BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Tematik Terpadu a) Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang menggabungkan suatu konsep dalam beberpa bidang setudi yang berbeda dengan harapan peserta didik akan belajar lebih baik dan bermakna. (Majid 2014 : 87). Selain itu pembelajaran tematik terpadu juga menggunakan sebuah tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Selain itu, pembelajaran tematik juga sebagai model pembelajaran yang termasuk kedalam jenis model pembelajaran terpadu. Apabila dikaitkan dengan tingkat perkembanagan pada anak pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang harus memperhatikan dan menyusaikan pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan pada anak (Trianto, 2011: 139).
Dalam pembelajaran tematik terdapat sebuah KI dan KD, yang dimana dalam Kompetensi Inti menyangkut pada sikap, pengatahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh semua peserta didik yang sesuai dengan hasil belajarnya dalam suatu muatan pembelajaran yang biasa disebut dengan KD (Kompetensi Dasar). Perolehan kompetensi dalam suatu pembelajaran pada umumnya berlangsung cecara kesinambungan. Dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah kompetensi sikap tidak bisa
9
berlangsung secara tegas atau terus terang, tetapi pengalaman dalam belajar pengatahuan dan keterampilan yang difasilitasi oleh guru. Jika guru ingin menjadikan peserta didik berpikir yang kritis, maka media yang digunakan dalam proses pembelajaran harus mengaitkan suatu pertanyaan yang dimana peserta didik bisa berbifikir secara kritis.
Dalam media Fun Thinker Book untuk pembelajaran tematik pada tema 4 subtema 1 pembelajaran ke 1 yang didalamnya terdapat KI, KD, Indikator, Tujuan, dan Materi pembelajaran sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
KI 3 : Memahami pengatahuan factual dengan cara mengamati, dan mencoba menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, disekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengatahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
b. Kompetensi Dasar (KD) Bahasa Indonesia
4.5 Mengkomunikasikan pendapat pribadi tentang isi buku sastra yang di pilih dan dibaca sendiri secara lisan dan tulis yang didukung oleh alasan.
IPS
3.3 Mengidentifikasi ekonomi dan hubungannya dengan berbagai pekerjaan, serta kehidupan social dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi.
IPA
4.8 Menjelaskan pentingnya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam dilingkungannya.
c. Indikator Bahasa Indonesia
4.5.1 Menjelaskan pendapat pribadi tentang isi cerpen yang dipilih sendiri secara lisan dan tulis yang didukung oleh alasan.
4.5.2 Mengemukakan pendapat pribadi tentang isi cerpen yang dipilih sendiri secara lisan dan tulis yang didukung oleh alasan.
IPS
3.3.1 Menyebutkan berbagai bidang pekerjaan dilingkungan sekitar sampai provinsi
3.3.2 Menggelompokkan berbagai bidang pekerjaan di lingkungan sekitar sampai provinsi.
IPA
4.8.1 Menganalisis pelestarian sumber daya alam dilingkungannya.
4.8.2 Menyimpulkan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya.
d. Tujuan
1) Melalui pembelajaran, peserta didik mampu mengatahui cerpen.
2) Melalui kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu menjelaskan pendapat pribadi tentang isi cerpen yang dibacanya.
3) Melalui tanya jawab, peserta didik dapat mengemukakan pendapat pribadi tentang isi cerpen yang dibacanya.
4) Melalui kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu mengatahui berbagai jenis pekerjaan.
5) Melalui tanya jawab, peserta didik dapat menggelompokkan jenis-jenis pekerjaan yang di sekitarnya.
6) Melalui penugasan, peserta didik dapat mengatahui pentingnya pelestarian sumber daya alam di lingkungan.
7) Melalui penugasan, peserta didik dapat menyimpulkan pentingnya pelestarian sumber daya alam di lingkungannya.
e. Materi
1) Teks Argumen (cerpen)
2) Sumber Daya Alam dan Pelestarian 3) Jenis Pekerjaan
Pada media Fun Thinker Book memuat sebuah materi yang akan dijadikan muatan dari media Fun Thinker Book sebagai berikut:
1) IPS
Pekerjaan merupakan kegiatan seseorang atau aktivitas manusia yang di lakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya dan pekerjaan itu memiliki berbagai jenis pekerjaan. Dari semua jenis-jenis pekerjaan yang ada
maka kita harus melakukan dengan sungguh-sungguh agar kita bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan biak. Dalam berbagai jenis pekerjaan itu terbagi menjadi 2 macam jenis pekerjaan, yaitu: pekerjaan yang menghasilkan barang dan mengahasilkan jasa.
2) Bahasa Indonesia
Cerpen atau cerita pendek merupakan jenis karya sastra yang dijelaskan bentuk tulisan yang berwujud sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas. Selain itu cerpen juga dapat disebut dengan sebuah prosa fiksi yang isinya mengenai pengisahan yang hanya terfokus pada satu konflik atau permasalahan. Cerpen terdiri dari berbagai kisah, kisah kasih syang, jenaka, dll. Cerpen biasanya mengandung pesan/amanat yang sangat mudah dipahami, sehingga sangat cocok dibaca oleh kalangan apapun.
3) IPA
Sumber daya alam adalah semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam terbagi menjadi 2 yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya non hayati, sumber daya alam hayati disebut juga sumber daya alam biotik yaitu semua yang terdapat dialam berupa mahluk hidup.
Sedangkan sumber daya alam non hayati atau sumber daya alam abiotic adalah semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa benda mati.
b) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pada pembelajaran tematik lebih berpusat pada peserta didik atau lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek dalam proses belajar,
sedangkan guru hanya menjadi sebuah fasilitator yang memberikan suatu kemudahan kepada peserta didik dalam aktivitas proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran tematik juga harus mampu memberikan suatu pengalaman langsung kepada peserta didik atau peserta didik dihadapkan langsung dengan suatu yang bersifat kongkrit atau nyata sebagai dasar untuk peserta didik memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Didalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas dan hanya memfokuskan pada pembelajaran kearah pembahasan tema-tema yang menurut paling dekat dengan kehidupan peserta didik. Dimana dalam proses pembelajaran tematik guru harus bisa mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya. Dengan mengaitkan kehidupan nyata peserta didik dan keadaan lingkungan sekolah. Selain itu dalam pembelajaran tematik harus ada prinsip belajar sambal bermain yang dapat membuat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran jauh lebih menyenangkan.
c) Prinsip Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan bagian dari pembelajaran terpadu yang memiliki prinsip-prinsip dasar. Menurut (Trianto, 2011: 154-156) pembelajaran tematik harus dapat memilih materi dari beberapa mata pelajaran yang memiliki keterkaitan, dengan demikian materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Secara umum prinsip- prinsip pembelajaran tematik sebagai berikut:
1. Prinsip penggalian tema
Prinsip ini merupakan prinsip utama dalam suatu pembelajaran tematik dalam artian bahwa setiap tema-tema saling berkaitan dan ada pula keterkaitannya dengan target utama dalam pembelajaran.
2. Prinsip pengelolaan pembelajaran
Pengelolaan sebuah pemelajaran dapat optimal apabila guru dapat menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses pembelajaran. Artinya bahwa guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.
3. Prinsip Evaluasi
Evalusi pada dasarnya menjadi bagian utama dalam setiap kegiatan untuk mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Bagaimana suatu kegiatan bisa diketahui hasilnya jika tidak dilakukan evaluasi.
4. Prinsip reaksi
Dampak pengirim (nurturant effect) bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar oleh sebab itu guru di tuntut untuk bisa merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa dicapai secara tuntas.
d) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Trianto 2011: 159), kelebihan dalam pembelajaran tematik adalah pengalaman belajar yang dilakukan oleh peserta didik di rasa cukup relevan dengan tingkat
perkembangannya. Selain itu dalam proses pembelajaran kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik sehingga dalam pembelajaran lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik. Dalam proses pembelajaran tematik peserta didik mampu mengembangkan keterampilan berpikir dalam kegiatan belajar yang sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya. Adapun mengembangkan keterampilan social peserta didik, seperti halnya dengan bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Menurut Udin Sa’ud dkk (2016: 18), pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan yang dilihat dari aspek guru, dalam pembelajaran tematik yang menuntut perang guru harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam proses pembelajaran. Selain itu dimana guru harus bisa mengemas dan mengembangkan sebuah materi dalam pembelajaran. Jika dilihat dari aspek peserta didik pembelajaran tematik memiliki sebuah peluang yang dapat mengembangkan kreativitas akademik peserta didik yang menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif baik dalam aspek intelegensi maupun kreativitasnya. Jika kemampuan tersebut sullit di terapkan oleh peserta didik maka pelaksanaan dalam proses pembelajaran belum bisa di katakan baik. Dilihat dari aspek-aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan sebuah informasi dari bahan bacaan yang cukup banyak agar dapat menunjang dan menambah sebuah pengetahuan dan wawasan.
Adapun kelemahan pembelajaran tematik pada kurikulum yang di terapkan dimana harus menekan pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik dan buka pada materi yang sudah di tempuh. Guru juga harus di berikan sebuah wewenang untuk mengembangkan sebuah materi, metode, serta model yang akan di gunakan pada proses pembelajaran berlangsung, namun juga di sesuaikan dengan kebuhan peserta didik (Majid, 2014: 197).
2. Media Pembelajaran
a) Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Rayanda Asyar (2012) media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi sebuah lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2010: 204) secara umum media adalah kata jamak dari
“medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Rossi dan Briedle (Wina Sanjaya, 2010: 204) mengemukakan bahwa, media pembelajaran ialah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat tersebut jika digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka dapat dikatakan sebagai media pembelajaran.
Lain halnya dengan Gerlach dan Ely (Wina Sanjaya, 2010: 204) yang mengungkapkan defenisi media pembelajaran lebih luas, yaitu tidak hanya terpusat pada alat dan bahan semata, melainkan human atau manusia juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Dalam pengertian lain media di artikan sebagai perantara seperti yang diungkapkan oleh Munandi (2013: 8) bahwa media ialah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secaraterencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
b) Manfaat Media Pembelajaran
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2), mengemukakan manfaat media dalam proses belajar peserta didik yaitu:
1)
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.2)
Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.3)
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran.4)
Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll.3. Media Fun Thinker Book
a) Pengertian Media Fun Thinker Book
Fun Thinker Book adalah buku berpikir menyenangkan merupakan
sebuah media berbentuk buku yang dibuat dari bahan kayu triplek, dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang menarik. Isi dari media Fun Thinker Book yaitu kuis yang menarik dan permainan sehingga membuat belajar jadi menyenangkan, media tersebut berisi materi sesaui dengan tema yang diajarkan.
b) Manfaat Media Fun Thinker Book
Manfaat media Fun Thinker Book yaitu peserta didik dibekali kemampuan belajar ketelitian, kerja sama kelompok dan kosentrasi dalam melakukan kegiatan permaianan sambal belajar. Sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran dan peserta didik mampu berpikir secara mudah sekaligus menyenangkan.
c) Desain Media Fun Thinker Book
Gambar 2.1 desain media Fun Thinker Book
Media Fun Thinker Book didesain dengan bahan dasar sebuah kayu triplek yang berukuran 40 cm 40 cm dimana isi dari media tersebut terdapat beberapa mata pembelajaran yang akan dibahas pada Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 1 yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS.
Pada media Fun Thinker Book bebentuk kotak persegi seperti hal dengan buku yang memiliki 2 sisi yaitu sisi kiri dan kanan, diamana setiap sisi berbentuk kotak-kotak persegi yang terdapat mata pelajaran yang nanti akan di hubungkan pada sisi kanan. Selain itu pada belakang media Fun Thinker Book terdapat sebuah permaianan puzzle yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
d) Landasan Penggunaan Media Fun Thinker Book
1. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 5 peserta didik.
2. Peserta didik diminta berbaris sesuai dengan kelompoknya
3. Peserta didik mengamati terlebih dahulu media yang diberikan.
4. Peserta didik diminta bergantian untuk menempelkan potongan kotak persegi ke kolom yang sesuai dengan yang didapat oleh peserta didik.
5. Setiap peserta didik hanya boleh mengambil 1 potongan kotak untuk mengisi kolom yang sesaui dengan yang didapat oleh peserta didik.
6. Setelah menempel potongan kotak peserta didik berputar balik ke belakang barisan trakhir.
7. Kemudian dilanjutkan oleh barisan yang kedua dengan tuagas yang sama dengan yang pertama.
8. Setiap peserta didik hendak mengisi kolom, mereka harus menjelaskan pertanyaan yang didapatkan oleh peserta didik.
9. Begitu juga dengan seterusnya hingga semua kotak terisi penuh.
10. Setelah semua terisi, peserta didik diminta untuk membalik media tersebut.
11. Peserta didik diminta lagi untuk mengamati media.
12. Peserta didik diminta untuk menempel puzzle dimedia tersebut.
13. Pertaturan permaianannya sama seperti yang pertama.
14. Begitu juga dengan seterusnya sehingga kepingan puzzle menjadi 1 gambar utuh.
15. Setelah puzzle menjadi 1 gambar yang utuh, peserta didik diminta untuk membuat cerpen (cerita pendek) sesuai dengan gambar yang didapat.
e) Kelebihan Penggunaan Media Fun Thinker Book
1. Media Fun Thinker Book mempersingkat waktu dalam proses pembelajaran.
2. Media Fun Thinker Book membuat pembelajaran lebih bervariasi dan tidak membosankan.
3. Media Fun Thinker Book membuat peserta didik saling percaya ke teman 1 kelompoknya.
4. Media Fun Thinker Book membuat peserta didik menjadi aktif karena belajar sambal mempraktek.
5. Media Fun Thinker Book membuat pembelajaran menjadi struktur dan terencana.
f) Kelemahan Penggunaan Media Fun Thinker Book
1. Media Fun Thinker Book digunakan pada kelas yang memiliki materi yang sama
2. Media Fun Thinker Book Cuma mencangkup beberapa jenis-jenis pekerjaan.
3. Media Fun Thinker Book hanya mencangkup 3 mata pembelajaran.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian pengembangan media Pop-Up pada pembelajaran subtema keunikan daerah tempat tinggalku kelas IV Sekolah Dasar telah dilakukan oleh Ariani Budiarti (2017) dalam penelitiannya membahas tentang penggunaan media yang berbentuk box memuat materi tentang keunikan-keunikan daerah.
Perbedaanya dengan penelitian yang diambil adalah terdapat pada kelas, tema dan sub tema pembelajaran serta materi yang diambil. Sedangkan untuk persamaannya sama-sama menggunakan media buku yang memuat materi yang akan diajarkan
pada peserta didik serta model penelitian yang diambil sama-sama menggunakan model ADDIE.
Penelitian pengembangan media buku besar Big Book cerita berkuis (Cerkis) pada pembelajaran tematik bagi siswa kelas 1 Sekolah Dasar dilakukan
oleh Rikha Ari Pratiwi (2015) dalam penelitiannya membahas tentang penggunaan media buku Big Book cerita berkuis (Cerkis) yang memuat dan membahas materi pada tema 8 tentang peristiwa alam. Perbedaanya dengan penelitian yang diambil adalah terdapat pada kelas, tema dan sub tema pembelajaran, materi serta model yang digunakan pada penelitian ini menggunakan model Borg and Gall berbeda dengan model penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan model ADDIE.
Sedangkan untuk persamaannya sama-sama menggunakan media buku yang memuat materi yang akan diajarkan pada peserta didik.
Penelitian pengembangan Ensiklopedia elektronik berbagai pekerjaan di Indonesia pada pembelajaran tematik tema 4 berbagai pekerjaan sub tema jenis- jenis pekerjaan pembelajaran 1 kelas 4 SD (2018). Perbedaannya terdapat pada penggunaan media yang dikembangangkan, penelitian terdahulu menggunakan media dalam bentuk software dengan sistem aplikasi adobe flash, berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan media 3 dimensi dan perbedaan lain yaitu model yang digunakan pada penelitian ini menggunakan model Borg and Gall berbeda dengan model penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan
model ADDIE. Sedangkan untuk persamaannya yaitu sama-sama memuat tema, sub tema, pembelajarn dan materi yang sama sehingga dalam penyampaian materi dengan menggunakan media sama saja.
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian Pengembangan Desain
.
media pembelajaran Fun Thinker Book dimana media tersebut sudah dirancang sesuai dengan analisis kebutuhan.
Pengembangan produk media Fun Thinker Book untuk kegiatan pembelajaran tematik pada kelas IV Sekolah Dasar.
Kondisi Ideal:
Adanya media pembelajaran
Kondisi Nyata:
Media yang digunakan guru hanya persatuan mata pelajaran
Analisis Kebutuhan
Peserta didik membutuhkan pembelajaran yang bervariasi dan sebuah media dalam proses pembelajaran tematik agar peserta didik lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
Metode Penelitian
: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Angket
: Pedoman observasi, wawancara, Angket : Analisis data kualitatif dan Kuantitatif
(Model ADDIE : Analysis, Design, Development, Implementation, Implementation Evaluation) Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data