• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP terhadap Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Wajib Pajak Perorangan (Studi Kasus pada KPP Pratama Cibeunying).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP terhadap Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Wajib Pajak Perorangan (Studi Kasus pada KPP Pratama Cibeunying)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

This study aims to determinate whether the implementation of the electronic modernization of tax number has an influence of the quality of service and statisfaction of individual taxpayer in the tax office Cibeunying.

This study is a descriptive using a case study approach, in which a sample is taken by sampling. Statistical test in this study using a simple linear regression with SPSS Software 20. Hypothesis testing is done by t-test at a significance level of 5 %.

These result prove that the implementation of the electronic modernization simultaneously have an influence on the quality have an influence on the quality of service of 88.5% and the rest is influenced by other variables. While research on the satisfaction of individual tax payers have the effect by 64% and the rest is influenced by other variables that are not described in the research. In partial implementation of electronic administration modernization of tax number has a positive effect on the quality of service and satisfaction of individual tax payers.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan modernisasi administrasi elektronik Nomor Pokok Wajib Pajak memiliki pengaruh terhadap kualitas pelayanan dan kepuasan wajib pajak perorangan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeuying.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus, dimana sampel dalam penelitian ini diambil secara sampling. Pengujian statistik dalam penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana dengan bantuan software SPSS 20.0. pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t pada tingkat signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pelaksanaan modernisasi elektronik NPWP secara simultan memiliki pengaruh terhadap kualitas pelayanan sebesar 88,5% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, sementara penelitian terhadap kepuasan wajib pajak perorangan mempunyai pengaruh sebesar 64 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian. Secara parsial pelaksanaan modernisasi administrasi elektronik NPWP berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan dan kepuasan wajib pajak perorangan.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. 1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Pengertian Pajak ... 10

2.1.2 Fungsi Pajak ... 11

(4)

2.1.4 Asas Pemungutan Pajak ... 12

2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak ... 15

2.1.6 Jenis- jenis Pajak ... 16

2.1.7 Reformasi Perpajakan ... 19

2.1.8 Reformasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 25

2.1.9 Nomor Pokok Wajib Pajak ... 32

2.1.9.1 Pengertian NPWP dan Fungsi NPWP ... 32

2.1.9.2 Jangka Waktu Pendaftaran NPWP ... 32

2.1.9.3 Tempat Pendaftaran NPWP ... 34

2.1.9.4 Tata Cara Pendaftaran e-NPWP ... 34

2.1.9.5 Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Memiliki NPWP ... 36

2.1.10 Kualitas Pelayanan ... 38

2.1.10.1 Pelayanan Pajak sebagai Pelayanan Publik ... 40

2.1.10.2 Kualitas Pelayanan Aparat Perpajakan ... 40

2.1.11 Kepuasan Konsumen ... 45

2.1.11.1 Definisi Konsumen ... 45

2.1.11.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... 46

2.1.12 Pengertian Wajib Pajak ... 48

2. 2 Kerangka Pemikiran ... 49

2. 3 Perumusan Hipotesis ... 52

(5)

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITAN

3.1.3 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Cibeunying ... 56

(6)

3.9.2 Analisis Statistik Inferensial menggunakan Regrasi Linear

Sederhana ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP di KPP Cibeunying ... 77

4. 2 Besarnya Pengaruh Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP Terhadap Kualitas Pelayanan ... 82

4. 3 Besarnya Pengaruh Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP Terhadap Kepuasan Wajib Pajak Perorangan ... 83

4. 4 Uji Validitas ... 85

4. 5 Uji Reliabilitas ... 86

4. 6 Uji Asumsi Klasik ... 88

4.6.1 Uji Normalitas ... 88

4.6.2 Uji Multikolonearitas ... 89

4.6.3 Uji Heterokedastista ... 91

4. 7 Uji Hipotesis (Uji-t) ... 92

4. 8 Kesimpulan Pengujian Reliabilitas, Validitas, dan Uji –t ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan ... 97

(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rerangka Pemikiran ... 51

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 64

Tabel 3.2 Pemberian Kode/ Kategori Untuk Jawaban Pertanyaan Positif Tertutup ... 68

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas dan Validitas ... 71

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 85

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut Bastian, 2008 : 1 pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Negara Indonesia saat ini merupakan negara berkembang yang sedang giat melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaan pembangunan ini diperlukan berbagai perencanaan dan upaya dari pemerintah yang tepat agar tercapai ekonomi yang merata sehingga hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat indonesia. Di era reformasi saat ini pemerintah banyak memfokuskan perhatiannya pada sektor pajak.

Pajak saat ini merupakan alternatif penerimaan negara, dan memiliki kontribusi dalam yang besar bagi penerimaan negara. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari sektor pembangunan nasional yang merata di negara tersebut. Pertumbuhan nasional sendiri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesejahteraan bagi rakyat dalam hal material maupun spiritual.

(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Sedangkan menurut S.I. Djajadiningrat dalam Tjahjono dan Husein (2000:3) menyebutkan “Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaan ke kas negara disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.

Penerimaan dari sektor pajak adalah penyangga utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, seiring dengan tuntutan pembangunan yang diakomodir oleh APBN, maka target penerimaan pajak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal itu memberikan konsekuensi bahwa realisasi dari target penerimaan pajak harus betul-betul optimal, sebab kalau sampai tidak tercapai, maka belanja negara akan terganggu dan pembangunan dalam berbagai sektor juga akan terkena imbasnya.

Kondisi tersebut antara lain dapat dipicu oleh minimnya motivasi wajib pajak untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai bentuk kesadaran dan kepedulian untuk ikut ambil bagian dalam prosesi penghimpunan dana dari sektor pajak. Semenjak tahun 2002, Direktorat Jendral Pajak (DJP) melaksanakan modernisasi, strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak.

(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Perpajakan. Modernisasi juga menyentuh kegiatan penyuluhan, dilakukan dalam bentuk perluasan media dan target sasaran penyuluhan yaitu: penyuluhan langsung ke sekolah dan instansi pemerintah, optimalisasi penggunaan web-site, pembuatan buku panduan untuk wajib pajak (WP), pembuatan materi pajak pada kurikulum sekolah hingga pembentukan call centre. Modernisasi perpajakan diperlukan sebagai upaya memperoleh basis pajak yang lebih luas yang pada gilirannya akan meningkatkan penerimaan dari sektor pajak.

Sasaran penerapan sistem administrasi pajak modern adalah: pertama, maksimalisasi penerimaan pajak; kedua, kualitas pelayanan yang mendukung kepatuhan wajib pajak; ketiga, memberikan jaminan kepada publik bahwa Direktorat Jendral Pajak mempunyai tingkat integritas dan keadilan yang tinggi; keempat, menjaga rasa keadilan dan persamaan perlakuan dalam proses

pemungutan pajak; kelima, pegawai pajak dianggap sebagai karyawan yang bermotivasi tinggi, kompeten, dan profesional; keenam, peningkatan produktivitas yang berkesinambungan; ketujuh, Wajib Pajak mempunyai alat dan mekanisme untuk mengakses informasi yang diperlukan; kedelapan, optimalisasi pencegahan penggelapan pajak. (Liberti Pandiangan, Pelayanan, Wajah Kantor Pajak, Majalah: Bisnis Indonesia, 27 Desember 2004).

(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus (Boediono, 2003:60).

Maka dari itu, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah wajib pajak yang patuh membayar kewajibannya dalam hal pembayaran Pajak. Salah satu contoh hal yang dilakukan oleh direktorat jenderal pajak adalah dengan melakukan modernisasi dan reformasi pelayanan administrasi perpajakan pada masing-masing unit-unit kerja Direktorat Jendral Pajak (DJP). Inti reformasi dan modernisasi kantor pelayanan pajak adalah pembaruan sistem pelayanan

Dengan modernisasi, setidaknya menurut Mayun, aparat pajak bisa benar- benar profesional dalam melayani para wajib pajak (WP). Meskipun jumlah penduduk Indonesia sekitar 220 juta jiwa, Ditjen Pajak, sangat menyadari, tidak semuanya bisa menjadi wajib pajak dengan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Penerapan sistem administrasi perpajakan modern, dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada wajib pajak. Penerapan sistem tersebut mencakup aspek-aspek perubahan struktur organisasi dan sistem kerja Kantor Pelayanan Pajak; perubahan implementasi pelayanan kepada wajib pajak; fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi; dan kode etik pegawai dalam rangka menciptakan aparatur pajak yang bersih dan bebas KKN.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

pajak. KPP modern saat ini sudah beroperasi di Jakarta, yaitu KPP WP Besar, KPP di lingkungan Kanwil Khusus yang menangani perusahaan PMA, Perusahaan Masuk Bursa dan Badan dan Orang Asing, KPP Madya, dan KPP Pratama. Pada tahun-tahun mendatang, satu KPP Madya dan beberapa KPP Pratama didirikan di setiap Kanwil Ditjen Pajak di daerah (Mayun, 2007).

