• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY MELALUI EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY MELALUI EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GRAFIK...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah...Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ...Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined. D. Cara Pemecahan Masalah ...Error! Bookmark not defined. E. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. F. Manfaat Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. G. Hipotesis Tindakan ...Error! Bookmark not defined. H. Definisi Operasional ...Error! Bookmark not defined. I. Indikator Keberhasilan ...Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Metode Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined. B. Pendekatan Guided Discovery ...Error! Bookmark not defined. C. Eksperimen ...Error! Bookmark not defined. D. Minat Belajar ...Error! Bookmark not defined. E. Hasil Belajar ...Error! Bookmark not defined. F. Sifat Benda ...Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

(2)

B. Model PTK yang Dikembangkan ...Error! Bookmark not defined. C. Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined. D. Subyek Penelitian ...Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian (Rancangan Siklus Penelitian) ..Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined. G. Pengolahan data dan Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. H. Jadwal Penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA di sekolah dasar mempunyai peran penting dalam

pembelajaran IPA di jenjang-jenjang berikutnya dikarenakan pengetahuan

awal siswa mempunyai pengaruh yang sangat besar pada minat dan

kecenderungan siswa untuk belajar IPA. Dengan kata lain jika minat siswa

pada saat pembelajaran IPA di SD sudah rendah kemungkinan untuk jenjang

selanjutnya hal yang sama akan terjadi. Sehingga dalam standar isi kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) dijelaskan tentang pentingnya

pembelajaran IPA ini (Depdiknas:2006) salah satunya adalah

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat melalui pendekatan scientific inquiry. Sejalan dengan hal itu NRC

(National Research Council) (1996) menyebutkan bahwa ada enam standar

seorang guru dapat melaksanakan pembelajaran IPA dan salah satunya adalah

mengembangkan pembelajaran dari lingkungan dimana siswa belajar.

Selama ini menurut Rustaman (Depdiknas:2007) pembelajaran IPA di

sekolah terbatas hanya penguasaan konsep belaka, dalam artian pembelajaran

IPA menyimpang dari hakikat IPA yang sebenarnya. Kenyataan ini tidak

lazim, karena pembelajaran IPA tidak mencapai tujuan dasarnya namun

(4)

sikap ilmiah yang benar. Lebih lanjut hal ini diduga menjadi penyebab

siswa-siswa Indonesia hanya mampu mengingat pengetahuan ilmiah berdasarkan

fakta sederhana. Pembelajaran IPA di kelas sangat dipengaruhi oleh

kemampuan guru dalam mendesain dan merencanakan pembelajaran.

Apalagi dengan KTSP yang memberi keluasan kepada guru untuk

mengembangkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai dengan

keadaan sekolah (Sanjaya: 2006). Pemahaman yang benar akan pembelajaran

IPA membuat guru mampu mendesain pembelajaran IPA secara benar,

karena guru yang memahami IPA akan menyusun indikator dan rencana

pembelajaran IPA dengan baik. Sudah tentu hal ini akan membuat

pembelajaran di kelas tidak monoton. Pada akhirnya penguasaan materi

pembelajaran akan jauh lebih baik. Sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA adalah dengan

mengembangkan pembelajaran dari lingkungan dimana siswa belajar.

Selama ini proses pembelajaran IPA di SDN 1 Jayagiri Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat hanya menggunakan metode

konvensional atau metode ceramah dan kegiatan siswa hanya membaca buku

yang telah disediakan. Siswa hanya melihat gambar yang ada di buku dan

hanya membayangkan kegiatan yang dilakukan. Ditegaskan Lik dalam Yasa

(2008:2) menyatakan bahwa:

(5)

Hal ini dibuktikan dengan masih rendahnya hasil evaluasi IPA yang di

laksanakan di kelas IV SDN 1 Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten

Bandung Barat. Dapat dideskripsikan bahwa dari 30 orang siswa yang terdiri

dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan, berdasarkan data

hasil evaluasi hanya sebanyak 5 orang atau 20% saja yang berada di atas

Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan sisanya sebanyak 25 orang

atau 80% berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Atau dengan

nilai rata-rata hasil evaluasi siswa sebesar 47,3 saja, sedangkan KKM yang di

tetapkan adalah 62, Khususnya untuk materi benda dan sifatnya.

Berdasarkan data hasil evaluasi diatas diharapkan guru berupaya untuk

memperbaiki pendekatan atau metode pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Ada berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam

kegiatan pembelajaran agar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dipandang tepat digunakan

guru dalam kegiatan pembelajaran IPA khususnya pada materi benda dan

sifatnya kelas IV semester I yaitu dengan menggunakan pendekatan

discovery.

Hal tersebut mengacu pada faktor-faktor hasil penelitian tindakan kelas

yang telah dilakukan oleh sejumlah penulis yang mengatakan bahwa

penerapan pendekatan discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

V SDN 2 Lebaksiuh Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi pada mata

pelajaran IPA (Mutiarani, Yuliana:2011). Serta hasil penelitian lain yang

(6)

meningkatkan pemahaman sains siswa serta hasil belajar siswa dapat

meningkat (Wiati, Winny Retna S: 2012).

