i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dari awal hingga akhir. Skripsi ini berjudul “ Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada acara Seminar Proposal di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Unimed.”
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan berbagai saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan, 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan,
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia serta sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, 5. M. Surif, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia,
6. Dra. Inayah Hanum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
8. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selaku Dosen Pengarah, 9. M.Oky F.Gafari, S.Sos, M.Hum. selaku Dosen Pengarah,
ii
11. Ayahanda dan Ibunda tercinta T. Manalu dan R. br Pasaribu yang telah banyak berkorban selama perkuliahan dan penyusunan Skripsi ini, baik secara
moril maupun material,
12. Abang H.Manalu, Andika Manalu,Jeffri Simanjuntak dan adik Ruben
Manalu, Dewi Manalu, King Kolombus Manalu yang selalu memberikan semangat kepada penulis,
13. Kepada keluarga paduan suara Eklesia danseluruh teman-teman seangkatan
yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis,
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya
kepada kitadan semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalamkhasanah ilmu pengetahuan.
Medan, September 2014 Penulis,
ABSTRAK
Sri Rejeki Manalu. 209210028. Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Acara Seminar Proposal di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Unimed. Jurusan Bahasa dn Sastra Indonesia, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang dilakukan peserta dan memaparkan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang dominan pada saat seminar proposal di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode simak. Teknik analisis data untukmembahas pelanggaran prinsip kesantunan dilakukan dengan teknik pemaparan. Data penelitian ini diambil dari rekaman tuturan-tuturan peserta seminar proposal jurusan bahasa dan sastra indonesia yang berjumlah tiga sesi seminar, sementara teori yang digunakan untuk menganalisis kesantunan adalah teori Kesantunan Leech(1993) dengan maksim-maksimnya, yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan hati, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penyimpangan kesantunan berbahasa sering terjadi ketika proses seminar proposal berlangsung. Berdasarkan data yang dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa maksim yang dominan dilanggar adalah maksim penghargaan dengan persentase 35,48%.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang informasi yang dituturkan oleh komunikator memiliki maksud terselubung. Oleh karena itu, setiap manusia harus memahami maksud dan makna
tuturan yang diucapkan oleh lawan tuturnya. Dalam hal ini tidak hanya sekedar mengerti apa yang telah diujarkan oleh si penutur, tetapi juga
konteks yang digunakan dalam ujaran tersebut harus dipahami.
Dalam berbahasa, manusia perlu memperhatikan adanya kesantunan berbahasa ketika berkomunikasi dengan manusia lainnya. Hal itu bertujuan
agar manusia bisa menggunakan bahasa yang santun dan tidak melakukan kesalahan dalam berbahasa. Sebuah tuturan dikatakan santun atau tidak,
sangat tergantung pada ukuran kesantunan masyarakat penutur bahasa yang dipakai.
Tuturan dalam bahasa Indonesia secara umum sudah dianggap santun
jika penutur menggunakan kata-kata yang santun, tuturannya tidak mengandung ejekan secara langsung, tidak memerintah secara langsung,
serta menghormati orang lain. Bahasa dapat menunjukkan pribadi seseorang, karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan
Sebaliknya melalui penggunaan bahasa yang kasar, tidak sopan dan tidak santun menunjukkan pribadi yang tidak berbudi. Karena itu penggunaan yang tepat dan sesuai aturan menjadikan bahasa sebagai alat
yang efektif dalam proses penyampaian kehendak, dan perasaan. Oleh karena itu, kesantunan berbahasa ini perlu dikaji guna mengetahui seberapa
banyak kesalahan atau penyimpangan kesantunan berbahasa pada manusia ketika berkomunikasi satu sama lain. Kesalahan-kesalahan dalam berbahasa sering terjadi dalam proses komunikasi dan interaksi antara manusia satu
dengan lainnya. Interaksi itu dapat terjadi pada forum-forum resmi atau pun tidak resmi.
Baik dalam pendidikan formal maupun nonformal, komunikasi dapat berlangsung dengan menggunakan ragam santai dan ragam resmi. Ragam resmi merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam situasi resmi,
misalnya dalam rapat dinas, ceramah keagamaan dan pidato kenegaraan. Sedangkan ragam santai adalah variasi bahasa yang biasa digunakan pada situasi non formal.
Lingkungan kampus adalah lingkungan pendidikan, hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi dalam bertindak tutur. Sebagai
mahasiswa tatanan bahasa dalam bertindak tutur harus dijaga dengan baik, untuk menghormati norma-norma yang ada dilingkungan pendidikan, karena sikap kita dalam memilih bahasa dalam bertindak tutur akan
merupakan masyarakat yang timbul karena rapatnya komunikasi atau integrasi simbolis, dengan tetap menghormati kemampuan komunikatif penuturnya tanpa mengingat jumlah bahasa atau jumlah variabel yang
digunakan (Chaer danAgustina, 2010:38). Brown dan levinson (dalam Wijana,2009:64) menyatakan bahwa penutur menggunakan strategi
linguistik yang berbeda dalam memperkenalkan secara wajar lawan tuturnya dengan empat strategi. Keempat strategi tersebut adalah (1) kurang sopan, digunakan untuk berkomunikasi dengan akrab, (2) agak sopan, digunakan
untuk berkomunikasi terhadap teman yang tidak begitu akrab, (3) sopan, digunakan untuk berkomunikasi terhadap orang yang belum dikenal, dan(4)
paling sopan digunakan untuk berkomunikasi terhadap orang yang berstatus sosial lebih tinggi.
Belakangan ini banyak sekali mahasiswa serta dosen yang tidak
menunjukkan rasa santun melalui komunikasi terhadap sesama mahasiswa, mahasiswa terhadap dosen, maupun dosen terhadap dosen di sekitar lingkungan kampus ketika sedang melakukan interaksi. Hal ini tentu
menjadi sebuah hal yang melanggar dari prinsip kesantunan berbahasa. Terlebih lagi, pelanggaran ini terjadi di jurusan yang sudah seharusnya
menggunakan tuturan bahasa yang santun kepada sesama mahasiswa maupun kepada dosen. Salah satu contoh adalah ketika proses seminar proposal berlangsung, baik mahasiswa maupun dosen sering sekali
Sebuah tuturan dikatakan santun atau tidak sangat tergantung pada ukuran kesantunan masyarakat oleh penutur bahasa yang dipakai. Tuturan dalam bahasa Indonesia secara umum sudah dianggap santun jika penutur
tidak menggunakan kata-kata yang menyinggung kepribadian atau mengandung ejekan secara langsung kepada lawan tuturnya. Berdasarkan
uraian diatas, peneliti berusaha mengembangkan sebuah penelitian mengenai “Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Seminar Proposal di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Unimed ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan di atas, masalah penelitian dapat
diindentifikasikan sebagai berikut.
1. Terdapat kesalahan-kesalahan berbahasa pada saat Seminar Proposal di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Terdapat tuturan-tuturan yang menyimpang dari prinsip-prinsip kesantunan berbahasa pada saat Seminar Proposal di Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
3. Adanya tingkat kesantunan berbahasa para peserta seminar di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian yang akan
prinsip-prinsip kesantunan berbahasa pada saat Seminar Proposal di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskansebagai berikut.
1. Penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa apa saja yang dilakukan mahasiswa dan dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Unimed pada saat seminar proposal?
2. Penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa apakah yang dominan dilakukan mahasiswa dan dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Unimed pada saat seminar Proposal?
E. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian pasti memilki tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas asebagai berikut.
1. Mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh peserta pada saat seminar Proposal di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Memaparkan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang dominan pada saat seminar Proposal di Jurusan Bahasa dan Sastra
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat praktis dan manfaat teoretis. Secara praktis hasil penelitian diharapkan.
1. Memberikan pengalaman tersendiri bagi peneliti serta menambah pengetahuan tentang pragmatif, khususnya mengenai kajian prinsip
kesantunan.
2. Memberikan masukan pemikiran terhadap mahasiswa maupun dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk lebih menggunakan bahasa
yang santun ketika proses seminar proposal berlangsung.
3. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan kepada peneliti-peneliti
lainnya yang ingin menganalisis tentang kesantunan berbahasa pada proses kegiatan kampus lainnya.
Secara teoritis hasil penelitian diharapkan untuk:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas pemahaman khususnya dalam bidang pragmatik.
2. Referensi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam
perkuliahan.
3. Referensi untuk ilmu bahasa khususnya untuk mengembangkan teori
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini akan dibahas mengenai simpulan dan saran hasil penelitian Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada acara Seminar
Proposal Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas di bab IV, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut. Penyimpangan prinsip kesantunan pada acara Seminar Proposal Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia berupa
penyimpangan maksim kebijaksanaan berjumlah 7 tuturan dengan persentase 22,59%. Penyimpangan maksim kedermawanan berjumlah 4 tuturan dengan persentase 12,90%. Penyimpangan maksim penghargaan
berjumlah 11 tuturan dengan persentase 35,48%. Penyimpangan maksim permufakatan berjumlah 1 dengan persentase 3,23%. Penyimpangan maksim kesederhanaan berjumlah 4 tuturan dengan persentase 12,90%.
Penyimpangan maksim kesimpatian berjumlah 4 tuturan dengan persentase 12,90%.
Di antara maksim-maksim tersebut, maksim yang paling dominan disimpangkan adalah maksim penghargaan berjumlah 11 dengan persentase 35,48%. Pada maksim penghargaan, yang paling banyak disimpangkan
menyanggah, dan memberikan kritikan menyinggung perasaan peserta diskusi lainnya.
b. Saran
1. Bagi dosen, penerapan prinsip kesantunan berbahasa sangat diperlukan agar komunikasi dalm seminar proposal mahasiswa berlangsung sebagaimana
mestinya.
2. Bagi moderator, sebagai pengarah acara seminar proposal, moderator harus dapat mengimplementasikan prinsip kesantunan berbahasa ketika acara
seminar proposal berlangsung.
3. Bagi mahasiswa, diharapkan harus menguasai isi proposalnya agar