ABSTRAK
PT. Panca Mitra Sandang Indah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, yaitu perusahaan yang mengolah benang menjadi kain, dengan motif mencari keuntungan. Harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Harga pokok produksi, merupakan biaya untuk memperoleh barang jadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode perhitungan harga pokok produksi yang baik untuk diterapkan oleh PT. Panca Mitra Sandang Indah dan untuk membandingkan perhitungan dengan menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing. Analisis data penelitian menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing menunjukan perbedaan dimana dengan perhitungan Full Costing menghasilkan biaya produksi yang lebih tinggi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat beralih kepada metode Variable Costing dikarenakan selain untuk kepentingan perusahaan yaitu dalam hal pengambilan keputusan, perencanaan jangka pendek dan pengendalian organisasi, perhitungan harga pokok produksi dengan metode Variable Costing menghasilkan harga pokok produksi yang lebih rendah yang menyebabkan harga jual produk lebih rendah. Metode Variable Costing juga membantu manajemen dalam perusahaan yang beroperasi bukan berdasarkan Job Order karena dalam metode Variable Costing jumlah biaya overhead pabrik tetap telah diketahui dan dianggap sebagai period cost.
viii
ABSTRACT
PT. Panca Mitra Indah is a company engaged in the field of textiles, which are companies that process the yarn into cloth, with a profit oriented motive. Cost of production is all it costs to produce a product or service. The cost of production, the cost to obtain finished goods. The purpose of this study was to determine the method of calculating the cost of a good production to be applied by PT. Panca Mitra Indah Clothing and to compare calculations using the full costing method and Variable Costing. Research data analysis using descriptive analysis. Results of calculation of the cost of production method Full Costing and Variable Costing calculation shows the difference where the full costing generate higher production costs. The management company is expected to switch to Variable Costing method because in addition to the interest of the company that is in terms of decision making, short-term planning and control of the organization, the calculation of cost of production by Variable Costing method generates cost of production is lower which led to lower product selling prices. Variable Costing method also assist management in operating companies not based Job Order Costing Variable method because the number of fixed manufacturing overhead costs are known and regarded as a period cost.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………..5
2.1 Kajian pustaka………. 5
2.1.1Konsep Akuntansi Biaya...5
2.1.1.1Peranan Akuntansi Biaya...6
x
2.1.2.1 Pengertian Biaya...………...7
2.1.2.2 Klasifikasi Biaya...………..8
2.1.3 Harga Pokok Produksi…..………...……….15
2.1.4 Manfaat Harga Pokok Produksi……....………...………….16
2.1.4.1 Unsur-unsur Harga Pokok Produksi………..……...……18
2.1.4.2 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi...19
2.1.4.3 Kelebihan dan Kekurangan metode Full Costing dan Variable Costing...21
2.2 Penelitian Terdahulu………...……...22
2.3 Kerangka Pemikiran...24
BAB III METODE PENELITIAN……… .25
3.1 Objek Penelitian………...………. .25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ………...…………..…………....29
3.5 Metode Analisis...29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... .31
4.1 Hasil pengamatan………...………. .31
4.1.1 Sejarah Perusahaan………...………... .31
4.1.3 Proses Produksi Perusahaan.………...33
4.1.4 Struktur Organisasi………...………...39
4.1.5 Job Description………...………...41
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan...43
4.2.1 Penentuan Lingkup Analisis...43
4.2.2 Biaya Bahan Baku……..….………...44
4.2.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung ……..….………...44
4.2.4 Biaya Overhead Pabrik...45
4.2.4.1 Biaya Overhead Pabrik Tetap...45
4.2.4.2 Biaya Overhead Pabrik Variabel...48
4.2.5 Perhitungan HPP dengan Metode Full Costing...53
4.2.6 Perhitungan HPP dengan Metode Variable Costing...54
4.2.7 Pembahasan...55
4.2.7.1 Pengaruh metode Full Costing dan Variable Costing terhadap Harga Jual...59
4.2.7.2 Pengaruh metode Full Costing dan Variable Costing terhadap laporan Laba Rugi...60
4.2.7.3 Pengaruh metode Full Costing dan Variable Costing terhadap Persediaan...63
4.2.7.4 Perbandingan metode Full Costing dan metode Variable Costing...64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….51
5.1 Simpulan……….65
xii
DAFTAR PUSTAKA………71
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran………...………..…...24
Gambar 2 Proses Produksi PT Pancamitra Sandang Indah ...………..…...38
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Penelitian Terdahulu...22