Sistem pemungutan pajak di Indonesia telah mengalami perubahan dari

official assessment system menjadi self assessment system sejak reformasi

perpajakan pada tahun 1983. Self assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar (Waluyo, 2008).

(Supadmi, 2009) menyatakan bahwa sistem self assessment menuntut adanya peran serta aktif dari masyarakat dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Kesadaran dan kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak merupakan faktor terpenting dari pelaksanaan sistem tersebut.

Harahap (2004, dalam Supadmi, 2009) berpendapat bahwa dianutnya sistem

self assessment membawa misi dan konsekuensi perubahan sikap (kesadaran)

warga masyarakat untuk membayar pajak secara sukarela (voluntary compliance). Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung sistem self assessment. Secara umum, kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak berdasarkan sistem self assessment adalah :

(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

Salah satu kewajiban wajib pajak adalah mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kepemilikan NPWP merupakan suatu kewajiban bagi setiap wajib pajak apabila telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Selain karena kewajiban, kepemilikan NPWP juga dilatarbelakangi oleh berbagai manfaat wajib pajak atas NPWP tersebut.

Setelah wajib pajak memiliki NPWP, maka segala aktivitas perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak akan tercatat dan terpantau oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui NPWP sebagai sarana administrasi perpajakan. Namun, kepemilikan NPWP tidak menjamin bahwa wajib pajak akan melaksanakan kewajiban untuk membayar dan melaporkan pajaknya. Banyak wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut meskipun telah memiliki NPWP.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 7

Sesuai dengan self assessment system yang dianut di Indonesia, wajib pajak diberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Kewajiban perpajakan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu, wajib pajak harus memiliki pemahaman yang baik tentang peraturan perpajakan yang berlaku dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakan tersebut.

Di era global seperti saat ini, masyarakat sudah mengenal elektronik sebagai media yang membantu segala aktivitas, begitu juga dengan kepemilikan NPWP, Dirjen Pajak melalui aturan yang telah dikembangkan mulai membuka sistem secara elektronik untuk segala jenis bantuan pajak seperti surat pemberitahuan, cara pembayaran maupun pendaftaran wajib pajak yang berhubungan dengan pajak yang dilakukan secara online. Hal ini bisa dilihat dari sistem terpadu yang dimiliki Dirjen Pajak salah satunya adalah elektronik NPWP, bagaimana masyarakat dapat menggunakan fasilitas elektronik dengan hanya mengakses melalui media seperti telepon genggam maupun komputer yang sudah terhubung dengan internet, wajib pajak dapat menggunakan fasilitas ini tanpa harus datang ke kantor pelayanan pajak sehingga waktu akan lebih efesien dan efektif bagi wajib pajak sendiri.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 8

hanya mengakses melalui media elektronik untuk memenuhi kewajiban perpajakan nya.

Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP Terhadap Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Wajib Pajak Perorangan.” (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibeunying)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan pemasalahan:

1. Bagaimana pelaksanaan modernisasi administrasi elektronik NPWP pada KPP Pratama Cibeunying ?

2. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan modernisasi administrasi elektronik NPWP terhadap kualitas pelayanan wajib pajak ?

3. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan modernisasi administrasi elektronik NPWP terhadap kepuasan wajib pajak ?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah di identifikasi di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

(18)

BAB I PENDAHULUAN 9

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelaksanaan modernisasi administrasi terhadap kualitas wajib pajak.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelaksanaan modernisasi administrasi terhadap kepuasan wajib pajak.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis sendiri, penelitian sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang ilmu perpajakan secara komprehensif. Bagi KPP, dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern di Kantor Pelayanan Pajak.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan hipotesis dari analisis seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya dan saran. Pada bagian pertama akan dijelaskan secara ringkas mengenai kesimpulan hasil hipotesis. Pada bagian berikutnya adalah saran teoritis dan saran praktis. Keterbatasan penelitian merupakan bagian khusus yang menjelaskan kendala-kendala yang membatasi penelitian ini.

