ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Role Playing terhadap Kemampuan Bermain Drama
Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagaian syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, banyak sudah dukungan dan bantuan yang
didapatkan penulis. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
Bahasa dan Sastra Indonesia, sekaligus Dosen pengarah,
6. Dr. Mursini, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga
terselesaikannya Skripsi ini,
7. Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga akhir,
8. Drs. H. Sigalingging, M.Pd. selaku Dosen pengarah yang telah
memberikan saran dan masukan di dalam terselesaikannya Skripsi,
9. seluruh Bapak/Ibu Dosen serta staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
iii
10.teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Bustami Ansori Sitorus dan
Fauziah Fitriani, adik-adik tercinta: Fatuan Arif Sitorus dan Nurhafizah,
keluarga besar Alm. Bahman Sitorus dan Hj. Mardiah Damanik yang
selama ini telah banyak berkorban, baik moril maupun materil, serta
senantiasa memberikan semangat yang tiada habisnya,
11.teristmewa kepada Doni D. Tambunan, S.Si. yang telah memberikan
dukungan dan semangat tiada henti,
12.teman-teman seperjuangan stambuk 2009, terkhusus ekstensi B 2009
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
13.kepala sekolah, pegawai tata usaha, guru bahasa Indonesia kelas XI, dan
siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran, serta
14.seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah Swt. membalas budi baik
saudara-saudari dengan balasan yang setimpal dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Februari 2014
Erwana army sitorus
i
ABSTRAK
Erwana Army Sitorus, NIM 209311052. Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing terhadap Kemampuan Bermain Drama Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
role playing terhadap kemampuan bermain drama siswa kelas XI SMA Negeri
3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini berjumlah 172 siswa. Dari populasi tersebut, ditentukan 20 siswa sebagai sampel penelitian yang diambil secara acak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian two group post test
desaign. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes produk. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam bermain drama dengan menggunakan model pembelajaran simulasi termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 68,25, sedangkan kemampuan siswa bermain drama dengan menggunakan model pembelajaran role playing termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 80,8. Selanjutnya, hasil dari hipotesis menunjukkan thitung lebih besar daripada ttabel atau 5,50 > 2,03 pada taraf signifikan α = 0,05.
Dengan demikian, hipotesis nihil atau Ha ditolak dan hipotesis alternatif atau Ha
diterima. Artinya, model pembelajaran role playing berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan bermain drama siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 6
C.Batasan Masalah ... 7
D.Rumusan Masalah ... 7
E.Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL , DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10
A. KerangkaTeoretis ... 10
1.Pengertian Model Pembelajaran ... 10
2. Model Role Playing ... 11
3. Langkah-Langkah Bermain Role Playing ... 14
4. Kelebihan Model Role Playing ... 17
5. Kelemahan Model Role Playing ... 18
v
Model Role Playing ... 19
7. Bentuk-bentuk Role Playing... 19
B. Model Pembelajaran Demontration... 20
1. Pengertian Model Demontration ... 20
2. Langkah-langkah Model Demontration ... 21
3. Kebaikan Model Demontration ... 21
4. Kelemahan Model Demontraion ... 21
C. Kemampuan Bermain Drama ... 22
1. Pengertian Bermain ... 23
2. Pengertian Drama ... 25
3. Struktur Drama ... 26
4. Unsur-unsur Pementasan Drama ... 33
5. Langkah-langkah Pementasan Drama ... 37
6. Aspek Penilaian Kemampuan Bermain Drama ... 38
D. Kerangka Konseptual ... 39
E. Hipotesis Penelitian ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 42
1. Lokasi Penelitian ... 42
2. Waktu Penelitian ... 42
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 42
1. Populasi Penelitian ... 42
vi
C. Defenisi Operasional ... 44
D. Metode dan Desain Penelitian ... 44
E. Teknik Pengambilan Data ... 46
F. Instrumen Penelitian ... 49
G.Organisasi Pengolahan Data ... 52
H.Teknik Analisis Data ... 54
I. Uji Normalitas dan Homogenitas... 55
1. Uji Normalitas ... 55
2. Uji Homogenitas ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Hasil Penelitian ... 57
1. Analisis Data Kemampuan Siswa Bermain Drama Menggunakan Model Pembelajaran Demontration ... 57
2. Analisis Data Kemampuan Siswa Bermain Drama Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing ... 61
3. Pengujian Hipotesis ... 65
a. Uji Normalitas Data Kelas Kontrol (X2) ... 65
b. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen (X1) ... 67
