• Tidak ada hasil yang ditemukan

S K R I P S I. Oleh : ASMIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "S K R I P S I. Oleh : ASMIN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI POKOK BAHASAN DINAMIKA SOSIAL (SLUM AREA) DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MACTH PADA SISWA KELAS XI.a IPS MADRASAH ALIYAH

NEGERI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas

Muhammadiyah Makassar

Oleh :

ASMIN 10538 1239 09

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI 2014

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ASMIN Stambuk : 10538 1239 09 Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Judul Skripsi : Peningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pokok Bahasan Dinamika Sosial (Slum Area) dengan Menggunakan Model Pembelajaran Index Card Macth pada Siswa Kelas XI IPS.a Madrasah Aliyah Negeri Masamba Kabupaten Luwu Utara.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah asli hasil kerja saya sendiri dan bukan hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Maret 2014 Yang Membuat Pernyataan

ASMIN

NIM. 10538 1256 09

Diketahui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M Muhammad Nawir, S.Ag., M.Pd

(5)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ASMIN Stambuk : 10538 1239 09 Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai penyusunan proposal sampai selesai skripsi, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuat oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi

4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2, dan 3, saya akan menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Maret 2014 Yang Membuat Perjanjian

ASMIN

NIM. 10538 1256 09 Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.Si.

NBM. 951 829

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jangan berhenti, Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan kita.

Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti, meski kita Berdiam diri, bumi tetap mengajak kita

mengelilingi matahari. Maka bergeraklah, dan berkaryalah

Kupersembahkan Skripsi ini untuk

Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa

mencurahkan kasih sayangnya dan mendoakanku, kepada

saudara-saudaraku, keluarga besarku, serta sahabat-sahabatku

yang juga senantiasa memberikan semangat dan motivasi demi

keberhasilanku.

(7)

ABSTRAK

ASMIN. 2014. Peningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pokok Bahasan Dinamika Sosial (Slum Area) melelui Model Pembelajaran Index Card Macth pada Siswa Kelas XI IPS.a Madarasah Aliyah Negeri Masamba Kabupaten Luwu Utara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar. Dibimbing oleh H. Abd. Rahman Rahim, dan Muhammad Nawir.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah dengan penerapan model pembelajaran Index Card Macth dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi materi Dinamika Sosial (Slum Area) pada siswa kelas XI IPS.a Madarasah Aliyah Negeri Masamba. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi materi Dinamika Sosial (Slum Area) melalui model pembelajaran Index Card Macth pada siswa kelas XI IPS.a Madarasah Aliyah Negeri Masamba.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibagi dalam dua siklus dengan 4 tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang dilakukan secara berulang. Penelitian ini dilakukan di Madarasah Aliyah Negeri Masamba. Objek penelitian adalah siswa kelas XI IPS.a Madarasah Aliyah Negeri Masamba tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 19 orang, terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: 1) Terjadi peningkatan hasil belajar sosiologi melalui model pembelajaran Index Card Macth siswa kelas XI IPS.a Madarasah Aliyah Negeri Masamba pada siklus I yang tuntas secara individual dari 19 siswa, hanya 15 siswa atau 60% dengan nilai rata-rata hasil yang diperoleh sebesar 78,15 dan pada siklus II meningkat dari 19 siswa atau 100% dengan nilai rata-rata 90,26

Hasil analisis kualitatif menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada sikap siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan hasil observasi yaitu dengan adanya penerapan model pembelajaran Index Card Macth pada materi Dinamika Sosial (Slum Area) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, minat belajar siswa serta dapat

meningkatkan kehadiran siswa.

Kata kunci: Hasil Belajar, Index Card Macth .

.

(8)

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata lain yang lebih baik diucapkan selain puji dan syukur kehadirat Allah swt. Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan pertolongan kepada hambanyasehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Begitu pula shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.serta keluarga-Nya dan para sahabat-sahabat-Nya dan orang- orang yang mengikuti beliau. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun hal tersebut dapat teratasi berkat kerja keras dan tekad yang bulat serta adanya bantuan dari semua pihak.

Penulis telah berusaha untuk menjadikan skripsi ini sebagai sebuah karya yang bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Namun dibalik semua itu, kesempurnaan tiada milik manusia kecuali milik yang Maha Sempurna. Untuk itu, saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan menuju kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa melangkah untuk mencapai suatu tujuan, hambatan dan rintangan menemani silih berganti. Namun, berkat rahmat dan hidayah-Nya disertai usaha dan do’a serta ikhtiar sehingga semua itu dapat dijalani dengan ikhlas dan tawadhu.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya serta salam penuh hormat dengan segenap cinta, Ananda haturkan kepada Ayahanda Arif. dan Ibunda Munti yang bekerja banting tulang

(9)

mencurahkan cinta dan kasih sayangnya serta keikhlasan dalam mendidik dan mengiringi do’a restu yang tulus demi tercapainya cita-cita.

Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih disampaikan dengan hormat kepada :

Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyetujui dan menerima skripsi penulis.

Dr. H. Nursalam, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar dan Muhammad Akhir S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan selama kuliah sehingga proses penyelesaian studi.

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, M.M., pembimbing I dan Muhammad Nawir, S.Ag., M.Pd., pembimbing II yang telah meluangkan waktunya disela kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, arahan dan perhatiannya dalam penyempurnaan skripsi ini.

Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama penulis menimba ilmu di Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Kasman Doni Tupen. S. Ag., M.M., Kepala Madarasah Aliyah Negeri Masamba, Erniwati Ruslan. SE, guru sosiologi Kelas XI IPS.a Madarasah Aliyah Negeri, serta guru-guru, staf, dan siswa-siswi kelas XI IPS.a yang telah memberi

(10)

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Madarasah Aliyah Negeri Masamba.

Saudara-saudaraku (adik-adikku) serta semua keluarga besarku yang telah memberikan segala macam fasilitas, kasih sayang, pengorbanan, kepercayaan dan dukungan, doa, serta nasehatnya. Terima kasih atas segala yang diberikan kepada penulis.

Sahabat terbaikku Dafi, Accunk, Rahman, Rijal , Arman, Eka, Juman.

Yusran, Ira, Elha, dan Saharno yang selalu sabar dan setia menemani dalam suka dan duka. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP Unismuh Makassar khususnya angkatan 09 kelas D terima kasih atas kebersamaan dan kekompakan kita selama ini yang penuh keceriaan dan saling membantu.

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak sempat disebutkan satu-persatu terima kasih atas bantuannya.

Mengiringi penghargaan dan ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang turut membantu secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini. Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah swt. Mudah- mudahan kita semua senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya. Amin.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Makassar, Maret/ 2014

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN . ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... ……… vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….... vii

ABSTRAK……… viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Permasalahan... 4

1. Identifikasi Masalah... 4

2. Pemecahan Masalah... 4

3. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUN PUSTAKA ,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS.... 6

A. Tinjau Pustaka... 6

1. Hasil Penelitian yang relevan... 6

2. Belajar dan Hasil belajar... 7

3. Teori-teori Belajar... 15

(12)

4. Materi Dinamika Sosial... 17

5. Slum Area (Fakta Sosial)... 20

6. Model Pembelajaran Index Card Macth... 21

B. Kerangka Pikir... 25

C. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian... 28

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 28

C. Subjek Penelitian... 28

D. Prosedur Penelitian... 29

E. Instrument Penelitian... 34

F. Teknik Pengambilan Data... 34

G. Teknik Analisis Data... 35

H. Indikator Keberhasilan... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Paparan Data Siklus Satu... 37

2. Paparan Data Siklus kedua... 45

B. Pembahasan... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... .... 58

A. simpulan... 58

B. Saran... 58

DAFTAR PUSTAKA... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 4.1. Keaktifan siswa pada siklus I………. 41

Tabel 4.2. Statistik skor hasil tes siswa pada siklus I………. 42

Tabel 4.3. Distribusi Frekuansi dan Persentase Skor hasil siklus I …... 43

Tabel 4.4. Keaktifan siswa pada siklus II………... 49

Tabel 4.5. Statistik skor hasil tes siswa pada siklus II………50

Tabel 4.6. Distribusi Frekuansi dan Persentase Skor hasil siklus II………...51

Tabel 4.7. Dekkripsi ketuntasan hasil belajar Sosiologi siswa………52

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan perkembangan itu mengakibatkan adanya tuntutan terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia yang berkualitas tidaklah mungkin berkembang dengan sendirinya secara alami tetapi harus melalui proses pendidikan. Oleh karena itu, maka wajar jika pendidikan mendapat perhatian serius dari berbagai pihak khususnya pemerintah.

Munib (2004: 29) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilannya. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadiansuatu individu yang lebih baik. Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang memiliki kepribadian yang lebih baik.

Dengan penegasan di atas berarti peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui model pengajaran yang efektif dan efesien serta mengikuti perkembangan teknologi.

(15)

Guru merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Anonim (2007), ia beranggapan bahwa rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh empat faktor yaitu: jumlah guru yang belum memadai serta penyebarannya belum merata, kondisi sarana dan prasarana yang belum memadai, anggaran pendidikan yang jumlahnya sangat terbatas, serta proses pembelajaran yang belum efektif.

Guru sebagai salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki peran ganda yakni sebagai pengajar dan sebagai pendidikan. Selain sebagai pengajar dan pendidik, guru juga memiliki peran yang sangat besar dalam pengelolaan kelas. Dengan pemaksimalan fungsi dan peran guru akan berimplikasi pada perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran yang salah satu indikatornya berupa peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh pendidik dalam hal ini adalah bagaimana mengajarkan sosiologi dengan baik dan benar agar tujuan pengajaran dapat dicapai semaksimal mungkin. Dalam hal ini penguasaan materi dan cara memilih pendekatan atau teknik pembelajaran yang sesuai dengan penentuan tercapainya tujuan pengajaran dan tuntutan kurikulum yang berlaku.

Sejalan dengan fakta di atas dan melalui observasi yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7 s/d 10 agustus 2013, terungkap bahwa siswa kelas XI IPS.1 mengalami permasalahan yang pada umumnya sama dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas. Dari data administrasi sekolah, diperoleh data hasil

belajar siswa kelas XI IPS.1 sebagai berikut:

(16)

Berdasarkan dari data yang diambil dikelas yang belum mencapai hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 yakni kelas XI IPS.1 yang nilai rata- ratanya hanya 62,79. Dari 19 orang siswa hanya 8 siswa yang tuntas atau 42,10% saja, dan orang yang tidak tuntas 11 orang atau 57,89%. Jika hal ini terus di biarkan tanpa adanya perbaikan, maka nilai siswa pada kelas tersebut tidak akan mengalami peningkatan, yang kelak akan menjadi penyebab ketidak suksesan pembelajaran dalam ujian penaikan kelas .Hal ini dapat dilihat dari penyampaian materi oleh guru dengan metode ceramah ,oleh sebab itu sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Maka hasil belajar sosiologi belum mencapai indikator yaitu 70%. Merujuk dari persoalan demikian guna mengantisipasi minat belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa yang sifatnya regresif maka dipandang perlu metode baru yang lebih memberikan pemahaman secara persuasive dalam mengatasi masalah minat belajar yang cenderung menurun karena pemakaian metode yang hanya melibatkan sebagian siswa saja dan tidak menyeluruh, hal demikianlah yang mendorong penulis untuk mengangkat alternatif baru dalam pemecahan masalah tersebut melalui strategi pembelajaran Index Card Macth .

Berdasarkan pengamatan tersebut, penulis bermaksud dan tertarik melakukan suatu penelitian tindakan kelas sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan Hasil belajar sosiologi dengan judul: “ Peningkatan Hasil Belajar Sosiologi Pokok Bahasan Dinamika Sosial (Slum Area) Melalui Metode Pembelajaran Index Card Macth Siswa Kelas XI.a Madrasah Aliyah Negeri

Masamba, Kabupaten Luwu Utara.

(17)

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dengan menganalisis berbagai persoalan diatas yang kami dapatkan yaitu rendahnya hasil belajar sosiologi disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional dimana proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dan kurang membuka ruang kepada siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang mereka memiliki atau mengkontruksi pemikiran siswa.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan tindakan serta memberikan solusi pada masalah tersebut, adapun alternatif pemecahan masalahnya dengan menggunakan model pembelajaran Index card macth, dengan mengunakan model pembelajaran ini di harapkan agar hasil belajar siswa meningkat.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka permasalahan dari model pembelajaran ini dapat dirumuskan adalah :

“Apakah penerapan Model pembelajaran Index Card Macth dapat Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pokok Bahasan Dinamika Sosial (Slum Area) Siswa Kelas XI.a Ips Madrasah Aliyah Negeri Masamba, Kabupaten Luwu

Utara ?

(18)

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pada Pokok Bahasan Dinamika Sosial (Slum Area) Siswa Kelas XI.a Ips Madrasah Aliyah Negeri Masamba, Kabupaten Luwu Utara.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi teori pembelajaran Index Card Macth salah satu strategi pembelajaran sosiologi, khususnya pokok bahasan dinamika sosial (Slum Area)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa : Siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan berkomunikasi.

b. Bagi Guru: Guru mendapatkan model pembelajaran yang sesuai untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa serta proses pembelajaran di kelas.

c. Bagi Sekolah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran sosiologi di sekolah.

d. Bagi peniliti: Untuk menambah wawasan keilmuan tentang pembelajaran model pembelajaran Index Card Macth dan dapat

(19)

dijadikan sebagai salah satu acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan pada tahun ajaran 2012-2013, sebelum melakukan studi pendahuluan di Madrasah Aliyah Negeri Masamba, Kabupaten Luwu Utara dapat disimpulkan bahawa kurangnya siswa memberi respon yang positif terhadap pelajaran sosiologi yang pada akhirnya menimbulkan kesulitan dalam belajar serta tentunya berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang di peroleh dari guru mata pelajaran sosiologi di Madrasah Aliyah Negeri Masamba, Kabupaten Luwu Utara semester 1 mengalami penurunan yakni rata-rata perolehan nilai siswa adalah 62,30 dari 30 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai yang tuntas sebanyak 15 siswa . Sedangkan siswa yang nilainya belum tuntas adalah 23 siswa, karna pembelajaran dalam kelas kurang meningkatkan aktivitas siswa,terutama dalam pembelajaran sosiologi, Masih dijumpai guru yang menggunakan motode konvensional dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehinga suasana pembelajaran terkesan kaku dan didominasi oleh guru . Hal ini dapat dilihat dari penyampaian materi oleh guru dengan metode ceramah ,oleh sebab itu sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya.

(20)

Maka hasil belajar sosiologi belum mencapai indikator yaitu 70%. Merujuk dari persoalan demikian guna mengantisipasi minat belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa yang sifatnya regresif maka dipandang perlu metode baru yang lebih memberikan pemahaman secara persuasive dalam mengatasi masalah minat belajar yang cenderung menurun karena pemakaian metode yang hanya melibatkan sebagian siswa saja dan tidak menyeluruh, hal demikianlah yang mendorong penulis untuk mengangkat alternatif baru dalam pemecahan masalah tersebut melalui strategi pembelajaran Index Card Macth

2. Belajar Dan Hasil Belajar

a) Pengertian belajar.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut nyata dalam aspek tingkah laku. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gage dan Berliner (dalam Dimyati, 2002), yang mendefinisikan belajar sebagai suatu proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang diperolehnya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 2) bahwa: "Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya". Sedangkan John Dewey (dalam Dimyati, 2002) menekankan bahwa oleh karena belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan murid-murid untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari murid-murid sendiri. Guru adalah pembimbing dan pengarah, yang

(21)

mengemudikan perahu, tetapi tenaga untuk menggerakkan perahu tersebut haruslah berasal dari murid yang belajar.