Berdasarkan penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP Terhadap Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Wajib Pajak Perorangan.”(Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibeunying) , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Modernisasi yang dilakukan Dirjen Pajak di tahun 2002 sudah di laksanakan dengan baik di KPP Cibeunying, hal ini terlihat dari modernisasi berbagai aspek seperti peralatan, perlengkapan, tehnologi, aparatur pajak serta sistem aplikasi elektronik. Mekanisme sistem elektronik dalam pembuatan NPWP secara online sendiri saat ini sudah efesien dan efektif bagi wajib pajak. 2. Proses pelayanan yang memberikan efisiensi pada masyarakat merupakan

(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 98

elektronik NPWP di KPP Cibeunying menuju suatu standar pelayanan minimal telah dapat memberikan suatu efisiensi pelayanan yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t menunjukan bahwa hasil perhitungan yang diperoleh menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa (adjusted R Square) yang diperoleh sebesar 0,885. Hal ini berarti 88,5% pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP terhadap kualitas pelayanan sangat besar, sedangkan sisanya yaitu 11,5% kualitas pelayanan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini

3. Kepuasan wajib pajak datang dari kinerja yang baik dari aparatur pajak yang profesional serta bertanggung jawab dengan pekerjaan nya, hasil yang diteliti di KPP Cibeunying dari hasil uji t menunjukan bahwa hasil perhitungan yang diperoleh menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa (adjusted R Square) yang diperoleh sebesar 0,640. Hal ini berarti 64% pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP terhadap kepuasan wajib pajak perorangan sedangkan sisanya yaitu 36% kepuasan wajib pajak perorangan dipengaruhi olehvariabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

(21)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99

Modernisasi Administrasi Elektronik NPWP Terhadap Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Wajib Pajak Perorangan, yaitu :

1. Pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Bandung pada umumnya sudah dilaksanakan dengan baik. Namun jika dilihat dari kendala wajib pajak mengenai kualitas pelayanan setelah pelaksanaan modernisasi administrasi harus diperhatikan sehingga kejadian seperti aparat pajak yang tidak menjalankan waktu kerja secara efektif dan efisien, keluh kesah wajib pajak dalam hal mutu pelayanan pembayaran pajak, munculnya komplain dari wajib pajak mengenai kondisi sistem teknologi informasi (TI) yang mendukung sistem pembayaran pajak dan faktor pembatasan jam pelayanan bagi persepsi kepada wajib pajak dapat ditanggulangi.

2. Pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan terhadap kualitas pelayanan dan implikasinya pada kepatuhan wajib pajak perorangan sebaiknya harus disempurnakan dan dikembangkan lebih lanjut lagi terutama kelembagaan, modernisasi sistem dan SDM, agar sistem administrasi perpajakan modern dinegara kita ini bisa setara dengan negara -negara maju.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. (2013). SPSS 20 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program

SPSS. Semarang : BP Universitas Diponegoro.

Hartono, Jogiyanto. (2012). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Penerbit: BPFE Yogyakarta.

Kotler, Phillip. (2007). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian,. Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta.

Lumbantoruan, Sophar. (1997). Ensiklopedia Perpajakan Indonesia, Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Penerbit: Andi. Yogyakarta. Nasucha, Chaizi. (2004). Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo. Nazir, Moch. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Pandiangan, Liberti. (2008). Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan

berdasarkan UU terbaru. Penerbit: PT Elex Media Komputindo.

Rahman, Abdul. (2010). Paduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan Untuk

Karyawan, Pelaku Bisnis, dan Perusahaan, Nuansa: Jakarta.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan; Teori dan Kasus edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Ridwan dan Sunarto. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta.

Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari

Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sofyan, Marcus Taufan. (2005). Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi

Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, Penerbit: STAN,

Tangerang.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D. Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D. Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Supadmi, Ni Luh (2005). Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas

(23)

101

Tjahjono, Achmad dan Husein, Muhammad Fachri. (2005). Perpajakan. Jakarta: YKPN.

Umar, Husein. (2005). Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan

Bisnis. Ekonisia. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dibuatlah sistem monitoring performansi photovoltaik modul berbasis web, sistem ini menggunakan modul komunikasi radio frekuensi sebagai penerima

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan yang diukur dengan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), Loan to Deposit Ratio

Fogli (2006, dalam Kazi Omar Siddiqi 2011 : 13) mendefinisikan kualitas layanan sebagai "penghakiman global atau sikap berkaitan dengan layanan tertentu, keseluruhan

Bedasarkan waktu operasinya, terdapat beberapa tipe pukat cincin yang berbasis di Banda Aceh yaitu antara lain: 1) pukat cincin harian yaitu pukat cincin yang beroperasi pada siang

Perjalanan ziarah adalah alat bantu mengajar, tidak saja mengajar tenang akar-akar Iman yang dimana dengan pengalaman perjalanan ziarah ke tanah suci, para peziarah dapat

Judul Skripsi : KEDUDUKAN CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PEMBUKTIAN MENURUT HUKUM ACARA PERDATA (STUDI KASUS PUTUSAN

[r]