iv
ANALISIS PERDAGANGAN SAPI IMPORDI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI (JABODETABEK) DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
ABSTRAK Erik Anugra Windi
110110120324
Kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha penggemukan sapi (feedloter)
dan Rumah Potong Hewan (RPH) dalam perdagangan sapi impor di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau yang disebut juga dengan Jabodetabek bertentangan dengan UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Tindakan tersebut mengarah pada pengaturan produksi seperti kartel dan penguasaan pasar dalam bentuk pembatasan penjualan dan/atau peredaran barang dan/atau jasa pada pasar bersangkutan sehingga mengakibatkan persaingan usaha yang tidak sehat. Hal ini bertentangan dengan Pasal 11 dan Pasal 19 huruf c UU No. 5 Tahun 1999. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimana kegiatan usaha yang dilakukan oleh feedloter dan
RPH ditinjau dari unsur-unsur kartel yang dilarang oleh UU No. 5 Tahun 1999 dan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana kelangkaan daging sapi di pasaran dalam peredaran perdagangan sapi impor yang dilakukan oleh
feedloter dan RPH ditinjau dari unsur-unsur penguasaan pasar sebagai
ketentuan yang dilarang oleh UU No. 5 Tahun 1999.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu menekankan pada penggunaan data sekunder yang berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier baik berupa peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum dan penelitian lapangan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, pertama bahwa kegiatan usaha
yang dilakukan oleh feedloter dan RPH dalam perdagangan sapi impor di
Jabodetabek ditinjau dari unsur-unsur kartel sebagai perjanjian yang dilarang oleh UU No. 5 Tahun 1999 merupakan tindakan yang mengarah pada salah satu bentuk yang dilarang oleh Pasal 11 UU No. 5 Tahun 1999 yaitu kartel.