MENGEMBANGKAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA 5 – 6 TAHUN
DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI TK NEGERI PEMBINA TANJUNG MORAWA TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH:
DAHNILA NASUTION NIM. 1104313001
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
DAHNILA NASUTION, 1104313001. “ Mengembangkan Sikap Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif TK Negeri Pembina
TanjungMorawa Tahun Ajaran 2012/2013.”
Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan sikap sosial anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan sikap sosial anak melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif.
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus diadakan 2 kali pertemuan. Penelitian tindakan ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitia tindakan kelas dilakukan di kelas B yang berjumlah 18 orang di TK Negeri Pembina Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2012/2013. Yang terdiri 9 orang anak laki-laki dan 9 orang anak perempuan. Pelaksanaan PTK dilakukan 3 bulan mulai Januari – Maret. dengan alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi. Adapun indikator yang dibuat Menyesuaikan diri dengan teman sejawat, Menyesuaikan diri dengan teman sebaya, Bersikap kooperatif dengan temannya, Memahami perasaan orang lain, dan Keterampilan komunikasi yang efektif.
Tahapan yang dilakukan adalah pemberian tindakan siklus I, ditemukan data perkembangan sikap sosial anak yang tergolong kurang sebanyak 16,6%, yang tergolong cukup sebanyak 33,4%, yang tergolong baik sebanyak 50%, sedangkan yang tergolong baik sekali 0,0%. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan sikap sosial anak, namun masih kurang optimal, sehingga perlu dilakukan pembelajaran kooperatif yang lebih baik pada siklus II. Pada Siklus II ditemukan data bahwa perkembangan sikap sosial anak meningkat, dimana perkembangan sikap sosial anak tergolong cukup terdapat 16,6% , tergolong baik terdapat 33,4%, dan tergolong sangat baik terdapat 50%.
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……… i
DAFTAR ISI ……… ii
DAFTAR TABEL ………..… iv
DAFTAR LAMPIRAN ………. V BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2 Identifikasi Masalah……… 4
1.3 Pembatasan Masalah ……… 5
1.4 Rumusan Masalah……… 5
1.5 Tujuan Penelitian ……… 6
1.6 Manfaat Penelitian ……… 6
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka teori………... 7
2.1.1 Perkembangan Sosial Anak 2.1.2 Proses Perkembangan Sikap Sosia... 8
2.1.3 Karakteristik Dan Ciri Tingkah Laku Sosial……… 9
2.1.4 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak…………... 11
2.1.5 Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial... 13
2.2 Hakekat Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini... 16
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ………... 16
2.2.2 Hakekat Model Pembel;ajaran Kooferatif... 18
2.2.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif.... 19
2.2.4 Model-model Pembelajaran Kooferatif... 22
2.2.5 Model Pembelajaran Bertukar Pasangan ... 23
iii
2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Bertukar Pasangan... 25
2.2.8 Tujuan Penerapan Pembelajaran Kooferatif untuk Anak Usia Dini ... 26
2.2 Kerangka Konseptual ……….. 26
2.3 Hipotesis Penelitian……… 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……… 28
3.2 Subjek dan Objek Penelitian…….……… 28
3.3 Operasional Variabel Penelitian………... 28
3.4 Prosedur Penelitian……….... 29
3.4 Prosedur Penelitian……… 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data……….... 33
3.6 Teknik Analisis Data……….…. 34
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian……… 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……… 36
4.1.1 Kondisi Awal……….... 36
Siklus I a. Perencanaan Siklus I……… 38
b. Pelaksanaan Siklus I……… 38
c. Kegiatan Awal……….. 38
d. Hasil Observasi Siklus I……… 39
e. Refleksi Siklus I………... 44
Siklus II a. Perencanaan Siklus II……….... 44
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II……… 45
c. Hasil Observasi Siklus II ……… 46
iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……… 52 5.2 Saran ……… 53
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian ………... 31 Tabel 2 Rangkuman Data Hasil perkembangan sikap sosial
anak siklus I Pertemuan Pertama ……… 38 Tabel 3 Rangkuman Data perkembangan sikap sosial anak
siklus I Pertemuan Kedua ……… 40 Gambar 4 Diagram Batang Perkembangan Sikap Sosial Anak
Pada Siklus I Pertemuan 2
Tabel 5 Deskripsi perkembangan sikap sosial anak siklus II
Pertemuan I ……… 45 Tabel 6 Rangkuman Data perkembangan sikap sosial anak
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak adalah sebuah anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada sepasang suami-istri, dengan membawa berbagai potensi yang ada dalam dirinya yang kelak potensi itu dapat berkembang dengan baik jika dibantu perkembangannya melalui pendidikan.
Dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional (Sikdiknas) Nomor 20 tahun 2003 mengemukakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dalam pendidikan anak usia dini terdapat aspek-aspek yang harus ditanamkan dan dikembangkan dalam dirinya, diantaranya aspek kognitif, bahasa, moral, motorik dan sosial. Sikap sosial mencakup sikap tenggang rasa, saling menghargai, bekerjasama, peduli, saling menghormati, empati dan sebagainya.
2
yang tidak sehat terhadap pengalaman sosial dan terhadap orang pada umumnya. Pengalaman yang tidak menyenangkan yang terlalu banyak juga mendorong anak tidak sosial dan anti sosial. Apabila anak dihadapkan pada pengalaman sosial awal yang tidak menyenangkan, bahkan merasa tertekan maka pada perkembangan selanjutnya ia akan menghindari partisipasi, bahkan akan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal ini perlu diwaspadai oleh guru maupun orang tua, juga perlu mengevaluasi serta memperbaiki atau mencari kegiatan/ lingkungan pengganti secepatnya sehingga hal-hal yang lebih buruk terhadap perilaku sosial anak dapat dihindari.
Hurlock (1978: 250) mengutarakan bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial “Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial”.
Menurut Loree (1970: 86) “Sosialisasi merupakan proses dimana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya.”
3
Perkembangan kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun yaitu bahwa anak sudah dapat bergaul dengan semua teman, merasa puas atas prestasi yang dicapai, tenggang rasa terhadap keadaan orang lain, dan dapat mengendalikan emosi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di TK Negeri Pembina Tanjung Morawa diketetahui bahwa kemampuan anak dalam bersosialisasi masih rendah. Dimana banyak ditemukan anak yang tidak mampu bersosialisasi dengan orang-orang yang ada disekitarnya, Anak tidak mau membantu temannya dan hal meminjamkan alat tulis, tidak mau berbagi makanan ketika teman tidak membawa bekal, anak yang suka mengejek teman, bertengkar bahkan berkelahi dengan teman bermainnya atau dalam satu kelompok tidak mau membantu teman ketika temannya ada yang terjatuh bahkan terkadang mentertawakan bukan menolong, tidak mau membantu temannya merapikan mainan yang telah dipakai saat bermain.
Rendahnya sikap sosial anak di TK Negeri Pembina Tanjung Morawa disebabkan pengembangan sosial anak kurang diperhatikan guru dan orang tua, sehingga metode pembelajaran kooperatif masih jarang digunakan guru untuk mengembangkan sosial anak. Hal ini disebabkan oleh tuntutan orang tua yang beranggapan bahwa kemampuan akademik lebih penting serta kurangnya kemampuan guru dan terbatasnya alat peraga dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif kepada anak.
4
metode pembelajaran kooperatif. Salah satu metode yang lebih efektif untuk meningkatkan sikap sosial anak yaitu metode pembelajaran kooperatif. Menurut Jacobs (dalamSaputra dan Rudyanto 2005:36) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada anak untuk berbicara mengambil inisiatif, membuat berbagai macam pikiran dan mengembangkan kebiasaan belajar.
Slavin dalan Isjoni (2009 : 22)mengatakan bahwa” pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana system belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang anak lebih bergairah dalam belajar.”
