• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENCAPAI SEKOLAH ADIWIYATA Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Mencapai Sekolah Adiwiyata Di Sekolah Dasar Negeri 4 Sragen Kabupaten Sragen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENCAPAI SEKOLAH ADIWIYATA Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Mencapai Sekolah Adiwiyata Di Sekolah Dasar Negeri 4 Sragen Kabupaten Sragen."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

DALAM MENCAPAI SEKOLAH ADIWIYATA

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 SRAGEN

KABUPATEN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Kepada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Manajemen Pendidikan

Disusun Oleh :

M U R S I T O

NIM. Q. 100 130 068

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

iii school Adiwiyata in primary school 4 Sragen, the constraints faced by the school related to the management of human resources in achieving the school Adiwiyata in primary school 4 Sragen, and efforts to overcome the obstacles faced by the school resource management man in achieving elementary schools in the State Adiwiyata 4 Sragen. This study used qualitative methods. Data were collected through interviews, observation and documentation. The validity of the data using credibility. Data were analyzed interactively and continues over time until complete, so the data is saturated. Results of research on the development of human resources in achieving the school Adiwiyata stages of human resources management in realizing the school adi Wiyata: Identify competencies / talents of teachers and other staff; placement of teachers and other staff adjusted the assessed aspects; socialization and training programs Adiwiyata school, the constraints faced in implementing the program Adiwiyata is: Wiyata adi Program is a new program, which aims to change the behavior that is difficult to apply in primary schools. Steps need to be taken because the constraints of teachers among other elements: the appeal will be the utilization of waste separation, the affirmation of the role and function of teachers picket duty.

Keywords: Human resource management, adi wiyata school,

ABSTRAK

(4)

iv

guru dan staf lainnya yang disesuaikan aspek- aspek yang dinilai; sosialisasi dan pelatihan program sekolah Adiwiyata, Kendala yang dihadapi dalam menjalankan program adiwiyata adalah: Program Adiwiyata merupakan program baru, yang bertujuan untuk perubahan tingkah laku yang sulit untuk diterapkan di sekolah dasar. Langkah yang perlu di ambil sebab kendala dari unsur guru antara lain: adanya himbauan akan pemanfaatan pemilahan sampah, adanya penegasan peran dan fungsi guru piket jaga.

(5)

1 Pendahuluan

(6)

2

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggunakan data deskriftif yang berupa kutipan data, gambar kata-kata tertulis atau lisan dari seseorang atau peristiwa yang diamati. Desain penelitian ini adalah etnografi karena penelitian ini berhubungan dengan suatu grup atau kelompok masyarakat yang hidup bersama. Lokasi penelitian di SD Negeri 4 Sragen kabupaten Sragen. Waktu penelitian 4 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2015 sampai dengan April 2015. Sumber Data Penelitian meliputi Informan, dokumen, dan tempat atau peristiwa. Informan yaitu guru dalam pengelolaan pengembangan sumber daya manusia guna mewujudkan sekolah adiwiyata di SD Negeri 4 Sragen, foto atau gambar pembelajaran, kata-kata tertulis atau lisan dari hasil wawancara kepada Kepala Sekolah, guru mengenai pengelolaan pengembangan sumber daya manusia guna mewujudkan sekolah adiwiyata di SD Negeri 4 Sragen. Teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara mendalam, dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan situs tunggal dengan analisis kualitatif metode alir. Keabsahan data menggunakan triangulasi metode, pengecekan dengan anggota, penyusunan data base, dan penyusunan mata rantai semua bukti penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

(7)

3

Sumber serta sebagai koordinator dalam kegiatan; g. 70 % tenaga pendidik menerapkan metode yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pelestarian lingkungan hidup; h. 70 % tenaga pendidik menguasai konsep dan mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam memecahkan masalah Lingkungan Hidup; i. 50 % Peserta didik menghasilkan karya nyata yang terkait dengan PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) antara lain : makalah, Puisi/ Sajak, Artikel, Lagu, hasil Penelitian, gambar, seni tari, produk daur ulang; j. 50 % peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah LH melalui : majalah dinding, buletin sekolah, pameran; k. Melakukan koordinasi semua komponen di untuk mensukseskan program yang akan dijalankan yakni sekolah adiwiyata; dan l. Mengadakan evaluasi ketercapaian program sekolah berwawaskan lingkungan.

Tahapan-tahapan pengelolaan SDM dalam mewujudkan sekolah adi wiyata: a. Identifikasi kompetensi / bakat guru dan staf lainnya berkaitan Sekolah Adiwiyata ; b. Penempatan guru dan staf lainnya yang disesuaikan aspek- aspek yang dinilai dalam “Adiwiyata”; c. Sosialisasi dan pelatihan program sekolah Adiwiyata, agar guru dan staf lainnya mampu melaksanakan tugas barunya; d. Pelaksanaan dan Evaluasi program sekolah Adiwiyata ; e. Perbaikan dan pengembangan program sekolah Adiwiyata. f. Pemberian honor petugas program sekolah Adiwiyata ; g. Pemberhentian / penggantian petugas program sekolah Adiwiyata.

Untuk mewujudkan sekolah menjadi sekolah Adwiyata banyak kendala yang dihadapi antara lain: Program adi wiyata merupakan program baru perlu pemahaman dan pengetahuan oleh semua pihak sehingga kesiapan masing-masing pihak yang terkait. Program adi wiyata bertujuan untuk perubahan tingkah laku yang sulit untuk diterapkan di sekolah dasar, dan ditambah perubahan tingkah laku ini belum tentu didukung dari rumah atau dari lingkungan di masyarakat.

(8)

4

disuruh walaupun sudah tahu tugas rutinnya; ada satu istri penjaga yang masih membangkang dalam menjual makanan berbungkus plastik dan penggunaan air dan listrik masih boros . Sedangkan dari unsur siswa antara lain ada siswa yang membuang sampah plastik bekas tempat minuman dihalaman sekolah.; ada siswa yang malas dalam memelihara tanaman sebagai tugas setiap individu.; ada siswa yang malas memelihara kebersihan.; yang suka corat – coret tembok ; dan suka mengotori teman dengan serbuk pensil. Dari unsur pedagang kaki lima antara lain makanan yang dijual masih menggunakan zat pewarna, pengawet , pengenyal dan zat berbahaya lainnya.; minuman yang dijual masih menggunakan kantong plastik; ada yang manfaatkan listrik milik sekolah untuk penerangan warung HIK; dan ada yang manfaatkan air PAM untuk berjualan

Untuk kendala yang berhubungan dengan faktor guru, penjaga, siswa dan pendagang kaki lima, usaha yang telah dilakukan sekolah menurut kepala sekolah sebagai berikut: Langkah yang perlu di ambil sebab kendala dari unsur guru antara lain : adanya himbauan akan pemanfaatan pemilahan sampah serta unsur pemilahan termasuk dalam penilaian program sekolah “Adiwiyata“ perlu adanya penegasan bahwa piket jaga memiliki fungsi pengamanan, pelayan dan teladan, sehingga siswa merasa nyaman, lancar dalam proses pembelajaran.

Langkah yang perlu di ambil dalam kendala dari unsur penjaga antara lain kami memanggil ke ruang khusus untuk memberikan pengarahan dan motivasi sehingga memahami tugas pesuruh /penjaga sekolah; Bagi istri penjaga sekolah, Kepala sekolah memanggil ke ruang khusus untuk memberikan pengarahan sehingga memahami tugas sebagai istri pesuruh /penjaga sekolah dan adanya penegasan bahwa yang dilakukan istri penjaga/pesuruh sekolah itu sangat fatal yakni masih menjajakan makanan dan minuman dengan bungkus plastik, karena ini sangat mempengaruhi unsur nilai pada program sekolah “adiwiyata”, Kepala Sekolah menugaskan bagian Sarpras mengecek instalasi PAM dan penggunaan listrik Rumah penjaga; himbauan agar Penjaga sekolah agar menggunakan 1 colkas saja untuk kebutuhan rumah tangganya bukan untuk keperluan berdagang.

