i PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KARITAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Marten
NIM: 121134030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
1. Tarekat Bruder MTB yang telah mempercayakan saya menempuh Pendidikan di PGSD
2. Ibu Yulia Saidah yang selalu mendukung, kakak dan adik yang selalu mendorong
3. Para bruder MTB komunitas kotabaru yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan.
v MOTTO
Jangan pernah berhenti berusaha karena pada akhirnya engkau akan
menemukan apa yang ada dibalik usahamu (Marten)
Anda perlu merumuskan tujuan hidup jangka panjang, untuk menyiasati
rasa frustasi karena kegagalan yang menimpa atas tujuan jangka
vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Februari 2017 Penulis
vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Unversitas Sanata Dharma:
Nama : Marten
Nomor Mahasiswa :121134030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ”PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KARITAS TANUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD)”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Unversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin sari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 23 Februari 2017 Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KARITAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD). Marten
Universitas Sanata Dharma. 2017
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik, Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) meningkatkan kerjasama siswa kelas V SD Karitas melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika; (3) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan kerjasama dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,kuisioner dan tes pilihan ganda. Teknik analisis data digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: penyampaian tujuan dan pentingnya kerjasama, pembagian kelompok, presentasi materi oleh guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis dan penghargaan prestasi tim.; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari kondisi awal kerjasama siswa dengan skor rata-rata 53,25 (rendah) pada siklus I meningkat menjadi 66.97 (tinggi) kemudian pada siklus II meingkat menjadi 75,47 (tinggi); (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata skor nilai tes siswa sebesar 64.40 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 57,14 %, pada siklus I meningkat menjadi 69,07 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 74,07 % dan pada siklus II meningkat menjadi 74,23 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 93,33%.
ix
ABSTRACT
TO INCREASE THE STUDENTS’ LEARNING MATHEMATIC ACHIEVEMENT
AND COOPERATION GRADE V SD KARITAS ACADEMIC YEAR 2016/2017 BY MEANS OF APLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE.
Marten
Sanata Dharma University
2017
The background of this research is the lack of students’ learning
achievement and cooperation grade V SD Karitas, Sleman. The aim of this research is (1) to describe the eforts of increasing the students’ learning mathematic achievement and cooperation grade V SD Karitas academic year 2016/2017 by means of aplication of cooperative learning model of STAD type; (2) to increase
the students’ cooperation grade V SD Karitas by means of aplication of cooperative learning model of student team achievement division (STAD) type on the
mathematic; (3) to increase the students’ learning achievement grade V SD Karitas
by means of aplication of STAD type on the mathematic.
This study employed Class Action Research (CAR). The participants of this research were the students grade V SD Karitas Ngaglik academic year 2016/2017. The number of the participants were 31 students. The object of this study was to
increase students’ learning achievement and cooperation on the matematic. In gathering the data, the researcher used obervation sheets, questionnaires and multiple choice test. To analyse the data, the researcher employed quantitative descriptive analysis.
Based on the data analysis, the researcher found out that: (1) the eforts of
increasing the students’ learning mathematic achievement and cooperation grade
v sd karitas academic year 2016/2017 by means of aplication of cooperative learning model of STAD type obtained be conducted by several steps namely: delivering the aim and the crucial of cooperation, making groups, teacher present the lesson, learning activities in group, quizes and rewarding for the best group; (2) the aplication of cooperative learning model of STAD type obtained increase the students cooperation. It could be seen from the first condition of the students cooperation who got everage score 53,25 (low score) on the I cycle went up be 66.97 (high score) and then on the II cycle went up be 75.47 (high score); (3) the aplication of cooperative learning model of STAD type obtained increase the students learning achievement. It could be seen from the first condition of the everage test score students was 64.40 by attaining presentage of KKM wa s 57,14%, on the cycle I went up be 69,07 by by attaining presentage of KKM was 74,07% and on the cycle II went up be 74,23% by attaining presentage of KKM was 93,33%.
x KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kurniaNya pada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjan pendidikan Guru sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul:
“Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Karitas Tahun Pelajaran 2016/2017 Melalui P enerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari kerjasama serta bantuan berbagai pihak, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Kaprodi PGSD
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd. Selaku Wakaprodi PGSD
4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. Selaku dosen pembimbing I yang telah mendorong dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. Selaku dosen pembimbing II
yang telah mendorong dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen PGSD yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
7. Andri Anugrahana, S.Pd.,M.Pd. Selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan dorongan supaya dapat menyelesaikan skripsi ini 8. Yohanes Suryo K.S.S. Selaku Kepala Sekolah SD Karitas Ngaglik, Sleman
yang telah memberikan ijin tempat untuk mengadakan penelitian.
xi 10. Agustinus Walidi S.Pd. Selaku guru mata pelajaran matematika dan wali kelas VI SD Karitas Ngaglik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data
11. Para siswa dan siswi kelas V dan Kelas VI yang telah membantu penulis dalam pengambilan data selama penelitian.
12. Teman – teman angkatan 2012 yang selama ini menjadi teman dalam berproses selama kuliah
13. Markus Endri dan Solihin yang telah memotivasi penulis untuk meyelesaikan skripsi ini.
14. Kongregasi Bruder MTB yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi serta kesempatan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
15. Para bruder komunitas novisiat dan komunitas Kotabaru yang telah mendukung dengan doa, perhatian dan rasa persaudaraan dan memotivasi penulis selama ini.
16. Keluarga tercinta dimanapun mereka berada yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk tetap melanjutkan penulisan skripsi ini. 17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu peneliti berharap saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju yang lebih baik. Semogga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan nantinya.
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRACK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah... 5
C. Rumusan Maslah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
1. Kerjasama ... 10
2. Prestasi Belajar ... 13
xiii
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 23
B. Penelitian Yang Relevan ... 29
C. Kerangka Berpikir ... 31
D. Hipotesis Tindakan... 31
BAB III METODE PENELITIAN... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Setting Penelitian ... 36
C. Rencana Penelitian ... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 43
E. Instrumen Penelitian... 44
F. Validitas Data dan Reliabilitas Instrumen ... 53
1. Validitas ... 53
2. Reliabilitas ... 62
G. Teknik Analisis Data ... 63
1. Analisis Data Observasi Kerjasama Siswa ... 63
2. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ... 66
H. Kriteria Keberhasilan ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
A. Hasil Penelitian ... 68
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 68
2. Data Hasil Penelitian ... 84
3. Data Rekapitulasi Peningkatan ... 93
B. Pembahasan ... 94
1. Upaya Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar Matematika Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 94
2. Peningkatan Kerjasama Siswa ... 99
xiv
BAB V PENUTUP ... 112
A. Kesimpulan ... 112
B. Keterbatasan Penelitian ... 113
C. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
LAMPIRAN ... 118
xv DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran kooperatif ... 23
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Pernyataan Instrumen Kuisioner Kerjasama ... 45
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuisioner Kerjasama ... 46
Tabel 3.4 Kuisiner Kerjasama Siswa ... 47
Tabel 3.5 Pedoman Kriteria Penilaian ... 48
Tabel 3.6 Pedoman Penskoran kuisioner Kerjasama ... 49
Tabel 3.7. Kriteria Kuisioner Kerjasama ... 49
Tabel 3.8 Instrumen Pengamatan Guru dan Observer ... 49
Tabel 3.9 Kisi-Kisi Siklus I ... 51
Tabel 3.10 Kisi-Kisi Soal Siklus I... 52
Tebel 3.11 kriteria Validasi Observasi ... 55
Tabel 3.12 Skor hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi ... 55
Tabel 3.13 Kriteria Validasi Kuisioner ... 56
Tabel 3.14 Skor Hasil Perhitungan ValidasiKuisioner ... 56
Tabel 3.15 kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57
Tabel 3.16 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57
Tabel 3.17 Validasi Soal Siklus I ... 60
Tabel 3.18 Validasi Soal SIklus II ... 61
Tabel 3.19 Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 62
Tabel 3.20 Kriteria rata-rata Skor Kuisioner... 64
Tabel 3.21 Tabel kerjasma Siswa... 65
Tabel 3.22 kriteria Keberhailan... 67
Tabel 4.1 Data Pengamatan Kerjasama Siswa Kondisi Awal... 84
Tabel 4.2 Data Kuisioner Kerjasama Siswa Kondisi Awal ... 84
Tabel 4.3 Hasil Rata-rata Kerjasama SIswa Kondisi Awal ... 85
Tabel 4.4 Daftar bilai Siswa Kelas V tahun pelajaran 2015/2016 ... 86
xvi
Tabel 4.6 Data kuisisoner Kerjasama Siswa SIklus I ... 88
Tabel 4.7 Data hasil rata-rata Kerjasama Siswa Siklus I ... 89
Tabel 4.8. Data prestasi belajar Siswa siklus I ... 89
Tabel 4.9 Data Observasi Kerjasama Siswa siklus II ... 90
Tabel 4.10 Data Kuisioner Kerjasma Siswa siklus II ... 91
Tabel 4.11 Data rata-rata Hasil Kerjasma Siswa siklus II ... 92
Tabel 4.12 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 92
Tabel 4.13 Data Peningkatan Kerjasama ... 93
Tabel 4.14 Data Peningkatan Prestasi Belajar ... 94
Tabel 4.15 Data Hasil keseluruhan Kuisioner Kerjasma ... 100
Tabel 4.16 Data Persentase Kriteria Kuisiomer SIklus I ... 102
Tabel 4.17 Data Persentase kriteria Kuisioner Siklus I... 103
Tabel 4.18 Data Peningkatan Kerjasma ... 104
Tabel 4.19 Data keseluruhan Perbandingan Prestasi Belajar Siswa ... 106
xvii DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literatur Map... 30
Gambar 3.1 Diagram Siklus Pembelajaran ... 36
Gambar 4.1 Persentase Kuisioner Siklus I ... 102
Gambar 4.2 Persentase Kuisioner Siklus II... 103
Gambar 4.3 Peningkatan Kerjasama Siswa ... 104
Gambar 4.4 Persentase Pencapaian KKM Kondisi Awal ... 107
Gambar 4.5 Persentase Pencapaian KKM Siklus I ... 108
Gambar 4.6 Persentase Pencapaian KKM Siklus II ... 108
Gambar 4.7 Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM ... 109
xviii DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian ... 118
LAMPIRAN II Validasi Instrumen observasi dan Kuesioner ... 121
LAmPIRAN III Validasi Perangkat Pembelajran ... 126
LAMPIRAN IV Data kuesioner dan Observasi Kondisi Awal ... 136
LAMPIRAN V Data Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 144
LAMPIRAN VI Perangkat Pembelajaran Siklus I ... 147
LAMPIRAN VII Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 181
LAMPIRAN VIII Soal Evaluasi ... 215
LAMPIRAN IX Soal Kuis ... 224
LAMPIRAN X Hasil LKS Siklus I ... 229
LAMPIRAN XI Hasil LKS Siklus II ... 238
LAMPIRAN XII Hasil Soal Evaluasi ... 245
LAMPIRAN XIII Hasil Lemnar Obserbvasi Siklus I ... 261
LAmPIRAN XIV Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 268
LAMPIRAN XV Validitas dan reliabilitas Soal Evaluasi ... 272
LAMPIRAN XVI Foto-Foto Kegiatan ... 277
1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini membahas dan menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan defiinisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya hati, akhlak, dan keimanan (Mulyasana, 2012: 64). Langeveld (dalam Mulyasana, 2012: 64) berpendapat bahwa pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaan, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Sedangkan menurut Basri (dalam Tatang, 2012:14) mendefinisikan pendidikan adalah sebagai berikut yaitu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu pada dasarnya kegiatan yang mengembangkan pengetahuan manusia menjadi pribadi-pribadi yang berwawasan luas dan berkualitas sehinga mampu hidup dalam lingkungannya secara lebih baik.
2 dalam memperkembangkan diri menjadi manusia yang berkarakter dan berbudi luhur. Peranan guru sebagai pelaku utama sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, sehingga dengan demikian guru dipandang sebagai faktor determinan terhadap pencapaian mutu prestasi belajar siswa (Yusuf dan Sugandhi, 2011:139).
Prestasi belajar seseorang khususnya dalam bidang matematika sangat dipengaruhi oleh bagaimana seseorang tersebut diperlakukan atau diberi pengajaran. Marpaung (2005:25) mengatakan bahwa pengetahuan yang disebut matematika itu tidak dapat ditransfer dari seseorang yang mengetahui kepada mereka yang sedang belajar. Lebih jauh ia berpendapat bahwa matematika tidak diajarkan dengan ceramah (mengajari) tetapi dengan mengkonstruksikan pelajaran tersebut dalam pikiran siswa. Salah satu cara yang digunakan untuk mengkonstruksikan pelajaran tersebut kepada siswa yaitu melalui interaksi dan diskusi dengan teman-teman yang dipimpin oleh guru. Interaksi yang dimaksudkan ini berupa kemampuan siswa dalam bekerja sama dan menyampaikan ide-idenya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang yang maksimal tidak hanya dituntut dari diri sendiri tetapi dari orang lain sebagai mitra kerja.
