ABSTRAK
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Penilaian kinerja yang hanya didasarkan atas pengukuran keuangan saja sepertinya sudah tidak lagi memadai, maka dibutuhkan suatu pengukuran baru yang dapat menghubungkan ukuran keuangan dan non keuangan.
Balanced Scorecard mempertimbangkan empat perspektif untuk mengukur kinerja
perusahaan yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan Dari keempat perspektif tersebut dapat dilihat bahwa
Balanced Scorecard menekankan perspektif keuangan dan non keuangan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Dengan metode kualitatif dan kuantitatif yaitu menilai kinerja dengan pendekatan 4 perspektif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pengujian validitas,
reliabilitas, dan skala Likert. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa hasil pengukuran Perspektif Keuangan KPRI DIklat PU Wilayah II Bandung dapat dikatakan cukup baik. Perspektif Pelanggan (Anggota) mempunyai kondisi yang cukup baik. Perspektif Bisnis Internal mempunyai kondisi yang baik dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan dapat dikatakan cukup baik.
vii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Performance measurement is one very important factor for a company. Performance assessment based only on financial measures alone seemed to be no longer adequate, it takes a new measurement that can link financial and non-financial measures. Consider the four perspectives of the Balanced Scorecard to measure the performance of companies: financial perspective, customer, internal business processes, learning and growth perspectives of these four can be seen that the Balanced Scorecard emphasizes the financial and non-financial perspective.
This study was performed using primary and secondary data. With qualitative and quantitative methods that assess the performance of the four perspectives approach. The instrument used in this study is testing the validity, reliability, and Likert scale. Based on the results of the data analysis and discussion, it can be concluded that the results of Financial Perspectives measurement KPRI Diklat PU Bandung Region II can be quite good. Customer Perspective (Member) have seen pretty good. Internal Business Perspective has a good. Learning and Growth Perspective can be quite good.
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ……….……… i
HALAMAN PENGESAHAN ……….. ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ……… iii
KATA PENGANTAR ………. iv
ABSTRAK ……… vi
ABSTRACT ……….. vii
DAFTAR ISI ………... viii
DAFTAR GAMBAR ……….. xii
DAFTAR TABEL ……….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Kinerja... 7
ix
Universitas Kristen Maranatha
2.1.2 Karakteristik Sistem Pengukuran Kinerja ... 9
2.1.3 Kelemahan Pengukuran Kinerja ... 10
2.2 Balanced Scorecard ... 10
2.2.1 Pengertian Balance Scorecard ... 10
2.2.2 Keunggulan Balanced Scorecard ... 12
2.2.3 Perspektif Balanced Scorecard ... 14
2.3 Hubungan Antar Perspektif ... 23
2.4 Kerangka Pemikiran ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Daerah Penelitian ... 26
3.2. Metode Penelitian ... 26
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 26
3.3.1 Jenis Data ... 26
3.3.2 SumberData ... 27
3.4. Populasi Dan Sampel ... 28
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.6. Teknik Analisa Data... 30
3.7. Instrumen Penelitian ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 40
4.1.1 Bidang Organisasi ... …..40
4.1.2 Keanggotaan ... 44
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 46
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 63
4.3.1 Uji Validitas ... 63
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 65
4.4 Balanced Scorecard KPRI Diklat PU Wilayah II Bandung ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ……….………..71
LAMPIRAN
xi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perspektif Pelanggan – Ukuran Utama ... 17
Gambar 2.2 Proporsi Nilai Pelanggan ... 18
Gambat 2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal ... 21
Gambar 2.4 Hubungan Antar Perspektif ... 23
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ... 25
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPRI Diklat PU Wilayah II Bandung ... 44
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Perspektif Pelanggan... 34
Tabel 3.2 Penentuan kriteria rata-rata kepuasan ... 35
Tabel 3.3 Kriteria Perspektif Proses Bisnis Internal ... 36
Tabel 3.4 Kriteria Perspektif Proses Pembelajaran Pertumbuhan ... 37
Tabel 3.5 Skala Likert ... 39
Tabel 4.1. Hasil Current Ratio (CR) ... 48
Tabel 4.2 Hasil Quick Test Ratio (QTR) ... 49
Tabel 4.3 Profit Margin on Sales ... 51
Tabel 4.4 RETURN ON ASSET (ROA) ... 52
Tabel 4.5 Return On Equity (ROE) ... 53
Tabel 4.6 Hasil Perspektif Keuangan ... 54