Dari beberapa batasan yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang melibatkan manusia secara orang perorang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Orang yang belajar adalah orang yang mengalami sendiri proses belajar, sehingga dalam belajar orang tidak mungkin melimpahkan tugas-tugas belajarnya kepada orang lain. Proses belajar yang melibatkan secara aktif orang yang belajar seperti yang telah dikemukakan merupakan salah bentuk upaya dalam meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah sosiologi.

1) Ciri-ciri Belajar

a) Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarati bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatau perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,kecakapannya bertambah .Jadi perubahan tinkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar karena individu bersangkutan tidak menyadari perubahan itu.

b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebangai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak stsatis.Satu perubahan

(22)

yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seseorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.

Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam belajar, perubahan –perubahan itu senantiasa bertambah dan tertujuh untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan ,makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.

Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahab itu tidak terjadi sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena usaha orang yang bersangkutan.

Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan yang akan dicapai, Misalanya seeorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang munkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.

Perubahan mencakup seluru aspek tingkah laku Perubahan diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu sebangai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,

pengetahuan, dan sebagainya.

(23)

b)

Pengertian Hasil Belajar

Sasaran dari kegiatan belajar adalah hasil belajar. Apabila proses belajar berjalan dengan baik, maka hasil belajar juga akan baik pula. Artinya hasil belajar harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengajar dalam menyelesaikan suatu masalah dan sebagai pertimbangan dalam langkah selanjutnya. Hasil belajar adalah prestasi yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang berkenaan dengan materi suatu mata pelajaran. Hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar merupakan variabel belajar yang hanya dapat diukur dengan tes prestasi belajar. dalam kamus ilmiah bahwa kata “ prestasi “ berarti hasil yang dicapai karena kemampuan yang dimiliki.

Menurut Gulo (2002) belajar diartikan sebagai usaha untuk mengubah tingkah laku. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat.

Menurut Tirtaraharja (1995), prestasi belajar siswa adalah hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan yang dilakukannya yang ditandai dengan perubahan individu dalam kebiasaan sikap yang didapat dinilai dari proses belajar

yang dicapai siswa.

(24)

Secara garis besar menurut Slameto (1998), ada dua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu; (i) faktor internal, adalah faktor yang menyangkut seluruh aspek pribadi siswa, baik fisik maupun mental atau psikisnya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar yang meliputi jasmani, kondisi psikologi dan (ii) faktor eksternal, meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Adapun pengertian hasil belajar menurut Sujana (1989:34), bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Sedangkan menurut Soedijarto (Nuramar. 2007:8) mengemukakan bahwahasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan. Hasil belajar dalam hal ini meliputi kawasan kognitif, efektif dan kecakapan belajar seorang pelajar.

Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merencanakan/mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, di samping diukur dari segi prosesnya. Artinya seberapa jauh hasil belajar di miliki siswa.

Peristiwa belajar sendiri adalah alat untuk mencapai tujuan pengajaran.

Ada beberapa pendapat yang melihat peristiwa belajar. Dari semua pendapat dapat dibagi menjadi tiga sudut pandang. Yakni (a) melihat belajar sebagai proses, (b) melihat belajar sebagai hasil, (c) melihat belajar sebagai fungsi. Ketiga cara

(25)

memandang ini penting bagi guru, karena tugas guru adalah membina, membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa agar memperoleh hasil yang telah dirancang sebelumnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Slameto (1995:56) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

1) Faktor interen yang terdiri dari:

a) faktor jasmaniah seperti kesehatan, cacat tubuh.

b) faktor psikologi antara lain: perhatian, minat, bakat dan motivasi

c) faktor kelelahan. Dapat dibedakan menjadi dua macan yaitu: kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh dan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk sesuatu hilang.

2) Faktor eksteren yang terdiri dari:

a) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomis keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah meliputi: guru sebagai pengajar, metode mengajar, alat pengajaran, disiplin sekolah, relasi guru dengan siswa, waktu sekolah dan standar pelajaran di atas ukuran

c) Motivasi Belajar

Banyak bakat anak tidak berkembang hal ini menurut Sardiaman(2004:61) dikarenakan tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa ,sehingga tercapai

(26)

hasil-hasil semula yang tidak terdunga . Dlam proses pembelajaran para guru perlu mendesain motivasi yang tepat terhadap anak didik agar para anak didik itu belajar atau mengeluarkan potensi belajarnya dengan baik sehinga memperoleh hasil yang baik .

a) Pengeritian Sosiologi

Sosiologi adalah bagian dari limu-ilmu sosial (social science) yang bersama-sama menghadapi masyarakat sebagai objeknya. Seperti yang pernah dikemukakan oleh Auguste Comte, bahwa sosiologi adalah filsafat tentang manusia dan filsafat pergaulan hidup. Konsep yang dikemukakan oleh Comte tersebut mencerminkan pengertian bahwa sosiologi itu merupakan pengetahuan yang menyoroti secara tajam mengenai hubungan manusia, golongan, asal, ras, dan kemajuannya, serta bentuk dan kewajibannya (Abdulsyani, 2007:2).

Menurut Hassan Shadili dalam bukunya sosiologi masyarakat indonesia menyabutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia yang menguasai kehidupan itu. Menurut sifat hakikatnya, maka dapat ditetapkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan ilmiah yang telah berdiri sendiri dan mempunyai obyek studi tersendiri pula (Abdulsyani, 2007:7).

b) Ciri- ciri Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdidri sendiri oleh karena telah memenuhi sengenap unsur-unsur ilmu pengetahuan (soerjono soekanto, 1991:21) Ciri-ciri tersebut adalah: Sosiologi bersifat empiris, Sosiologi bersifat teoritis, Sosiologi bersifat komulatif, Sosiologi bersifat Non-ethi

(27)

c) Obyek Sosiologi

Sebangaimana halnya dengan ilmu sosial lainya. Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul d dari hubungan manusian di dalam masyarakat(Soerjono soekanto, 1991 : 23). Sosiologi memfokuskan diri pada hubungan-hubungan tersebutdi dalam masyarakat. Masyarakat sebagai obyek study sosiologi menunjuk pada sejumlah manusia yang telah sekian lama bersama dengan mereka menciftakan berbagai peraturan pergaulan hidup sehingga membentuk kebudayaan. Ada beberapa unsur yang terkandung dalam masyrakat, yakni:

a) Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama,didalamnya manusia saling mengerti dan merasa mempunyai harapan harapan sebangai akibat dari hidup bersama itu.

b) Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu keasatuan.

c) Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu system yang hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terkait dengan kelompoknya.

3. Teori-Teori Belajar a. Teori Skinner

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya akan lebih baik, dan apabila tidak belajar maka responsnya menurun. Pandangan Skinner ini dikenal dengan toeri Skinner.

Menurut Skinner, guru perlu memperhatikan dua hal penting yaitu : 1) Pemilihan stimulus yang diskriminatif.

(28)

2) Penggunaan penguatan.

Sebagai ilustrasi, apakah guru akan meminta respons ranah kognitif atau afektif. Jika yang akan dicapai masih berorientasi pada tingkat pengetahuan, tentu peserta didik hanya dilatih mebghafal.

b. Teori Gegne

Menurut Gegne belajar adalah kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan seperti pengetahuan, sikap, dan nilai tertentu.

Keterampilan tersebut diperoleh mulai perpaduan antara stimulus dari lingkungan dengan proses kognitif yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru.

c. Teori Rogers

Belajar menurut Rogers adalah, pemrosesan informasi yang terjadi pada diri siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan imaginasinya jadi kegiatan tidak berfokus pada guru akan tetapi didominasi oleh siswa.

Oleh karena itu guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan yang terdiri dari :

a. Siswa diberikan pelajaran yang mempunyai arti bagi dirinya.

b. Mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

c. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar, bekerja sama dengan melakukan perubahan diri

secara terus menerus.

(29)

d. Belajar yang optimal akan trjadi, bila siswa berpartisipasi dalam proses belajar

mengajar.

e. Belajar mengalami dapat terjadi, bila siswa mengevaluasi dirinya sendiri.

Belajar mengalami memberikan peluang untuk belajar kreatif.

f. Belajar mengalami menurut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh- sungguh.

Keempat pandangan tersebut masih merupakan sebahagian kecil dari pandangan yang ada. Untuk kepentingan pembelajaran, para guru dan calon guru masih harus mempelajari sendiri dari psikologi belajar. Disamping itu para guru harus memilih teori yang relevan dengan bidang studi yang dibina

4.

Dinamika Sosial

Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

Semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisis proses-proses dinamika dan perubahan masyarakat dan perubahan kebudayaan meliputi sebagai berikut:

a. Difusi yaitu proses penyebaran unsusr-unsur kebudayaan dan sejarah keseluruh dunia bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok b. Akulturasi yaitu proses sosial yang timbul bila bertemu dengan suatu

kebudayaan tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan

diolah kedalam kebudayaan sendiri.

(30)

c. Asimilasi yaitu proses perpaduan dua kebudayaan. Proses sosial yang timbul bila ada :

a) Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda

b) Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama

d. Internalisasi yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan.

Samapai ia hampir meninggal. Dalam proses ini ia belajar menanamkan segala perasaan, hasrat, nafsu serta emosi yang diperlukannya sepanjang dalam kepribadiannya.

Dinamika sosial berarti bahwa manusia dan masyarakat selalu berkembang serta mengalami perubahan, yang dalam prosesnya berlangsung secara cepat maupun lambat:

1. Sebab-sebab terjadinya dinamika sosial a) Berubahnya struktur kelompok sosial b) Pergantian anggota kelompok

c) Perubahan situasi social dan ekonomi

2. Unsur yang berkembang dan berubah dalam dinamika sosial

Dalam sosiologi, struktur sosial sering digunakan untuk menjelaskan tentang keteraturan sosial, yaitu menunjuk pada prinsip perilaku yang berulang- ulang dengan bentuk dan cara yang sama. Secara sosiometris kadang-kadang dapat diartikan sebagai konsep psikologi dari hubungan-hubungan sejumlah anggota dalam kelompok kecil. Menurut Soerjono Soekanto (1983), bahwa struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial

dan antara peranan-peranan.

(31)

Struktur merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu pertama; di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan. Kedua;

dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan dan integrasi sosial yang berkeseimbangan sebelum kemudian terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat.

1. Struktur kaku dan luwes

a) Struktur kaku, struktur yang tudak mungkin diubah atau sangat sulit diubah b) Struktur luwes, struktur yang pola susunannya memungkinkan untuk

diubah Struktur formal

c) Struktur formal, struktur yang diakui pihak berwenang berdasarkan hukum yang berlaku

d) Struktur informal, struktur yang nyata atau benar-benar ada tetapi tidak berketetapan hukum

2. Struktur homogen dan heterogen

a) Struktur homogeny, struktur social yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar

b) Struktur heterogen, struktur yang unsur-unsurnya mempunyai kedudukan berbeda-beda dan kesempatan setiap unsurnya pun berbeda.

3. Struktur mekanis dan statistik

a) Struktur mekanis, struktur yang menuntut posisiyang tetap sama dari anggota-anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik

(32)

b) Struktur statistik, struktur yang dapat berfungsi dengan baik apabila persyaratan jumlah anggotanya terpenuhi.

4. Struktur atas dan bawah

a) Struktur atas atau suprastruktur, struktur yang diduduki oleh segolongan orang yang memegang kekuasaan

b) Struktur bawah atau infrastruktur, struktur bagi golongan kelas bawah yang mempunyai taraf kehidupan relative rendah.

5. Nilai-nilai sosial-budaya, yang terdiri dari ajaran agama, ideology dan kaidah- kaidah moral serta peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat, yang kesemuaannya mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat

6. Organ-organ masyarakat, seluruh komponen masyarakat

e. Slum Area

Slum area adalah daerah yang sifatnya kumuh tidak beraturan yang terfapat di kota atau perkotaan. Daerah slum umumnya dihuni oleh orang-orang yang memiliki penghasilan sangat rendah, terbelakang, pendidikan rendah, jorok, dan lain sebagainya. banyak terdapat daerah Slum Area baik di tengah maupun pinggiran kota.

Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area.

Daerah ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.

(33)

Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah. Dengan kata lain, kumuh dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang diberikan golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang belum mapan. Gambaran seperti itu diungkapkan oleh Herbert Gans dengan kalimat:Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai akibat. Ditempatkan dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang bersifat negatif .

Tumbuhnya permukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.

Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh adalah: ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni, rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah permukiman rawan akan bahaya kebakaran, sarana jalan yang sempit dan tidak memadai, tidak tersedianya jaringan drainase, kurangnya suplai air bersih,

jaringan listrik yang semrawut, dan fasilitas.

(34)

f. Model Pembelajaran Index card macth

a. Pengertian Model Pembelajaran Index Card Match

Index Card Match adalah mencari jodoh kartu tanya jawab yang

dilakukan secara berpasangan Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu

”metha” dan ”hodos”. Metha adalah melalui, hodos adalah jalan atau cara, jadi metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar

Metode mengajar bersifat fleksibel dan sangat tergantung dengan berbagai faktor:

Faktor tujuan pembelajaran yang dicapai:

1) Faktor anak didik, yang perlu mendapat perhatian adalah pada bakat, minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia dan jumlah murid per kelas;

2) Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu belajar serta lama belajar.

3) Faktor materi dan fasilitas belajar-mengajar. Materi dilihat dari aspek afektif, kognitif, psikomotorik, fasilitas dilihat dari segi jenis, kualitas

dan kuantitas.

(35)

4) Faktor kepribadian guru berkaitan dengan kemampuan profesional guru, kemampuan personal, senioritas dan pengalaman.

Sebagai teknik dalam mengajar maka metode membutuhkan keahlian/kecakapan pendidik dalam menyampaikan materi yang mudah. Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi. Ini terbukti bahwa penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik dan sebaliknya penyampaian yang tidak komunikatif tidak disenangi oleh peserta didik, meskipun materi yang disampaikan menarik.

Maka dalam proses mengajar diharapkan terjadi interaksi antara guru, peserta didik dan lingkungannya. Jadi, metode mengajar adalah salah satu cara yang digunakan guru untuk mengadakan hubungan dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung. Oleh karena itu, peranan metode pengajaran adalah alat untuk menciptakan PBM. Ada banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran, di antaranya dan salah satunya adalah metode index card match.

b. tujuan index card match

Adapun tujuan metode index card match ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.

c. Ciri-ciri metode index card match

(36)

1) Metode ini menggunakan kartu

2) Kartu di bagi menjadi dua berisi satu pertanyaan dan satu untuk jawaban

3) Metode ini dilakukan dengan cara berpasangan

4) Setiap pasangan membacakan pertanyaan dan jawaban

5) Fungsi metode index card match untuk meningkatkan minat belajar : a) Agar anak-anak lebih cermat dalam pembelajaran.

b) Anak akan lebih mudah dalam memahami suatu materi.

c) Tidak merasakan kejenuhan dalam pembelajaran.

d. Langkah-langkah penerapan index card match sebagai berikut:

a) Membuat potong-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok.

b) Menulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan-potongan kertas yang telah disiapkan c) Kertas tulisan pertanyaan dan jawaban tersebut dikocok sehingga

dicampur antara jawaban dan pertanyaan.

d) Setiap peserta dibagi satu kertas, aktifitas ini dilakukan berpasangan, sebagian peserta diberi kertas jawaban dan yang lainnya kertas pertanyaan.

e) Setelah itu peserta mencari pasangannya dan duduk berdekatan.

f) Setelah peserta menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras.

g) Kemudian klarifikasi dan kesimpulan.

e. Kelebihan dan Kelemahan Index Card Match

(37)

Metode pembelajaran index card match sebagai salah satu aternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Handayani (2009) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran index card match.