c. Uji Homogenitas ... 68
d. Pengujian Hipotesis ... 70
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73
vii
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa ... 43
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 44
Tabel 3.3 Desain Eksperimen Posttest Only Control Design Group ... 45
Tabel 3.4 Jalannya Eksperimen Model Role Playing ... 46
Tabel 3.5 Jalannya Eksperimen Model Demontration ... 48
Tabel 3.6 Indikator Penilaian Kemampuan Bermain Drama ... 49
Tabel 3.7 Kategori Penilaian ... 52
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 57
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ... 59
Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderung Kelas Kontrol ... 60
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 61
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen... 63
Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Kelas Eksperimen ... 64
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 66
Tabel 4.8 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 67
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Data Kemampuan Bermain Drama Kelas
Kontrol... 60
Gambar 4.2 Histogram Data Kemampuan Bermain Drama Kelas
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Bahasa Indonesia ... 77
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ... 78
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ... 90
Lampiran 4 Tes Kemampuan Bermain Drama Kelas Eksperimen (Posttest) ... 101
Lampiran 5 Tes Kemampuan Bermain Drama Kelas Kontrol (Posttest) ... 102
Lampiran 6 Naskah Drama ... 103
Lampiran 7 Uji Normalitas ... 107
Lampiran 8 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors... 112
Lampiran 9 Tabel Luas Wilayah Lengkungan Normal Standar dari O ke Z ... 113
Lampiran 10 Nukilan Tabel Nilai “t” untuk Berbagai df ... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah belum menunjukkan hasil yang
diharapkan. Suasana pembelajaran yang didominasi guru dan keterampilan
berbahasa siswa rendah. Pada penelitian Mariyah (2005:160) terungkap bahwa
guru belum menggunakan metode yang bervariasi, proses pembelajaran
didominasi oleh guru, kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
drama, kurang memanfaatkan atau menggunakan media pembelajaran, yang pada
akhirnya pembelajaran kurang menarik dan siswa menjadi pasif. Dengan kondisi
pembelajaran bahasa Indonesia yang memprihatinkan, mengharuskan kita untuk
melakukan pembenahan. Misalnya dengan pembelajaran yang lebih inovatif,
penggunaan metode, serta media pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan siswa.
Pembelajaran yang inovatif menuntut penggunaan media pembelajaran
untuk menumbuhkan minat dan keterampilan siswa. Menurut sadiman (2008:7),
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa terjadinya proses belajar. Media pembelajaran
yang digunakan guru masih terbatas pada buku. Sedangkan metode yang
digunakan guru masih cenderung ceramah dan penugasan. Apabila pembelajaran
tersebut dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan minat dan
keterampilan yang dimiliki siswa berkurang.
2
Ketepatan pemilihan model atau metode pembelajaran sangat menunjang
keberhasilan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterampilan yang
dimiliki siswa. Adapun materi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI salah
satunya adalah bermain drama. Bermain drama dapat menumbuhkan sikap
kreatifitas, budi pekerti yang baik, percaya diri, keberanian menghadapi banyak
orang, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa seni. Sedangkan keterampilan yang
dapat dikembangkan, antara lain memahami, menghayati, menghafal,
berkomunikasi, berperan, kemampuan mengaktualisasikan diri ke dalam situasi
sosial yang dihadapi.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari drama di antaranya adalah dapat
membantu siswa dalam pemahaman dan penggunaan bahasa (untuk
berkomunikasi). Pengajaran drama sebagai penunjang pemahaman bahasa berarti
melatih keterampilan membaca dan menyimak. Sementara drama sebagai
penunjang latihan penggunaan bahasa artinya melatih keterampilan menulis dan
wicara (Waluyo, 2001:158). Pada saat memerankan drama, seorang pemain (aktor
ataupun aktris) harus mampu membawa dialog sesuai dengan karakter tokoh yang
diperankannya, menghayati sesuai dengan tuntutan peran yang ditentukan dalam
naskah, mampu membawakan dialog tersebut dengan gerak yang pas (tidak
berlebihan atau dibuat-buat), mampu membayangkan latar dan tindakannya secara
mampu mengolah suara sesuai dengan pemahamannya terhadap perasaan dan
pikiran pelaku. Aktor dan aktris merupakan suatu pelaksana pementasan yang
membawakan ide cerita langsung di hadapan publik. Aktor dan aktris merupakan
3
berpengalaman, dapat dimungkinkan pementasan yang bermutu (Harymawan,
2001:35-37). Salah satu cara untuk membentuk aktor yang mampu berperan di
atas punggung yakni menggunakan metode bermain peran.
Upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain drama, perlu
menggunakan suatu metode yang mampu menggugah minat siswa dalam bermain
drama. Salah satunya dengan cara menghadirkan suatu pembelajaran yang
mampu meningkatkan keterampilan bermain drama. Bermain drama dapat
mengembangkan kreativitas siswa dalam beradu akting dengan lainnya.
Pembelajaran drama saat ini kurang diminati siswa karena metode atau strategi
yang digunakan guru kurang menarik. Pembelajaran tersebut diharapkan dapat
meningkatkan proses belajar yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar yang
akan dicapai.
Selama pembelajaran drama guru hanya memberikan materi, memberikan
tugas kepada siswa untuk mempelajari naskah drama kemudian
mempraktikkannya di depan kelas. Hal tersebut membuat peserta didik pasif dan
tidak kreatif karena mereka hanya menuruti apa yang diperintah oleh guru.
Seharusnya guru menggunakan metode atau strategi yang bisa menarik minat
siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran drama seperti itu hanya akan
membatasi ruang gerak peserta didik sehingga kreativitas meraka kurang
berkembang.
Setelah mengetahui permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
menawarkan model pembelajaran Role Playing untuk mengatasi permasalahan
4
menekankan pada pemahaman bagaimana peserta didik mampu memerankan
status serta membantu menemukan makna diri atau jati diri pada kehidupan nyata.
Model ini juga menuntut agar para peserta didik mampu mengeluarkan kreativitas
dan ekspresinya dalam memerankan situasi yang berkaitan dengan kehidupan
yang dialaminya dan juga membuat para peserta didik bertanggung jawab dalam
menghadapi sesuatu.
Berkenaan dengan itu, Hanapiah, dkk (2010:55), mengatakan “metode
bermain peran dapat digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran inovatif.
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada
upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antar
manusia. Banyak sekali masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran drama,
terutama pada siswa. Siswa dalam pembelajaran drama kurang berani
menunjukkan ruang geraknya dalam mengekpresikan dirinya. Siswa belum
mampu percaya diri untuk tampil di depan umum. Dengan metode bermain peran
ini, dapat merangsang kreativitas siswa untuk berekspresi, percaya diri dan belajar
berkomunikasi di depan umum sehingga dapat mendorong proses belajar
mengajar”. Jadi, masalah yang terdapat dalam penelitian Hanapiah dan Suwadi
adalah keterlibatan guru berpengaruh dalam proses belajar mengajar, khususnya
dalam pembelajaran drama. Guru harus lebih dominan dalam pembelajaran drama
tersebut, mengingat siswa yang diajar adalah siswa kelas V SD yang belum
memahami tentang sastra, khususnya drama.
Sementara itu Muhaidhori (2013), mengatakan “penggunaan metode
5
berbahasa dengan mengedepankan interaksi social dalam rangka meningkatkan
keterampilan bagi anak tunarungu karena sebagai makhluk sosial, mereka akan
berinteraksi dengan sesamanya. Untuk mempermudah mereka dalam berinteraksi,
maka peran pendidik harus mendominasi untuk membantu mereka dalam
berkomunikasi. Dalam proses pembelajaran untuk anak tunarungu, penggunaan
simbol bahasa. Simbol bahasa disini berupa bahasa lisan yaitu bunyi-bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dapat dipersentasikan dengan bentuk
tulisan. Dengan menggunakan symbol bahasa lisan tersebut, dapat
mempermudahkan anak tunarungu berkomunikasi dengan orang lain”.
