PERBEDAAN HASIL PERAWATAN WAJAH UNTUK KULIT
BERJERAWAT DENGAN MENGGUNAKAN MASKER
TRADISIONAL TEMULAWAK DAN TEMUGIRING
PADA SISWA SMK NEGERI 8 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Oleh:
Tabita Tarigan
5103344037
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
ABSTRAK
TABITA TARIGAN: Perbedaan Hasil Perawatan Wajah Untuk Kulit Berjerawat Dengan Menggunakan Masker Tradisional Temulawak Dan Temugiring Pada Siswa SMK Negeri 8 Medan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Prodi Pendidikan Tata Rias. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan 2014
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Hasil perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temulawak; (2) Hasil perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temugiring; (3) Hasil yang terbaik untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temulawak dan temugiring. Lokasi penelitian SMK Negeri 8 Medan. Penelitian ini adalah penelitian metode eksperimen yakni untuk melihat perbedaan dua variabel yaitu Hasil masker tradisional temulawak ( ) dan Hasil masker tradisional temugiring ( ). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 8 Medan sebanyak 35 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan. Analisis data menggunakan statistik eksperimen yaitu dengan cara menghitung rata – rata skor atau mean (M), Standart Deviasi(S) dan varians( ).
Dari hasil penelitian ditemukan hasil perawatan wajah setelah diberi perlakuan yaitu rata – rata skor 2,62 dan 2,32 dengan standar deviasi sebesar 0,297 dan 0,235, dan < = 4,03<6,39. Pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rakhmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini mengungkap perbedaan hasil perawatan wajah untuk kulit
berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temulawak dan temugiring di
Smk Negeri 8 Medan.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan
dan dorongan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik
4. Dra. Rohana Aritonang, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu, mengarahkan, membimbing, dan member dorongan sampai skripsi
ini terwujud.
5. Dra. Frida Dinar, M.Pd, selaku penasehat akademik yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan studi.
6. Penguji (Ibu Dra. Marnala Tobing, M.Pd, Ibu Dra. Lina Pangaribuan,M.Pd,
Ibu Dra. Frida Dinar, M.Pd) yang sudah banyak memberikan masukan yang
bersifat membangun dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Medan, Bapak Drs. H.Ali Hasmi
Nasution,MM, ibu Linda S.Pd selaku Ketua Jurusan Tata Kecantikan, Ibu
Isnaini S.Pd selaku wali kelas dan semua guru/staff di SMK Negeri 8 Medan
8. Secara khusus kepada orang tua penulis, Ayah (Drs. Andel Tarigan) dan Ibu
(Ringan Hati Nehe) terima kasih buat ayah dan ibu yang telah mengajarkan
dan selalu member dukungan yang terbaik untuk saya tanpa mengenal lelah.
9. Adik saya (Ariston Tarigan) yang selalu memberikan motivasi kepada saya
sampai menyelesainkan studi saya di Unimed.
10.Teman saya yang terbaik yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
(Deni Tarigan, Lysbet Hutauruk. Cristin Tarigan, Bang Ego, Prima Takasi
Ginting, Novelina Theresia Simbolon, dan Wuri Handayani).
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi perkembangan ilmu kecantikan.
Terima kasih dan Tuhan Memberkati.
Medan, September 2014
Tabita Tarigan
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kerangka Teoritis ... 10
1. Pengertian perawatan wajah ... 10
2.Kulit berjerawat ... 11
2.2 Jerawat pubertas ... 22
2.3 Faktor penyebab kulit berjerawat ... 18
2.4 Susunan kulit ... 20
2.5 Jenis kulit ... 23
3. Masker Tradisional ... 24
3.1 Temulawak ... 25
3.2 Temugiring ... 27
3.3 Persamaan Temulawak dan Temugiring ... 29
B. Kerangka Konseptual ... 30
C.Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 31
B. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 31
C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 33
E.Teknik Analisis Data ... 36
1. Melakukan uji persyaratan analisis ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian ... 40
1. Deskripsi penelitian ... 40
B. Uji Persyaratan Analisis ... 42
1. Uji Normalitas ... 42
2.Uji Homogenitas ... 43
3. Pengujian Hipotesis ... 44
C.Pembahasan Penelitian ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 47
B. Implikasi ... 47
C.Saran ... 48
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1. Komedo Putih ………13
2. Komedo Hitam ………...13
3. Jerawat tipe papulosa ……….13
4. Jerawat tipe pustulosa ………13
5. Jerawat tipe konglobata ……….13
6. Jerawat tipe kistika ……….……14
7. Susunan kulit………..24
8. Temulawak ………....28
9. Temugiring ………...23
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1. Persamaan temulawak dan temugiring………...25
2. Desain penelitian rancangan 1x2………28
3. Alat, bahan, dan kosmetik ………29
4. Kisi –kisi kriteria pengamatan ………..……..33
5. Uji liliefors ……….35
6. Total perlakuan anava satu jalur ………..36
7. Ringkasan anava untuk rancangan penelitian 1x2 ………37
8. Perlakuan masker tradisional ………...39
9. Hasil data penelitian ………...40
10. Perawatan wajah dengan menggunakan temulawak ………..42
11. Pengujian homogenitas varians ………...43
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Lembar pengamatan temulawak ………..48
2. Lembar pengamatan temugiring ………..50
3. Data hasil penelitian ………52
4. Uji normalitas data penelitian ……….54
5. Homogenitas data penelitian ………...57
6. Pengujian hipotesis ………..58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Tampil cantik merupakan dambaan setiap orang terlebih lagi kaum wanita.
Wanita ingin memiliki kulit wajah yang putih, bersih, tidak berkomedo, tidak
berjerawat, dan bercahaya. Kulit wajah yang putih, bersih, tidak berkomedo, tidak
berjerawat, dan bercahaya bisa dimiliki seseorang apabila melakukan perawatan
wajah. Seseorang yang melakukan perawatan wajah akan memiliki kulit yang sehat.
Menurut (Ekel,1981: 71) kulit wajah yang sehat memiliki kriteria yaitu konsistensi
yang kenyal, elastis/lentur, lembut, warna kulit bercahaya dan jenis kulit normal.
Namun, kenyataannya banyak orang memiliki masalah terhadap kulit. Masalah
yang banyak terjadi adalah jerawat.
Menurut (Retno, 2002) jerawat adalah peradangan yang disertai dengan
penyumbatan pada saluran kelenjar minyak kulit dan rambut (saluran pilosebasea).
Jerawat dalam bahasa Inggris adalah acne, merupakan penyakit kulit yang sudah
dikenal luas dan dikeluhkan terutama remaja. Munculnya jerawat sering terjadi
pada masa pubertas antara usia 13 hingga 19 tahun yang disebabkan oleh perubahan
hormon pada remaja. Jerawat menyebabkan rasa gatal yang mengganggu bahkan
rasa sakit. Tetapi, umumnya tidak ada efek menyeluruh pada tubuh yang
ditimbulkan. Walaupun tampak sepele masalah jerawat pada kulit bisa bertambah
parah jika tidak ditangani. Penyembuhan jerawat dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu menggunakan bahan kimia dan dapat juga disembuhkan dengan
Saat ini masih banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan
kosmetika tradisional, meskipun penggunaannya sedikit rumit namun lebih aman
untuk kesehatan kulit. Banyak tumbuh-tumbuhan di sekitar yang dapat
dimanfaatkan untuk kesehatan maupun kecantikan kulit. Penyembuhan jerawat
secara tradisional menjadi salah satu pilihan yang baik saat ini untuk mengatasi
jerawat. Bahan-bahan tersebut terbukti memberi manfaat yang baik untuk
kecantikan kulit wajah. Menurut (Santoso,2013) salah satu kosmetik tradisional
yang mampu mengobati jerawat yaitu temulawak dan temugiring. Kandungan
tanaman rimpang temulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak atsiri
serta minyak lemak. Tepung merupakan kandungan utama yang memiliki jumlah
bervariasi antara 48 – 54% tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin
tinggi tempat tumbuhnya makin rendah kadar tepungnya. Selain tepung, temulawak
juga mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat
kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe),
mangan (Mn) dan kadmium (Cd). Komponen utama kandungan zat yang terdapat
dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut kurkumin dan juga
protein, pati, serta zat – zat minyak atsiri. Minyak atsiri temulawak mengandung
phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal. Kandungan
kurkumin berkisar antara 1,6% – 2,2% dihitung berdasarkan berat kering.
Kandungan kurkumin dan zat – zat minyak atsiri penyebab berkhasiatnya
temulawak untuk mengobati jerawat. Kandungan zat aktif temulawak yaitu
kurkumin, kurkuminoid, P-toluilmetilkarbinol, seskuiterpen d-kamper, mineral,
natrium (Na), magnesium (Mg), besi (Fe), mangan (Mn), dan kadmium (Cd). Selain
temulawak tanaman akar rimpang yang memiliki kandungan kurkumin yaitu
kunyit, kunyit juga mengandung zat kurkumin yang dapat mengobati jerawat
namun kunyit tidak mengandung minyak atsiri sehingga noda hitam pada bekas
jerawat tidak mampu di pudarkan oleh kunyit, sedangkan pada temulawak
kandungan kurkumin mampu untuk mengeringkan jerawat dan kandungan minyak
atsiri mampu untuk menghilangkan noda bekas jerawat. Selain temulawak tanaman
akar rimpang yang mampu mengobati jerawat yaitu temugiring. Kandungan
temugiring yaitu flavonoid, minyak atsiri, kurkumin, monoterpen, piperazin
sitrat,lemak, tanin, dammar, amilum. Kurkumin 2,0% yang terdapat pada
temugiring mampu untuk mengobati jerawat. Temugiring juga memiliki
kandungan minyak atsiri 3% yang mampu untuk memudarkan noda bekas jerawat.
Alasan penulis memilih temulawak dan temugiring sebagai salah satu
bahan masker tradisional yang mampu untuk mengobati jerawat karena penulis
pernah menerapkan temulawak pada seorang teman yang pada saat itu memiliki
jerawat. Penulis memilih temulawak sebagai bahan tradisional yang digunakan
untuk memanfaatkan temulawak yang terdapat di halaman rumah. Selain itu penulis
mendapat masukan dari beberapa buku yang dibaca. Setelah melakukan 2 kali
perawatan penulis melihat adanya perbedaan pada kulit yang berjerawat tersebut,
jerawat lebih mengering. Kemudian penulis mencoba untuk mengajukan judul
skripsi tentang tentang perbedaan temulawak dan kunyit, namun karena temulawak
dan kunyit jelas berbeda dan tidak sesuai untuk dibandingkan, maka penulis
mendapatkan bahan masker tradisional yang sesuai untuk dibandingkan dan masker
tradisional tersebut yaitu temugiring. Karena itu penulis mengambil judul tentang
perbedaan hasil perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan
masker tradisional temulawak dan temugiring.
Sejarah temulawak dan temugiring tumbuh di daerah Jawa Timur yaitu di
hutan jati. Temulawak dan temugiring merupakan tanaman akar rimpang. Di
daerah Sumatera Utara temulawak dan temugiring dapat ditemukan di kampung
duri tujuh,Pancur Batu. Rata-rata masyarakat kampung duri tujuh menanam
tanaman akar rimpang dan salah satunya yaitu temulawak dan temugiring.
Masyarakat yang menanam temulawak dan temugiring menjual tanaman mereka di
pasar tradisional yang ada di kota medan sebagai salah satu tambahan mata
pencaharian mereka. Menurut (Santoso,2013) bahwa tanaman akar rimpang yaitu
salah satunya temulawak dan temugiring mampu untuk mengobati jerawat. Maka
dari pada itu penulis menerapkan masker tradisional temulawak dan temugiring
pada siswa SMK Negeri 8 Medan pada kelas XI, siswa tersebut memiliki jerawat
pubertas.
Jerawat pubertas yang timbul pada masa remaja yaitu jerawat yang
disebabkan karena faktor hormon yang aktif. Jerawat pada remaja harus diobati
sebaik-baiknya agar memperbaiki penampilan kulit remaja karena sangat penting
dalam penilaian diri seseorang, dan agar jerawat tidak meninggalkan bekas yang
tidak dapat hilang. Semakin cepat penanggulangan dilakukan maka akan semakin
Jurusan tata kecantikan merupakan salah satu bagian dari Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah menengah kejuruan menghasilkan peserta
didik yang terampil dan berkualitas sesuai dengan bidangnya. Lulusan SMK
jurusan tata kecantikan di haruskan untuk menguasai teori maupun praktek,
sehingga mampu terjun ke dunia industri.
SMK Negeri 8 Medan sebagai sebuah lembaga pendidikan dan latihan
untuk tingkat menengah kejuruan yang beralamat di jalan Dr.Mansyur. SMK
Negeri 8 Medan memiliki 4 kompetensi jurusan diantaranya adalah : Tata Boga,
Tata Busana, Tata Kecantikan, dan Akomodasi Perhotelan. SMK Negeri 8 Medan
memiliki visi yaitu : mewujudkan SMK Negeri 8 Medan sebagai lembaga diklat
yang unggul dalam menghasilkan tamatan di bidang keahlian tata boga, tata busana,
tata kecantikan, dan akomodasi perhotelan. Misi SMK Negeri 8 Medan yaitu: (1)
Menyiapkan sumber daya manusia yang terampil, kreatif, bertanggung jawab dan
berwawasan luas sesuai bidang keahliannya dan berorientasi mutu di segala
kegiatannya; (2) Mengembangkan iklim belajar dan bekerja yang kondusif,
kompetitif, dengan pemberdayaan potensi sekolah: guru, siswa, dan masyarakat
yang dilandasi oleh keimanan, kejujuran, dan kedisplinan. Dari observasi yang
dilakukan di lapangan (Agustus,2014), terdapat 10 siswa yang memiliki kulit
berjerawat yaitu siswa kelas XI Smk Negeri 8 Medan. Faktor-faktor yang
menyebabkan kulit berjerawat pada siswa yaitu kurangnya menjaga kebersihan
kulit, memakan makanan yang pedas, cuaca yang panas, dan pada waktu
Dari hasil pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan kondisi
ini sebagai latar belakang untuk meneliti “Perbedaan Hasil Perawatan Wajah Untuk Kulit Berjerawat Dengan Menggunakan Masker Tradisional Temulawak Dan Temugiring Pada Siswa SMK N 8 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah faktor yang menyebabkan kulit berjerawat pada siswa SMK Negeri 8
Medan?
