• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan とき/ 時 (TOKI) dan å ´åˆ (BAAI)Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penggunaan とき/ 時 (TOKI) dan å ´åˆ (BAAI)Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

xxi

Universitas Kristen Maranatha 2.2.1 動詞+時

1. バ ッ グ は こ の 返 事 を 聞 い た 時 、 て れ た よ う に 頭 を か い て い ま し た 。

(AKTG, 2005:39)

と き が 「 ~ た 」 形 に つ い て い る 。 と き は 「 接 続 詞 」 と し て 、 「 時

間」を示す。ときは「返事を聞いたとき」を表す。ときは文法的に「時

間」という意味を表す。

1*. バッグはこの返事を聞いた場合、てれたように頭をかいていまし

た。

その文は場合と変わられないので、その文は「時間」という意

味である。場合を使えば、その文は状態という意味。

2.1.2 名詞+とき

2. 予約のときも、ひとりと申し込んでいる。

(AK, 1954:8)

と き は 「 予 約 」 に つ い て い る 。 と き は 「 状 況 語 」 に と し て 、

「 時 間 」 を 示 す 。 と き は 「 予 約 の と き 」 を 表 す 。 と き は 文 法 的 に 「 時

間」という意味を表す。

2’. 予約の場合も、ひとりと申し込んでいる。

その文の意味は、「状態」があるので、場合と変えられる。場

合を使えば、その文の意味は予約に「状態、場面」を示す。

(3)
(4)

xxiii

Universitas Kristen Maranatha

ときは指示詞「この」についている。状況語にとして、「時間」

を示す。文法的意味に「時間」という意味である。

5’. と ころ が、阿 部は帰 宅して いなか った。こ の場 合 近くの喫 茶てんの

暗い片隅でコーヒーを飲んでいたのである。

その文は状態があるので、場合と変えられる。意味は阿部はそ

の状態にすいてコーヒーを飲んでいたのである。

2.2 場合

2.2.1 動詞+場合

6. 女のほうが男に夢中になった場合には、大いにあり得ることだった。

(AK, 1954:180)

場合は「なった」についている。場合は述語にとして、その文

は女は男に夢中になったの状態なので、場合は文法的意味である。

6’. 女のほうが男に夢中になったときには、大いにあり得ることだった。

その文は状態と時間の意味があるので、時と変えられる。

2.2.2 名詞+場合

7. 夕月堂のお嬢さんの場合は、磯部にとって二度目の恋なんです。

(AK, 1954:118)

場合は主語にとしてなので、「お嬢さん」についている。その

文は夕月堂のお嬢さんの場面なので、場合は文法的意味である。

(5)
(6)

xxv

Universitas Kristen Maranatha

場合は指示詞の「そんな」についている。主語として、意味は

文法的意味である。

10’. 弟がトイレで熱唱してて眠りにつけない。そんなとき 俺は何をす

ればいいのか。ラインで愚痴送るくらいしか出来ない。

その文は時と変えられるので、文は「時間」の意味がある。場

合は状態を示して、ときは時間を示す。

3. 結論

1. 「 と き 」 は 時 間 ま た は 活 動 を 含 む の 中 で 使 用 さ れ る 。 経 験 を 伝 え

る と き も 「 と き 」 を 使 う 。 「 場 合 」 は 場 面 、 状 態 を 含 む の 中 で 使

用される。

2. 日 本 語 の 文 で 「 と き 」 は 時 間 を 示 す 。 し か し 、 「 場 合 」 は 場 面 、 状

態 を 示 す 。 「 と き 」 と 「 場 合 」 は 文 と 文 を つ な ぐ 。 「 と き 」 と 「 場

合」は文法的を持つ。

3. 「 と き 」 は 「 場 合 」 時 間 の 意 味 を 持 つ な ら ば 、 「 と き 」 は 「 ば あ い 」

に 入 れ 代 わ る こ と が で き る 。 「 場 合 」 は 「 と き 」 に 場 面 、 状 態 の

(7)

vi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... ... iv

KATA PENGANTAR ... ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian ... 8