1. Kelebihan dari strategi belajar aktif index card match yaitu:

a) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar.

b) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.

c) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

d) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.

e) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.

2. Kelemahan dari strategi belajar aktif index card match yaitu:

a) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi.

b) Guru harus meluangkan waktu yang lebih.

c) Lama untuk membuat persiapan

d) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas

e) Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah

f) Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.

(38)

B

.

Kerangka Pikir

Pembelajaran sosiologi merupakan pembelajaran yang sangat membutuhkan berbagai macam metode yang dipergunakan guru demi tercapainya tujuan pendidikan yang berorientasi kepada pencapaian kompetensi yang menjadi indikator dalam kurikulum pendidikan nasional, namun disini peneliti mencoba menggunakan metode atau lebih tepatnya suatu pendekatan pembelajaran index card match dimana siswa kelas XI.a IPS Madrasah Aliyah Negeri Masamba,

Kabupaten Luwu Utara sebagai sampel. Dengan pembahasan Dinamika sosial sebagai materi yang akan diangkat sebagai fariabel penelitian.

Dewasa ini dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, akibatnya ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin

akan aplikasi.

(39)

Bagan kerangka pikir:

Kondisi Awal

 Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional,

 Hasil belajar sosiologi masih rendah,

 Siswa kurang mampu mengaitkan dan menerapkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata

Tindakan

Menerapkan Pendekatan Model Index Card Match

SIKLUS I SIKLUS II

Kegiatan Akhir

diharapkan Hasil Belajar Sosiologi Meningkat

C. Hipotesis Penelitian

Jika guru menggunakan Strategi pembelajaran index card macth dalam pembelajaran sosiologi pada pokok bahasan Dinamika Sosial maka hasil belajar siswa kelaa XI.a IPS Madrasah Aliyah Negeri Masamba akan meningkat.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) berusaha untuk menemukan dan memecahkan masalah di dalam

kegiatan proses pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi secara langsung yang selanjutnya tahapan-tahapan tersebut dirangkai dalam satu siklus kegiatan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yakni bulan januari - maret 2014 (TA. 2013-2014) di Madarasah Aliyah Negeri Masamba, Kabupaten Luwu-Utara.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-a IPS Madarasah Aliyah Negeri Masamba, Kabupaten Luwu-utara dengan menggunakan sampel siswa kelas XI-a tahun ajaran 2013/2014 semester genap dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 9 orang Laki-laki.

D. Prosedur Penelitian

28

(41)

Sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas (PTK) maka dalam penelitian ini disusun langkah-langkah kegiatan yang mengandung komponen utama PTK yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dibagi menjadi beberapa siklus.

Berikut ini Arikunto dalam Suyadi (2011:50) memberikan gambaran keempat langkah dalam PTK.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Hasil

Gambar 2. Skema tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) Secara lebih rinci langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Gambaran Umum Siklus I

1.Tahap perencanan

(42)

Langkah pertama yang dilakukan dalam suatu penelitian tindakan kelas adalah melakukan perencanaan secara matang dan telliti. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar yaitu: identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Dan adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a.Menelaah kurikulum SMA dan sederajat kelas XI semester I mata pelajaran Sosiologi,

b.Memilih pokok bahasan dinamika sosial

c.Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

d.Membuat skenario pembelajaran untuk melaksanakan tindakan dengan menerapkan pendekatan metode index card match

e.Membuat instrument penelitian berupa hasil tes belajar untuk melakukan evaluasi disetiap akhir siklus,

f. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau keadaan siswa di kelas saat proses mengajar berlangsung selalu menggunakan pendekatan metode index card match

g.Menyediakan atau menyiapkan media/alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran,

h.Membuat alat evaluasi berupa soal-soal yang disusun berdasarakan materi- materi yang telah diajarkan.

2.Tahap pelaksanaan

Tahap kedua dari suatu penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan.

Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu,

(43)

yaitu bertindak di kelas. Pada tahap pelaksanaan, tindakan harus sesuai dengan rencana, dan harus terkesan alamiah dan tanpa rekayasa.

Pada saat pelaksanan tindakan untuk siklus I, yang pertama dilakukan peneliti adalah menjelaskan tujuan yang ingin dicapai untuk materi pelajaran pada hari itu. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kesiapan siswa untuk mengikuti mata pelajaran.

b. Membahas materi pelajaran melalui pendekatan metode index card match c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah

sesuai dengan strategi yang ia ketahui baik secara perorangan maupun dengan kerja kelompok.

d. Memberikan umpan balik positif terhadap tanggapan siswa dan menekankan konsep dari materi yang diberikan.

e. Melakukan penugasan kepada siswa sesuai dengan bahan yang telah dikembangkan baik secara individual maupun kelompok.

f. Dengan memberikan motivasi dan menciptakan interaksi yang harmonis antara guru dan siswa, siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah/soal.

g. Mencatat semua kejadian yang dianggap penting selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung dalam lembar observasi.

h. Pada akhir siklus diberikan tes dari materi yang diajarkan.

