• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODELOGI OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODELOGI OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seseorang dalam melakukan penelitian dimana hal tersebut bertujuan untuk mencari dan mendapatkan suatu data dengan suatu tujuan dan kegunaan tertentu dalam penelitian yang dilakukan. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan suatu data dalam penelitian dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Menurut Steven Dukeshire & Jennifer Thurlow (Sugiyono, 2018:1) menyatakan bahwa penelitian merupakan cara yang sistematis untuk mengumpulkan data dan mempresentasikan hasilnya. Sedangkan menurut Creswell menyatakan bahwa metode penelitian merupakan proses penelitian dalam bentuk pengumpulan data, analisis dan memberikan interpretasi yang terkait dengan tujuan penelitian.

Menurut Sugiyono (2018:1) bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu pendekatan penelitian kualitatif dengan analisis semiotika (semiotic analysis). Metode analisis semiotika adalah metode penelitian untuk menafsirkan makna dari suatu pesan komunikasi baik yang tersirat (tertulis) maupun yang tersurat (tidak tertulis/terucap). Makna yang dimaksud mulai dari persial hingga makna komprehensif.

(2)

3.2 Metode Penelitian Kualitatif

Menurut Kirk dan Miller mengatakan bahwa tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Menurut Bogdan dan Taylor Metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2017:4).

Adapun menurut Steven Dukeshire & Jennifer Thurlow dalam (Sugiono, 2017:3) mengatakan bahwa Penelitian kualitatif berkenaan dengan data yang bukan angka, mengumpulkan dan menganalisis data yang bersifat naratif. Metode penelitian kualitatif terutama digunakan untuk memperoleh data yang kaya, informasi yang mendalam tentang isu atau masalah yang akan dipecahkan. Metode penelitian kualitatif menggunakan fokus group, interview secara mendalam, dan observasi berseran serta, dalam mengumpulkan data.

Kemudian menurut David Williams menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah (Moleong, 2017:5).

Definisi ini memberikan gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah. Sejalan dengan Danzim dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang

(3)

ada. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2017:5).

Metode penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistik karena dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting), disebut juga metode etnografi karena metode ini awalnya digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang melandaskan pada filsafat postpositivisme atau enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh cenderung data yang kualitatif, analisis data induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami keunikan, mengkonstruksi fenomena, dan menemukan hipotesis (Sugiono, 2017:9-10).

Melihat dari penjabaran diatas peneliti ingin mengetahui makna logo yang digunakan oleh SMKN 2 Subang secara mendalam. Bagaimana makna dari logo tersebut dalam memberikan keterangan mengenai SMK Negeri 2 Subang, apakah makna yang terkandung dalam logo tersebut sudah dapat digunakan sebagai entitas lembaga atau masih terdapat ketidak sesuaian antara lembaga dengan logo.

Untuk mengungkap makna yang terkandung dalam logo tersebut maka dilakukan penelitian kualitatif dengan metode yang mengungkap tanda atau simbol yaitu metode penelitian model kajian semiotika Charles Sanders Peirce.

(4)

3.3 Metode Analisis Semiotika

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan memiliki hubungan dengan judul penelitian yang dibuat yaitu Makna Logo SMKN 2 Subang (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Mengenai Makna Logo SMKN 2 Subang) dari judul tersebut maka metode yang digunakan dalam penelitian ini sudah jelas adalah metode analisis semiotika. Sebab, dengan menggunakan metode semiotika peneliti dapat mengetahui makna dari tanda yang ada pada Logo SMKN 2 Subang.

Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam Logo SMKN 2 Subang, maka sebelumnya peneliti harus mendapatkan penjelasan tentang penanda (signifier) untuk menjelaskan bentuk atau makna yang terdapat pada Logo SMKN 2 Subang tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Saussure yang disebutnya sebagai semiotika signifikasi (signification).

Saussure dalam Sobur (2016:x) melihat bahwa sistem bahasa (langue) merupakan kondisi yang harus ada dalam setiap penggunaan tanda secara konkrit (parole). Setiap pengguna bahasa akan mengacu pada sistem bahasa tersebut.

Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui makna yang terkandung dalam logo SMKN 2 Subang dengan acuan model triadic yang diungkapkan Charles Sanders Peirce dalam teori tandanya, model triadic ini menggunakan proses interpretasi (semiosis) atas penanda dan petanda yang dilakukan oleh interpreter (penafsir tanda).

Logo SMKN 2 Subang akan dapat dimaknai oleh masing-masing orang, karena agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus ditafsirkan (dan berarti harus memiliki penafsiran) (Sobur, 2016:41).

(5)

Peirce terkenal karena teori tandanya, Peirce dalam Sobur (2016:41) mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan, objeknya adalah Kekeduaan, dan penafsirannya – unsur pengantara – adalah contoh dari ketigaan. Dari pernyataan Pirce tersebut dapat diartikan bahwa suatu tanda agar bisa ada dalam realita maka tanda tersebut harus ditafsirkan, oleh sebab itu harus ada penafsirnya.

Cherles Sanders Peirce (Sobur, 2016:41) juga menyatakan teori tandanya (hubungan triadik tanda) bahwa sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut Ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic atau yang dikenal dengan istilah teori segitiga makna (triangle meaning), yakni ground, object dan interpretant.

Atas dasar hubungan triadik tersebut, Peirce mengadakan klasifikasi tanda.

Tanda yang dikaitkan dengan ground baginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Tanda berdasarkan objeknya dibagi atas icon, index, dan symbol. Sedangkan

berdasarkan interpretant tanda dibagi atas rheme, dicent sign, atau decisign dan argument.

Berikut penjelasan dari masing-masing istilah tersebut Peirce dalam Sobur (2016:41-42):

a. Ground, yaitu sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi.

1) Qualisign, adalah kualitas yang ada pada tanda; misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, lembut, merdu.

2) Sinsign, adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan ada hujan dihulu sungai.

(6)

3) Legisign, adalah norma yang dikandung oleh tanda; misalnya rambu- rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.

b. Object, yaitu sesuatu yang dirujuk tanda.

1) Icon, adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat persamaan (kemiripan) bentuk alamiah, misalnya potret dalam peta.

2) Index, adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kasual atau hubungan sebab akibat; misalnya asap sebagian tanda adanya api.

3) Symbol, adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

c. Interpretant, yaitu tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

1) Rheme, adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan; misalnya orang yang marah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis atau menderita penyakit mata, kemasukan serangga, atau baru bangun tidur.

(7)

2) Dicent sign atau Decisign, adalah tanda sesuai kenyataan; misalnya jika suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan dipasang rambu lalulintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan.

3) Argument, adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu, misalnya gelap, sesorang berkata gelap karena ini menilai ruangan itu cocok dikatakan gelap.

Menurut peneliti konsep semiotika Charles Sanders Peirce, semua cara berpikir tergantung pada penggunaan tanda-tanda. Manusia hanya berpikir dalam tanda.

Manusia berkomunikasi dalam tanda untuk memahami dan berpikir tentang dunia.

3.4 Objek Dan Subjek Penelitian.

3.4.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi fokus dari sebuah penelitian. Jika kita bicara tentang objek penelitian, objek inilah yang akan dikupas dan dianalisis oleh peneliti berdasarkan teori-teori yang sesuai dengan objek penelitian. Objek yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah Logo SMKN 2 Subang. Adapun yang akan dikupas pada logo tersebut adalah bentuk logo, tipografi, dan warna yang ada pada Logo SMKN 2 Subang.

(8)

Gambar 3.1 Logo SMKN 2 Subang

Sumber: Dokumen SMK Negeri 2 Subang

3.4.2 Subjek Penelitian

Subjek merupakan suatu bahasan yang sering dilihat pada suatu penelitian.

Manusia, benda, ataupun lembaga (organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.

Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian sering juga disebut dengan istilah informan. Informan adalah orang yang dipercaya menjadi narasumber atau sumber informasi oleh peneliti yang akan memberikan informasi secara akurat untuk melengkapi data penelitian. Hal tersebut juga dipaparkan oleh Sugiono (2010:216) dalam bukunya Metode Penelitian, Kulitatif, dan R&D bahwa Informan adalah sebutan bagi sampel dari penelitian kualitatif. Sempel dalam penelitian kualitatif

(9)

bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dan penelitian.

Informan memberikan data atau informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Tanpa seorang informan, peneliti tidak akan mendapatkan hasil atau inti dari sebuah penelitian. Informan juga harus adjective, itu dikarenakan akan mempengaruhi keabsahan data yang diteliti. Informan selaku pemberi keterangan atas pesan ialah interpreter atau penafsir tanda. Sehingga subjek dari penelitian yang akan dilakukan

adalah penafsir yang akan memberikan makna terhadap logo dari segi visual logo seperti bentuk logo, warna, dan tipografi yang ada pada Logo SMKN 2 Subang.

3.5 Unit Analisis

Unit analisis disini adalah Logo SMKN 2 Subang. Peneliti akan mencari makna dari Logo SMKN 2 Subang dengan menganalisa pada bentuk, warna dan tipografinya. Analisa tersebut berdasarkan informasi yang didapat dari informan dan data pendukung serta metode analisis semiotika segitiga makna (hubungan triadik) Charles Sander Pierce. Dalam hal ini, pengumpulan data dilakukan oleh manusia, yakni diri sendiri atau dengan bantuan orang lain.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam melakukan penelitian tanpa adanya pengumpulan data, berarti penelitian tidak dapat dilakukan.

Tujuan umum dari penelitan adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

(10)

standar data yang ditetapkan. Dengan mengetahui pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam melengkapi dan memperdalam subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian, yaitu:

1) Observasi

Observasi adalah pengamatan dengan melakukan pencatatan atau pengkodean perilaku individu atau suasana, kondisi, dsb. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Marshall dalam Sugiyono (2017:106) menjelaskan bahwa melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), perilaku, kegiatan, objek, pembuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan.

Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu, melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi pertisipasi dan observasi nonpartisipasi (observasi terstruktur dan tidak terstuktur).

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung objek yang akan diteliti dalam hal ini adalah Logo SMKN 2 Subang. Pengamatan logo tersebut akan dianalisis dengan metode analisis semiotika Charles Sanders Pierce yang mana logo tersebut nantinya akan dianalisis lebih mendalam satu per satu. Peneliti juga

(11)

melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan panca indra kepada objek penelitian yaitu logo dari SMKN 2 Subang.

Observasi ini secara signifikan dilakukan peneliti dengan menjadikan peneliti sebagai pengamat terlibat atau berperan serta. Hal tersebut merupakan keharusan yang dituntut agar data-data hasil penelitian memiliki derajat kepercayaan yang tinggi, memiliki keterandalan, dan dapat dipertanggung jawabkan keilmiahnya.

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan petanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan atas pertanyaan itu.

(Moleong, 2017:186)

Menurut Esterberg dalam Sugiono (2017:114) bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah yang disebut sebagai penafsir tanda adalah pembuat Logo dari SMKN 2 Subang

Pedoman dalam wawancara yang dilakukan ialah didasarkan atas teori segitiga makna Charles Sanders Peirce yaitu dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan tentang Logo SMK Negeri 2 Subang ditinjau dari ground, object dan interpretant.

Jawaban-jawaban yang muncul harus dapat menjawab tentang:

1. Bagaimana makna Logo SMKN 2 Subang dilihat dari Ground-nya?

(12)

2. Bagaimana makna Logo SMKN 2 Subang dilihat dari Object-nya?

3. Bagaimana makna Logo SMKN 2 Subang dilihat dari Interpretant-nya?

4. Bagaimana Analisis Semiotika Logo SMKN 2 Subang?

Wawancara mendalam dilakukan secara bebas terkontrol, artinya wawancara dilakukan secara bebas. Sehingga data yang diperoleh adalah data yang luas dan mendalam, tetapi masih memperhatikan unsur terpimpin yang memungkinkan masih terpenuhinya prinsip-prinsip komparabilitas dan reabilitas secara langsung dapat diarahkan dan memihak pada persoalan-persoalan yang diteliti. Walaupun draf wawancara digunakan dalam wawancara ini, akan tetapi dalam pelaksanaannya wawancara dibuat bervariasi dan disesuaikan dengan situasi yang ada, sehingga tidak kaku.

Seperti halnya dalam teknik pengumpulan data dengan observasi, maka dalam wawancara ini pun hasilnya dicatat dan direkam untuk menghindari kesesatan

“recording”. Disamping itu, peneliti juga menggunkan teknik recall (ulangan) yaitu menggunakan pertanyaan yang sama tentang suatu hal. Ini dimaksudkan untuk memperoleh kepastian jawaban dari responden. Apa bila hasil jawaban pertama dan selanjutnya sama, maka data tersebut dapat disebut sudah final.

3) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya–karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan seperti catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya

(13)

foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. (Sugiono, 2017:124)

Guba dan Lincoln dalam Moleong (2017:216) mendefinisikan Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau perusahaan untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau penyajian akunting. Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Pembahasan disini diarahkan pada dokumen dalam arti jika peneliti menemukan record, tentu saja perlu dimanfaatkan. Pengumpulan data yang dilakukan untuk

mendapatkan data skunder berapa dokumen atau arsip, skripsi-skiripsi terdahulu, dan website resmi serta situs-situs internet yang mendukung penelitian.

3.7 Teknis Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, dimana analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan atau hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam- macam (triangulasi), dan dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data Kualitatif Bogdan & Biklen dalam Moleong (2017:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

(14)

Menurut Seiddel dalam Moleong (2017:248) Analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu di beri kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menentukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dikatakan deskriptif karena sesuai dengan apa yang dikatakan oleh meleong (2017:11) bahwa data yang dukumpulkan peneliti adalah data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian melalui studi kepustakaan dan pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae sebagai pedoman bioetika bagi

Apabila nilai yang didapatkan pada bab sebelumnya kurang dari 75, maka akan muncul soal dengan tingkat kesulitan rendah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.17.

Eritrosit polikrom adalah eritrosit yang lebih besar dan lebih biru dari eritrosit normal. Polikromasi suatu keadaan yang ditandai dengan banyak eritrosit polikrom pada

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun

Meskipun terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dislipidemia berhubungan erat dengan angka mortalitas pada penyakit jantung koroner, ternyata hal ini tidak

Didalam IDE Arduino terdapat library yang beberapa sudah ada menjadi dasar tersimpan di sistem, namun jika ada perangkat alat lainnya yang belum ada library , maka

Komunitas Tombo Ati adalah sebuah per kum pulan yang tidak formal namun cenderung sakral karena di dalamnya terdapat aktivitas keagamaan yang bernuansa Islam seperti wirid dan

Kombinasi antara jenis material dan teknik pemrosesan yang dilakukan, dapat menghasilkan filter dengan kekuatan yang relatif tinggi, memiliki ketahanan yang tinggi terhadap