Pembelajaran kooperatif mengkondisikan anak untuk aktif, bekerja sama, bertanggung jawab, solidaritas dan saling mendukung dalam kerja kelompok dalam menyelesaikan pembelajaran dengan mempraktekkan materi pelajaran kooperatif di dalam kelas anak akan belajar bersahabat dan menghargai teman karena pembelajaran ini mendidik anak untuk menjadi makhluk sosial yang melibatkan anak saling bekerja sama untuk bekerja secara bersama-sama dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis berkeinginan mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul ““Mengembangkan Sikap Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Di TK Pembina Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2012/2013”
1.2 Identifikasi Masalah
5
1. Aktifitas pembelajaran di TK Pembina Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2012/2013 cendrung lebih menekankan kemampuan anak pada aspek kognitif saja .
2. Aktifitas pembelajaran lebih banyak di tekankan pada segi akademis dengan menggunakan metode tanya jawab, metode ceramah, metode pemberian tugas, pada kegiatan ini guru lebih banyak berperan dalam pembelajaran, sehingga sikap sosial tidak terlibat pada kegiatan ini.
3. Kurangnya sikap sosial anak, yaitu anak tidak mau membantu temannya dan hal meminjamkan alat tulis, tidak mau berbagi dengan temannya, suka mengejek teman, bertengkar bahkan berkelahi dan tidak mau menolong temannya yang sedang dalam kesusahan.
1.3 Pembatasan Masalah
Setelah diidentifikasi berbagai masalah yang akan diteliti, sehingga perlu adanya pembatasan masalah, agar memudahkan penelitian dan menghindari kekeliruan dalam penulisan dan pengkajian, maka penelitian ini dibatasi pada “Mengembangkan Sikap Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Di TK Negeri Pembina Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2012/2013 ”
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
6
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan sikap sosial anak melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan sikap sosial anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2012/2013
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan pendidikan anak usia dini yaitu memberikan sumbangan ilmiah untuk mengembangkan sikap sosial anak melalui pembelajaran kooperatif. 2. Manfaat Praktis
a. Membantu anak agar dapat mengembangkan sikap sosial dilingkungan sekitarnya
b. Memberi masukan kepada guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat bagi anak didik.
c. Manfaat kepada peneliti sebagai tambahan wawasan mengenai pengembangan sosial anak melalui pembelajaran kooperatif.
d. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang lain yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama atau berhubungan dengan masalah social anak.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi terhadap penelitian tindakan yang telah dilakukan selama 2 siklus dengan 4 kali pertemuan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui metode pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan sikap sosial anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Pada siklus I ditemukan data perkembangan sikap sosial anak yang tergolong kurang sebanyak 16,6%, yang tergolong cukup sebanyak 33,4%, yang tergolong baik sebanyak 50%, sedangkan yang tergolong baik sekali 0,0%. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan sikap sosial anak, namun masih kurang optimal, sehingga perlu dilakukan pembelajaran kooperatif yang lebih baik pada siklus II.
42
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru diharapkan agar dalam mengembangkan sikap sosial anak, disarankan untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif. 2. Bagi pihak sekolah diharapkan lebih memberikan perhatian terhadap
pengembangan sikap sosial anak dengan mengikut sertakan guru-guru mengikuti pelatihan-pelatihan, melalui penyediaan sumber belajar dan media yang mampu mengembangkan sikap sosial anak.
3. Bagi peneliti, diharapkan untuk dapat menerapkan metode pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak saat terjun di dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 20101. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
David O. Sears dkk. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Dewi, Rosmala. 2012. Penelitian Pendidikan. Universitas Negeri Medan.
Hurlock, Elizabeth.1978. Perkembangan Anak,Jilid1, Edisi 6. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lie Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia
Mya Afifi. 2009. (http://pelangipetang89.blogspot.com/2009/08/teori-perkembangan-sosial-erik-erikson.html). Teori Perkembangan Erik Erikson.
Nugraha, Ali, Rachmawati, Yeni. 2006. Metode Pengembangan Sosial. Universitas Terbuka.
PG PAUD FKIP UR. 2010. Model Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia
Dini. http://pgpaudfkipur.blogspot.com/ ( Diakses pada tanggal 1
november 2011)
Saputra dan Rudyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.