Salah satu keunggulan pendekatan discovery dapat meningkatkan minat

belajar siswa juga di ungkapkan oleh Suherman, dkk (2001:179) bahwa

“Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong

ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat”.

Pendekatan discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada

siswa SD adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SD

masih memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab

itu metode discovery (penemuan) yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah metode guided discovery (penemuan terbimbing).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memfokuskan kajian

penelitian pada judul “Penerapan Pendekatan Guided Discovery Melalui

Eksperimen Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran IPA“.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah sebagia berikut:

1. Masih rendahnya hasil evaluasi IPA yang di laksanakan di kelas IV SDN

(7)

2. Proses pembelajaran IPA di SDN 1 Jayagiri Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat masih menggunakan metode konvensional atau

metode ceramah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

yang akan diteliti adalah:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran pendekatan guided discovery

melalui metode eksperimen pada pembelajaran IPA?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendekatan guided discovery

melalui metode eksperimen pada pembelajaran IPA?

c. Seberapa besar peningkatan minat dan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan guided discovery

melalui metode eksperimen?

D. Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pemecahan masalah dalam

Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan menggunakan penerapan

pendekatan guided discovery melalui eksperimen dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Melakukan observasi pra tindakan untuk mengetahui minat dan hasil

belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan kelas.

(8)

3. Menyusun rencana pelaksanaan tindakan pertama berdasarkan hasil dari

refleksi pra tindakan.

4. Pelaksanaan tindakan pertama.

5. Refleksi tindakan pertama, jika minat dan hasil belajar siswa masih rendah

maka dilaksanakan tindakan kedua, dan selanjutnya.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengungkap:

1. Perencanaan pembelajaran pendekatan guided discovery melalui metode

eksperimen pada pembelajaran IPA;

2. Pelaksanaan pembelajarn pendekatan guided discovery melalui metode

eksperimen pada pembelajaran IPA;

3. Seberapa besar peningkatan minat dan hasil belajar siswa melalui

penerapan pendekatan guided discovery melalui eksperimen pada

pembelajaran IPA.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data yang akurat

mengenai penerapan pendekatan guided discovery melalui penggunaan

eksperimen dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar kelas IV untuk pokok

(9)

dapat memberikan masukan yang berguna terutama bagi pihak-pihak tertentu

sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a) Menambah wawasan dan pengalaman tentang metode guided discovery

untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa khususnya

dalam materi benda dan sifatnya.

b) Meningkatkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a) Peserta didik dapat turut aktif dalam proses pembelajaran IPA karena

diberikan sajian yang menarik.

b) Mendorong peserta didik lebih kreatif mengungkapkan keberanian

berpendapat secara bebas.

c) Menumbuh kembangkan kebersamaan dan meningkatkan penguasaan

dalam pembelajaran IPA dan memungkinkan peserta didik untuk

memperoleh hasil belajar yang lebih bagus.

3. Bagi Guru

a) Sebagai referensi dalam menyelenggarakan pembelajaran IPA di

sekolah dasar kelas IV terutama untuk pokok bahasan benda dan

sifatnya.

b) Membantu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPA sehingga

(10)

mengurangi kecenderungan menggunakan metode pembelajaran yang

hanya mengandalkan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan guided

discovery melalui eksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan

minat dan hasil belajar siswa.

H. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah, berikut ini adalah

interpretasi dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Guided Discovery

Guided discovery (penemuan terbimbing) adalah metode mengajar yang

menggunakan teknik penemuan dan merupakan proses mental (misalnya

mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya) dimana siswa

menyesuaikan suatu konsep atau prinsip. Dalam teknik ini siswa dibiarkan

menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya

membimbing dan memberikan instruksi (Roestiyah, 2008).

2. Metode Eksperimen

Menurut Roestiyah (2008:81) ”metode eksperimen adalah suatu cara

(11)

mengamti prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru”.

3. Minat Belajar

Definisi minat menurut Shaleh (2004:262) ”adalah suatu kecendrungan

untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau

situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan

senang”.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22).

I. Indikator Keberhasilan

Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan

indikator ketercapaian. Perumusan target ketercapaiana pada indikator yang

ditetapkan dalam penelitian ini berdasarkan pada observasi awal, dikatakan

(12)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan , perhitungan, dan analisis pada Penelitian

Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SDN 1 Jayagiri Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat dan pembahasan yang terdapat pada Bab IV, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan guided

discovery melalui kegiatan eksperimen dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu

kepada langkah-langkah pendekatan guided discovery melalui kegiatan

eksperimen.

b. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa langkah-langkah untuk

melakukan percobaan.

c. Menyediaan alat dan bahan untuk keperluan kegiatan eksperimen.

d. Menyusun instrumen data berupa lembar observasi aktifitas guru dan

siswa, lembar angket minat belajar siswa, dan lembar evaluasi hasil

belajar siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan guided

discovery melalui kegiatan eksperimen dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari

(13)

b. Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok.

c. Guru dan siswa mempersiapkan semua alat dan bahan untuk melakukan

eksperimen.

d. Setiap kelompok melakukan eksperimen tentang benda dan sifatnya

dengan panduan guru.

e. Semua siswa dalam kelompok berbagi tugas dalam melakukan

eksperimen dan mencatat hasil pengamatan mereka dalam lembar kerja

kelompok.

f. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompok dan mempersentasikan

hasil laporan kedepan kelas.

g. Guru memberi penguatan dan mengevaluasi hasil pengamatan siswa

untuk menarik kesimpulan dari hasil laporan yang telah dibuat siswa.

h. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.

3. Penerapan pendekatan guided discovery melalui eksperimen pada

pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 1 Jayagiri Kecamatan Lembang

dengan materi benda dan sifatnya dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor angket minat belajar siswa, pada

siklus I hasil angket minat belajar siswa mencapai perolehan skor faktual

sebesar 2228 dengan skor ideal 3750 atau dengan persentasi 59,4% yang

berkategori cukup. Sedangkan pada siklus II hasil dari angket minat

belajar siswa meningkat dengan perolehan skor faktual sebesar 2495

dengan skor ideal sebesar 3750 yang berkategori baik dengan persentase

(14)

pencapaian KKM pada setiap siklusnya serta aktivitas siswa yang

bersemangat melakukan percobaan dikelas.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan peneliti, dan

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Penulis memberikan

beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan dan untuk memperbaiki penelitian selanjutnya.

Adapun rekomendasi tersebut antara lain:

1. Bagi Guru

Kegiatan eksperimen dengan pendekatan guided discovery dapat

dijadikan salah satu metode alternatif yang dapat diterapkan oleh guru

dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa. Untuk bisa menghasilkan

pembelajaran yang diharapkan, hendaknya guru merencanakan dengan

persiapan yang matang pelaksanaan kegiatan eksperimen baik dari sisi

waktu, alat dan istrusksi dalam melaksanakan kegiatan eksperimen

tersebut.

2. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya memberikan keleluasaan dan menjadi

fasilitator (misalnya dengan menyediakan keperluan kegiatan eksperimen)

kepada para guru dalam mengembangkan pendekatan maupun metode

pembelajaran serta memotivasi guru agar dapat mengembangkan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pusaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Dimyanti & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hermawan, Asep. 2006. Penelitian Bisnis-Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo.

Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Keller, John M. 2009. Design for Learning and Performance. The ARCS Model Approach. New York: Springer.

Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mutiarani, Yuliana. 2012. Penerapan Pendekatan Discovery Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dengan Pokok Bahasan Cahaya. Skripsi. Tidak Diterbitkan. UPI

N.K., Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

N.K., Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

N, Sudirman. Dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV Remadjakarya

Sudjana, Nana; Rivai, Ahmad. 1997. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.

Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka

(16)

Surakhmad, Winarno. 2009. Pendidikan Nasional, Strategi, Dan Tragedi. Jakarta: Kompas

Shaleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarjo. 1990. Pendekatan discovery dalam mengajar, Makalah: ITB Bandung

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Adi Mahasatya.

Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Simanjuntak, Lisnawaty. 1992. Metoda mengajar matematika, Jilid I, Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Saeful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Surya, Muhammad. 2008. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Wahyono, Budi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Klaten: Pusat Pembukuan.

Wiati, Winny Retna S. 2012. Penerapan Pendekatan Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Pada Konsep Cahaya di SDN Pasirangin 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Skripsi. Tidak Diterbitkan.UPI

Yasa, B. 2008. Metode Pembelajaran Kooperatif. (On Line).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa p-value sebesar 0,52 yang berarti tidak terdapat perbedaanlama in- volusio uteri pada ibu nifas yang mengguna- kan IUD post placenta

Perpustakaan secara tradisional memang lebih mudah untuk dikelola, dan memerlukan biaya yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan perpustakaan yang berbasiskan komputer, akan

Bahasa adalah salah satu faktor yang menjadi ciri pembeda antara manusia dengan.. makhluk

Keuntungan dari PMT dengan media gas SF6 adalah sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak berwarna, tidak berbau, tidak bercun dan tidak mudah terbakar dan pada temperatur 150° C gas

tentang variasi bahasa dalam hal kode di kalangan ustadz di kawasan perbatasan. Bandung-Sumedang merupakan target

UPAYA PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA PERKAWINAN SUKU BANJAR DI KALIMANTAN SELATAN. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sahabat MQ/ kendati banyak pihak yang tidak setuju dengan adanya Ujian Nasional/ namun UN juga dinilai kelebihan// Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Depok -Y Sukamto

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usah tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah