iv
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PESERTA JAMKESMAS AKIBAT TRANSFORMASI PT ASKES (PERSERO) MENJADI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR
24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN
CHRISTY DEBORA RAFITA PAKPAHAN 110110100382
ABSTRAK
Pasal 28 H UUD RI Tahun 1945 mengamanatkan hak setiap orang untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Sebagai pelaksanaannya, maka dibentuklah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN). UU SJSN mengamanatkan dibentuknya badan penyelenggara jaminan sosial, sehingga dibentuklah PT Askes (Persero) sebagai badan penyelenggara jaminan sosial bagi Pegawai Negeri Sipil sekaligus pelaksana program Jamkesmas. Pada 1 Januari 2014, dilakukan transformasi PT Askes (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). BPJS Kesehatan menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Masyarakat yang pada mulanya merupakan peserta Jamkesmas belum seluruhnya mengetahui prosedur baru pada program JKN, sehingga masih mengalami kendala dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Masyarakat dapat dikategorikan sebagai konsumen yang hak-haknya dilindungi oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisa praktik pelaksanaan program JKN saat ini dikaitkan dengan Undang-Undang BPJS dan mengetahui serta menganalisis perlindungan hukum bagi peserta Jamkesmas dalam menghadapi transformasi tersebut dikaitkan dengan UUPK.
Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, yaitu penekanan pada penggunaan data sekunder yang berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier, yang ada pada peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum serta penelitian hukum. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif analitis serta analisis data yang dilakukan dengan normatif kualitatif.
Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa pelaksanaan program JKN oleh BPJS Kesehatan yang baru berlangsung beberapa bulan ini belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan UU BPJS dengan belum tercapainya tujuan serta tanggung jawab BPJS, yaitu penyampaian informasi mengenai program kepada masyarakat luas. Sesuai dengan prinsip privity of contract, maka BPJS Kesehatan dinilai belum sepenuhnya melaksanakan prestasinya sebagai penyelenggara jaminan sosial kesehatan terhadap Pesertanya selaku konsumen dengan masih adanya kasus penolakan pasien pemegang kartu Jamkesmas. Dalam hal ini dibutuhkan perlindungan terhadap hak-hak konsumen yang disebutkan dalam Pasal 4 UUPK.