2. Apakah jenis jerawat yang timbul pada kulit wajah siswa SMK Negeri 8
Medan?
3. Berapa lama perawatan wajah untuk kulit berjerawat menggunakan masker
tradisional temulawak yang diaplikasikan pada kulit wajah siswa SMK Negeri
8 Medan?
4. Berapa lama perawatan wajah untuk kulit berjerawat menggunakan masker
tradisional temugiring yang diaplikasikan pada kulit wajah siswa SMK Negeri
8 Medan?
5. Bagaimana hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional
temulawak yang diaplikasikan pada kulit berjerawat siswa SMK Negeri 8
Medan?
6. Bagaimana hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional
temugiring yang diaplikasikan pada kulit berjerawat siswa SMK Negeri 8
7. Bagaimanakah perbedaan hasil perawatan wajah kulit berjerawat dengan
menggunakan masker tradisional temulawak dan temugiring pada SMK Negeri
8 Medan?
C. Pembatasan Masalah
Agar peneliti dapat terfokuskan lebih efektif dan efisien sehingga tercapai
apa yang diinginkan, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilakukan pada siswa SMK Negeri 8 Medan yang berumur 16-17
tahun
2. Jenis jerawat siswa SMK Negeri 8 Medan yaitu jenis jerawat pubertas
3. Kosmetik yang digunakan siswa SMK Negeri 8 Medan yaitu temulawak dan
temugiring
4. Perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker
tradisional dilakukan secara periodik yaitu sebanyak 4 kali perawatan pada siswa
SMK Negeri 8 Medan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang
diteliti yaitu:
1. Bagaimanakah hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional
2. Bagaimanakah hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional
temugiring pada kulit berjerawat pada siswa SMK Negeri 8 Medan?
3. Bagaimanakah perbedaan hasil perawatan wajah masker tradisional dengan
menggunakan temulawak dan temugiring pada kulit berjerawat SMK Negeri 8
Medan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker
tradisional temulawak.
2. Untuk mengetahui hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker
tradisional temugiring.
3. Untuk mengetahui hasil yang terbaik untuk digunakan sebagai masker
tradisional temulawak atau temugiring untuk kulit berjerawat.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis dan
praktis sebagai berikut :
1. Sebagai syarat penulis untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
2. Secara teoritis, dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
dalam penggunaan masker tradisional untuk menstimulasi siswa agar
3. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat memanfaatkan
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perawatan wajah untuk
kulit berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temulawak dan
temugiring dengan < , 4,03<6,39
2. Hasil perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker
tradisional temulawak dan masker tradisional temugiring dapat dilihat dari
perubahan rata – rata skor, standar deviasi dan varians masing – masing
masker tradisional diberi perlakuan dengan rata – rata 2,62 dan 2,32 dengan
standar deviasi 0,29 dan 0,23
3. Terdapat perbedaan hasil perawatan wajah dilihat dari jumlah jerawat yang
berkurang pada masker tradisional temulawak dan temugiring dengan
> (8,00>5,32)
B. IMPLIKASI
Ada perbedaan hasil perawatan wajah dikarenakan jerawat dapat mengering
setelah dilakukan perlakuan pada model dengan menggunakan masker tradisional
indikasi bahwa hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional
temulawak berbeda dengan temugiring, dan warna jerawat seperti merah keputihan
namun warna jerawat lebih memerah setelah diberi perlakuan dengan menggunakan
masker tradisional. Hal ini dapat dilihat dari skor – skor grafik hasil perawatan
wajah pada bab IV.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada beberapa saran yang diajukan :
1. Sebaiknya siswa yang berjerawat menggunakan masker tradisional
temulawak sehingga jerawat lebih cepat mengering .
2. Diharapkan masker tradisional temulawak dan temugiring dapat diterapkan
di lingkungan masyarakat, sebagai pemanfaatan bahan –bahan tradisional.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan kelemahan – kelemahan
dalam penggunaan bahan tradisional untuk lebih mencapai hasil yang lebih