• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBALJARANA INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA SANTA MARIA MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBALJARANA INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA SANTA MARIA MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA SANTA MARIA

MEDAN T.A 2014/2015

Oleh :

Desma Riana Siringo-Ringo NIM 4111511002 Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan, atas segala kasih dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Swasta Santa Maria Medan T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Program Studi pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor beserta staf-stafnya di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan beserta staf-stafnya di FMIPA Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga diucapkan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika dan pegawai di Jurusan Matematika yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda.

Ucapan terima kasih juga diucapkan kepada Bapak Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Bapak Dr.W. Rajagukguk, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pagawai Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan.

(4)

v

guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kapada Bapak tercinta Elipar Siringo-ringo dan Mama tercinta Remika Rajagukguk yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan, motivasi, serta menyayangi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak tercinta (Ka Fitri Juliana Siringo-ringo, SE) dan juga kepada Adik-adik tercinta (Frida Natalia Siringo-Ringo, Riris Siringo-Ringo, Eswin Samuelson Siringo-Ringo), keluarga besar Siringo-Ringo dan Rajagukguk yang selalu mendukung dan mendoakan penulis sampai sekarang Aku mengasihi kalian.

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada keluarga besar GPI Toba Nauli (Hamba Tuhan, seluruh jemaat dan rekan-rekan muda/i) dan Servant Leader SG (Ka Mikha, Judika, Yunita) yang selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian studi dan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama perkuliahan keluarga besar @ekaes tersayang khusus nya keluarga kecil ku (Fresly, Ridha, Utami), teman satu bimbingan penulis (Dewi) dan seluruh keluarga @ekaes yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu dan juga buat seluruh sahabat-sahabat tersayang Duabelasipasatu2011 (Yuni, Devisi, Devisa, Melda, Diman, Febrin, Randi) dan teman-teman Pardamean-110.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan di dunia pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis

(5)

iii

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP

Swasta Santa Maria Medan T.A 2014/2015

Desma Riana Siringo-Ringo (4111511002)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap pelajaran matematika melalui model pembelajaran inkuiri pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-A SMP Santa Maria Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Actoin Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMP Swasta Santa Maria sebanyak 39 siswa dan objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran inkuiri. Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes, wawancara dan observasi. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana setiap akhir siklus diberi tes berpikir kritis berupa tes uraian yang terdiri dari 4 soal yang telah divalidasi oleh validator. Dalam penelitian ini kriteria siswa yang mencapai skor pada interval 70 digunakan sebagai acuan dalam melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya atau tidak.

Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I terdapat 27 orang siswa (69,23%) yang mencapai skor pada interval lebih besar dari atau sama dengan 70 dengan nilai rata-rata sebesar 74,20. Pada siklus II diperoleh data bahwa 34 orang siswa (87,17%) telah mencapai skor pada interval lebih besar dari atau sama dengan 70 dengan nilai rata-rata 84,94. Dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mencapai skor pada interval lebih besar dari atau sama dengan 70% yaitu sebanyak 6 orang siswa atau (15,38%), dan nilai rata-rata meningkat sebesar 10,74. Skor pengamatan aktivitas siswa pada siklus I adalah 2,85 dan 3,2 pada siklus II, mengalami peningkatan sehingga aktivitas siswa berada pada interval 2,2% ≤ � < 3,1 (baik). Skor pengamatan untuk guru pada siklus I adalah 3,1 dan 3,2 pada siklus II, mengalami peningkatan sehingga berada pada interval 3,2≤ � < 4,0 (sangat baik).

Model pembelajaran inkuiri terdiri dari 6 fase yaitu Menyampaikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, membuat kesimpulan.

(6)

vi

2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri 21

2.1.5. Teori Belajar Pendukung 27

BAB III METODE PENELITIAN 38

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

(7)

vii

3.2.1. Subjek Penelitian 38

3.2.2. Objek Penelitian 38

3.3 Jenis dan Pendekatan Penelitian 38

3.4. Alat Pengumpulan data 39

3.4.1. Tes 39

3.4.2 Wawancara 40

3.4.3. Observasi 40

3.5. Prosedur Penelitian 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Siklus I 48

4.1.1 Permasalahan 48

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan 49

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan 49

4.1.4 Observasi 51

4.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 51

4.1.6 Refleksi 59

4.2 Hasil Penelitian Siklus II 60

4.2.1 Permasalahan 60

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan 60

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan 62

4.2.4 Observasi 63

4.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 63

4.2.6 Refleksi 71

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 85

5.2. Saran 86

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Deskripsi Kesalahan Siswa 6

Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis 15

Table 2.2 Tahap Pembelajaran Inkuiri 26

Table 3.1 Pedoman Penskoran Tes Akhir Siklus 39

Tabel 3.2 Pedoman Aktivitas Guru dan Siswa 44

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis 46 Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Siswa Menjawab Soal-Soal Untuk