(9)

5

bertugas memberi teladan kepada teman- temannya dalam menjaga lingkungan yakni pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengairan, pemeliharaan tanaman. Menjaga kebersihan kerapian, keindahan lingkungan. 2 ) Guru kelas / pasdan harus memantau tanaman yang tampak layu / tidak terawat. Memanggil penanggung jawab tanaman (namanya tercantum dipohon tsb.) untuk merawat dan menyiram dan mencatat nama pemilik tanaman dalam pelanggaran Adiwiyata. 3) Guru kelas / pasdan harus memperhatikan anak- anak berkelainan ( malas ) untuk didampingi dalam memelihara kebersihan lingkungan. Jika masih melanggar perlu mendapat sangsi yang bersifat mendidik. 4) Guru kelas memanggil pelaku untuk mengetahui siapa ketua kelompok tsb. Kemudian diberi pengarahan dan diwajibkan menghapus tulisan dan mengecat sesuai dengan warna tembok/ kayu/ besi 5 ) kami menyuruh siswa membuat pernyataan berkaitan dengan pelanggaran 6) Guru kelas memanggil pelaku untuk mengetahui penyebabnya dan segera mencari solusi terbaik.

Langkah yang perlu diambil berkaitan kendala dari unsur pedagang kaki lima antara lain: 1) Langkah I : kerja sama dengan puskesmas untuk meneliti kualitas makanan dan minuman yang dijual pedagang . Langkah II: Memberi sosialisasi kepada siswa tentang bahaya makanan dan minuman yang mengandung zat pewarna, pengawet dan pengenyal serta zat- zat berbahaya lainnya. Langkah III: Menghimbau pedagang kaki lima kerja samanya dalam menjaga kesehatan siswa. 2) Memberikan sosialisasi mengenai bahaya plastik kepada pedagang. Secara bertahap mengajurkan kepada pedagang agar menggunakan gelas bukan plastik. 3) Memanggil Pesuruh/Pejaga sekolah agar menemui pedagang kaki lima, untuk tidak menggunakan PAM dan Listrik sekolah dengan alasan biaya rekening tambah tinggi.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Mencapai Sekolah Adiwiyata

(10)

6

sekolah antara lain: a. Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang berwawasan lingkungan; b. Terinternalisasinya visi, misi dan tujuan kepada semua warga sekolah; c. Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan untuk kelestarian kehidupan di muka bumi; d. Adanya ketuntasan minimal belajar pada mata pelajaran wajib dan / atau muatan lokal yang terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan; e. Sekolah memiliki anggaran untuk upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebesar 20 % dari total anggaran sekolah; f. Sekolah membentuk Komite Lingkungan Sekolah Tahun 2013 Tim Adiwiyata” dan ditindak lanjuti membentuk Tim Sosialisasi yang terdiri dari 4 ( empat ) Nara Sumber serta sebagai koordinator dalam kegiatan.

Pelaksanaan pendidikan berbasis lingkungan hidup di sekolah didasari oleh kebijakan lingkungan, yakni pernyataan lembaga sekolah tentang keinginan dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kinerja lingkungan secara keseluruhan. Kebijakan tersebut merupakan kerangka tindakan dan penentuan sasaran serta target (objectives and targets). Menajemen puncak, dalam hal ini kepala sekolah, menetapkan kebijakan pendidikan lingkungan hidup sekolah, struktur, dan tanggung jawab. Kebijakan pendidikan lingkungan hidup di sekolah dilakukan melalui penerapan manajemen pendidikan berbasis lingkungan hidup yang mengacu pada prinsip plan, do, check, dan action.

