• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maliki, Ph.D. Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat. Disampaikan pada kegiatan ASN Belajar 2022 Provinsi Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Maliki, Ph.D. Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat. Disampaikan pada kegiatan ASN Belajar 2022 Provinsi Jawa Timur"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

“Perencanaan dan Penganggaran Inklusif Disabilitas”

melalui Rencana Aksi Daerah Penyandang Disabilitas

(Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 3 Tahun 2021)

Maliki, Ph.D.

Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat

Disampaikan pada kegiatan “ASN Belajar 2022” Provinsi Jawa Timur

Kamis, 31 Maret 2022

(2)

2

Penduduk Penyandang Disabilitas diperkirakan mencapai 2,3% pada tahun 2020

*kategori sedang-berat

Sumber : BPS, Susenas 2020, Diolah Bappenas | *Klasifikasi Disabilitas Sedang-Berat

Dengan penduduk Penyandang Disabilitas kategori Sedang-Berat mencapai 2,3%, pembangunan yang inklusif adalah menyertakan mereka2 sebagai subjek dan sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan.

Sebaran Penduduk Penyandang Disabilitas Menurut Provinsi

Sumatera (21,15%)

Jawa (58,2%)

Kalimantan (5,72%)

Bali dan Nusa Tenggara (5,27%)

Sulawesi (7,92%)

Maluku & Kepulauan (0,92%)

Papua (0,82%)

(3)

3

Persentase Penduduk Disabilitas Terhadap Jumlah Penduduk Per Provinsi

*Kategori Sedang dan Berat

Tantangan penjangkauan pendataan dalam rangka pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.

Pendataan masih belum terintegrasi antara Pemerintah (Dinas, Balai), Organisasi Penyandang Disabilitas, dan Lembaga terkait lainnya.

Sumber: Susenas (2020) diolah | Kategori sedang dan berat

- 200 400 600 800 1,000 1,200

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

Sulsel Kalbar Jateng Sumbar Sumsel Jatim Sulteng DIY NTT Jambi Sulut NTB Aceh Jabar Lampung Sulbar Gorontalo Bengkulu Riau Kalteng Maluku Utara Sumut Kalsel DKI Jakarta Kaltara Sultra Maluku Kaltim Banten Kep. Babel Bali Papua Barat Kep. Riau Papua Dalamribuan

PD Fisik (%) PD Sensorik (%) PD Intelektual (%) PD Mental (%) Total

2.78 2.77

2.70 2.68 2.64 2.58

2.54 2.48 2.46

2.40 2.40 2.39

2.30 2.28 2.27 2.25

2.19 2.17

2.04 2.01 1.99 1.97

1.87 1.86

1.78 1.77 1.75 1.73 1.71 1.71

1.60 1.59 1.58

1.04

(4)

Sebaran Penduduk Disabilitas Terhadap Jumlah Penduduk Per Kabupaten/Kota

*Kategori Sedang dan Berat

Malang Banyuwangi Jember Surabaya Pasuruan Lamongan Jombang Kediri Tuban Ponorogo Bojonegoro Sidoarjo Sampang Nganjuk Mojokerto Tulungagung Blitar Sumenep Ngawi Probolinggo Lumajang Madiun Malang Pamekasan Bondowoso Situbondo Gresik Trenggalek Magetan Bangkalan Pacitan Kediri Probolinggo Pasuruan Madiun Batu Blitar Mojokerto

Fisik Sensorik Intelektual Mental

Sumber: Susenas (2020) diolah | Kategori sedang dan berat

Kabupaten Malang merupakan kabupaten/kota dengan estimasi proporsi Penyandang Disabilitas tertinggi di Provinsi Jawa Timur.

(5)

5

• Penyandang Disabilitas dengan ijazah universitas atau profesi (D1 keatas) di Provinsi Jatim diperkirakan hanya 32.022 orang.

• PD yang bekerja tidak memiliki ijazah mencapai 36,5%.

Capaian Pendidikan Penyandang Disabilitas di Provinsi Jatim Cenderung Rendah

Sumber: Susenas (2020) diolah | Kategori sedang dan berat

Status Pekerjaan Berdasarkan Ijazah Tertinggi

42.2

31.9

10.7 10.9

4.3 22.5

26.8

19.3

24.1

7.3

Tidak Punya Ijazah

SD sederajat SMP sederajat

SMA sederajat

Universitas

& Profesi Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas

Kepemilikan Ijazah Tertinggi

36.5 32.1

11.4 13.9 6.1

13.4

27.8 18.9

29.6 10.2

Tidak Punya Ijazah SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat Universitas & Profesi

Bukan Disabilitas Penyandang Disabilitas

(6)

6

Proporsi penduduk PD yang mempunyai rekening tabungan lebih rendah dibanding Non PD. Selain tantangan kepemilikan adminduk, kepemilikan tabungan dipengaruhi

tempat tinggal (di desa semakin sulit), pendidikan, pekerjaan, dan jenis kelamin kepala rumah tangga (kepala ruta perempuan meningkatkan financial inclusion).

Proporsi Penyandang Disabilitas di Provinsi Jatim yang Mempunyai Rekening Tabungan Relatif Rendah

Sumber: Susenas (2020) diolah | Kategori sedang dan berat

Kepemilikan Tabungan Penyandang Disabilitas

dibandingkan Bukan Penyandang Disabilitas Tingkat Kemiskinan(%)

Tingkat kemiskinan Penyandang Disabilitas lebih tinggi dibandingkan bukan disabilitas

25.0

34.2 30.9

35.1

Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas Laki-Laki Perempuan

18.0

10.8 18.3

11.4

Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas Laki-Laki Perempuan

(7)

7

 Dengan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi, persentase Penyandang Disabilitas yang menjadi penerima manfaat program Perlindungan Sosial (Perlinsos) lebih tinggi dibandingkan Non-PD.

 Namun demikian, perlu dipertimbangkan bahwa kebutuhan penyandang disabilitas relatif lebih tinggi terutama untuk penopang hidup lainnya, seperti transportasi, kebutuhan belajar, dsb. Untuk itu dibutuhkan skema perlindungan sosial yang dapat menjawab kebutuhan khusus tersebut.

Program Perlindungan Sosial bagi Penyandang Disabilitas Provinsi Jatim

Sumber: Susenas (2020) diolah | Kategori sedang dan berat

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Program Keluarga Harapan (PKH) Bansos dari Pemda

12.7

10.0 16.4

10.3

Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas Laki-Laki Perempuan

8.4

7.4 9.2

7.6

Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas Laki-Laki Perempuan

24.4 24.2

32.9

24.8

Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas Laki-Laki Perempuan

(8)

8

Program pembiayaan jaminan kesehatan menyeluruh yang dilakukan Provinsi Jatim meningkatkan akses kesehatan seluruh penduduk.

Tingkat kepemilikan Jaminan Kesehatan PD (70,3%) lebih tinggi dibandingkan Non Penyandang Disabilitas (64.6%).

Lebih dari 50% jaminan kesehatan yang dimiliki PD adalah BPJS Penerima Bantuan Iuran (BPJS PBI).

Meskipun demikian, terdapat 34% PD yangmembutuhkan layanan kesehatan namun tidak memeriksakan diri dengan alasan mengobati diri sendiri (55,4%), tidak memiliki biaya (5,3%), dan tidak ada yang mendampingi (2,9%).

Akses dan Kepemilikan Jaminan Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas di Provinsi Jatim Cukup Tinggi

Kepemilikan Jaminan Kesehatan

Alasan Tidak Berobat Kepemilikan Jaminan Kesehatan PD

Sumber: Susenas (2020) diolah | Kategori sedang dan berat

57.3 22.7

18.9

0.3 0.9

BPJS PBI BPJS Reguler Jamkesda Asurasi Swasta

Asuransi Kantor 5.3

1.5 1.0 0.7

55.4 2.9

26.5 6.8

Tidak Punya Biaya Tidak Ada Biaya Transport Tidak Ada Sarana Transportasi Waktu Tunggu Pelayanan Lama Mengobati Sendiri Tidak ada yang mendampingi Merasa Tidak Perlu Lainnya

30.1 31.7

40.2

32.9 70.3

64.6

Penyandang Disabilitas Bukan Disabilitas Laki-Laki Perempuan Total

(9)

Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Penyandang Disabilitas dan Pembelajarannya

Sumber: Dampak Covid-19 dan Peran Perlindungan Sosial Bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia, MAHKOTA dan KOMPAK. 2020

PHK kerja dan probabilitas kembali

bekerja sangat kecil Extra cost

rumah tangga meningkat

69% responden mungkin menjadi miskin atau

semakin miskin

Penurunan pendapatan yang

signifikan Kesenjangan akses

pendidikan penyandang

disabilitas makin besar

(10)

Kendala Penyelenggaraan Kegiatan bagi Penyandang Disabilitas

10

Pemahaman masih terbatas, organisasi perangkat daerah masih memiliki informasi dan pemahaman yang terbatas terkait pemberian layanan yang layak bagi penyandang disabilitas.

1

2

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi belum optimal, supervisi dan mekanisme koordinasi di daerah dengan provinsi dan kabupaten/kota serta antar OPD terkait penyandang disabilitas terbatas.

3

Mekanisme pengawasan belum efektif, tidak semua instansi menjalankan tugas yang sudah diamanatkan namun tidak ada mekanisme pemberian sanksi yang mengikat.

Keterbatasan SDM pelaksana, belum semua SDM pemberi layanan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi kepada penyandang disabilitas.

4

Sarana – prasarana yang belum memadai, sarana inklusif bagi penyandang disabilitas masih minim selain itu modul pelatihan untuk setiap ragam belum lengkap.

5

Perlu mendorong koordinasi aktif lintas sektor yang terstruktur dalam menindaklanjuti isu disabilitas

6

(11)

11

• Mendorong penyusunan pedoman pemenuhan hak Penyandang Disabilitas di berbagai sektor, seperti ketenagakerjaan, aksesibilitas pelayanan publik, sarana prasarana, dll.

• Mendorong Kolaborasi antar sektor (Dinas, Organisasi Penyandang Disabilitas, Balai, dan LKS) agar tidak terbatas di urusan sosial

Multisektoral Perangkat Daerah

• Mendorong skema pembiayaan yang sustainable baik dalam penjangkauan dan pendataan maupun operasional layanan.

• Mendorong pelatihan dan pendampingan ketenagakerjaan yang berkelanjutan

• Koordinasi antar OPD didorong untuk bekerjasama dengan pemerintah Daerah.

Aktivitas OPD/ NGO PD

• Beberapa instansi telah memahami paradigma baru PD, sehingga mendudukkan PD sebagai kelompok yang perlu diberdayakan bukan dikasihani

• Perencanaan dan Penganggaran Sensitif Disabilitas sesuai Kepmendagri No. 050-3708 menjadi dasar inisiatif penyusunan kebijakan yang menyasar kepada PD

Pemahaman Paradigma PD

Upaya Peningkatan Pembangunan Inklusif

(12)

12

Urgensi Perencanaan dan Penganggaran Inklusif Disabilitas

Pembangunan Inklusif MULTISEKTOR

“Horizontal dan vertical”

Meningkatkan akses PD di semua sektor

Kodefikasi dan nomenklatur

SIPD untuk RAD PD Dynamic

Tagging Renja K/L pada KRISNA untuk

RAN PD

PD aktif, mandiri, dan

produktif MELALUI

(13)

Penyandang Disabilitas sebagai objek pembangunan

Menggunakan pendekatan charity based

Ada perlakuan khusus terhadap PD

Terbatas ke sektor sosial

Kemensos sebagai Penanggungjawab

Penyandang Disabilitas sebagai subjek pembangunan

Menggunakan pendekatan human right based

Tanpa diskriminasi

Pembangunan multisektor

Seluruh K/L menjadi penanggungjawab

UU Nomor 4

Tahun 1997 tentang Penyandang

Cacat

UU Nomor 8 Tahun 2016

tentang Penyandang

Disabilitas

Perubahan Paradigma terhadap Penyandang Disabilitas

Regulasi Penyandang Disabilitas di Indonesia

(14)

Perubahan Paradigma Regulasi Terkait Penyandang Disabilitas

Berperspektif Hak Asasi Manusia

Pelibatan Multisektor

Diwujudkan dalam pengarusutamaan terhadap

Program dan Kegiatan

Perlakuan Tanpa Diskriminasi

Perencanaan Penganggaran

Penyelenggaraan Evaluasi

Forum Tematik Disabilitas Berperspektif Hak Asasi

Manusia

Pelibatan Multisektor

Perlakuan Tanpa Diskriminasi

(15)

Aturan Pelaksana UU Nomor 8 Tahun 2016

Kemdikbud PP 13/2020

Kemenkumham PP 39/2020

KemenPUPR PP 42/2020 Kemenaker

PP 60/2020 Permenaker 21/2020

Kemensos PP 75/2020

Kemensos PP 52/2019

Kesejahteraan Sosial

ULD Ketenagakerjaan

Aksesibilitas dan Pelayanan Publik Akomodasi Layak Dalam

Peradilan Perencanaan, Penganggaran, dan

Evaluasi

Bappenas PP 70/2019 Permen PPN 3/2021

Akomodasi Layak Bagi Peserta Didik

Komisi Nasional Disabilitas

Kemensos PP 68/2020

Kemenhub

Permenhub 98/2017 Kemensos

Perpres 67/2020 Pemberian Penghargaan dalam Penghormatan, Perlindungan dan

Pemenuhan Hak PD Kemensos

PP 68/2020

Kemdikbud PP 13/2020

Kemenkumham PP 39/2020

KemenPUPR PP 42/2020 Kemenaker

PP 60/2020 Permenaker 21/2020

Kemensos PP 52/2019

MANDAT UU 8/2016 Kesejahteraan Sosial

Habilitasi dan Rehabilitasi

ULD Ketenagakerjaan

Aksesibilitas dan Pelayanan Publik Akomodasi Layak Dalam

Peradilan Perencanaan, Penganggaran, dan

Evaluasi

Penyediaan Aksesibilitas pada Pelayanan Jasa Transportasi Publik bagi Pengguna Jasa Berkebutuhan Khusus 7

8 9

10

6 5

Strategi Nasional Keuangan Inklusif

Perpres 114/2020 11

(16)

Amanat kepada Bappenas di Kerangka Regulasi Penyandang Disabilitas

Pendataan dan Perencanaan Inklusif Lingkungan Tanpa Hambatan Bagi PD

Perlindungan Hak dan Akses pada Keadilan 04 Pemberdayaan dan Kemandirian PD

Ekonomi Inklusif

Pendidikan dan Keterampilan

Akses dan Pemerataan Layanan Kesehatan

01

PP memuat lampiran Rencana Induk Penyandang Disabilitas (RIPD) yang berlaku untuk 25 tahun

07

RAN

PD Substansi Permen PPN/Bappenas Nomor 3 Tahun 2021:

• Rencana Aksi Nasional Penyandang Disabilitas (RAN PD)

• Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penyandang Disabilitas Provinsi (RAD PD).

RAD PD

s

a

s

a

r

a

n

Tindak lanjut

(17)

Kaji Ulang RIPD

Penetapan RAN PD dan Penyusunan RAD PD Provinsi

Evaluasi Perencanaan

dan Penganggaran

Ruang Lingkup Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 3 Tahun 2021

Komitmen K/L dan Pemerintah Daerah dalam Perencanaan Jangka Menengah.

Evaluasi Penghormatan, Pelindungan, dan

Pemenuhan hak

Penyandang Disabilitas

(dijelaskan lebih lanjut di Lampiran IV)

Pernyataan Anggaran Disabilitas, Analisis Inklusif Berbasis Data, dan Penandaan Anggaran

(dijelaskan lebih lanjut di Lampiran III)

Rekomendasi perubahan terhadap RIPD, yang diintegrasikan dengan Evaluasi.

(18)

Terdiri dari Mandat RIPD, Indikator Capaian, Kerangka Waktu Pelaksanaan

Ditetapkan melalui Peraturan Gubernur, dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi / Tim Koordinasi RAD PD Provinsi

RAN PD RAD PD

Gambaran Umum RAN PD dan RAD PD Provinsi

Dokumen perencanaan jangka menengah yang berlaku 5 tahun

Ditetapkan melalui Peraturan Gubernur, dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi / Tim Koordinasi RAD PD Provinsi

Dokumen perencanaan jangka menengah yang berlaku 5 tahun Ditetapkan melalui Permen

PPN, Penyelenggaraannya dilakukan oleh Tim

Koordinasi RAN-PD

(19)

Kerangka Waktu Rencana Induk Penyandang Disabilitas (RIPD)

PP 70 Tahun 2019

2020 - 2024 2025 - 2029 2030 - 2034 2035 - 2039 2040 - 2044

5 Tahun

Pertama 5 Tahun

Kedua 5 Tahun

Ketiga 5 Tahun

Keempat 5 Tahun Kelima

Permen PPN/Kepala Bappenas 3/2021

RAN PD 34 K/L

RAD PD 34 Provinsi

Pemetaan kodefikasi dan nomenklatur perencanaan dan penganggaran SIPD

Fasilitasi 14 Provinsi

Tim Koordinasi RAN PD

Panduan Tagging Tematik

Tim Koordinasi RAD PD

Modul Penyusunan RAN PD dan RAD PD

SOP Anggaran RAD PD

Modul Forum Tematik Disabilitas

Modul Sensitivitas Disabilitas

Perluasan Provinsi

Evaluasi 5 tahun pertama

Peningkatan Target dan Anggaran kegiatan dan program inklusif pusat dan daerah

Nomenklatur dan Kodefikasi SIPD untuk 81 indikator

capaian RAD PD

“Spesifik Disabilitas”

Peningkatan Target dan Anggaran kegiatan dan program inklusif pusat dan daerah

Nomenklatur dan Kodefikasi SIPD untuk 81 indikator

capaian RAD PD

“Spesifik Disabilitas”

Peningkatan Target dan Anggaran kegiatan dan program inklusif pusat dan daerah

Nomenklatur dan Kodefikasi SIPD untuk 81 indikator

capaian RAD PD

“Spesifik Disabilitas”

(20)

Sasaran Strategis 1.

Pendataan

dan Perencanaan

Inklusif

Sasaran Strategis 2.

Penyediaan Lingkungan

Tanpa Hambatan

Sasaran Strategis 3.

Pelindungan Hak dan Akses

Politik dan Keadilan

Sasaran Strategis 4.

Pemberdayaan dan

Kemandirian PD

Sasaran Strategis 5.

Perwujudan Ekonomi

Inklusif

Sasaran Strategis 6.

Pendidikan dan Keterampilan

Sasaran Strategis 7.

Akses dan Pemerataan

Layanan Kesehatan

• Perluasan cakupan Adminduk

• Forum Tematik Disabilitas, Perda

• Pemahaman holistik pembangunan inklusif

• Perluasan akses

Penyandang Disabilitas (fasilitas publik,

permukiman,

transportasi, informasi)

• Pemahaman ketenagakerjaan inklusif

• Pemenuhan kuota tenaga kerja disabilitas

• Penyediaan

pendidikan inklusif

• Pengurangan kesenjangan (pedoman, keringanan batas usia)

• Tata kelola(deteksi dini, vokasi, bidang seni dan olahraga)

• SPM Kesehatan

• Perluasan akses layanan

Kesehatan dan kepesertaan JKN

• Penjangkauan GERMAS bagi PD

• Penegakan iInklusivitas (akses,TPS,

partisipasi) politik dan peradilan

• Partisipasi keterwakilan PD

1

• Terselenggaranya layanan habilitasi dan rehabilitasi *)

Catatan: *) Sebelumnya di dalam RIPD belum terpetakan Penanggung Jawabnya termasuk Pemerintah Daerah, namun sesuai masukan OPD dan nomenklatur keuangan daerah terdapat kegiatan Rehabilitasi Sosial PD, sehingga dimunculkan SS 4 dalam pelaksanaan RAD PD.

Sasaran Strategis Multisektor dalam RAN PD dan RAD PD

(21)

Evaluasi:

RAN PD :

tagging perencaan Krisna Renja KL dan pelaksanaan pada e-Monev KL.

RAD PD : pemetaan nomenklatur

perencanaan dan keuangan daerah pada SIPD.

Evaluasi terhadap Pelaksanaan RAN PD dan RAD PD

(22)

Pemetaan RAD PD Provinsi dengan

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Terdiri dari 7 Sasaran Strategis RAD PD Provinsi (Pendataan, Lingkungan, Hak & Keadilan, Ekonomi Eksklusif-Naker, Pendidikan, dan Kesehatan)

Terdapat 17 Kebijakan, 36 Strategi Implementasi, 73 Kegiatan, dan 81 Indikator dalam kerangka waktu 2020-2024

Penanggung Jawab: Bappeda, Dinsos, Disdukcapil, Dinkes, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas PUPR, Dishub, Disnakertrans, Diskominfo, BKD, Bakeuda, Dinas ESDM, Dinas KB/P2KB/Dalduk-KB, KPUD, BAWASLU Provinsi, Kanwil Kemenag, Biro BUMD (Sekda), dan Kanwil BPS.

Terdapat 3 Sub Kegiatan bidang urusan Paralimpik yang menyasar kelompok rentan/lansia pada SIPD Terdapat 4 Kegiatan (25 Sub Kegiatan) bidang urusan Pendidikan dan 1 Kegiatan bidang urusan Sosial

Terdapat 1 Sub Kegiatan pada bidang urusan Pendataan Adminduk, Ketenagakerjaan, dan Kesehatan yang menyasar kelompok

rentan/disabilitas pada SIPD

Hasil Asesmen Kunlap 3 Provinsi terkait Pelaksanaan RAD Provinsi: Perencanaan dan Penganggaran di Daerah akan lebih mudah bila sudah tersedia nomenklatur inklusif PD di dalam Kepmendagri No. 050-3708/2020 sesuai Permendagri No.90/2019.

(23)

Kalsel

Perda No. 4/2019 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak PD

Perda No. 9/2015 Tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Disabilitas

Pergub 67/2017 Tentang Komite Daerah

Pergub 44/2018 Tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Disabilitas.

Perda Provinsi Sumatera Selatan No. 6 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Cacat

Pemetaan Perda Disabilitas Provinsi Hasil Kunjungan Lapangan

Bali

Sumsel

Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No.4/2012 Tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas

DIY

Aceh

Jatim

Papua

Qanun No. 4/2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pemenuhan Hak

Penyandang Disabilitas (Kab. Aceh Besar)

Peraturan Walikota Kota Banda Aceh No.

19/2018 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial bagi Penyandang Disabilitas Tuna Netra, Anak dengan kecacatan, dan orang dengan kecacatan berat

Perda Provinsi Jatim No. 3/2013 tentang Perlindungan dan Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas

Perda Provinsi Papua No. 5/2013.

Perlindungan Terhadap Penyandang Disabilitas Perda NTB No. 4/2019 Tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas

NTB

Sulsel

Perda Provinsi Sulsel No. 5/2016 tentang Pelindungan dan Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas

Perda Provinsi Sulawesi Tengah No. 18/2014 Tentang

Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.

Sulteng

Perda Provinsi Sumatera Barat No. 2/2015 tentang

Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.

Sumbar

Maluku dan Papua Barat belum memiliki Perda khusus

(24)

Praktik Baik Kota Inklusif di Indonesia

24

• Pembangunan dan perbaikan trotoar dengan lebar yang sesuai untuk pejalan/kursi roda dan penyediaan guiding block. (Wilayah ramah disabilitas di Permindo)

• Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif dan mendukung event olahraga disabilitas daerah dan nasional.

• One School One Disability (Disabilitas yang merupakan Alumni SLB/Sekolah Inklusif minimal 1 orang bekerja di sekolah tersebut).

• Penyediaann fasilitas bermain anak pada tempat pariiwsata dan RTH.

Perda Kota Padang Nomor 3 tahun 2015 tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas

• Peta Jalan Kota Inklusif yang diterbitkan tahun 2018

• Pembangunan Trotoar dengan guiding block, kantor pelayanan publik (kecamatan dan kelurahan) dan kecamatan dengan ramp dan handrail.

• Percontohan Program Kelurahan Inklusif dengan zona sekolah aman dan inklusif, mobilitas inklusif serta pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

• Fasilitas antar jemput sekolah bagi siswa disabilitas (Angkot Ceria).

• Pengembangan Prototype motor roda tiga.

Perda Kota Banjarmasin No. 9 Tahun 2013 tentang Perlindungan Dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas

Su mber : Ku sta r in i , Va lda . 2021. “B a nj a r m a sin M enuj u Kota In k lu si ”. Ka ntor B er ita R a d io.

A s e s m e n Penyus un a n R A D P D P rovinsi Ka lima nta n Selata n ( 2021)

Sumb er : M ila za , D ila . “ M em bentu k Pa da ng Seba ga i Kota Ink lu s if ” 2017; A s e s m e n Pe nyu s u n a n R A D P D P rovin s i Sumatera B a rat ( 2021)

(25)

Praktik Baik Kota Inklusif di Dunia

25

National Disability Insurance Scheme (NDIS): Perumahan, Kesehatan dan layanan komunitas

• Penyediaan aksesibilitas transportasi publik termasuk teknologi audio visual untuk disabilitas sensorik

• Akses jalanan yang inklusif: Trotoar dengan lebar sesuai, guiding blocks dan tempat istirahat.

Disability Action Plan of the City of Melbourne, 2017-2021

• Desain Universal untuk bangunan baru dan renovasi bangunan

• Platform data terbuka dan aksesibilitas sistem

• Kuota pekerja penyandang disabilitas, bantuan finansial bagi pekerja disabilitas, akomodasi layak di lingkungan kerja, adaptasi penyelenggaraan diklat.

• Social and home care services, asistensi personal

• Bantuan untuk kehidupan yang aksesibel dan terjangkau, pengaturan hidup dalam kelompok kecil.

EU Disability Strategy 2021-2030

Sumber : Eurocit ie s Repor t . 2021. “A New D ec a d e o f M a k in g C ities D is a b ility - In c lu s i v e ” Sum ber : U niversit y of M elbour n e, 2021. “ T h e D is a b ilit y In c lu s ive C it y ”

(26)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Sangkayo (2012) mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan dengan subjek penelitian

Sementara bekerja sebagai pemulung di TPA Muara Fajar, pemulung akan mempertimbangkan keuntungan yang didapat dari aktifitas bekerja mengumpulkan sampah di TPA

Pengembangan tele-ICU membutuhkan peran perawat profesional yang memiliki ideologi dalam justifikasi perkembangan tehnologi dalam posisi yang berbeda, dimana perawat dapat

Usaha mengengah yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilaksanakan secara perorangan atau badan usaha, bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan

diteliti. 3setilkolin dan neurotransmiter merupakan *at kimia yang diperlukan untuk mengirim pesan mele8ati system saraf. Defisit neurotransmiter  menyebabkan

Berdasarkan analisis gap tentang persepsi dan harapan pelanggan terhadap atribut kepuasan pelanggan reparasi kapal dan rangking prioritas yang didapat dari HOQ maka

Dalam hal Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat kabupaten yang dinyatakan sah sebagaimana dimaksud dalam angka 16 s/d 20 memberikan dukungan kepada

Dengan demikian adalah tidak logis dan mengada-ada, Tergugat diharuskan membayar uang sewa tahun berikutnya, lagi pula dalam proses pemeriksaan perkara