Menganalisis 52

Tabel 4.2 Deskripsi Kemampuan Siswa Menjawab Soal-Soal Untuk

Mensintesis 53

Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Siswa Menjawab Soal-Soal Untuk

Menyimpulkan 53

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Guru Siklus I 57 Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus I 58 Tabel 4.6 Deskripsi Kemampuan Siswa Menjawab Soal-Soal Untuk

Menganalisis 65

Tabel 4.7 Deskripsi Kemampuan Siswa Menjawab Soal-Soal Untuk

Mensintesis 65

Tabel 4.8 Deskripsi Kemampuan Siswa Menjawab Soal-Soal Untuk

Menyimpulkan 66

(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jenjang Kemampuan Kognitif 18

Gambar 2.2 Persegi Panjang ABCD 29

Gambar 2.3 Persegi (Bujur Sangkar) ABCD 30

Gambar 2.4 Jajar Genjang ABCD 31

Gambar 2.5 Belah Ketupat ABCD 32

Gambar 2.6 Layang-Layang Konveks dan konkaf 33

Gambar 2.7 Layang-Layang ABCD 33

Gambar 2.8 Trapesium Siku-Siku 34

Gambar 2.9 Trapesium Sama Kaki 34

Gambar 2.10 Trapesium sembarang 35

Gambar 2.11 Trapesium PQRS 35

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I (Pertemuan I) 89

Lampiran 2. RPP Siklus I (Pertemuan II) 97

Lampiran 3. RPP Siklus II 107

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa 1 Siklus I 116 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa 2 Siklus I 121 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II 126

Lampiran 7. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 131

Lampiran 8. Tes Diagnostik 132

Lampiran 9. Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 133 Lampiran 10. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 135

Lampiran 11. Kisi-Kisi Tes Berpikir Kritis I 136

Lampiran 12. Tes Berpikir Kritis I 137

Lampiran 13. Alternatif Jawaban Tes Berpikir Kritis I 138 Lampiran 14. Pedoman Penskoran Tes Berpikir Kritis I 142 Lampiran 15. Lembar Validasi Soal Tes berpikir Kritis I 143

Lampiran 16. Lembar Observasi Guru Siklus I 146

Lampiran 17. Lembar Observasi Siswa Siklus I 148

Lampiran 18. Kisi-Kisi Tes Berpikir Kritis II 150

Lampiran 19. Tes Berpikir Kritis II 151

Lampiran 20. Alternatif Jawaban Tes Berpikir Kritis II 153 Lampiran 21. Pedoman Penskoran Tes Berpikir Kritis II 158 Lampiran 22. Lembar Validasi Soal Tes berpikir Kritis II 159

Lampiran 23. Lembar Observasi Guru Siklus II 162

(11)

Lampiran 30. Tabel Tingkat Kemampuan Mensintesis Soal Siklus II 174 Lampiran 31. Tabel Tingkat Kemampuan Menyimpulkan Soal Siklus II 176 Lampiran 32. Tabel Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II 178

Lampiran 33. Wawancara 180

Lampiran 34. Daftar Nama Siswa 184

Lampiran 35. Daftar Nama Validator 186

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan

dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Oleh

karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti

perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai

antisipasi kepentingan masa depan. Seperti yang dikemukakan Trianto (2011 : 1)

yang menyatakan bahwa :

“Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.”

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas karena pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku siswa menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar.

(13)

2

Perubahan dunia yang begitu pesat dan arus informasi yang sangat cepat dan tanpa batas dapat dihadapi dengan membentuk budaya berpikir kritis di tengah-tengah masyarakat. Prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan adalah mendidik siswa tentang bagaimana cara belajar dan berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah keharusan dalam usaha menyelesaikan masalah, membuat keputusan, menganalisis asumsi-asumsi. Berpikir kritis diterapkan kepada siswa untuk belajar memecahkan masalah secara sistematis, inovatif, dan mendesain solusi yang mendasar. Dengan berpikir kritis siswa menganalisis apa yang mereka pikirkan, mensintesis informasi, dan menyimpulkan.

Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat mencari kebenaran dari

suatu kejadian dan informasi yang datang setiap saat. Berpikir kritis adalah suatu

proses yang sistematis yang digunakan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi

apa yang dipercayai dan diyakini. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk dapat

memahami secara total tentang suatu kenyataan, memahami ide dasar yang mengatur

kehidupannya setiap hari dan memahami suatu arti dibalik suatu kejadian.

Ketika seseorang mencari, memilih, menerima dan mengolah informasi, ia dituntut untuk berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif. Kompetensi ini dapat dimiliki seseorang apabila ia terbina dalam suatu lingkungan yang memfasilitasi berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif. Salah satu mata pelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis adalah matematika. Hal ini dikarenakan matematika memiliki struktur dan kajian yang lengkap serta jelas antar konsep. Aktivitas berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan lengkap dan sistematis.

(14)

3

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika salah satunya menurut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012:204) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena:

(1) selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakikatnya dapat diringkaskan karena masalah kehidupan sehari-hari. Menurut Liebeck (dalam Abdurrahman, 2012:204) “ada dua macam hasil belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, perhitungan matematis (mathematics calculation) dan penalaran matematis (mathematics reasoning)”. Berdasarkan hasil belajar matematika semacam itu maka Lerner (dalam Abdurrahman, 2012:204) mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen “(1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”.

Penguasaan terhadap bidang studi matematika merupakan suatu keharusan, sebab matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang berkembang pesat. Dengan belajar matematika orang dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara matematis, logis, kritis dan kreatif yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan. Oleh sebab itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang perlu diajarkan di sekolah karena penggunaannya yang luas pada aspek kehidupan.

(15)

4

pandangan bahwa matematika merupakan alat yang siap dipakai. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberitahu konsep, sifat, teorema dan cara menggunakannya. Menurut Soleh (dalam Narohita 2010:1438) mengemukakan bahwa:

Umumnya siswa menyatakan matematika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan, tidak menarik, dan bahkan penuh misteri. Ini disebabkan karena mata pelajaran matematika dirasakan sukar, gersang dan tidak tampak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Pada umumnya di sekolah-sekolah sering dijumpai siswa-siswa yang tidak tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, metode pembelajaran yang ditetapkan masih konvensional yaitu masih terpusat pada guru.

Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika terlihat dari buku panduan matematika yang dimiliki oleh siswa kelas VII-A SMP Swasta Santa Maria hanya berpatokan pada buku yang digunakan di sekolah tanpa ada niat untuk menambah buku referensi yang lain. Berdasarkan angket yang dibagikan kepada siswa tampak bahwa kemauan siswa untuk mengulang materi pelajaran yang telah diajarkan di sekolah kurang, bahkan sebagian besar siswa tidak berusaha untuk mendapatkan ilmu matematika di luar sekolah seperti di tempat bimbingan atau les privat.

Dari hasil observasi peneliti yang dilaksanakan pada 2 Februari 2015, menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika di kelas VII-A SMP Swasta Santa Maria masih belum dapat memaksimalkan kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran yang diterapkan guru belum melibatkan siswa secara aktif dan soal-soal Matematika yang diberikan guru kepada siswa belum memungkinkan siswa untuk mengerjakan dalam berbagai cara serta sistematis. Hal ini dapat diidentifikasi dari kegiatan pada saat guru menjelaskan materi di depan kelas. Guru masih menerapkan pembelajaran teacher-centered dimana guru yang menjelaskan materi pada papan tulis sedangkan siswa memerhatikan saja. Pembelajaran yang seperti ini mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk belajar

dan mengemukakan pendapatnya di dalam kelas bahkan untuk bertanya tentang

(16)

5

Berdasarkan wawancara dengan guru, kemampuan matematika siswa kelas VII SMP Swasta Santa Maria Medan setiap tahun semakin mengalami penurunan, siswa kurang aktif bertanya di dalam proses pembelajaran serta siswa sering kali kesulitan mengerjakan soal matematika. Siswa kurang mampu mengkomunikasikan ide-ide matematika mereka baik secara lisan maupun secara tulisan. Mereka juga tidak maksimal dalam menganalisis soal matematika. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari bagaimana siswa menyelesaikan soal yang diberikan guru ketika pembelajaran berlangsung. Siswa cenderung langsung menuliskan hasil akhir dari soal yang diberikan guru, tanpa disertai dengan cara yang sistematis.