Tabel II Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung...………..……...46
Tabel III Data Depresiasi Mesin...………..……...47
Tabel IV Biaya Zat Pewarna dan Pembantu...………...…..…..…...49
Tabel V Data Biaya Perawatan dan Spare part………....………..……...52
Tabel VI Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode Full Costing...……..53
Tabel VII Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode Variable Costing...……..55
Tabel VIII Selisih Antara metode Full costing dan Variable costing...………..55
Tabel IX Perbandingan Harga Jual dengan metode Full Costing dan Variable Costing...59
Tabel X Perbandingan Laba Rugi Penjualan dengan metode Full Costing dan Variable Costing...60
Tabel XI Perbandingan Laba Rugi Penjualan dengan metode Full Costing dan Variable Costing dengan harga jual yang sama...62
1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPada saat ini pertumbuhan ekonomi berada pada masa era globalisasi, dimana
setiap perusahaan berusaha untuk dapat bersaing dan menguasai pangsa pasar. Untuk
dapat bertahan dalam persaingan perusahaan harus memilih metode yang tepat untuk
menentukan harga pokok produksi. Ini adalah salah satu masalah yang harus di
perhatikan oleh perusahaan, masalah ini sangat penting karena berkaitan langsung
dengan kelangsungan perusahaan. Jika terjadi kesalahan dalam penentuan harga
pokok produksi, maka akan berakibat pada hasil dari laporan laba rugi dan neraca
pada periode yang bersangkutan. Madura, Jeff (2001) mengatakan bahwa, dalam
aktivitas produksi, perhitungan harga pokok produksi sangatlah penting karena
tujuan perhitungan harga pokok produksi ditujukan untuk berbagai keperluan
manajemen yaitu perhitungan biaya pokok produksi per unit, alat perencanaan dan
pengawasan, serta dasar pengambilan keputusan.
Permasalahan penentuan harga pokok produksi umumnya terjadi karena
perusahaan belum menerapkan metode penentuan harga pokok produksi yang sesuai
dengan akuntansi, jadi perusahaan tidak tahu dengan jelas berapa sebenarnya biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi tersebut. Harga pokok produksi itu sendiri
adalah aktiva atau jasa yang dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi
yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan
BAB I PENDAHULUAN 2
Harga pokok produksi merupakan faktor penentu dalam penetapan harga jual,
unsur harga pokok merupakan komponen biaya terpenting dalam perhitungan laba
rugi. Menurut Mulyadi (2010:65), manfaat informasi harga pokok produksi bagi
manajemen ada empat yaitu : menentukan harga jual, memantau realisasi biaya,
menghitung laba/rugi bruto periode tertentu, dan menentukan harga pokok
persediaan produk jadi dan produk dalam proses disajikan dalam neraca. Dalam
menghitung harga pokok produksi tidak akan terlepas dari biaya-biaya, untuk
menentukan besarnya biaya yang dikeluarkan harus tepat dan akurat sehingga biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi akan mencerminkan biaya yang
sesungguhnya. Biaya itu sendiri adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan
untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa
mendatang bagi organisasi (Henry,S:2002;36). Penentuan harga pokok produksi
menjadi sangat penting mengingat manfaat dari informasi yang disajikan dari hasil
perhitungan harga pokok produksi untuk penetapan harga jual produk, harga jual
yang terlalu tinggi akan membuat produk tidak dapat bersaing di pasaran sementara
jika harga jual terlalu rendah maka akan mempengaruhi laba perusahaan.
Harga pokok produksi juga penting bagi manajemen untuk mengambil
keputusan, dengan melakukan metode perhitungan yang tepat, manajemen akan
mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya sehingga manajemen dapat
menjadikan informasi tersebut sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Menurut akuntansi, harga pokok produksi dapat dihitung dengan menggunakan
metode biaya penuh (full costing) dan metode biaya variabel (variable costing). Full
BAB I PENDAHULUAN 3
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel
maupun tetap (Mulyadi, 2012:122). Variabel costing atau sering pula disebut direct
costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan
sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi,
2012:122).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah
tersebut pada PT. Panca Mitra Sandang Indah dalam skripsi tentang “ANALISIS
PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. PANCAMITRA SANDANG INDAH”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam
penelitian pada PT. Panca Mitra Sandang Indah sebagai berikut:
1. Metode apa yang harus diterapkan oleh PT. Panca Mitra Sandang Indah
dalam menentukan harga pokok produksi?
2. Bagaimana perbandingan metode penentuan harga pokok produksi pada PT.
BAB I PENDAHULUAN 4
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode yang harus diterapkan oleh PT. Panca Mitra
Sandang Indah.
