• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMORANDUM HUKUM TINDAKAN ANCAMAN SHORT MESSAGES SERVICE (SMS) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 1999 TENTANG TELEKOMUNIKASI DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MEMORANDUM HUKUM TINDAKAN ANCAMAN SHORT MESSAGES SERVICE (SMS) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 1999 TENTANG TELEKOMUNIKASI DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKS."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

v

MEMORANDUM HUKUM TINDAKAN ANCAMAN SHORT MESSAGES SERVICE (SMS) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 1999 TENTANG

TELEKOMUNIKASI DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Abstrak

Hafiz Stopira Chaniago

110110070595

Tugas Akhir ini mengangkat permasalahan tentang tindakan ancaman melalui media Short Messages Service (SMS) yang dilakukan oleh seorang pelaku yang tidak diketahui identitasnya. Pelaku mengirimkan beberapa SMS yang bernada ancaman terhadap Pak Yayan, yang berprofesi sebagai salah satu Pegawai. Penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan tujuan, Pertama, untuk membahas apakah pengancaman yang dilakukan pelaku terhadap Pak Yayan tersebut termasuk delik dalam peraturan perundangan. Kedua, bagaimanakah peran operator seluler dan tanggung jawab pelaku terhadap tindak pengancaman menurut peraturan perundang-undangan.

Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan yuridis normatif. Metode penelitian dengan tahap pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan ditunjang dengan studi lapangan, dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Data-data tersebut digunakan untuk menggambarkan suatu objek permasalahan dan disinkronisasikan antara fakta-fakta yang terjadi dengan perturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang dilakukan Penulis, dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pelaku terhadap Pak Yayan termasuk perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana yaitu Pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam hal ini, operator seluler selaku penyelenggara jasa telekomunikasi juga berperan penting yaitu dengan memberi informasi yang dibutuhkan oleh pihak berwenang berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Pelaku tindakan ancaman harus bertanggungjawab atas perbuatannya terhadap Pak Yayan berdasarkan Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Penulis merekomendasikan agar Pak Yayan berdasarkan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan dapt mengajukan laporan serta aduan kepada pihak kepolisian.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua tindakan hukum yang dapat ditempuh oleh klien yang dirugikan terdiri dari dua jalur yakni melalui jalur litigasi dengan gugatan atas dasar perbuatan melawan hukum

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penulisan Legal Memorandum ini adalah menunjukkan bahwa, perbuatan tersangka Anas Urbaningrum tidak memenuhi unsur melawan hukum

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa pelaku usaha yang menimbulkan kerugian terhadap hak-hak konsumen diharuskan bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan

Merugikan keuangan negara sebagai akibat dari perbuatan : Secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi; dan

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara

Alat dan perangkat telekomunikasi yang digunakan dalam tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Pasal 48, Pasal 52 atau Pasal 56 dirampas untuk negara

Tanggung jawab hukum produsen sebagai pelaku usaha terhadap konsumen akibat perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian bagi konsumen menurut Undang-Undang Nomor