Selain itu, berdasarkan tes diagnostik yang dilaksanakan di kelas VII-A SMP Swasta Santa Maria Medan, diperoleh bahwa kemampuan siswa untuk menjawab soal yang sederhana tanpa analisis soal sangat berbeda jauh jika soal yang diberikan adalah soal yang memerlukan sedikit analisis. Adapun soal yang diberikan adalah :

(1) Ada sebuah ruangan yang memiliki suhu 150 C, beberapa menit kemudian, suhu diruangan tersebut naik menjadi 450C, maka berapa kenaikan suhu dalam ruangan tersebut?

(2) Skor sementara dalam pertandingan basket yang digelar tim X dan Tim Y adalah 79 – 64. Beberapa menit kemudian tim X menambah 12 poin sementara tim Y tidak mampu meraih poin tambahan. Untuk mengalahkan tim X dengan keunggulan 2 poin, maka poin yang harus dikumpulkan tim Y? Soal yang pertama lebih sederhana sederhana daripada soal yang kedua. Untuk soal pertama dari 39 siswa, sebanyak 32 orang atau 82% menjawab benar. Untuk soal yang kedua dari 39 siswa hanya 8 orang atau 20,5 % yang menjawab benar.

(17)

6

lain, berdasarkan hasil penilaian per aspek berpikir kritis siswa kelas VII-A diperoleh hasil kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII-A pada tingkat sangat rendah dengan persentase 48,72%.

Tabel 1.1 Deskripsi Kesalahan Siswa

No Masalah Rencana Tindakan

1  Siswa tidak mampu mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika yang lebih sederhana

 Siswa tidak teliti dalam memahami soal Contoh jawaban siswa :

Pak Abdul adalah seorang pedagang gula, ia menggunakan modal awal sebesar Rp. 6.500.000. pada hari pertama berjualan, ia memperoleh keuntungan sebesar Rp.3.500.000. akan tetapi, pada hari esoknya ia justru mengalami kerugian

Siswa kesulitan dalam melakukan operasi pada bilangan bulat

Contoh jawaban siswa :

Ada sebuah ruangan yang memiliki suhu 15'C. beberapa menit kemudian, suhu di ruangan tersebut naik menjadi 45'C. maka kenaikan suhu yang terjadi di ruangan tersebut adalah

Jawab : 15 – 45 = -300C

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu adanya perbaikan proses

pembelajaran. Agar dapat melibatkan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan

belajar, guru dituntut untuk mampu memilih model pembelajaran yang tepat. Salah

satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif adalah model

pembelajaran inkuiri. Jauhari (2011:65) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri

bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun

kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan-kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir

(18)

7

cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu. Gulo (dalam

Trianto, 2010:168) menyatakan bahwa :

“Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Untuk menciptakan kondisi seperti itu, guru berperan sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder”.

Materi pokok segi empat merupakan materi yang menuntut pada

proses-proses berpikir. Bermula dari pengenalan terhadap bangun kemudian mengingat

rumus-rumus untuk mencari luas dan keliling bangun segi empat yang terdiri 6

bangun datar yaitu persegi, persegi panjang, jajargenjang, belah ketupat,

layang-layang dan trapesium. Ketika seorang siswa tidak mampu mengidentifikasi jenis-jenis

segi empat tersebut, maka akan berakibat pada saat perhitungan yang berkaitan

dengan luas atau keliling bangun datar segi empat tersebut. Pada materi ini

dibutuhkan partisipasi siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dari kemampuan merumuskan kesimpulan, siswa diharapkan mampu

mengaplikasikan kesimpulan dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian, melalui penerapan model pembelajaran inkuiri, siswa dapat

dilibatkan aktif memecahkan masalah untuk menemukan solusi sehingga diharapkan

berpikir kritis siswa yang baik pada materi segi empat.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Swasta Santa Maria Medan T.A 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1.Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika.

(19)

8

3.Aktivitas siswa terbatas pada mencatat dan mengerjakan soal latihan seperti yang telah dicontohkan guru..

4.Kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII-A SMP Swasta Santa Maria Medan masih tergolong kategori sangat rendah.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu pada Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang diajar dengan penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi Bangun Datar Segi Empat di kelas VII SMP Swasta Santa Maria Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan berpikir kritis matematika siswa pada materi Bangun Datar Segi Empat di kelas VII SMP Swasta Santa Maria tahun pelajaran 2014/2015?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran inkuiri pada materi bangun Datar Segi Empat di kelas VII SMP Swasta Santa Maria Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan berpikir kritis matematika siswa khususnya pada materi Bangun Datar Segi Empat

(20)

9

3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa yang akan datang.

5. Dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.

1.7Defenisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Swasta Santa Maria Medan T.A 2014/2015”. Istilah-istilah yang memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

2. Berpikir kritis adalah merupakan proses mental dalam berpikir (perkembangan dalam kognitif) yang memiliki lima tahapan yaitu menganalisis, mensintesis, mengenal dan memecahkan masalah, menyimpulkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh yang dapat digunakan untuk pembentukan konseptual siswa.

(21)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa khususnya pada materi segi empat. Hal ini dilihat dari pertambahan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan berpikir kritis dari siklus I ke siklus II. Dari hasil tes diagnostik ke tes berpikir kritis I pada siklus I terdapat peningkatan aspek kemampuan menganalisis, aspek kemampuan mensintesis dan aspek kemampuan menyimpulkan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan berpikir kritis dari tes diagnostik ke siklus I. Dari hasil tes diagnostik ke tes berpikir kritis II pada siklus II juga terjadi peningkatan aspek kemampuan menganalisis, aspek kemampuan mensintesis dan aspek kemampuan menyimpulkan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan berpikir kritis dari tes diagnostik ke siklus II.

5.2. Saran

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Swasta Santa Maria Medan, agar selalu memperhatikan kesulitan yang dialami siswa dalam belajar khusnya dalam menyelesaikan soal yang menuntut kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk itu hendaknya guru matematika dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada materi segi empat karena model ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dapat memotivasi siswa dan melatih siswa untuk belajar aktif.

(22)

86

siswa kemampuan tinggi, sedang dan rendah (menggabungkan siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar) agar disetiap kelompok semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Kepada siswa SMP Swasta Santa Maria Medan khususnya siswa kelas VII yang kemampuan berpikir kritisnya rendah dan sedang agar lebih banyak berlatih dan belajar lagi untuk menyelesaikan soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir kritis siswa.

(23)

87

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Bumi Aksara

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta

Fachrurazi, (2011), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Matematika ISSN 1412-565X

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012) Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Fisher, A., (2008), Berpikir Kritis Suatu Pengantar, Jakarta, Erlangga Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan, Media Persada

Haryani, D., Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Matematika-Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012. Prosiding November 2012

Hassoubah J. I., (2004), Developing Creative and Critical Thinking Skills – Cara Berpikir Kreatif dan Kritis, Bandung, Yayasan Nuansa Cendekia

Jauhari, M., (2011), Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik-Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching& Learning), Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher

Kunandar. 2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mayadiana, D., (2009), Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, Jakarta, Cakrawala Maha Karya

Narohita, G. A., (2010), Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa SMP, Jurnal Pendidikan Matematika JIPP:1437- 1449.

(24)

88

Purwanto, (2001). Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Roestiyah, (2008), Strategi Belajar Mengajar , Jakarta, Rineka Cipta

Sagala, S., (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, ALFABETA cv

Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Setiawan, (2008), Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran Matematika SMA. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Gambar

Tabel 1.1 Deskripsi Kesalahan Siswa Masalah Rencana Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

auditor tidak dipengaruhi oleh independen, relativisme, pengalaman, dan intensitas moral yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini, dan hanya variabel

Manusia berhakekat sebagai makhluk sosial, maka kelompok berperan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki kesamaan latar

Memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan RI dan/atau laut lepas, yang tidak memiliki

Pada hari ini Selasa Tanggal Delapan Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Tiga Belas (18-06-2013), berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemilihan Langsung Nomor

Persentase laju pertumbuhan bibit antar varietas tidak berbeda nyata pada parameter tinggi, lebar daun, panjang daun, jumlah daun, jumlah tunas, jumlah cabang, dan diameter

Title : Good Manufacturing Practices Assessment and Shelf-life Analysis of Chili Paste Mushroom in Chaiyo Farm.. Name : Brian Naranathan Student ID

[r]