1.5 Organisasi Penulisan Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

2.1 Sintaksis ... 11

2.2 Semantik ... 15

2.2.1 Semantik Leksikal ... 16

2.2.2 Semantik Gramatikal ... 17

(8)

vii

Universitas Kristen Maranatha

3.1.2.1 Numeralia + Toki (数詞 + とき/ 時) ... 45

3.1.3 Adj + Toki (形容詞・形容動詞+とき/時) ... 46

3.1.4 Pronomina + Toki (指示詞+とき/ 時) ... 51

3.2 Baai (場合) ... 59

3.2.1 V (~た~る~ない) + Baai (動詞 +場合) ... 59

3.2.2 N + Baai (名詞 + 場合) ... 68

3.2.2.1 Numeralia + Baai (数詞+ 場合) ... 71

3.2.3 Adj + Baai (形容詞・形容動詞 + 場合) ... 72

3.2.4 Pronomina + Baai (指示詞 + 場合) ... 75

BAB IV KESIMPULAN ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN ... viii

SINOPSIS ... xx

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena di dalamnya terdapat beberapa kata dalam bahasa Jepang yang penggunaannya hampir sama. Misalnya penggunaan kalimat toki (とき/ 時) dan baai (場合).

Perhatikan contoh kalimat toki (とき/ 時) berikut:

1. 道をわたるとき、車に気をつけます。

(Michi o wataru toki, kuruma ni ki o tsukemasu.)

(Pada saat/waktu/ketika menyeberang jalan, hati-hati terhadap mobil.) (MNN, 2002:192)

(10)

2

penghubung antar kalimat tersebut dan memberikan arti yang menyatakan ‘pada saat menyeberang’. Pembicara mengatakan kepada lawan bicara agar berhati-hati terhadap mobil pada saat menyeberang.

Contoh kalimat baai (場合):

2. 会社におくれる場合は、連絡してください。 (Kaisha ni okureru baai wa, renrakushite kudasai.)

(Apabila/bila/jika terlambat masuk kantor, harap hubungi (saya).)

(MNN, 1998:162)

Pada kalimat 2 terdapat penggunaan baai (場合) yang melekat pada verba bentuk kamus おくれる(okureru). Kalimat 2 juga merupakan kalimat majemuk yang memiliki induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat pada kalimat 2 yaitu kaisha ni okureru (会社におくれる) dan induk kalimatnya, yaitu renraku shite kudasai (

(11)

3

Kalimat 1 dan 2 tersebut merupakan salah satu contoh kalimat toki (とき/ 時) dan baai (場合). Kalimat toki (とき/ 時) dan baai (場合) juga memiliki kemiripan arti dan dapat saling menggantikan. Dapat diamati pada contoh kalimat toki (とき/

) dan baai (場合) berikut:

3. 私は困ったときにはいつも田中先生に相談します。

(Watashi wa komatta toki ni wa itsumo Tanaka sensei ni soudan shimasu.) (Saya selalu berkonsultasi kepada Profesor Tanaka pada saat/waktu/ketika saya memiliki masalah.)

(BJED, 1986:47) 3’. 私は困った場合にはいつも田中先生に相談します。

(Watashi wa komatta baai ni wa itsumo Tanaka sensei ni soudan shimasu.) (Saya selalu berkonsultasi dengan Profesor Tanaka apabila/bila/jika saya terjadi masalah.)

(BJED, 1986:798)

(12)

4

apabila bukan bermakna suatu aktifitas, karena baai (場 合) lebih menitikbertakan pada keadaan atau kondisi, sementara toki (とき/ 時) menitikberatkan pada konteks waktu ketika suatu aktifitas sedang dilakukan. Oleh karena itu, tidak semua kalimat yang menggunakan toki (と き/ 時) dapat diganti dengan baai (場 合) begitupun sebaliknya. Seperti pada contoh berikut:

4. 食事をしているとき、友達がきました。 (Shokuji o shiteiru toki, tomodachi ga kimashita.)

