• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PERUBAHAN KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM BASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROSES PERUBAHAN KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM BASA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PERUBAHAN KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM BASA

Oleh :

MASYKUR KHAIR, S.Kep., Ns.

Pengantar...

• Volume CIS ditentukan oleh tekanan osmotik ekstrasel melalui membran sel yg bebas dilalui air

Tekanan osmotik ↑ - air keluar dari sel (sel mengkerut) Tekanan osmotik ↓ - air masuk ke dalam sel

Tekanan osmotik dipengaruhi oleh ion Na dan K

Transport K+ ke dalam sel dan Na+ keluar sel terjadi secara aktif (perlu energi)

• Volume cairan intravaskuler (plasma) dipertahankan oleh keseimbangan antara filtrasi dan tekanan onkotik pada sistem kapiler

Tekanan onkotik ditentukan oleh albumin.

Misalnya pada sindroma nefrotik, protein ↓ tek onkotik

(2)

Skema Pengaturan Cairan Tubh

PROSES EDEMA

(3)

Definisi

Odem atau Edema yaitu pembengkakan yg terjadi akibat penumpukan cairan yg berlebihan dlm ruang jaringan (interstisial) &

kavum serosa

Edema adalah akumulasi cairan yang berlebihan dalam jaringan tubuh

Cont’...

Pada umumnya edema berarti pengumpulan cairan berlebihan pada sela-sela jaringan atau rongga tubuh. Secara garis besar cairan edema ini dapat dikelompokkan menjadi edema peradangan atau eksudat dan edema non radang atau transudat. Sesuai dengan namanya eksudat timbul selama proses peradangan dan mempunyai berat jenis besar (> 1,20).

Cairan ini mengandung protein kadar tinggi sedangkan transudat mempunyai berat jenis rendah (<1,15) dan mengandung sedikit protein.

Edema dapat bersifat setempat atau umum. Edema yang bersifat umum dinamakan anasarka, yang menimbulkan pembengkakaan berat jaringan bawah kulit. Edema yang

(4)

Etiologi

peningkatan permeabilitas kapiler (mis.

Pelepasan zat-zat kimia inflamatorik) penurunan tekanan osmotik akibat

hipoproteinemia (mis. Gagal hepar)

obstruksi sistem limfatikus (mis, kelainan malignitas)

peningkatan tekanana hidrostatik vena (mis, gagal jantung)

Proses Odem

Odem bisa disebabkan karena kelebihan cairan tubuh.

Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan.

Menyebabkan volume darah ↑ & edema

Peningkatan natrium dpt menyebabkan edema, krn sifat natrium yg dpt mengikat/menarik air, sehingga bisa menyebabkan terjadi perpindahan cairan/air yg akhirnya bisa menyebabkan edema.

Edema radang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas

(5)

Cont’...

Edema dapat timbul akibat tekanan koloid osmotik plasma yg menurun atau tekanan hidrostatik kapiler yang meningkat.

Tekanan osmotik plasma adalah tekanan yg mempertahankan cairan di dalam pembuluh darah dgn cara menarik cairan dari ruang intersrtitial. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang mendorong cairan dari plasma ke ruang interstitial.

Tekanan koloid osmotik plasma dapat berkurang akibat terjadinya kerusakan hepar seperti pada sirosis hati. Pada sirosis hepatik hati tidak dapat mensintesis protein, sedangkan protein terutama albumin sangat berperan dalam mempertahankan tekanan koloid osmotik plasma, sehingga pada sirosis hepatik dapat terjadi edema.

Cont’...

Tekanan koloid osmotik plasma juga dpt berkurang pd sindroma nefrotik. Pada sindroma nefrotik, ginjal mengalami “kebocoran”

sehingga albumin yg dlm keadaan normal tdk dpt diekskresi oleh ginjal, pada sindroma nefrotik akan terbuang bersama urin.

Akibatnya kandungan albumin didalam plasma akan berkurang sehingga terjadi penurunan tekanan koloid osmotik plasma. Hal ini menyebabkan timbulnya edema.

Tekanan hidrostatik kapiler dpt meningkat pd hambatan aliran darah vena seperti yg terjadi pd gagal jantung kongestif. Pd gagal jantung kongestif, tekanan darah vena meningkat yg akan diikuti dgn peningkatan tekanan hidrostatik kapiler. Cairan akan didorong dari plasma ke ruang interstitial shgg cairan akan

(6)

Cont’....

Edema merupakan gejala dari berbagai keadaan medis serius, seperti penyakit jantung kongesif, gagal jantung, gagal hati, malnutrisi dan sindrom nefrotik.

Edema perifer bisa juga terjadi akibat obstruksi vena atau obstruksi limfatik atau karena pemberian garam dan air berlebihan. Obat-obatan seperti obat anti inflanmasi nonsteroid (OAINS) dan bloker (penyekat) kanal kalsium (calsium channel blocker) juga bisa menyebabkan edema perifer. Edema bisa merupakan indikator utama adanya penyakit serius.

KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI

Edema Bilateral

Gagal jantung kongesif Gagal hati

Gagal ginjal Sindrom nefrotik Malnutrisi

Imobilitas

Obat-obatan (OAINS, bloker kanal kalsium)

Edema Unilateral Obstruksi limfatik Obstruksi vena Selulitis

Rupturnya kista Baker

Imobilitas lokal, mis. hemiparesis

(7)

EDEMA TUNGKAI BILATERAL

Pada edema tungkai bilateral, diagnosis ditegakkan dengan menentukan ada tidaknya peningkatan tekanan vena dan ada tidaknya tanda penyakit hati, imobilitas berat atau malnutrisi.

Gagal Jantung : edema tungkai terjadi dari gagal jantung kanan dan selalu disertai peningkatan tekanan vena jugularis (JVP). Sering ditemukan hepatomegali sebagai tanda kelainan jantung yang mendasarinya. Jika edema nampak sedikit di tungkai, dan berat di abdomen, harus dipertimbangkan adanya konstriksi perikardial.

Gagal Hati : edema tungkai disebabkan oleh rendahnya kadar albumin serum (biasanya <20 g/dL ). Bisa ditemukan tanda penyakit hati kronis, seperti spider nevi, leukonika (liver nail), ginekomastia, dilatasi vena abdomen yang menunjukkan adanya hipertensi portal, dan memar (kerusakan fungsi sintesis hati). JVP tidak meningkat. Pada penyakit hati kronis berat (misalnya sirosis), pemeriksaan enzim hati mungkin hanya sedikit terganggu, walaupun rasio normalisasi internasional (INR) sering memanjang (> 20 dtk). Pada gagal hati akut, pasien biasanya sakit berat, terdapat gejala gangguan otak yang menonjol dan tes fungsi hati biasanya abnormal.

EDEMA TUNGKAI BILATERAL...

Gagal Ginjal : edema disebabkan oleh rendahnya kadar albumin serum (sindrom nefrotik, di mana urin berbusa dan mengandung 3-4 + protein pada tes dipstick) atau ketidakmampuan mengeksresikan cairan (sindrom nefritik, berhubungan dengan hipertensi dan rendahnya output urin). Tes yang perlu dilakukan untuk konfirmasi adalah pengukuran kadar albumin serum (biasanya < 30g/dL), protein urin (biasanya > 4 g/24 jam), dan kreatinin serta ureum serum.

Imobilitas Umum : pasien biasanya berusia tua dan jelas imobil karena lemah atau penyakit serebrovaskular. JVP menurun, dan tidak ada tanda penyakit hati ataupun ginjal.

Malnutrisi : penyakit kronis bisa berhubungan dengan keadaan katabolik dan derajat malnutrisi yang bisa cukup berat untuk menurunkan kadar albumin serum dan menyebabkan edema tungkai.

(8)

EDEMA TUNGKAI UNILATERAL

Bengkak tungkai satu sisi seringkali memiliki penyebab lokal, seperti :

Trombosis vena dalam (deep venous thrombosis [DVT]) pada tungkai menyebabkan nyeri tungkai unilateral dengan onset lambat (berjam-jam), bengkak dengan kulit yang hangat, dan mungkin nyeri lokal di betis dan sepanjang vena, khususnya vena safena magna. Karena gejala/tanda tidak bisa dijadikan patokan dalam menegakkan diagnosis, semua pasien dengan dugaan DVT harus menjalani pemeriksaan penunjang (ultrasonografi vena atau venografi) dan diperiksa untuk menyingkirkan kemungkinan komplikasi emboli paru (pulmonary embolism [PE])

Rupturnya kista Baker : kista Baker adalah bursa sendi lutut yang menonjol ke fosa popliteadan biasanya terjadi pada artritis reumatoid. Kista ini bisa ruptur dan menyebabkan nyeri tungkai dan pembengkakan betis dengan onset mendadak. Ultrasonografi bisa membantu menegakkan diagnosis.

EDEMA TUNGKAI UNILATERAL...

Selulitis : terdiri dari eritema yang menyebar, kadang-kadang berbatas tegas, biasanya mengikutin garis limfatik. Seringkali terasa sangat nyeri dan berhubungan dengan suh, dan kenaikan laju endap darah (LED), protein reaktif-C (C-creative protein [CRP]) dan hitung jenis leukosit. Organisme penyebab biasanya salah satu jenis stafilokokus atau streptokokus, dan biasanya tumbuh pada kultur darah, walaupun jarang didapatkan dari apusan kulit.

Obstruksi limfatik menyebabkan bentuk edema unilateral ‘kaki kayu’, kadang- kadang disebut edema ‘non pitting’. Sangat jarang dijumpai di Barat, dan bila ada biasanya disebabkan oleh invasi karsinoma dan hilangnya nodus limfatik sebagai saluran pembuangan, misalnya pada metastasis melanoma. Di Afrika obstruksi limfatik sering dijumpai, sering terjadi bilateral, dan disebabkan oleh infestasi filaria.

Tumor pelvis bisa menekan vena unilateral, menyebabkan edema unilateral.

Imobilitas lokal bisa menyebabkan edema tungkai unilateral, misalnya pada hemiparesis yang berlangsung lama.

(9)

Klasifikasi lain Edema

Edema berdasarkan tempat terakumulasinya cairan dibagi menjadi 2, yaitu : Edema Intraselular & Edema Ekstraselular

Edema Intraselular (Nonpitting Edema) :

Keadaan yg memungkinkan terjadinya edema adalah proses metabolik jaring & tidak adanya nutrisi sel yg adekuat

Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sel akibat aliran darah berkurang akan mengakibatkan gangguan kerja pompa ion, kelebihan elektrolit dlm sel akan meningkatkan tekanan osmotik di dlm sel sehingga menyebabkan terjadinya pergerakan cairan dari luar ke dlm sel

Cont’...

Edema Eksrtaselular (Pitting Edema)

Pada dasarnya ada 2 jenis penyebab edema yg

paling sering dijumpai yaitu kebocoran abnormal

cairan dari plasma ke ruang interstisial dan melintasi

kapiler & kegagalan limfatik untuk mengembalikan

cairan dari interstisial ke dalam darah.

(10)

Cont’....

Berdasarkan proses patofisiologi, edema dibagi bersarkan penyebabnya.

Penurunan konsentrasi protein plasma, sbg contoh pd pasien gagal ginjal, penyakit hati, luka bakar, &

malnutrisi

Peningkatan permeabilitas dinding kapiler, sbg contoh kerusakan jaringan, & rx alergi

Peningkatan tekanan vena (venus pressure), sbg contoh gagal jantung kongestif, & kehamilan

Penyumbatan saluran Life, sebagai contoh filariasis

Kompensasi Tubuh

Pada dasarnya tubuh memiliki kompensasi untuk mengatasi edema. Ada tiga cara tubuh mengkompensasi edema :

Komplians interstisial yg rendah ketika tekanan cairan interstisial berada dlm batas tekanan neganif (3 mmHg) Kemampuan aliran Limfe untuk meningkat 10-50 kali lipat (7 mmHg)

Penurunan konsentrasi protein cairan interstisial yg akan menurunkan tekanan osmotik (7 mmHg)

(11)

HIPER DAN HIPO ELEKTROLIT

Pengantar...

Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal.

Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan / adanya angguan mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan.

(12)

Pengantar...

Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.

Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.

HIPERELEKTROLIT

Kondisi dimana terjadi kelebihan elektrolit didalam tubuh Kondisi ini bisa disebabkan karena asupan/intake yg berlebih, gangguan metabolisme elektrolit di dalam tubuh.

Kelebihan elektrolit bisa berupa :

1. Hipernatremia

2. Hiperkalemia

3. Hiperkalsemia

4. Hipermagnesia

5. Hiperkloremia

(13)

Hipernatremia

Keadaan kelebihan Na dlm CES yg menyebabkan tekanan osmotik ekstrasel meningkat. Sehingga menyebabkan cairan intrasel bergerak keluar

Tanda & gejala : kulit & mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, permukaan kulit membengkak, oligouria/anuria, konvusi, suhu tubuh tinggi, & lidah kering serta kemerahan.

Hipernatremia disebabkan oleh asupan Na yg berlebihan, kerusakan sensasi haus, diare, disfagia, poliuria krn diabetes insipidus, & kehilangan cairan berlebihan dr paru-paru

Hiperkalemia

Keadaan kelebihan kadar kalium dlm CES. Pd pemeriksaan EKG terdpt gelombang T memuncak, QRS melebar, & PR memanjang

Tanda & Gejala : rasa cemas, iritabilitas, hipotensi, parastesia, mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, kelemahan & aritmia. Hiperkalemia berbahaya krn dpt menghambat tramsmisi impuls jantung &

menyebabkan serangan jantung.

Hiperkalemia dpt terjadi pd pasien luka bakar, penyakit ginjal, & asidosis metabolik. Jika terjadi hiperkalemia, salah 1 upaya yg dpt dilakukan u/

menormalkan kadar kalium adalah dgn pemberian insulin, krn insulin dpt mendorong kalium masuk ke dlm sel

Pada asidosis metabolik terjadi perpindahan K+ dari intraseluler ke ekstraselular (serum) sebagai ganti dari ion Na yang hilang bersama tinja.

(14)

Hiperkalsemia

Kondisi kelebihan kadar kalsium pd CES

Hiperkalsemia ditandai dgn penurunan kemampuan otot, mual, muntah, anoreksia, kelemahan & letargi, nyeri pd tulang, & serangan jantung. Kondisi ini dpt terjadi pd pasien yg mengalami pengangkatan kelenjar gondok &

mengkonsumsi Vit. D secara berlebihan

Hipermagnesia

Kondisi kelebihan kadar magnesium dlm darah

Hipermagnesia ditandai dgn depresi saluran

pernapasan, aritmia jantung, & depresi refleks

tendon profunda

(15)

Hiperkloremia

Kondisi kelebihan ion klorida dlm serum

Sering dikaitkan dgn hipernatremia, terutama pd kasus dehidrasi & masalah ginjal

Hipokloremia menyebabkan pemurunan bikarbonat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan asam basa.

Jika berlangsung lama dpt menyebabkan kelemahan, letargi, & pernapasan kussmaul

Hiperfosfatemia

Kondisi peningkatan kadar ion fosfat di dlm serum Ditandai dgn peningkatan eksistabiitas SSP, spasme otot, konvulsi & tetani, peningkatan gerakan usus, gangguan kardiovaskuler, &

osteoporosis. Kondisi ini dpt terjadi pd kasus gagal

ginjal atau pd saat kadar parathormon menurun

(16)

HIPOELEKTROLIT

Hipoelektrolit yaitu kondisi dimana terjadi kekurangan elektrolit dalam tubuh

Kekurangan elektrolit dlm tubuh bisa berupa : 1. Hiponatremia

2. Hipokalemia 3. Hipokalsemia 4. Hipomagnesia 5. Hipokloremia 6. Hipofosfatemia

Hiponatremia

Keadaan kekurangan Na dlm CES yg menyebabkan perubahan tekanan osmotik. Penurunan Na menyebabkan cairan berpindah dr ruang ekstrasel ke cairan intrasel sehingga sel menjadi bengkak

Tanda & gejala : rasa haus berlebihan, Nadi cepat, hipotensi postural, konvulsi, membran mukosa kering, cemas, postural dizziness, mual, muntah, & diare.

Hiponatremia umumnya disebabkan oleh lehilangan cairan tubuh scr berlebihan mis. ketika terjadi diare atau muntah terus-menerus dlm jangka waktu yg lama

(17)

Hipokalemia

Keadaan kekurangan kadar kalium dlm CES yg menyebabkan kalium berpindah keluar sel. Pd pemeriksaan EKG terdpt gelombang T datar & depresi segmen ST.

Hampir semua K+ berada di intraselular maka hipokalemia bisa disebabkan karena perpindahan kalium yaitu dari serum ke sel misalnya pada alkalosis akut, sehingga kadar kalium dlm serum akan menurun

Hipokalemia ditandai dgn kelemahan, keletihan, & penurunan kemampuan otot. Selain itu ini jg ditandai dgn distensi usus, penurunan bising usus, denyut jantung (aritmia) tdk beraturan, penurunan TD, tdk nafsu makan & muntah-muntah

Hipokalsemia

Kondisi kekurangan kadar kalsium dlm CES. Pd kondisi ini terjadi pemanjangan interval Q-T pd pemeriksaan EKG

Hipokalsemia ditandai dgn terjadinya kram otot &

kram perut, kejang (spasme) & tetani, peningkatan mortilitas gastointestinal, gangguan kardiovaskuler,

& osteoporosis

(18)

Hipomagnesia

Kondisi kekurangan kadar magnesium dlm darah

Hipomagnesia ditandai dgn iritabilitas, tremor, hipertensi, disorientasi, konvulsi, halusinasi, kejang, kram pd kaki &

tangan, refleks tendon profunda yg hiperaktif, serta takikardia.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh konsumsi alkohol yg berlebihan, malnutrisi, gagal hati, absorpsi usus yg buruk, &

DM

Hipokloremia

Kondisi kekuragan ion klorida dlm serum

Ditandai dgn gejala yg menyerupai alkalosis metabolik, yaitu kelemahan, apatis, gangguan mental, pusing, &

kram.

Kondisi ini dpt terjadi krn tubuh kehilangan sekresi gastrointestinal scr berlebihan, mis, karena muntah, diare, diuresis, at/ pengisapan nasogastrik

(19)

Hipofosfatemia

Kondisi penurunan kadar ion fosfat di dlm serum

Hipofosfatemia antara lain ditandai dgn anoreksia, parastesia, kelemahan otot, & pusing.

Kondisi ini dpt terjadi karena pengonsumsian alkohol scr berlebihan, malnutrisi, hipertiroidisme, & ketoasidosis diabetes

ASIDOSIS & ALKALOSIS

(20)

Pengantar..

pH darah adalah resultan 2 komponen : komponen metabolik dan komponen respiratorik.

pH normal: 7.35 – 7.45

BE (base akses) merupakan komponen metabolik yaitu jumlah basa yg perlu dikoreksi. Normal = ± 2.3 mEq/ L

BE (+) kelebihan basa

BE (–) kekurangan basa/kelebihan asam

pCO2 = merupakan komponen respiratorik status asam basa.

Normal = 35 – 45 mmHg

KLASIFIKASI GANGGUAN ASAM BASA

Klasifikasi gangguan asam basa:

Asidosis metabolik

Asidosis respiratorik

Alkalosis metabolik

Asidosis respiratorik

(21)

Asidosis metabolik → ggg keseimbangan asam basa yg ditandai dgn ↓pH yg bkn disebabkan oleh kelebihan CO2 dlm cairan tubuh. Kondisi ini ditandai dgn ↓ HCO3- plasma, sedangkn kadar CO2normal.

Sebab:

Produksi ion H+berlebihan, misalnya:

Meningkatkan metabolisme (demam, distress pernapasan, kejang, dll) Meningkatkan asam organik (dehidrasi, hipoxia, hipoperfusi)

Ketosis (DM, kelaparan)

Kehilangan bikarbonat berlebihan, misalnya: diare, drainase ileostomi Pemberian asam (HCl, asam amino)

Kegagalan ginjal untuk mengeluarkan asam yg berlebihan

ASIDOSIS METABOLIK

ASIDOSIS METABOLIK...

Kompensasi; pernapasan kusmaul; kelelahan (malaise); disorientasi.

Kompensasi : ginjal menahan bikarbonat &

mengeluarkan hidrogen; paru meningkatkn

pengeluaran CO

2

dgn bernapas cepat & dlm

(22)

Asidosis respiratorik → ggg keseimbangan asam basa yg ditandai dgn ↓pH akibat retensi CO

2

. Krn jumlah karbon dioksida (CO

2

) yg keluar melalui paru berkurang sehingga terjadi peningkatan H

2

CO

3

yang menyebabkan peningkatan Hidrogen (H+) sehingga pH menurun.

ASIDOSIS RESPIRATOTIK

Gejala klinis : ggg pernaapasan (hipoventilasi);

ggg kesadaran & disorientasi; pH plasma < 7,35;

PCO

2

tinggi (>45 mmHg).

Kompensasi : ginjal akan meningkatkan pengeluaran hidrogen & mempertahankan bikarbonat.

ASIDOSIS RESPIRATOTIK...

(23)

Alkalosis metabolik → kadar penurunan jumlah ion hidrogen dlm plasma yg disebabkan oleh defisiensi relatif asam-asam non-karbonat. Pd kondisi ini, pe↑

HCO

3-

tdk diimbangi dgn peningkatan CO

2

.

Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defisiensi asam non-karbonat.

Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah- muntah dan minum obat-obat alkalis. Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat.

ALKALOSIS METABOLIK

Gejala klinis : nilai bikarbonat plasma >26 mEq/L & pH

>7,45; apatis; ggg mental (letargi, bingung, & gelisah);

lemah; kram; pusing.

Kompensasi : ginjal menahan ion hidrogen &

mengekskresikan lbh banyak HCO

3-

; napas menjadi lambat & dangkal

ALKALOSIS METABOLIK...

(24)

Alkalosis respiratorik → ggg keseimbangan asam basa yg ditandai dgn ↑ pH karena pengeluaran CO

2

berlebih akibat hiperventilasi. Peningkatan jumlah udara yg masuk ke paru-paru akan menyebabkan pengeluaran juga meningkat, pengeluaran yg berlebihan inilah yg menyebabkan penurunan kadar CO

2

ALKALOSIS RESPIRATORIK

Gejala klinis : pH plasma >7,35; baal &

kesemutan pd ujung jari tangan & kaki;

kemampuan konsentrasi terganggu.

Kompensasi : Ginjal akan meningkatkan ekskresi/pengeluaran bikarbonat &

menahan hidrogen.

ALKALOSIS RESPIRATORIK...

(25)

Gangguan Keseimbangan Asam Basa...

Gangguan Asam Basa pH PCO2 HCO3- Asidosis Respiratorik

Asidosis Metabolik Alkalosis Respiratorik Alkalosis Metabolik

↓/N

↑/N

↑/N

↓/N

Ket :

• Murni jika salah satu Normal antara HCO3- atau PCO2

• Terkompensasi sebagian jika semua mengalami masalah

• Terkompensasi sempurnah jika pH Normal

• Jika pH Normal, maka Nilai BE yg digunakan untuk menentukan asaidosis atau alkalosis

Nilai Normal AGD Arteri : pH : 7,35-7,45 PCO2 : 35-45 PO2 : 80-100 HCO3 : 22-26 Tot. CO2 : 23-27 O2% : 95-100%

BE : 2,3

Rumus : pH ↓ = ↓

PCO↑

THANKS...

Semoga Bermanfaat...!!

Setiap perubahan akan terjadi.. Baik fisik maupun psikis.. Setiap org akan berubah..

Entah ke arah yg baik atau tidak.. Tergantung apa yg diadopsi org tersebut...

Jika perubahan keseimbangan cairan bisa terjadi karena penyakit... Maka jangan jadikan Penyakit Hati mengubahmu ke arah yg Buruk

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan pimpinanNya, penulis diberi kesempatan mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis 1