Berdasarkan hasil data observasi dan kuisioner peneliti mengenai kerjasama yang dilakukan pada tanggal 15 November 2016 di kelas V SD Karitas Ngaglik masih rendah. Data tersebut diambil dari data lembar observasi dan kuisioner yang diisi oleh peneliti dan siswa sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Hasil kumulatiif dari kerjasama siswa diperoleh skor 53.23 dengan kriteria “rendah”.
3 rendah. Hasil tes yang dilakukan oleh siswa mendapat skor 64.40 dan hanya 55.95 % siswa yang lulus KKM. Keberhasilan dalam akademik tidak terlepas dari kemampuan siswa dalam kerja sama dalam memecahkan suatu masalah. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa rendah diantaranya kurangnya kerjasama diantara anggota kelompok. Masih ada anggota kelompok mengerjakan tugas secara pribadi padahal tugas tersebut merupakan tugas kelompok. Tugas juga diserahkan atau dibebankan kepada satu anggota kelompok yang dianggap bisa mengerjakannya. Kontribusi, partisipasi anggota kelompok belum terlihat dalam kerja kelompok siswa. Siswa juga memilih diam dan cenderung jalan-jalan di kelompok lain ketimbang mengerjakan tugas dalam kelompoknya. Jadi, keberhasilan suatu tim atau kelompok tidak terlepas dari kerja sama yang solid antar anggota. Selain itu juga adanya komunikasi yang baik dalam kelompok.
Salah satu penghambat keberhasilan peningkatan prestasi belajar siswa yaitu guru yang membiarkan siswa bekerja sendiri tanpa dikontrol, guru lebih membiarkan dan mempercayakan kepada kelompok masing – masing untuk berdinamika. Selain itu juga guru menggunakan metode ceramah dan kurang bervariasi dalam mengajar. Keterbatasan media yang digunakan juga turut menjadi permasalahan yang dihadapi siswa dalam belajar.
4 dengan pola pendekatan yang kooperatif. Komponen pembelajaran ini terdapat enam langkah yaitu tahap orientasi (penyampaian tujuan pembelajaran), pembagian kelompok, penyampaian materi dan LKS untuk dikerjakan dalam kelompok, belajar bersama dan mengerjakan LKS, pemberian kuis dan pemberian penghargaan pada tim atau kelompok yang berprestasi. Oleh sebab itu, metode kooperatif tipe STAD ini sangat cocok untuk mata pelajaran matematika yang melibatkan anggota dalam memecahkan masalah yang dihadapi terutama untuk meningkatkan prestasi belajar dan kerjasama siswa.
Alasan peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran koopertif tipe STAD ini antara lain karena sudah ada penelitian-penelitian sebelumnya yang telah membuktikan keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa. Purnomo, A (2015) telah berhasil membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPS. Nastiti, F. A. (2014) telah berhasil membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPS. Herwanto (2015) telah berhasil membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah berhasil meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPS.
5 Meggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama dan preatasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi dua point yaitu pada batasan pendekatan dan pada batasan materi. Batasan pendekatan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V Sekolah Dasar. Kelompok yang ingin diteliti dalam penelitian ini berfokus pada siswa kelas V Sekolah Dasar Karitas,Ngaglik, Sleman, Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017. Sedangkan batasan materinya difokuskan pada SK 2: Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Sedangkan KD-nya 2.2. Melakukan operasi hitung satuan waktu dan KD 2.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan.
C. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model kooperatif tipe STAD?
6 3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD tahun pelajaran 2016/2017?
D. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajan kooperatif tipe STAD
2. Meningkatkan kerjasama siswa kelas V SD Karitas melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika 3. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika.
E. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Peneliti
a. Semakin menambah pengetahun dan wawasan peneliti tentang pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD). b. Dapat mencoba metode pembelajaran tipe STAD yang bisa diterapkan
7 c. Melihat berhasil dan tidaknya metode STAD untuk meningkatkan pestasi belajar dan kerjasama siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Karitas Ngaglik.
2. Bagi Guru
a. Memberdayakan guru dalam menigkatkan prestasi belajar matematika dan kerjasama siswa kelas V SD Karitas Ngaglik melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
b. Mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika siswa dan kerjasama siswa kelas V SD Karitas Ngaglik
3. Bagi siswa
a. Siswa termotivasi untuk belajar karena bisa belajar bersama teman-temannya untuk mendalami materi.
b. Siswa semakin akrab satu sama lain dalam kelompoknya
c. Siswa mengetahui kemampuan dan kekurangan setiap pribadi dikelompoknya
d. Siswa termotivasi belajar dengan pola pendekatan yang membuat mereka saling membantu dalam memecahkan permasalahan waktu, jarak dan kecepatan
4. Bagi sekolah
a. Sebagai acuan atau alternatif lain dalam mengajar di kelas
8 F. Definisi Operasional
Judul penelitian “Peningkatan Kerja Sama dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas V SD Karitas Tahun Pelajaran 2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)”. Adapun yang menjadi definisi operasionalnya dari judul tersebut
yaitu:
a. Kerjasama
kerjasama merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dua orang atau lebih untuk menghasilkan suatu outcome bagi mereka sendiri atau juga orang lain.
b. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan suatu pencapaian tertinggi yang telah dilakukan seorang individu atau kelompok setelah menjalani proses pembelajaran ataupun interkasi/kerjasama dalam kelompoknya (dalam penelitian ini prestasi belajar diukur hanya pada nilai tes pada materi tertentu)
c. Model Pembelajaran kooperatif
merupakan suatu cara untuk membantu siswa belajar secara berkelompok, untuk saling membantu dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar baik secara individu maupun kelompok belajar.
d. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
10 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini menjelaskan tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan
A. Kajian Pustaka
1. Kerjasama
a. Pengertian kerjasama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2002) kerjasama dapat diartikan sebagai melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan atau usaha (perniagaan) yang ditangani oleh dua orang (pihak) atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (pihak) dapat dikatakan kerjasama.
