ABSTRAK
Eye 2 Eye merupakan sebuah café yang berlokasi di jalan Surya Sumantri nomor 86 Bandung. Seiring dengan semakin banyaknya café yang sejenis, mengakibatkan persaingan semakin ketat. Masalah yang terjadi adalah target penjualan cafe ini tidak tercapai sepenuhnya. Tidak tercapainya penjualan disebabkan karena adanya penurunan jumlah pengunjung (dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada tahun pertama didirikannya Cafe Eye 2 Eye). Penurunan jumlah pengunjung dapat terjadi karena persepsi konsumen terhadap Cafe Eye 2 Eye yang semakin buruk. Adapun identifikasi dari masalah yang dihadapi adalah : 1) Cafe Eye 2 Eye Berada pada peringkat kelima Top Of Mind dan Brand Recall berada pada peringkat ketujuh ; 2) Bahwa terdapat orang yang sama sekali tidak mengetahui Cafe Eye 2 Eye (Unaware of Brand); 3) dan terdapat sebagian dari responden yang tidak bersedia mengunjungi kembali cafe Eye 2 Eye.
Model yang digunakan untuk pengolahan data dan analisis adalah uji hipotesis ketidakpuasan, analisis variansi (ANOVA), uji Duncan, Importance Performance Analysis 4 kuadran, Importance Performance Analysis 6 kuadran, kemudian dilakukan penentuan target perbaikan terhadap setiap atribut. Proses pengumpulan data menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 111 responden.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan hasil pengolahan data uji hipotesis diperoleh bahwa terdapat 5 atribut yang menyatakan bahwa konsumen belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Kelima atribut tersebut yaitu ketersediaan ruang makan khusus smoking area, kecepatan penyajian makanan setelah pemesanan, kesesuaian harga dengan porsi menu makanan yang dipesan, kenyamanan tempat duduk di ruang makan, dan kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll). Berdasarkan Importance Performance Analysis 4 kuadran diperoleh 1 atribut berada pada kuadran underact, 14 atribut berada pada kuadran maintain, 12 atribut berada pada kuadran low priority, 2 atribut berada pada kuadran overact. Pada pengolahan menggunakan uji ANOVA dan uji Duncan diketahui bahwa Cafe Eye 2 Eye berada pada peringkat ke-3 dan 28 atribut memiliki perbedaan performansi yang signifikan dengan para pesaingnya. Pada pengolahan menggunakan Importance Performance Analysis 6 kuadran diperoleh hasil di atas rata-rata bahwa terdapat 14 atribut pada kuadran mutlak tertinggal dan 1 atribut pada kuadran bersaing. Berdasarkan target prioritas yang telah dikelompokkan terdapat 3 kelompok dengan 15 atribut yang membutuhkan prioritas perbaikan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1-1
1.2. Identifikasi Masalah 1-2
1.3. Pembatasan Masalah 1-6
1.4. Perumusan Masalah 1-6
1.5. Tujuan Penelitian 1-6
1.6. Sistematika Penulisan 1-7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Jasa 2-1
2.2 Brand Equity (Ekuitas Merek) 2-3
2.3 Kesadaran Merek (Brand Awareness) 2-4
2.4 Persepsi Kualitas (Perceived Quality) 2-5
2.5 Uji Hipotesis Ketidakpuasan 2-6
2.6 Importance-Performance Analysis (IPA) 4 Kuadran 2-8
2.7 Importance-Performance Analysis (IPA) 6 Kuadran 2-8
2.8 Analisis Variansi (ANOVA) 2-9
2.9 Uji Duncan 2-12
2.10 Teknik Sampling 2-13
2.11 Skala Pengukuran 2-15
2.12 Penentuan Ukuran Sampel 2-17
2.13 Cara Pengumpulan Data 2-18
2.14 Uji Validitas 2-19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penelitian Pendahuluan 3-1
3.1.1 Wawancara dan Penyebaran Kuesioner Pendahuluan 3-1
3.1.2. Latar Belakang Masalah 3-1
3.1.3 Identifikasi Masalah 3-1
3.1.4 Pembatasan Masalah 3-4
3.1.5 Perumusan Masalah 3-4
3.1.6 Tujuan Penelitian 3-5
3.2 Tinjauan Pustaka 3-5
3.3 Penentuan Model Penelitian 3-5
3.4 Penentuan Populasi 3-5
3.5 Pencarian Variabel Penelitian 3-6
3.6 Penyusunan Kuesioner Uji Coba 3-7
3.6.1 Kuesioner Tingkat Kepentingan 3-7
3.6.2 Kuesioner Tingkat Perfomansi
dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality) 3-8
3.7 Validasi Konstruksi 3-8
3.8 Penyebaran Kuesioner Uji Coba 3-9
3.9 Pengujian Instrumen 3-9
3.9.1 Uji Validitas 3-9
3.9.2 Uji Reliabilitas 3-9
3.10 Penentuan Teknik Sampling 3-10
3.11 Penentuan Jumlah Sampel untuk Kuesioner Penelitian 3-10
3.12 Penyebaran Kuesioner Penelitian 3-10
3.13 Pengujian Kuesioner Penelitian 3-11
3.14 Pengujian Kecukupan Data 3-11
3.15 Pengolahan Data 3-11
3.15.1 Pengujian Hipotesis 3-11
3.15.2 Analisis Varians (ANOVA) 3-12
3.16 Analisis 3-13
3.16.1 Importance Performance Analysis (IPA) 4 Kuadran 3-13
3.16.2 Importance Performance Analysis (IPA) 6 Kuadran 3-13
3.16.3 Prioritas Target Perbaikan 3-14
3.17 Usulan 3-14
3.18 Kesimpulan dan Saran 3-14
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1 Data Perusahaan 4-1
4.2 Cara Penyebaran Kuesioner 4-2
4.3 Cara Pengumpulan Data 4-2
4.3.1 Kuesioner 4-2
4.3.1.1 Kuesioner Pendahuluan 4-2
4.3.1.2 Kuesioner Uji Coba 4-2
4.3.1.3 Kuesioner Penelitian 4-3
4.3.2 Data Kuesioner 4-3
4.3.2.1 Data Kuesioner Pendahuluan 4-3
4.3.2.2 Data Kuesioner Uji Coba 4-3
4.3.2.3 Data Kuesioner Penelitian 4-3
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Indikator Penelitian 5-1
5.2 Uji Validitas Konstruksi 5-2
5.3 Penyebaran Kuesioner Uji Coba 5-6
5.4 Pengolahan Data Awal 5-6
5.4.1 Uji Validitas 5-6
5.4.1.1 Uji Validitas Kuesioner Uji Coba I 5-6
5.4.1.2 Uji Validitas Kuesioner Uji Coba II 5-9
5.4.1.2 Uji Validitas Kuesioner Penelitian 5-11
5.4.2 Uji Reliabilitas 5-13
5.4.2.1 Uji Reliabilitas Harapan 5-13
5.5 Pengolahan Data Penelitian 5-17
5.5.1 Uji Hipotesis Ketidakpuasan 5-17
5.5.2 Importance Performance Analysis (IPA) 4 Kuadran 5-21
5.5.3 Analisis Varians (ANOVA) 5-24
5.5.4 Uji Duncan 5-30
5.5.5 Importance Performance Analysis (IPA) 6 Kuadran 5-35
5.6 Analisis 5-36
5.6.1 Kuadran mutlak Tertinggal 5-36
5.6.2 Kuadran Bersaing 5-43
5.7 Penentuan Prioritas Target Perbaikan 5-44
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 6-1
6.2. Saran. 6-6
6.2.1 Saran Bagi Perusahaan 6-6
6.2.2 Saran Bagi Penelitian Lebih Lanjut 6-6
DAFTAR PUSTAKA xi
LAMPIRAN xii
KOMENTAR DOSEN PENGUJI xiii
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1.1 Top Of Mind cafe di Bandung 1-2
1.2 Brand Recall (Pengingatan Merk) Sebuah cafe 1-2
1.3 Brand Recognition (Pengenalan Merk) Cafe Eye 2 Eye 1-3
1.4 Media yang Digunakan dalam Mengenal Sebuah cafe 1-4
1.5 Kesediaan Pengunjung untuk Kembali Mengunjungi Cafe Eye 2 Eye 1-4 1.6 Kesediaan Pengunjung untuk mencoba Mengunjungi Cafe Eye 2 Eye 1-4 1.7 Hal –hal yang Berpengaruh Pada Penilaian dan Pemilihan Sebuah cafe 1-5
3.1 Variabel Penelitian Untuk Kuesioner Penelitian 3-6
3.2 Skala Pengukuran Kuesioner Tingkat Kepentingan 3-7
3.3 Skala Pengukuran Kuesioner Tingkat Performansi dan Persepsi Kualitas 3-8
5.1 Variabel Pernyataan Sebelum Uji Validitas Kontruksi 5-1
5.2 Komentar Validitas Konstruksi I 5-2
5.3 Variabel Pernyataan Setelah Uji Validitas Kontruksi I 5-4
5.4 Komentar Validitas Konstruksi II 5-5
5.5 Variabel Pernyataan Setelah Uji Validitas Kontruksi II
(Kuesioner Uji Coba I) 5-5
5.6 Uji Validitas Kuesioner Uji Coba I 5-7
5.7 Revisi Setelah Uji Validitas Kuesioner Uji Coba I 5-8
5.8 Uji Validitas Kuesioner Uji Coba II 5-9
5.9 Revisi Setelah Uji Validitas Kuesioner Uji Coba II 5-11
5.10 Uji Validitas Kuesioner Penelitian Harapan Konsumen 5-11
5.11 Uji Validitas Kuesioner Penelitian Persepsi Konsumen 5-12
5.12 Uji Reliabilitas Harapan Kuesioner Uji Coba I 5-13
5.13 Uji Reliabilitas Harapan Kuesioner Uji Coba II 5-14
5.14 Uji Reliabilitas Harapan Kuesioner Penelitian 5-14
5.15 Uji Reliabilitas Persepsi Kuesioner Uji Coba I 5-15
5.16 Uji Reliabilitas Persepsi Kuesioner Uji Coba II 5-16
5.17 Uji Reliabilitas Persepsi Kuesioner Penelitian 5-17
5.18 Uji Hipotesis Ketidakpuasan 5-19
5.19 Nilai Rata-Rata Harapan Konsumen dan Persepsi Cafe Eye 2 Eye 5-21
5.20 Tabel Importance Performance Analysis (IPA) 4 Kuadran 5-23
5.21 Tabel ANOVA 5-27
5.22 Tabel Keputusan ANOVA 5-29
5.23 Tabel Peringkat 5-30
5.24 Uji Duncan 5-33
5.25 Tabel Importance Performance Analysis (IPA) 6 Kuadran 3-35
5.26 Tabel Prioritas Target Perbaikan 5-45
5.27 Tabel Usulan Form Pengecekan Toilet dan Washtafel 5-46
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
2.1 Piramida Kesadaran Merek 2-4
2.2 Nilai-nilai Kesadaran Merek 2-5
2.3 Nilai-nilai persepsi kualitas 2-6
2.4 Importance Perfomance Analysis 4 Kuadran 2-8
2.5 Importance Perfomance Analysis 6 Kuadran 2-9
2.6 Teknik Sampling 2-13
3.1 Diagram Metodologi Penelitian 3-2
5.1 Grafik Importance Performance Analysis (IPA) 4 Kuadran 5-22
5.2 Menu makanan Cafe Eye 2 Eye 5-36
5.3 Menu minuman Cafe Eye 2 Eye 5-37
5.4 Toilet dan Washtafel 5-39
5.5 Promo pada saat-saat tertentu 5-39
5.6 Interior Café Eye 2 Eye 5-41
5.7 Eksterior Café Eye 2 Eye 5-41
5.8 Penataan ruang makan 5-42
5.9 Layout Cafe Eye 2 Eye 5-42
5.9 Sirkulasi udara dalam ruang makan 5-43
5.10 Penerangan dalam ruang makan 5-44
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hal
1.1kuesioner Pendahuluan L1-1
1.2Kuesioner Uji Coba ke-1 L1-2
1.3Kuesioner Uji Coba ke-2 L1-3
1.4Kuesioner Penelitian L1-4
2.1 Data Mentah Kuesioner Uji Coba ke-1 L2-1
2.2 Data Mentah Kuesioner Uji Coba ke-2 L2-3
2.3 Data Mentah Kuesioner Penelitian L2-5
3.1 Validitas Konstruksi L3-1
3.2 Komentar Seminar Proposal L3-24
3.3 Komentar Seminar Isi L3-28
3.4 Komentar Sidang Akhir L3-32
4.1 Tabel Nilai-nilai r Product Moment L4-1
4.2 Tabel Distribusi Z L4-2
4.3 Tabel Nilai Kritik Sebaran F L4-3
LAMPIRAN 1
1.1kuesioner Pendahuluan
1.2Kuesioner Uji Coba ke-1
1.3Kuesioner Uji Coba ke-2
LAMPIRAN 2
2.1 Data Mentah Kuesioner Uji Coba ke-1
2.2 Data Mentah Kuesioner Uji Coba ke-2
LAMPIRAN 3
3.1 Validitas Konstruksi
3.2 Komentar Seminar Proposal
3.3 Komentar Seminar Isi
LAMPIRAN 4
4.1 Tabel Nilai-nilai r Product Moment
4.2 Tabel Distribusi Z
4.3 Tabel Nilai Kritik Sebaran F
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin maju menyebabkan gaya hidup
masyarakat meningkat. Meningkatnya gaya hidup menyebabkan beberapa hal,
misalnya semakin banyaknya orang-orang yang berkunjung ke cafe untuk makan
maupun untuk menghabisakan waktu senggang. Salah satu dampak dari hal ini
adalah semakin banyak usaha-usaha yang bergerak di bidang ini sehingga
menimbulkan persaingan antara cafe yang satu dengan yang lainnya. Untuk
memenangkan persaingan ini salah satu caranya adalah dengan memenuhi
kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen dapat dipenuhi dengan beberapa cara,
misalnya disajikannya berbagai jenis hidangan yang lezat, harga yang terjangkau,
pelayanan yang baik serta suasana yang nyaman. Terpenuhinya faktor-faktor
tersebut akan menimbulkan persepsi yang baik bagi konsumen yang nantinya
akan membuat mereka datang kembali.
Cafe Eye 2 Eye merupakan sebuah cafe yang berlokasi di depan
Universitas Kristen Maranatha. Cafe ini menawarkan berbagai macam hidangan,
misalnya hidangan khas Indonesia, Jepang, Chinese, dan Eropa. Dari hasil
wawancara dengan pihak Cafe Eye 2 Eye diketahui bahwa target penjualan cafe
ini tidak tercapai sepenuhnya. Tidak tercapainya penjualan disebabkan karena
adanya penurunan jumlah pengunjung (dibandingkan dengan jumlah pengunjung
pada tahun pertama didirikannya Cafe Eye 2 Eye). Penurunan jumlah pengunjung
dapat terjadi karena persepsi konsumen terhadap Cafe Eye 2 Eye yang semakin
buruk. Oleh karena itu, untuk membantu perusahaan dalam mengatasi masalah
yang terjadi, penulis mengadakan pengamatan dan penganalisaan mengenai
persepsi dan harapan konsumen agar dapat memberikan usulan-usulan perbaikan
yang bermanfaat untuk meningkatkan image Cafe Eye 2 Eye.
Bab 1 Pendahuluan 1-2
1.2Identifikasi Masalah
Dari hasil wawancara dengan pihak Cafe Eye 2 Eye dan kuesioner
pendahuluan yang disebarkan pada 50 responden diketahui bahwa masalah yang
dihadapi oleh Eye 2 Eye yaitu:
1. Bahwa Cafe Eye 2 Eye berada pada peringkat kelima Top Of Mind sebesar
10% dan brand recall berada pada peringkat ketujuh sebesar 5,84%.
Tabel 1.1
Top Of Mind cafe di Bandung
No Cafe yang pertama kali terlintas dalam pikiran anda : Jumlah %
1 Valley 13 26.00%
Sumber :Kuesioner Pendahuluan, 2008
Tabel 1.2
Brand Recall (Pengingatan Merk) Sebuah cafe
No Cafe lain yang pertama kali terlintas dlm pikiran selain no 4 Jumlah %
1 The Valley 19 13.87%
Bab 1 Pendahuluan 1-3
Tabel 1.2 (lanjutan)
Brand Recall (Pengingatan Merk) Sebuah cafe
No Cafe lain yang pertama kali terlintas dlm pikiran selain no 4 Jumlah %
17 Suis Buthcher 2 1.46%
Sumber :Kuesioner Pendahuluan, 2008
2. Bahwa terdapat 42% responden mengetahui dan pernah mengunjungi Cafe
Eye 2 Eye, 34% responden hanya mengetahui Cafe Eye 2 Eye tetapi tidak
pernah berkunjung ke Cafe Eye 2 Eye, dan terdapat 12% responden yang sama
sekali tidak mengetahui Cafe Eye 2 Eye (Unaware of Brand).
Tabel 1.3
Brand Recognition (Pengenalan Merk) Cafe Eye 2 Eye
No. Apakah Anda mengetahui cafe Eye 2 Eye? Jumlah %
1 Ya, saya mengetahuinya dan pernah mengunjungi cafe
tersebut 21 42%
2 Ya, saya mengetahuinya tetapi tidak pernah
mengunjungi cafe tersebut 17 34%
3 Tidak 12 24%
TOTAL 50 100%
Sumber :Kuesioner Pendahuluan, 2008
3. Bahwa 50% responden mengetahui Cafe Eye 2 Eye karena melihat
bangunannya sendiri, 28.95% responden mengetahuinya karena diberitahu
teman (32.76%), dan 21.05% responden mengetahuinya melalui media cetak.
Bab 1 Pendahuluan 1-4
Tabel 1.4
Media yang Digunakan dalam Mengenal Sebuah café
No. Media yang digunakan dalam mengetahui Cafe Eye 2
Eye Jumlah %
1 Melihat sendiri 19 50.00%
2 Teman 11 28.95%
3 Media Cetak 8 21.05%
TOTAL 38 100%
Sumber :Kuesioner Pendahuluan, 2008
4. Bahwa dari responden yang sudah pernah mengunjungi Cafe Eye 2 Eye
85.71% responden bersedia untuk mengunjungi kembali cafe tersebut di masa
yang akan datang, tetapi terdapat 14.29% dari responden yang tidak bersedia
untuk mengunjungi kembali cafe tersebut.
Tabel 1.5
Kesediaan Pengunjung untuk Mengunjungi Kembali Cafe Eye 2 Eye
No Kesediaan untuk mengunjungi kembali Cafe Eye 2 Eye
di masa yang akan datang Jumlah %
1 Ya 18 85.71%
2 Tidak 3 14.29%
TOTAL 21 100%
Sumber :Kuesioner Pendahuluan, 2008
5. Bahwa dari responden yang belum pernah mengunjungi Cafe Eye 2 Eye
terdapat 68.97% responden bersedia untuk mencoba mengunjungi cafe
tersebut di masa yang akan datang, tetapi terdapat 31.03% responden tidak
bersedia untuk mencoba mengunjungi cafe tersebut.
Tabel 1.6
Kesediaan Pengunjung untuk Mencoba Mengunjungi Cafe Eye 2 Eye
No Kesediaan untuk mencoba mengunjungi Cafe Eye 2
Eye di masa yang akan datang Jumlah %
1 Ya 20 68.97%
2 Tidak 9 31.03%
TOTAL 29 100%
Sumber :Kuesioner Pendahuluan, 2008
6. Dari kuesioner pendahuluan yang telah disebarkan dapat diketahui hal-hal
yang berpengaruh pada pemilihan sebuah cafe, yaitu:
Bab 1 Pendahuluan 1-5
Tabel 1.7
Hal –hal yang Berpengaruh Pada Penilaian dan Pemilihan Sebuah cafe
No. Hal-hal diperhatikan dalam memilih sebuah cafe: Jumlah %
1 Kenyamanan tempat duduk 32 12,80%
2 Rasa makanan dan minuman yang enak 27 10,80%
3 Harga makanan dan minuman yang terjangkau 26 10,40%
4 Kebersihan ruangan dan toilet 21 8,40%
5 Menu makanan dan minuman yang bervariasi 18 7,20%
6 Keramahan pelayan 12 4,80%
7 Kecepatan penyajian makanan 10 4,00%
8 Tersedianya hiburan (live music) 10 4,00%
9 Kebersihan peralatan makan dan minum 9 3,60%
10 Lokasi yang mudah dijangkau 9 3,60%
11 Kecepatan pelayanan 8 3,20%
12 Dekorasi ruangan yang bagus 7 2,80%
13 Porsi makanan banyak 6 2,40%
14 Terpisahnya smoking area dengan no smoking area 5 2,00%
15 Tersedianya fasilitas Wii-fi 5 2,00%
16 Luas Bangunan 4 1,60%
17 Tersedianya diskon (potongan harga) 4 1,60%
18 Tesedianya layanan reservasi untuk acara tertentu 3 1,20% 19 Sirkulasi udara yang lancar (tidak lembab dan panas) 3 1,20%
20 Jumlah meja dan kursi memadai 3 1,20%
21 Keamanan tempat parkir 3 1,20%
22 Cafe yang telah banyak dikenal orang 3 1,20%
23 Waiting List tidak lama 2 0,80%
24 Keunikan tempat atau bangunan 2 0,80%
25 Tersedianya berbagai macam permainan (billiard, catur, UNO, dll) 2 0,80%
26 Keramaian tempat 2 0,80%
27 Kemudahan pembayaran (kartu kredit, debit, dll) 2 0,80%
28 Penerangan ruangan yang baik 1 0,40%
29 Penataan ruang yang teratur 1 0,40%
30 Pelayan yang cepat tanggap 1 0,40%
31 Bentuk bangunan yang menarik 1 0,40%
32 Pelayanan 24 jam 1 0,40%
33 Ketersediaan tempat parkir 1 0,40%
34 Ketersediaan toilet, wastafel, dll 1 0,40%
35 Pelayan yang terampil 1 0,40%
36 Rekomendasi menu makanan 1 0,40%
37 Lingkungan yang aman 1 0,40%
38 Kemudahan reservasi melalui telepon, email, dll 1 0,40%
39 Pengertian akan kondisi konsumen 1 0,40%
TOTAL 250 100%
Sumber :Kuesioner Pendahuluan, 2008
Bab 1 Pendahuluan 1-6
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian pendahuluan yang dilakukan,
penulis membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu :
1. Berdasarkan karakteristik cafe yang sama, ditentukan cafe lain yang akan
dijadikan pesaing yaitu Cafe Atmosphere dan Cafe Tomodachi. Pemilihan
pesaing berdasarkan hasil yang diperoleh dari Top of Mind yang diberikan
responden. Karakteristik yang mendasarinya diantaranya berdasarkan lokasi,
jenis makanan dan minuman, serta suasana yang ditawarkan.
2. Responden yang dijadikan objek penelitian adalah orang-orang yang pernah
mengunjungi Cafe Eye 2 Eye, Cafe Tomodachi, dan Cafe Atmosphere.
1.4Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Variabel apa saja yang digunakan untuk mengukur persepsi konsumen?
2. Bagaimana persepsi dan harapan konsumen terhadap Cafe Eye 2 Eye?
3. Bagaimana posisi Cafe Eye 2 Eye dibandingkan dengan para pesaingnya?
4. Usulan apa yang dapat diberikan untuk meningkatkan persepsi konsumen pada
Cafe Eye 2 Eye?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat diketahui tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui variabel apa saja yang digunakan untuk mengukur persepsi
konsumen.
2. Mengetahui persepsi dan harapan konsumen terhadap Cafe Eye 2 Eye.
3. Mengetahui posisi Cafe Eye 2 Eye dibandingkan dengan para pesaingnya.
4. Mengetahui usulan yang dapat diberikan untuk meningkatkan persepsi
konsumen pada Cafe Eye 2 Eye.
Bab 1 Pendahuluan 1-7
1.6Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang terdapat pada penelitian ini, yaitu :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan.
1.1Latar belakang masalah berisi uraian latar belakang berisi latar belakang
dilakukannya penelitian perceived quality
1.2Identifikasi Masalah
Berisi masalah-masalah apa saja yang terjadi di lokasi yang diamati
1.3Pembatasan Masalah
Berisi batasan-batasan terhadap penelitian ini sehingga penelitian yang
dilakukan tetap terfokus.
1.4Perumusan Masalah
Berisi masalah-masalah yang perlu dijawab, dan dianalisis.
1.5Tujuan Penelitian
Berisi maksud dan tujuan mengapa penelitian ‘perceived quality’ di lokasi
pengamatan ini dilakukan.
1.6Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan berisi sistematika penulisan secara keseluruhan dan
penjelasan singkat perbabnya.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori-teori yang digunakan untuk mendasari penelitian
perceived quality ini.
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah dilakukannya penelitian untuk proses penyusunan
tugas akhir dari awal-akhir.
BAB 4 : PENGUMPULAN DATA
Bab ini berisi data umum perusahaan, struktur organisasi dan data-data penunjang
awal yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data dan menganalisisnya.
Bab 1 Pendahuluan 1-8
BAB 5 : PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi cara-cara mengolah data dengan metode perceived quality sehingga
didapatkan suatu hasil yang akan dianalisis berdasarkan perumusan masalah yang
ada di bab 1.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan disertai pula
masukan – masukan untuk Cafe Eye 2 Eye dalam hal perbaikan kualitas jasa.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, maka penulis menarik
kesimpulan yakni :
1. Ada 29 variabel yang digunakan untuk menentukan persepsi konsumen yaitu : • Ketersediaan menu makanan yang bervariasi
• Ketersediaan menu minuman yang bervariasi
• Ketersediaan fasilitas hiburan (alunan musik, televisi, dll) • Ketersediaan diskon (potongan harga)
• Kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll)
• Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu • Ketersediaan paket hemat
• Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. natal, valentine, dll)
• Kesegaran makanan
• Kebersihan makanan • Kebersihan ruang makan
• Kebersihan peralatan makan dan minum
• Ketersediaan ruang makan khusus smoking area • Kenyamanan tempat duduk di ruang makan • Keindahan interior ruangan
• Keindahan eksterior bangunan • Keteraturan penataan ruang makan • Sirkulasi udara dalam ruang makan • Penerangan dalam ruang makan • Kemudahan parkir kendaraan
• Kesesuaian harga dengan porsi menu makanan yang dipesan • Kesesuaian harga dengan porsi menu minuman yang dipesan
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2
• Kecepatan penyajian makanan setelah pemesanan
• Kecepatan pelayan dalam melayani kebutuhan konsumen • Kesopanan pelayan dalam melayani konsumen
• Keramahan pelayan dalam melayani konsumen
• Keamanan kendaraan selama berada di areal tempat parkir café
• Kesesuaian total pembelian yang harus dibayar dengan dengan menu makanan/minuman yang dipesan
• Kesediaan pihak café untuk menerima kritik dan saran dari konsumen
2. Berdasarkan hasil Importance Perfomance Analysis (IPA) 4 Kuadran, terdapat
1 butir pernyataan yang berada di kuadran underact, yaitu: • Kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll)
dan 14 butir pernyataan yang berada di kuadran maintain, yaitu: • Ketersediaan diskon (potongan harga)
• Keindahan interior ruangan
• Ketersediaan menu minuman yang bervariasi • Kebersihan makanan
• Kesegaran makanan
• Keindahan eksterior bangunan
• Ketersediaan menu makanan yang bervariasi • Kebersihan ruang makan
• Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu • Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. natal, valentine, dll) • Sirkulasi udara dalam ruang makan
• Keteraturan penataan ruang makan • Penerangan dalam ruang makan
• Ketersediaan fasilitas hiburan (alunan musik, televisi, dll)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-3
3. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANOVA), diperoleh 1 butir pernyataan
yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan performansi antara Cafe
Eye 2 Eye, Cafe Atmosphere, dan Cafe Tomodachi, yaitu pernyataan
mengenai penerangan dalam ruang makan. Sedangkan 28 pernyataan lainnya
menyatakan terdapat perbedaan performansi antara Cafe Eye 2 Eye, Cafe
Atmosphere, dan Cafe Tomodachi.
4. Berdasarkan hasil Uji Duncan peringkat Cafe Eye 2 Eye berada pada
peringkat ke 3 diantara para pesaingnya, dan Cafe Eye 2 Eye berbeda
signifikan terhadap para pesaingnya.
5. Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA) 6 Kuadran,
diketahui terdapat 14 variabel yang berada pada kuadran mutlak tertinggal,
yaitu:
• Ketersediaan menu makanan yang bervariasi • Ketersediaan menu minuman yang bervariasi
• Ketersediaan fasilitas hiburan (alunan musik, televisi, dll) • Ketersediaan diskon (potongan harga)
• Kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll)
• Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu • Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. Natal, valentine, dll)
• Kesegaran makanan
• Kebersihan makanan • Kebersihan ruang makan • Keindahan interior ruangan • Keindahan eksterior ruangan • Keteraturan penataan ruang makan • Sirkulasi udara dalam ruang makan
dan terdapat 1 variabel yang berada pada kuadran bersaing, yaitu: • Penerangan dalam ruang makan
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4
6. Usulan yang diberikan untuk meningkatkan persepsi konsumen pada Cafe Eye
2 Eye, yaitu :
• Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap posisi jet shower yang berada di sebelah kiri ke sebelah kanan.
• Mempekerjakan petugas kebersihan yang khusus untuk menangani
kebersihan toilet dan washtafel.
• Sebaiknya mengisi form pengecekan toilet dan washtafel setiap selesai membersihkan untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan.
• Sebaiknya pelayan yang membersihkan meja makan dan yang
mengantarkan makanan dibedakan.
• Pelayan yang membersihkan meja makan juga sebaiknya membersihkan lantai.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menambah menu makanan dengan
menciptakan menu baru ala Eye 2 Eye atau membuat variasi menu baru. • Memperbanyak menu Indonesian Cuisine dan dessert (hidangan penutup)
seperti cakes, ice cream dan pastries.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menambah menu minuman dengan berbagai
jenis wine dan variasi cocktails.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye membuat menu-menu spesial untuk hari-hari tertentu.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye selalu memutar musik atau video musik untuk diperdengarkan oleh pengunjung setiap saat.
• Sebaiknya disediakan fasilitas karaoke pada event-event tertentu.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menyediakan beberapa permainan seperti catur, dan kartu.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menampilkan live music setiap malam kecuali hari kamis.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye memberikan diskon all item bagi pengguna kartu kredit yang bekerjasama dengan pihak café.
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-5
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menyediakan promo pada saat tertentu,
misalnya pada saat valentine tersedia paket hemat berdua atau paket hemat
sekeluarga pada saat natal dan tahun baru.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye mengadakan program happy hour misalnya pada hari senin hingga jumat pada pukul 14.00 hingga 17.00.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye selalu mengadakan plubikasi setiap
diadakannya promo dengan membagikan brosur dan memuat di media
cetak.
• Bahan makanan terutama sayur sebaiknya selalu disimpan di lemari pendingin. Penyimpanan sayur sebaiknya tidak melebihi 3 hari untuk
menjaga kesegarannya.
• Untuk salad (salad beku) dan daging, sebaiknya selalu disimpan dalam freezer dalam keadaan tertutup, jika tidak digunakan, untuk menjaga
kesegarannya.
• Jika menggunakan bahan makanan yang sudah bermalam sebaiknya
dicicipi terlebih dahulu apakah rasa makan mengalami perubahan atau
tidak.
• Sebaiknya beras dan sayuran yang akan digunakan dipastikan telah dicuci dengan bersih.
• Sebaiknya setiap malam sesudah jam operasi berakhir dilakukan
pengecekan dan pencatatan terhadap jumlah bahan yang dibutuhkan untuk
beberapa hari kemudian.
• Ketidaktersediaan menu sebaiknya diinformasikan dengan
mencantumkannya dalam daftar menu.
• Sebaiknya interior ruangan diperindah lagi dengan menambahkan
tanaman2 hias dan lilin meja.
• Sebaiknya lukisan yang terdapat di dinding-dinding diganti setiap bulan.
• Sebaiknya meja makan yang berada di smoking area diganti dengan
ukuran yang sesuai dengan sofa yang digunakan.
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-6
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye melakukan pengecatan kembali terhadap
bangunannya.
• Sebaiknya penataan dilakukan dengan mengelompokkan meja makan yang berkapasitas sama pada satu daerah.
• Untuk mencegah lembabnya udara pada saat hujan turun, sebaiknya diberi pendingin ruangan pada daerah smoring area selalu dinyalakan
• Sebaiknya lampu-lampu di daerah non-smoking area dinyalakan pada siang hari.
6.2 Saran
6.2.1 Saran Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, sebaiknya pihak perusahaan
dapat merealisasikan usulan-usulan yang telah diberikan untuk meningkatkan
persepsi Cafe Eye 2 Eye di mata para pelanggannya.
6.2.2 Saran Bagi Penelitian Lebih Lanjut
Penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Cafe
Eye 2 Eye mengenai realisasi usulan yang telah dilaksanakan.
1
USULAN PENINGKATAN PERSEPSI KUALITAS DI CAFE EYE 2 EYE DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PERCEIVED QUALITY
PROPOSAL OF QUALITY PERCEPTION IMPROVEMENT AT EYE 2 EYE CAFÉ USING PERCEIVED QUALITY METHOD
Ratna Dewi1, Rudijanto Muis2 [email protected]
Abstrak
Eye 2 Eye merupakan sebuah café yang berdekatan dengan Universitas
Kristen Maranatha. Masalah yang terjadi di café ini adalah tidak tercapainya
target penjualan karena persepsi konsumen terhadap Cafe Eye 2 Eye semakin
buruk yang mengakibatkan turunnya jumlah pengunjung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode perceived quality
dengan menggunakan uji hipotesis, analisis variansi, uji Duncan, IPA 4 dan 6
kuadran, dan penentuan prioritas target perbaikan. Pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner pada responden yang pernah mengunjungi Cafe
Eye 2 Eye, Atmosphere, dan Tomodachi dengan jumlah 111 kuesioner penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat konsumen yang
belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan Cafe Eye 2 Eye masih
tertinggal dibandingkan dengan pesaingnya. Usulan yang dapat diberikan yaitu
melakukan perbaikan terhadap sarana pendukung, usulan terhadap para pelayan
dan petugas kebersihan, variasi menu makanan dan minuman, fasilitas hiburan,
potongan harga dan promo, ketersediaan produk, kebersihan dan kesegaran
makanan, keindahan dan penataan ruangan serta pencahayaan.
Kata Kunci : Perceived Quality
1
Ratna Dewi adalah Mahasiswi Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung
2
2
Abstract
Eye 2 Eye is a cafe located near Maranatha Christian University. The
problem in this cafe is the unreachable sales target because the lack of customer
perception affects to reduction of customer amount.
Method used in this research is perceived quality method using hypothetic
test, variance analysis, Duncan test, importance performance analysis 4 and 6
quadrant, and repairing the target priority. Data was collected by spreading
questionnaires to respondents who have already been to Eye 2 Eye Cafe,
Atmosphere, and Tomodachi, with total of 111 questionnaires.
The conclusions of this research are there are unsatisfied customer with
the service given and Eye 2 Eye café is still left behind by its opponents. Some of
the proposal that can be given are to repair the support facility, proposal for the
waiter and cleaning services, more variation menu, entertainment facility, discount
and promo, product availability, food freshness and cleanliness, dining area
estheticism and lighting.
Key Word : Perceived Quality
1. Pendahuluan
Cafe Eye 2 Eye merupakan sebuah cafe yang berlokasi di depan
Universitas Kristen Maranatha. Cafe ini menawarkan berbagai macam
hidangan, misalnya hidangan khas Indonesia, Jepang, Chinese, dan Eropa.
Dari hasil wawancara dengan pihak Cafe Eye 2 Eye diketahui bahwa
target penjualan cafe ini tidak tercapai sepenuhnya. Tidak tercapainya
penjualan disebabkan karena adanya penurunan jumlah pengunjung
(dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada tahun pertama didirikannya
Cafe Eye 2 Eye). Penurunan jumlah pengunjung dapat terjadi karena
3
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Kualitas Jasa
Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang
mempengaruhi kualitas jasa, yaitu jasa yang diharapkan (Expected Service)
dan jasa yang dirasakan (Perceived Service).
2.2 Dimensi Kualitas Jasa
1. Bukti Langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas
dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.
5. Empati (Empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami
kebutuhan para pelanggan.
2.3 Brand Equity (Ekuitas Merek)
Brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait
dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada
4
2.4 Kategori Brand Equity
1. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali
atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori produk tersebut.
2. Brand Association (Asosiasi Merek)
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu
dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat , dan
lain-lain.
3. Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas /
keunggulan suatu produk berkenaan dengan maksud yang
diharapkan.
4. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek
produk
5. Other Proprietary Brand Assets (Aset-aset Merek lainnya).
2.5 Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merek di dalam
pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori
dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity.
Piramida kesadaran merk :
Top of Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unaware of Brand
Gambar 1
5
2.6 Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
Persepsi kualitas adalah salah satu kunci dimensi ekuitas merek.
Persepsi kualitas mempunyai atribut penting yang dapat diaplikasikan
dalam berbagai hal. Nilai-nilai persepsi kualitas adalah sebagai berikut :
P e r s e p s i K u a l i t a s
Nilai-nilai Persepsi Kualitas
2.7 Importance-Performance Analysis (IPA) 4 Kuadran
Untuk analisis perbandingan perfomance (berhubungan dengan kinerja
suatu merek produk) dengan importance (berhubungan dengan harapan
responden yang terkait dengan variabel yang diteliti) digunakan diagram
kartesius yang terbagi atas empat kuadran. Sumbu mendatar adalah tingkat
performance, sedangkan sumbu vertikal adalah tingkat importance.
Tiap kuadran menggambarkan terjadinya suatu kondisi yang berbeda
dengan kuadran lainnya. Gambar diagram kartesius berdasarkan kuadrannya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
underact maintain
6
2.8 Importan
rmasi mengenai
sebuah
enting dengan persepsi kinerja organisasi
•
yang penting dengan persepsi kinerja organisasi
• petitif
penting dengan persepsi kinerja organisasi
ce-Performance Analysis (IPA) 6 Kuadran
Analisis IPA 6 kuadran menggabungkan info
organisasi jika dibandingkan dengan satu atau lebih pesaing.
Pendekatan perbandingan kompetitif menggunakan Importance Perfomance
Analysis 6 kuadran mempunyai 6 kategori kuadran, dan 3 dari 6 kuadran
tersebut yang termasuk kritis adalah:
• Prioritas untuk Perbaikan
Daerah pelayanan yang p
signifikan lebih buruk daripada pesaing
Area Persaingan
Daerah pelayanan
dengan pesaingnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan (dalam
posisi bersaing).
Keunggulan Kom
Daerah pelayanan yang
signifikan lebih baik daripada pesaing.
Tertinggal Bersaing Unggul
Signifikan lebih buruk dari pesaing
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari pesaing
Signifikan lebih baik dari pesaing
7
2.9 Analisis Variansi (ANOVA)
Analisis ragam adalah suatu metode untuk menguraikan keragaman
total data yang diperoleh menjadi komponen-komponen yang mengukur
berbagai sumber keragaman.
Struktur Hipotesis:
2.10 Uji Duncan
Uji Duncan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antar variabel. Prosedur ini berdasarkan pada gagasan
umum rentangan distudentkan. Rentangan setiap himpunan bagian dari p
rataan sample haruslah melebihi suatu nilai tertentu agar sebelum setiap p
rataan dikatakan berbeda. Nilai ini disebut rentangan bearrti terkecil untuk p
rataan, dan dinyatakan dengan Rp, bila
n
Nilai besaran rp, disebut rentangan distudentkan berarti terkecil bergantung
pada taraf kaberartian yang digunakan dan besarnya derajat kebebasan
rataan kuadrat galat. Nilai ini dapat diperoleh dari tabel rentangan terkecil
distudentkan rp dengan keberartian terkecil.
3. Metodologi Penelitian
Mulai
Penelitian Pendahuluan:
Penentuan Metode Penelitian: Metode Perceived Quality
A
8
Pencarian Variabel Penelitian (Menggunakan kuesioner terbuka)
Penyusunan Kuesioner uji coba - Penyusunan variabel
- Penentuan skala
Penentuan Populasi
Validasi konstruksi
Perbaiki Pernyataan Kuesioner Uji Coba Ya
Penyebaran Kuesioner Uji Coba
9
Pengolahan Data: 1. Uji Hipotesis ketidakpuasan
2. Uji ANOVA 3. Uji Duncan
B
Kesimpulan Dan Saran
Selesai Analisis
1. Importance Performance Analysis (IPA) 4 kuadran 2. Importance Performance Analysis (IPA) 6 kuadran
3. Prioritas Target Perbaikan
Usulan
4. Hasil Penelitian Awal
4.1 Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Variabel apa saja yang digunakan untuk mengukur persepsi konsumen?
2. Bagaimana persepsi dan harapan konsumen terhadap Cafe Eye 2 Eye?
3. Bagaimana posisi Cafe Eye 2 Eye dibandingkan dengan para
pesaingnya?
4. Usulan apa yang dapat diberikan untuk meningkatkan persepsi
konsumen pada Cafe Eye 2 Eye?
4.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat diketahui tujuan
penelitannya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui variabel apa saja yang digunakan untuk mengukur persepsi
konsumen.
2. Mengetahui persepsi dan harapan konsumen terhadap Cafe Eye 2 Eye.
3. Mengetahui posisi Cafe Eye 2 Eye dibandingkan dengan para
10
4. Mengetahui usulan yang dapat diberikan untuk meningkatkan persepsi
konsumen pada Cafe Eye 2 Eye.
5. Pengolahan Data dan Analisis
5.1 Variabel Penelitian
Tabel 1 Variabel Penelitian
Dimensi Variabel Ketersediaan menu makanan yang bervariasi
Ketersediaan menu minuman yang bervariasi
Ketersediaan fasilitas hiburan (alunan musik, televisi, dll) Kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll) Kebersihan ruang makan
Kebersihan peralatan makan dan minum Ketersediaan ruang makan khusus smoking area Kenyamanan tempat duduk di ruang makan Keindahan interior ruangan
Keindahan eksterior bangunan Keteraturan penataan ruang makan Sirkulasi udara dalam ruang makan Penerangan dalam ruang makan
Tangibles
(Bukti Langsung)
Kemudahan parkir kendaraan Ketersediaan paket hemat Kesegaran makanan Kebersihan makanan
Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu Ketersediaan diskon (potongan harga)
Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. natal, valentine, dll) Kesesuaian harga dengan porsi menu makanan yang dipesan Kesesuaian harga dengan porsi menu minuman yang dipesan
Reliability
(Keandalan)
Kecepatan penyajian makanan setelah pemesanan
Responsiveness
(Daya Tanggap) Kecepatan pelayan dalam melayani kebutuhan konsumen Kesopanan pelayan dalam melayani konsumen Keramahan pelayan dalam melayani konsumen
Keamanan kendaraan selama berada di areal tempat parkir café
Assurance
(Jaminan)
Kesesuaian total pembelian yang harus dibayar dengan dengan menu makanan/minuman yang dipesan
Empathy
11
5.2 Uji Hipotesis Ketidakpuasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis ketidakpuasan, dari 29 variabel
pertanyaan yang telah diolah, terdapat 5 variabel yang berkesimpulan tolak
Ho, dimana konsumen belum merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan. Variabel-variabel tersebut, yaitu:
1. Ketersediaan ruang makan khusus smoking area
2. Kecepatan penyajian makanan setelah pemesanan
3. Kesesuaian harga dengan porsi menu makanan yang dipesan
4. Kenyamanan tempat duduk di ruang makan
5. Kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll)
5.3 Analisis Variansi (ANOVA)
Dari pengolahan data dengan menggunakan analisis varians (ANOVA)
diketahui bahwa hanya terdapat 1 variabel yang memiliki nilai tengah yang
sama yaitu variabel penerangan dalam ruang makan, yang berarti bahwa
Cafe Eye 2 Eye, Cafe Atmosphere, dan Cafe Tomodachi memiliki
performansi penerangan ruang makan yang sama.
5.4 Uji Duncan
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan uji Duncan terhadap
28 variabel pernyataan yang memiliki performansi yang berbeda dengan
para pesaingnya, diperoleh bahwa setiap variabel pernyataan berbeda secara
signifikan.
5.5 Importance Performance Analysis (IPA) 4 Kuadran
Berdasarkan grafik Importance Performance Analysis (IPA) 4 Kuadran,
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Kuadran I (Underact) : terdapat 1 variabel yang memiliki tingkat
kepentingan yang tinggi tetapi tingkat performansinya rendah.
2. Kuadran II (Maintain) : terdapat 14 variabel yang memiliki tingkat
12
3. Kuadran III (Low Priority) : terdapat 12 variabel yang memiliki tingkat
kepentingan dan tingkat performansi yang rendah.
4. Kuadran IV (Overact) : terdapat 2 variabel yang memiliki tingkat
kepentingan yang rendah tetapi tingkat performansinya yang tinggi.
Tabel 2
Importance Performance Analysis 4 Quadrant
Kuadran I (Underact) Kuadran II (Maintain)
5 Kebersihan sarana pendukung (toilet,
washtafel, dll) 4 Ketersediaan diskon (potongan harga)
15 Keindahan interior ruangan
2 Ketersediaan menu minuman yang bervariasi
10 Kebersihan makanan
9 Kesegaran makanan
16 Keindahan eksterior bangunan
1 Ketersediaan menu makanan yang bervariasi
11 Kebersihan ruang makan
6 Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu
8 Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. natal, valentine, dll)
18 Sirkulasi udara dalam ruang makan 17 Keteraturan penataan ruang makan 19 Penerangan dalam ruang makan
3 Ketersediaan fasilitas hiburan (alunan musik, televisi, dll)
Kuadran III (Low Priority) Kuadran IV (Overact)
23 Kecepatan penyajian makanan setelah
pemesanan 22
Kesesuaian harga dengan porsi menu minuman yang dipesan
13 Ketersediaan ruang makan khusus
smoking area 29
Kesediaan pihak café untuk menerima kritik dan saran dari konsumen 14 Kenyamanan tempat duduk di ruang
makan
21 Kesesuaian harga dengan porsi menu makanan yang dipesan
12 Kebersihan peralatan makan dan minum
20 Kemudahan parkir kendaraan
26 Keramahan pelayan dalam melayani konsumen
28
Kesesuaian total pembelian yang harus dibayar dengan dengan menu makanan/minuman yang dipesan 27 Keamanan kendaraan selama berada di
areal tempat parkir café
24 Kecepatan pelayan dalam melayani kebutuhan konsumen
7 Ketersediaan paket hemat
13
5.6 Importance Performance Analysis (IPA) 6 Kuadran
Tabel 3
Importance Performance Analysis 6 Quadrant
PRIORITAS PERBAIKAN AREA PERSAINGAN KEUNGGULAN
KOMPETITIF
Tertinggal Pesaing Bersaing Unggul
1 Ketersediaan menu makanan
yang bervariasi Atmo, Tomo 19
Penerangan dalam ruang
makan 2 Ketersediaan menu minuman
yang bervariasi Atmo, Tomo
3 Ketersediaan fasilitas hiburan
(alunan musik, televisi, dll) Atmo, Tomo
4 Ketersediaan diskon (potongan
harga) Atmo, Tomo
5 Kebersihan sarana pendukung
(toilet, washtafel, dll) Atmo, Tomo
6
Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu
Atmo, Tomo
8
Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. natal, valentine, dll)
17 Keteraturan penataan ruang
makan Atmo, Tomo
Diata
s Ra
t-ra
ta
18 Sirkulasi udara dalam ruang
makan Atmo, Tomo
22 Kesesuaian harga dengan porsi
menu minuman yang dipesan Atmo, Tomo
29
Kesediaan pihak café untuk menerima kritik dan saran dari konsumen
Atmo, Tomo
7 Ketersediaan paket hemat Atmo, Tomo
12 Kebersihan peralatan makan dan
minum Atmo, Tomo
13 Ketersediaan ruang makan
khusus smoking area Atmo, Tomo
14 Kenyamanan tempat duduk di
ruang makan Atmo, Tomo
20 Kemudahan parkir kendaraan Atmo, Tomo
21 Kesesuaian harga dengan porsi
menu makanan yang dipesan Atmo, Tomo
23 Kecepatan penyajian makanan
setelah pemesanan Atmo, Tomo
24 Kecepatan pelayan dalam
melayani kebutuhan konsumen Atmo, Tomo
25 Kesopanan pelayan dalam
melayani konsumen Atmo, Tomo
26 Keramahan pelayan dalam
melayani konsumen Atmo, Tomo
27 Keamanan kendaraan selama
berada di areal tempat parkir café Atmo, Tomo
Kesesuaian total pembelian yang harus dibayar dengan dengan menu makanan/minuman yang dipesan
Atmo, Tomo
14
5.7 Usulan
Usulan yang diberikan untuk meningkatkan persepsi konsumen pada
Cafe Eye 2 Eye, yaitu :
• Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap posisi jet shower yang berada di sebelah kiri ke sebelah kanan.
• Mempekerjakan petugas kebersihan yang khusus untuk menangani kebersihan toilet dan washtafel.
• Sebaiknya mengisi form pengecekan toilet dan washtafel setiap selesai membersihkan untuk memastikan tidak ada yang
terlewatkan.
• Sebaiknya pelayan yang membersihkan meja makan dan yang mengantarkan makanan dibedakan.
• Pelayan yang membersihkan meja makan juga sebaiknya membersihkan lantai.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menambah menu makanan dengan menciptakan menu baru ala Eye 2 Eye atau membuat variasi menu
baru.
• Memperbanyak menu Indonesian Cuisine dan dessert (hidangan penutup) seperti cakes, ice cream dan pastries.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menambah menu minuman dengan berbagai jenis wine dan variasi cocktails.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye membuat menu-menu spesial untuk hari-hari tertentu.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye selalu memutar musik atau video musik untuk diperdengarkan oleh pengunjung setiap saat.
• Sebaiknya disediakan fasilitas karaoke pada event-event tertentu.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menyediakan beberapa permainan seperti catur, dan kartu.
15
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye memberikan diskon all item bagi pengguna kartu kredit yang bekerjasama dengan pihak café.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye menyediakan promo pada saat tertentu, misalnya pada saat valentine tersedia paket hemat berdua atau paket
hemat sekeluarga pada saat natal dan tahun baru.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye mengadakan program happy hour misalnya pada hari senin hingga jumat pada pukul 14.00 hingga
17.00.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye selalu mengadakan plubikasi setiap diadakannya promo dengan membagikan brosur dan memuat di
media cetak.
• Bahan makanan terutama sayur sebaiknya selalu disimpan di lemari pendingin. Penyimpanan sayur sebaiknya tidak melebihi 3 hari
untuk menjaga kesegarannya.
• Untuk salad (salad beku) dan daging, sebaiknya selalu disimpan dalam freezer dalam keadaan tertutup, jika tidak digunakan, untuk
menjaga kesegarannya.
• Jika menggunakan bahan makanan yang sudah bermalam sebaiknya dicicipi terlebih dahulu apakah rasa makan mengalami perubahan
atau tidak.
• Sebaiknya beras dan sayuran yang akan digunakan dipastikan telah dicuci dengan bersih.
• Sebaiknya setiap malam sesudah jam operasi berakhir dilakukan pengecekan dan pencatatan terhadap jumlah bahan yang dibutuhkan
untuk beberapa hari kemudian.
• Ketidaktersediaan menu sebaiknya diinformasikan dengan mencantumkannya dalam daftar menu.
16
• Sebaiknya lukisan yang terdapat di dinding-dinding diganti setiap bulan.
• Sebaiknya meja makan yang berada di smoking area diganti dengan ukuran yang sesuai dengan sofa yang digunakan.
• Sebaiknya Cafe Eye 2 Eye melakukan pengecatan kembali terhadap bangunannya.
• Sebaiknya penataan dilakukan dengan mengelompokkan meja makan yang berkapasitas sama pada satu daerah.
• Untuk mencegah lembabnya udara pada saat hujan turun, sebaiknya diberi pendingin ruangan pada daerah smoring area selalu
dinyalakan
• Sebaiknya lampu-lampu di daerah non-smoking area dinyalakan pada siang hari.
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, maka penulis menarik
kesimpulan yakni :
1. Ada 29 variabel yang digunakan untuk menentukan persepsi konsumen
yaitu :
• Ketersediaan menu makanan yang bervariasi
• Ketersediaan menu minuman yang bervariasi
• Ketersediaan fasilitas hiburan (alunan musik, televisi, dll)
• Ketersediaan diskon (potongan harga)
• Kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll)
• Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu
• Ketersediaan paket hemat
• Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. natal, valentine, dll)
• Kesegaran makanan
• Kebersihan makanan
17
• Kebersihan peralatan makan dan minum
• Ketersediaan ruang makan khusus smoking area
• Kenyamanan tempat duduk di ruang makan
• Keindahan interior ruangan
• Keindahan eksterior bangunan
• Keteraturan penataan ruang makan
• Sirkulasi udara dalam ruang makan
• Penerangan dalam ruang makan
• Kemudahan parkir kendaraan
• Kesesuaian harga dengan porsi menu makanan yang dipesan
• Kesesuaian harga dengan porsi menu minuman yang dipesan
• Kecepatan penyajian makanan setelah pemesanan
• Kecepatan pelayan dalam melayani kebutuhan konsumen
• Kesopanan pelayan dalam melayani konsumen
• Keramahan pelayan dalam melayani konsumen
• Keamanan kendaraan selama berada di areal tempat parkir café
• Kesesuaian total pembelian yang harus dibayar dengan dengan menu makanan/minuman yang dipesan
• Kesediaan pihak café untuk menerima kritik dan saran dari konsumen
2. Berdasarkan hasil Importance Perfomance Analysis (IPA) 4 Kuadran,
terdapat 1 butir pernyataan yang berada di kuadran underact, yaitu:
• Kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll)
dan 14 butir pernyataan yang berada di kuadran maintain, yaitu:
• Ketersediaan diskon (potongan harga)
• Keindahan interior ruangan
• Ketersediaan menu minuman yang bervariasi
• Kebersihan makanan
• Kesegaran makanan
18
• Ketersediaan menu makanan yang bervariasi
• Kebersihan ruang makan
• Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu
• Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. natal, valentine, dll)
• Sirkulasi udara dalam ruang makan
• Keteraturan penataan ruang makan
• Penerangan dalam ruang makan
• Ketersediaan fasilitas hiburan (alunan musik, televisi, dll)
3. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANOVA), diperoleh 1 butir
pernyataan yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
performansi antara Cafe Eye 2 Eye, Cafe Atmosphere, dan Cafe
Tomodachi, yaitu pernyataan mengenai penerangan dalam ruang
makan. Sedangkan 28 pernyataan lainnya menyatakan terdapat
perbedaan performansi antara Cafe Eye 2 Eye, Cafe Atmosphere, dan
Cafe Tomodachi.
4. Berdasarkan hasil Uji Duncan peringkat Cafe Eye 2 Eye berada pada
peringkat ke 3 diantara para pesaingnya, dan Cafe Eye 2 Eye berbeda
signifikan terhadap para pesaingnya.
5. Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA) 6 Kuadran,
diketahui terdapat 14 variabel yang berada pada kuadran mutlak
tertinggal, yaitu:
• Ketersediaan menu makanan yang bervariasi
• Ketersediaan menu minuman yang bervariasi
• Ketersediaan fasilitas hiburan (alunan musik, televisi, dll)
• Ketersediaan diskon (potongan harga)
• Kebersihan sarana pendukung (toilet, washtafel, dll)
• Ketersediaan produk yang dipesan sesuai dengan daftar menu
• Ketersediaan promo pada saat tertentu (mis. Natal, valentine, dll)
• Kesegaran makanan
19
• Kebersihan ruang makan
• Keindahan interior ruangan
• Keindahan eksterior ruangan
• Keteraturan penataan ruang makan
• Sirkulasi udara dalam ruang makan
dan terdapat 1 variabel yang berada pada kuadran bersaing, yaitu:
• Penerangan dalam ruang makan
7. Daftar Pustaka
1.Aaker, David A., “Manajemen Ekuitas Merek”, Spektrum, 1997
2.Durianto, Darmadi; Sugiarto, Tony, Sitinjak, “Strategi Menaklukkan
Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek”, PT Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta, 2004.
3.Durianto, Darmadi; Sugiarto; Budiman, Lie Joko, “Brand Equity
Ten-Strategi Memimpin Pasar”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2004
4.Margono, ”Metode Penelitian Pendidikan”, Rineka Cipta, Jakarta,
2003
5.Sugiyono, “Metode Penelitian Administrasi”, Alfa Beta, Bandung,
2005
6.Tjiptono, Fandy, “Manajemen Jasa”, Andi, Yogyakarta, 2004
7.Walpole, Ronald E.; Myers, Raymond H., “Ilmu Peluang dan
Statistika untuk Insinyur dan Ilmuan”, Edisi Ke-4, ITB, Bandung,
1995
8.Walpole, Ronald E; “Pengantar Statistika” Edisi ke-3, PT Gramedia
DAFTAR PUSTAKA
1. Aaker, David A., “Manajemen Ekuitas Merek”, Spektrum, 1997
2. Durianto, Darmadi; Sugiarto, Tony, Sitinjak, “Strategi Menaklukkan Pasar
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek”, PT Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta, 2004.
3. Durianto, Darmadi; Sugiarto; Budiman, Lie Joko, “Brand Equity
Ten-Strategi Memimpin Pasar”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004
4. Margono, ”Metode Penelitian Pendidikan”, Rineka Cipta, Jakarta, 2003
5. Sugiyono, “Metode Penelitian Administrasi”, Alfa Beta, Bandung, 2005
6. Tjiptono, Fandy, “Manajemen Jasa”, Andi, Yogyakarta, 2004
7. Walpole, Ronald E.; Myers, Raymond H., “Ilmu Peluang dan Statistika
untuk Insinyur dan Ilmuan”, Edisi Ke-4, ITB, Bandung, 1995
8. Walpole, Ronald E; “Pengantar Statistika” Edisi ke-3, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1995.