Pernyataan di atas berkesuaian dengan pendapat Schermerhor dalam Harijany (2012: 22) memaparkan bahwa pengembangan SDM merupakan serangkaian aktivitas yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan Mulyati (2012: 46), yang mengutip pendapat Mondy, Noe, dan Premeaux menyatakan bahwa pengembangan SDM meliputi: (1) pelatihan (training), (2) pengembangan (development), (3) pengembangan karir (career development), dan (4) penilaian kinerja (performance apprasial).

(11)

7

menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Dalam upaya merealisasikan tujuan tersebut, maka perlu adanya inovasi dan kreatifitas pengelola sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sebab dengan konsep sekolah berbudaya lingkungan diharapkan dapat meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengelola keseimbangan lingkungan hidup. Tujuan lainnya adalah membentuk pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, kecerdasan advertensi, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, serta kecerdasan emosional dalam mengelola keseimbangan lingkungan sehingga tercipta sekolah yang berwawasan lingkungan dan akhirnya sekolah adi wiyata akan mudah untuk diwujudkan.

Apabila sekolah dikelola dengan baik dan memperhatikan kondisi lingkungan di sekitarnya akan membuat penghuni sekolah tersebut merasa nyaman di dalam sekolah yang akhirnya mampu membuat siswa mampu berpretasi dengan baik, hal ini dapat dilihat pada SD Negeri 4 Sragen yang prestasi belajar siswa senantiasa meningkatkan semenjak SD tersebut menerapkan prinsip sekolah adiwiyata. Hal ini juga sesuai dengan penelitian dari Stella-Maris Okey 2010 yang berjudul Strategies for School Environmental Management in Nigerian Secondary Schools: A Case of

Calabar, Nigeria yang menghasilkan pengelolaan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kebiasaan membaca siswa, sedangkan hipotesis terakhir menyatakan mengungkapkan bahwa tantangan dalam mengelola lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kualitas lingkungan sekolah.

(12)

8

Kendala yang dihadapi dalam menjalankan program adiwiyata yang merupakan program baru maka perlu pemahaman dan pengetahuan oleh semua pihak sehingga kesiapan masing-masing pihak yang terkait. Program adi wiyata bertujuan untuk perubahan tingkah laku yang sulit untuk diterapkan di sekolah dasar, dan ditambah perubahan tingkah laku ini belum tentu didukung dari rumah atau dari lingkungan di masyarakat.

Berbagai kendala yang terjadi dalam mewujudkan program adi wiyata dapat di sebabkan oleh berbagai kelompok yang terlibat langsung maupun tak langsung pada program yang sedang dijalankan. Sering kali sekolah telah membuat banyak slogan yang tertulis di sekitar sekolah tentang kebersihan sekolah, tetapi kesemua itu diabaikan dan sering kali dijumpai para siswa membuang sampah secara sembarangan, sehingga guru menegor dan menasehati, akan tetapi tidak dipatuhi.

Kebersihan sangatlah penting, sering kali terdengar ungkapan “Bersih pangkal sehat”. Dari ungkapan tersebut dapat dirasakan betapa pentingnya kebersihan bagi kesehatan manusia. Kebersihan merupakan upaya manusia untuk memelihara dan menjaga lingkunga dari yang kotor dengan tujuan mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Untuk mewujudkan hal tersebut guru sekolah dan siswa dapat melakukan gotong-royong, sehingga tercipta sekolah yang bersih dan nyaman.

Dalam lingkungan hidup sehari-hari dapat terlihat dengan jelas dampak lingkungan yang kotor, banyak penduduk sekitar menjadi sakit dan bahkan meninggal akibat bersarangnya kuman penyakit di tempat itu. Oleh karena itu semua harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar hidupnya dengan baik. Di sekolah sering terlihat proses belajar dan mengajar menjadi tidak lancar akibat kurang bersihnya lingkungan sekolah, akibatnya sebagian siswa menjadi acuh akan peraturan dan menjadi nakal. Ajakkan ini sesuai dengan pendapat dari hasil penelitian Ava Clare Marie Oclarit Robles (2012) yang berjudul: The Use of Weblog as Innovative Tool for Environmental Advocacy of College

(13)

9

weblog sebagai alat untuk advokasi lingkungan. Juga pendapat dari Kristjan Kristjansson, 2006 menyatakan dalam penelitiannya bahwa di sekolah perlu diadakan suatu role modeling agar nilai – nilai moralitas tidak hilang dari dunia pendidikan.

