• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IV di SDN Srumbung 02.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IV di SDN Srumbung 02."

Copied!
354
0
0

Teks penuh

(1)

STAD KELAS IV DI SDN SRUMBUNG 02 Ganjar Wiratmiasih

111134260

Universitas Sanata Dharma

Pendidikan adalah usaha untuk mengoptimalkan potensi peserta didik mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun, hasil wawancaradan observasi tanggal 22 Agustus 2015 menunjukkan rendahnya keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Srumbung 02. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan upaya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 02, 2) Untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 02 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan 3) Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 02 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus yang berlangsung setiap siklus dilaksanakan dua pertemuan dengan tahap; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Srumbung 02, dengan jumlah subjek penelitian 28 siswa.Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui enam tahapan dalam STAD yaitu 1) menyampaikan tujuan, 2) membagi kelompok, 3) menyampaikan materi pokok 4) kerja kelompok, 5) mengadakan kuis, dan 6) penghargaan kelompok. Hasil nilai rata-rata keaktifan kondisi awal 49,36 siklus I 53,21, dan siklus II 67,50. Persentase keaktifan kondisi awal mendapatkan 10,71% pada siklus I mendapat 25%, dan pada siklus II mendapat 57,14%. Pada prestasi belajar siswa menunjukan bahwa persentase kondisi awal hanya 25%, sementara pada siklus I mendapatkan 46,42%, dan pada siklus II meningkat menjadi 60,71%. Pada prestasi belajar siswa juga menunjukan bahwa rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal 60,89, sedangkan pada siklus I 76,07, dan pada siklus II meningkat menjadi 79,42.

(2)

IN SRUMBUNG 02 ELEMENTARY SCHOOL Ganjar Wiratmiasih

111134260 Sanata Dharma

Education is a conscious effort to optimize the potential of learners covers the aspects ofcognitive, affective, and psychomotor. One of the subjectwith these objectives is a natural science.Based on, interviews and observations showed low activity and learning achievement a natural sciencefourth grade students of SDN Srumbung 02. The purpose of this research was 1) to describe efforts to use cooperative learning model STAD to increase the activity and Science learning achievement in class IV SDN Srumbung 02, 2) to determine the use of cooperative learning model STAD to increase activeness of learning science in class IV SDN Srumbung 02, and 3) to know the use of cooperative learning model STAD to improve science learning achievement in class IV SDN Srumbung 02.

This research is a classroom action research which lasted for two cycles of the stage; planning, action, observation, and reflection. This research was conducted in SDN Srumbung 02, with a number of research subjects are 28 students. Data were collected through interview, observation, testing, and documentation.

STAD cooperative learning is used to increaseactiveness and student achievement through six stages in STAD namely 1) presents the objectives, 2) divide the group, 3) convey the subject matter 4) working group, 5) conducted a quiz, and 6) the award groups. Results indicator (1) Participation in learning, (2) Students in the opinion, and (3) Responsible for the task. The results of the average value of the liveliness of the initial conditions 49.36. 53.21 cycle I and cycle II 67.50. Percentage liveliness initial conditions get 10.71% in cycle I got 25%, and the second cycle got 57.14%. On student achievement shows that the percentage of the initial conditions is only 25%, while in the first cycle to get 46.42%, and the second cycle increased to 60.71%. On student achievement also shows that the average grade has risen 60.89 in the initial conditions, whereas in the first cycle of 76.07, and the second cycle increased to 79.42.

(3)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV DI SDN SRUMBUNG 02

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Ganjar Wiratmiasih

NIM : 111134260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Allah SWT, atas segala nikmat hidup dan kesempatan menimba ilmu,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi.

2. Kedua orang tuaku, Alm. Bapak Martiknyo dan Ibu Sariyah sebagai

malaikat terhebat yang senantiasa memberikan dukungan baik material

maupun moral, kasih peneliting, dan cinta kasih yang luar biasa.

3. Saudara-saudariku, Tri Anjar Lestari, Sonti Winarno, Ikhsani Puri

Indriyati, Retno Puji Ningtyas, Hermin Ambar Sari, dan Putri Retya

Ningsih yang juga tak pernah berhenti memberi doa dan semangat.

4. Keponakan-keponakanku, Erwin Setiawan, Gian Salsabilla Windriya, dan

Labiba Calista Najmi Humahira yang selalu memberi keceriaan dan

memulihkan rasa lelahku.

5. Sahabat-sahabatku, Natalia Kartika Sari, Agatha Gitty C., Diana

Sulistyowati, Theresia Mega Wulan S., dan Bernadeta Beny Imayasari

yang selalu memberikan semangat serta dukungan.

6. Dosen pembimbing skripsi, Drs. Paulus Wahana, M. Hum, dan Maria

Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd

(7)

v MOTTO

1. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan dan sebuah kegagalan adalah awal

dari keberhasilan

2. Tak ada yang tak mungkin bila Allah menghendaki

3. Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Peneliti,

Ganjar Wiratmiasih

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, peneliti mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:

Nama : Ganjar Wiratmiasih

Nomor Mahasiswa : 111134260

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, peneliti memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah peneliti yang berjudul:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV DI SDN SRUMBUNG 02.

Dengan demikian peneliti memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu izin dari peneliti maupun memberikan royalti kepada peneliti selama

tahap mencantumkan namapeneliti sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 September 2016

Yang Menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV DI SDN SRUMBUNG 02 Ganjar Wiratmiasih

111134260

Universitas Sanata Dharma

Pendidikan adalah usaha untuk mengoptimalkan potensi peserta didik mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun, hasil wawancaradan observasi tanggal 22 Agustus 2015 menunjukkan rendahnya keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Srumbung 02. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan upaya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 02, 2) Untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 02 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan 3) Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 02 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus yang berlangsung setiap siklus dilaksanakan dua pertemuan dengan tahap; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Srumbung 02, dengan jumlah subjek penelitian 28 siswa.Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui enam tahapan dalam STAD yaitu 1) menyampaikan tujuan, 2) membagi kelompok, 3) menyampaikan materi pokok 4) kerja kelompok, 5) mengadakan kuis, dan 6) penghargaan kelompok. Hasil nilai rata-rata keaktifan kondisi awal 49,36 siklus I 53,21, dan siklus II 67,50. Persentase keaktifan kondisi awal mendapatkan 10,71% pada siklus I mendapat 25%, dan pada siklus II mendapat 57,14%. Pada prestasi belajar siswa menunjukan bahwa persentase kondisi awal hanya 25%, sementara pada siklus I mendapatkan 46,42%, dan pada siklus II meningkat menjadi 60,71%. Pada prestasi belajar siswa juga menunjukan bahwa rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal 60,89, sedangkan pada siklus I 76,07, dan pada siklus II meningkat menjadi 79,42.

