ABSTRAK
GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014
Ady Muhammad Hartono, 1210218
Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., Mkes
Pembimbing II: Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes.,PA(K)
Latar Belakang Kehamilan prematur merupakan suatu komplikasi persalinan
yang dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas pada bayi.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui prevalensi dan gambaran kasus kelahiran prematur berdasarkan berbagai faktor risikonya.
Metode Penelitian metode penelitian deskriptif retrospektif. Data kelahiran prematur diperoleh dari rekam medis RS Immanuel Bandung periode Januari 2013–Desember 2014.
Hasil Penelitian Sampel penelitian berjumlah 120 kasus. Pada tahun 2013 terdapat 83 kasus (69,17%), tahun 2014 sebanyak 37 kasus (30,83%). Angka kejadian prematur tertinggi pada kelompok usia 20–35 tahun sebanyak 85 kasus (70,83%), pada kelompok nullipara sebesar 54 kasus (45%), pada kelompok ibu yang tidak pernah mengalami abortus sebesar 87 kasus (72,5%). pada kelompok ibu yang memiliki penyakit/penyulit kehamilan sebanyak 62 kasus (51,67%), pada kelompok ibu dengan 1 penyakit/penyulit kehamilan sebanyak 53 kasus (85,5%), penyakit/penyulit kehamilan tersering adalah KPD sebanyak 20 kasus (27,78%), pada kelompok ibu yang melakukan ANC teratur sebanyak 75 kasus (62,5%), pada kelompok ibu yang pendidikannya mencapai tingkat SMA/SMK sebanyak 68 kasus (56,67%), pada kelompok jenis kehamilan tunggal sebanyak 107 kasus (89,17%).
Simpulan Kejadian kasus kelahiran prematur di Rumah Sakit Immanuel Bandung paling banyak ditemukan pada kelompok usia 20-35 tahun, kelompok nullipara, kelompok tanpa riwayat abortus sebelumnya, kelompok yang memiliki penyakit/penyulit kehamilan, kelompok ibu yang hanya memiliki 1 penyakit/penyulit kehamilan, kelompok KPD, kelompok ANC teratur, kelompok pendidikan tingkat SMA/SMK, dan kelompok jenis kehamilan tunggal.
ABSTRACT
PREMATURE BIRTH DESCRIPTION IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG WITHIN JANUARY 2013 TO DECEMBER 2014 PERIOD
Ady Muhammad Hartono, 1210218
Tutor 1 : Sri Nadya J. Saanin, dr., Mkes
Tutor 2 : Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes.,PA(K)
Background Premature birth is a complication of childbirth that can increase infant mortality and morbidity
Objective To determine the prevalence and description of premature birth based on many risk factors.
Method This research was a descriptive retrospective study. Premature birth data collection and retrieval were obtained from Immanuel Hospital medical record within January 2013 to December 2014 period.
Result One hundred and twenty samples were obtained for this study. In 2013 there were 83 cases (69.17%) and in 2014 there were 37 cases (30.83%). The highest prevalence for premature birth was in age group of 20 to 35 years old with 85 cases (70.83%), in P0 group with 54 cases (45%), in mothers with no abortion history with 87 cases (72.5%), in maternal group with pregnancy diseases / complication with 62 cases (51.67%), in maternal group with only one pregnancy disease / complication with 53 cases (85.5%), the most commonly found pregnancy disease / complication was premature rupture of membrane with 20 cases (27,78%), in mothers with regular antenatal care with 75 cases (62.5%), in mothers with high school or vocational school education level with 68 cases (56.67%), and in single pregnancy with 107% cases (89.17%).
Conclusion Premature incidene in Immanuel Hospital Bandung was most commonly found in 20 to 35 years old age group, nullipara group, group with no abortion history, group with pregnancy diseases / complications, maternal group with only one pregnancy disease / complication, PROM group, regular ANC group, high school / vocational group educational level, and single pregnancy group.
DAFTAR ISI
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Landasan Teori ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Anatomi ... 6
2.1.1 Anatomi Reproduksi Wanita ... 6
2.2 Fisiologi Persalinan Normal ... 11
2.2.1. Etiologi Mulainya Persalinan ... 11
2.2.2. Faktor – faktor Dalam Persalinan ... 12
2.3. Definisi Persalinan Prematur... 16
2.4. Faktor Risiko Prematur ... 17
2.4.1. Faktor Demografi ... 18
2.4.2. Faktor Biologis ... 20
2.4.3. Faktor Medis ... 21
2.4.4. Faktor Lain ... 26
2.5 Diagnosis Persalinan Prematur ... 27
2.6 Pengelolaan Persalinan Prematur ... 29
2.7 Cara Persalinan... 31
2.8. Perawatan Neonatus ... 31
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 33
3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 33
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
3.3. Prosedur Penelitian... 33
3.4. Metode Penelitian... 33
3.5. Populasi dan Sampel ... 34
3.5.1. Populasi ... 34
3.5.2. Sampel ... 34
3.6. Kriteria Sampel Penelitian ... 34
3.7. Variabel Penelitian ... 34
3.8 Analisis data ... 34
3.9 Profil Rumah Sakit Immanuel ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1. Prevalensi Kelahiran Prematur di Rumah Sakit Immanuel Periode Januari 2013–Desember 2014... 36
5.2. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
LAMPIRAN ... 53
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Insidensi Kejadian Prematur di Rumah Sakit Immanuel Periode Januari 2013 – Desember 2014 ... 36 Tabel 4.2 Distribusi Kejadian Kelahiran Prematur Berdasarkan Umur Kehamilan
di Rumah Sakit Immanuel Periode Januari 2013 – Desember 2014 Menurut Klasifikasi WHO ... 37 Tabel 4.3 Distribusi Usia Ibu Terhadap Kejadian Kelahiran Prematur ... 37 Tabel 4.4 Distribusi Riwayat Paritas Ibu Terhadap Kejadian Kelahiran Prematur
... 39 Tabel 4.5 Distribusi Riwayat Abortus Terhadap Kejadian Kelahiran Prematur .. 39 Tabel 4.6.1 Distribusi Penyakit/ Penyulit Kehamilan Terhadap Kejadian
Kelahiran Prematur ... 40 Tabel 4.6.2 Distribusi Jumlah Penyakit/ Penyulit Pada Seorang Ibu Terhadap
Kelahiran Prematur ... 40 Tabel 4.6.3 Distribusi Jenis Penyakit/ Penyulit Kehamilan Terhadap Kejadian
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Traktus Genitalia Bawah ... 6
Gambar 2.2 Organ Genitalia Wanita ... 9
Gambar 2.3 Kala I ... 13
Gambar 2.4 Kala II ... 15
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan prematur merupakan suatu komplikasi persalinan yang dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas pada bayi. Angka kelahiran prematur di seluruh dunia menunjukan 15 juta kelahiran prematur terjadi per tahunnya, Ini menunjukkan 1 dari 10 bayi dilahirkan prematur. Lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di Asia Selatan dan Afrika. Indonesia berada di peringkat ke-5 terbanyak dalam jumlah kasus kelahiran prematur yaitu sebanyak 675.700 kasus. Rasio kelahiran prematur di Indonesia menduduki peringkat ke-9 dari 10 negara yang memiliki rasio kelahiran prematur tertinggi dengan rasio 15,5 per 100 kelahiran hidup (Control Disease Center, 2015; Blencowe et al, 2015; Radhanpuri et al, 2014).
Kelainan yang biasa didapatkan biasanya akibat dari imaturitas dari organ janin sendiri. Selain dapat menyebabkan kegawatan pada awal kelahiran, kelainan
ini dapat menyebabkan kelainan di masa yang akan datang terutama pada Central Nervosus System seperti cerebral palsy, gangguan pendengaran, gangguan
perkembangan otak, juga dapat terjadi pada organ-organ lainnya (Control Disease Center, 2015; Cunningham et al, 2014).
Kelahiran dengan berat badan lahir rendah pada kasus kelahiran prematur juga berhubungan dengan peningkatan morbiditas pada janin. Semakin rendah berat badan lahir maka semakin rendah pula angka harapan hidup bayi (Control Disease Center, 2015; Cunningham et al, 2014).
samping penyebab-penyebab lain seperti gangguan/kelainan pernapasan 35,9% dan sepsis 12,0%. Pada tahun 2012, di kota Bandung tercatat jumlah kematian bayi sebanyak 148 bayi dan bayi lahir mati sebanyak 129 bayi. Salah satu penyebab kematian neonatus adalah kelahiran prematur dengan jumlah kasus sebanyak 30 kasus (Blencowe et al, 2015; Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2013; Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2011).
Karena angka kejadian prematur di Indonesia cukup tinggi, berhubungan dengan keadaan faktor indeks manusia penulis tertarik untuk mendalami pengetahuan tentang kelahiran prematur dan melakukan penelitian tentang prevalensi kelahiran prematur.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana prevalensi kelahiran prematur di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2013–Desember 2014.
2. Bagaimana gambaran periode umur kehamilan terhadap kejadian kelahiran prematur di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2013–Desember 2014. 3. Bagaimana gambaran berbagai faktor yang berhubungan dengan kelahiran
prematur seperti:
Jenis kehamilanya (kehamilan tunggal atau kehamilan kembar)
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insidensi dan gambaran kasus kelahiran prematur berdasarkan: Pendidikan ibu, umur kehamilan, umur ibu, jumlah paritas sebelumnya, riwayat abortus, penyakit/penyulit kehamilan, riwayat antenatal care, dan jenis kehamilannya di
Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Karya tulis ini diharapkan dapat memperluas informasi tentang gambaran kelahiran prematur di Rumah Sakit Immanuel Bandung sehingga pengetahuan ini dapat diaplikasikan oleh para pembaca ke depannya.
1.4.2 Manfaat Praktisi
Karya tulis ini diharapkan dapat membantu mencegah kelahiran prematur sehingga dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas neonatus
1.5 Landasan Teori
Kelahiran adalah suatu ekstraksi atau ekspulsi lengkap fetus dari ibu setelah 20 minggu masa gestasi. Kelahiran dengan berat badan <500 g atau umur kehamilan kurang dari 20 minggu disebut abortus. Kelahiran fetus dibagi menjadi tiga
berdasarkan masa gestasinya yakni preterm, term, dan posterm. Term neonatal adalah kelahiran pada periode lengkap 37 - 42 minggu masa gestasi, kelahiran
prematur di seluruh dunia menunjukan 15 juta kelahiran prematur terjadi per tahunnya, Indonesia berada di peringkat ke-5 terbanyak dalam jumlah kasus kelahiran prematur yaitu sebanyak 675.700 kasus. (Cunningham et al, 2014; Blencowe et al, 2015).
Kelahiran prematur dapat terjadi disebabkan oleh berbagai penyakit/penyulit kehamilan seperti anemia, infeksi, malnutrisi, body mass index rendah,
preeclampsia dan eclampsia. Selain itu ada beberapa faktor risiko lainya yakni;
pendidikan rendah, , antenatal care yang tidak sesuai, dan stres berlebih. Jumlah paritas merupakan salah satu faktor utama yang berhubungan dengan angka kejadian persalinan prematur. Terdapat hubungan insidensi kelahiran prematur dari faktor risiko antara hamil pada usia muda dan grande multipara. (Control Disease Center, 2015; Radhanpuri et al, 2014; Cunningham et al, 2014)
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan/SPK. Cakupan kunjungan pertama ideal (K1 ideal) secara nasional adalah (81,6%) dengan cakupan terendah di Papua (56,3%) dan tertinggi di Bali (90,3%). Cakupan kunjungan ke-4 (K4) secara nasional adalah (70,4) persen dengan cakupan terendah adalah Maluku (41,4%) dan tertinggi di DI Yogyakarta (85,5%). Berdasarkan penjelasan di atas, selisih dari cakupan kunjungan pertama ideal (K1 ideal) dan kunjungan ke-4 (K4) secara nasional memperlihatkan bahwa terdapat 12 persen dari ibu yang menerima K1 ideal tidak melanjutkan Antenatal Care (ANC) sesuai standar minimal (K4). Antenatal Care (ANC) diperlukan untuk membantu melacak beberapa faktor risiko kelahiran prematur (Radhanpuri F et al,
2014; Riskesdas 2013).
Pada hasil penelitian Edrin dan rekan-rekanya didapatkan persalinan preterm
hanya sebagian kecil ibu, penyakit/penyulit tersering ialah ketuban pecah dini (Oroh, Suparman, dan Tendean, 2015; Edrin et al, 2012).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian pada kasus kelahiran prematur di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2013–Desember 2014 dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel yang diambil untuk penelitian berjumlah 120 kasus dari seluruh persalinan normal yang berjumlah 4.497 kasus. Pada periode Januari 2013– Desember 2013 sebanyak 83 kasus (69,17%). Sedangkan untuk periode Januari 2014–Desember 2014 sebanyak 37 kasus (30,83%).
2. Kasus kelahiran prematur berdasarkan umur kehamilan yang tertinggi terjadi pada kelompok moderate to late preterm (32–<37 Minggu) sebanyak 87 kasus (72,5%).
3. Gambaran kelahiran prematur dengan berbagai faktor :
Berdasarkan umur ibu, didapatkan angka kejadian prematur tertinggi pada kelompok usia 20–35 tahun sebanyak 85 kasus (70,83%).
Berdasarkan jumlah paritas, didapatkan angka kejadian prematur tertinggi terjadi pada kelompok P0 sebesar 54 kasus (45%).
Berdasarkan riwayat abortus, didapatkan angka kejadian prematur tertinggi terjadi pada kelompok ibu yang tidak pernah mengalami abortus yakni sebesar 87 kasus (72,5%).
Berdasarkan riwayat antenatal care, didapatkan angka kejadian prematur tertinggi terjadi pada kelompok ibu yang melakukan ANC teratur sebanyak 75 kasus (62,5%).
Berdasarkan jenis kehamilan, didapatkan angka kejadian prematur tertinggi terjadi pada kelompok jenis kehamilan tunggal sebanyak 107 kasus (89,17%).
4. Kasus kelahiran prematur berdasarkan pendidikan yang tertinggi terjadi pada
kelompok ibu yang pendidikannya mencapai tingkat SMA/SMK sebanyak 68 kasus (56,67%).
5.2. Saran
1. Diperlukan pengarahan kepada ibu tentang bahaya persalinan prematur.
Pengarahan lebih baik dilakukan secara dini agar persalinan prematur dapat dicegah dengan baik.
2. Dilakukan penyuluhan mengenai pemenuhan gizi dan perawatan selama kehamilan agar mengurangi angka kejadian persalinan prematur.
3. Edukasi pada ibu hamil yang memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persalinan prematur agar selalu memeriksakan kehamilannya kepada bidan dan dokter ahli kandungan secara teratur. 4. Pencatatan rekam medik sebaiknya dibuat lebih lengkap sehingga dapat
digunakan sebagai pengetahuan bagi tenaga medis atau penelitian serupa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan. 2015.
http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/5fb1dc8414591e392ab5a3f70e2ab35a.p df. 5 Januari 2016
Anantyo Binarso Mochtar. 2009. Ilmu kebidanan. edisi 4. hal. 667-670. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Bennet P. 2007. Dewhurst’s Textbook of Obstetric and Gynaecology 7th ed. hal. 177-191. Massachusetts: Blackwell Publishing.
Blencowe H., Cousens S., Oestergaard M., Chou D., Moller A.B., Narwal R., Adler A., Garcia C.V., Rohde S., Say L., Lawn J.E. 2015. Preterm birth. http://www.who.int/mediacentre/ factsheets/fs363/en/. 2 Desember 2015.
Calder A.A. 2007. Normal Labor. Dalam D. Keith Edmonds. Dewhurst’s Textbook of Obstetric and Gynaecology 7th ed. hal. 46-55. Massachusetts:
Blackwell Publishing.
Chen P.J. 2007. Labor and vagina delivery. Dalam Bader T.J.: Ob/gyn Secrets. Edisi 3. hal. 363-73. USA : Elsevier Mosby.
Conde-Agudelo A, Rosas-Bermúdez A, Kafury-Goeta AC. 2007. Effects of birth spacing on maternal health: a systematic review. Am J Obstet Gynecol, 196(4):297-308. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17403398. 3
Desember 2015
Cunningham G. F., Kenneth J., Leveno Steven L., Bloom Catherine Y., Spong Jodi S., Dashe Barbara L., Hoffman Brian M., Casey Jeanne S., Sheffield., 2014. William Obstetrics 24th edition. hal. 2-854. USA: McGraw-Hill.
Departemen Kesehatan, 2015. http://sirs.buk.depkes.go.id/rsonline/data_view.p hp?editid1=641. 2 Januari 2015
Dinas Kesehatan Kota Bandung. 2013. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012.
http://dinkes.bandung.go.id/wp-content/uploads/2013/10/BAB-III-PROFIL-KESEHATAN-KOTA-BANDUNG-TAHUN-12.pdf. 26
November 2015. 3 Juli 2015
Direktorat Bina Kesehatan Anak. 2011. Buku Panduan Pelatih Manajemen BBLR
Untuk Bidan dan Perawat.
http://www.gizikia.depkes.go.id/download/Buku-Panduan-Pelatih-Manajemen-BBLR-untuk-Bidan-dan-Perawat.pdf. 3 Januari 2015.
Dirjen Bina Pelayanan Medik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010.
Health Technology Assessment Indonesia : Prediksi persalinan prematur.
http://buk.depkes.go.id/indek.php?option=com_docman&task=doc_downlo ad&gid=282&&Itemid=142. 3 Juli 2015
Hamil pada Persalinan Preterm di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun
2012. Padang : Universitas Andalas.
Fitriani Y., Tri Wahyudi, Muhammad Ibnu Kahtan. 2013. Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur di RSUD Dr. Soedarso Pontianak Tahun
2008-2010. Pontianak : Universitas Tanjung Pura.
Goldenberg R.L., Culhane J.F., Iams J.D., Romero R. 2008. Preterm birth 1: Epidemiology and causes of preterm birth. Lancet 371:75-84.
Institute of Medicine. 2007. Preterm birth : causes, consequences, and prevention. National Academy of Sciences – Washington DC : National Academic Press.
Jenny Jusuf. 2008. Efektivitas dan efek samping ketorolac sebagai tokolitik pada ancaman persalinan prematur tinjauan perbandingan dengan nifedipin.
UNDIP.
Moore, Keith L., Arthur F. Dalley, Anne M.R. Agur. 2014. Clinically oriented anatomy. Edisi 7. Hal 328-30. USA: Lippincott Williams & Wilkins
Kitska Z.A., Palomar L., Lee K.A. et al. 2007. Racial disparity in the frequency of reccurence of preterm birth. Am J Obstet Gynecol 196:131. http://dx.doi.org/10.1016/j.ajog.2006.06.093. 3 Desember 2015.
Krakow D. 2008. Medical and surgical complication of pregnancy. In Gibbs R.S.,
Kusnarman Keman. 2009. Fisiologi dan mekanisme persalinan normal. Dalam Sarwono Prawirohardjo : Ilmu Kebidanan. Edisi 4. hal. 296-314. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mochtar, Anantyo Binarso. 2009. Ilmu kebidanan. edisi 4. hal. 667-670. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Ed.2. Jakarta : EGC
Muh. Dikman Angsar. 2009. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam Sarwono Prawirohardjo : Ilmu Kebidanan. Edisi 4. hal. 530-61. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Oroh S., Eddy Suparman, Hermie M. M. Tendean. 2015. Karakteristik Persalinan Prematur di RSUO Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2.
Oxorn H., Forte W.R., 2010. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan Human Labor and Birth. Terjemahan M. Hakimi. Jakarta : Andi Publishers.
Radhanpuri, Farhin, Deepak A. Desai, Jyoti Sharma, and Pawanpreet Kaur. 2014. Preterm birth and its outcome. International Journal of Reproduction,
Contraception, Obstetrics and Gynecology, 3 (1), 153-157.doi:10.5455
/2320-1770.ijrcog20140330. 2 Desember 2015.
Rode M.E. 2007. Trauma in pregnancy. Dalam Thomas J. Bader : Ob/gyn Secrets. Edisi 3. hal. 275-80. USA : Elsevier Mosby.
Simhan H N. 2007. Obgyn Secrets 3rd ed. hal. 336-346. USA: Elsevier Mosby Sunitri. 2008. Kesehatan Reproduksi Wanita. Available online:
www.radiodfm.com. 5 Desember 2015.
Spong C.Y. 2007. Prediction and prevention of reccurrent spontaneous preterm birth. Obstet Gynecol 110:405. http://journals.lww.com/greenjournal/
Citation/2007/12000/ Prediction_and_Prevention_of_Recurrent_
Spontaneous.36.aspx. 3 Desember 2015.
Standring S. 2008. Gray’s Anatomy Fortieth Edition: The Anatomical Basis of Clinical Practice. hal. 1286 -1312. London: Elsevier Saunders.
Tebeu, Pierre Marie, Inoussa Nsangou, Philippe Nana Njotang, Paul Théodore Tjek Biyaga, Anderson Sama Doh, Joseph Nelson Fomulu. 2011. Outcome of delivery in nulliparous teenagers aged less than 17 years: the cameroon university centre hospital experience. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 2011(1): 47-52 http://www.SciRP.org/journal/ojog/. 2
Desember 2015.
USAID. 2012. Healthy timing and spacing of pregnancies.
https://www.usaid.gov/sites/default/files/documents/1864/calltoaction.pdf. 4 Desember 2014.
Wijayanti M.D., Bagoes Widjanarko. Ester Ratnaningsih. 2011. Hubungan Usia dan Paritas Dengan Kejadian Partus Prematurus Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2010. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1.