3. Upaya Sekolah Mengatasi Kendala Pada Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Mencapai Sekolah Adiwiyata

Untuk melaksanakan program pengelolaan sumber daya manusia agar berjalan dengan baik maka perlu adanya minimalisasi kendala yang menghambat program tersebut. Demikian juga program adiwiyata di sekolah agar berhasil maka perlu adanya upaya meminimalisir kendala yang ada baik kendala yang berhubungan dengan guru, penjaga, siswa dan pendagang kaki lima yang ada di sekitar sekolah. Langkah yang perlu di ambil sebab kendala dari unsur guru antara lain : 1) adanya himbauan akan pemanfaatan pemilahan sampah serta unsur pemilahan sampah termasuk satu indikator dalam penilaian program sekolah “Adiwiyata “ 2) perlu penegasan bahwa guru piket jaga memiliki fungsi pengamanan, pelayan dan teladan, sehingga siswa merasa nyaman, lancar dalam proses pembelajaran. Dengan adanya keteladanan dari orang yang lebih dewasa akan mempengaruhi sikap siswa atau anak yang lebih muda seperti penyataan dari Lori Diane Hill 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Environmental Threats to College Counseling Strategies in Urban High Schools: Implications for Student Preparation for College Transitions

yang menyatakan bahwa Strategi bimbingan dan keteladanan memiliki implikasi positif yang kuat untuk sekolah tinggi perkotaan siswa dalam menanamkan konsep lingkungan pada peserta didik.

(14)

10

memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan sekolah dari hati nuraninya sendiri. Dalam hal ini dapat dilakukan dari hal yang paling kecil, misalnya : a. Membuang sampah bekas jajan ke tempat sampah. b. Membersihkan ruangan kelas sebelum dan sesudah proses belajar dan mengajar. Dengan dilakukannya kedua hal tersebut lingkungan akan menjadi bersih dan proses belajar mengajar akan menjadi lebih baik. Jika hal pertama tidak dituruti, guru wajib menegor para siswa yang melanggar ketentuan di atas, misalnya membuang sampah sembarangan takut untuk mengotori sekolah dan bahkan akan sadar tentang kebersihan lingkungan sekolah. Perlu memberikan sanksi tersendiri bagi siswa yang melanggar tata tertib terutama tentang kebersihan lingkungan sekolah. Dalam hal ini sanksi yang perlu diberikan adalah berupa denda maupun penilaian sikap kebersihan lingkungan sekolah, misalnya memberi denda Rp 1.000,- bagi siswa yang tidak melaksanakan kebersihan lingkungan sekolah.

Langkah yang perlu diambil berkaitan kendala dari unsur pedagang kaki lima antara lain: 1) Langkah I : kerja sama dengan puskesmas untuk meneliti kualitas makanan dan minuman yang dijual pedagang . Langkah II: Memberi sosialisasi kepada siswa tentang bahaya makanan dan minuman yang mengandung zat pewarna, pengawet dan pengenyal serta zat- zat berbahaya lainnya. Langkah III: Memberi sosialisasi kepada Pedagang tentang makanan dan minuman yang berbahaya bagi siswa. Kemudian dimohon kerja samanya dalam menjaga kesehatan siswa. 2) Memberikan sosialisasi mengenai bahaya plastik kepada pedagang. Secara bertahap mengajurkan kepada pedagang agar menggunakan gelas bukan plastik. 3) Memanggil Pesuruh/Pejaga sekolah agar menemui pedagang kaki lima, untuk tidak menggunakan PAM dan Listrik sekolah dengan alasan biaya rekening tambah tinggi.

(15)

11

efektif ketika dilakukan pada siswa sejak dini. Diharapkan ketika berada di luar lingkungan sekolah, mampu menerapkan hidup bersih dan sehat seperti saat di sekolahnya.

Pernyataan di atas sesuai dengan pendapat Ida Rianawaty (2012) dalam makalahnya yang berjudul Menggagas Sekolah Berwawasan Lingkungan (Adiwiyata) di Kota Magelang. Dalam makalahnya Ida menyatakan menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Pengolahan lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam pengelolaan air, sampah, energi dan halaman yang ada disekitar sekolah.

Simpulan

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Mencapai Sekolah Adiwiyata

(16)

12

2. Kendala dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Mencapai Sekolah Adiwiyata

Kendala yang dihadapi dalam menjalankan program adiwiyata adalah : a. Program adi wiyata merupakan program baru perlu pemahaman dan pengetahuan oleh semua pihak. b. Program adi wiyata bertujuan untuk perubahan tingkah laku yang sulit untuk diterapkan di sekolah dasar. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya hambatan dalam mewujudkan sekolah adi wiyata baik yang berasal dari internal saekolah dan eksternal sekolah.

3. Upaya Sekolah Mengatasi Kendala Pada Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Mencapai Sekolah Adiwiyata

(17)

13

Daftar Pustaka

Annan Nur. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia di Sekolah. Makalah https: //anannur.wordpress.com/2010/07/25/manajemen-sumber-daya-manusia-di-sekolah/ diunduh tanggal 10 Desember 2014).

Ardiansyah, M. Asrori. 2011. “Hakikat Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Makalah. www.majalahpendidikan.com (diunduh tanggal 2 Januari 2013).

Harijany, Eny. 2012. Pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap

Iklim Sekolah dan Dampaknya Pada Kefektifan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan: Survei Pada Guru di Lingkungan SD Negeri Terakreditasi A Kota Surabaya”. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ida Rianawaty, 2012. Menggagas Sekolah Berwawasan Lingkungan (Adiwiyata) di Kota Magelang. Kompasiana

Imron Fauzi, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Di Sekolah, Artikel Ilmiah http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/11/hello-world/ (diunduh tanggal 10 Desember 2014

L.J. Moloeng, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.

Nana Syaodih Sukmadinata, 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

_______, 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung: Refika Aditama,

Ngalim Purwanto, 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Spirit Of Water, 2015. Dasar-dasar Pengelolaan Persampahan http:// www.sanitasi.net/dasar-dasar-sistem-pengelolaan-sampah.html diakses Jum’at 2 Oktober 2015 pukul 10.52’

Sudarmanto, 2010. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutama, 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D Surakarta: Fairuz.

Syaiful Sagala, 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 yang menyempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 tersebut tetap dipertahankan tujuan dan sistem yang digunakan, yang

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komposisi terbaik dari kombinasi polimer hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dan Carbopol terhadap % moisture content (MC)

Ruang lingkup penelitian ini meliputi: (1) pembuatan kantong plastik komposit yang terbuat dari campuran tepung ubi kayu dan LLDPE, (2) karakterisasi tepung ubi kayu 100

Place adalah sekelompok/segolongan masyarakat yang dijadikan sasaran pemasaran produk jasa bank yang diharapkan menjadi nasabah bank yang bersangkutan. 10

Pemberdayaan melalui program KELOR (Kelas Entrepreneurship Pemanfaatan Daun Kelor) merupakan upaya pemberdayaan untuk meningkatkan produktivitas ibu rumah tangga di

(1) Bangunan gedung yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) dapat dimanfaatkan oleh pemilik dan/atau pengguna

Berdasarkan hasil analisa data mengenai kualitas pelayanan yang meliputi bukti fisik, keandalan, ketangapan, jaminan dan empati pada Pojok BEJ Universitas Katolik

Berdasarkan pengamatan selama melakukan tindakan sebanyak 2 kali pertemuan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan