• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAK ANAK TIRI ATAS HARTA WARISAN ORANG TUA YANG BELUM TERBAGI MENURUT HUKUM ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAK ANAK TIRI ATAS HARTA WARISAN ORANG TUA YANG BELUM TERBAGI MENURUT HUKUM ISLAM."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv   

ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAK ANAK TIRI ATAS HARTA WARISAN ORANG TUA YANG BELUM TERBAGI MENURUT HUKUM

ISLAM

Hukum waris adalah hukum yang mengatur perpindahan hak milik dari pewaris yang telah meninggal dunia kepada ahli warisnya yang masih hidup. Hukum waris yang digunakan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah ketentuan hukum waris berdasarkan agama yang dianut masyarakat bersangkutan tersebut. Sehingga sering terjadi perbedaan dalam penyelesaian sengketa waris tersebut. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah bagaimana hak anak tiri terhadap harta warisan orang tuanya yang belum terbagi menurut Hukum Islam dan penyelesaian pembagian harta warisan tersebut untuk anak tiri berdasarkan Hukum Islam.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif serta menggunakan data berupa bahan primer yaitu Hukum Islam, yang dianalisis dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara yuridis kualitatif, yakni metode penelitian yang bertitik tolak dari norma-norma, asas-asas, pengertian yang berkaitan dengan hukum waris dan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak tiri yaitu berkedudukan sebagai para penggugat bukanlah merupakan ahli waris dan tidak berhak atas harta warisan peninggalan dari orang tua tirinya yaitu pewaris. Hal ini berdasarkan Pasal 171 huruf c KHI yang menyatakan dengan tegas bahwa ahli waris adalah yang mempunyai hubungan darah atau perkawinan. Namun para penggugat tetap bisa mendapatkan harta warisan dari orang tua tirinya yaitu melalui wasiat

wajibah sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 209 ayat (2) KHI yang

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang dibaas dalam Skripsi ini adalah Bagaimana Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Adat Seram Bagian Timur Maluku Kepada Anak Angkat Ditinjau Dari Hukum

Menurut istilah, Faraid adalah pembagian harta seorang Islam yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan wasiat sebelum kematiannya, maka harta peninggalan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembagian warisan menurut hukum ada Jawa, dilaksanakan berdasarkan perolehan harta tersebut selama perkawinan (2)

KEDUDUKAN ANAK DIBAWAH UMUR TERHADAP HARTA WARISAN ORANG TUANYA MENURUT HUKUM WARIS ADAT.. PADA MASYARAKAT

Kedudukan anak perempuan dalam sistem waris adat Bali adalah anak perempuan tidak mempunyai hak sebagai ahli waris terhadap harta warisan orang tuanya sesuai dengan

Penulisan skripsi yang berjudul “SISTEM PAKAR BERRBASIS WEB UNTUK PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM” ini merupakan salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

(S1) Fakultas Hukum USU Medan, adapun judul penelitan ini adalah “ Penyelesaian Pembagian Harta Warisan menurut Hukum Adat Tapanuli Selatan, di Kecamatan Angkola Barat ”

Harta warisan yang hanya dapat diterima oleh anak laki-laki dan sifatnya tidak dapat terbagi-bagi. Jenis harta warisan tersebut adalah hak ulayat/ hak milik bersama