11 yang dilakukan secara bersama-sama dua orang atau lebih untuk menghasilkan suatu outcome bagi mereka sendiri atau juga orang lain. b. Indikator Kerjasama
Menurut Johnson & F. Johnson (dalam Huda 2015:55) indikator kerjasama adalah sebagai berikut:
1) Saling mengerti dan percaya satu sama lain 2) Berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu 3) Saling menerima dan mendukung satu sama lain
4) Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan konflik. West (2002:67) (dalam Herwanto 2016:15) menetapkan indikator-indikator kerjasama yaitu sebagai berikut:
1) Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan 2) Saling berkontribusi
3) Mengerahkan kemampuan secara maksimal sehingga dengan demikian hasil dari kerja sama semakin berkualitas
Dari pernyatan kedua toeri tersebut penulis menyimpulkan bahwa indikator kerjasama yang ingin diteliti dalam penelitian ini yaitu: 1) Tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan setiap persoalan 2) Saling berkontribusi
3) Mengerahkan kemampuan secara maksimal
12 c. Manfaat Kerjasama
Riyanto & Martinus (2008:109) menjelaskan manfaat dari kerja kelompok dalam hubungannya dengan pengembangan diri yaitu semakin diri seseorang mengenali dirinya. Orang lain menjadi tolok ukur supaya dia (yang bersangkutan) dapat membandingkan dirinya dengan orang lain. Selain itu mereka juga berpendapat jika seseorang tidak bisa menilai dirinya artinya dia tidak mengenal dirinya. Demikain juga dia tidak akan mampu mengenal orang lain sebagai mitranya.
Disamping hal-hal di atas beberapa keuntungan bekerja bersama (kelompok) menurut Riyanto & Martinus (2008:109) antara lain: 1. Dalam keadaan normal, tingkat produktivitas kelompok akan lebih
tinggi dari pada produktivitas perorangan
2. Keputusan yang diambil oleh kelompok biasanya lebih tepat daripada yang diputuskan oleh seorang diri saja.
3. Dalam kelompok proses sosialisasi dipercepat. Orang yang hdup sendiri tidak membutuhkan proses sosialisasi dengan orang lain. Tetapi orang yang hidup dengan orang lain akan membutuhkan sosialisasi dan itu terjadi dalam kelompok.
4. Kehidupan berkelompok mengembangkan kehidupan yang beradab. Dalam hal ini kehadiran kelompok sebagai alat kontrol dalam bertindak.
13 mencari menangnya sendiri an berusaha untuk selalu diterima pendapatnya.
6. Hidup berkelompok meningkatkan kualitas hidup individu karena orang cenderung tidak mau kalah dengan orang lain. Ketika orang lain berhasil ada kecenderungan untuk mengikuti jejak orang yang telah berhasil tersebut.
Peneliti menyimpulkan manfaat kerjasama adalah semakin memudahkan suatu pekerjaan yang akan dilakanakan dan semakin memaksimalkan hasil yang ingin dicapai.
2. Prestasi Belajar Matematika
a. Prestasi Belajar
Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan hasil akhir yang telah dicapai dengan berbagai proses yang telah dilalui. Masidjo (1995:38) mengungkapkan bahwa prestasi belajar dimana guru menggunakan alat ukut yang disebut tes. Prestasi belajar dapat diukur dengan alat yang disebut tes sebagai alat pengukurnya. Ahmadi (dalam Sahetapy,2016:8) menjelaskan prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interkasi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu.
14 kelompok setelah menjalani proses pembelajaran ataupun interkasi/kerjasama dalam kelompoknya
b. Prestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (Poerwadarminta, 1995:768). Sedangkan menurut Winataputra (1995:177) prestasi adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukannya.
Ibrahim (2000:353) mendefinisikan prestasi sebagai piagam atau pengharagaan yang diberikan kepada seseorang karena telah mencapai suatu tujuan yang baik. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah bagian yang diterima seseorang setelah ia melakukan sesuatu baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Dari beberapa pengertian yang telah disampaikan oleh beberapa pakar di atas maka dapat disimpulkan prestasi adalah suatu pencapaian tertinggi yang telah dicapai seseorang atau kelompok dengan berbagai usaha yang telah ditempuhnya. Berdasarkan pernyataan tersebut berkaiatan dengan penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan prestasi siswa dalam belajar matematika, sehingga prestasi siswa dapat meningkat.
c. Belajar
15 2016:89) Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku sesuatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Poerwadarminta (1995:14) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Winaputra yang mengutip pendapat Morgan (1995:148) belajar adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dan latihan atau pengalaman. Sedangkan Winkel (1991:36) merumuskan belajar adalah sebagai suatu aktivitas mental/fsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketermpilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersikap relatif konstan dan berbekas.
Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh seseorang mengalami sebuah latihan. serta pengalaman tertentu dalam hidupnya.
1) Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
16 a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan fator yang disebabkan di dalam diri siswa sendiri yang meliputi:
a. Bakat, merupakan kemampuan untuk belajar
b. Kecerdasan yaitu dasarpotensui yang dimiliki oleh setiap siswa
c. Minat, merupakan suatuketertarikan atau perhatian pada obyek yang cenderung bersifat menatap yang didalamnya ada unsur rasa senang.
d. Motivasi, yaitu suatu tenanga yang mendorong setiap individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. b) Faktor Eksternal
Faktor external siswa yakni atas dua macam yaitu faktor lingkunngan sosial dan faktor non sosial. Lingkungan social yang paling berpengaruh disini adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sedangkan faktor non sosial yaitu yang gedung sekolah, letak sekolah siswa dengan rumahnya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan siswa dalam belajar ketika di sekolah.
c) Faktor Pendekatan Belajar
17 tersebut. Semakin mendalam siswa menyelami permaslahan yang dihadapi dengan strategi dan metode yang digunakan maka semakin mampu dia memecahkan masalah tersebut maka akan berpengaruh dengan prestasi belajarnya.
2) Indikator Prestasi Belajar
Indikator pencpaian prestasi belajar siswa adalah rata-rata nilai tes dan persentase jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata-rata nilai tes yaitu skor yang diperoleh siswa pada saat mengerjakan tes yang diujikan pada soal evaluasi dan skor KKM matematika sebesar 65.00. KKM menjadi acuan bagi pencapaian siswa dalam mencapai penguasaan atau pemahaman materi yang disampaikan. Rata-rata nilai tes siswa menunjukkan peningkatan atau penurunan pemahaman siswa terhadap materi setiap siklus yang diajarkan. Dari nilai tes lah diketahui bahwa siswa mampu atau tidak mencapai KKM yang telah disepakati sekolah.
d. Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin “manthanein atau mathema”
18 logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten (Depdiknas, 2004:3).
Hollands (1998:81) yang dikutip oleh Subekti (2009:19) berpendapat mengenai matematika bahwa matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang.
Prestasi belajar matematika adalah hasil dari suatu kegiatan perubahan tingkah laku seseorang untuk menguasai pengetahuan alam dan dalam kajian matematika yang diperoleh melalui tes matematika (Subekti, 2009:15)
Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa lewat berbagai kegiatan atau pelatihan dalam bidang matematika, yang diukur dengan alat ukur berupa tes matematika.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
19 Unsur–unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut: (Abidin, 2014:242-243)
1. Memiliki persepsi mereka tengelam dan berenang bersama 2. Tanggung jawab individu dan siswa lain dalam kelompoknya 3. Berpandangan semua memiliki tanggung jawab yang sama
4. Berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya 5. Pengulangan/evaluasi yang berpengaruh pada seluruh anggota
kelompok
6. Berbagi kepimpinan dan bekerja sama
7. Bertanggung jawab individual terhadap materi yang ditangani kelompok.
Menurut Thompson (dalam Subekti 2009:12) pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial dalam pembelajaran sains. Siswa dalam proses pembelajaran kooperatif akan dibentuk ke dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang saling membantu satu sama lain, dengan kemampuan yang heterogen. Kelompok-kelompok kecil itulah yang akan menjadi mitra mereka dalam berproses.
20
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Carin (dalam Subekti, 2009:18) menyebutkan beberapa ciri dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman kelompoknya, 4) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, 5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Tiga konsep penting dalam pembelajarn kooperatif yaitu: (Slavin, 2005:10)
1. Penghargaan bagi tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan jika tim telah berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2. Tanggung jawab individu
Maksudnya ialah kesuskesan tim tergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap anggota siap dalam mengerjakan kuis tanpa bantuan temannya.
3. Kesempatan sukses yang sama
21 kelompok. Hal ini memungkinkan dan memastikan bahwa anggota kelompok dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah semuanya berkontribusi untuk memberikan yang terbaik bagi kelompoknya. Dan perlu diingat bahwa apapun bentuk kontribusi dari anggota kelompok sangat bernilai bagi kemajuan tim.
c. Tujuan Model Pembelajaran kooperatif
Model Pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukakan oleh Kagan dan Kagan (1994:18) dan disimpulkan oleh Abidin (2014:245) bahwa pembelajaran kooperatif ini berfungsi membangun kerja sama, melatih daya nalar, dan mengembangkan kecakapan intelektual siswa. Jadi boleh dikatakan bahwa pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu model dalam proses pembelajaran di kelas karena dapat meningkatkan kerja sama antar siswa dan meningkatkan daya nalar siswa.
Model pembelajaran kooperatif ini paling tidak memuat beberapa tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Ibrahim, dkk (2006:7) yaitu:
1) Hasil belajar akademik
22 Pengembang model ini telah berhasil membuktikan struktur pemberian penghargaan dapat memberikan efek yaitu dapat meningkatkan nilai siswa dalam belajar dan berhubungan dengan perubahan norma yang berkaitan dengan hasil belajar. Selain mengubah norma dalam memperoleh hasil belajar juga dapat memberi keuntungan kepada kelompok siswa berkemampuan rendah dan juga kepada siswa berkemapuan tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan ini memberi pengertian bahwa dalam pembelajaran kooperatif ini setiap siswa digabung dalam satu kelompok yang sama yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, jenis kelamin dan tingkat kemampuan. Pembelajaran kooperatif ini memungkinkan siswa untuk saling menghargai satu sama lain. 3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan yang terakhir ini diharapkan setiap individu dapat saling bekerja sama dalam membangun keterampilan sosial. Keterampilan sosial yang perlu dikembangkan adalah keterampilan kerja sama dalam kelompok dan kolaborasi.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
23 Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1 :
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2:
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3:
Mengorganisikan siswa dalam kelompok-kelompok
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas yang diberikan.
Fase 5: Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dpielajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6:
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Abidin, (2014:248) menyatakan bahwa pembelajaran tipe ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif tempat siswa belajar secara berkelompok, berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep. Semua anggota kelompok berbagi tanggung jawab.
24 Trianto (2009:68) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran koperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang merupakan campuran anggota menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Huda (dalam Andari, 2016:25) berpendapat bahwa STAD merupakan metode yang melibatkan “kompetisi”
25 Jadi pengertian STAD menurut penulis setelah melihat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dilakukan secara kelompok kecil dimana dalam pembelajaran tersebut siswa dibagi secara heterogen yang meliputi kemampuan akademik, jenis kelamin, ras dan suku untuk saling bekerjasama, berdiskusi memecahkan masalah dan memperoleh penghargaan atas prestasi yang telah dicapai.
b. Komponen utama STAD
Metode STAD ini terdapat lima komponen dasar atau utama dalam penerapannya yaitu: (Slavin, 2005:143)
1. Presentasi kelas
Metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan metode langsung. Metode ini mengharapkan bahwa siswa benar-benar memberi perhatian pada apa yang telah disampaikan oleh guru. Hal ini bertujuan supaya dapat membantu mereka dalam mengerjakan kuis-kuis yang nantinya diberikan, skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
2. Tim
26 memberikan materi, anggota tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan atau materi lainnya. Kemudian yang paling penting dalan pembelajaran ini melibatkan pembahasan bersama, membandingkan jawaban, mengoreksi tiap kesalahpahaman apabila ada anggota tim yang membauat kesalahan.
3. Kuis
Setelah presentasi dilakukan satu atau dua periode oleh guru, kemudian diberikan tugas kepada masing-masing siswa. Dalam hal ini setiap siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan. Setiap siswa bertanggung jawab memahami materinya.
4. Skor kemajuan individual
Skor kemajuan individu ini bertujuan untuk memotivasi siswa belajar lebih giat. Sebab nilai yang mereka peroleh sangat berarti bagi kelompok. Berapa pun nilai yang dikumpulkan merupakan suatu sumbangan yang berarti bagi kelompok. Nilai setiap kelompok akan diperoleh dari skor awal tiap-tiap anggota kelompok dengan diberi kuis yang sama.
5. Rekognisi tim
Setiap kelompok berhak mendapatkan sertifikat atau penghargaan jika mereka telah berhasil mengumpulkan point melebihi dari yang telah disepakati.
27 1. Penyampaian Tujuan Pembelajaran
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut.
2. Pembagian Kelompok
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik dan kemampuan. 3. Presentasi Materi Oleh Guru.
Guru menyampaikan materi pemelajaran setelah terlebih dahulu meyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh siswa serta pentingnya pokok bahasan yang akan dipelajari selain itu juga pentingnya memberikan dorongan untuk siswa saling bekerjasama. 4. Kegiatan Belajar Dalam Kelompok
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk dan mendalami materi yang telah dipelajari. Guru memberikan lembar kerja siswa sehingga ada pedoman bagi siswa untuk mengerjakan tugas terrsebut. Dengan adanya pedoman tersebut siswa dapat berdiskusi mengerjakan tugas dengan baik. Disinilah guru mengamati dan meberikan bantuan atau bimbingan dalam kelompok jika siswa belum memahami pelajaran.
5. Kuis
28 setiap siswa dan kelompok. Kuis diberikan secara individual dan jika berhasil dijawab akan menambah poin bagi kelompok.
6. Penghargaan Prestasi Tim
Pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok merupakan kegiatan uantuk memotivasi ssiwa dalam kelompok nya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan apa yang telah dikembangkan oleh Rusman (2013) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:1) penyampaian tujuan dan arahan;2) pembagian kelompok;3) presentasi materi oleh guru;4) kegiatan belajar dalam kelompok dan mengerjakan tugas LKS;5) pemberian kuis;6) penghargaan tim atau kelompok. Alasan peneliti menggunakan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Rusman yaitu karena dalam mencapai hasil yang maksimal dibentuk langkah-langkah yang jelas dan runut sehingga dapat diikuti secara jelas pula.
c. Keunggulan tipe STAD
Menurut Lie (dalam Abidin, 2014:248) keunggulan tipe STAD ini jika dikaitkan dengan pembentukan kelompok berdasarkan heterogen yaitu :
1. Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung
29 3. Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan asisten untuk setiap tiga orang.
Menurut peneliti beberapa keunggulan model pembelajaran tipe STAD ini yaitu siswa merasa bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sehingga memungkinkan mereka untuk bekerja keras dalam mencapai hasil yang maksimal,
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya mengenai penerapan dari tipe ini terhadap peserta didik.
1. Purnomo. A. (2015). (skripsi) Judul penelitiannya “Penigkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar IPS Melalui P enerapan Model P embelajaran Kooperatif Tipe STAD”. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan keaktifan pada kondisi awal 53,4 (rendah), pada siklus I menjadi 70,4 (tinggi), dan pada siklus II menjadi 79,7 ( tinggi). Sedangkan pada peningkatan prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari kondisi awal 57,75, dengan persentase ketuntasan 40,62 % setelah dilakukan pada sisklus I menjadi 70,6 dengan persentase ketuntasan 67,5 % dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 73,6 dengan persentase ketuntasan 86,1%.
30 membuktikan bahwa peningkatan kerjasama rata-rata dari 55,39% menjadi 68,82% pada siklus I dan siklus II meningkat mnejadi 91,13%. Prestasi belajar meningkat dari rata-rata kondisi awal 54,55 pada siklus I meningkat menjadi 80,03 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 89,28.
3. Herwanto, A. (2015) dengan judul penelitian “Peningkatan kerja sama dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IIIA SD Negeri Denggung, Yogyakarta”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STADini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapatdi lihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulanagan sebesar 64,54 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 55,72%, pada siklus I menjadi 69,18 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 67,86%, kemudian pada siklus II menjadi 78,04 dengan persentase pencapain KKM sebesar 78,57%.
Gambar bagan 2.1. Literatur Map Penelitian yang Relevan
Purnomo. A. (2015)
“Peningkatan Kerjasama
dan Prestasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas III B SDN
Denggung. Yogyakarta.
Nastiti,F.A.(2014)
“Peningkatan kerjasama
dan prestasi belajar IPS dengan pembelajaran Kooperatif STAD pada siswa kelas III SD Kanisius Kintelan I
Yogyakarta.”
Herwanto, A. (2015)
“Peningkatan kerja sama
dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IIIA SD Negeri Denggung, Yogyakarta
Yang saya teliti
Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas melalui pembelajaran kooperatif
31 C. Kerangka Berpikir
Kemampuan dan keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tergantung dari kerjasama anak dalam belajar. Kerjasama anak dalam belajar dapat didorong dengan berbagai macam metode yang cocok bagi mereka. Ada beberapa pendekatan yang memungkinkan mereka dapat belajar bersama dalam satu kelompok salah satunya adalah belajar dengan menggunakan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Tipe STAD ini diharapkan mampu meningkatkan kerja sama dan mendongkrak daya juang anak dalam belajar khususnya dalam belajar matematika sehingga mampu meningkatkan pretasi belajar mereka. Tipe STAD ini dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam proses belajar mengajar dengan cara saling berkontribusi memberikan pengetahuan yang dimiliki untuk kemajuan kelompok.
Jadi salah satu cara untuk meningkatkan semangat juang peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD. Tipe STAD ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.
D. Hipotesis Tindakan
32 4. Upaya peningkatan kerja sama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penyampaian tujuan pembelajaran dan pentingnya kerjasama dalam kelompok
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang mau dicapai oleh siswa dan menekankan pentingnya kerjasama dalam mencapai tujuan tersebut. b. Pembagian kelompok
Pemilihan kelompok secara heterogen ( terdapat laki-laki dan perempuan ) dalam satu kelompok.
c. Penyampaian materi oleh guru
Guru menyampaikan materi pada hari yang bersangkutan dan siswa diharapkan menyimak serta bertanya kalua ada materi yang belum jelas d. Kegiatan belajar dalam kelompok dan mengerjakan tugas LKS
Siswa diberikan materi ajar oleh guru dan mempelajarinya serta mendalami materi dalam kelompok kemudian mengerjakan tugas dalam LKS. Bila memungkinkan akan presentasi de depan kelas sesuai dengan materi yang dipelajari saat itu.
e. Pemberian kuis
Guru memberi kuis dan siswa menjawabnya. Pemberian kuis ini bersifat terbuka dan siswa berkompetensi dalam menjawabnya.
33 Guru memberikan penghargaan kepada tim yang dapat menjawab pertanyaan dengan meberinya berupa “piala”.
5. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerja sama siswa kelas V SD Karitas Ngaglik pada pelajaran matematika tahun pelajaran 2016/2017
34 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Ebbutt (dalam Wiriadmaja,2007:12) mendefinisikan PTK adalah sebagai kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Tindakan yang direncanakan dalam pembelajaran ini yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division) atau STAD dan metode ceramah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Rencana tindakan yang telah disusun oleh peneliti akan dipraktikkan sendiri di kelas V SD saat melakukan pembelajaran.
35 yaitu proses-proses yang dilalui. Secara umum dari penelitian ini dijelaskan aspek-aspek yang dilakukan antara lain:
1. Perencanaan
Perencanaan ini memuat bagaimana penelitian ini dilakukan. Hal ini mengacu pada (apa, bagaimana, siapa, kapan dan dimana)
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tahap dimana peneliti telah melakukan penelitian dan menerapkan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Observasi
Observasi adalah tahap dimana peneliti mengamati interaksi siswa dan bagaimana mereka menyelesaikan suatu pekerjaan
4. Refleksi.
36 Bagan 3. 1 Bagan siklus menurut Kemmis dan Taggart (Aqib, hal 23)
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Karitas, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016 / 2017. Siswa kelas V SD Karitas Ngaglik berjumlah 31 siswa 11 perempuan dan 20 laki-laki.
3. Objek Penelitian
37 4. Waktu Penelitian
a. Waktu pelaksanaa penelitian ini yaitu dari bulan Juli 2016 - Februari 2017
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan / 2016 Bulan /2017
38 Di bawah ini dijabarkan langkah-langkah perencanaan pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Karitas Ngaglik. Permintan izin didimaksudkan agar pelaksaaan penelitian dapat berjalan lancar dengan persetujuan dari pihak sekolah khususnya dari Kepala Sekolah yang bertanggung jawab.
b. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kondisi sesungguhnya yang dialami oleh siswa kelas V SD Karitas Ngaglik, Sleman.
c. Mendata siswa ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dengan kategori tinggi, sedang dan rendah untuk pembentukan kelompok
d. Identifikasi masalah. Setelah diperoleh data dari observasi maka peneliti dapat mengedentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindakan selanjutnya.
e. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok. Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari kopetensi dasar sehingga akan didaaptkan indikator
39 g. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (lembar
observasi, kuesioner, kisi-kisi soal tes)
h. Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran yaitu media.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Setelah peneliti mendapatkan gambaran tentang situasi kelas maka peneliti melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang dilakukan dalam penelitian yang meliputi beberapa tahap antara lain:
a) Menyusun rancangan pelaksanaan sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal rancangan ini tentunya sesuai dengan model yang diacu yaitu model STAD
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, kuis dan tes
c) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan pembelajaran. 2) Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan masing-masing alokasi waktu 2 x 35 menit. Di bawah ini adalah rencana pelaksaan tindakan.
40 ✓Salam dan doa pembuka
✓Guru melaksanakan apresiasi
✓Guru menyampaikan tujuan pelajaran matematika (STAD
langkah 1)
✓Guru memberikan motivasi untuk siswa siap belajar
dengan menyanyi sesuai materi Kegiatan inti
✓ Guru mengemukakan maksud dari pembelajaran
matematika (STAD langkah ke 2)
✓ Guru membentuk kelompok 5 - 6 siswa (STAD langkah ke
3)
✓ Guru menyampaikan materi matematika
✓ Siswa mendalami materi dalam kelompok (STAD langkah
ke 4)
✓ Guru membagikan lembar kerja siswa ✓ Siswa mengerjakan tugas dalam LKS
✓ Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka di depan
kelas (STAD langkah ke 5)
✓ Siswa mengikuti kuis yang diberikan guru
✓ Siswa yang dapat menjawab diberikan “piala” (STAD
langkah ke 6)
Kegiatan penutup
✓ Siswa melakukan refleksi bersama guru
41 ✓ Doa penutup
b) Pertemuan II Kegiatan Awal
✓ Salam dan doa pembuka ✓ Guru melaksanakan apresiasi
✓ Guru memberikan motivasi untuk siswa siap belajar
✓Guru menyampaikan tujuan pelajaran matematika (STAD
langkah 1)
Kegiatan inti
✓ Guru mengemukakan maksud dari pembelajaran
matematika (STAD langkah ke 2)
✓ Guru menyampaikan materi matematika
✓ Siswa mendalami materi dalam kelompok (STAD langkah
ke 3)
✓ Guru membagikan lembar kerja siswa
✓ Siswa mengerjakan tugas dalam LKS (STAD langkah ke
4)
✓ Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka di depan
kelas (STAD langkah ke 5)
✓ Siswa mengikuti kuis yang diberikan guru
✓ Siswa yang dapat menjawab diberikan “piala” (STAD
langkah ke 6)
Kegiatan penutup
42 ✓ Guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini
✓ Doa penutup
3) Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan oleh guru dan peserta didik. Observasi ini dilakuakan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
4) Refleksi
Tahap ini peneliti mengumpulkan data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi dan kuesioner. Dari data yang terkumpul tersebut kemudian peneliti mendiskusikannya dengan guru mengenai hasil data tersebut. Data tersebut dapat berupa kelebihan, kekurangan dan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik. Hal ini kemudian disimpulkan supaya dapat pertimbangan untuk menyusun siklus selanjutnya.
5) Revisi
43 b. Siklus II
Siklus II merupakan bentuk kelanjutan dari siklus I yang melihat dari hasil dari data observasi pada siklus pertama. Tahap-tahap kegiatannya sama dengan tahap siklus I setelah mengalami revisi. Anggota kelompok juga sama dengan siklus I.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Teknik ini untuk memperoleh data yang obyektif tentang proses yang sedang berlangsung.
1. Kerjasama
Tenkik penggumpulan data variabel kerjasama diambil melalui observasi dan kuesioner.
a. Observasi
44 b. Kuesioner
Kuesioner dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peserta didik dapat memahami pelajaran yang ia dapatkan. Hal tersebut juga mengetahui bagaimana cara belajar dalam kelompok yang telah mereka lakukan. Kuesioner diisi oleh siswa tanpa dibantu oleh teman lainnya dan bersifat pribadi.
2. Prestasi belajar
Pengukuran prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Masidjo (1995:38) mendefinisikan tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandarisasikan, dan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individua tau kelompok. Pemberian tes setelah siswa mempelajari materi yang diujikan.
Tes tertulis yang diberikan kepada siswa tersebut bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa melalui materi yangtelah disampaikan. Tes yang berikan berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dengan 4 pilihan alternative yaitu A, B, C, D. Siswa hanya diperbolehkan memilih satu dari jawaban yang diberikan.
E. Instrumen Penelitian
45 Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika mengunakan tipe STAD yang sedang berlangsung. Peneliti membuat dua model observasi yaitu
a. Instrumen observasi untuk aktivitas peserta didik.
Tabel 3.2. Pernyataan Instrumen Kuesioner Kerjasama
Indikator Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Tanggung jawab dalam menyelesaiakan pekerjaan secara bersama dalam kelompok
Selalu hadir dalam kelompok ketika kerjakan tugas
Kelompok saya dapat berjalan sesuai dengan arahan bersama
Tugas saya, saya
Saya bertanya kepada teman apabila ada hal yang kurang saya mengerti
Saya memilih diam saja ketika ada materi yang belum jelas dan malas bertanya
46 Ketika teman bertanya saya
menanggapi dan memberikan Saya berpendapat dengan suka
rela kepada teman yang kurang bersemangat/malas
teman ketika ia sedang berbicara
Saya kurang serius dalam mendengarkan pendapat teman
Instrumen yang dikerjakan oleh siswa ada pernyataan yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Pernyataan positif menandakan bahwa siswa selalu memberikan kontribusi kepada keompok. Sedangkan pernyataan negatif menandakan siswa kurang aktif dengan kelompoknya.
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Kerja Sama
47
4 Menghadapi setiap permasalahan secara
Kisi- kisi pernyataan di atas memberikan gambaran mengenai jumlah soal yang terdapat pada setiap indikator yang mau dicapai dalam setiap variabel.
Tabel 3.4. Kuesioner kerjasama siswa.
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya selalu hadir dalam kelompok
2 Saya selalu berpendapat apabila disuruh guru sehingga mendapat nilai baik
3 Saya melaksanakan keputusan bersama dalam kelompok
4 Saya menyusun laporan bersama dengan kelompok
5 Saya berjalan-jalan ke kelompok lain ketika mengerjakan tugas
6 Saya kurang fokus dengan kelompok sendiri 7 Kelompok saya berhasil menyelesaikan
laporan tepat waktu
8 Kelompok saya gagal menyelesaikan tugas yang diberikan
9 Kelompok saya dapat berjalan sesuai dengan arahan bersama
10 Saya bertanya kepada teman apabila ada hal yang kurang saya mengerti
11 Saya tidak mengetahui permasalahan yang dikerjakan kelompok
12 Saya mengetahui permasalahan yang dikerjakan kelompok
13 Saya berpendapat dengan suka rela
14 Saya mendengarkan pendapat teman ketika ia sedang berbicara
15 Saya kurang serius dalam mendengarkan pendapat teman
48 17 Saya ikut mempresentasikan hasil kerja
kelompok
18 Saya tidak ikut berpartisipasi dalam presentasi kelompok
19 Tugas saya, saya kerjakan dengan bekerjasama dengan kelompok lain
20 Saya tidak memberikan pujian kepada teman yang mengerkajan tugas dengan baik
21 Teman kelompok merupakan saingan saya dalam belajar
22 Teman kelompok merupakan teman belajar saya
23 Saya kurang percaya kepada teman yang mengerjakan tugas kelompok
24 Saya tidak mengetahui tujuan kegiatan yang dilakukan dalam kelompok
25 Saya cuek kepada teman yang malas bekerja sama dan lebih sering mengabaikannya 26 Saya memberikan pujian kepada teman yang
dapat menyelesaikan tugas dengan baik. 27 Saya mengetahui tujuan kegiatan yang
dilakuakan dalam kelompok
28 Ketika teman bertanya saya menanggapi dan memberikan jawaban yang pantas
29 Saya tidak mau mendengarkan teman yang bertanya kepada saya
30 Saya memilih diam saja ketika ada materi yang belum jelas dan malas bertanya
Jumlah Total skor
Kuesioner ini akan diisi oleh siswa sesuai dengan keadaan yang dialaminya dalam kelompok belajarnya. Siswa mengerjakan sendiri tanpa melihat dan kerjasama dengan anggota kelompoknya.
Tabel 3.5. Pedoman Kriteria Penilaian (Masidjo, 1995 :157)
No Rentang Skor Kategori
1 81-100 Sangat Tinggi
2 66-80 Tinggi
3 56-65 Cukup
4 50-55 Rendah
49 Kriteria ini untuk memudahkan peneliti dalam menentukan skor setiap individu. Dengan adanya pengkategorian ini siswa semakin mudah diketahui tingkat kemampuannya bekerja dalam kelompoknya.
Tabel 3.6. Pedoman Penskoran Kuesioner Kerjasama (Masidjo, 1995:157)
No Pilihan Jawaban Favorable
(item positif) kategorinya dari pernyataan positif dan negatif. Skor dari pernyataan positif kebalikan dari pernyataan negatif.
Tabel 3.7. Kriteria Kuesioner Kerjasama (Masidjo 1995 :157)
No Rentang Skor Kategori
1 81-100 Sangat Tinggi dalam memberikan skor atas hasil pencapaian siswa sesuai dengan jawaban yang diberikannya.
b. Instrument Pengamatan oleh Guru
Tabel 3.8. Instrument Pengamatan Guru dan Observer
No Aspek yang diamati skor
I Kesiapan Belajar
50 2 Mempersispakan diri dengan datang
sebelum pelajaran dimulai
1 2 3 4 3 Mempersiapkan alat tulis dan perlengkapan
belajar sebelum pelajaran di mulai
1 2 3 4
II Kerjasama Siswa Dalam Kelas
1 Tanggung jawab secara bersama-sama mengerjakan pekerjaan
1 2 3 4 2 Saling memberikan masukan/konstribusi 1 2 3 4 3 Pengerahan kemampuan secara maksimal 1 2 3 4 4 Membina dan mempertahankann hubungan
dengann teman
1 2 3 4 5 Menghadapi masalah bersama-sama 1 2 3 4
III Interaksi Siswa Dengan Guru
1 Mengajukan pertanyaan kepada guru bila kurang paham
1 2 3 4 2 Menjawab pertanyaan guru tanpa disuruh 1 2 3 4
IV Intersksi Antar Sesama Siswa
1 Aktif menyampaikan pendapat 1 2 3 4 2 Menerima pendapat teman tanpa
bersungut-sungut
1 2 3 4 3 Melakukan kerjasama dengan kelompok 1 2 3 4
Guru atau observer memegang lembar di atas sebagai penduan untuk memberi penilaian terhadap kelompok ketika pembelajaran sedang berlangsung.
2. Kuesioner