• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEST PRACTICE GURU DALAM TUGAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BEST PRACTICE GURU DALAM TUGAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 BEST PRACTICE GURU

DALAM TUGAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SMARTPHONE DI SMP ISLAM DARUSSALAM PALANGKA RAYA

Oleh :

AGUS SETIAWAN, S.Pd No. UKG : 201901064306

Guru Mata Pelajaran Matematika di SMP ISLAM DARUSSALAM KOTA PALANGKA RAYA KALIMANTAN TENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2019

(2)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 LEMBAR PENGESAHAN

BEST PRACTICE

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SMARTPHONE DI SMP ISLAM DARUSSALAM PALANGKA RAYA

Karya Ilmiah ini disusun dalam rangka mengikuti program PKB dalam PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran) berbasis zonasi Tahun 2019

Palangka Raya, Nopember 2019 Disusun Oleh :

Agus Setiawan, S.Pd .

Diketahui,

(3)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DARUSSALAM

SMP ISLAM DARUSSALAM

Alamat. Jalan G. Obos Komplek Islamic Center Palangka Raya Kode Pos 73111

(0536)4210527 082351865513 [email protected]

SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jamatul Solihin, S.Pd

NIP : -

Pangkat/Gol : -

Jabatan : Kepala Sekolah SMP Islam Darussalam

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah Best practice dengan judul :

“Pembelajaran Matematika Berorientasi Higher Order Thinking Skills (Hots) Melalui Model Discovery Learning dengan Media Pembelajaran Berbasis martphone di SMP Islam Darussalam Palangka Raya

Adalah Karya asli dari guru :

Nama : Agus Setiawan, S.Pd No.UKG : 201901064306 Pangkat/Gol : -

Jabatan : -

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.

(4)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 BIODATA PENULIS

1. Nama AGUS SETIAWAN, S.Pd

2. No. UKG 201901064306

3. Jabatan GURU

4. Tempat /Tanggal Lahir PULAU MAMBULAU/ 16 JUNI 1994 5. Jenis Kelamin Laki-laki

6. Pendidikan Terakhir S1/Pendidikan Matematika 7. Tempat Tugas SMP ISLAM DARUSSALAM

8. Alamat Rumah Jl. Karanggan No. 33 Kel. Bukit Pinang Kec. Pahandut Kota Palangka Raya

Palangka Raya, Nopember 2019 Penulis

AGUS SETIAWAN, S.Pd NIP.

(5)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Best Practice ini dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai pemaparan hasil penyelesaian masalah dengan aksi terbaik pada kelas VII di SMP ISLAM DARUSSALAM dengan judul “Pembelajaran Matematika Berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) Melalui Model Discovery Learning Dengan Media Pembelajaran Berbasis Smartphone di Smp Islam Darussalam Palangka Raya”.

Terimakasih saya ucapkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya beserta seluruh panitia penyelenggara dan Guru Inti program PKP berbasis Zonasi Mata Pelajaran Matematika Jenjang SMP/MTs yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga kegiatan praktik baik IN maupun ON dapat terlaksana dengan baik. Terimakasih kepada rekan-rekan guru sasaran program PKP berbasis Zonasi Mata Pelajaran Matematika Jenjang SMP/MTs yang senantiasa memberikan inspirasi dalam diskusi, nasehat kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih kepada rekan-rekan guru dan staf tata usaha SMP ISLAM DARUSSALAM atas support dan kerjasama yang baik selama proses pelaksanaan kegiatan pemenuhan mutu. Serta kepada semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung turut berkontribusi dalam penyusunan laporan ini, saya ucapkan terima kasih.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, laporan ini diharapkan bermanfaat dalam mendukung peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui program PKP berbasis Zonasi Mata Pelajaran Matematika Jenjang SMP/MTs serta forum MGMP Matematika COSINUS yang dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu kritik positif dari semua pihak sangat diharapkan guna perbaikan di masa-masa mendatang.

(6)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

BIODATA PENULIS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. JENIS KEGIATAN ... 4

C. MANFAAT KEGIATAN ... 4

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. TUJUAN DAN SASARAN ... 5

B. BAHAN/MATERI KEGIATAN ... 5

C. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ... 5

D. MEDIA DAN INSTRUMEN ... 8

E. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN ... 8

BAB III HASIL KEGIATAN A. HASIL ... 9

B. MASALAH YANG DIHADAPI ... 10

C. CARA MENGATASI MASALAH ... 10

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN ... 11

B. REKOMENDASI ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(7)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

(8)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan yang dimaksud disini bukan bersifat nonformal melainkan bersifat formal, meliputi proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Peningkatan kualitas pendidikan dicerminkan oleh prestasi belajar siswa. Sedangkan keberhasilan atau prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang bagus. Karena kualitas pendidikan yang bagus akan membawa siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.

Pada saat proses belajar-mengajar berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini, metode dan model pembelajaran mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu pembelajaran sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.

Hal tersebut memperkuat anggapan bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar-mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang

(9)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

menyenangkan pada diri siswa yang pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/

HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.

Adapun dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran discovery learning dan menggunakan media pembelajaran berbasis Smartphone. Discovery learning merupakan model pembelajaran yang mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dan media pembelajaran berbasis Smartphone merupakan media pembelajaran yang menggunakan gawai alias telepon pintar (Smartphone) untuk mengakses sumber belajar.

Setelah melaksanakan pembelajaran model discovery learning dan menggunakan media pembelajaran berbasis Smartphone, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran discovery learning dan menggunakan media pembelajaran berbasis Smartphone yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik terbaik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model discovery learning dan menggunakan media pembelajaran berbasis Smartphone.

(10)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

Smartphone merupakan pengembangan dari handphone yang ditambahi beberapa fitur-fitur seperti kamera berkualitas tinggi untuk berfoto maupun membuat video. Smartphone juga memiliki fitur lebih yaitu akses internet. Fitur- fitur ini yang membuat smartphone diidolakan oleh remaja. Sebagian besar remaja menggunakan smartphone untuk mengakses internet baik hanya untuk sekedar browsing hingga bersosial media. Pada bulan Januari 2018 wearesocial merilis data tentang pengguna internet di Indonesia dalamGlobal Digital Report 2018.

Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa dari total populasi 265 milyar penduduk Indonesia, sebanyak 132 milyar penduduknya merupakan pengguna internet aktif. Dari 132 milyar tersebut, 130 milyar diantaranya aktif di sosial media. Dari data tersebut pengguna smartphone didominasi oleh remaja yang tergolong usia sekolah.

Sebagai seorang guru profesional, tantangan ini seharusnya dijadikan sebagai peluang bagi guru untuk lebih menggali potensi yang ada pada siswa. Guru dapat memfasilitasi siswanya untuk berekspresi dengan cara memanfaatkan smartphone dalam pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan smartphone sebagai media dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat didefinisakan sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan pesan berupa pengetahuan yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Salah satu manfaat penggunaan media dalam pembelajaran yaitu memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan dapat meningkatkan minat belajar. Minat belajar tidak didapatkan secara otomatis, namun perlu adanya latihan dan juga stimulus. Minat belajar tidak hanya berasal dari dalam diri siswa, tetapi juga bisa dari faktor luar seperti metode mengajar guru dan media yang digunakan. Minat belajar sangat penting dan dibutuhkan dalam pembelajaran termasuk matematika. Matematika selama ini menjadi momok bagi siswa.

Paradigma ini menjadi tantangan bagi guru matematika. Guru matematika harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar. Guru matematika dapat memanfaatkan smartphone untuk media pembelajaran di kelas.

(11)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 B. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran matematika di kelas VII untuk kompetensi dasar menjelaskan dan melakukan operasi biner, pada himpunan menggunakan masalah konstekstual

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika yang berorientasi HOTS.

(12)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran

Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi Higher Order Thiking Skills (HOTS).

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VII semester 1 di SMP Islam Darussalam sebanyak 29 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini adalah materi kelas VII untuk mata pelajaran matematika pada materi ajar himpunan dengan sub materi Menjelaskan dan melakukan operasi biner, pada himpunan menggunakan masalah konstekstual.

C. Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran discovery learning dan menggunakan media pembelajaran berbasis Smartphone.

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.

a. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa.

b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu dapat mengarah pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan, misalnya dengan menggunakan fakta-fakta yang berlawanan.

c. Guru dapat memanfaatkan smartphone sebagai media dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan pesan berupa pengetahuan yang

(13)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan penggunaan media dalam pembelajaran yaitu memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan dapat meningkatkan minat belajar

a. Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan simbolik.

b. Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan mengungkapkan terlebIh dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi ia hendaknya memberikan saran-saran bilamana diperlukan. Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat.

c. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara garis besar tujuan belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-generalisasi dengan menemukan generalisai-generalisasi itu

Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model discovery learning adalah sebagai berikut:

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan).

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.

Tahap ini Guru bertanya dengan mengajukan persoalan, atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Stimulation pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.

(14)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah).

Setelah dilakukan stimulation langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

c) Data collection (pengumpulan data).

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidak hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d) Data processing (pengolahan data).

Data processing merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.

Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan penegetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

e) Verification (pentahkikan/pembuktian).

Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

(15)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalitation/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi atau tahap dimana berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.

Akhirnya dirumuskannya dengan kata-kata prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

D. Media dan Instrumen

Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) Smartphone ; (b) lembar kerja peserta didik (LKPD). Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

Praktik pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 11-15 Nopember tahun 2019 bertempat di kelas VII SMP Islam Darussalam.

(16)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Hasil

Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak discovery learning mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.

2. Pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.

3. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan;

kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.

Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan discovery learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang menentukan akar persamaan kuadrat dengan menggunakan cara rumus ABC dibangun oleh siswa melalui diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

4. Penggunaan media pembelajaran berbasis Smartphone memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan dapat meningkatkan minat belajar.

(17)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 B. Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.

Masalah lainnya adalah sarana prasarana yang kurang memadai. Keadaan sekolah yang hanya memiliki proyektor yang terbatas serta instalasi listrik yang masih jauh dari kategori baik membuat proses pembelajaran berbasis IT masih terkendala. Sehingga media pembelajaran hanya terbatas pada LKPD.

C. Cara Mengatasi Masalah

Agar siswa yakin bahwa pembelajaran matematika dengan model discovery learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS. Selain itu, media pembelajaran yang memungkinan dapat menarik minat belajarnya siswa salah satunya menggunakan smartphone.

Keterbatasan sarana dan prasarana dapat diatasi dengan merancang sedemikian rupa proses pembelajaran matematika yang menarik sehingga siswa tidak jenuh dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

(18)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran discovery learning layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.

2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21 serta menggunakan media pembelajaran berbasis Smartphone.

3. Dengan penggunaan media pembelajaran berupa smartphone memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan dapat meningkatkan minat belajar.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran matematika dengan model pembelajaran discovery learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran matematika yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.

2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).

3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi

(19)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

(20)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 DAFTAR PUSTAKA

Ardi-lamadi.blogspot.com/2010/02/peningkatan-hasil-belajar-matematika

Elvira-yunita-utami.Penerapan Metode Dicsovery Learning pada Pembelajaran Matematika dalam Usaha Peningkatan Motivasi Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Neg 2 Pengasih Kabupatan.Kulon Progo

http-3A-2Findex-of-ppt.com-2FMetode-2Pembelajaran-2FDiscovery-2FLearning-2F Ratumanan, T. G. 2004. Belajar dan Pembelajaran edisi kedua.Unesa University Press.

Diakses pada tanggal 13 Nopember 2019:

www.firstload.com

https://jatengpos.co.id/asyik-belajar-matematika-dengan-gadget/

(21)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 Lampiran 1 : Foto-Foto Kegiatan

Aspek Praktek

Pembelajaran Deskripsi Dokumentasi

PPK

1. Berbaris sebelum masuk kelas (ntegritas) 2. Bersalaman

dengan guru ketika masuk elas (integritas ) 3. Mengucapkan

salam (religius) 4. Berdoa sebelum

belajar ( religius ) 5. Menyanyi lagu

nasional Garuda Pancasila

(Nasionalis) 6. Belajar dalam

kelompok/

kerjasama (gotong royong )

7. Teliti ( integritas ) 8. Santun dalam

berbahasa ( integritas) 9. Mengerjakan

tugas secara individu (kemandirian ) 10. Komunikatif dan

kolaborasi ( gotong royong )

Kegiatan Pendahulua

n

Orientasi 1. Melakukan

pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran (PPK:

Religius) 2. Memeriksa

kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

(22)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 4. Mengingatkan

kembali materi prasyarat dengan bertanya.

1. Mengajukan

pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran

yang akan

dilakukan.

Motivasi 1. Memberikan

gambaran tentang manfaat

mempelajari

pelajaran yang akan dipelajari.

2. Apabila materi tema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh- sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan

tentang: Gabungan (Union)

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung 4. Mengajukan

pertanyaan.

Pemberian Acuan 1. Memberitahukan

materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan

KKM pada

pertemuan yang berlangsung

3. Pembagian kelompok belajar 4. Menjelaskan

mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan

(23)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan Inti

1. Orientasi peserta didik kepada masalah

2. Mengorganisasik an peserta didik 3. Mengajukan

pertanyaan

tentang : Irisan yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan

faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk

mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

4. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok 5. Mengumpulkan

informasi

6. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab

pertanyan yang telah

(24)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 diidentifikasi

melalui kegiatan:

7. Mengamati obyek/kejadian, 8. Membaca sumber

lain selain buku teks,

mengunjungi laboratorium computer sekolah untuk mencari dan membaca artikel

9. Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusi masalah terkait materi pokok

10. Saling tukar informasidengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok.

11. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 12. Mengkomunikasik

an, menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan

(25)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan sopan

1 Proses Saintifik

(5M)

1. Mengaitkan materi/tema/kegiata n pembelajaran

yang akan

dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiata n sebelumnya, yaitu

: Operasi

Himpunan , Irisan (Intersection) 2. Mengingatkan

kembali materi prasyarat dengan bertanya.

3. Mengajukan

pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran

yang akan

dilakukan.

2 Aktivitas Pembelajaran HOTS

a .

Transfer Knowled

ge

1. Diberikan

pertanyaan untuk membangkitkan rasa keingintahuan peserta didik tentang materi sekilas himpunan melalui

pertanyaan tentang cara pemilihan ketua lomba galah dan mencari pemenangnya ( kognitif )

2. Guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran ( kognitif )

3. Semangat

(26)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 /kemauan peserta

didik untuk belajar (afektif)

4. Komunikasi dengan bahasa yang santun ( afektif)

5. Keaktifan peserta didik melakukan sesuai dengan perintah dalam menggunakan gawai (HP) ( psikomotor )

b .

Critical Thinking

Creativit , y

1. Menanggapi dan menggali

informasi dari tayangan / LK yang diberikan pada gawai (HP) ( critical thinking) 2. Mengunakan

gawai

(smartphone) sebagai alternatif penunjang

pembelajaran matematika . (Creativity )

3. Peserta didik mengakses link yang dikirim via grup

WhatsApp(WA) kelas.

4. Peserta didik secara bersama- sama menganalisis dan berbagi pendapat saat LKPD dibagikan ( Creativity )

5. Peserta didik terfokus dan konsentrasi saat menggunakan gawai

(smartphone) dengan alat bantu

(27)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 pendengaran

(Earphone/headset ) masing-masing.

c . Problem Solving

1. Orientasi peserta didik pada masalah :

pemberian masalah dengan menggunakan LKPD

2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar :

berdiskusi untuk menganalisis masalah yang diberikan 3. Membimbing

penyelidikan individu maupun kelompok :

berdiskusi secara kritis, mengajukan ide/pendapat terhadap

permasalahan yang akan dipecahkan dan menyusun rancangan penyelesaian masalah

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya : menuangkan cara penyelesaian masalah pada kertas plano, menempel hasil kerjanya di dinding kelas , bermusyawarah untuk menjadi penjual informasi bagi peserta yang lain dan peserta sebagai pembeli melakukan tanya jawab kepada

(28)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 penjual dan

memberikan tanggapan dengan kritis

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah :

Peserta didik yang berperan aktif dalam

menyampaikan pengetahuan setelah menonton video

pembelajaran matematika.

6. Kelompok nya dan berdiskusi kembali dengan kelompok yang menjadi penjual , kemudian

mengolah atau memperbaiki kembali hasil pekerjaan

berdasarkan

tanggapan dari kelompok lain, memberikan penilaian kepada kelompok yang terbaik ,menarik kesimpulan serta mengerjakan tugas secara individu.

7. Peserta didik secara

berkelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan papan tulis, sedangkan

kelompok lain menanggapinya

(29)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

3

Kecakapa n Abad 21

(PPK, Literasi)

1. Memberi nama kelompok

berdasarkan nama suku yang ada di Indonesia budaya ) 2. Salah satu peserta didik bercerita pengalamannya saat mencoba mencari tayangan video

pembelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran disekolah ( baca tulis )

3. Peserta didik akan terfokus baik melihat

mendengarkan hingga memahami notasi-notasi matematika yang ada di gawai (smartphone) 4. Peserta didik akan

terbiasa menggunakan gawai sebagai penunjung dan sumber alternatif untuk mencari bahan bacaan.

5. Peserta didik akan terlatih konsentrasi dalam belajar dan dapat

meningkatkan daya tangkap karna peran indra (pendengaran, penglihatan, gerakan) secara keseluruhan

digunakan saat menonton

tayangan video pembelajaran.

6. Bernyanyi dalam

(30)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 menentukan mean

dan modus ( baca tulis )

7. Peserta didik akan terlatih dalam memahami notasi atau simbol-simbol yang muncul dalam tayangan video

pembelajaran ( numerasi )

4 Dimensi Pengetahu

an

1. Memberikan penjelasan tentang notasi/

simbol-simbol numerik kepada peserta didik 2.

(31)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

5

Pelaksana an Penilaian

1. Peserta didik menganalisa masukan,

tanggapan dan koreksi dari guru terkait

pembelajaran 2. Mengolah

informasi yang sudah

dikumpulkan dari hasil

kegiatan/pertemua n sebelumnya maupun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi yang sedang

berlangsung dengan bantuan pertanyaan-

pertanyaan pada lembar kerja.

3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dan kedalaman sampai kepada

pengolahan

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,

kemampuan menerapkan prosedur dan

(32)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 kemampuan

berpikir induktif serta deduktif.

Kegiatan Penutup

1. Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point- point penting yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan.

2. Mengagendakan pekerjaan rumah.

3. Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan

berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

4. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.

Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.

5. Memberikan

penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik

(33)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 Lampiran 2 : RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Islam Darussalam Palangka Raya Mata Pelajaran : Matematika

Kelas /Semester : VII/Ganjil Materi Pokok : BAB 2/Himpunan Tahun Pelajaran : 2019/2020 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya KI 3 Memahami pengetahuan a(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

NO Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

1.

3.4 Menjelaskan dan menyatakan himpunan, himpunan bagian,himpunan semesta, himpunan kosong,komplemen himpunan menggunakan masalah kontekstual

3.5 Menjelaskan dan melakukan operasi biner, pada himpunan menggunakan masalah konstekstual

IPK Penunjang:

1.4.0 Menjelaskan jenis-jenis kumpulan bilangan

IPK Kunci:

3.4.1 Menyatakan masalah sehari-hari dalam bentuk himpunan dan mendata anggotanya;

3.4.2 Menyebutkan anggota dan bukan anggota himpunan;

3.4.3 Menyajikan himpunan dengan menyebutkan anggotanya

3.4.4 Menyajikan himpunan dengan menuliskan sifat yang dimilikinya 3.4.5 Menyajikan himpunan dengan notasi

pembentuk himpunan

3.4.6 Menyatakan himpunan kosong

3.4.7 Menyatakan himpunan semesta dari suatu himpunan

3.4.8 Menggambar diagram Venn dari suatu himpunan

3.4.9 Membaca diagram Venn dari suatu himpunan

(34)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

3.4.10 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan diagram Venn 3.4.11 Menyatakan kardinalitas dari suatu

himpunan

3.5.1 Menyebutkan himpunan bagian dari suatu himpunan

3.5.2 Menyatakan himpunan kuasa dari suatu himpunan

3.5.3 Menyatakan kesamaan dari suatu himpunan

3.5.4 Menyatakan irisan dari dua himpunan

3.5.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan irisan dua himpunan

3.5.6 Menyatakan gabungan dari dua himpunan

IPK Pengayaan:

3.5.7 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan gabungan dari dua himpunan

3.5.8 Menyatakan komplemen dari suatu himpunan

3.5.9 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan komplemen dari suatu himpunan

3.5.10 Menyatakan selisih dari dua himpunan

2.

4.4 Menyelesaikan masalah konstekstual yang berkaitan dengan himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta,

himpunan kosong,

komplemenhimpunan, dan operasi pada himpunan untuk menyajikan masalah kontekstual

4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan operasi biner pada himpunan

IPK Penunjang:

4.4.0 Membedakan yang mana himpunan dan bukan himpunan

IPK Kunci:

4.4.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan selisih dari dua himpunan

4.4.2 Menyatakan sifat-sifat dari operasi himpunan

4.5.1 Penggunaan himpunan dalam masalah kontekstual

IPK Pengayaan:

4.5.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi himpunan

C. Tujuan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

(35)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

Menganalisis dan memahami Konsep Himpunan

Menghitung Penyajian Himpunan 2. Pertemuan Kedua

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Mengetahui Himpunan Kosong dan Himpunan Semesta

Memahami cara menghitung Diagram Venn 3. Pertemuan Ketiga

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Memahami Sifat-sifat Himpunan

Memahami Sifat-sifat Himpunan Kardinalitas Himpunan 4. Pertemuan Keempat

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Memahami Sifat-sifat Himpunan Himpunan Bagian 5. Pertemuan Kelima

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Memahami Sifat-sifat Himpunan Himpunan Kuasa 6. Pertemuan Keenam

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Memahami Sifat-sifat Himpunan Kesamaan dua Himpunan 7. Pertemuan Ketujuh

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Memahami Operasi Himpunan

Memahami Operasi Himpunan Irisan (Intersection) 8. Pertemuan Kedelapan

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Memahami Operasi Himpunan Gabungan (Union) 9. Pertemuan Kesembilan

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Memahami Operasi Himpunan Komplemen (Complement)

Memahami Operasi Himpunan Selisih (Difference) 10. Pertemuan Kesepuluh

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

Memahami dan mengetahui Sifat-sifat Operasi Himpunan Fokus nilai-nilai sikap

1. Religius 2. Kesantunan 3. Tanggung jawab 4. Kedisiplinan D. Materi Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Reguler 1. Fakta

Penyajian himpunan ada 3, yaitu:

a. Dinyatakan dengan menyebutkan anggotanya (enumerasi) Contoh: A= {3, 5, 7}

b. Dinyatakan dengan menuliskan sifat yang dimiliki anggotanya Contoh: A adalah himpunan semua bilangan ganjil yang lebih dari 1 dan kurang dari 8.

c. Dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan

(36)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 Contoh: A = {x | 1 < x < 8, x adalah bilangan ganjil}

2. Konsep

Himpunan adalah kumpulan benda atau obyek yang didefinisikan dengan jelas.

Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota

Himpunan semesta adalah himpunan seluruh unsur yang menjadi objek pembicaraan, dan dilambangkan dengan S.

Kardinalitas Himpunan adalah bilangan yang menyatakan banyaknya anggota dari suatu himpunan dan dinotasikan dengan n(A).

3. Prinsip

Sifat-sifatoperasi himpunan

Sifat Idempotent

Sifat Identitas

Sifat Komutatif

Sifat Asosiatif

Sifat Distributif 4. Prosedur

Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan selisih dari dua himpunan

Menyatakan sifat-sifat dari operasi himpunan

Penggunaan himpunan dalam masalah kontekstual

Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi himpunan

2. Materi Pembelajaran Remedial

Bagi siswa yang sudah mencapai indikator pembelajaran, dapat melanjutkan kebagian Pengayaan. Pada kegiatan remidial guru ditantang untuk memberikan pemahaman kepada siswa yang belum mencapai kompetensi dasar. Berikut ini alternatif cara untuk memberikan remidi:

1. Meminta siswa untuk mempelajari kembali bagian yang belum tuntas.

2. Meminta siswa untuk membuat rangkuman materi yang belum tuntas.

3. Meminta siswa untuk bertanya kepada teman yang sudah tuntas tentang materi yang belum tuntas.

4. Memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh siswa yang belum tuntas.

3. Materi Pembelajaran Pengayaan

Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa diketahui telah mencapai KBM/KKM berdasarkan hasil PH. Mereka yang telah mencapai KBM/

KKM berdasarkan hasil PTS dan PAS umumnya tidak diberi pengayaan.

Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulangkali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning

2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) 3. Metode : Ceramah, Diskusi dan Penugasan F. Media Pembelajaran

1. Media LCD projector, 2. Laptop,

(37)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019 3. Bahan Tayang

4. Smartphone (gawai) G. Sumber Belajar

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Modul/bahan ajar, 4. Internet,

5. Sumber lain yang relevan

8. Pertemuan Ke-8 ( 3 x 40 menit ) Waktu

Kegiatan Pendahuluan Guru :

Orientasi

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran (PPK: Religius)

 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Apersepsi

 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu : Operasi Himpunan , Irisan (Intersection)

 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

 Apabila materi tema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh- sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang: Gabungan (Union)

 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

 Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan

 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

 Pembagian kelompok belajar

 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

10 menit

Kegiatan Inti

Sintak Kegiatan Pembelajaran

100 menit

(38)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

8. Pertemuan Ke-8 ( 3 x 40 menit ) Waktu

Model Pembelajara

n Orientasi peserta didik kepada

masalah

Mengamati

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topic

 Gabungan (Union) dengan cara :

 Melihat (tanpa atau dengan alat)

Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini

 Gabungan (Union)

 Mengamati

lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb yang berhubungan dengan

 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), Literasi

materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan

 Gabungan (Union)

 Mendengar

pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan

 Gabungan (Union)

 Menyimak,

(39)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

8. Pertemuan Ke-8 ( 3 x 40 menit ) Waktu

penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai :

 Gabungan (Union)

untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Mengorganisa sikan peserta didik

Menanya

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :

 Mengajukan pertanyaan tentang :

 Gabungan (Union)

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :

 Apa perbedaan antara gabungan dan irisan dari dua himpunan?

 Mengapa untuk himpunan A = B hasil dari gabungan sama dengan irisan?

 Apakah A ∪ B sama dengan A + B?

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Mengumpulkan informasi

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:

 Mengamati obyek/kejadian,

 Membaca sumber lain selain buku teks,

mengunjungi laboratorium computer sekolah untuk mencari dan membaca artikel tentang

 Gabungan (Union)

 Mengumpulkan informasi

Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusi masalah terkait materi pokok yaitu

 Gabungan (Union)

 Aktivitas

 Peserta didik diminta untuk mengamati dengan cermat gabungan dari dua himpunan dari 4 model diagram Venn

 Peserta didik diminta untuk memahami Soal 2.10 dan 2.11 tentang soal cerita kontekstual yang berkaitan dengan gabungan dua himpunan

(40)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

8. Pertemuan Ke-8 ( 3 x 40 menit ) Waktu

 Peserta didik diminta untuk kerja kelompok yang terdiri dari 4 – 5 siswa

 Peserta didik diminta untuk mengerjakan tugas yang terdapat pada buku siswa pada kolom ayo kita berlatih 2.8

 Memperaktik

 Mendiskusikan (4C)

 Saling tukar informasi tentang :

 Gabungan (Union)

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengembang

kan dan

menyajikan hasil karya

Mengkomunikasikan

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan (4C)

 Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan

 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang :

 Gabungan (Union)

(41)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

8. Pertemuan Ke-8 ( 3 x 40 menit ) Waktu

 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan

 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang

 Gabungan (Union)

 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.

 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

Menganalisa

&

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Mengasosiasikan

Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang:

 Gabungan (Union)

 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan- pertanyaan pada lembar kerja.

 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai

 Gabungan (Union)

Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :

 Gabungan (Union) Catatan :

Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam

(42)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

8. Pertemuan Ke-8 ( 3 x 40 menit ) Waktu

pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup Peserta didik :

 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.

 Mengagendakan pekerjaan rumah.

 Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.

 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik

10 menit

A. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian (terlampir)

a. Sikap

- Penilaian Observasi

Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

No Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor

Skor Sikap

Kode Nilai

BS JJ TJ DS

1 75 75 50 75 275 68,75 C

2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :

• BS : Bekerja Sama

• JJ : Jujur

• TJ : Tanggun Jawab

• DS : Disiplin Catatan :

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik 75 = Baik 50 = Cukup 25 = Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400 3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai - Penilaian Diri

(43)

BEST PRACTICE | Agus Setiawan, S.Pd | Kota Palangka Raya | PKP 2019

Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format

penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.

Berikut Contoh format penilaian :

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah

Skor

Skor Sikap

Kode Nilai 1 Selama diskusi, saya ikut serta

mengusulkan ide/gagasan. 50

250 62,50 C

2

Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan kesempatan untuk berbicara.

50

3

Saya ikut serta dalam membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok.

50

4 ... 100

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =

62,50

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya

Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.

Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...

Pengamat : ...

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah

Skor

Skor Sikap

Kode Nilai 1 Mau menerima pendapat teman. 100

450 90,00 SB 2 Memberikan solusi terhadap

permasalahan. 100

3 Memaksakan pendapat sendiri

kepada anggota kelompok. 100 4 Marah saat diberi kritik. 100

5 ... 50

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =

90,00

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Numbered Head Together lebih

Baik model pembelajaran Discovery Learning berbasis Assessment for Learning (AfL) maupun model pembelajaran Discovery Learning, siswa dengan optimisme tinggi memiliki

Baik model pembelajaran Problem Based Instruction maupun model Discovery Learning , siswa dengan kemampuan komunikasi matematika yang tinggi memiliki prestasi belajar

Praktik ini menjadi penting dibagikan karena dengan menerapkan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning yang berpusat pada siswa (student centered learning) pada saat

Rancanglah suatu kegiatan pembelajaran tematik terpadu yang menerapkan salah satu model pembelajaran ( Discovery Learning, Problem Based Learning, Project Based Learning

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap hasil belajar

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) model pembelajaran Kuantum memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model Discovery Learning, (2) siswa

Perilaku Toleransi Perilaku toleransi mahasiswa dalam pembelajaran Konsep Dasar Sosiologi, Antropologi dan Sejarah dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dapat