2. Untuk mengetahui perbandingan metode perhitungan harga pokok produksi
pada PT. Panca Mitra Sandang Indah.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
antara lain:
a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan serta pengalaman sejauh mana penulis dapat
menerapkan materi yang telah dipelajari selama perkuliahan dalam
melakukan penelitian ini. Secara formal, penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi syarat untuk sidang sarjana pada jurusan Akuntansi di Universitas
Kristen Maranatha.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai sarana bagi perusahaan untuk dapat menghasilkan kesimpulan yang
berguna dalam menentukan metode yang dipakai untuk menghitung harga
pokok produksi di masa mendatang.
c. Bagi Pihak Lain
Untuk menambah pengetahuan tentang metode perhitungan harga pokok
65 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Analisis
Perbandingan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Panca Mitra
Sandang Indah”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. PT. Panca Mitra Sandang Indah selama ini telah menerapkan metode
penentuan harga pokok produksi dengan baik dan sesuai dengan metode yang
ada dalam Prinsip Akuntansi.
2. Perhitungan dengan menggunakan metode Full Costing memperoleh hasil
yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode Variable Costing yang
disebabkan oleh perbedaan perlakuan biaya overhead pabrik. Dimana pada
metode Full Costing semua elemen biaya baik biaya tetap maupun variabel
dimasukkan ke dalam produk, sementara pada metode Variable Costing
hanya biaya yang bersifat variabel saja. Sehingga terjadi perbedaan dalam
hasil perhitungan yang disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap biaya
overhead pabrik tetap.
3. Metode Full Costing mampu menyajikan laporan keuangan yang wajar
kepada pihak external, akan tetapi metode Full Costing tidak dapat dijadikan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 66
Variable Costing berfokus pada pihak internal yang bertujuan untuk
perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian organisasi.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, penulis mencoba untuk memberikan
beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain. Adapun saran
yang diberikan penulis sebagai berikut :
1. PT. Panca Mitra Sandang Indah diharapkan dapat beralih kepada metode
Variable Costing dalam perhitungan harga pokok produksi, karena PT.
Panca Mitra Sandang Indah tidak ada pihak eksternal sehingga lebih baik
menggunakan metode Variable Costing yang berfokus kepada kepentingan
pihak internal yaitu untuk pengambilan keputusan, perencanaan jangka
pendek dan pengendalian organisasi. Perhituingan harga jual dengan
perhitungan metode Variable Costing lebih rendah dibandingkan dengan
metode Full Costing sehingga lebih dapat bersaing di pasaran. Perhitungan
COGS atau persediaan dengan menggunakan metode Full Costing
menghasilkan jumlah yang lebih besar, hal tersebut baik untuk laporan
kepada pihak eksternal, namun mengingat PT. Panca Mitra Sandang Indah
yang tidak memiliki pihak eksternal seperti pemegang saham makan lebih
baik perusahaan menerapkan metode Variable Costing. Selain itu, sistem
produksi PT. Panca Mitra Sandang Indah tidak berdasarkan pesanan, jadi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 67
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
memprediksi biaya overhead tetap karena manajemen tidak tahu berapa
banyak produk yang akan terjual pada periode tersebut.
Mulyadi (2010 : 144) mengatakan, dengan menyajikan informasi biaya yang
dikelompokan sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan kegiatan perusahaan, laporan keuangan yang disusun berdasar
metode variabel costing bermanfaat bagi manajemen untuk:
• Perencanaan laba jangka pendek, untuk kepentingan perencanaan
laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yang
dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak
berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya
biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variabel costing
yang menghasilkan laporan rugi-laba yang menyajikan informasi
biaya variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat
memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka
pendek. Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen
pada saat penyusunan anggaran. Dalam proses penyusunan anggaran
tersebut manajemen berkepentingan untuk menguji dampak setiap
alternatif yang akan dipilih terhadap laba perusahaan. Contohnya
dalam penyusunan anggaran, manajemen puncak mempertimbangkan
rencana untuk menaikkan harga jual produk sebesar 10% yang
diperkirakan tidak akan mengurangi kuantitas produk yang akan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68
perubahan, dampak kenaikan harga jual tersebut terhadap laba jangka
pendek dapat dengan mudah dihitung dengan cara mengalikan ratio
laba kontribusi dengan persentase kenaikan harga jual tersebut. Jika
ratio laba kontribusi sebesar 40%, maka laba bersih akan naik 4%
dengan adanya rencana kenaikan harga jual 10% tersebut.
• Pengendalian biaya, variabel costing menyediakan informasi yang
lebih baik untuk mengendalikan period cost dibandingkan informasi
yang dihasilkan oleh full costing. Dalam full costing biaya overhead
pabrik tetap diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik dan
dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu
manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost (biaya
overhead pabrik tetap) tertentu yang dapat dikendalikan. Di dalam
variabel costing, period cost yang terdiri biaya yang berperilaku tetap
dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan rugi-laba
sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap ini dapat
dikelompokkan ke dalam dua golongan: discretionary fixed cost dan
committed fixed costs. Discretionary fixed cost merupakan biaya
yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen. Biaya ini dalam
jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. Sebagai contoh
dalah biaya iklan yang ditetapkan sebesar Rp.3.000.000,- per bulan.
Committed fixed costs merupakan biaya yang timbul dari pemilikan
pabrik, equipment, dan organisasi pokok. Perilaku committed fixed
costs ini dapat ditentukan secara jelas dengan cara mengamati biaya
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 69
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Committed fixed costs merupakan semua biaya tetap yang
dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang
perusahaan. Contoh committed fixed costs dalam biaya depresiasi,
sewa, asuransi, dan gaji karyawan inti. Dalam jangka pendek
committed fixed costs tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.
Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam
laporan rugi-laba variabel costing, manajemen dapat memperoleh
informasi discretionary fixed costs terpisah dari commited fixed costs,
sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat
dilakukan oleh manajemen.
• Pengambilan keputusan, variabel costing menyajikan data yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam
pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai
perubahan volume kegiatan, period costs tidak relevan karena tidak
berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variabel costing
khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek.
Ditinjau dari sudut penentuan harga, perbedaan pokok antara full
costing dan variabel costing adalah terletak pada konsep penutupan
biaya (concept of cost recovery). Menurut metode full costing, harga
jual harus dapat menutup total biaya, termasuk biaya tetap di
dalamnya. Di dalam metode variabel costing, apabila harga jual
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 70
tetap adalah lebih baik daripada harga jual yang tidak menghasilkan
laba kontribusi sama sekali.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti secara mendalam
tentang kelebihan dan kekurangan metode Full Costing dan Variable
71 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, Bastian dan Nurlela. (2006), Akuntansi Biaya, Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Carter, William.K. (2009), Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 14, Salemba Empat. Jakarta.
Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., Peter C., (2008), Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Terjemahaan oleh Nuri Hinduan, Salemba Empat, Jakarta.
Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., Peter C., (2000)., Pengertian Harga Pokok Produksi. Kumpulan Karya Tulis Ilmiah. 25 Mei 2013 diakses
dari
http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/05/pengertian-harga-pokok-produksi.html pada tanggal 14 April 2015.
Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2009, Akuntani Biaya, Edisi 8, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, Salemba Empat, Jakarta.
Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2006, Akuntani Manajemen, Edisi 7, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, dkk., Salemba Empat, Jakarta.
Henry, S. (2002)., Biaya Menurut para ahli. Anything. 2 Mei 2011 diakses
dari http://liam-tjandra.blogspot.com/2011/05/biaya-menurut-para-ahli.html
pada tanggal 2 April 2015.
Horngren, Charles T., Datar, Srikant M., Foster, George., (2008), Akuntansi Biaya,
Dengan Penekanan Manajerial, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Horngren,Datar dan Foster., Akuntansi Biaya Menurut Para Ahli. Intertriks. 16 Desember 2012 diakses dari http://triebycentenk.blogspot.com/2012/12/akuntansi-biaya-menurut-para-ahli.html pada tanggal 22 Maret 2015.
Madura, Jeff. (2001)., Pengantar Bisnis, Buku Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat. Jakarta.
Marbun,B.N,SH.(2003).,Kamus Manajemen,CetakanI.Pusaka Sinar Harapan.Jakarta.
Mulyadi.(2009)., Akuntansi Biaya, Edisi 5, Aditya Media,Yogyakarta.
Mulyadi.(2010).,Akuntansi Biaya.,Edisi kelima,Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Mulyadi. (2012)., Akuntansi Biaya., Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Nazir.(2005)., Analisis Komparatif. RSP’s. 5 Mei 2013 diakses
DAFTAR PUSTAKA 72
Dewi, Sophia.P., Kristanto, Septian.B., (2013)., Akuntansi Biaya, Penerbit IN MEDIA. Bogor.
Sugiyono. (2004)., Teori Analisis Deskriptif. Statistik Ceria. 18 Januari 2012 diakses
dari http://statistikceria.blogspot.com/2012/01/teori-analisis-deskriptif.html
pada tanggal 2 April 2015.
Sukrisno, Agus dan Estralita Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Salemba Empat. Jakarta.
Supriyono, R.A., Akuntansi Biaya Menurut Para Ahli. Intertriks. 16 Desember 2012 diakses dari http://triebycentenk.blogspot.com/2012/12/akuntansi-biaya-menurut-para-ahli.html pada tanggal 22 Maret 2015.
Sunarto. (2008). Manajemen Biaya. AMP YKPN, Yogyakarta.
Supriyono, R. A., (2011)., Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta.
Supriyono, R.A., (1999)., Manajemen Biaya. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Uzry. (2009)., Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta.