• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 65 Pembekalan Kesadaran Masyarakat Dalam Upaya Penanganan Pencemaran Sampah Berbasis Hukum Lingkungan Di Desa Muara, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang – Banten

Fitra Deni, Catherin L. Tobing, Ditta Giarni Martha, Efan Setiadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Satya Negara Indonesia

Email: [email protected]

RINGKASAN

Kegiatan Pengabdian melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) berupa pembekalan kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan sampah yang berbasis pada hukum lingkungan.

Desa Muara, penuh dengan tumpukan sampah berasal dari bawaan arus air kali Cisadane yang terbentang dari Bogor, Kota Tangerang, Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Warga yang membuang sampah tidak ada tindakan apapun dari aparat desa. Budaya menyediakan tempat sampah kurang diperhatikan, desa belum menyediakan lahan untuk Tempat Penampungan Sementara. Warga cenderung membuang sampah ke kali, tanah kosong yang berdekatan dengan pemukiman. Padahal sudah diatur Tata Kelola penanganan sampah terdapat dalam Perda Banten No 8 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah.

Kegiatan PKM diikuti oleh 28 orang mitra terdiri dari (aparat desa, RT, RW, PKK, Karang Taruna) yang antusias memperhatikan setiap materi yang disampaikan, praktek daur ulang sampah untuk RT yang bernilai secara ekonomis, tim bersama warga gotong royong membersihkan dan mengadakan tempat-tempat sampah yang belum ada dilingkungan desa. Aparat desa merespon baik meminjamkan lahan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di dekat kantor lurah. Diakhir kegiatan tim memberikan Undang-Undang No 23 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan buku saku Kesadaran Masyarakat Berbasis Hukum Lingkungan

Luaran yang diharapkan adanya keberlanjutan program mitra, kegiatan pengelolaan sampah dengan model daur ulang yang berbeda, bank sampah, pelatihan pembuatan peraturan desa dan usulan-usulan untuk mendapatkan dana alternatif untuk membangun TPS dan TPA yang permanen.

Kata Kunci : Kesadaran Masyarakat, Penanggulangan, Sampah, dan Hukum Lingkungan

(2)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 64 A. Analisis Situasi

Permasalahan lingkungan terkadang menjadi masalah yang sulit dipecahkan apabila masyarakat setempat tidak memahami dan tidak ada pihak tertentu yang menjelaskan, ditambah lagi dengan pemahaman hukum lingkungan yang memiliki sanksi pidana yang sebagian besar masyarakat tidak mengetahuinya. Menurut data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) volume sampah di perairan wilayah Indonesia setiap tahunnya mencapai 0,27-0,59 juta ton dan sebagian besar merupakan sampah plastik. Perairan yang paling banyak sampahnya berada di Jakarta, Tangerang dan Bekasi.

Kondisi lingkungan yang baik dipengaruhi oleh bagaimana masyarakat menempatkan dirinya sebagai bagian dari lingkungan. Lingkungan dimaknai tidak saja dalam bentuk benda hidup akan tetapi juga benda mati yang berkaitan satu sama lain. Menurut Prof Emil Salam

“Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi keadaan, serta pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup ( termasuk manusia)1. Banyak masyarakat memandang menjaga lingkungan itu bukan tujuan utamanya dalam mencapai

1 Emil Salim, Lingkungan Hidup dan

Pembangunan, Mutiara, Jakarta, 1983, hlm.3.

kehidupan yang ideal akan tetapi ekonomi dan keuanganlah yang menjadi pilar utamanya.

Sampah plastik yang terbawa kelautan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem di wilayah pesisir, sa- lah satunya ekosistem terumbu karang dan mangrove menjadi terganggu bahkan bisa menyebabkan kematian bagi benih mangrove dan terumbu karang. Adanya bahan berbahaya dan beracun dari sampah plastik akan mengakibatkan ikan dan biota laut lainnya mengalami gangguan bahkan pada konsentrasi tinggi sekali dapat mengakibatkan terjadinya kematian.

Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk kembali meningkatkan rasa cinta lingkungan di tengah masyarakat dan meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat terkait dengan hukum lingkungan itu sendiri. Upaya yang dilakukan bisa dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan pembuatan bank sampah sebagai upaya dalam mendukung Paris Agreement. Dimana diharapkan masyarakat juga mulai terbiasa dengan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan rasa cinta lingkungan dan sadar hukum lingkungan. Selain itu upaya yang dilakukan ini juga diharapkan bisa

(3)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 65 meningkatkan baik secara langsung

ataupun tidak langsung dalam segi finansial atau keuangan masyarakat dan kesadaran hukum masyarakat untuk tidak merusak lingkungan, justru menjaga dan melindungi lingkungannya dengan baik.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Undang-undang Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup dimana dalam Pasal 163 menyebutkan bahwasannya pemerintah dan daerah serta masyarakat haruslah dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan terbebas dari resiko dampak buruk bagi kesehatan. Adalah merupakan kewajiban dan hak bagi semua pihak menjaga lingkungan dari pencemaran.

Dalam Peraturan Daerah No 08 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah dalam Pasal 2 Pengelolaan sampah berasaskan: a. asas tanggung jawab; b.

asas berkelanjutan; c. asas manfaat; d.

asas keadilan; e. asas kesadaran; f. asas kebersamaan; g. asas keselamatan; 5 h.

asas keamanan;dan i. asas nilai ekonomi.

Sedangan Pasal 3 menyebutkan tujuan pengelolaan sampah adalah: a.

terwujudnya pengelolaan sampah secara terpadu dan komprehensif; b.

meningkatkan kesehatan masyarakat; c.

menjaga kualitas lingkungan;dan d.

menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah laut, lanjutnya, pemerintah sudah menargetkan akan mengurangi sampah di laut hingga 70 persen paling lambat pada 2025. Pemerintah sudah menetapkan dua langkah strategis untuk menangani masalah sampah di perairan Indonesia. Pertama, bagaimana mengurangi volume sampah mengalir ke laut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengubah perilaku masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan.

Langkah strategis kedua adalah bagaimana mengurangi volume sampah, misalnya dengan memperbanyak insulator (mesin penghasil listrik dari sampah) di tempat pembuangan akhir dan tempat-tempat pembuangan sementara.

Sementara dalam keadaan di desa Muara Teluk Naga di Banten, terdapat banyak sekali sampah dari perairan laut yang datang dari Bogor dan wilayah Jakarta. Pantainya menjadi tidak bersih dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat setempat. Kondisi kali sepanjang desa Muara sangat memprihatinkan perihal pencemaran lingkungan hidup dan system pengelolaan limbah lingkungan hidup mulai dari pemilahan sampah yang tidak ada, sampai terbengkalainya sampah yang tidak ada pada tempatnya, hal ini

(4)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 66 juga di perparah dengan minimnya papan

pengumuman tentang larangan membuang sampah yang ada di lingkungan wisata pantai pasir putih.

Berdasarkan dari hasil pantauan, di desa tersebut juga mengalami kerusakan hutan mangrove yang diakibatkan oleh pembangunan prasarana dan sarana.

Selain itu, banyaknya dibangun penambakan udang, ikan dan kepiting juga mendorong tergesernya fungsi hutan mangrove sebagai pelindung ekosistem laut. Untuk itulah tim dari Prodi Hukum USNI memiliki rencana untuk mengadakan Pembekalan Kesadaran Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis pada Lingkungan Hidup, di desa Muara Teluk Naga kabupaten Tangerang provinsi Banten.

1.1 Permasalahan Mitra

1. Sampah manusia dan lingkungan, sampah tidak hanya merusak kelestarian lingkungan, tapi juga mengganggu kesehatan masyarakat.

Pencemarannya yang bisa melalui udara, air, tanah, maupun kontak dengan organisme lain dapat menimbulkan penyakit. Indonesia berada pada peringkat No 2 dunia penyumbang sampah dilaut, Banten No 4 di Pulau Jawa, terbanyak di Kab Tangerang dimana sampah berasal

dari aliran sungai Cisadane yang membentang mulai dari Bogor, Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang bermuara kepantai Utara Tangerang.

2. Lingkungan desa penuh dengan sampah terlihat kali penuh dengan tumpukan sampah, sampah dipinggir jalan berserakan, yang tentunya akan berbahaya bagi manusia dan keseimbangan lingkungan hidup mahkluk lainnya selain manusia seperti ikan, burung, tambak udang.

Jika lingkungan tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi kualitas hidup manusia.

3. Sebagian besar RT tidak menyediakan tempat sampah dan belum adanya TPS/TPA, kebiasaan warga sudah biasa membuang sampah dikali 4. Tata Kelola Sampah yang buruk tidak

ditemukannya TPS sampah

5. Peran desa masih kurang memadai dalam pengelolaan sampah;

a. Lama (kumpul, angkut, buang) b. Baru (3R) Reduce

(Pengurangan) – Reuse (Penggunaan kembali) – Recycle (Pendaurulangan), anggaran utk sampah belum skala prioritas desa

6. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan hukum warga dan aparat desa terkait masalah sampah

(5)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 67 dan lingkungan, mengabaikan

kebersihan lingkungan.

7. Pergantian aparat desa yang belum 1 tahun

8. Masyarakat tidak tahu adanya regulasi, sanksi membuang

sampah sembarangan,

Transportasi, untuk membawa TPA sampah, tidak Konsistensi Kewenangan instansi (Pemda dan Dinas PU) terkait dengan sampah, pencemaran dan lingkungan.

2.1 Solusi

Pemberian solusi dalam pelaksanaan kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) ini tentunya mengarah pada pemahaman masyarakat terhadap pengembangan desa, perbuatan-perbuatan yang dapat memperbaiki dan mengembangkan sector lingkungan.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya di dalam Analisis Situasi, berkaitan dengan lingkungan maka dalam kegiatan PKM ini, kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kebersihan lingkungan

2. Memberitahukan pengetahuan konsep, teori dan prinsip hukum lingkungan , perbaikan dan pengembangan lingkungan bagi masyarakat sekitar.

3. Membantu masyarakat menyediakan sarana untuk menunjang pengembangan kegiatan masyarakat, seperti Pengadaan karung sampah di rumah-rumah warga Desa dan Pengadaan tong sampah ditempat yang ramai dikunjungi warga

4. Mendorong aparat desa menyediakan lahan desa untuk penampungan sampah sementara.

5. Mendorong masyarakat menyediakan tranportasi untuk membawa sampah dari RT ke lokasi TPS (gerobak, motor- gerobak) berdasarkan musyawarah mufakat desa

6. Memberikan informasi dan motivasi bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar

Solusi ini ditawarkan untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada masyarakat desa Muara.

2.2 Target Luaran

1. Peserta memahami perbaikan dan penjagaan sarana lingkungan di wilayah sekitar.

2. Masyarakat desa sudah mengerti aturan- aturan terkait sampah, lingkungan dan menerapkannya dalam kehidupan sehar- hari

3. Terbentuknya kelompok PKK, Karang

(6)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 68 Taruna membuat berbagai model daur

ulang sampah.

4. Adanya RT percontohan yang sudah dalam pengadaan tong sampah dan budaya gotong rotong minimal 1 bulan sekali di Dusun untuk penanganan sampah secara bersama-sama

5. Penyerahan UUPLH dan Perda No 08 Tahun 2011

6. Tersedinaya buku suku Kesadaran Masyarakat Berbasis Hukum Lingkungan

7. Publikasi Hasil PKM melaui Jurnal bereputasi.

3.1 Waktu dan Tempat

1. Kegiatan Pengabdian dilakukan dari minggu pertama Januari 2021 dengan melakukan survey yang dilakukan oleh Mahasiswa Hukum.

Kegiatan ini untuk mengamati keadaan dan situasi di desa Muara mengenai keadaan masyarakat sekitar yang terdampak sampah, serta melakukan diskusi dengan perangkat desa setempat mengenai rencana Pemberian Bekal terhadap Penanggulan Pencemaran Sampah.

2. Di minggu kedua Januari 2021 Mahasiswa memastikan kembali kepada perangkat desa jumlah RT dan RW yang dapat menghadiri kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat serta

apa saja kendala dalam penanganan sampah di desa Muara.

3. Tanggal 18 Februari 2021 mengadakan Rapat mengenai persiapan audiensi oleh tim dosen hokum ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dan Dinas Pekerjaan Umum di Tangerang Banten, untuk bekerja sama menanggulangi penanganan sampah di desa Muara 4. Tanggal 18 Maret 2021 Tim dosen

hukum yang terdiri dari ibu Dr. Fitra Deni, SH.M.Si dan bapak Efan Setiadi, S.Kom, SH.MH melakukan audiensi ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Tangerang, Banten untuk membahas dan bekerjasama dalam menanggulangi sampah di desa Muara.

5. Tanggal 20 Maret 2021 Mahasiswa dan Tim dosen hukum melaksanakan kegiatan PKM. Kegiatan ini diawali dengan kata sambutan dan pembukaan oleh Ketua Prodi Hukum serta pemaparan materi penanggulangan sampah oleh ibu Atin Harmiasih, SE Plt. Kepala UPTD Wilayah IX DLHK Kabupaten Tangerang dan Ibu Dr. Fitra Deni, SH.M.Si serta Sekretaris Desa.

6. Tanggal 28 Maret 2021 Mahasiswa memberikan tutorial daur ulang sampah agar bernilai ekonomis kepada karang taruna dan anggota PKK di desa Muara.

(7)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 69 7. Mahasiswa dan Tim dosen

hukum menyerahan beberapa tempat sampah kepada perangkat desa Muara dan juga RT dan RW

untuk membantu

penanggulangan sampah di desa Muara.

8. Tanggal 12 April 2021 Tim Dosen Hukum membahas analisis perkembangan desa Muara dalam penanganan sampah di sekitar desa.

9. Tanggal 17 April 2021 Mahasiswa dan tim dosen melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan mengenai kesadaran hukum mitra dalam penanggulangan pencemaran sampah dan pengelolaannya secara ekonomi bagi RT dan warga sekitar desa.

3.2 Peserta

Peserta pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah tim dosen dan mahasiswa hukum yang berjumlah 8 orang, dan mitra sebanyak 28 orang terdiri dari PKK, Karang Taruna, Aparat Desa, Ketua RT dan RW desa Muara.

3.3 Metode Pelaksanaan

Meode yang digunakan dalam kegiatan P2M ini adalah:

a. Metode penyebaran kuesioner sebelum dan setelah kegiatan PKM mengetahui pemahaman mitra terkait masalah pencemaran, lingkungan, peraturan dan sanksi;

b. Metode tutorial/ceramah

dengan memberikan

pengetahuan secara teoritis, konsep dan prinsip-prinsip dan dasar hukum tentang;

(1) Prinsip-prinsip hukum lingkungan substantif dan procedural. Prinsip hukum substantif meliputi tentang hak (rights), kewajiban (obligations) dan tanggung jawab (liabilities).

Prinsip hukum prosedural berkaitan dengan tata cara untuk menegakan hak-hak atau memulihkan hak-hak yang dilanggar.

(2) Pemahaman dasar mengenai hubungan lingkungan dan masyarakat;

(3) Pencemaran lingkungan;

(4) Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan

(5) Pengetahuan UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (6) Pengetahuan Peraturan Daerah

Banten No 08 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah;

c. Metode tanya jawab dengan mitra dan diskusi interaktif yaitu para peserta

(8)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 70 dapat memberikan pertanyaan kepada

para penyaji materi terhadap materi yang belum dipahami. Selain itu juga dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai konsep penanggulangan pencemaran sampah.

d. Metode demo singkat daur ulang sampah dari botol plastik berdaya guna ekonomi kepada mitra (PKK, Karang Taruna perwakilan warga dari RT) e. Metode sosialisasi penanggulangan

pencemaran sampah dengan membagikan karung plastik dan tong sampah di setiap RT.

f. Metode praktek pengadaan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) bersama mahasiswa dan aparat desa.

4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengabdian ini diawali dengan survey ke Desa Muara dan berdiskusi dengan kepala Desa Muara mengenai gambaran konsep pengembangan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat desa Muara. Selain itu, apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam pengembangan lingkungan hidup.

Kegiatan ini juga dilaksanakan secara tatap muka dan menyampaikan materi berupa Pembekalan Penanggulangan Pencemaran Sampah.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 20 Maret 2021 dari pukul

10.00-13.30 WIB. Peserta pengabdian ini berjumlah 26 orang.

4.2. Pemahaman Mitra Terhadap Lingkungan

Sebelum materi disampaikan, terlebih dahulu dilakukan penyebaran questioner kepada peserta sejumlah 26 orang yang terdiri dari PKK, Karang Taruna, Aparat Desa, RT dan RW.

Peserta dipilih sesuai dengan kriteria dan sasaran pelaksanaan PKM. Questioner diberikan untuk mendapatkan informasi pengetahuan mitra mengenai pencemaran lingkungan oleh sampah, ketersediaan tempat penampungan sampah dan kesadaran mitra berbasis hukum lingkungan.

Gambar 2:

Pemahaman Mitra Terhadap Lingkungan

Berdasarkan hasil pre- test yang dilakukan sebanyak 26 responden memberikan hasil bahwa pertanyaan 1

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7

(9)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 71 yang menjawab iya sebesar 69,23%

sedangkan yang menjawab tidak sebesar 30,77% ini karenakan responden merasa lingkungan mereka kurang bersih.

Pertanyaan 2 yang menjawab iya sebesar 23,08% dan menjawab tidak sebesar 76,92% dikarenakan responden tidak menyediakan tempat pembuangan sampah sendiri. Pertanyaan 3, responden yang menjawab iya sebesar 11,54% dan yang menjawab tidak sebesar 88.46 dikarenakan responden tidak mengetahui cara pemanfaatan limbah dengan baik.

Untuk pertanyaan 4, responden yang menjawab iya sebesar 19,23% dan yang menjawab tidak sebesar 80,77%

dikarenakan responden tidak mempunyai Tempat Pembuangan Akhir. Pertanyaan 5 yang menjawab iya sebesar 11,54% dan yang menjawab tidak sebesar 88,46%

dikarenakan responden tidak mengetahui adanya UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pertanyaan 6 yang menjawab iya sebesar 46,15% dan yang tidak sebesar 53,85% dikarenakan responden cukup mengetahui membuang sampah di laut atau wilayah pantai merupakan tindakan perusakan lingkungan. Pertanyaan 7 yang menjawab iya sebesar 11,54% dan yang menjawab tidak sebesar 88,46% dikarenakan responden mengetahui adanya sanksi pidana yang merusak lingkungan laut akan

dipidana penjara minimal 3 tahun dan denda Rp 3.000.000.000 (Tiga Miliar Rupiah). Pertanyaan 8 yang menjawab iya sebesar 88,46% dan yang menjawab tidak sebesar 11,54% dikarenakan responden sudah mengetahui laut yang bersih akan mendapatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Berdasarkan Pre-Test yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa responden sebagaian besar tidak mengetahui adanya UUPPLH dan tidak mengetahui pelaku pencemaran laut dapat dikenakan sanksi berupa denda dan kurungan, akan tetapi respon mengetahui laut yang bersih akan membawa manfaat secara ekonomi.

Sebaliknya sebagian besar responden tidak mempunyai tempat pembuangan sampah dan tidak mengetahui bagaimana memanfatkan limbah sampah dapat bernilai secara ekonomis.

Dilihat dari pengamatan dilapangan dan informasi dari aparat desa, sampah yang berada di desa muara akan selalu ada sepanjang waktu, dikarena secara geografi berada berbatasan langsung dengan Pantai Utara Kabupaten Tangerang, sungai dan kali yang selalu dipenuhi oleh sampah kiriman dari Kali Cisadane.

4.2 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

(10)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 72 Hasil kegiatan pengabdian secara

garis besar mencakup beberapa komponen, antara lain:

a. Keberhasilan target jumlah peserta

b. Tercapainya tujuan kegiatan pengabdian

c. Tercapainya materi yang telah dilaksanakan

d. Tumbuhnya kesadaran hukum mitra terhadap lingkungan;

e. Terselenggaranya pengelolaan sampah oleh mitra yang berguna secara ekonomi;

f. Tersedianya tempat

pembuangan sampah bagi mitra di tingkat RT dan kelurahan;

g. Tersedianya lahan untuk TPSS

Kegiatan ini diikuti oleh 26 orang peserta, dimana hal ini dapat disimpulkan besarnya antusias masyarakat terhadap kegiatan ini.

Ketercapaian tujuan kegiatan ini dapat dilihat dari hasil dialog, diskusi dan tanya jawab bersama masyarakat mengenai penanggulangan pencemaran sampah serta sanksi hukum bagi orang yang merusak lingkungan.

Tercapainya target materi pada PKM ini cukup baik sesuai dengan yang telah diencanakan, hal ini dapat ditunjukan dengan cakupan materi yang disampaikan adalah:

a. Memahami tentang prinsip- prinsip hukum lingkungan (substantif dan procedural);

b. Memahami teori dan konsep hukum lingkungan, bahwa manusia dan lingkungan suatu pilar penentu bagi kesinambungan lingkungan hidup;

c. Mengerti ketentuan yang berlaku terkait lingkungan (UUPPH dan UU Pengelolaan Sampah).

d. Mengerti hak, kewajiban dan tanggungjawab sebagai warga negara dalam menjaga, mengelola lingkungan yang sehat dari pencemaran oleh sampah

Tumbuhnya kesadaran hukum mitra terhadap lingkungan dapat dilihat mitra bersama mahasiswa bersama- sama membuat dan memasang Papan Peringatkan mengenai sanksi hukum bagi setiap warga yang membuang sampah sembarangan berdasarkan UUPPLH, dan adanya Papan Pengumuman mengenai himbauan membuang sampah pada tempatnya.

Mitra antusias mengelola sampah mempraktekan daur ulang sampah plastik dari botol sebagai wadah untuk tanaman, sayuran dan hiasan meja, serta akuarium mini, yang dapat dipasang di RT dan lingkungan desa. Penggunaan daur ulang secara ekonomi lebih hemat biaya

(11)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 73 dibandingan membeli wadah yang

baru.

Tersedianya tempat pembuangan sampah mitra di tingkat RT dan kelurahan atas inisiatif warga bersama mahasiswa diantara sumbangan dari kampus berupa karung bekas sebanyak 100 lembar untuk RT dan tong-tong sampah yang diletakan ditempat- tempat warga terbanyak.

Aparat desa menyadari tidak tersedianya TPA sampah di desa, karena jalan menuju desa tidak layak untuk dilalui mobil Dinas Lingkungan yang berat dan besar, sehingga aparat desa memberi solusi dengan meminjamkan dan menyediakan TPS sementara pada lahan yang telah disediakan desa.

Setelah acara PKM selesai maka kembali dilakukan post- test yang bertujuan untuk mengetahui seberapa paham peserta pengabdian ini terhadap materi yang telah disampaikan.

Adapun hasil kuesioner tersebut sebagai berikut:

Gambar 2:

Tingkat Kesadaran MitraTerhadap Pengelolaan

Sampah

Dari gambar terlihat ternyata kegiatan PKM ini berdampak baik dan positif bagi peserta, terutama mengenai pemahaman mengenai pencemaran sampah dan pengelolaanya menjadi bernilai ekonomi yang berbasis pada lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya ketertarikan mitra pada saat peragaan membuat daur ulang botol sampah dari plastik sebagai wadah untuk tanaman hias, sayuran, akuarium mini berdaya guna secara ekonomi.

Semula kurang peduli dengan lingkungan, dengan paparan peraturan UUPPLH dan Perda No. 08 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, mitra menjadi lebih paham dan mengerti pencemaran lingkungan oleh sampah merupakan tanggung jawab bersama warga. Mitra menjadi lebih tahu sampah

100 2030 4050 60 7080 10090

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8

Jawaban Iya

Jawaban Tidak

(12)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 74 bisa dikelola dengan baik setelah

praktek daur ulang, serta dengan disediakannya tempat sampah dan TPS permasalahan sampah akan dapat diatas dan membawa dampak positif bagi kebersihan lingkungan. Aparat desa menyadari belum optimal mendorong warga bersama-sama dalam penanggulangan sampah, setelah diberikan pengetahuan dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar sesuai Perda No 18 Tahun 2011, seharusnya desa berkewajiban dan bertanggungjawab menjaga lingkungan nya dari pencemaran oleh sampah.

Selama ini aparat desa berpandangan penanganan sampah tugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan bersama-sama dengan pihak Kecamatan.

Penjelasan bu Atin, dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Kab.

Tangerang menyatakan sebetulnya jika dianggarkan, persoalan sampah di desa bisa diatasi, misalnya menyediakan TPA yang dapat dilalui mobil Dinas Kebersihan dan Lingkungan.

Pengangkatan sampah dari kali kepermukaan adalah tugas dan tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum, apabila sampah sudah ada didarat menjadi kewajiban Dinas Kebersihan dan Lingkungan untuk mengangkut dan membuangnya ke TPA.

Sebagian besar sampah desa dari kiriman sungai Cisadane yang bermuara kelaut Utara Kab. Tangerang berbatasan langsung dengan desa Muara. Kondisi sampah yang menumpuk dikali bisa diatasi bila adanya kemauan bersama aparat desa dengan warga dan tokoh masyarakat mencari solusi. Seperti alokasi dana pembangunan TPA menggunakan Dana Bantuan Desa (BANDES), ternyata dari keterangan Sekretaris desa Bapak Tomi menyebutkan pihak desa belum memprioritas Dana BANDES untuk penanganan sampah terlebih dengan kondisi Covid19 memprioritaskan bidang Kesehatan, bantuan sosial dan pengadaan sarana umum. Kecil kemungkinan anggaran desa diperuntukan untuk pembangunan TPA, desa hanya mampu menyediakan lahan untuk TPS Sementara untuk penangan sampah warga. Harapannya disediakannya TPS Sementara persoalan pencemaran sampah dapat diatasi sehingga warga tidak membuang sampah kekali, menumpuk sampah ditempat sembarangan dan membakarnya.

Tersedianya tempat sampah menunjukan juga bahwa membuang sampah sembarangan selain berbahaya bagi Kesehatan dan lingkungan ada sanksi bagi pelaku. Kegiatan PKM juga memberikan kesadaran bahwa

(13)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 75 masyarakat adalah pilar utama bagi

kesinambungan lingkungan.

Kegiatan PKM telah menimbulkan kesadaran dalam pengelolaan limbah sampah merubahnya menjadi barang yang bernilai secara ekonomi, masyarakat dan aparat desa telah menyediakan TPS Sementara.

5.1 Kesimpulan

1. Kegiatan PKM dengan mitra dalam Penanggulangan Pencemaran Sampah Berbasis Hukum Lingkungan di Desa Muara terlaksana dengan baik diantaranya kesadaran mitra menyediakan tempat sampah RT, mengerti mengelola sampah didaur ulang sebagai wadah dalam RT, telah tersedianya TPS sementara bagi semua warga menggunakan lahan desa untuk kepentingan umum sebagai bentuk tanggungjawab menjaga lingkungan dari pencemaran sampah.

2. Terjadinya pencemaran sampah, karena kurangnya kesadaran hukum warga dan tanggung jawab aparat desa terhadap lingkungan sebagaimana diatur dalam UUPPLH dan UU No 8 Tahun 2011, diantaranya belum adanya TPA sampah di desa.

3. Aparat desa belum menjadikan skala prioritas dalam penanganan

dan pengelolaan sampah yang berbasis anggaran, sementara secara geografis sampah akan selalu bertambah disepanjang kali karena berdampingan langsung dengan laut Utara Kab. Tangerang.

4. Kegiatan ini berlangsung pada saat pandemic Covid-19, sehingga panitia dan Dosen mempersiapkan protocol kesehatan seperti penyediaan masker, hand sanitizer dan tolak angin untuk menghindari penyebaran Covid-19 selama kegiatan berlangsung.

5.2. Saran

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pesertanya dilibatkan lebih banyak lagi, membentuk kelompok PKK yang berminat dalam pengelolaan berbagai model daur ulang sampah, mendirikan bank sampah agar dapat memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan;

2. Kegiatan ini membutuhkan tindakan lanjutan dan pengembangan sebagai desa Binaan Prodi Hukum USNI karena banyaknya masyarakat yang tidak dan belum memahami pentingnya menjaga lingkungan hidup sekitar

(14)

Jurnal Abdimas Satya Widyakarya (JASW) Vol. 01 No. 01 Tahun Januari 2022

 76 dan pengelolaan limbah sampah

yang berdaya guna ekonomi yang nantinya memberikan manfaat kepada masyarakat;

3. Adanya kegiatan lanjutan yang serupa atau sejenisnya yang diselenggarakan secara periodik sehingga dapat menjaga dan mencegah kerusakan lingkungan 4. Adanya kegiatan lanjutan untuk

membantu aparat desa membuat peraturan desa dan proposal kegiatan pemanfaatan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk menanggulangi pencemaran sampah di desa Muara.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, 2002

Daryanto & Agung Suprihatin, Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup Emil Salim, Lingkungan Hidup dan

Pembangunan, Mutiara, Jakarta, 1983, hlm.3.

Idrawati, Dwi.”Upaya Pengendalian Pencemaran Sungai yang

Diakibatkan oleh

Sampah”,trijurnal.lemlit.trisakti.ac.i d.TJL.Vol5, No. 6 Desember 2011 Kelurahan Boya, Keccamatan Banawa,

Kabupaten Donggola.Jurnal SMARTek,9 (2), 155-172

Kurniaty, D.R & Rizal, M.(2011),Pemanfaatan Hasil Pengelolaan Sampah sebagai Alternatif Bahan Bangunan Konstruksi.Jurnal SMARTek, 9(1), 47-60

Ogwueleka,T.C (2009).Municipal Solid Waste Characteristic and Management in Nigeria.Journal

Environment and Health Science Engineering, 6 (3), 173-180.

Undang-undang No.4 Tahun 1982 Tentang Lingkungan Hidup

Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup

Perda Banten No 08 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah

Referensi

Dokumen terkait

Tekstur tanah dilihat dari tekanan tanah ketika pengambilan data dengan memasukkan logam ke tanah, bahwa tekanan tanah di tanah halaman jurusan Fisika terasa

Sistem perwarisan di masyarakat adat Banjar sekarang didominasi dengan Hukum Islam baik dalam menentukan mana yang berhak dan berkewajiban mendapatkan harta warisan

Kegiatan pendukung yang dilakukan dalam pembentukan karakter gemar membaca siswa melalui Gerakan Literasi Sekolah tahap pembiasaan adalah menyediakan berbagai jenis

Respon sensor yang diukur sebanyak dua kali yaitu pada tegangan keluaran (Vout) rangkaian pembagi tegangan dan sistem pada LCD yang diperoleh dari keluaran nilai

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pada malam hari (beban puncak)pukul 18.00 – 22.00 WIB adalah nilai medan magnet tertinggi, yaitu 10,71

Instrumen berbasis CaC juga cenderung akan terjebak pada complex legislatif web (jaringan perundang-undangan yang kompleks) serta mahalnya biaya penegakan hukum. Di

Ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan melalui media pembelajaran berbasis permainan monopoli dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMAN 1