ABSTRAK
Setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka hal yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan akan adanya suatu pengendalian internal dalam penyelenggaraan kegiatan usaha sangat penting sekali. Fungsi audit internal dalam menunjang pengendalian internal perusahaan sangat berpengaruh dalam menentukan arah pertumbuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Dari hal diatas penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan tunai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan audit internal pada PT. Sumber Rejekijabar dilaksanakan, juga untuk mengetahui proses pengendalian internal penjualan tunai di PT. Sumber Rejekijabar. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk bisa menjawab tujuan lain yaitu untuk mengetahui pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan tunai di PT. Sumber Rejekijabar.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga memberikan gambaran yang jelas dan tegas. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan instrument audit internal dapat digunakan dalam proses pengolahan data karena semua hasil korelasi tiap item menghasilkan nilai 0.862 > 0.4 sehingga validitas terpenuhi. Sedangkan dilihat dari reliabilitasnya penyataan yang digunakan adalah reliabel, bisa dilihat dari penilaian 0.896 > 0.368. sedangkan pada perhitungan dari hasil korelasi spearman yang dilakukan atas 21 responden adalah nilai koefisien korelasi sebesar positif 0.002 dan tingkat signifikanya sebesar 0.05. sedangkan besarnya Kd sebesar 41.99%, besarnya korelasi yaitu sebesar 0.648 > 0.05, sedangkan hasil uji t yaitu sebesar 3.708 > 2.093 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan penulis diterima, artinya audit internal mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan tunai.
Meskipun demikian masih ada kelemahan-kelemahan yaitu adanya tidak keseimbangan antara jumlah transaksi dengan pelaksanaan pengauditan, kurangnya jumlah anggota auditor internal, tidak adanya komite audit. Berdasarkan kelemahan dalam pelaksanaan internal auditing penulis menyarankan sebaiknya audit dipercepat menjadi 3 bulan, sebaiknya perusahaan menambah 2 orang staf auditor internal yang ahli di bidang computer, dan jika perusahaan mau menjual saham atau obligasi sebaiknya perusahaan memiliki komite audit.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Kegunaan Penelitian ... 4
1.5. Rerangka Pemikiran ... 5
1.6. Metode Penelitian ... 9
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11
2.1. Auditing ... 11
2.1.1. Pengertian Auditing ... 11
2.1.2. Jenis-jenis Audit... 14
2.2. Audit Internal ... 16
2.2.1. Pengertian Audit Internal ... 17
2.2.2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal ... 20
2.2.3. Fungsi, Tanggung Jawab dan Tugas Audit Internal ... 22
2.2.4. Kompetensi dan Independensi Audit Internal... 25
2.2.5. Program Audit Internal ... 27
2.2.6. Pelaporan Hasil Audit Internal... 28
2.2.7. Tindak Lanjut Audit... 30
2.3. Pengendalian Internal... 30
2.3.1. Pengertian Pengendalian Internal... 30
2.3.2. Jenis-Jenis Pengendalian Internal ... 31
2.3.3. Metode Pengendalian Internal... 34
2.3.4. Tujuan Pengendalian Internal ... 38
2.3.5. Unsur-unsur Pengendalian Internal... 39
2.3.5.1. Lingkungan Pengendalian ... 40
2.3.5.2. Penaksiran Resiko ... 43
2.3.5.3. Aktivitas Pengendalian... 44
2.3.5.4. Komunikasi dan Informasi... 47
2.3.5.5. Pemantauan ... 47
2.3.6. Keterbatasan Pengendalian Internal... 48
2.4. Penjualan ... 49
2.4.1. Pengertian Penjualan... 49
2.4.2. Tujuan Penjualan... 50
2.4.3. Klasifikasi Transaksi Penjualan ... 50
2.4.4. Organisasi Fungsi Penjualan ... 54
2.5. Penjualan Tunai... 56
2.5.1. Prosedur Penjualan Tunai ... 58
2.5.2. Tujuan Pengendalian Internal Penjualan Tunai ... 61
2.5.3. Dokumen yang Digunakan ... 62
2.5.4. Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan Tunai ... 64
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 67
3.1. Objek Penelitian ... 67
3.2. Metode Penelitian ... 67
3.2.1. Metode yang Digunakan ... 67
3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 68
3.2.3. Jenis Sumber Data... 70
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data... 71
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 72
3.3.1. Populasi ... 72
3.3.2. Sampel... 73
3.3.3. Teknik Sampling ... 74
3.4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 74
3.4.1. Uji Validitas ... 74
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 75
3.5. Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis... 76
3.5.1. Metode Analisis ... 76
3.5.2. Rancangan Pengujian Hipotesis... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 80
4.1. Analisis Hasil Pengumpulan Data... 80
4.2. Gambaran Umum Perusahaan... 81
4.2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 81
4.2.2. Visi dan Misi Perusahaan... 83
4.2.3. Struktur Organisasi ... 83
4.2.4. Uraian Tugas ... 85
4.3. Struktur Organisasi Audit internal ... 88
4.4. Kualifikasi Auditor Internal ... 89
4.4.1. Independensi Auditor Internal ... 89
4.4.2. Kompetensi Auditor internal... 90
4.4.3. Ruang Lingkup Auditor Internal... 91
4.4.4. Program Auditor Internal ... 92
4.4.5. Pelaksanaan Audit Internal ... 96
4.4.6. Laporan Hasil Audit Internal ... 99
4.4.7. Tindak Lanjut Laporan Audit Internal ... 100
4.5. Pengendalian Internal PT. Sumber Rejekijabar ... 101
4.5.1. Lingkungan Pengendalian Internal ... 101
4.5.2. Aktivitas Pengendalian... 107
4.5.3. Penaksiran Resiko yang Akan Timbul... 111
4.5.4. Informasi dan Komunikasi... 115
4.5.5. Pemantauan ... 116
4.6. Tujuan Pengendalian Internal Penjualan Tunai ... 117
4.6.1. Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenangan yang Jelas Terhadap Penjualan ... 117
4.6.2. Sasaran dan Kebijakan yang Dirumuskan Dengan Baik ... 117
4.6.3. Klasifikasi dan Indentifikasi Penjualan Secara Layak ... 118
4.6.4. Standarisasi dan Simplikasi Penjualan... 118
4.6.5. Catatan dan Laporan yang Cukup ... 118
4.7. Pengaruh Audit Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan Tunai ... 119
4.7.1. Pengujian Validitas ... 119
4.7.2. Pengujian Reliabilitas ... 121
4.7.3. Penetapan Hipotesis ... 126
4.7.4. Uji Statistik ... 126
4.7.5. Perhitungan Koefisien Determinasi ... 130
4.7.6. Pengujian Hipotesis... 131
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 134
5.1. Simpulan ... 134
5.2. Saran... 140
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2.2 : Operasionalisasi Variabel ... 69
Tabel 3.3.1 : Jumlah Populasi ... 73
Tabel 3.5.2 : Penaksiran Koefisien Korelasi Menurut Guilford ... 78
Tabel 4.1 : Resume Hasil Pengumpulan Data... 80
Tabel 4.2.3 : Struktur Organisasi ... 84
Tabel 4.3 : Struktur Audit Internal ... 89
Tabel 4.7.1 : Hasil Uji Validitas Instrumen ... 120
Tabel 4.7.2.1: Jawaban Kuesioner Variabel ( X )... 122
Tabel 4.7.2.2: Jawaban Kuesioner Variabel ( Y )... 123
Tabel 4.7.2.3: Total Variabel Ganjil dan Genap ... 124
Tabel 4.7.2.4: Hasil Uji Reliability Instrumen... 124
Tabel 4.7.4.1: Tabel Penolong Perhitungan Korelasi Rank Spearman... 127
Tabel 4.7.4.2: Uji Hipotesis Rank Spearman... 129
Tabel 4.7.4.3: Penaksiran Koefisien Korelasi Menurut Guilford ... 129
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Audit Internal variabel Independen
Lampiran 2 : Kuesioner Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan Tunai variabel Dependen
Lampiran 3 : Flow Data Pengeluaran Barang
Lampiran 4 : Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai
Lampiran 5 : Contoh Nota Suku Cadang
Lampiran 6 : Contoh Picking Slip dan Purchase Order
Lampiran 7 : Check List Penerimaan
Lampiran 8 : Berita Acara Bimbingan Skripsi
No SS S RR TS STS 1. fungsi Audit Internal Penjualan Tunai
a. Independensi Auditor Internal
1 Ada status organisasi audit internal dalam perusahaan
2 Auditor Internal mempunyai kedudukan khusus dalam struktur organisasi perusahaan 3 Auditor Internal yang bekerja di perusahaan tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan
salah seorang manajer atau staf dari bagian lainnya dalam perusahaan. 4 Auditor Internal tidak mempunyai hubungan khusus dengan yang diperiksannya. 5 Auditor Internal mempunyai dukungan penuh dari direktur utama.
6 Pengangkatan atau penggantian pimpinan auditor internal dilakukan atas persetujuan Dewan direksi.
b. Kompetensi Auditor Internal
7 Auditor Internal memiliki latar belakang pendidikan S1 Jurusan Akuntansi.
8 Auditor Internal yang ada telah memperoleh training dalam bidang akuntansi dan auditing yang cukup memadai.
9 Auditor Internal perusahaan memiliki Auditing skill dan Accounting skill 10 Auditor Internal perusahaan memiliki computer skill yang baik 11 Auditor Internal perusahaan memiliki English skill yang baik
c. Ruang Lingkup Auditor Internal
12 Ruang lingkup Auditor Internal meliputi seluruh aktivitas.
13 Auditor Internal melaporkan hasil audit dan memberikan ekomendasi kepada pimpinan mengenai kelemahan yang ditemukan.
14 Saran dan rekomendasi yang diberikan kepada objek yang diperiksa diterima seluruh dan dilakukan dengan sebaik mungkin.
d. Program Auditor Internal
15 Setiap melakukan audit, Auditor Internal membuat suatu program audit. 16 Program audit dibuat secara tertulis dan sistematis.
17 Program Audit dilaksanakan secara periodik.
18 Program audit terdapat evaluasi terhadap pengendalian internal penjualan tunai.
19 Auditor Internal melakukan audit terhadap semua dokumen dan laporan yang berhubungan. 20 Auditor Internal melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan prosedur yang harus ditaati. 21 Auditor Internal melaksanakan pengujian terhadap penilaian penjualan.
22 Auditor Internal melakukan penghitungan penjualan tunai. 23 Auditor Internal melakukan evaluasi, otorisasi penjualan tunai .
24 Auditor Internal mengaudit laporan-laporan yang berkaitan dengan penjualan tunai .
Jawaban Kuesioner Pertanyaan
KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PT. X
e. Pelaksanaan Audit
25 Auditor Internal melakukan evaluasi atas catatan akuntansi perusahaan.
26 Auditor Internal sebelum melaksanakan audit melakukan koordinasi dan komunikasi dengan bagian yang diperiksa.
27 Auditor Internal memeriksa kelengkapan dokumen pendukung untuk setiap transaksi. 28 Perusahaan membuat suatu standar yang digunakan sebagai acuan auditor internal yang
dijalankan perusahaan.
f. Laporan Audit
29 Laporan dikeluarkan setelah audit selesai.
30 Laporan menyajikan temuan Auditor Internal atas hasil audit yang dilaksanakannya. 31 Laporan disusun secara ringkas dan tepat waktu.
32 Laporan menyajikan saran-saran rekomendasi.
33 Laporan pemeriksaan dapat memberikan arah bagi manajemen untuk pengambilan keputusan 34 saran yang diajukan cepat mendapat tanggapan dari pimpinan
35 Auditor menyusun draft laporan audit internal sebelum penyusunan audit internal
g. Tindak Lanjut
36 Auditor melakukan tindak lanjut atas hal-hal yang perlu diperbaiki 37 Auditor melakukan review terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil audit. 38 Terdapat kendala dalam melaksanakan tindak lanjut.
No SS S RR TS STS 1. Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan Tunai
a. Lingkungan Pengendalian
1 Perusahaan memiliki falsafah manajemen dan gaya operasi
2 Kebijakan dan gaya operasi manajemen mendukung efektivitas dalam pencapaian tujuan perusahaan
3 Struktur organisasi perusahaan telah menggambarkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas
4 Ada pemberian wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada karyawan dan staf secara tertulis
5 Kebijakan dan prosedur kepegawaian telah dilakukan dengan benar
6 Telah dilaksanakan training bagi pegawai baru untuk melaksanakan tugas yang akan menjadi tanggung jawabnya
7 Manajemen telah menetapkan kebijakan dan prosedur penjualan tunai
b. Penetapan Resiko
8 Manajemen selalu bekerja dengan memperhitungkan resiko
9 Manajemen menetapkan resiko sebagai bagian dari pelaksanaan pengendalian internal 10 Manajemen merancang suatu pengendalian untuk mengatasi resiko tersebut
11 Auditor Internal menetapkan resiko apabila tindakan perbaikan gagal dilakukan
c. Aktivitas Pengendalian
12 Perusahaan memiliki catatan dan dokumen yang memadai
13 Perusahaan sudah ada pengendalian fisik atas aktiva dan catatan secara memadai 14 Perusahaan memiliki gudang yang memadai untuk perlindungan terhadap penjualan tunai 15 Terdapat pemisahan tugas yang memedai dalam perusahaan
d. Informasi dan Komunikasi
16 Setiap transaksi yang terjadi diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
17 Setiap transaksi yang terjadi telah dicatat sesuai dengan benar dan mengusahakan pencatatan yang tepat waktu dengan menggunakan komputer
18 Transaksi penjualan tunai telah dicatat dan diklasifikasikan dengan benar
e. Monitoring
19 Monitoring oleh manajemen terhadap laporan hasil auditor internal dilakukan secara periodik dan berkesinambungan
20 Kebijakan pimpinan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persediaan dipatuhi oleh karyawan yang terlibat dalam penjualan tunai
21 Analisis atas penyimpangan yang berkaitan dengan penjualan tunai dapat diketahui penyebabnya
22 Motoring dilakukan oleh orang yang independen
Tujuan umum pengendalian internal atas penjualan tunai f. Keandalan Data
23 Setiap transaksi yang terjadi telah dicatat dengan benar
24 Perusahaan tersedia data yang dapat diandalkan dan menghasilkan laporan yang tepat waktu 25 Catatan penjualan tunai diarsipan dengan baik
26 Pengeluaran barang dagangan dari gudang dilakukan setelah ada otorisasi yang sah dari pejabat yang berwenang
g. Efektivitas dan Efisiensi Operasi
27 Kegiatan penjualan tunai telah efektif
28 Tingkat pengaman penjualan tunai telah diperhitungkan 29 Kegiatan penyimpanan barang dagangan telah efektif 30 Kegiatan pengeluaran barang dagangan telah efektif
h. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang telah ditetapkan
31 Kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan mengenai kebijakan penjualan tunai sudah diterapkan
32 Kebijakan penyimpangan barang dagangan yang telah ditetapkan telah ditaati 33 Kebijakan pengeluaran barang dagangan yang telah ditetapkan ditaati 34 Setiap prosedur yang ditetapkan sudah dilaksanakan dengan baik
Tujuan khusus pengendalian internal atas penjualan tunai
35 Setiap transaksi penjualan tunai yang dicatat adalah sah. 36 Setiap transaksi penjualan tunai dinilai dengan tepat. 37 Setiap transaksi penjualan tunai yang terjadi telah dicatat. 38 Setiap transaksi penjualan tunai dicatat pada waktu yang benar. 39 Setiap transaksi penjualan tunai diotorisasi dengan semestinya.
40 Setiap transaksi penjualan tunai dibukukan ke master file dan diikthisarkan dengan benar.
Pertanyaan
Jawaban Kuesioner KUESIONER EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL
BAGAN ALIR DOKUMEN SISTEM PENJUALAN TUNAI (Dilampirkan oleh penulis sebagai masukan untuk perusahaan)
Bagian Order Penjualan Bagian Kasir
1
FPT = Faktur Penjualan Tunai PRK= Pita Register Cek
(LANJUTAN)
Bagian Kasir (Lanjutan) Bagian Gudang
(LANJUTAN) Bagian Pengiriman
3
PRK
FPT 1
FPT 4
Membandingkan FPT lbr 1 & lbr 2
Menyerahkan barang kepada
pembeli
Bersama barang
Sebagai slip
pembungkus
Untuk Pembeli FPT 1
PRK
6
(LANJUTAN)
Bagian Jurnal
5
BuktiSetor 2 Bank
T
Jurnal Umum
RHPP
N Bukti
Memorial
Jurnal Penerimaa n Kas
8
PRK
FPT 1
Jurnal Penjualan
7 6
Selesai
RHPP = Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
GAMBAR 1 – (LANJUTAN) Bagian Kartu Persediaan
7
FPT 1 RPK
Kartu Persediaan
Secara periodik Membuat
rekap HPP
Membuat bukti memorial
RHPP
RHPP Bukti memorial
6
Sumber : Sistem Akuntansi Mulyadi, Tahun 2001 : 476
Contoh Dokumen Nota Suku Cadang. Dokumen ini berfungsi sekaligus sebagai surat jalan ke konsumen
26 Juli 2008 10:08
Contoh Dokumen Picking Slip. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah kepada petugas part untuk mengambil part di gudang.
Contoh Dokumen Purchase Order Dokumen ini adalah dokumen order parts ke supplier external
26 Juli 2008
Contoh Dokumen Checklist Penerimaan. Dokumen ini berfungsi sebagai checklist penerimaan barang dari supplier berdasarkan PURCHASE ORDER yang telah dibuat sebelumnya.
Bab 1 Pendahuluan 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya peningkatan dan
perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh
peningkatan dan perkembangan tersebut perusahaan membutuhkan kegiatan usaha
yang luas dan besar. Pada perusahaan yang volume kegiatannya luas dan besar tidak
mungkin lagi pengawasan dilakukan oleh pimpinan perusahaan, maka pimpinan
melimpahkan wewenangnya pada bawahan dengan catatan tanggungjawab terakhir
tetap berada di puncak pimpinan. Untuk memberikan keyakinan bahwa apa yang
dilaporkan bawahan tentang perusahaan adalah benar, maka pimpinan perusahaan
membutuhkan adanya internal auditing sebagai pengawas di dalam perusahaan.
Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang
independent dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilaksanakan. Internal auditing memiliki tujuan yaitu membantu para
anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif. Untuk
itu internal auditing akan melakukan analisis, evaluasi, dan mengajukan saran-saran
seperti perbaikan untuk pihak managemen. Tujuan pemeriksaan mencakup pola
pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar. Fungsi internal
auditing adalah menilai efisiensi dan efektifitas pengendalian internal.
Bab 1 Pendahuluan 2
Internal auditing berkewajiban memberikan informasi tentang kelengkapan
dan keefektifan sistem pengendalian internal suatu organisasi dan kualitas suatu
pelaksanaan tanggungjawab yang ditugaskan. Informasi yang diberikan tidak selalu
sama dalam hal bentuk dan perinciannya, tergantung pada persyaratan dan
permintaan pemimpin atau dewan yang bersangkutan. Suatu sistem internal auditing
dirancang oleh perusahaan untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang
optimal. Dengan tercapainya tujuan perusahaan merupakan bukti bahwa perusahaan
berkembang atau maju, walaupun laba yang diperoleh sedikit demi sedikit tetapi
sudah membuktikan bahwa perusahaan mengalami peningkatan. Salah satu unsur
yang dapat membuat laba perusahaan meningkat adalah aktivitas penjualan. Jika
aktivitas penjualan dilakukan secara efektif maka perolehan laba yang didapat akan
optimal dan juga sebaliknya apabila aktivitas penjualan tidak efektif maka perolehan
laba tidak akan optimal.
Ada hal lain yang perlu dilakukan selain perencanaan yang matang dalam
berorganisasi yaitu pengendalian atas aktivitas penjualan yang berlangsung dalam
perusahaan. Pengendalian atas aktivitas penjualan berguna untuk membantu
pimpinan dalam kegiatan penjualan perusahaan agar lebih efektif sesuai dengan
kondisi operasi perusahaan. Pengendalian penjualan ini dilakukan secara intern, maka
diperlukan pengendalian yang dilakukan didalam perusahaan.
Bab 1 Pendahuluan 3
Maksud dari pengendalian internal penjualan adalah pengendalian yang
berupa rangkaian kegiatan yang bersifat mengendalikan, mengatur dan mengawasi
jalannya aktivitas penjualan secara intern dengan melihat dokumen, fisik, maupun
secara langsung. Ketepatan fungsi audit intern atas sistem pengendalian intern
diharapkan dapat menunjang tercapainya efektivitas penjualan sehingga
kemungkinana terjadinya penyimpangan dapat ditekan serendah mungkin, karena
keandalannya tersebut perusahaan dapat mengendalikan aktivitas penjualan
perusahaan lainnya. PT. Sumber Rejeki Jabar sebagai dealer sepeda motor Honda
melakukan kegiatan penjualan sepeda motor Honda, menyediakan jasa bengkel, dan
menyediakan suku cadang. Pengendalian internal penjualan tunai belum efektif,
contoh masih adanya kecurangan dalam masalah mediator. Mediator yang dimaksud
adalah bagian salesman.
Sehubung dengan pentingnya fungsi audit internal atas sistem pengendalian
internal perusahaan terhadap penjualan maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “ Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektivitas
Pengendalian Internal Penjualan Tunai pada PT. SumberRejeki Jabar di Cirebon “
1.2 Identifikasi Masalah
1) Apakah fungsi dari audit internal terhadap pengendalian internal
penjualan tunai dalam perusahaan sudah memadai
Bab 1 Pendahuluan 4
2) Apakah pengendalian internal penjualan tunai yang dilaksanakan pada
PT. SumberRejeki Jabar telah dilaksanakan
3) Seberapa besar pengaruh fungsi audit internal terhadap efektivitas
pengendalian internal atas penjualan tunai
1.3 Tujuan Penelitian
1) Untuk memperoleh data dan informasi mengenai fungsi audit internal
atas pengendalian internal penjualan tunai yang dilaksanakan oleh
perusahaan
2) Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengendalian internal penjualan
tunai yang dilaksanakan oleh perusahaan
3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fungsi audit intern terhadap
efektivitas pengendalian internal penjualan tunai.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberi kegunaan
bagi :
1) Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
yang bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan perbaikan dan
pengembangan pengelolaan perusahaan, khususnya yang berhubungan
dengan pengendalian internal penjualan tunai.
2) Penulis, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman
penulis yang tidak didapat dari kampus dan dapat mengetahui sampai
Bab 1 Pendahuluan 5
sejauh mana penerapan teori yang penulis peroleh dalam kampus
diterapkan langsung dalam dunia kerja.
3) Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan
referensi atau informasi yang dapat membantu penelitian selanjutnya.
1.5 Kerangka Pemikiran
Dalam organisasi perusahaan yang relatif kecil, pimpinan perusahaan masih
mampu melakukan pengendalian secara langsung. Tetapi dengan semakin
berkembangnya perusahaan baik dalam kegiatan operasi maupun sumber daya
manusianya, maka kemampuan pimpinan untuk mengendalikan perusahaan menjadi
terbatas. Keadaan ini yang menyebabkan pimpinan melimpahkan sebagian
wewenangnya kepada karyawan. Meskipun wewenang diserahkan kepada bawahan,
tetapi tanggung jawab tetap berada di tangan pimpinan. Oleh karena itu, pimpinan
membutuhkan suatu pengendalian yang dapat mengamankan assets perusahaan
contohnya kas. Serta dapat memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan
bawahannya itu benar dan dapat dipercaya. Sehingga dapat mendorong adanya
efektivitas usaha dan dapat memonitor bahwa kebijakan yang ditentukan telah
dijalankan dengan benar. Menurut Warren, Reeve, Fess (2005:350) Kas meliputi
koin, uang kertas, cek, wesel ( money order atau kiriman uang melalui pos yang
lazim berbentuk draft bank atau cek bank), dan uang yang disimpan di bank yang
dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank yang bersangkutan. Fungsi kas yaitu
sebagai :
Bab 1 Pendahuluan 6
1. kas untuk pembayaran dalam jumlah kecil
2. kas untuk keperluan khusus
karena begitu mudahnya uang dialihkan atau dipindahtangankan, maka kas
merupakan aktiva yang cenderung diselewengkan atau disalahgunakan oleh
karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus merancang dan menggunakan
pengendalian untuk mengamankan kas serta wewenang pengendalian terhadap
transaksi kas. Tujuan dari pemeriksaan kas yaitu untuk memperkecil penyelewengan
penerimaan kas, yang dilakukan oleh para mediator yang nakal.
Dalam setiap aktivitas perusahaan sangat diperlukan suatu pengendalian internal yang
memadai. Pengendalian internal yang dimaksud adalah pengendalian internal yang
dapat membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya agar perusahaan dapat
diawasi secara efektif. Dalam pengendalian intern terdapat banyak pandangan
mengenai pengertian pengendalian intern yang berbeda-beda meskipun demikian bila
di bandingkan antara satu dengan yang lainnya ternyata pada prinsipnya mempunyai
pengertian dan tujuan yang sama.
Prinsip pengendalian intern terutama didasarkan atas pembagian tugas dan
wewenang antara para pegawai. Prinsip ini berlaku untuk semua skala perusahaan
baik perusahaan dengan skala besar maupun perusahaan yang skalanya kecil.
1) Prinsip pengendalian intern bekerja secara otomatis.
2) Ikut sertanya pemilik perusahaan akan banyak membantu efektivitas sistem
pengendalian internal.
Bab 1 Pendahuluan 7
Menurut Abdul Halim (1999:200) pengendalian internal adalah suatu proses
yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya, yang
dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan.
Tujuannya adalah sebagai berikut :
1) Laporan keuangan yang berdaya uji.
2) Mematuhi peraturan dengan hukum yang berlaku.
3) Efektivitas operasi.
Menurut Mulyadi (2002:9) menjelaskan arti dari auditing yaitu suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
bersangkutan.
menurut Mulyadi (2002:211) tujuan dari pemeriksaan internal adalah :
1) Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan di
pertanggungjawabkan dan di lindungi dari segala macam kerugian.
2) Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam
perusahaan.
3) Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektivitas pengendalian internal dan
mendorong penggunaan pengendalian intern yang efektif dengan biaya yang
minimum.
Bab 1 Pendahuluan 8
4) Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak
dipatuhi.
5) Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan.
Dengan adanya pengendalian internal, pemilik dapat mengikuti
perkembangan usahanya dan mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang
menyimpang dari tujuan perusahaan sehingga dapat diambil tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk memperbaikinya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari
pengendalian internal yang diterapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP,2001:319,2) yaitu :
a) Keandalan pelaporan keuangan.
b) Efektivitas dan efisiensi operasi.
c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai
berikut : “ Fungsi audit internal yang dilaksanakan secara memadai, akan
berpengaruh terhadap pengendalian internal penjualan tunai.”
Gambar Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Pengendalian Internal Penjualan
Tunai Audit
Internal
Bab 1 Pendahuluan 9
1.6 Metode Penelitian
Objek penelitian ini adalah mengenai fungsi audit intern terhadap efektivitas
sistem pengendalian internal atas penjualan tunai. Penelitian dilakukan dengan
metode deskriptif analisis yaitu metode untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menyajikan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat memberikan
gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Untuk mendukung analisis
deskriptif, penulis menggunakan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
statistik yang dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi yang menunjukkan
berapa besar pengaruh fungsi audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal
penjualan tunai pada PT. Sumber Rejeki Jabar di Cirebon. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan cara :
1. Penelitian lapangan (Field research)
Yaitu pengumpulan data primer yang dilakukan langsung pada perusahaan
yang menjadi objek penelitian. Penulis mendapatkan data primer tersebut
dengan cara:
a. Observasi
Yaitu pengumpulan data primer secara langsung terhadap aktivitas
perusahaan yang sedang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan permasalahan.
b. Wawancara
Bab 1 Pendahuluan 10
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan
komunikasi langsung kepada pihak-pihak yang berwenang untuk
mendapatkan gambaran secara umum mengenai perusahaan dan
masalah-masalah khusus yang sedang diteliti untuk mendapatkan
data yang obyektif bagi penelitian.
c. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan
kepada pihak yang berwenang untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mempelajari buku-buku, literatur
dan sumber data lain yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.
Cara ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data sekunder yang
menjadi landasan teori guna mendukung data-data yang diperoleh selama
penelitian.
1.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada perusahaan
PT. Sumber Rejekijabar yang berlokasi di Cirebon. Waktu penelitian dilakukan pada
bulan September 2007 sampai dengan selesai.
Bab V Simpulan dan Saran 134
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan sebagai mana telah dijelaskan dalam
bab 4 yang lalu, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. bahwa internal auditor yang telah dilaksanakan cukup kuat pengaruhnya terhadap
efektivitas pengendalian internal penjulan tunai. Hal tersebut didukung oleh
adanya beberapa faktor sebagai berikut:
1) Independensi Auditor Internal :
Kedudukan internal auditor bersifat independent karena terpisah dari
manager lainnya dan berada langsung di bawah direktur utama. Disamping itu
juga internal auditor memiliki kebebasan untuk memberikan rekomendasi
mengenai kelemahan-kelemahan yang ada di perusahaan.
2) Kompetensi Auditor Internal:
Pelaksanaan internal auditor dilakukan langsung oleh kepala internal auditor
yang memiliki pendidikan S1 akuntansi dan mempunyai pengetahuan yang
cukup mengenai prinsip akuntansi, perencanaan, pengorganisasian, dan
pengauditan.
3) Program Auditor Internal :
Bab V Simpulan dan Saran 135
Adanya program audit yang dapat menjelaskan definisi program audit, tujuan
audit, ruang lingkup audit, tanggung jawab, sasaran audit internal,
prosedur-prosedur, khususnya audit internal atas penjualan tunai.
4) Pelaksanaan Auditor Internal :
Pelaksanaan audit internal dilakukan untuk memberikan arahan, analisis,
penilaian, saran-saran perbaikan yang perlu dilakukan dan ketaatan dalam
melaksanakan prosedur kegiatan objek audit dalam hal ini adalah bagian yang
terkait dengan penjualan tunai. Pelaksanaan audit internal pada PT. Sumber
Rejekijabar di Cirebon dibagi berdasarkan waktu pelaksanaannya, yaitu: audit
intenal rutin dan audit khusus. Audit rutin dilakukan menurut waktu yang
ditetapkan perusahaan yaitu enam bulan sekali, sedangkan audit khusus
dilakukan apabila pada suatu waktu tertentu diperlukan pelaksanaan audit
karena dipandang telah terjadi peyimpangan pelaksanaan kegiatan atau
prosedur. Audit khusus tersebut dilaksanakan atas perintah direksi karena
dipandang perlu melaksanakan audit.
5) Laporan Auditor Internal :
Laporan hasil audit dapat menjadi informasi penting bagi pihak yang
memerlukan dan digunakan untuk membantu mengevaluasi peranan auditor
internal dalam perusahaan. Laporan audit ini dibuat secara ringkas dan jelas
setiap enam bulan sekali setelah audit selesai dan ditujukan kepada Direktur
utama dan manager-manager yang di audit untuk bahan perbaikan dan
Bab V Simpulan dan Saran 136
penyempurnaan. Dalam melaksanakan audit di PT. Sumber Rejekijabar di
Cirebon, auditor internal hanya menemukan temuan positif berupa, misalnya:
• Penjualan tunai sesuai dengan syarat keputusan Direktur yang
diadakan berdasarkan delivery order.
• Tidak terjadinya kecurangan dalam menentukan besarnya jumlah
barang yang dikeluarkan.
6) Tindak lanjut atas hasil laporan auditor internal :
Auditor akan mengevaluasi tindakan-tindakan yang akan diambil sehubungan
dengan saran-saran, rekomendasi perbaikan yang dikemukakan. Jika
rekomendasi tidak dijalankan, objek yang diperiksa harus dapat menjelaskan
alasan tidak dilaksanakannya rekomendasi tersebut.
1. Bila hasil audit menunjukkan kelemahan atau kekurangan yang terjadi
disebabkan oleh faktor manusia, maka dilakukan tindakan:
a) Penangguhan kenaikkan golongan
b) Skorsing
c) Pemecatan atau pemberhentian
2. Bila hasil audit menunjukkan kelemahan atau kekurangan disebabkan
bukan oleh manusia, misal karena kelemahan sistem yang ada, faktor
lingkungan eksternal misalnya adanya kenaikan BBM, maka tindak
lanjut yang diambil adalah berupa pelaksanaan salah satu tindakan
koreksi yang dilakukan oleh auditor internal untuk menyempurnakan
Bab V Simpulan dan Saran 137
system yang ada.
2. Pengendalian internal terhadap penjualan tunai yang dilaksanakan telah efektif
hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor pendukungnya sebagai berikut:
1) Terpenuhinya komponen-komponen pengendalian internal, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian meliputi:
- Integritas dan nilai-nilai etika.
- Komitmen terhadap kompetensi.
- Falsafah manajemen dan gaya operasi.
- Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
- Kebijakan dan prosedur kepegawaian.
b. Akitivitas Pengendalian yang meliputi:
- Pemisahan tugas yang layak.
- Otorisasi yang layak.
- Pengendalian fisik.
- Pengecekan secara bebas.
c. Penaksiran resiko yang akan timbul
Perusahaan telah memperkirakan kemungkinan timbulnya risiko yang
disebabkan oleh perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan,
personel baru, sistem informasi baru, pertumbuhan yang cepat, lingkup,
produk dan kegiatan baru.
d. Informasi dan komunikasi
Bab V Simpulan dan Saran 138
- Adanya prosedur penjualan tunai yang memadai yang meliputi:
prosedur penerimaan barang, prosedur penagihan, dan prosedur
penerimaan uang. Hal ini didukung dengan adanya flowchart yang
memadai.
- Komunikasi yang ada di perusahaan cukup baik, yaitu komunikasi
antara para manager dengan bawahannya dan komunikasi di antara
para manager sehingga di dalam perusahaan tidak terjadi
miscommunications.
e. Pemantauan
pemantauan secara umum dilakukan oleh direktur utama dan secara
khusus dilakukan oleh masing-masing manager.
2) Tercapainya tujuan pengendalian internal penjualan tunai yang dilaksanakan
PT. Sumber Rejekijabar dapat dilihat dari:
• Tujuan umum :
Keandalan data, efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan, dan
kepatuhan terhadap hokum, peraturan serta kebijakan yang berlaku.
• Tujuan khusus mengenai pengendalian internal penjualan tunai :
Transaksi penjualan yang dicatat adalah valid, transaksi penjualan
diotorisasi dengan semestinya, transaksi penjualan yang ada telah
dicatat, transaksi penjualan dinilai dengan semestinya, transaksi
penjualan dicatat dengan tepat waktu, dan transaksi penjualan
Bab V Simpulan dan Saran 139
dibukukan ke master file dan diikhtisarkan dengan tepat waktu.
3. Hal ini juga didukung dengan pengujian SPSS dengan metode Spearman, di mana
besarnya korelasi 0.648 > 0.05, besarnya sig. ( 2-tailed ) 0.002 < 0.05, sedangkan
kd = 41.99 % berarti pengaruhnya cukup kuat sesuai dengan klasifikasi Gullford
yang dapat dilihat pada tabel 4.7.4.3
Berdasarkan simpulan diatas dan hasil perhitungan statistik dengan spearman,
penulis menyimpulkan bahwa “ bila internal auditing dilaksanakan memadai akan
berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan tunai “ dapat
diterima. Meskipun demikian masih terdapat kelemahan dalam audit internal, yaitu:
• Pelaksanaan pengauditan dilakukan setiap 6 bulan sekali sedangkan
transaksi yang terjadi dalam seharinya rata-rata sekitar 20 kali transaksi.
hal tersebut dapat menimbulkan penyimpangan.
• Auditor internal yang ada di perusahaan sangat sedikit dibandingkan
dengan jumlah transaksi. Hal tersebut dapat menimbulkan keterlambatan
pelaksanaan audit, pelaporan audit serta tindak lanjutnya.
• Perusahaan belum memiliki komite audit karena belum memiliki rencana
menjual saham dan obligasi ke pasar saham.
5.2 Saran
Bab V Simpulan dan Saran 140
Berdasarkan kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan internal auditing
diatas, penulis ingin menyarankan :
• Sebaiknya audit dipercepat menjadi 3 bulan sekali agar pelaksanaan audit
lebih efektif dan untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang terjadi.
• Sebaiknya perusahaan menambah 2 orang staf auditor internal, dimana staf
tersebut ahli di bidang computer sehingga waktu penyajian dan laporan audit
bisa lebih cepat.
• Sebaiknya perusahaan memiliki komite audit apabila perusahaan mau
menjual saham dan obligasi kepasar modal.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Kedua, Bagian Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.
Arens, Alvin A. And Loebbecke, James K., 2008, Auditing An Integrated Appproach, nine Edition, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Ratliff, Richard L., 2002 Introduction to Auditing: logic, Principle and Techniques, Penerbit The Institute of Internal Auditors.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001, Standard Profesional Akuntan Publik, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Boynton, William C., Walter G. Kell, 2001, Modern Auditing, New Jersey: John Willey and Sons, inc.
Tugiman, Hiro,2002, Audit Internal, Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Jakarta,.
H. S. Munawir, 2005, Auditing Modern, edisi pertama, catatan keempat, Yogyakarta; BPFE
Cashin, James A., Paul D. Neurwith and John F. Levy, 1998 Handbook For Auditors, Singapore: Mc Graw-hill Comp 21bEdition.
Cushing, Barry E., Romney B. Marshall, Steinbart Paul jhon, 1998 Accounting Information on system, seventh Edition, Massachusetts.
Hartadi, Bambang, 2003, Internal Auditing, Suatu Tinjauan Sistem Informasi
Manusia dan Cara Pelaporannya, Yogyakarta
Niswanger C. Rollin, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2005,
Accounting, 19th edition, an ITP Company, Penerjemah; Alfonsus Sirait
dan Helda Gunawan, Jakarta, Erlangga.
La. Midjan dan Azhar Susanto,2001, Sistem Informasi Akuntansi, Linggajaya
Siegel G. Joel and Shim K. Jae, 1994, Kamus Istilah Akuntansi.
Daftar Pustaka
Thacker J. Ronald, 1997, Accounting Principle, Five Edition, India Private
Limited, Inc., New Delhi.
Wilson, James D. and Campbell, John B.,1998, Controllership: The Work of Managerial Accountant, Third Edition, New York, yang dialihbahasakan oleh Tjintjin F. Tjandera, Edisi ke-3, Jakarta, Salemba Empat.