• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL PERAWATAN WAJAH UNTUK KULIT BERJERAWAT DENGAN MENGGUNAKAN MASKER TRADISIONAL TEMULAWAK DAN TEMUGIRING PADA SISWA SMK NEGERI 8 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL PERAWATAN WAJAH UNTUK KULIT BERJERAWAT DENGAN MENGGUNAKAN MASKER TRADISIONAL TEMULAWAK DAN TEMUGIRING PADA SISWA SMK NEGERI 8 MEDAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL PERAWATAN WAJAH UNTUK KULIT

BERJERAWAT DENGAN MENGGUNAKAN MASKER

TRADISIONAL TEMULAWAK DAN TEMUGIRING

PADA SISWA SMK NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh:

Tabita Tarigan

5103344037

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

TABITA TARIGAN: Perbedaan Hasil Perawatan Wajah Untuk Kulit Berjerawat Dengan Menggunakan Masker Tradisional Temulawak Dan Temugiring Pada Siswa SMK Negeri 8 Medan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Prodi Pendidikan Tata Rias. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan 2014

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Hasil perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temulawak; (2) Hasil perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temugiring; (3) Hasil yang terbaik untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temulawak dan temugiring. Lokasi penelitian SMK Negeri 8 Medan. Penelitian ini adalah penelitian metode eksperimen yakni untuk melihat perbedaan dua variabel yaitu Hasil masker tradisional temulawak ( ) dan Hasil masker tradisional temugiring ( ). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 8 Medan sebanyak 35 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan. Analisis data menggunakan statistik eksperimen yaitu dengan cara menghitung rata – rata skor atau mean (M), Standart Deviasi(S) dan varians( ).

Dari hasil penelitian ditemukan hasil perawatan wajah setelah diberi perlakuan yaitu rata – rata skor 2,62 dan 2,32 dengan standar deviasi sebesar 0,297 dan 0,235, dan < = 4,03<6,39. Pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rakhmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Skripsi ini mengungkap perbedaan hasil perawatan wajah untuk kulit

berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temulawak dan temugiring di

Smk Negeri 8 Medan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan

dan dorongan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik

4. Dra. Rohana Aritonang, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu, mengarahkan, membimbing, dan member dorongan sampai skripsi

ini terwujud.

5. Dra. Frida Dinar, M.Pd, selaku penasehat akademik yang telah memberikan

bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan studi.

6. Penguji (Ibu Dra. Marnala Tobing, M.Pd, Ibu Dra. Lina Pangaribuan,M.Pd,

Ibu Dra. Frida Dinar, M.Pd) yang sudah banyak memberikan masukan yang

bersifat membangun dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Medan, Bapak Drs. H.Ali Hasmi

Nasution,MM, ibu Linda S.Pd selaku Ketua Jurusan Tata Kecantikan, Ibu

Isnaini S.Pd selaku wali kelas dan semua guru/staff di SMK Negeri 8 Medan

(6)

8. Secara khusus kepada orang tua penulis, Ayah (Drs. Andel Tarigan) dan Ibu

(Ringan Hati Nehe) terima kasih buat ayah dan ibu yang telah mengajarkan

dan selalu member dukungan yang terbaik untuk saya tanpa mengenal lelah.

9. Adik saya (Ariston Tarigan) yang selalu memberikan motivasi kepada saya

sampai menyelesainkan studi saya di Unimed.

10.Teman saya yang terbaik yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

(Deni Tarigan, Lysbet Hutauruk. Cristin Tarigan, Bang Ego, Prima Takasi

Ginting, Novelina Theresia Simbolon, dan Wuri Handayani).

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi perkembangan ilmu kecantikan.

Terima kasih dan Tuhan Memberkati.