(Pada saat/waktu/ketika saya sedang makan, teman datang.)

4’. *食事をしている場合、友達がきました。

(Shokuji o shiteiru baai, tomodachi ga kimashita.) (Apabila/bila/jika saya sedang makan, teman datang.)

(BJED, 1986:799) Dapat dipahami bahwa makna pada kalimat 4 yaitu ketika pembicara sedang makan, teman datang. Namun kalimat tersebut tidak bisa digantikan dengan baai (

合) karena kalimat tersebut berupa pernyataan yang menyatakan suatu aktifitas si pembicara, dan toki (とき/ 時) dilekati dengan verba yang mengandung makna suatu aktifitas, sehingga tidak bisa digantikan dengan baai (場合). Bila kalimat tersebut diganti dengan baai (場 合) maka kalimatnya harus diubah menjadi kalimat yang mengandung arti yang lebih menitikberatkan pada suatu keadaan, misalnya 食事をし

(13)

5

kudasai) apabila saya sedang makan, dilarang berbicara. Kalimat toki (と き/ 時) cenderung memberikan makna yang lebih umum digunakan karena menyangkut pada pengalaman pribadi pembicara. Kalimat 4 tidak dapat saling menggantikan karena kalimat tersebut pada makna waktu bukan situasi atau keadaan.

Adapun pengertian toki (とき/ 時) menurut Sagawa dkk (2002:323):

‘状態を表す述語の辞書形を受けて、それと同時並行的に他の出来事や 状態が成立することを表す。’

‘Joutai o arawasu jutsugo no jishokei o ukete, soreto doujiheikouteki ni hoka no dekigoto ya joutai ga seiritsu suru koto o arawasu.’

‘Keadaan yang menunjukkan terjadinya suatu keadaan dan kejadian lain yang bersamaan. Selain itu, keadaan yang melekat pada predikat bentuk kamus.’ Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa toki (とき/ 時) digunakan untuk menunjukkan terjadinya sesuatu yang bersamaan dengan suatu keadaan atau kejadian lain. Toki (とき/ 時) biasanya dilekati dengan verba bentuk kamus.

Selain とき(toki), terdapat kata lain yang maknanya mirip yaitu baai (場合). Tetapi walaupun maknanya mirip terdapat perbedaan antara keduanya. Pengertian baai (場 合) yang memiliki perbedaan penggunaan kata dengan toki (と き/ 時) menurut Sagawa dkk (2002:488):

‘次のように、話し手個人的な経験に基づく具体的な時間関係を表す文 には「場合」は使えない。’

(14)

6

‘Tidak dapat menggunakan “baai” dalam kalimat yang mengandung unsur waktu, seperti yang didasarkan pada pengalaman pribadi pembicara.’

Dapat dipahami dari kutipan tersebut bahwa baai (場 合) tidak dapat digunakan untuk kalimat yang mengandung unsur waktu atau pengalaman pribadi si pembicara. Biasanya baai ( 場合 ) lebih menitikberatkan pada kalimat yang berhubungan dengan suatu keadaan atau situasi. Contoh kalimat yang tidak dapat menggunakan baai (場合) yang mengandung unsur waktu menurut Sagawa dkk:

5. 私が行った時には会議は始まっていた。「正」 (Watashi ga itta toki ni wa kaigi wa hajimatte ita.)

(Pada saat/waktu/ketika saya pergi, rapat dimulai.) (benar)

5’. *私が行った場合には会議は始まっていた。「誤」

(Watashi ga itta baai ni wa kaigi wa hajimatte ita.) (Apabila/bila/jika saya pergi, rapat dimulai.) (salah)

(Sagawa dkk, 2002:488) Pada kalimat 5 menggunakan toki (と き/ 時) sehingga kalimat tersebut bermakna si pembicara mengutarakan pengalaman pribadinya yaitu rapat dimulai pada saat dia pergi. Menurut Sagawa dkk, kalimat tersebut tidak berterima bila diganti dengan baai (場合) karena kalimat tersebut mengandung unsur waktu, dan merupakan pengalaman pribadi si pembicara. Makna dari kalimat tersebut pun menjadi, jika setiap kali pembicara pergi, rapat selalu dimulai tanpa dia.

(15)

7

menemukan kesulitan penggunaan toki (とき/ 時) dan baai (場合) dalam penerapan bahasa Jepang, maka penulis tertarik untuk menganalisis penggunaan toki (とき/ 時) dan baai (場合) yang dapat melekat pada verba, nomina, adjektiva, dan pronomina. Analisis Penggunaan toki (とき/ 時) dan baai (場合) sebelumnya belum pernah ada yang meneliti di lingkungan Universitas Kristen Maranatha.

1.2 Rumusan Masalah

Dari paparan pada latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa makna toki (とき/ 時) dan baai (場合) dalam kalimat bahasa Jepang? 2. Bagaimana penggunaan toki (とき/ 時) dan baai (場合) dalam kalimat

bahasa Jepang?

3. Apakah toki (とき/ 時) dan baai (場合) dapat saling menggantikan?

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan makna toki (とき/ 時) dan baai (場合) dalam kalimat bahasa Jepang.

(16)

8

3. 3. Mengetahui apakah toki (と き/ 時) dan baai (場 合) dapat saling menggantikan.

1.4 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis untuk menganalisis penggunaan toki (とき/ 時) dan baai (場合) adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah meneliti dan menganalisa data yang telah didapatkan dengan memilah data sehingga menghasilkan sesuatu yang dapat diteliti dan dibandingkan. Seperti menurut Djajasudarma (2010:17):

‘Secara deskriptif peneliti dapat memerikan ciri-ciri, sifat-sifat, serta gambaran data melalui pemilahan data yang dilakukan pada tahap pemilahan data setelah data terkumpul.’

Teknik yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah teknik studi pustaka dengan langkah-langkah untuk penelitian adalah sebagai berikut:

1). Menentukan tema.

2). Merumuskan topik atau judul

3). Pengumpulan sumber data.

4). Melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan referensi mengenai toki (とき/ 時) dan baai (場合).

(17)

9

6). Menganalisis data yang telah terkumpul.

7). Menyimpulkan hasil penelitian.

Sementara teknik untuk memilah data menggunakan teknik substitusi. Teknik ini digunakan untuk mengetahui apakah toki (とき/ 時) dan baai (場合) dapat saling menggantikan atau tidak. Seperti mensubtitusikan, verba + baai—verba + toki, adjektiva + baai—adjektiva + toki, nomina + baai—nomina + toki. Seperti contoh:

1. Verba + Toki (とき/ 時):

時間が遅れる時、会場に入れません。 (jikan ga okureru toki, kaijyou ni hairemasen.)

2. Verba + Baai (場合):

時間が遅れる場合は、会場に入れません。 (bisa disubstitusi) (jikan ga okureru baai wa, kaijyou ni hairemasen.)

3. Nomina + Toki (とき/ 時):

子供の時、よく川で泳ぎました。

(kodomo no toki, yoku kawa de oyogimashita.)

4. Nomina + Baai (場合):

火事や地震の場合 は、エレベターを使わないでください。(tidak bisa disubstitusi)

(18)

10 1.5 Organisasi Penulisan Skripsi

(19)

83 BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti pada bab III, dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Toki (とき/ 時) dan baai (場合) merupakan 形式名詞 (keishiki meishi). Toki (とき/ 時) digunakan pada kalimat yang berhubungan dengan waktu ketika suatu aktifitas dilakukan. Toki (とき/ 時) juga dapat digunakan pada sebuah kalimat yang menceritakan sebuah pengalaman seseorang, yang dilakukan di masa lalu atau suatu keadaan seseorang ketika satu aktifitas dilakukan. Sementara baai (場 合), dapat digunakan pada kalimat yang berhubungan dengan suatu keadaan atau situasi yang dilakukan pada satu waktu tertentu. 2. Toki (とき/ 時) dan baai (場合) bisa berfungsi sebagai konjungsi atau kata

(20)

84

karena baai (場合) memberikan makna pada kata yang dilekati oleh baai (

), sehingga kata yang dilekati oleh baai (場合) tersebutlah yang menjadi titik sudut pandangnya.

3. Toki (とき/ 時) dapat disubstitusikan dengan baai (場合) jika kalimat tersebut mengandung makna yang berhubungan dengan keadaan atau situasi, dan baai (場 合) bisa disubstitusikan dengan toki (と き/ 時) bila kalimatnya mengandung makna yang berhubungan dengan waktu. Sebaliknya, toki (とき/

(21)

85

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Djajasudarma. (2010). Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.

Bandung; PT. Refika Aditama.

Machida, Ken. (2004). Genggogaku Nyumon. Japan: Kenkyusha.

Nitta, Yoshio. (2011). Gendai Nihongo Bunpo 6. Japan: Kuroshio Shuppan. Ramlan. (1986). Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Sagawa, Yuriko, dkk. (2002). Nihongo Bunkei Jiten. Japan: Kurosio Publisher. Tarigan, Henry Guntur. (2009). Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.

Tsujimura, Natsuko. (1996). An Introduction to Japanese Linguistics. USA: Blackwell Publishers.

Tomita, Takayuki. (1993). Bunpo No Kiso Chisiki To Sono Oshiekata. Japan: Bonjinsha.

(22)

86

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR KAMUS

Bojinsha, Oxford. (1992). The Japan Foundation Basic Japanese-English Dictionary. Japan: Oxford University Press.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(23)

87

Universitas Kristen Maranatha SUMBER DATA

Morimura, Seiichi. (1962). Hokucho no Shisen. Japan: Monthly Kadokawa Sasagawa, Saho. (1954). Aijin Kankei. Japan: Kobunsha

Wibawarta, Bambang. (2005). Akutagawa. Jakarta: KutuBuku

Wibawarta, Bambang. (2004). Akutagawa Ryunosuke. Jakarta: Kalang AKB48. (2012). Jung and Freud no Baai. Japan.

GUMI. (2011). Shoukaki ga Dandy de Ki ga Kiku Baai.Japan. Peter. (2009). Watashi no Baai. Japan.

Account media sosial Twitter. (2014). @ito_syokutaku, @bot_nisato, @pooko_,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Melalui Media Pembelajaran Interaktif Sistem Skeletal Pada Mata Kuliah Dasar Keperawatan I ini, maka proses belajar mengajar

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai akurasi hasil prediksi menggunakan algoritma BPNN adalah 96,65 % dan algoritma BPNN dengan metode Adaboost menjadi 99,29 %, sehingga

[r]

Melihat banyaknya permasalahan yang muncul berkaitan dengan penyelenggaraan kurikulum 2013 di SMK 2 Surakarta maka dalam penelitian ini dibatasi pada lingkup

Pada Tugas Akhir ini akan dibuat proses mengenali ekspresi wajah manusia berdasarkan perubahan mimik wajah dengan menggunakan metode Viola Jones sebagai proses

Apa saja upaya-upaya yang dilakukan humas, guru, kepala sekolah dalam membangun citra positif di SD N Sosrowijayan Yogyakarta..

They are: sending multimedia message (MM) with larger data size, maintaining the quality of data during transmission, MM data retrieval (download) from a mobile phone and

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tetas kokon cacing tanah ( Lumbricus rubellus ) di bawah pengaruh pemberian insektisida organofosfat.. Jenis penelitian