(11)

ix ABSTRACT

IMPROVING AND STUDENT ACHIEVEMENT IN GRADE FOURTH ON SUBJECT A NATURAL SCIENCE BY COOPERATIVE LEARNING

STAD DESAIN IN SRUMBUNG 02 ELEMENTARY SCHOOL Ganjar Wiratmiasih

111134260 Sanata Dharma

Education is a conscious effort to optimize the potential of learners covers the aspects ofcognitive, affective, and psychomotor. One of the subjectwith these objectives is a natural science.Based on, interviews and observations showed low activity and learning achievement a natural sciencefourth grade students of SDN Srumbung 02. The purpose of this research was 1) to describe efforts to use cooperative learning model STAD to increase the activity and Science learning achievement in class IV SDN Srumbung 02, 2) to determine the use of cooperative learning model STAD to increase activeness of learning science in class IV SDN Srumbung 02, and 3) to know the use of cooperative learning model STAD to improve science learning achievement in class IV SDN Srumbung 02.

This research is a classroom action research which lasted for two cycles of the stage; planning, action, observation, and reflection. This research was conducted in SDN Srumbung 02, with a number of research subjects are 28 students. Data were collected through interview, observation, testing, and documentation.

STAD cooperative learning is used to increaseactiveness and student achievement through six stages in STAD namely 1) presents the objectives, 2) divide the group, 3) convey the subject matter 4) working group, 5) conducted a quiz, and 6) the award groups. Results indicator (1) Participation in learning, (2) Students in the opinion, and (3) Responsible for the task. The results of the average value of the liveliness of the initial conditions 49.36. 53.21 cycle I and cycle II 67.50. Percentage liveliness initial conditions get 10.71% in cycle I got 25%, and the second cycle got 57.14%. On student achievement shows that the percentage of the initial conditions is only 25%, while in the first cycle to get 46.42%, and the second cycle increased to 60.71%. On student achievement also shows that the average grade has risen 60.89 in the initial conditions, whereas in the first cycle of 76.07, and the second cycle increased to 79.42.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV DI SDN SRUMBUNG 02” ini dengan

baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat

adanya bimbingan, bantuan, semangat, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati

kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan memotivasi peneliti dengan sabar dan baik, memberikan

nasihat serta waktu dan tenaganya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, dan pengetahuan bagi peneliti.

6. Para validator instrumen perangkat pembelajaranyang bersedia

menvalidasi untuk penelitian.

7. I.Suyitno, S.Pd Kepala SD Negeri Srumbung 02yang telah memberikan

(13)

xi

8. Nurul Hidayati, S.Pd.SD Wali kelas IV SD Negeri Srumbung 02 yang

telah memberi izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Srumbung 02 yang telah membantu

terlaksananya penelitian ini dengan baik dan lancar.

10. Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebutkan

satu per satu.

Peneliti mohon maaf dalam penulisan skripsi ini juga masih jauh dari

sempurna. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan

dan pembaca sekalian.

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... v

DAFTAR GRAFIK... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 6

C. Rumusan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Definisi Operasional... 9

BAB II LANDASAN TEORI... 11

A. Kajian Pustaka... 11

1. Prestasi Belajar... 11

2. Keaktifan ... 15

3. Model Pembelajaran Kooperatif... 17

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 22

5. Ilmu Pengetahuan Alam... 26

B. Penelitian Relevan... 28

C. Kerangka Berpikir... 32

D. Hipotesis Tindakan... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Jenis Penelitian... 35

B. Setting Penelitian... 38

C. Rencana Tindakan... 39

D. Teknik Pengumpulan Data... 50

E. Instrumen Penelitian... 53

F. Validitas dan Reliabilitas... 60

(15)

xiii

a. Validitas Perangkat Pembelajaran... 61

b. Validitas Keaktifan... 67

c. Validitas Soal... 68

d. Indeks Kesukaran... 74

2. Reliabilitas... 78

G. Teknik Analisis Data... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 85

A. Kondisi Awal... 85

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas... 88

a. Siklus I... 89

b. Siklus II... 97

B. Hasil Penelitian... 105

1. Keaktifan... 105

2. Prestasi... 120

C. Pembahasan... 127

BAB V PENUTUP... 137

A. Kesimpulan... 137

B. Keterbatasan Penelitian... 138

C. Saran... 139

DAFTAR REFERENSI... 141

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaktifan Kondisi Awal... 4

Tabel 2.1 Penghitungan Perkembangan Kelompok... 25

Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok... 26

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Keaktifan Belajar... 52

Tabel 3.2 Instrumen Pengumpulan Data... 53

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Pengamatan... 54

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara... 55

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Siklus I Sebelum Validasi... 57

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Siklus II Sebelum Validasi... 58

Tabel 3.7 Hasil Penilaian Validasi Silabus... 61

Tabel 3.8 Hasil Penilaian Validasi RPP... 62

Tabel 3.9 Hasil Penilaian Validasi LKS... 63

Tabel 3.10 Hasil Penilaian Validasi Materi Ajar... 64

Tabel 3.11 Hasil Penilaian Validasi Soal... 65

Tabel 3. 12 Hasil Validasi dan Kriteria... 66

Tabel 3.13 Hasil Validasi Keaktifan... 67

Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Validitas Soal Siklus I... 69

Tabel 3.15 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Validasi... 71

Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Validitas Soal Siklus II... 72

Tabel 3.17 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Validasi... 73

Tabel 3.18 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 75

Tabel 3.19 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Siklus I... 75

Tabel 3.20 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Siklus II... 76

Tabel 3.21 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas... 79

Tabel 3.22 Hasil Reliabilitas Soal Siklus I... 79

Tabel 3.23 Hasil Reliabilitas Soal Siklus II... 80

Tabel 3.24 Indikator Keberhasilan... 81

Tabel 3.25 Kriteria Keaktifan... 82

Tabel 4.1 Kondisi Awal Keaktifan Belajar IPA... 86

Tabel 4.2 Kondisi Awal Prestasi Belajar... 87

Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Siklus I Pertemuan 1... 105

Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siklus I Pertemuan 2... 107

Tabel 4.5 Kriteria Keaktifan Siklus I... 109

Tabel 4.6 Rangkuman Perhitungan Keaktifan Siklus I... 109

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Keaktifan Siklus I Indikator 1, 2, dan 3... 110

Tabel 4.8 Hasil Observasi Keaktifan Siklus II Pertemuan 1... 112

Tabel 4.9 Hasil Observasi Keaktifan Siklus II Pertemuan 2... 114

Tabel 4.10 Kriteria Keaktifan Siklus II... 115

Tabel 4.11 Rangkuman Perhitungan Keaktifan Siklus II... 115

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Keaktifan Siklus II Indikator 1, 2, dan 3. 117 Tabel 4.13 Hasil Peningkatan Keaktifan Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II... 119

(17)

xv

Tabel 4.15 Hasil Evaluasi Siklus II... 123 Tabel 4.16 Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Kondisi Awal, Siklus I,

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map... 31

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir... 33

Gambar 3.1 Bagan Model Siklus PTK Kemmis dan Tagart... 36

Gambar 4.1 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran... 127

Gambar 4.2 Siswa Dalam Kerja Kelompok... 128

Gambar 4.3 Siswa Belajar Bersama Kelompok... 129

Gambar 4.4 Siswa Bekerja Dalam Kelompok... 129

Gambar 4.5 Siswa Melakukan Kuis... 130

Gambar 4.6 Siswa Mendapat Penghargaan... 131

(19)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Peningkatan Keaktifan Siklus I... 112 Grafik 4.2 Peningkatan Keaktifan Siklus II... 118 Grafik 4.3 Hasil Keaktifan Siswa... 120 Grafik 4.4 Peningkatan Persentase Rata-rata Kelulusan KKM Siklus

I... 122 Grafik 4.5 Peningkatan Persentase Rata-rata Kelulusan KKM Siklus

II... 124 Grafik 4.6 Peningkatan Persentase Kelulusan KKM Dalam Proses

(20)

xviii

Lampiran 2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian... 147

Lampiran 3 Data Kondisi Awal Keaktifan... 148

Lampiran 4 Data Kondisi Awal Prestasi... 149

Lampiran 5 Lembar Observasi Keaktifan Sebelum Validasi... 150

Lampiran 6 Hasil Validasi Keaktifan... 151

Lampiran 7 Lembar Observasi Keaktifan Sesudah Validasi... 153

Lampiran 8 Pedoman Wawancara... 154

Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Uji Coba... 155

Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Uji Coba... 159

Lampiran 11 Sampel Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus I... 163

Lampiran 12 Sampel Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus II... 166

Lampiran 13 Tabulasi Uji Soal Siklus I... 169

Lampiran 14 Hasil Perhitungan Validitas Siklus I... 171

Lampiran 15 Reliabilitas Siklus I... 172

Lampiran 16 Tabulasi Uji Soal Siklus II... 173

Lampiran 17 Hasil Perhitungan Validitas Siklus II... 175

Lampiran 18 Reliabilitas Siklus II... 176

Lampiran 19 Silabus Sebelum Validasi Siklus I... 177

Lampiran 20 RPP Sebelum Validasi Siklus I... 189

Lampiran 21 RPP Sebelum Validasi Siklus II... 224

Lampiran 22 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus I dan II... 251

Lampiran 23 Perangkat Pembelajaran Silabus Setelah Validasi... 226

Lampiran 24 Perangkat Pembelajaran RPP Siklus I Setelah Validasi... 278

Lampiran 25 Perangkat Pembelajaran RPP Siklus II Setelah Validasi.... 290

Lampiran 26 Lembar Observasi Keaktifan Kondisi Awal... 302

Lampiran 27 Lembar Observasi Keaktifan Siklus I Pertemuan 1... 306

Lampiran 28 Lembar Observasi Keaktifan Siklus I Pertemuan 2... 310

Lampiran 29 Lembar Observasi Keaktifan Siklus II Pertemuan 1... 314

Lampiran 30 Lembar Observasi Keaktifan Siklus II Pertemuan 2... 318

Lampiran 31 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I... 321

Lampiran 32 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II... 329

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta batasan

pengertian.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan

peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut Undang–

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3:

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu upaya pemerintah

adalah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap terciptanya

proses pembelajaran yang efektif. Menurut Winataputra, dkk (2007: 120)

mengemukakan keberhasilan suatu pembelajaran ditandai munculnya

(22)

lingkungannya yaitu kelas, sumber belajar, media, sarana prasarana serta

guru sebagai manager pembelajaran. Kompetensi guru dalam mengorganisasi

pembelajaran akan mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar peserta didik

Pembelajaran aktif harus tercipta dalam suatu proses pembelajaran.

Hamzah (2007: 45) berpendapat bahwa pembelajaran aktif adalah anak

belajar dari pengalaman, selain itu anak harus belajar memecahkan masalah

yang dia peroleh. Yamin (2007:82) berpendapat bahwa peserta didik belajar

aktif adalah suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam

dirinya. Dalam proses pembelajaran terjadi perubahan dan peningkatan suatu

kemampuan, pengetahuan dan keterampilan peserta didik, baik dalam ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran aktif adalah pada saat anak

aktif, terlibat, dan peserta yang lain peduli dengan pendidikan mereka sendiri.

Indikator keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat dilihat dari segi

peserta didik ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, peserta didik dalam

mengemukakan pendapatnya, dan bertanggung jawab.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan

pemahaman, kreativitas, keaktifan, daya pikir dan potensi. Kegiatan

pembelajaran diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong peserta

didik belajar aktif baik secara fisik, sosial maupun psikis untuk memahami

konsep. Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam

proses belajar mengajar secara aktif, demi tercapainya interaksi belajar yang

(23)

Samatowa (2006: 2) berpendapat Ilmu Pengetahuan Alam merupakan

ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang

sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan

dari hasil observasi dan eksperimen. Pembelajaran mata pelajaran IPA

Standar Kompetensi: 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud

benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

Kompetensi Dasar: 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas

memiliki sifat tertentu 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair

→ padat → cair; cair →gas → cair; padat → gasbertujuan mengembangkan

sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan

kemampuan yang lebih tinggi pada diri peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDN Srumbung 02 pada

tanggal 22 Agustus 2015 diperoleh bahwa masih banyak peserta didik yang

kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran , sehingga dalam pembelajaran

berlangsung peserta didik 5 peserta didik masuk dalam kategori sangat

kurang aktif, 7 peserta didikmasuk dalam kategori kurang aktif, dan 5

peserta didik masuk dalam kategori cukup aktif. Rata-rata nilai keaktifan

kondisi awal adalah 44,92 dan persentase keaktifan kondisi awal 17,85%.

Berdasarkan hasil observasi dalam kelas pada tanggal 22 Agustus 2015

saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik dapat berinteraksi dengan

peserta didik yang lain akan tetapi peserta didik kurang aktif bertanya dan

mengeluarkan pendapatnya dalam mengikuti pembelajaran. Menurut PAP

(24)

keaktifan 45-50, aktif rentang skor keaktifan 40-44, cukup aktif rentang skor

keaktifan 33-39, kurang aktif rentang skor keaktifan 28-32, dan sangat kurang

aktif rentang skor keaktifan dibawah 27. Dari hasil observasi diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 1.1 Keaktifan kondisi awal

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa peserta didik yang masuk dalam

kategori sangat kurang aktif terdapat 16 peserta didik dengan perolehan skor

kurang dari 27, sedangkan yang masuk dalam kategori kurang aktif terdapat 9

peserta didik dengan perolehan skor 28-32, dan yang masuk dalam kategori

cukup aktif terdapat 3 peserta didikdengan perolehan skor 33-39, persentase

rata-rata kondisi awal adalah 10,71%.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 22 Agustus 2015 diperoleh bahwa

masih banyak prestasi belajar peserta didik yang belum mencapai KKM.

Berdasarkan data tahun 2014/2015 yang diperoleh pada daftar nilai mata

pelajaran IPA kelas IV bahwa nilai rata-rata adalah 60,89. Dalam satu kelas

terdapat 28 peserta didik. Nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75.

Kondisi awal nilai peserta didik yang belum memenuhi KKM yaitu 21peserta

didik dengan persentase 75%. Peserta didik yang memiliki nilai diatas KKM No Kategori Rentang skor

keaktifan

Jumlah Peserta didik

1 Sangat aktif 45-50 -

2 Aktif 40-44 -

3 Cukup aktif 33-39 3

(25)

terdapat 7 peserta didikdengan persentase 25% dari jumlah keseluruhan

peserta didik.

Slavin (2005:143) mengemukakan bahwa terdapat beberapa model

pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

jigsaw, investigasi kelompok, teams games tournaments (TGT), think pair share (TPS), dan numbered head together (NHT). Pada penelitian ini peneliti

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dorongan dalam meningkatkan prestasi

dan dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Rusman (2013:215) mengemukakan bahwa model-model pembelajaran

kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola

belajar peserta didik berkelompok untuk menjalin kerjasama. Guru

menyampaikan tujuan dan motivasi peserta didik, peserta didik masuk dalam

kelompok untuk memperdalam materi yang disampaikan guru, selanjutnya

pengadaan kuis perseorangan yang nantinya nilai untuk kelompok namun

anggota kelompok tidak boleh membantu menjawab, dan memberikan

penghargaan ke kelompok tersebut. Model pembelajaran ini diharapkan dapat

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.

Untuk itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini penting dapat

membantu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik, sebab

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

memberikan pengalaman langsung serta pengetahuan yang berharga bagi

(26)

mereka dapatkan melalui eksperimen. Selain itu dapat memberikan dampak

bagi prestasi belajar peserta didik agar semakin meningkat.

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti keaktifan dan prestasi

belajar. Keaktifan dan prestasi belajar ini dipilih karena dalam observasi

peneliti melihat bahwa keaktifan dalam pembelajaran sangat kurang sehingga

peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik ingin melakukan

penelitian dengan judul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN

PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV DI SDN SRUMBUNG 02”

B. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti meneliti kelas IV SDN Srumbung 02 semester satu tahun

pelajaran 2015/2016.

2. Subyek yang akan diteliti ada dua yaitu keaktifan peserta didik dan

prestasi belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar

aspek kognitif.

3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

(27)

menyampaikan tujuan, membagi kelompok, menyampaikan materi pokok,

kerja kelompok, mengadakan kuis, dan penghargaan kelompok.

4. Muatan pelajaran yang terkait yaitu mata pelajaran IPA materi pada

standar kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud

benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

Kompetensi Dasar: 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan

gas memiliki sifat tertentu 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan

wujud cair → padat → cair; cair →gas → cair; padat → gas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA padapeserta

didik kelas IV SDN Srumbung 02 tahun pelajaran 2015/2016?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan keaktifan belajar IPA pada peserta didik kelas IV SDN

Srumbung 02 tahun pelajar 2015/2016?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA pada peserta didik kelas IV SDN

(28)

D. Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah, maka peneliti merumuskan tujuan sebagai

berikut:

1. Untuk mendeskripsikan upaya penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar IPA padapeserta didik kelas IV SDN Srumbung 02 tahun

pelajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui peningkatan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA

padapeserta didik kelas IV SDN Srumbung 02 tahun pelajaran

2015/2016.

3. Untuk mengetahui peningkatan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA

padapeserta didik kelas IV SDN Srumbung 02 tahun pelajaran

2015/2016.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini menambah teori dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar peserta didik melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(29)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru :

Penelitian berharap penelitian ini memberikan manfaat bagi guru

dalam mengembangkan cara penyampaian materi dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Bagi Peneliti :

Menjadi lebih mengetahui cara mengatasi keaktifan dan prestasi

belajaran peserta didik dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik dengan mengembangkan cara penyampaian bahan

ajar atau model pembelajaran yang digunakan.

F. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi tafsir

suatu istilah yang dikemukakan maka perlu adanya definisi operasional.

Berikut ini merupakan definisi operasional yang peneliti ambil:

1. Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang

setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

2. Keaktifan belajar adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh

semangat dan keterlibatan antara secara pribadi untuk mempelajari sesuatu

yang baik harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan

mendiskusikannya dengan orang lain.

3. Model Pembelajaran Kooperatif adalah sebuah model pembelajaran

(30)

menyajikan pelajaran dan peserta didik bekerja dalam kelompok untuk

memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran

tersebut. Akhirnya seluruh peserta didik dikenai kuis tentang materi itu

dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

4. Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu

modelpembelajarankooperatif yang paling sederhana, dan merupakan

model yangpaling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru

menggunakanpendekatan kooperatif.

5. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD agar peserta

didik mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi

tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini memuat tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka

berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Winkel (1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka

prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Gunarso (1993:

77), mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal

yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar.Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari

pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif,

afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang

diukur dengan menggunakan instrumen tes atau berupa hasil belajar

dari aspek kognitif. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari

penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf

maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari

(32)

afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang

diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal

dengan tes prestasi belajar. Anwar (2005: 8-9), mengemukakan tentang

tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap

keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes

yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi

maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah

diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat

berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ujian

nasional dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Dari pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat

dicapai atau tidak dapat dicapai dan untuk mencapai suatu prestasi

belajar peserta didik harus mengalami proses pembelajaran. Dalam

melaksanakan proses pembelajaran peserta didik akan mendapatkan

kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Berikut ini adalah fungsi utama prestasi belajar yang

dikemukakan oleh Arifin (2009:12):

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

(33)

sebab guru dapat melihat pemahaman pengetahuan peserta didik

melalui tes evaluasi dan hasilnya.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan rasa ingin tahu. Semakin

tinggi prestasi belajar peserta didik, menambah rasa ingin tahu

peserta didik terhadap pelajaran yang didapatnya di kelas.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Maksud dari fungsi ini adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan

pendorong belajar peserta didik untuk meningkatkan dan sebagai

umpan balik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap peserta didik.

Proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus

diperhatikan, karena peserta didik yang diharapkan dapat menyerap

materi yang disampaikan oleh guru.

Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didikdapat dijadikan pendorong belajar

peserta didik untuk meningkatkan dan sebagai umpan balik untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk meningkatkan prestasi belajar ada beberapa faktor yang

(34)

dua yaitu eksternal dan internal. Faktor internal (diri), baik secara

fisiologis atau pun psikologis. Kondisi fisiologis ini berkaitan dengan

kondisi fisik seseorang, yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu

kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan

fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor

psikologis ini berhubungan dengan intelegensi seseorang misal bakat,

minat, pengetahuan dan lain-lain.

Intelegensi ini sangat erat hubungannya dengan tinggi

rendahnya prestasi belajar peserta didik. Intelegensi ini merupakan

dasar ketercapaian hasil belajar peserta didik. Artinya hasil belajar

seseorang peserta didik bergantung pada tingkat intelegensinya.

Semakin tinggi intelegensi peserta didik maka semakin tinggi pula

prestasi yang akan ia dapat. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak

semua prestasi belajar peserta didik yang rendah dipengaruhi karena

intelegensi peserta didik yang rendah, sebab faktor prestasi belajar ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lain.

Selain faktor internal di atas ada faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Faktor eksternal ini

meliputi faktor sosial. Faktor sosial sendiri menyangkut hubungan

manusia antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi. Faktor

eksternal dalam lingkungan keluarga bisa berpengaruh besar terhadap

prestasi belajar peserta didik. Selain itu peran fasilitator di sekolah yaitu

(35)

mungkin saat peserta didik berada di sekolah terlebih saat di kelas guru

harus menjadi fasilitator yang baik bagi peserta didik.

2. Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan

Mulyasa (2008:15) menyebutkan bahwa keaktifan berasal dari

kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan

beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan.

Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu

keaktifan dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan keaktifan

rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi (1) keaktifan indera

yaitu pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal;

serta (3) keaktifan ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam sumber

pembelajaran yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan

sumber lain.

b. Pengertian Keaktifan Belajar

Ratmi (dalam Sihontoro, 2011:12) menyatakan keaktifan

memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha.

Sunarto (2009:10) mengemukakan bahwa keaktifan dalam belajar

adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat dan

keterlibatan antara secara pribadi untuk mempelajari sesuatu yang baik

harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan

mendiskusikannya dengan orang lain. Jadi dalam proses belajar peserta

(36)

dengan penuh semangat dan berusaha, akan tetapi juga didukung

dengan peran seorang guru untuk menciptakan keaktifan peserta didik.

Keaktifan merupakan segala kegiatan kegiatan peserta didik dalam

proses pembelajaran dan dipertanggung jawabkan sendiri.

c. Indikator keaktifan belajar

Sudjana (2009: 61) menyatakan bahwa pembelajaran yang aktif

dalam proses pembelajaran adalah turut serta dalam melaksanakan tugas

belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada peserta

didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapi berusaha mencari informasi untuk memecahkan masalah,

melatih diri dalam memecahkan masalah, dan menilai kemampuan

dirinya dan hasil yang diperoleh. Dimyati (2009: 45) menyatakan bahwa

keaktifan terjadi melalui berbagai bentuk yaitu dengan kegiatan fisik dan

kegiatan psikis. Kegiatan fisik terdapat kegiatan membaca, mendengar,

menulis, dan berlatih keterampilan-keterampilan sedangkan kegiatan

psikis yaitu memecahakan masalah yang hadapi, membandingkan satu

konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan. Indikator

keaktifan yang peneliti gunakam yaitu berpartisipasi dalam

pembelajaran, keberanian peserta didik dalam berpendapat, dan peserta

(37)

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Rusman (2010: 202) mengemukakan bahwa model pembelajaran

kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara peserta didik

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Abdulhak (dalam Rusman 2010:

203) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan

melalui diskusi antar peserta didik, sehingga dapat mewujudkan

pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri.

Nurhayati (2002: 25) berpendapat bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi

peserta didik dalam suatu kelompok kecil untuk berinteraksi. Model

pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk

tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat membantu

peserta didik mengembangkan kemampuan yang dimiliki melalui belajar

(38)

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Suyanti (2010: 99-100) menyatakan bahwa karakteristik model

pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim

merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim

harus mampu membuat peserta didik belajar. Semua anggota tim

(anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran

ditentukan oleh keberhasilan tim.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat

fungsi pokok yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan

kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif.

Perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran memerlukan

perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara

efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui

langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk

ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan

(39)

diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi

kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu

ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.

3) Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh

keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja

sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.

Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan

tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan

perlunya saling membantu, misalnya peserta didik yang pintar

membantu peserta didik yang kurang pintar.

4) Keterampilan bekerja sama

Kemampuan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan

melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan

bekerja sama. Dengan demikian, peserta didik perlu didorong

untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan

anggota lain. Peserta didik perlu dibantu mengatasi berbagai

hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap

peserta didik dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat

(40)

c. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif

Rusman (2010: 212) menyatakan bahwa prosedur atau

langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari 4 tahap:

1) Penjelasan materi, merupakan tahapan penyampaian

pokok-pokok materi pelajaran sebelum peserta didik belajar dalam

kelompok.

2) Belajar kelompok, dilakukan setelah guru memberikan materi.

3) Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa

dilakukan melalui tes atau kuis yan dilakukan secara individu

dan kelompok.

4) Pengakuan tim, penetapan tim yang dianggap paling

berprsetasi untuk kemudian diberikan penghargaan dengan

harapan dapat memotivasi untuk terus berprestasi lebih baik

lagi.

d. Keuntungan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif.

Soewarso (1998: 22) menyebutkan keuntungan menggunakan

model pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

1) Model pembelajaran kooperatif membantu peserta didik

(41)

2) Adanya anggota kelompok lain yang menghindari

kemungkinan peserta didik mendapat nilai rendah, karena

dalam tes lisan peserta didik dibantu oleh anggota

kelompoknya.

3) Pembelajaran kooperatif menjadikan peserta didik mampu

belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain,

dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan

bersama-sama.

4) Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar

peserta didik yang tinggi menambah harga diri peserta didik

dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

5) Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan

dorongan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang lebih

tinggi.

e. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif

Pengembangan pembelajaran model kooperatif bertujuan untuk

pencapaian hasil belajar, penerima terhadap keragaman dan

pengembangan keterampilan sosial. Masing-masing tujuan tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pencapaian hasil belajar

Meskipun pembelajaran kooperatif meliput berbagai macam tujuan

sosial, pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan

(42)

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah

peneriman yang luas terhadap orang berbeda menurut ras, budaya,

tingkat sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.

Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada peserta didik

yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling

bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui

pengunaan struktur penghargaan koopertif, serta belajar untuk

menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk

mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerja sama dan

kolaborasi.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Divisions

(STAD)

a) Pengertian Student Teams Achievment Divisions (STAD)

STAD merupakan singkatan dari Student Teams Achievment

Divisions dimana secara etimologi berarti pembagian pencapaian tim

peserta didik. Slavin(2005:143) mengatakan bahwa STAD merupakan

salah satu modelpembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan

merupakan model yangpaling baik untuk permulaan bagi para guru

(43)

Rusman (2010:215) menjelaskan langkah-langkah untuk

menggunakan STAD sebagai berikut:

1) Penyampaian tujuan dan motivasi

Penyampaian tujuan dilakukan agar peserta didik

mengetahui secara jelas apa yang akan dikerjakan dan dapat

menumbuhkan motivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran secara utuh dan aktif.

2) Pembagian kelompok

Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. setiap

kelompok beranggota 4-6 peserta didik. Kelompok harus

mempunyai anggota kelompok yang beragam. Keberagaman

dalam kelompok dapat berupa prestasi, jenis kelamin, ras, etnik,

atau kemauan.

3) Prestasi dari guru

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pentingnya

pokok bahasan tersebut yang akan dibahas. Selain itu guru

menyampaikan tentang keterampilan dan kemampuan yang

diharapkan dapat dikuasi oleh peserta didik. Guru juga

menjelaskan tugas-tugas dan cara-cara pengerjaannya yang harus

(44)

4) Kerja tim

Setiap kelompok diberikan lembar kerja sebagai panduan

kerja kelompok. Selama peserta didik bekerja secara tim, guru

melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan

bantuan yang diperlukan.

5) Kuis

Kuis dilakukan secara individu. Anggota lain dalam

kelompok tidak diperbolehkan untuk membantu. Dengan adanya

kuis ini agar setiap anggota dalam kelompok dapat menguasai

materi atau pokok bahasan yang telah didiskusikan dengan

kelompok.

6) Penghargaan prestasi tim

Setelah melakukan kuis, guru memeriksa hasil pekerjaan

peserta didik dan memberikan penghargaan kepada kelompok

melalui tahapan-tahapan berikut :

a) Menghitung skor kelompok

Slavin seperti dikutip oleh Asma (2006:53),

mengemukakan bahwa penghargaan prestasi tim setelah

pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja peserta didik dan

(45)

penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh

guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penghitungan Perkembangan Kelompok

No Nilai Tim Skor

perkembangan

1 Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin

2 1 poin sampai 10 poin di bawah skor awal 10 poin

3 1 poin sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin

4 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin

5 Nilai sempurna 30 poin

Tabel 2.1 dapat dijelaskan bahwa jika nilai evaluasi

pertemuan kedua lebih dari 10 poin di bawah nilai pertemuan

pertama maka mendapatkan skor perkembangan sebanyak 5

poin. Jika evaluasi pertemuan kedua adalah 1 sampai 10 poin di

bawah nilai pertemuan pertama mendapat skor perkembangan

sebanyak 10 poin. Jika nilai evaluasi pertemuan kedua adalah 1

sampai 10 poin di atas nilai pertemuan pertama maka mendapat

skor perkembangan sebanyak 20 poin. Jika evaluasi pertemuan

kedua lebih dari 10 poin di atas nilai pertemuan pertama maka

mendapatkan perkembangan sebanyak 30 poin.

b) Menghitung rata-rata skor kemajuan

Langkah kedua setelah menentukan skor individu adalah

(46)

menentukan tingkat penghargaan masing-masing kelompok.

Dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata kelompok Predikat

15 sampai dengan 19 Tim baik

20 sampai dengan 24 Tim hebat

25 sampai dengan 30 Tim super

Tabel 2.2 dapat dijelaskan bahwa jika rata-rata skor

kemajuan kelompok adalah diantara 14-20 maka kelompok

mendapatkan tingkat penghargaan sebagai tim baik. Jika

rata-rata skor kemajuan kelompok adalah diantara 21-25 maka

kelompok mendapat tingkat penghargaan sebagai tim hebat. Jika

rata-rata skor kemajuan kelompok adalah diantara 26-31 maka

kelompok mendapat tingkat penghargaan sebagai tim super.

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1) Pengertian ilmu pengetahuan alam

Iskandar (1997: 2) menyatakan bahwa kata IPA merupakan

singkatan dari kata “Ilmu Pengetahuan Alam” yang diterjemahkan dari

bahasa Inggris “Natural Science”, secara singkat disebut Science.

(47)

sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara

sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang

dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh

Samatowa (2006: 2) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan

dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun

secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil

observasi dan eksperimen. Ruang lingkup sains seperti yang ada dalam

kurikulum pendidikan di Indonesia adalah Sains (tingkat sekolah dasar),

Sains Biologi, Sains Fisika, Sains Kimia, Sains Bumi dan Antariksa

(tingkat sekolah menengah).

Jadi dapat disimpulkan IPA merupakan mata pelajaran di SD

supaya peserta didik mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep

yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman

melalui serangkaian proses ilmiah.

a) Tujuan IPA

Sulistiyorini (2007: 40) mengemukakan pembelajaran IPA di

SD/MI bertujuan agar peserta didik :

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap

sains, teknologi dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

(48)

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains

dalam kehidupan sehari-hari.

5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke

bidang pengajaran lain.

6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan

Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari.

b) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

Standar Kompetensi (SK) yang akan diteliti oleh peneliti

adalah SK 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda

serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

Sedangkan Kompetensi Dasar yang akan diteliti oleh peneliti

adalah 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas

memiliki sifat tertentu. 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan

wujud cair → padat → cair; cair →gas → cair; padat → gas.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Aryani (2012), yang berjudul Upaya

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(49)

Ajaran 2011/2012, menyimpulkan bahwa dengan model pembelajaran

kooperatif khususnya tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata

hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Dari tes awal sebesar 61,87,

menjadi 76,95 pada siklus I, dan 89,71 pada siklus II. Ketuntasan juga

meningkat. Pada pra penelitian ketuntasan sebesar 29,16%, siklus I sebesar

65,21% dan siklus II sebesar 91,66%.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati (2013), yang berjudul

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe STAD

Pada Peserta didik Kelas V SDN Sendang Batang, menyimpulkan bahwa hasil

penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I diperoleh

skor 22 dengan kriteria baik, Siklus II dengan skor 27 dengan kriteria baik. (2)

Aktivitas peserta didik siklus I memperoleh skor 16 dengan kriteria baik, siklus

II diperoleh skor 19 dengan kriteria baik. (3) Ketuntasan klasikal hasil belajar

peserta didik siklus I pertemuan I sebesar 31% dan siklus I pertemuan II 62%.

Pada siklus II pertemuan I sebesar 69% dan siklus II pertemuan II sebesar 80%.

Simpulan penelitian ini adalah melalui model kooperatif tipe STADdapat

meningkatkan keterampilan guru, aktivitas peserta didik, dan hasil belajar pada

pembelajaran IPA. Saran adalah guru dapat menggunakan model kooperatif

tipe STAD untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran lain

dan kelas lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayunani (2013), yang berjudul

(50)

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran IPA di SD Negeri

Sukomangli 01 Kecamatan Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran

2012/2013, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan dapat ditingkatkan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Keaktifan peserta

didikpada kondisi awal sebesar 39% telah meningkat menjadi 83% pada

kondisi akhir.

Persamaan antara penelitian yang relevan di atas dengan penelitian ini

terletak pada mata pelajaran dan subyek yang diteliti. Penelitian di atas

meneliti variabel pada mata pelajaran IPS dan IPA. Sedangkan peneliti akan

meneliti variabel mata pelajaran IPA. Persamaan antara penelitian yang relevan

di atas dengan penelitian ini adalah terletak pada 1) variabel terkait yaitu

keaktifan peserta didik, dan 2) variabel bebasnya model STAD. Sedangkan

perbedaan penelitian yang relevan di atas dengan penelitian ini terletak pada

(51)

Gambar 2.1Literatur map

Berdasarkan gambar 2.1 di atas bagan yang pertama berjudul Upaya

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD (Student Teams Achievement Divisions) Kelas IV A MIN Yogyakarta

Tahun Ajaran 2011/2012, bagan yang kedua berjudul Peningkatan Kualitas

Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe STADPada Peserta didik

Kelas V SDN Sendang Batang, dan sedangkan bagan yang ketiga berjudul

Peningkatan Keaktifan Peserta didik Kelas IV Melalui Implementasi Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran IPA di SD Negeri Penelitian oleh Rohmawati

(2013)Peningkatan Kualitas

Pembelajaran IPA Melalui Model

Kooperatif Tipe STADPada

Siswa Kelas V SDN Sendang

Batang Penelitian oleh Aryani (2012) Upaya

Peningkatan Hasil Belajar IPS

Melalui Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD (Student Teams

Achievement Divisions) Kelas IV A

MIN Yogyakarta Tahun Ajaran

2011/2012

Penelitian yang dilakukan adalah : Peningkatan Keaktifan

Dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV Di SDN

Srumbung 02

Penelitian oleh Ayunani (2013) yang berjudul Peningkatan Keaktifan Siswa

Kelas IV Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dalam Pembelajaran IPA di SD Negeri Sukomangli 01Kecamatan Reban

(52)

Sukomangli 01Kecamatan Reban Kabupaten BatangTahun Pelajaran

2012/2013. Peneliti mengambil judul dengan Peningkatan Keaktifan Dan

Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Kelas IV Di SDN Srumbung 02.

C. Kerangka Berpikir

Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk

meningkatkan prestasi peserta didik. Berdasarkan hasil observasi dikelas

ketika guru menggunakan metode ceramah atau peserta didik menerima dari

pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan

oleh guru bagaimanapun menariknya materi disampaikan dengan ceramah,

otak tidak akan menyimpan informasi yang diberikan, karena tidak terjadi

proses keaktifan peserta didik.

Belajar aktif peserta didik dapat ditumbuhkan dengan menerapkan

metode atau model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran kooperatif

tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang dipilih untuk

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik. Model ini diyakini

karena proses pembelajaran dilakukan melalui tahap-tahap pembelajaran yang

(53)

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Berdasarkan gambar 2.2 Kondisi awal dalam pembelajaran peserta didik

mengalami pembelajaran yang membosankan, peserta didik malas belajar, peserta

didik mudah melupakan materi ajar, dan peserta didik pasif dalam pembelajaran.

Peneliti melakukan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam tipe ini ada

beberapa langkah yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, membagi kelompok,

menyampaikan materi pokok, kerja kelompok, mengadakan kuis, dan

penghargaan kelompok. Setelah pembelajaran terlaksana dengan baik maka

keaktifan dan prestasi belajar peserta didik meningkat.

1. Pembelajaran membosankan

2. Peserta didik malas belajar

3. Peserta didik mudah melupakan materi ajar

4. Peserta didik pasif Kondisi Awal

(pembelajaran

dengan ceramah)

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Membagi kelompok

3. Menyampaikan materi pokok

4. Kerja kelompok

Keaktifan dan prestasi belajar peserta didik

meningkat Tindakan Akhir

(setelah menggunakan

(54)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menentukan hipotesis

tindakan pada penelitian ini. Hipotesis tindakan yang disusun oleh peneliti

adalah :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar materi perubahan wujud

benda pada peserta didik kelas IV SDN Srumbung 02 pada semester satu

tahun pelajaran 2015/2016, ditempuh melalui enam (6) langkah yaitu

menyampaikan tujuan, membagi kelompok, menyampaikan materi

pokok, kerja kelompok, mengadakan kuis, dan penghargaan kelompok.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan

keaktifan belajar IPA pada kelas IV SDN Srumbung 02 tahun pelajaran

2015/2016.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan

prestasi belajar IPA pada kelas IV SDN Srumbung 02 tahun pelajaran

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III memuat tentang jenis penelitian dan metodologi penelitian,

teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, validasi,

reliabilitas, analisis data, dan jadwal penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hopkins (dalam Yustina, 2009: 8)

menyatakan PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang

dilakukan oleh pelaku untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan-tindakan dalam melaksanakannya tugas dan memperdalam

pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Penelitian

Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi pada sebuah kelas secara bersama

(Arikunto, 2009: 3).

Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kelas

kolaboratif. Asrori, dkk. (2009: 53) menyatakan bahwa penelitian

tindakan kolaboratif merupakan penelitian di mana peneliti bekerja sama

dengan beberapa pihak baik kepala sekolah, guru kelas, maupun peneliti

dari perguruan tinggi kependidikan secara bersama. Dalam hal ini, teman

sejawat bertindak sebagai pengamat (observer) dan peneliti bertindak

(56)

Asrori, dkk. (2009:17) mengemukakan bahwa tujuan utama

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk peningkatan dan perbaikan

pembelajaran di kelas dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh

guru. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Aqib, dkk. (2009: 3)

menunjukkan bahwa tujuan diadakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar peserta didik

meningkat. Sejalan dengan itu, Arikunto, dkk. (2006: 104) menjelaskan

bahwa daur ulang dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui

beberapa tahapan, yaitu: perencanaan tindakan (planning), tindakan

(action), pengamatan (observation), melakukan refleksi (reflecting), dan

seterusnya hingga kriteria keberhasilan tercapai.

PTK memiliki 4 tahapan kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu

(1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan/pengumpulan data, dan (4)

refleksi yang digambarkan oleh Kasbolah (2001:10)pada gambar 3.1 :

Gambar 3.1 Bagan Model Siklus PTK Kemmis dan Tagart

Gambar

Tabel 2.1 Penghitungan Perkembangan Kelompok
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok
Gambar 2.1Literatur map
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

Data yang disembunyikan harus dapat diekstrasi kembali seperti proses pada gambar 1 Karena tujuan steganografi adalah pesan rahasia yang tersembunyi, maka pesan rahasia

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Based on the figure above, it is known that the result of expansion load simulation for heating coil inside service tank portside is in white metallic color,

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Jika kendala diatas tidak dapat dipecahkan maka akan menghambat kelancaran kegiatan pada bagian keuangan.Pengaturan gaji membutuhkan suatu sistem, dimana sistem penggajian