Medan, September 2014

Tabita Tarigan

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kerangka Teoritis ... 10

1. Pengertian perawatan wajah ... 10

2.Kulit berjerawat ... 11

(8)

2.2 Jerawat pubertas ... 22

2.3 Faktor penyebab kulit berjerawat ... 18

2.4 Susunan kulit ... 20

2.5 Jenis kulit ... 23

3. Masker Tradisional ... 24

3.1 Temulawak ... 25

3.2 Temugiring ... 27

3.3 Persamaan Temulawak dan Temugiring ... 29

B. Kerangka Konseptual ... 30

C.Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 31

B. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 31

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 33

E.Teknik Analisis Data ... 36

1. Melakukan uji persyaratan analisis ... 36

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 40

1. Deskripsi penelitian ... 40

B. Uji Persyaratan Analisis ... 42

1. Uji Normalitas ... 42

2.Uji Homogenitas ... 43

3. Pengujian Hipotesis ... 44

C.Pembahasan Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 47

B. Implikasi ... 47

C.Saran ... 48

(10)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1. Komedo Putih ………13

2. Komedo Hitam ………...13

3. Jerawat tipe papulosa ……….13

4. Jerawat tipe pustulosa ………13

5. Jerawat tipe konglobata ……….13

6. Jerawat tipe kistika ……….……14

7. Susunan kulit………..24

8. Temulawak ………....28

9. Temugiring ………...23

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Persamaan temulawak dan temugiring………...25

2. Desain penelitian rancangan 1x2………28

3. Alat, bahan, dan kosmetik ………29

4. Kisi –kisi kriteria pengamatan ………..……..33

5. Uji liliefors ……….35

6. Total perlakuan anava satu jalur ………..36

7. Ringkasan anava untuk rancangan penelitian 1x2 ………37

8. Perlakuan masker tradisional ………...39

9. Hasil data penelitian ………...40

10. Perawatan wajah dengan menggunakan temulawak ………..42

11. Pengujian homogenitas varians ………...43

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Lembar pengamatan temulawak ………..48

2. Lembar pengamatan temugiring ………..50

3. Data hasil penelitian ………52

4. Uji normalitas data penelitian ……….54

5. Homogenitas data penelitian ………...57

6. Pengujian hipotesis ………..58

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tampil cantik merupakan dambaan setiap orang terlebih lagi kaum wanita.

Wanita ingin memiliki kulit wajah yang putih, bersih, tidak berkomedo, tidak

berjerawat, dan bercahaya. Kulit wajah yang putih, bersih, tidak berkomedo, tidak

berjerawat, dan bercahaya bisa dimiliki seseorang apabila melakukan perawatan

wajah. Seseorang yang melakukan perawatan wajah akan memiliki kulit yang sehat.

Menurut (Ekel,1981: 71) kulit wajah yang sehat memiliki kriteria yaitu konsistensi

yang kenyal, elastis/lentur, lembut, warna kulit bercahaya dan jenis kulit normal.

Namun, kenyataannya banyak orang memiliki masalah terhadap kulit. Masalah

yang banyak terjadi adalah jerawat.

Menurut (Retno, 2002) jerawat adalah peradangan yang disertai dengan

penyumbatan pada saluran kelenjar minyak kulit dan rambut (saluran pilosebasea).

Jerawat dalam bahasa Inggris adalah acne, merupakan penyakit kulit yang sudah

dikenal luas dan dikeluhkan terutama remaja. Munculnya jerawat sering terjadi

pada masa pubertas antara usia 13 hingga 19 tahun yang disebabkan oleh perubahan

hormon pada remaja. Jerawat menyebabkan rasa gatal yang mengganggu bahkan

rasa sakit. Tetapi, umumnya tidak ada efek menyeluruh pada tubuh yang

ditimbulkan. Walaupun tampak sepele masalah jerawat pada kulit bisa bertambah

parah jika tidak ditangani. Penyembuhan jerawat dapat dilakukan dengan berbagai

cara yaitu menggunakan bahan kimia dan dapat juga disembuhkan dengan

(14)