Tabel 4.7 Besarnya Data Pelanggan ... 55
Tabel 4.8 Akuisisi Pelanggan/Anggota ... 56
Tabel 4.9 Retensi Pelanggan ... 57
Tabel 4.10 Hasil Perspektif Pelanggan... 58
Tabel 4.11 Inovasi ... 59
Tabel 4.12 Besarnya Data Karyawan ... 60
xiii
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.14 Produktifitas Karyawan ... 62 Tabel 4.15 Hasil Perspektif Proses Belajar dan Berkembang ... 63 Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Pada Kuesioner Kepuasan Anggota .... 64 Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Pada Kuesioner Kepuasan Karyawan . 64 Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 66 Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Pengukuran Kinerja dengan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kuesioner Kepuasan Pelanggan ... xvi
Lampiran B Kuesioner Kepuasan Karyawan ... xx
Lampiran C Hasil Kuesioner Tingkat Kepuasan Anggota ... xxiv
Lampiran D Hasil Kuesioner Tingkat Kepuasan Karyawan ... xxv
Lampiran E Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kepuasan Pelanggan ... xxvi
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan di era globalisasi yang sangat maju ini membuat suatu perusahaan harus mampu bertahan dan bersaing pada masa kini dan juga mampu menghadapi persaingan di masa yang akan datang. Manajemen yang baik itu dapat dicapai oleh perusahaan dengan cara mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya selama ini untuk perbaikan selanjutnya (Burney dan Swanson, 2010).
Menurut Kaplan dan Norton (2000:6) kinerja perusahaan merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai untuk memperoleh kesempatan bagi perusahaan mencapai sukses di masa yang akan datang. Hasil analisis kinerja perusahaan dipakai oleh pihak manajemen sebagai acuan untuk mengambil keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen dan unit-unit yang terkait di lingkungan perusahaan.
Menurut Mahsun (2006:25) menjelaskan bahwa kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam stategic planning suatu organisasi.
BAB I Pendahuluan 2
berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang (Hanuma, 2010). Penilaian kinerja yang hanya menitikberatkan pada keuangan saja biasanya disebut dengan sistem pengukuran tradisional atau alat manajemen tradisional. Oleh karena itu perusahaan harus menggunakan dan mengembangkan suatu pengukuran baru yang dapat menghubungkan ukuran keuangan dan non keuangan.
Tanggung jawab, profesionalisme, dan keramahan, kecepatan dan ketepatan layanan merupakan contoh unsur kinerja yang tidak dapat dilihat dengan angka semata. Sistem pengukuran kinerja yang di dalamnya terdapat pengukuran keuangan dan non keuangan pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David Norton pada awal tahun 1990an. Kaplan dan Norton mengembangkan sebuah manajemen dan alat pengukuran yang disebut Balance Scorecard (Lipe dan Salterio, 2002). Balanced Scorecard digunakan sebagai alat analisa untuk memberikan informasi bagi pihak internal perusahaan tentang bagaimana kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya, dengan menggunakan empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BAB I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha bentuk badan usaha yang sangat prospekrif di Indonesia. Namun, sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan mati suri dalam 15 tahun terakhir. Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat atau justru malah mengalami kemunduran. (http://nurazmilubis.blogspot.com/2013/10/mengapa-koperasi-sulit-berkembang-di.html, Nur Azmi Lubis, 16 Oktober 2013)
Sebagai satu-satunya bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan pasal 33 UUD 1945, koperasi mempunyai tujuan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 pasal 3, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. (I Made Agus Putrayasa, 2011)
BAB I Pendahuluan 4
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka koperasi membutuhkan pengukuran kinerja yang tepat untuk mengetahui tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan usahanya agar dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai acuan untuk mengambil keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen dan unit-unit yang terkait di lingkungan perusahaan/organisasi.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Diklat PU Wilayah II Bandung merupakan salah satu koperasi yang berangkat dari niat dan semangat untuk menampilkan citra koperasi yang sehat dan kuat dengan tujuan terciptanya perekonomian yang mandiri dan handal sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan mensejahterakan anggotanya. KPRI Diklat PU Wilayah II Bandung dalam melakukan pengukuran kinerja koperasinya masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional yang menitikberatkan pada sektor keuangan saja.
Atas uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “ANALISIS BALANCE SCORECARD SEBAGAI ALAT
PENGUKURAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
(KPRI) DIKLAT PU WILAYAH II BANDUNG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha b. Bagaimana kinerja KPRI Diklat PU Bandung dilihat dari perspektif
pelanggan?
c. Bagaimana kinerja KPRI Diklat PU Bandung dilihat dari perspektif proses bisnis internal?
d. Bagaimana kinerja KPRI Diklat PU Bandung dilihat dari perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah KPRI Diklat PU Bandung telah mengukur kinerja dilihat dari perspektif keuangan.
b. Untuk mengetahui apakah KPRI Diklat PU Bandung telah mengukur kinerja dilihat dari perspektif pelanggan.
c. Untuk mengetahui apakah KPRI Diklat PU Bandung telah mengukur kinerja dilihat dari perspektif proses bisnis internal.
d. Untuk mengetahui apakah KPRI Diklat PU Bandung telah mengukur kinerja dilihat dari perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
1.4 Kegunaan Penelitian
BAB I Pendahuluan 6
Sebagai sarana dalam mengekspresikan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dan juga sebagai sarana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penerapan metode Balanced Scorecard.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukan dan dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan dalam mengembangkan perusahaan.
3. Bagi akademisi
Universitas Kristen Maranatha 68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pengukuran kinerja pada KPRI DIklat PU Wilayah II Bandung dengan menggunakan pendekatan Balanced
Scorecard dari empat perspektif yang dibahas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil pengukuran kinerja KPRI Diklat PU Wilayah II Bandung dilihat dari perspektif keuangan dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran yang menunjukkan hasil cukup baik, Current Ratio dan Quick Ratio yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun pada Profit
Margin on sales, ROA, dan ROE berfluktualtif yang tercermin dari
masing-masing indikator.
2. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pelanggan dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran Akuisisi Pelanggan dan Retensi Pelanggan yang berfluktuatif tiap tahunnya. Dan pada tingkat kepuasan pelanggan, pelanggan (anggota) sudah merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh KPRI Diklat PU Wilayah II Bandung.
BAB V Kesimpulan dan Saran 69
4. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif belajar dan berkembang dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran Kepuasan Karyawan dengan menggunakan kuesioner yang merasa cukup puas. Retensi Karyawan yang berfluktuatif tiap tahunnya dalam kemampuan mempertahankan anggotanya, dan Produktifitas Karyawan yang mengalami peningkatan di tahun 2012 ke 2013.
Secara keseluruhan kinerja KPRI Diklat PU Wilayah II Bandung dapat dikatakan cukup baik, walaupun masih ada beberapa indikator yang harus dibenahi. Penilaian kinerja menggunakan metode Balance Scorecard dapat mengetahui keberhasilan perusahaan tidak hanya dari perspektif keuangan saja, tetapi juga dari semua aspek, baik itu perspektif keuangan, perspektif pelanggan (anggota), perspektif proses bisnis internal, serta perspektif belajar dan berkembang.
5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut :
1. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif ini, KPRI Diklat PU Wilayah II Bandung sebaiknya mencoba menerapkan metode Balanced
Scorecard yang merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja secara keseluruhan baik keuangan maupun non keuangan di suatu perusahaan/organisasi.
BAB V Kesimpulan dan Saran 70
Universitas Kristen Maranatha 3. Pada perspektif pelanggan, KPRI Bandung perlu meningkatkan promosinya
dengan menyediakan dana khusus untuk promosi, sosialiasi, peningkatan kualitas pelayanan dan lain lain, dengan tujuan untuk memperluas pangsa pasarnya. Sehingga tidak hanya terpaku pada anggota koperasi saja tetapi meliputi masyarakat luas. Dan sebaiknya jika ada komplain atau keluhan dari pelanggan dapat dibuatkan catatan, agar KPRI DIklat PU Bandung dapat mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki agar kedepannya akan semakin baik. 4. Pada Perspektif Proses Belajar dan Berkembang, KPRI Bandung perlu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, Saifuddin, 1997, Reliabilitas dan Validitas (Edisi Ketiga), Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.
Burney, L. L. dan N. J. Swanson. 2010. The relationship between Balanced
Scorecard characteristics and managers’ job satisfaction. Journal of
Managerial Issues 22(2): 166-181.
Darsono & Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi, Yogyakarta.
Dhae, Arnold. 2014. Bali jadi Provinsi Koperasi di Indonesia. Berita Dewata, 17 Januari 2014 diakses dari http://beritadewata.com/Daerah/Denpasar/Bali_ jadi_Provinsi_Koperasi_di_Indonesia.html pada tanggal 20 Maret 2014. Hanuma, S., dan Kiswara, E. 2010, Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat
Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor),
Jakarta.
Himawan, Ferdinandus Agung., dan Juarsah, 2005. Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Manajemen (Studi Kasus PT. Makro Indonesia Cabang Pasar Rebo, Jakarta), Esensi, Volume 8 No. 1/2005.
Indriantoro, Nur., dan Supomo, Bambang. 2002. Metedologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Edisi Pertama, Penerbit BPFE.
Kaplan, S Robert dan David, P Norton, 1996. The Balanced Scorecard: Translating
72
Universitas Kristen Maranatha Kaplan, R. S. dan David P. Norton. 2000. Balance Scorecard: Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R. Penerbit Erlangga. Jakarta. Lipe, M. G., & Salterio, S. 2002. A note on the judgmental effects of the Balanced
Scorecard’s information organization.Accounting, Organizations and
Society, 27, 531–540.
Lubis, Nur Azmi, 2013. Mengapa Koperasi Sulit Berkembang Di Indonesia?, 16 Oktober 2013 diakses dari http://nurazmilubis.blogspot.com /2013/10/mengapa-koperasi-sulit-berkembang-di.html pada tanggal 20 Maret 2014.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE. Mirza, Teuku, 1997, “Balanced Scorecard” , Usahawan, No 06, Tahun XXVI, Juni
Hal 14-18.
Mulyadi, 1997, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Yogykarta, Bagian Penerbit STIE YKPN.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. (edisi ke-2). Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2005. System Manajemen Strategic Berbasis Balance Scorecard. UPP AMP YKPN.
Mulyadi, dan Setiawan, Jhony, 1999, Sistem Perencanaan Dan Pengendalian
Manajemen : Sistem Pelipat Gandaan Kinerja Perusahaan, Yogyakarta;
Aditya Media.
Putrayasa, I Made Agus. (2011). Pengukuran Kinerja Ditinjau dari Empat Perspektif
73
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali, Kampus Bukit Jimbaran, Bali.
Prakosa, Yuniarsa A. 2006. “Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Pendekatan
Balance Scorecard (Studi Kasus Pada PT Waskita Karya (Persero))”.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Rahmadani, Dian Wahyu. (2008). Penerapan Model Pengukuran Kinerja Balanced
Scorecard Pada Unit Usaha Sapronak Koperasi Agro Niaga (Kan) Jabung
Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN),
Malang.
Rupa, I Wayan. 2009. Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian
Kinerja Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) Subak Guama di
Tabanan. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelititan Survei. LP3S, Jakarta
Sudibyo, B. 1997. “Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balance Scorecard: Bentuk, Mekanisme, dan Prospek Aplikasinya pada BUMN”. JEBI, Vol. 12, No.2, h. 35–49.
Suliyanto, 2009. Praktikum Analisis Statistik. Program Pascasarjana Magister Sains Ekonomi Manajemen UNSOED Purwokerto.
Soetjipto,W,Budi, 1997. Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard, Usahawan No.6, Juni.
Srimindarti, Ceacilia, 2004. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja, Fokus Ekonomi Vol.3 No.1.
74
Universitas Kristen Maranatha Triastuty, Kusumaningtyas, 2004. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok
Ukur Penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi (Studi
Kasus Pada Koperasi Sarana Bhakti Semarang). Fakultas Ekonomi Unika
Soegijapranata Semarang.
Umar, Husein, 2000. Riset Akuntanai, Dilengkapi Dengan Panduan Membuat skripsi
dan Empat Belas Kasus Bidang Akuntansi, Jakarta; Gramedia
Wahyuni, Sri. 2011. Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja
Pada PT. Semen Bosowa Maros. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Yuwono, Sony, Sukarno Edy, dan Ichsan Muhamad, 2003, Petunjuk Praktis
Penyusunan Balanced Scorcard : Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada
Strategi, Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama.