• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MERAWAT KULIT KEPALA DAN RAMBUT (CREAMBATH) PADA SISWA KELAS X SMK PEMBANGUNAN DAERAH LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MERAWAT KULIT KEPALA DAN RAMBUT (CREAMBATH) PADA SISWA KELAS X SMK PEMBANGUNAN DAERAH LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

TERHADAP HASIL BELAJAR MERAWAT KULIT KEPALA

DAN RAMBUT (CREAMBATH) PADA SISWA KELAS X

SMK PEMBANGUNAN DAERAH LUBUK PAKAM

OLEH :

ITA APULINA

NIM. 508343017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

i ABSTRAK

Ita Apulina, NIM 508343017, Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Merawat Kulit Kepala dan Rambut (Creambath) pada Siswa Kelas X pembelajaran Ekspositori pada siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014. (3) Apakah hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut (creambath) siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Ekspositori pada siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental, yang pelaksanaannya sengaja diberikan perlakuan (treatment) kepada kelompok eksperimen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam yang terdiri dari dua kelas berjumlah 60 0rang. Yakni kelas X1

berjumlah 30 siswa dan kelas X2 berjumlah 30 orang yang diundi secara acak, dan

1 kelas terpilih sebagai kelompok perlakuan kooperatif tipe STAD sedangkan 1 kelas lagi sebagai kelompok pembanding dengan pembelajaran ekspositori. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah test hasil belajar yang berbentuk test objektif pilihan berganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah perangkat test parametrik.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Terdapat hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada pokok bahasan Merawat Kulit Kepala dan Rambut di kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam. Pada prê-test siswa memiliki nilai terendah yaitu = 47 sedangkan nilai tertinggi yaitu = 79 , dengan nilai rata-rata pre-test = 63. Setelah diberikan perlakuan dan diberikan post-test hasil belajar siswa meningkat dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi = 97 dengan nilai rata-rata post-test = 82. (2) Terdapat hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Ekspositori pada pokok bahasan Merawat Kulit Kepala Dan Rambut di kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam. Pada pre-test siswa memiliki nilai terendah yaitu = 45 sedangkan nilai tertinggi yaitu = 77, dengan nilai rata-rata pre-test = 63. Setelah diberikan perlakuan dan diberikan post-test hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata post test = 75. (3) Hasil analisis uji beda yang memakai uji t pihak kanan dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa hasil belajar Merawat Kulit Kepala dan Rambut (creambath) yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD lebih tinggi daripada hasil belajar model Ekspositori pada siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini terlihat dari nilai t hitung = 2,86 yang

(3)
(4)
(5)

iv

1. Hakekat Hasil Belajar Merawat Kulit Kepala dan Rambut ... 10

2. Hakekat Strategi Pembelajaran... 15

a. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 16

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 22

B. Kerangka Berpikir ... 29

1. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Merawat Kulit Kepala dan Rambut ... 29

2. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Merawat Kulit Kepala dan Rambut... 32

C. Pengajuan Hipotesis ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN ... 33

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

B. Subjek Penelitian ... 33

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 34

D. Rancangan Penelitian ... 35

E. Prosedur Penelitian ... 36

(6)

v

G. Uji Coba Instrumen ... 39

1. Validitas Tes ... 40

2. Reabilitas Tes ... 41

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 42

4. Daya Beda ... 43

H. Teknik Analisa Data ... 44

1. Deskripsi Data ... 44

2. Uji Persyaratan Analisis ... 45

3. Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...49

4.1Hasil Penelitian ... 49

4.2Deskripsi hasil analisa instrument Tes Penelitian ... 49

4.3Deskripsi Data dan Hasil Penelitian ... 49

4.4Analisa Data Hasil Penelitian ... 53

4.5Temuan Penelitian ... 55

4.6Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...59

A. Kesimpulan... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(7)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal.

2.1 Skenario Penilaian Membimbing Diskusi Kelompok ... 19

2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 21

2.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 22

3.1 Distribusi Subjek Penelitian ... 34

3.2 Rancangan Penelitian ... 36

3.3 Kisi-Kisi Test Merawat Kulit Kepala dan Rambut ... 40

4.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Merawat Kulit Kepala dan Rambut Kelompok Kontrol/Kelompok Ekspositori ... 50

4.2 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Merawat Kulit Kepala dan Rambut Kelompok Eksperimen/Kelompok Kooperatif Tipe STAD ... 52

4.3 Data Ringkas Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data ... 53

4.4 Data Ringkas Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data... 54

(8)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian Hal.

1. Silabus Mata Pelajaran Merawat Kulit Kepala dan Rambut ... 63

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran STAD ... 70

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori ... 82

4. Tes Hasil Belajar Merawat Kulit Kepala dan Rambut ... 91

5. Uji Instrumen Data ... 102

6. Perhitungan Validitas Test ... 104

7. Perhitungan Reliabitas Test ... 106

8. Uji Tingkat Kesukaran ... 107

9. Daya Beda ... 108

10.Perhitungan Standar Deviasi ... 112

11.Perhitungan Normalitas Data ... 114

12.Perhtitungan Uji Homogenitas ... 117

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk mengadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan saat ini maupun yang akan datang.

(10)

Usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta dengan melakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan siswa dan kurikulum. Tujuan dari penelitian tersebut adalah membuat siswa dapat belajar secara aktif didalam kegiatan belajar mengajar yang nantinya berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Tetapi bila dilihat dewasa ini hasil belajar siswa belum memuaskan seperti yang diharapkan karena mutu pendidikan di Indonesia secara umum masih kurang dari harapan.

Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta adalah dengan mengadakan seminar-seminar dan penataran tentang medel mengajar dan perbaikan kurikulum. Adapun kurikulum yang dibuat dewasa ini adalah kurikulum pendidikan berkharakter dengan tujuan kurikulum ini dapat membekali siswa dengan berbagai kompetensi yang sesuai tuntutan zaman dan reformasi, guna menjawab arus globalisasi yang berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial (Pusat Kurikulum, Depdiknas, 2013).

(11)

Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat sekarang ini, sehingga perlu antisipasi oleh guru untuk menyikapinya. Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah mengaitkat materi yang diajarkan dengan penerapan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya dan masyarakat sekitar khususnya siswa. Merawat kulit kepala dan rambut (creambath) adalah salah satu bidang keahlian yang diberikan di Sekolah Menengah Kejuruan pada semester satu program keahlian tata kecantikan rambut, dimana materi yang diajarkan berkaitan dengan pemaparan dan penjelasan mengenai teori merawat kulit kepala dan rambut (creambath).

Hasil observasi yang saya lakukan di SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam, didapat bahwa nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 70. Dari hasil belajar siswa, masih banyak siswa yang belum memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 65% dan 35% yang sudah memenuhi KKM untuk mata pelajaran merawat kulit kepala dan rambut. Akan tetapi siswa yang belum mendapat nilai KKM guru memberikan ujian remedial kepala siswa yang bersangkutan. Ujian remedial ini diberikan untuk memperbaiki nilai siswa yang tidak mencapai nilai 70 dan ujian remedial ini tidak begitu jauh waktu pelaksanaanya. Dari hasil observasi beberapa yang menjadi faktor penyebabnya rendahnya nilai siswa tersebut adalah kurangnya minat belajar siswa, siswa tidak konsentrasi dalam belajar karena siswa hanya sebagai pendengar saja, siswa sering terlambat ke sekolah, siswa sering ribut pada pelajaran berlangsung, siswa malas belajar. Untuk itulah peneliti melakukan penelitian di SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam.

(12)

I. Pendahuluan : Persiapan - Mengkondisikan kelas - Mengabsen siswa

- Memberikan motivasi kepada siswa II. Inti : penyajian

- Menyajikan materi - Menjelaskan materi

- Menghubungkan materi dengan lingkungan hidup/sekitar

- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.

III. Penutup : sebelum pulang guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah

Dari data di atas pembelajaran yang dilakukan di sekolah adalah termasuk pembelajaran Konvensional (Wina Sanjaya, 2006).

(13)

Pembelajaran konvensional penyajian materi biasanya seorang guru selalu berusaha membuat siswa didikannya dapat memahami dan mengerti setiap materi yang diberikan. Akan tetapi keaktifan guru dalam memberikan pembelajaran dan inovasi guru terhadap pemilihan model yang digunakan juga akan dapat menunjukkan tingkat proses belajar mengajar dan keberhasilan siswa. Didalam proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung disetiap kelas, guru lebih dominan menggunakan model ceramah, dimana dominasi guru sebagai pemberi pelajaran lebih baik sehingga situasi dan kondisi komunikasi hanya terjadi searah saja. Salah satu cara yang dilakukan guru adalah merubah cara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan model belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Suryanto (2000) bahwa : ”bila siswa belajar dalam kooperatif, siswa dapat mencapai prestasi akademik yang tinggi, belajar lebih baik, serta menguasai materi pelajaran yang lebih banyak dibandingkan bila siswa belajar dalam dunia abstrak”.

(14)

model kooperatif tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya, maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan pendekatan belajar dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang berkerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas dan menemukan sendiri bukan apa yang dikatakan guru. Dalam sebuah kelas, siswa tersebut dibagi atas beberapa kelompok (tim) dengan tujuan siswa bekerja sama dan saling membantu dalam memahami pelajaran, dan bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam pelajaran.

Menurut Slavin (2002) bahwa : “selama melangsungkan pembelajaran dilakukan pengelompokan. Tujuan pengelompokan agar siswa saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dan kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Selama KBM berlangsung siswa harus aktif dan berusaha saling membantu antar siswa dan sling mendorong semangat kerja dengan tujuan agar sama-sama berhasil. Dalam kerja kelompok mereka saling aktif dan saling menampilkan diri diantara teman sekelompoknya”. Dari beberapa pendapat pakar diatas model kooperatif adalah model pembelajaran langsung dimana guru lebih dominan dalam proses belajar mengajar dan murid hanya sebagai pendengar saja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

(15)

2. Tingkat pengetahuan merawat kulit kepala dan rambut pada siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam.

3. Persyaratan yang diterapkan oleh guru kepada siswa kelas X SMK Pembangunan Lubuk Pakam dalam merawat kulit kepala dan rambut.

4. Tingkat kebersihan laboratorium yang akan digunakan untuk merawat kulit kepala dan rambut.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang diasumsikan memiliki hubungan atau dapat mempengaruhi hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut (creambath). Oleh karena itu agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, masalah yang diteliti adalah model pembelajaran Kooperatif tipe (STAD) Students Teams Achievement

Division dan model pembelajaran Konvensional dan pengaruhnya terhadap hasil

belajar merawat kulit kepala dan rambut (creambath).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut (creambath) siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Bagaimana hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut (creambath) siswa

(16)

3. Apakah hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut (creambath) siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional pada siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014.

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut

(creambath) siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut

(creambath) siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional

pada siswa kelas X SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut

(creambath) siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe STAD lebih

(17)

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa informasi tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar merawat kulit kepala dan rambut (creambath).

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta Jakarta.

Bloom Taksonomi (2001). Quantum Learning (Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan). Bandung : Kaifah.

Depdiknas (2002). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Depdiknas, Jakarta.

Ibrahim (2000) langkah-langkah pembelajaran koperatif tipe STAD

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2003), Defenisi Belajar http://id.wikipedia.org/w

iki/defenisibelajar) Diakses 25 September 2013. Jam 17.00.

Sagala, Syaiful, H (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Sanjaya Wina (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan . Prenada Media Group. Jakarta.

(2010). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Silitonga P.M. (2001). Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. FMIPA. Unimed. Medan.

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta. Jakarta.

Slameto (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Rafindo Persada. Slavin (2001). Metode Pembelajaran .Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sujana (1992). Model Pembelajaran Ekspositori.

(http://id.wikipedia.org/wiki/modelpembelajaranekspositori) Diakses 25

(19)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003.

Raka Joni T. (1993). Penengkitan Mutu Pendidikan Melalui Pembelajaran Aktif dan Bermakna. Konsorsorium Ilmu Pendidikan Jakarta : Diktidibud. Rusman (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Kincir Bengawan merupakan pembangkit listrik sistem hibrid antara tenaga air (Sungai Bengawan Solo) dan tenaga angina. Kincir Bengawan diletakkan di bawah jembatan

akan diberikan soal yang sesuai dengan level dan bab tertentu. Ketika berada dalam proses pembelajaran soal berikutnya yang diberikan akan disesuaikan berdasarkan jawaban siswa

Untuk memudahkan membuat soal pilihan berganda, setiap soal akan dibuat dalam 1 frame, sehingga jika jumlah soal ada 9, maka jumlah frame yang dibuat ada 9..

Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol, yang merupakan suatu fungsi dari ukuran dasar, dinyatakan oleh sebuah lambang huruf (dalam beberapa hal dengan dua

Kemampuan ekstrak protein baik fraksi sarkoplasma dan miofibril dari ketiga sampel untuk mendeteksi IgE spesifik pada serum penderita alergi makanan laut menunjukkan bahwa ekstrak

Dengan demikian metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme/enterpretif, digunakan untuk

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul

Cook membagi klausa menurut hubungan subjek dengan predikatnya menjadi empat yang meliputi : (i) kalimat aktif, yaitu kalimat yang subjeknya merupakan pelaku predikat;