Saat ini masih banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan

kosmetika tradisional, meskipun penggunaannya sedikit rumit namun lebih aman

untuk kesehatan kulit. Banyak tumbuh-tumbuhan di sekitar yang dapat

dimanfaatkan untuk kesehatan maupun kecantikan kulit. Penyembuhan jerawat

secara tradisional menjadi salah satu pilihan yang baik saat ini untuk mengatasi

jerawat. Bahan-bahan tersebut terbukti memberi manfaat yang baik untuk

kecantikan kulit wajah. Menurut (Santoso,2013) salah satu kosmetik tradisional

yang mampu mengobati jerawat yaitu temulawak dan temugiring. Kandungan

tanaman rimpang temulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak atsiri

serta minyak lemak. Tepung merupakan kandungan utama yang memiliki jumlah

bervariasi antara 48 – 54% tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin

tinggi tempat tumbuhnya makin rendah kadar tepungnya. Selain tepung, temulawak

juga mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat

kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe),

mangan (Mn) dan kadmium (Cd). Komponen utama kandungan zat yang terdapat

dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut kurkumin dan juga

protein, pati, serta zat – zat minyak atsiri. Minyak atsiri temulawak mengandung

phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal. Kandungan

kurkumin berkisar antara 1,6% – 2,2% dihitung berdasarkan berat kering.

Kandungan kurkumin dan zat – zat minyak atsiri penyebab berkhasiatnya

temulawak untuk mengobati jerawat. Kandungan zat aktif temulawak yaitu

kurkumin, kurkuminoid, P-toluilmetilkarbinol, seskuiterpen d-kamper, mineral,

(15)

natrium (Na), magnesium (Mg), besi (Fe), mangan (Mn), dan kadmium (Cd). Selain

temulawak tanaman akar rimpang yang memiliki kandungan kurkumin yaitu

kunyit, kunyit juga mengandung zat kurkumin yang dapat mengobati jerawat

namun kunyit tidak mengandung minyak atsiri sehingga noda hitam pada bekas

jerawat tidak mampu di pudarkan oleh kunyit, sedangkan pada temulawak

kandungan kurkumin mampu untuk mengeringkan jerawat dan kandungan minyak

atsiri mampu untuk menghilangkan noda bekas jerawat. Selain temulawak tanaman

akar rimpang yang mampu mengobati jerawat yaitu temugiring. Kandungan

temugiring yaitu flavonoid, minyak atsiri, kurkumin, monoterpen, piperazin

sitrat,lemak, tanin, dammar, amilum. Kurkumin 2,0% yang terdapat pada

temugiring mampu untuk mengobati jerawat. Temugiring juga memiliki

kandungan minyak atsiri 3% yang mampu untuk memudarkan noda bekas jerawat.

Alasan penulis memilih temulawak dan temugiring sebagai salah satu

bahan masker tradisional yang mampu untuk mengobati jerawat karena penulis

pernah menerapkan temulawak pada seorang teman yang pada saat itu memiliki

jerawat. Penulis memilih temulawak sebagai bahan tradisional yang digunakan

untuk memanfaatkan temulawak yang terdapat di halaman rumah. Selain itu penulis

mendapat masukan dari beberapa buku yang dibaca. Setelah melakukan 2 kali

perawatan penulis melihat adanya perbedaan pada kulit yang berjerawat tersebut,

jerawat lebih mengering. Kemudian penulis mencoba untuk mengajukan judul

skripsi tentang tentang perbedaan temulawak dan kunyit, namun karena temulawak

dan kunyit jelas berbeda dan tidak sesuai untuk dibandingkan, maka penulis

(16)

mendapatkan bahan masker tradisional yang sesuai untuk dibandingkan dan masker

tradisional tersebut yaitu temugiring. Karena itu penulis mengambil judul tentang

perbedaan hasil perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan

masker tradisional temulawak dan temugiring.

Sejarah temulawak dan temugiring tumbuh di daerah Jawa Timur yaitu di

hutan jati. Temulawak dan temugiring merupakan tanaman akar rimpang. Di

daerah Sumatera Utara temulawak dan temugiring dapat ditemukan di kampung

duri tujuh,Pancur Batu. Rata-rata masyarakat kampung duri tujuh menanam

tanaman akar rimpang dan salah satunya yaitu temulawak dan temugiring.

Masyarakat yang menanam temulawak dan temugiring menjual tanaman mereka di

pasar tradisional yang ada di kota medan sebagai salah satu tambahan mata

pencaharian mereka. Menurut (Santoso,2013) bahwa tanaman akar rimpang yaitu

salah satunya temulawak dan temugiring mampu untuk mengobati jerawat. Maka

dari pada itu penulis menerapkan masker tradisional temulawak dan temugiring

pada siswa SMK Negeri 8 Medan pada kelas XI, siswa tersebut memiliki jerawat

pubertas.

Jerawat pubertas yang timbul pada masa remaja yaitu jerawat yang

disebabkan karena faktor hormon yang aktif. Jerawat pada remaja harus diobati

sebaik-baiknya agar memperbaiki penampilan kulit remaja karena sangat penting

dalam penilaian diri seseorang, dan agar jerawat tidak meninggalkan bekas yang

tidak dapat hilang. Semakin cepat penanggulangan dilakukan maka akan semakin

(17)

Jurusan tata kecantikan merupakan salah satu bagian dari Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah menengah kejuruan menghasilkan peserta

didik yang terampil dan berkualitas sesuai dengan bidangnya. Lulusan SMK

jurusan tata kecantikan di haruskan untuk menguasai teori maupun praktek,

sehingga mampu terjun ke dunia industri.

SMK Negeri 8 Medan sebagai sebuah lembaga pendidikan dan latihan

untuk tingkat menengah kejuruan yang beralamat di jalan Dr.Mansyur. SMK

Negeri 8 Medan memiliki 4 kompetensi jurusan diantaranya adalah : Tata Boga,

Tata Busana, Tata Kecantikan, dan Akomodasi Perhotelan. SMK Negeri 8 Medan

memiliki visi yaitu : mewujudkan SMK Negeri 8 Medan sebagai lembaga diklat

yang unggul dalam menghasilkan tamatan di bidang keahlian tata boga, tata busana,

tata kecantikan, dan akomodasi perhotelan. Misi SMK Negeri 8 Medan yaitu: (1)

Menyiapkan sumber daya manusia yang terampil, kreatif, bertanggung jawab dan

berwawasan luas sesuai bidang keahliannya dan berorientasi mutu di segala

kegiatannya; (2) Mengembangkan iklim belajar dan bekerja yang kondusif,

kompetitif, dengan pemberdayaan potensi sekolah: guru, siswa, dan masyarakat

yang dilandasi oleh keimanan, kejujuran, dan kedisplinan. Dari observasi yang

dilakukan di lapangan (Agustus,2014), terdapat 10 siswa yang memiliki kulit

berjerawat yaitu siswa kelas XI Smk Negeri 8 Medan. Faktor-faktor yang

menyebabkan kulit berjerawat pada siswa yaitu kurangnya menjaga kebersihan

kulit, memakan makanan yang pedas, cuaca yang panas, dan pada waktu

(18)

Dari hasil pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan kondisi

ini sebagai latar belakang untuk meneliti “Perbedaan Hasil Perawatan Wajah Untuk Kulit Berjerawat Dengan Menggunakan Masker Tradisional Temulawak Dan Temugiring Pada Siswa SMK N 8 Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor yang menyebabkan kulit berjerawat pada siswa SMK Negeri 8

Medan?

2. Apakah jenis jerawat yang timbul pada kulit wajah siswa SMK Negeri 8

Medan?

3. Berapa lama perawatan wajah untuk kulit berjerawat menggunakan masker

tradisional temulawak yang diaplikasikan pada kulit wajah siswa SMK Negeri

8 Medan?

4. Berapa lama perawatan wajah untuk kulit berjerawat menggunakan masker

tradisional temugiring yang diaplikasikan pada kulit wajah siswa SMK Negeri

8 Medan?

5. Bagaimana hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional

temulawak yang diaplikasikan pada kulit berjerawat siswa SMK Negeri 8

Medan?

6. Bagaimana hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional

temugiring yang diaplikasikan pada kulit berjerawat siswa SMK Negeri 8

(19)

7. Bagaimanakah perbedaan hasil perawatan wajah kulit berjerawat dengan

menggunakan masker tradisional temulawak dan temugiring pada SMK Negeri

8 Medan?

C. Pembatasan Masalah

Agar peneliti dapat terfokuskan lebih efektif dan efisien sehingga tercapai

apa yang diinginkan, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilakukan pada siswa SMK Negeri 8 Medan yang berumur 16-17

tahun

2. Jenis jerawat siswa SMK Negeri 8 Medan yaitu jenis jerawat pubertas

3. Kosmetik yang digunakan siswa SMK Negeri 8 Medan yaitu temulawak dan

temugiring

4. Perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker

tradisional dilakukan secara periodik yaitu sebanyak 4 kali perawatan pada siswa

SMK Negeri 8 Medan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang

diteliti yaitu:

1. Bagaimanakah hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional

(20)

2. Bagaimanakah hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional

temugiring pada kulit berjerawat pada siswa SMK Negeri 8 Medan?

3. Bagaimanakah perbedaan hasil perawatan wajah masker tradisional dengan

menggunakan temulawak dan temugiring pada kulit berjerawat SMK Negeri 8

Medan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker

tradisional temulawak.

2. Untuk mengetahui hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker

tradisional temugiring.

3. Untuk mengetahui hasil yang terbaik untuk digunakan sebagai masker

tradisional temulawak atau temugiring untuk kulit berjerawat.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis dan

praktis sebagai berikut :

1. Sebagai syarat penulis untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

2. Secara teoritis, dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman

dalam penggunaan masker tradisional untuk menstimulasi siswa agar

(21)

3. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat memanfaatkan

(22)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perawatan wajah untuk

kulit berjerawat dengan menggunakan masker tradisional temulawak dan

temugiring dengan < , 4,03<6,39

2. Hasil perawatan wajah untuk kulit berjerawat dengan menggunakan masker

tradisional temulawak dan masker tradisional temugiring dapat dilihat dari

perubahan rata – rata skor, standar deviasi dan varians masing – masing

masker tradisional diberi perlakuan dengan rata – rata 2,62 dan 2,32 dengan

standar deviasi 0,29 dan 0,23

3. Terdapat perbedaan hasil perawatan wajah dilihat dari jumlah jerawat yang

berkurang pada masker tradisional temulawak dan temugiring dengan

> (8,00>5,32)

B. IMPLIKASI

Ada perbedaan hasil perawatan wajah dikarenakan jerawat dapat mengering

setelah dilakukan perlakuan pada model dengan menggunakan masker tradisional

(23)

indikasi bahwa hasil perawatan wajah dengan menggunakan masker tradisional

temulawak berbeda dengan temugiring, dan warna jerawat seperti merah keputihan

namun warna jerawat lebih memerah setelah diberi perlakuan dengan menggunakan

masker tradisional. Hal ini dapat dilihat dari skor – skor grafik hasil perawatan

wajah pada bab IV.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada beberapa saran yang diajukan :

1. Sebaiknya siswa yang berjerawat menggunakan masker tradisional

temulawak sehingga jerawat lebih cepat mengering .

2. Diharapkan masker tradisional temulawak dan temugiring dapat diterapkan

di lingkungan masyarakat, sebagai pemanfaatan bahan –bahan tradisional.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan kelemahan – kelemahan

dalam penggunaan bahan tradisional untuk lebih mencapai hasil yang lebih

Gambar

GAMBAR HALAMAN
TABEL

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan kebisingan yang dilakukan di bagian produksi workshop 9 dapat diketahui bahwa tingkat intensitas kebisingan adalah 90 dBA sedangkan pada kantor baru adalah

Wawancara juga akan dilakukan kepada Ketua Lembaga Pendidikan dan Sosial Islam Al-Barokah Surabaya untuk menggali data terkait dengan stres kerja yang pernah

Pada penelitian ini pengembangan halaman catatan sebagai media promosi elektronik dengan menggunakan teknologi ICT (Information Communication Technology) dapat diterapkan

Dari hasil survei statis pada hari Senin sampai dengan hari Minggu, dapat diketahui bahwa frekuensi pelayanan memiliki jumlah yang sama banyaknya, yaitu sebanyak 4 (empat)

Setelah melakukan penelitian dan observasi peneliti mencoba mengemukakan alternatif pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi, yaitu perlu dibuat suatu sistem yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan–kesulitan yang dialami siswa kelas VII SMP PGRI Arjosari dalam menyelesaikan persoalan aljabar yang berkaitan dengan konsep dan prinsip

Berdasarkan pada pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian yang telah diteliti didapatkan, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut (1)

setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan kit Bovipreg dan satu ekor kambing betina didiagnosis tidak bunting (negatif). Gambaran hasil dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil