• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS melalui metode quantum learning pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan motivasi dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS melalui metode quantum learning pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015."

Copied!
290
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE QUANTUM LEARNING PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI SARIKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Brigita Wahyu Aprianingsih Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) penggunaan metode Quantum Learning untukmeningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS; (2) peningkatan motivasi belajar dengan menggunakanmetode Quantum Learningsiswa kelas V semester II SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015; dan (3) peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakanmetode Quantum Learning siswa kelas V semester II SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015;

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Subjek penelitian ini adalah siswa kelasV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 34 siswa.Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasidan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar kuesioner motivasi, dan tes.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatkan motivasidan prestasi belajar IPS dengan menggunakan metode Quantum Learningadalah dengan menggunakan musik, poster dan mind map (LKS); (2) penggunaan metode Quantum Learningdapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan motivasi sebesar 45% pada siklus I meningkat menjadi 80,5% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 97%);(3) penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 62,5 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 42,8%, pada siklus I menjadi 69,7dengan persentase pencapaian KKM 83%, kemudian pada siklus II menjadi 75,85 dengan persentase pencapaian KKM 100%;

(2)

ABSTRACT

INCREASING STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT

IN SOCIAL COURSE THROUGH QUANTUM LEARNING METHOD

FOR FIFTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI SARIKAYA SCHOOL YEAR 2014/2015

Brigita Wahyu Aprianingsih Sanata Dharma University

2015

The background of this research was because of fifth grade students of SD Negeri Sarikaya lack of motivation and learning achievements. The aims of this research were to know (1) the use of quantum learning method to increased

students’ motivation and learning achievement in learn social course; (2)increased students’ motivation through quantum learning method for fifth grade students of SD Negeri Sarikaya semester II, school year 2014/2015; and (3) increased students’ learning achievement through quantum learning method for fifth grade students of SD Negeri Sarikaya semester II, school year 2014/2015.

This research was a class action research (PTK). The subjects of this research were fifth grade students of SD Negeri Sarikaya school year 2014/2015 which consists of 34 students. The object of this research is to increase students’ motivation and learning achievement in learning social subject. Instruments which are used in this research were interview protocol, sheet of motivation questionnaire, and post-test. Data analysis techniques of this research were quantitative and qualitative descriptive analysis.

The result of this research indicates that: (1) increased of students’ motivation and learning achievement in learning social subject using quantum learning methodwere used music, posters, and mind map; (2) the use quantum learning method can increase students’ learning achievement. The successfulness of the used of quantum learning method can be seen from the students’ average score before the research which was 62.5 with KKM achievement percentage which was 42.8%, then increased to 69.7 with KKM achievement percentage which was 83% in the first cycle, and 75.85 with KKM achievement percentage which was 100% in the second cycle. (3)The use of quantum learning method can increased students’ motivation in learning social subject. It can be seen from the percentage of the students who can achieve motivation achievement criteria which was 45% in the beginning, which increased up to 80.5% in the cycle I, and then increase up to 97% in the cycle II.

(3)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE

QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

SARIKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Brigita Wahyu Aprianingsih NIM: 111134065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa menjadi

sumber doa dan kekuatan bagiku.

Orang tua saya yang tercinta, Almarhum Romanus Waryadi dan

M.M. Kerisih yang selalu memberikan dukungan baik dengan

doa, semangat, dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan lancar.

Kakak yang tercinta, Martinus Dwi Handoko dan Albertus Setyo

Nugroho yang selalu memberikan dukungan, perhatian, dan

semangat.

Vincentius

Yudi

Kristiantoyang

selalu

sabar

menemaniku,menghiburku, serta memberikan motivasi, semangat

dan perhatiannya selama pengerjaan skripsi ini.

Geng Koplak yang selalu kompak dan asyik, Sundosari Pratiwi,

Anna Ventalensi, Angela Cory Dian Pertiwi, dan Yustinus

Cahyadi Tresnantyo yang selalu jadi tempat ternyaman dan

terbaik dalam suka dan dukaku.

Teman-teman Prodi PGSD angkatan 2011, khususnya kelas F

yang selalu memberikan dukungan terbaik, hiburan, dukungan,

kehangatan layaknya keluarga, dan kalian luar biasa.

(7)

v

MOTTO

“Jangan menunda suatu pekerjaan, jika kau yakin

dan bisa untuk dikerjakan”

(Penulis : 2015)

“Belajarlah tanggung jawab berawal dari dirimu

sendiri”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Agustus 2015 Penulis,

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYAILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Brigita Wahyu Aprianingsih

NIM : 111134065

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SARIKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu persetujuan dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal: 20 Agustus 2015 Yang menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE QUANTUM LEARNING PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI SARIKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Brigita Wahyu Aprianingsih Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) penggunaan metode Quantum Learning untukmeningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS; (2) peningkatan motivasi belajar dengan menggunakanmetode Quantum Learningsiswa kelas V semester II SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015; dan (3) peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakanmetode Quantum Learning siswa kelas V semester II SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015;

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Subjek penelitian ini adalah siswa kelasV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 34 siswa.Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasidan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar kuesioner motivasi, dan tes.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatkan motivasidan prestasi belajar IPS dengan menggunakan metode Quantum Learningadalah dengan menggunakan musik, poster dan mind map (LKS); (2) penggunaan metode Quantum Learningdapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan motivasi sebesar 45% pada siklus I meningkat menjadi 80,5% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 97%);(3) penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 62,5 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 42,8%, pada siklus I menjadi 69,7dengan persentase pencapaian KKM 83%, kemudian pada siklus II menjadi 75,85 dengan persentase pencapaian KKM 100%;

(11)

ix ABSTRACT

INCREASING STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT

IN SOCIAL COURSE THROUGH QUANTUM LEARNING METHOD

FOR FIFTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI SARIKAYA SCHOOL YEAR 2014/2015

Brigita Wahyu Aprianingsih Sanata Dharma University

2015

The background of this research was because of fifth grade students of SD Negeri Sarikaya lack of motivation and learning achievements. The aims of this research were to know (1) the use of quantum learning method to increased students’ motivation and learning achievement in learn social course; (2)increased students’ motivation through quantum learning method for fifth grade students of SD Negeri Sarikaya semester II, school year 2014/2015; and (3) increased students’ learning achievement through quantum learning method for fifth grade students of SD Negeri Sarikaya semester II, school year 2014/2015.

This research was a class action research (PTK). The subjects of this research were fifth grade students of SD Negeri Sarikaya school year 2014/2015 which consists of 34 students. The object of this research is to increase students’ motivation and learning achievement in learning social subject. Instruments which are used in this research were interview protocol, sheet of motivation questionnaire, and post-test. Data analysis techniques of this research were quantitative and qualitative descriptive analysis.

The result of this research indicates that: (1) increased of students’ motivation and learning achievement in learning social subject using quantum learning methodwere used music, posters, and mind map; (2) the use quantum learning method can increase students’ learning achievement. The successfulness of the used of quantum learning method can be seen from the students’ average score before the research which was 62.5 with KKM achievement percentage which was 42.8%, then increased to 69.7 with KKM achievement percentage which was 83% in the first cycle, and 75.85 with KKM achievement percentage which was 100% in the second cycle. (3)The use of quantum learning method can increased students’ motivation in learning social subject. It can be seen from the percentage of the students who can achieve motivation achievement criteria which was 45% in the beginning, which increased up to 80.5% in the cycle I, and then increase up to 97% in the cycle II.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judulPeningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Dalam Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Quantum pada Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya Tahun Pelajaran 2014/2015

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

(13)

xi

5. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, mendampingi, dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Laurensia Aptik Evanjeli,S.Psi.,M.A. selaku dosen penguji yang telah menguji skripsi yang ditulis peneliti.

7. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah.

8. Jaka Triyana, S.Pd. SD. selaku Kepala SD Negeri Sarikarya yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti.

9. Danang Harya Saputra, S.Pd.selaku guru kelas VSD Negeri Sarikarya yang telah membantu peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini.

10. Orang tua saya yang tercinta, Almarhum Romanus Waryadi dan M.M. Kerisih serta kakak terbaik Martinus Dwi Handoko dan kakak Albertus Setyo Nugroho yang selalu memberikan dukungan baik dengan doa, semangat, dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

11. Kekasih tersayang Vincentius Yudi Kristiantoyang selalu sabar menemaniku,menghiburku, serta memberikan motivasi, semangat dan perhatiannya selama pengerjaan skripsi ini, serta yang rela mengorbankan waktunya demi kelancaran skripsi ini.

(14)

xii

Danang, Trondol, Om Marsel, Amah, Yoyok, Felix, Odil, Guseng, Cipos, Mba Tyas, Choki, Siskul (adik) yang selalu memberikan dukungan.

13. Saudara tersayang Edot yang sudah memberikan ketenangan dalam pengerjaan skripsi terimakasih speakernya dan Lindut yang selalu memberikan semangat serta mabeskosum (Fica, Ocha, Mba Dian, Vivin, Mba Awang) yang selalu memberikan motivasi terbaik.

14. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas F, berjuang dalam suka dan duka bersama menempuh pendidikan di PGSD.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk semuanya.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, peneliti berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini.Semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, 20 Agustus 2015 Penulis,

(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang ... 2

B. Pembatasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Batasan Pengertian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI……….. 12

A. Kajian Teori ... 12

1. Metode Pembelajaran Quantum………. 12

a. Pengertian Quantum Learning ... 12

b. Langkah-Langkah dalam Metode Quantum Learning ... 14

c. Manfaat Metode Quantum Learning ... 20

(16)

xiv

Halaman

2. Motivasi ... 24

a. Pengertian Motivasi ... 24

b. Pengertian Motivasi Belajar ... 25

c. Jenis-Jenis Motivasi Belajar ... 25

3. Prestasi Belajar ... 26

4. Prestasi Belajar IPS ... 28

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis Tindakan ... 33

BAB III METODOLOGIPENELITIAN………. 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Setting Penelitian ... 37

1. Tempat Penelitian ... 37

2. Subjek Penelitian ... 38

3. Objek Penelitian ... 38

4. Waktu Penelitian ... 38

C. Rencana Tindakan ... 38

1. Persiapan ... 38

2. Rencana Setiap Siklus ... 39

D. Indikator Keberhasilan ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 47

G. Teknik Analisis Data ... 55

H. Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran ... 58

I. Jadwal Penelitian ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 78

A. Hasil Penelitian ... 78

1. Gambaran Umum Penelitian Tindakan Kelas ... 78

2. Hasil Penelitian ... 96

B. Pembahasan ... 109

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN………. 142

A. Kesimpulan ... 142

B. Keterbatasan Penelitian ... 145

(17)

xv

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Indikator Keberhasilan Motivasi dan Prestasi Belajar ... 44

Tabel III.2 Pedoman Wawancara untuk Guru ... 46

TabelIII.3 Instrumen Pengumpulan Data ... 47

Tabel III.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ... 49

Tabel III.5 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 50

Tabel III.6 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 51

Tabel III.7 Rubrik Penilaian LKS 1 Siklus I ... 52

Tabel III.8 Rubrik Penilaian LKS 2 Siklus II ... 54

Tabel III.9 Kriteria Motivasi Belajar ... 56

Tabel III.10 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Belajar ... 59

Tabel III.11 Instrumen Motivasi Belajar Setelah Validasi ... 60

Tabel III.12 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Setelah Validasi ... 62

Tabel III.13 Hasil Validasi Silabus Siklus I dan II oleh Ahli ... 65

Tabel III.14 Hasil Validasi RPP Siklus I dan II oleh Ahli ... 66

Tabel III.15 Hasil Validasi LKS Siklus I oleh Ahli ... 68

Tabel III.16 Hasil Validasi Kuesioner oleh Ahli ... 69

Tabel III.17 Hasil Uji Validasi Menggunakan TAP Siklus I ... 70

Tabel III.18 Hasil Uji Validasi Menggunakan TAP Siklus II ... 72

Tabel III.19 Koefisien Reliabilitas ... 73

Tabel III.20 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 74

Tabel III.21 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Siklus I ... 75

Tabel III.22 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Siklus II ... 76

Tabel III.23 Jadwal Penelitian ... 77

Tabel IV.1 Ketercapaian Siklus I ... 86

Tabel IV.2 Target Capaian Indikator Siklus II ... 88

Tabel IV.3 Data Awal Motivasi Siswa ... 97

Tabel IV.4 Data Motivasi Siswa Siklus I ... 99

Tabel IV.5 Data Motivasi Siswa Siklus II ... 100

(19)

xvii

Tabel IV.7 Hasil Nilai Akhir Siklus I ... 104

Tabel IV.8 Hasil Nilai Akhir Siklus II ... 106

Tabel IV.9 Hasil Rangkuman Nilai Akhir Siklus I dan Siklus II ... 107

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar III.1 Siklus menurut Hopkins dalam Masnur (2009: 43) ... 36

Gambar IV.1 Awal Pembelajaran oleh Guru ... 113

Gambar IV.2 Perangkat Latar Musik Mozart ... 114

GambarIV.3 Penempelan Poster pada Dinding Kelas ... 115

Gambar IV.4 Mengerjakan LKS dan membuat Mind Map oleh Siswa .... 117

Gambar IV.5 Hasil Kuesioner Siswa Siklus I (1)... 119

Gambar IV.6 Hasil Kueisoner Siswa Siklus I (2)... 121

Gambar IV.7 Hasil Mind Map Siswa Siklus I ... 123

Gambar IV.8 Presentasi Mind Map Siswa Siklus I ... 124

Gambar IV.9 Hasil Refleksi Siswa Siklus I (1) ... 125

Gambar IV.10 Hasil Refleksi Siswa Siklus I (2) ... 126

Gambar IV.11 Kegiatan Siswa dalam Mengerjakan LKS Berkelompok ... 129

Gambar IV.12 Kegiatan Siswa Membuat Mind Map ... 130

GambarIV.13 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (1) ... 131

Gambar IV.14 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (2) ... 133

Gambar IV.15 Hasil Mind Map Siswa Siklus II... 135

Gambar IV.16 Presentasi Mind Map Siswa Siklus II ... 136

Gambar IV.17 Hasil Refleksi Siswa Siklus II (1) ... 137

Gambar IV.18 Hasil Refleksi Siswa Siklus II (2) ... 138

Gambar IV.19 Grafik Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ... 139

Gambar IV.20 Grafik Pencapaian Indikator Siswa Lulus KKM ... 140

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ... 151

Lampiran 2a RPP Siklus I... 155

2b RPP Siklus II ... 182

Lampiran 3 Daftar Nilai Ulangan Kelas IV Tahun Pelajaran 2013/2014 198 Lampiran 4 Lembar Kuesioner Motivasi Siswa ... 202

Lampiran 5a Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 207

5b Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 210

Lampiran 6a Soal Evaluasi Siklus I ... 213

6b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 215

Lampiran 7a Soal Evaluasi Siklus II ... 216

7b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 218

Lampiran 8a Data Validasi, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 219

8b Data Validasi, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II ... 222

Lampiran 9 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 225

Lampiran 10 Hasil Validasi Lembar KuesionerMotivasi Siswa... 229

Lampiran 11 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Kondisi Awal . 230 Lampiran 12 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Siklus I ... 232

Lampiran 13 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Siklus II ... 234

(22)

xx

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

(24)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan digunakan sebagai tempat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki peran yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang baik bagi individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan Indonesia, kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan.

(25)

terjadi penyampaian informasi dari guru ke siswa. Keberhasilan strategi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat dilihat dari tingkat pencapaian nilai atau hasil yang diraih oleh siswa pada akhir pembelajaran.

Kenyataan tersebut juga terjadi di pembelajaran kelas V SD Negeri Sarikarya khususnya pada mata pelajaran IPS. Dari pengamatan pertama secara langsung di SD Negeri Sarikarya, tampak para siswa duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Ketika guru mencoba berinteraksi dengan mengajukan pertanyaan, beberapa siswa bingung untuk menjawab. Mereka cenderung lebih asik untuk mengobrol dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari awal sebelum pembelajaran berlangsung. Beberapa siswa kurang antusias untuk mengikuti pelajaran. Sebagian besar siswa tidak membawa buku pelajaran, tidak membuka buku paket saat pembelajaran berlangsung, beberapa siswa tidak mencatat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, serta mereka lebih cenderung untuk mengobrol dengan teman sebangkunya.

(26)

belajar, sehingga mereka kurang bersemangat untuk memperhatikan pelajaran yang sedang diberikan. Kondisi siswa yang kurang aktif mengikuti pelajaran sangat berpengaruh pada motivasi dan prestasi belajar siswa.

Pada saat peneliti mempunyai kesempatan mengajar kelas V SD Negeri Sarikarya dengan materi IPS, peneliti merasakan sendiri bahwa siswa kurang bermotivasi pada materi tersebut. Materi IPS lebih banyak mempelajari peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia, baik sebelum maupun sesudah proklamasi. Materi perjuangan proklamasi kemerdekaan Indonesia biasanya disampaikan guru melalui kegiatan ceramah atau bercerita. Materi tersebut akan menjadi materi yang membosankan apabila guru kurang pandai bercerita. Materi IPS ini termasuk materi yang abstrak bagi siswa, karena siswa tidak dapat melihat dan mengalami sendiri peristiwa proklamasi tersebut. Siswa hanya dapat mendengarkan dan membayangkan bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Jika kondisi tersebut berlangsung terus menerus, siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami peristiwa penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

(27)

sendiri kurang dalam memberikan sesuatu yang dapat memberikan motivasi bagi siswa. Jika menggunakan alat peraga, sekolah terbatas dalam hal tersebut. Jika membuat sesuatu hal yang menarik terkadang kurang sesuai dengan materi IPS. Sehingga guru sendiri pun kurang dalam memberikan kreatifitas bagi siswa dan cenderung siswa dalam proses belajar mengajar merasa bosan.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas V, dapat diketahui bahwa kesulitan belajar yang terjadi di dalam kelas tersebut bersumber pada siswa yang lebih banyak menunjukkan sifat pasif dalam mengikuti pelajaran khususnya mata pelajaran IPS. Dari 28 siswa di kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/2014, diketahui bahwa KKM pelajaran IPS adalah 64, nilai tertinggi siswa pada rapor adalah 75, nilai terendah 49, dan nilai rata-rata siswa yaitu 62,5. Siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak 42,8 % dan siswa yang nilainya belum mencapai KKM sejumlah 57,1 %. Dapat dilihat bahwa persentase siswa yang belum mencapai KKM lebih banyak daripada siswa yang sudah mencapai KKM.

(28)

adalah 55%. Dapat dilihat bahwa siswa belum memiliki tingkat motivasi yang baik dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS.

Maka dari itu, perlu adanya perlakuan baru guna meningkatkan prestasi belajar IPS.Menurut guru kelas V, pembelajaran IPS lebih banyak menggunakan metode ceramah. Padahal, metode ceramah bagi siswa merupakan metode yang kurang menarik karena siswa hanya mendengarkan saja. Guru kelas V sesungguhnya sudah menggunakan metode yang lain seperti diskusi. Namun pada akhirnya akan kembali dalam metode ceramah sehingga kemampuan bekerjasama dalam kelas V belum tampak karena 18% siswa tersebut sulit diatur dalam kedisiplinan di kelas.

Melihat kenyataan tersebut, maka dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS perlu diterapkan metode pengajaran yang dapat mengaktifkan siswa, membuat suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, sehingga jika ketiga hal tersebut dapat terlaksana, diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS juga akan meningkat.

(29)

merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis kerja, untuk semua tipe orang dan segala usia”. Melalui Quantum Learning siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar.

Menurut DePorter (2010: 19), penelitian menunjukkan bahwa SuperCamp “terbukti sangat berhasil dan harus dipertimbangkan sebagai model replika”. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil – hasil SuperCamp yaitu 68% meningkatkan motivasi, 73% meningkatkan nilai, 81% meningkatkan rasa percaya diri, 84% meningkatkan harga diri, dan 98% melanjutkan memanfaatkan keterampilan. SuperCamp merupakan sebuah program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (DePorter, 1992).

(30)

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin membuktikan analisis sementara tersebut dalam sebuah penelitian. Atas dasar pengamatan peneliti terhadap metode-metode pembelajaran, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul ”Peningkatan Motivasi dan Prestasi

Belajar dalam Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Quantum Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Pembatasan Masalah

Dengan teridentifikasi permasalahan di atas maka perbaikan pembelajaran akan difokuskan pada permasalahan yaitu motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada kelas V mata pelajaran IPS dengan materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada semester 2 di SD Negeri Sarikarya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya?

(31)

3. Apakah penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan metode Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya

2. Untuk meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya dengan menerapkan metode Quantum Learning.

3. Untuk meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya dengan menerapkan metode Quantum Learning.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Teoritis

(32)

2. Praktis a. Guru

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru untuk mengembangkan metode Quantum Learning dalam proses belajar siswa.

b. Siswa

Sebagai pembinaan bagi siswa tentang metode pembelajaran baru quantum.

c. Sekolah

Dapat digunakan bagi lembaga atau sekolah untuk menambah metode pembelajaran yang efektif.

F. Batasan Pengertian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Beberapa istilah tersebut adalah :

1. Metode Quantum Learning adalah salah satu metode pembelajaran yang dibuat supaya proses pembelajaran yang terjadi berlangsung menyenangkan, simpel dan efektif sesuai dengan asas utamanya yaitu “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia

Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”.

(33)

3. Motivasi belajar adalah suatu keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri untuk menimbulkan suatu hasrat/minat dalam mencapai suatu hasil belajar yang maksimal.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran tentang ilmu sosial yang mempelajari suatu keadaan yang terjadi di masyarakat.

5. Karakter siswa kelas V di SDN Sarikarya yang cenderung sulit untuk diatur dalam kedisiplinan.

(34)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II berisi kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Pada bagian kajian teori berisi uraian teori-teori yang dikelompokkan dibagi menjadi dua kelompok. Teori pertama membahas tentang Metode Quantum Learning sedangkan teori yang kedua membahas motivasi dan prestasi belajar siswa. Bagian penelitian yang relevan memuat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Bagian kerangka berpikir berisi jalan pikiran peneliti mengenai penggunaan Metode Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Pada bagian hipotesis tindakan berisi dugaan sementara atas hasil penelitian yang dilakukan.

A. Kajian Teori

1. Metode Pembelajaran Quantum a. Pengertian Quantum Learning

Menurut DePorter (2008: 14) Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis kerja untuk semua tipe orang, dan segala usia. Quantum Learning

didefinisikan sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energy menjadi

cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika

(35)

adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar

menghasilkan energi cahaya (DePorter, 2008: 16).

Metode Quantum Learning berakar dari upaya Georgi Lozanov,

seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa

yang disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsipnya adalah

bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap

detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif, ada beberapa teknik

yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif yaitu mendudukkan

murid secara nyaman, memasang music latar di dalam kelas, meningkatkan

partisipasi individu, menggunakan media pembelajaran untuk memberikan

kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang

terlatih (DePorter, 2008: 14)

Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa metode Quantum

Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengutamakan

suasana yang menyenangkan selama pembelajaran. Suasana yang

menyenangkan dapat dilihat melalui penataan kelas, penggunaan berbagai

media maupun pemberian sugesti atau motivasi positif. Metode Quantum

Learning bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

sekaligus untuk menghidupkan kembali kegembiraan dan kecintaan siswa

dalam belajar. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam keefektifan

(36)

b. Langkah-langkah dalam Metode Quantum Learning

Menurut DePorter (2000: 67) adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Learning dengan cara:

1) Menata Latar Belajar

Menata latar belajar menjadi sangat penting yang mendukung belajar siswa. Menurut DePorter (2010: 65), dalam metode Quantum

Learning, menata pentas atau lingkungan belajar yang tepat dapat

dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

a. Ciptakan suasana yang nyaman dan santai.

b. Gunakan musik supaya terasa santai, terjaga, dan siap untuk

berkonsentrasi.

Alasan mengapa musik sangat penting untuk

lingkungan Quantum Learning adalah karena musik

sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis.

Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah

dan denyut jantung cenderung meningkat. Menurut Dr. Georgi

Lozanov (dalam DePorter, 2010: 72), yang teknik-teknik

pemercepatan belajarnya menjadi fondasi bagi SuperCamp,

mencari cara untuk mengombinasikan pekerjaan mental yang

menekan dengan fisiologi relaks agar melahirkan

pelajar-pelajar yang istimewa. Setelah suatu percobaan intensif dengan

(37)

yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan

mampu berkonsentrasi. Musik yang menurut penemuan Dr.

Georgi Lozanov paling membantu adalah musik barok seperti

Bach, Handel, Pachelbel, Mozart dan Vivaldi.

Memainkan musik Mozart akan mengoordinasikan

napas, irama jantung, dan irama gelombang otak. Para peneliti

menemukan bahwa siswa yang mendengarkan musik Mozart

tampak lebih mudah menyimpan informasi dan memperoleh

nilai tes lebih tinggi. “Mendengarkan musik sejenis itu (musik

piano Mozart) bisa merangsang jalur saraf yang penting untuk

kognisi,” demikian laporan peneliti Dr. Frances H. Rauscher,

Universitas California di Irvine dalam (DePorter, 2010: 111).

c. Ciptakan dan sesuaikan suasana hati dengan pelbagai jenis

musik.

d. Gunakan pengingat-pengingat visual (poster, gambar, papan

pengumuman) untuk mempertahankan sikap positif.

(38)

pemikiran otak. Manfaat peta pikiran yaitu fleksibel, memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan menyenangkan.

e. Berinteraksilah dengan lingkungan untuk menjadi pelajar yang

lebih baik.

2) Memupuk sikap juara

Berpikir seperti seorang juara membuat orang menjadi juara. Penting untuk menanamkan kepada siswa sikap juara. Harapan yang tinggi terhadap diri dan keyakinan menanamkan pada diri siswa seperti a) Aku tahu aku dapat mengerjakan pekerjaan ini; b) Aku berjanji untuk menguasai dari setiap kesalahan; c) Aku belajar sesuatu dari setiap kesalahan; d) Aku menjadi lebih baik setiap harinya; dan e) Aku benar-benar bangga dengan diriku.

Hambatan dominan yang ada dalam diri siswa adalah tidak adanya sikap juara. Sikap siswa tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah komentar negative dari orang-orang sekitar. Pengaruh tersebut diperkuat oleh DePorter (2008: 24) bahwa “Pada

tahun 1982, Jack Canfield, pakar masalah kepercayaan diri melaporkan hasil penelitian dimana seratus anak ditunjuk untuk seorang periset selama satu hari. Penemuan Canfield adalah bahwa setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negatif atau kritik dan hanya 75 komentar positif atau yang bersifat mendukung”. Setelah

(39)

sering memberikan pujian kepada siswa agar kemauan belajar siswa tetap terjaga. Pujian dari guru juga memiliki manfaat untuk menyeimbangkan dengan komentar-komentar negative yang diperoleh siswa di lingkungan tempat tinggalnya.

3) Menemukan gaya belajar sendiri

Gaya belajar kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan situasi-situasi antar pribadi. Setiap guru perlu menyadari bahwa setiap siswa mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mengetahui gaya belajar yang berbeda membantu guru untuk mendekati para siswa dengan gaya yang berbeda-beda.

Menurut DePorter (2008: 110) “Gaya belaja Anda adalah kunci

untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ada berbagai macam gaya belajar yang kita ketahui yaitu :

a. Pelajar Visual (belajar dengan melihat)

(40)

b. Pelajar Auditorial (belajar dengan mendengar)

Para pelajar auditorial mungkin lebih suka merekam dalam kaset daripada mencatat, karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Mereka mungkin mengulang sendiri dengan keras apa yang Anda katakan. Mereka tentu saja menyimak, hanya saja mereka suka mendengarkannya lagi. Jika melihat mereka kesulitan dengan suatu konsep, bantulah mereka berbicara dengan diri mereka sendiri untuk memahaminya. Ada pelajar auditorial yang suka mendengarkan musik sambil belajar.

c. Pelajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh)

Pelajar ini menyukai proyek terapan. Para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan , dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan setiap fakta. Banyak pelajar kinestetik menjauhkan diri dari bangku, mereka lebih suka duduk di lantai dan menyebarkan pekerjaan di sekeliling mereka.

4) Mind map

(41)

mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau dengar. Pencatatan yang efektif dapat menghemat waktu dengan membantu menyimpan informasi secara mudah dan mengingatnya kembali jika diperlukan. Teknik yang cocok dengan kerja otak yaitu mencatat dengan peta pikiran (mind map). Peta pikiran merupakan pengingat-ingat visual dalam bentuk suatu pola ide-ide yang berkaitan.

Adapun kiat dalam pembuatan mind map adalah (DePorter, 2010: 177): (1) gunakan warna berbeda untuk setipa topik utama, atau gunakan warna berselang-seling; (2) tunjukkan asosiasi dengan menggambarkan panah atau cabang-cabang; (3) kembangkan steno sendiri dengan menggunakan gambar, simbol dan singkatan; (4) atur informasi dalam urutan kronologis dengan menomori cabang-cabang; (5) kreatiflah.

5) Meningkatkan daya ingat

(42)

Membaca merupakan aktivitas penting dalam proses belajar, dengan membaca akan mengetahui banyak informasi dan mempelajari banyak ide-ide tanpa harus bertatap muka. Beberapa langkah yang ditempuh agar membaca dapat efektif yaitu: a) Mempersiapkan diri; b) Minimalkan gangguan; c) Lihat sekilas lebih dulu bahan bacaan; dan d) Membaca dengan tujuan.

7) Berfikir logis dan kreatif

Seorang yang krreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba, bertualang, dan suka bermain-main. Kreatifitas meskipun kecil tetap merupakan kreatifitas sejati yang perlu mendapatkan pujian.

c. Manfaat Metode Quantum Learning

(43)

d. Kerangka Perencanaan Pembelajaran Quantum

Menurut DePorter (2010: 127-136) menyatakan bahwa kerangka perencanaan pembelajaran quantum dikenal dengan singkatan “TANDUR”, yaitu:

1) Tumbuhkan

Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Dengan usaha menyertakan siswa

dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.

Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang materi yang akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu.

Berikut pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai sebagai acuan guru: hal apa yang siswa pahami? Apa yang siswa setujui? Apakah manfaat dan makna materi tersebut bagi siswa? Pada bagian apa siswa tertarik bermakna?

(44)

pula dengan penyajian gambar/media yang menarik atau lucu, isu muthakir, atau cerita pendek tentang pengalaman seseorang.

2) Alami

Tahap ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan inti. Konsep alami mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.

Pertanyaan yang memandu guru pada konsep alami adalah cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Permainan atau keinginan apa yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki? Permainan dan kegiatan apa yang memfasilitasi siswa?

Strategi konsep alami dapat menggunakan jembatan keledai, permainan atau simulasi dengan memberi tugas secara individu atau kelompok untuk mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3) Namai

(45)

tambahkan pada pengertian siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan?

Strategi implementasi konsep NAMAI dapat menggunakan gambar susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis dan poster di dinding atau yang lainnya.

4) Demonstrasikan

Tahap ini masih pada kegiatan inti. Inti pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari.

Panduan guru untuk memahami tahap ini yaitu dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru? Kriteria apa yang dapat membantu guru dan siswa mengembangkan bersama untuk menuntut peragaan kemampuan siswa?

Strategi yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain.

5) Ulangi

(46)

tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan.

Panduan guru untuk memasukan tahap ini yaitu cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulang pelajaran ini? Dengan cara apa setiap siswa akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang?

Strategi untuk mengimplementasikan yaitu bias dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini merupakan kesempatan siswa

untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok lain), atau dapat melakukan pertanyaan – pertanyaan post tes.

6) Rayakan

Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut.

2. Motivasi

1) Pengertian motivasi

Motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti dorongan atau

(47)

Menurut Mulyasa (2003: 112) motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi dalam belajar merupakan segala daya penggerak didalam diri siswa yang muncul terhadap kegiatan yang akan menjamin kelangsungan dalam belajar dan mengarahkan pada kegiatan belajar, sehingga terwujudnya tujuan kegiatan belajar yang dikehendaki. Dorongan seseorang dalam belajar merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi segala harapan dan dorongan inilah yang menjadi pencapaian tujuan tersebut. 2) Pengertian motivasi belajar

Menurut Sardiman (1996), motivasi belajar yaitu suatu kondisi yang dimiliki oleh diri seorang individu dimana terdapat suatu dorongan untuk menjalankan sesuatu dengan harapan dapat tercapai tujuannya. 3) Jenis-jenis motivasi belajar

Menurut Sardiman (1996: 90), mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1. Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. 2. Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul

karena dipelajari.

b. Motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis 1. Motif atau kebutuhan organis misalnya: kebutuhan minum,

(48)

2. Motif-motif darurat misalnya: menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.

3. Motif-motif objektif c. Motivasi jasmani dan rohani

1. Motivasi jasmani yaitu rileks, insting, otomatis, nafas, dan sebagainya.

2. Motivasi rohani yaitu kemauan atau minat. d. Motivasi instrisik dan ekstrinsik

1. Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

3. Prestasi belajar

Prestasi merupakan suatu pencapaian dari hasil belajar, sedangkan menurut Sardiman (2001: 46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam

belajar”. Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang

(49)

Dalam proses belajar, kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar. Mengenai definisi prestasi belajar ini, pakar pendidikan Dra. Sutratina Tirtonegoro mengemukakan pendapatnya:

1) Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar.

2) Prestasi belajar merupakan penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

3) Prestasi belajar merupakan penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian.

(50)

4. Prestasi Belajar IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu dari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. IPS adalah "mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah (Depdikbud, 1994 : 15). Buchari Alma (2003: 148) menyatakan bahwa pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi.

(51)

Karakter siswa kelas V di SDN Sarikarya semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yaitu merupakan salah satu kelas yang memiliki siswa cenderung sulit untuk diatur dalam kedisiplinan. Beberapa siswa memiliki karakter yang sangat aktif, sehingga sulit untuk melakukan kegiatan diskusi. Terutama dalam mata pelajaran IPS. Beberapa siswa mengatakan mata pelajaran IPS sangat sulit karena memiliki banyak materi dan banyak yang harus dihafalkan. Karakter mata pelajaran IPS bagi kelas V SDN Sarikarya sendiri memiliki materi yang cukup banyak dalam pemahaman karena mereka merupakan kelas atas sehingga mengikuti pemahaman materi yang lebih banyak dari sebelumnya.

Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar IPS adalah penilaian yang dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui perkembangan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia, dan masyarakat dunia dimasa lampau dan masa kini.

B. Penelitian yang relevan

(52)

prestasi belajar siswa. Pada bab II di atas juga telah dikemukakan berbagai macam pendapat para ahli dalam penerapan Metode Quantum Learning.

Dalam hal ini terdapat beberapa penelitian yaitu Susiani (2013), jurnal ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh Metode Quantum Learning terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA siswa sekolah dasar (SD) di Banyuning. Dalam jurnal tersebut, penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh Metode Quantum Learning tersebut terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA, sedangkan dalam topik saya mempunyai tujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode Quantum Learning. Dari jurnal tersebut saya dapat melihat apakah metode Quantum Learning tersebut memiliki pengaruh dalam prestasi belajar siswa. Saya dapat melihat bahwa menggunakan metode pembelajaran tersebut memiliki perbedaan dengan pembelajaran secara konvensional.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Lasimin (2013), yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKN melalui penerapan Metode Quantum Learning teaching. Dalam jurnal ini memiliki persamaan dengan topik yang saya pilih, yaitu penerapan metode Quantum Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa, namun dalam jurnal lebih spesifik lagi yaitu dalam mata pelajaran PKN.

(53)

peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui model Quantum Teaching siswa kelas V SD Tegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul. Dalam jurnal ini memiliki beberapa kesamaan dengan topik yang saya pilih. Dalam hasil yang didapat dalam jurnal tersebut penerapan model Quantum Teaching mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, sedangkan dalam topik yang saya pilih yaitu melalui penerapan Metode Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Persamaan faktor intrernal dan eksternal dalam penelitian yang akan digunakan, maka dari itu jurnal tersebut dapat memberikan inspirasi bagi saya. Persamaan dalam menggunakan model pembelajaran yang dipilih tersebut memiliki keterkaitan yang sama, sesuai dengan topik yang saya pilih.

Berdasarkan dari tiga penelitian tersebut, penelitian yang ditulis mengembangkan dari penelitian Purwanti (2011), yang menjelaskan tentang minat dan prestasi belajar pada salah satu mata pelajaran melalui penerapan model yang sama. Sedangkan penelitian yang akan saya gunakan ini, mengenai motivasi dan prestasi belajar yang merupakan suatu penilaian dalam usaha belajar atau hasil akhir dalam kegiatan belajar yang mencerminkan hasil terbaik.

C. Kerangka Berpikir

(54)

Berdasarkan pengamatan, metode ceramah belum menumbuhkan motivasi dalam diri siswa saat proses pembelajaran IPS berlangsung di kelas V SD Negeri Sarikarya, maka berdampak pada prestasi belajar siswa.

Ketidakpahaman siswa terhadap materi, mungkin dikarenakan kegiatan dan suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan. Kegiatan siswa lebih cenderung sebagai pendengar cerita, karena belajar hanya dengan mendengar, maka siswa hanya akan menyerap 10% dari keseluruhan informasi.

Motivasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat jika guru lebih mengedepankan suasana dan kegiatan yang menyenangkan selama pembelajaran. Untuk itu, peneliti akan menggunakan metode Quantum Learning untuk mengatasi permasalahan tersebut, agar tujuan pembelajaran tercapai dan siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat belajar. Alasan peneliti menggunakan metode Quantum Learning adalah karena metode ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa diharapkan memiliki rasa penting dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa akan secara aktif belajar dengan sendirinya tanpa adanya paksaaan. Metode ini juga mengedepankan suasana dan kegiatan yang menyenangkan yang tentunya akan menarik perhatian siswa, sehingga jika siswa sudah tertarik diharapkan juga untuk paham terhadap materi pembelajaran.

(55)

motivasi belajar siswa di dalam kelas yang merupakan faktor internal dalam diri siswa. Penerapan metode Quantum Learning tersebut, peneliti menggunakan latar musik serta gambar poster supaya menarik dan menciptakan suasana tenang serta nyaman dalam belajar. Peneliti berharap dengan penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS yang merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati siswa.

D. Hipotesis Tindakan

(56)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III menjelaskan mengenai jenis penelitian; setting penelitian; rencana tindakan; indikator keberhasilan dan pengukurannya;instrumen pengumpulan data; teknik analisis data; validitas, reliabilitas, dan indeks kesukaran; dan jadwal penelitian. Bagian jenis penelitian berisi penelitian yang akan digunakan oleh peneliti. Bagian setting penelitian berisi tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian. Bagian rencana tindakan akan dibahas mengenai rencana yang akan dilakukan pada siklus I dan siklus II. Bagian indikator keberhasilan akan membahas mengenai ketercapaian indikator pada instrumen tes evaluasi dan instrumen kuesioner. Bagian teknik pengumpulan data membahas tentang teknik apa saja yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Bagian instrumen pengumpulan data berisi tentang instrumen apa saja yang dibutuhkan untuk pengumpulan data. Bagian teknik analisis data akan membahas tentang urutan analisis data deskriptif. Bagian validitas, reliabilitas, dan indeks kesukaran berisi tentang kelayakan instrumen yang akan digunakan. Kemudian bagian jadwal penelitian berisi tentang urutan kegiatan beserta waktunya.

A. Jenis Penelitian

(57)

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalm melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Tujuan digunakan siklus ini adalah jika dalam pelaksanaan ditemukan adanya kekurangan, maka masih perlu diadakan perbaikan dan dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya sehingga target yang diinginkan dapat tercapai.

(58)
[image:58.595.97.495.84.571.2]

Gambar III.1 Siklus menurut Hopkins dalam Masnur (2009:43)

Model tersebut menggambarkan bahwa penelitian diawali dari perencaaan, melakukan tindakan/observasi, dan refleksi. Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah perencanaan PTK yaitu dengan cara pelaksanaan siklus 1, jika sudah diketahui ada kekurangan dalam siklus 1, maka dapat berlanjut dengan menggunakan siklus ke 2 begitu pula seterusnya hingga mencapai hasil yang diinginkan.

Pada siklus 1 dilakukan kegiatan yang sudah dipersiapkan, jika pada siklus 1 menggunakan kegiatan yang ada maka pada siklus 2 juga

Plan

Reflective

Action/

Observation

Revised Plan

Revised Plan Action/

Observation Reflective

Action/ Observation

Reflective Siklus 1

Siklus 2

(59)

menggunakan kegiatan yang sama dengan siklus 1 namun terdapat perbedaan yaitu dalam materi yang diberikan. Dalam siklus 1 sering ditemukan berbagai hambatan atau kekurangan sehingga peneliti menggunakan siklus 2.Pada siklus 2, sudah terjadi perbaikan dalam kegiatan yang dilakukan, ini ditujukan agar kekurangan dan hambatan yang terjadi pada siklus 1 dapat tertutup dengan adanya perbaikan pada siklus 2.Jika hasil yang di dapat dalam siklus 2 kurang memuaskan atau masih terdapat kekurangan maka dapat dilanjutkan dengan siklus 3 dan seterusnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

(60)

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel siswa kelas V SD Sarikarya. Siswa yang diperlukan adalah 34 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 14 perempuan. Usia siswa kelas V sekitar 10-11 tahun.

3. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Quantum Learning.

4. Waktu penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama bulan Maret sampai April 2015.Penelitian dilaksanakan pada saat pembelajaran IPS dan berlangsung secara bertahap.

C. Rencana Tindakan

Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah perencanaan PTK yaitu dengan melakukan 2 siklus. Siklus I dilakukan untuk mengetahui sejauh mana motivasi dan prestasi siswa, kemudian dilakukan lagi siklus II untuk memperkuat hasil penelitian dari siklus I. Pelaksanaan rencana tindakan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

(61)

kabupaten Sleman,Yogyakarta, obyek penelitian yang akan diteliti yaitu siswa kelas V tahun pelajaran 2014/2015. Selanjutnya adalah membuat proposal dan diajukan kepada kepala sekolah setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah lalu peneliti melakukan wawancara, lalu setelah semua dilakukan maka peneliti segera membuat perangkat pembelajaran. Semua data dari hasil studi dokumen dan wawancara digunakan peneliti sebagai dasar untuk merumuskan masalah, menyusun hipotesis, dan menyusun rencana tindakan.

Rencana tindakan dilakukan dengan menggunakan beberapa siklus.Pada setiap siklus peneliti membuat silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian dan jika perlu menyiapkan alat peraga. Langkah awal yang peneliti lakukan dalam melakukan proses pembelajaran adalah menyusun silabus pembelajaran kemudian membuat RPP setelah RPP telah selesai dibuat lalu peneliti menyusun soal test tertulis dan lisan, jika perlu dalam membuat antusias para siswa maka menggunakan media pembelajaran juga akan menjadi lebih menarik. Setelah itu peneliti menyusun soal evaluasi dan memulai untuk observasi awal.

2. Rencana Setiap Siklus

(62)

SIKLUS I (8 JP)

a. Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada saat jam pelajaran IPS berlangsung dua kali pertemuan. Sebelum mengajar peneliti telah membuat RPP dan perangkat pembelajaran lainnya seperti silabus, LKS, kisi-kisi soal.Peneliti menyiapkan materi pelajaran IPS yaitu pada materi semester 2 tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan menggunakan metode Quantum Learning.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas V adalah sebagai berikut pelaksanaan dilakukan dua kali pertemuan.Pelaksanaan dilakukan seperti yang telah tertulis di dalam RPP yang telah peneliti siapkan. Pada pertemuan pertama siswa diajak untuk menempelkan beberapa poster motivasi di dinding kelas, lalu siswa diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan yaitu “Maju Tak Gentar”, supaya lebih semangat dalam

(63)

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Dalam hal ini peneliti harus mengamati dengan seksama, sehingga mendapatkan indikator dalam membuat kuesioner. Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan metode Quantum Learning, kemudian setelah pelajaran berakhir, setiap siswa akan dibagikan kuesioner untuk diisi. Selain itu juga pengamatan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam setiap langkah pembelajaran.Kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.

d. Refleksi

(64)

SIKLUS II (8 JP)

a. Perencanaan Tindakan

Pada siklus II pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada saat jam pelajaran IPS berlangsung dua kali pertemuan. Pada siklus ini terdapat perbedaan dengan siklus I. Perbedaan tersebut nampak pada materi yang diberikan dan jumlah siswa dalam kelompok.Sebelum mengajar peneliti telah membuat RPP dan perangkat pembelajaran lainnya seperti silabus, LKS, kisi-kisi soal.Peneliti menyiapkan materi pelajaran IPS yaitu pada materi semester 2 tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang, dengan menggunakan metode Quantum Learning. b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas V adalah sebagai berikut pelaksanaan dilakukan dua kali pertemuan.Pelaksanaan dilakukan seperti yang telah tertulis di dalam RPP yang telah peneliti siapkan.Pada pertemuan pertama siswa diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan yaitu “Maju Tak Gentar”, supaya lebih semangat dalam belajar dan dapat

(65)

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS.Dalam hal ini peneliti harus mengamati dengan seksama, sehingga mendapatkan indikator dalam membuat kuesioner. Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan metode Quantum Learning, kemudian setelah pelajaran berakhir, setiap siswa akan dibagikan kuesioner untuk diisi. Selain itu juga pengamatan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam setiap langkah pembelajaran.

d. Refleksi

Tahap refleksi, peneliti mengumpulkan data yang telah didapat yaitu data evaluasi belajar dan pengamatan yang dilakukan kemudian peneliti dapat menyimpulkan data yang telah di terima.

D. Indikator Keberhasilan

(66)
[image:66.595.102.554.256.745.2]

yaitu sebesar 75% siswa memiliki kriteria tingkat motivasi yang sangat tinggi dalam pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa di kelas V SD Negeri Sarikarya adalah 34 siswa. Target 75% memiliki arti bahwa 25 anak dari jumlah keseluruhan siswa (34 siswa) di kelas V SD Negeri Sarikarya diharapkan memiliki kriteria minimal tingkat motivasi tinggi. Indikator keberhasilan motivasi dan prestasi belajar dapat dilihat pada Tabel III.1

Tabel III.1

Indikator Keberhasilan Motivasi dan Prestasi Belajar

Variabel Indikator Deskriptor

Pra Observasi (Sebelum Tindakan) Target capaian Motivasi 1. Keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar

2. Kemauan

meningkatkan prestasi belajar

3. Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran

4. Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui

5. Keaktifan dalam mengikuti pelajaran Jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi : jumlah seluruh siswa x 100%

45% 75%

Prestasi belajar

Siswa yang lulus KKM

(Jumlah siswa yang lulus KKM :

jumlah seluruh siswa) x

100%

42,8% 75%

Rata-rata nilai kelas

Jumlah nilai seluruh

siswa : jumlah siswa

(67)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data meliputi angket atau kuesioner, wawancara, dan tes hasil belajar.

1. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk diisi oleh responden (Daryanto,2011:82). Pada model ini, pertanyaan-pertanyaan masalah ditulis dalam format kuesioner pada lampiran 4, lalu disebarkan kepada responden untuk dijawab kemudian dikembalikan kepada peneliti. Dari jawaban responden tersebut, peneliti dapat memperoleh data seperti pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data motivasi siswa yang diperoleh dari hasil kuesioner.

2. Wawancara

(68)
[image:68.595.101.519.201.582.2]

wawancara digunakan untuk mencari keterangan tentang kegiatan pembelajaran dan kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran 13. Pedoman wawancara untuk guru dapat dilihat pada Tabel III.2

Tabel III.2

Pedoman Wawancara untuk Guru

No Pertanyaan

1. Bagaimana proses belajar di kelas saat pelajaran sedang berlangsung khus

Gambar

Gambar III.1 Siklus menurut Hopkins dalam Masnur (2009:43)
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon III pada unit penyelenggara penyuluhan kehutanan di daerah, yang selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris

Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Gotik, yang diciptakan oleh PT Nagaswara. 11 Negara melalui aparat penegak hukum, baik secara langsung maupun tidak langsung harus bertanggung jawab dengan adanya kasus

Kemudian dipastikan bahwa seluruh titik bantu baru P tidak berdekatan dengan sumber keramaian maka, dapat ditentukan lokasi titik-titik bantu baru P yang akan menjadi lokasi

Unit kompetensi pada klaster Strategi perencanaan pengelolaan SDM, Pengembangan Organisasi, Manajemen Talenta, Pengelolaan Karir dan Pengelolaan kerja dan Remunerasi

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam diri seseorang yang mengarahkan dan

Pada penelitian ini diketahui bahwa gulma yang paling banyak ditemukan pada lahan persawahan Kecamatan Rimau Kabupaten Banyuasin adalah famili Poaceae yang terdiri

(2013) menyatakan bahwa penggunaan suhu pemanasan yang tinggi serta waktu hidrolisis yang semakin lama dapat mendukung terjadinya proses pemutusan ikatan glikosidik