Drama dapat digunakan sebagai sarana dalam menumbuhkan dan
mengembangkan keterampilan dalam berbahasa.. Hal yang sering terlihat pada
siswa sekolah dasar, misalnya bermain dengan teman sebaya, bekerjasama,
bercakap-cakap dan menirukan adegan di televisi. Dengan demikian,
pembelajaran drama merupakan wadah mengekspresikan dan menanamkan rasa
sosial di diri siswa. Melalui pembelajaran drama diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kepekaan sosial yang tinggi dan
dapat memerankan tokoh drama sesuai dengan perwatakannya.
Kemudian diperkuat lagi dalam penelitian Ibnu Sina (2008:1),
“kecenderungan masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia tentu
memerlukan kepedulian semua pihak dalam rangka upaya peningkatan mutu hasil
belajar anak didiknya. Pada pembelajaran drama, metode mengajar guru yang
6
menakutkan bagi siswa. Dalam hal ini juga, masih rendahnya keterampilan siswa
dalam bermain drama sehingga membuat pembelajaran tersebut tidak efektif”.
Keterampilan bermain drama siswa dapat dikuasai setelah mendapatkan
bimbingan. Adanya latihan yang terarah, terencana, berkesinambungan siswa serta
pengalaman yang nyata, maka keterampilan bermain drama siswa akan lebih baik.
Selain itu, siswa juga akan lebih tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran
drama. Tetapi guru tidak mengajarkan pengalaman yang nyata pada siswa,
sehingga keterampilan bermain drama siswa sangat rendah.
Melalui penerapan model pembelajaran dapat merangsang ide dan ekspresi
siswa bermain drama sesuai dengan karakter yang dimainkan siswa. Model
pembelajaran Role Playing ini lebih menekankan pada pelatihan aspek dasar yang
dibutuhkan seorang aktor ataupun aktris dalam bermain drama, misalnya
pemahaman karakter, penghayatan dan konsentrasi, kesesuaian vokal, kesesuaian
tubuh, dan penguasaan ruang. Penggunaan model pembelajaran bermain drama
tersebut menjadi lebih baik dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka peneliti merumuskan judul
untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Role
Playing terhadap Kemampuan Bermain Drama Siswa Kelas XI SMA Negeri 3
Kisaran, Tahun Pembelajaran 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa identifikasi masalah yang muncul berdasarkan latar belakang
7
1. Guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kisaran belum menggunakan
metode yang bervariasi dalam Proses Belajar Mengajar,
2. rendahnya keterampilan siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran dalam
bermain drama,
3. kurangnya partisipasi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran dalam
mengikuti pembelajaran bermain drama, serta
4. siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran masih kurang berani menunjukkan
ruang geraknya dalam
mengekspresikan diri
C. Batasan masalah
Karena luasnya identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi
permasalahan ini pada penggunaan metode pembelajaran yang belum bervariasi
serta rendahnya keterampilan siswa dalam bermain drama.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, peneliti merumuskan
beberapa masalah yang akan menjadi fokus penelitiannya, yakni:
1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas XI SMAN 3 Kisaran Tahun
Pembelajaran 2013/2014 dalam bermain drama dengan menggunakan
8
2. Bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas XI SMAN 3 Kisaran Tahun
pembelajaran 2013/2014 dalam bermain drama dengan menggunakan
strategi pembelajaran Simulasi?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran Role Playing berpengaruh
terhadap kemampuan bermain drama siswa kelas XI SMAN 3 Kisaran,
Tahun Pembelajaran 2013/2014?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah:
1. untuk mengetahui kemampuan bermain drama siswa kelas XI
SMA Negeri 3 kisaran, tahun pembelajaran 2013/2014 sebelum
menggunakan model pembelajaran role playing;
2. untuk mengetahui kemampuan bermain drama siswa kelas XI
SMA Negeri 3 kisaran, tahun pembelajaran 2013/2014 sesudah
menggunakan model pembelajaran role playing;
3. untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran role
playing berpengaruh terhadap kemampuan bermain drama siswa
kelas XI SMA Negeri 3 kisaran, tahun pembelajaran 2013/2014.
F. Manfaat penelitian
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah,
9
a. Bagi siswa
Membantu siswa untuk lebih menyalurkan bakatnya dalam bidang seni
peran agar peserta didik terbiasa dalam menjalani kehidupan yang nyata
serta menanamkan rasa tanggung jawab atas apa yang telah mereka
kerjakan. Selain itu, meningkatkan minat dalam mengikuti
pembelajaran bermain drama sehingga kualitas dan hasil belajarnya
meningkat.
b. Bagi guru
Dapat memberikan sumbangan informasi dalam menyajikan materi
drama secara inovatif dan kreatif kepada guru. Hal ini menunjukkan
bahwa guru harus mampu menggunakan atau memilih metode atau
strategi yang tepat dalam mengajarkan setiap materi yang akan
diajarkan.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan pembelajaran
baru dalam memerankan naskah drama serta dapat meningkatkan
73
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran tahun
pembelajaran 2013/2014 dalam bermain drama dengan menggunakan
model pembelajaran demontration termasuk dalam kategori cukup
dengan nilai rata-rata 68,25.
2. Kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran tahun
pembelajaran 2013/2014 dalam bermain drama dengan menggunakan
model pembelajaran role playing termasuk dalam kategori baik
dengan nilai rata-rata 80,8.
3. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran role
playing berpengaruh positif dibandingkan dengan strategi
pembelajaran demontration terhadap peningkatan kemampuan bermain
drama siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kisaran tahun pembelajaran
2013/2014.
74
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian
ini perlu diungkapkan beberapa saran-saran sebagai berikut.
1. Kemampuan bermain drama dengan menggunakan model pembelajaran
role playing sudah baik, namun perlu ditingkatkan. Hal ini bias saja
dilakukan dengan memberikan latihan yang maksimal kepada siswa.
2. Selain menggunakan model pembelajaran, guru hendaknya menggunakan
sumber-sumber belajar yang bervariasi dan menarik perhatian siswa.
3. Disarankan agar penelitian selanjutnya tetap memperhatikan
perkembangan teknik, strategi, metode dan model pembelajaran yang
75
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M.H. 1971. A Glossary Of Literary Terms. New York: holt, rinehart and winston, Inc.
Aminuddin. 1995. Pengertian dan Jenis Drama. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Foster, Andi. 1989. Pengertian bermain. Bandung: Alfabeta.
Ghazali, Imam. 2001. Jenis Drama yang Baik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Harymawan. 2001. Pementasan Drama pada Pembelajaran. Jakarta: Balai Pustaka.
Hurlock. 1999. Apresiasi Bermain Drama. Western Reserve University: New Jersev.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kenney, William. 1996. How to Analyze Fiction. New York: Monarch Press.
Miller, dkk. 1983. Konsep bermain anak. Bandung: Angkasa
Mulyasa. 2003. Tahapan Pembelajaran Bermain Peran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta: UGM.
Robbin. 2007. Pengertian Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Kencana.
Sadiman. 2008. Media Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group.
Samawi. 2009. Aspek-Aspek Penilaian Drama. Bandung: Angkasa.
Sinaga, dkk. 2001. Aspek-Aspek Kemampuan Berbahasa. Yogyakarta: Andi.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production
76
Syamsul, M. 2000. Aktivitas Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran. Padang: Angkasa Jaya.
Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Integratif. Jakarta: Kencana
Waluyo,Herman J. 2001. Drama : Teori dan Pengajarannya. Jakarta: PT. Hanindita Graha Widia.
Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wong. 2000. Teori Bermain pada Anak Usia Dini. Bandung: PT. Tarsito.
Zain. 2011. Pengembangan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanapiah, dkk. 2010. “Peningkatan Keterampilan Bertanya dengan
Teknik Berbagai Peran”. Dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra.
Volume 1, No 1, November 2010 (hal 53-60).
Mariah, Siti. 2005. “Penguasaan Media Pembelajaran Guru”. Dalam Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Volume 1, No 2, November (hal 149-163).
Muhaidhori, Ali. 2013. “Peningkatan Keterampilan Berbahasa Melalui
Metode Bermain Peran”. Dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.
Volume 8, No 2, November (hal 1-19).
Sina, Ibnu. 2011. “Implementasi Model Pembelajaran Role Playing