangkan Depdiknas,
tertuang dalam salah satu tujuannya, yaitu siswa memperoleh pengalaman dalam
penerapan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa
melakukan pengujian hipotesis dengan merancang eksperimen melalui
pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi data, serta
mengomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis ( Depdiknas: 2002 ).
Berdasarkan dari tujuan diatas, pembelajaran sains ( fisika ) adalah pembelajaran
yang menggali pengetahuan ilmiah juga mengembangkan kompetensi lainnya
5
Agar pelajaran fisika tidak lagi membosankan dan berupa dongeng maka
penyajian ilmu fisika harus lebih mudah dipahami dan dilakukan secara efektif,
kreatif dan aplikatif. Untuk metode pembelajaran fisika yang efektif, kreatif dan
menyenangkan hendaknya mengarah kepada pembelajaran yang berpusat pada
siswa ( SCL = Student Centered Learning ). Artinya pembelajaran fisika
diarahkan untuk mendorong siswa lebih aktif dalam membangun pengetahuan dan
sikap ilmiah serta soft skill. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
penuntun untuk mencari pengetahuan tersebut.
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan
( kognitif ), ketrampilan ( psikomotor ) maupun menyangkut nilai dan sikap
(Eveline & Nara: 2010). Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk
pembelajaran fisika dalam mendorong siswa memperoleh dan membangun
pengetahuan yang disertai pembentukan tingkah laku yang ilmiah atau sikap
ilmiah adalah model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran
dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan
dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Apabila diatur dengan
6
memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep – konsep
yang telah dipikirkan ( Slavin: 2005 ).
Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur
utama praktik pendidikan. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
pencapaian prestasi dan juga akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan
hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam
bidang akademik dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lainnya adalah
tumbuhnya kesadaran bahwa siswa perlu belajar untuk berpikir , menyelesaikan
masalah, mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan
mereka ( Slavin: 2005 ).
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada
unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas
lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan
pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan :
1. Memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti : fakta,
konsep, ketrampilan dan bagaimana hidup serasi dengan sesama
2. Pengetahuan, nilai dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten
menilai. ( Suprijono: 2011 )
Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa diharapkan dapat membangun
pengetahuan melalui terbentuknya kelompok. Dengan adanya pembelajaran
bersama dengan kelompok akan terjadi interaksi antar individu dalam kelompok
7
memecahkan masalah yang ada sehingga dapat membentuk sikap ilmiah dan
karakter siswa seperti layaknya perilaku para ilmuwan. Berdasarkan pentingnya
masalah tersebut maka dilaksanakan penelitian “ Efek Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Berbasis Eksperimen dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Stabat “.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran fisika yang konvensional hanya berfokus pada teori dan
konsep fisika yang ada.
2. Proses pembelajaran fisika hanya menekankan faktor kognitif siswa dan
tidak mempertimbangkan kemampuan psikomotorik dan afektif siswa.
3. Penggunaan metode dan model pembelajaran masih kurang dan belum
diterapkan di sekolah.
4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.
5. Masih rendahnya kemampuan sikap ilmiah dan motivasi siswa dalam
belajar fisika.
6. Salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa adalah materi fluida
dinamis.
7. Demonstrasi, eksperimen dan penggunaan media dalam pembelajaran
8
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian dan keterbatasan materi
dan waktu yang tersedia, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran yang digunakan yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Students Teams Achievement
Division ) berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dalam proses pembelajaran fisika.
2. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa menggunakan
model model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Students Teams
Achievement Division ) berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction.
3. Pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar
4. Pembelajaran fisika dibatasi pada materi Fluida Dinamis.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,
maka permasalahan utama pada penelitian ini adalah : “ Apakah ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar fisika pada konsep Fluida Dinamis ? “.
Rumusan masalah ini dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai
9
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan model
pembelajaran Direct Instruction dan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbasis eksperimen ?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok sikap ilmiah
rendah dan kelompok sikap ilmiah tinggi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model
pembelajaran Direct Instruction ?
3. Apakah ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis
eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan tingkat
sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa ?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan sikap ilmiah
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Dinamis. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan model
pembelajaran Direct Instruction dan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbasis eksperimen.
2. Menganalisis perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok sikap ilmiah
rendah dan kelompok sikap ilmiah tinggi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model
10
3. Menganalisis interaksi model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis
eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan tingkat
sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Memberikan informasi bentuk model pembelajaran fisika yang inovatif,
efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Memberikan pertimbangan bagi guru dalam melakukan evaluasi terhadap
ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan model
pembelajaran dalam pembentukan karakter siswa setelah belajar fisika.
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran langsung adalah sebuah model pengajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah ( Arends: 2001 ).
Model pengajaran langsung ( Direct Instruction ) dilandasi oleh teori belajar
perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman
termasuk pemberian umpan balik.
2. Model Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan pada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
11
kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk
membantu siswa mempelajari isi akademis dan berbagai ketrampilan untuk
mencapai berbagai sasaran dan tujuan sosial serta hubungan sosial antar
manusia ( Arends: 2008 )
3. Hasil belajar menurut ( Sudjana: 1990 ) adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Gagne mengungkapkan
ada lima kategori hasil belajar yakni : informasi verbal, kecakapanintelektul,
strategi kognitif, sikap dan keterampilan ( Gagne: 1977 )
4. Sikap ilmiah mengandung dua makna ( Harlen: 1989 ), yaitu attitude toward
science dan attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan sikap yang kedua mengacu pada sikap yang
melekat setelah mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu,
orang itu cenderung berperilaku secara konsisten pada setiap keadaan. Ada 9
aspek sikap ilmiah( Harlen: 1992 ), yaitu : Sikap ingin tahu, Sikap ingin
mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap
tidak berprasangka, sikap jujur, sikap bertanggung jawab, sikap berfikir
bebas, dan sikap kedisiplinan diri.
5. Metode eksperimen ( Joseph Mbulu: 2001 ) adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen ( percobaan ) dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses
belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk
mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model
pembelajaran Direct Instruction. Hasil belajar fisika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi
dibandingkan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok sikap ilmiah diatas
rata-rata dan kelompok sikap ilmiah dibawah rata-rata-rata-rata. Hasil belajar fisika
siswa dengan tingkat sikap ilmiah di atas rata-rata lebih tinggi
dibandingkan hasil belajar siswa dengan tingkat sikap ilmiah di bawah
rata-rata.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan
tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil
belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan kemampuan sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan
dengan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kemampuan sikap ilmiah rendah.
5.2. Saran
1. Agar kelompok dalam model pembelajaran kooperatif dapat bekerja
dengan efektif, sebaiknya jumlah siswa dalam satu kelompok maksimal 5
112
2. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya memperhitungan
alokasi waktu yang digunakan terutama dalam melakukan eksperimen dan
menyelesaikan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pengamatan sikap ilmiah
siswa dan kemampuan psikomotorik sebaiknya menggunakan observer
dan disesuaikan dengan jumlah siswa dikelas.
4. Selama proses pembelajaran dalam kelompok baik dengan menggunakan
model pembelajaran langsung atau model pembelajaran kooperatif, guru
lebih aktif untuk mengawasi kinerja kelompok agar hasil yang diperoleh
juga lebih baik.
5. Dalam mengawali proses pembelajaran, sebaiknya guru terlebih dahulu
menunjukkan fenomena fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
113
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran ( Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru ). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning ( Teori dan Aplikasi PAIKEM ).
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Alec Fisher. 2009. Berpikir Kritis. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Anni, Catharina Tri. 2005. Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES.
Arief Sidharta dan Chaerun Anwar. 2007. Ketrampilan Berpikir Kompleks
dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Bandung : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi .2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching Fifth Edition. Boston
Allyn and Bacon.
B.R. Hergenhahn dan Mathew H. Olson. 2010. Theories Of Learning ( Teori
Belajar ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Daryanto .2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
David R. Krathwohl dan Lorin W. Anderson. 2010. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar
Diktat Mahasiswa S2-Biologi Angkatan. 2008. Evaluasi Pendidikan IPA .
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor :
Penerbit Ghalia Indonesia.
Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto (ed). 2008. Belajar untuk
Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Marthen Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit
114
Mohamad Nur. 2004. Model-model Pembelajaran. FMIPA Universitas Negeri
Surabaya
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Ratna W. Dahar. 1996. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud.
Richard I. Arends. 2008. Learning To Teach ( Mengajar Untuk Mengajar ).
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning ( Teori, Riset, dan Praktik ),
diterjemahkan Nurulita. Bandung: Nusa Media.
Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
S. Eko Putro Widoyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Suyitno, Amin. 1997. Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata
Pelajaran Matematika.Semarang: FMIPA IKIP Semarang.
Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Walter R. Borg and Meredith D. Gall. 1983. Educational Research. New York &
London: Longman
Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
Yohanes Surya. 1999. Fisika Itu Mudah. Tangerang : PT. Bina Sumber Daya
MIPA.
Yul, Iskandar. 2004. Tes, Bakat, Minat, Sikap dan Personality MMPI-DG,
115
http://wwwblogfisika.blogspot.com/2010/01/sikap-ilmiah.html
/
Makalah Tentang Sikap Ilmiah , Diakses pada tanggal 27 Februari 2013http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=13302 , Diakses pada
tanggal 8 Mei 2013
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-1256-081188930025%20Abstrak.pdf, Diakses pada tanggal 14 Mei 2013
http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/2232/66/298 , Diakses pada tanggal
24 Mei 2013
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1508/1/Jurnal%20Frima%20
Yunita.pdf , Diakses pada tanggal 22 Maret 2013
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/TEORI%20
116
DAFTAR PUSTAKA
Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning ( Teori, Riset, dan Praktik ),
diterjemahkan Nurulita. Bandung: Nusa Media.
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Arief Sidharta dan Chaerun Anwar. 2007. Ketrampilan Berpikir Kompleks dan
Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Bandung : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Richard I. Arends. 2008. Learning To Teach ( Mengajar Untuk Mengajar ).
117
Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto (ed). 2008. Belajar untuk
Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching Fifth Edition. Boston Allyn and Bacon
Mohamad Nur. 2004. Model-model Pembelajaran. FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Walter R. Borg and Meredith D. Gall. 1983. Educational Research. New York & London: Longman
David R. Krathwohl dan Lorin W. Anderson. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia.
Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
S. Eko Putro Widoyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning ( Teori dan Aplikasi PAIKEM ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Abdul Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran ( Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Ratna W. Dahar. 1996. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud.
Alec Fisher. 2009. Berpikir Kritis. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.
118
Yohanes Surya. 1999. Fisika Itu Mudah. Tangerang : PT. Bina Sumber Daya MIPA.
Diktat Mahasiswa S2-Biologi Angkatan. 2008. Evaluasi Pendidikan IPA . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
B.R. Hergenhahn dan Mathew H. Olson. 2010. Theories Of Learning ( Teori Belajar ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.