3.Tahap observasi (pengamatan)

Tahap ketiga dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi.

Supardi (dalam Suyadi (2011:63) menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap ke III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah

(44)

alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, harus diuraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instumen pengumpulan data.

Pada tahap observasi ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan observasi dengan melihat:

a. Siswa yang hadir

b. Banyaknya siswa yang memperhatikan penjelasan materi pelajaran c. Siswa yang mengajukan pertanyaan dan tanggapan

d. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar e. Siswa yang aktif dalam kelompoknya

f. Banyaknya kelompok yang melakukan diskusi yang baik g. Siswa yang membantu membimbing temannya

h. Siswa yang bertanya pada kelompok lain

i. Kelompok yang dapat menyelesaikan tugas atau soal dengan benar

j. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4.Tahap refleksi

Tahap terakhir dalam suatu penelitian tindakan kelas adalah refleksi (reflecting). Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

telah dilakukan.

(45)

Hasil yang diperoleh dari pengamatan terhadap tiap-tiap kelompok dipelajari dan diteliti, baik yang bersifat kualitatif dengan membuat catatan- catatan yang berhubungan dengan hal-hal yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metode index card match, maupun yang bersifat kuantitatif yaitu dengan mengamati hasil yang di peroleh dari tes hasil belajar siklus 1. Dari hasil ini akan di ambil tindakan-tindakan yang tepat, sebagai acuan bagi peneliti untuk merencanakan siklus berikutnya.

Gambaran umum siklus II

Pada prinsipnya kegiatan dalam siklus II ini relatif sama dengan siklus I.

Siklus II merupakan pengulangan langkah kerja siklus sebelumnya yang telah mengalami perbaikan dan pengembangan yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus I. Jadi antara siklus yang satu dengan yang lain tidak akan pernah sama, meskipun melalui tahap-tahap yang sama. Kegiatan-kegiatan dalam siklus ini dilakukan secara spiral yang memungkinkan terjadinya siklus-siklus yang lebih kecil dimana tiap siklus kecil tersebut adalah perbaikan dari siklus sebelumnya. Siklus kedua berlangsung selama 4 kali pertemuan, dengan rincian : pertemuan pertama, kedua, dan ketiga penyajian materi, dan pada pertemuan keempat dilakukan tes akhir siklus II serta pengisian angket tanggapan siswa.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data penelitian ini, maka digunakan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar sosiologi, dan observasi

Tes hasil belajar yang digunakan adalah tes yang berbentuk essai sejumlah 5 soal. Sedangkan obsevasi yaitu untuk memperhatikan bagaimana aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran

(46)

F. Tehnik Pengumpulan Data

Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes essay kepada siswa.

2. Data tentang situasi pembelajaran saat pelaksanaan tindakan diperoleh melalui hasil observasi, adapun teknik pengumpulan data pada penilitian ini adalah sebagai berikut:

a) Observasi yaitu teknik penelitian dengan mendatangi lokasi penelitian, mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti.

b) Interview yaitu mendapatkan data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan responden yaitu beberapa siswa Madarasah Aliyah Negeri Masamba

c) Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang ingin diketahui.

d) Dokumentasi yaitu penulis mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan materi kajian berupa dokumen tertulis tentang nilai ujian siswa.

G. Tehnik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan cara kualitatif dan kuantitatif.

Untuk data tentang hasil tes dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif yang terdiri atas rata-rata (mean), rentang (range), median, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum yang diperoleh siswa pada tiap siklus. Untuk jenis analisis kualitatif, data yang digunakan adalah ketuntasan

(47)

yanng merupakan hasil observasi. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori keberhasilan dalam penilaian mengacu pada kriteria standar yang berlaku di Madarasah Aliyah Negeri Masamba yaitu hasil keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 288/C3/MN/99 (Depdikbud 1994).

Tabel 3.1 : Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Nilai Kategori

0-54 Sangat rendah

55-64 Rendah

65-79 Sedang

80-89 Tinggi

90-100 Sangat tinggi

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah jika setelah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Index card macth hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata kelas yang diperoleh siswa, yaitu mencapai ketuntasan perorangan jika siswa memperoleh nilai minimal 70 (Penguasaan minimal 70) dan ketuntasan klasikal tercapai jika minimal 85 % mencapai nilai 70 dari skor ideal 100.

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini dibahas tentang hasil-hasil penelitian setelah pelaksanaan model pembelajaran Index card macth pada siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Masamba sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa hasil penelitian akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, hasil dan pembahasan akan diuraikan berdasarkan data kuantitatif (data hasil belajar) dan data kualitatif (data hasil observasi) dengan menggunakan statistik deskriptif.

1. Paparan Data Siklus Pertama a. Perencanaan

1) Mengembangkan silabus yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

2) Menyusun dan mengembangkan rencana pembelajaran.

3) Membuat instrumen pedoman observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4) Membuat instrumen tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil perkembangan siswa setelah pembelajaran dengan strategi partisipatori secara langsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I berdasarkan hasil diskusi dengan observasi diperoleh bahwa penelitian pada:

Pertemuan Ke I

Adapun pelaksanaan tindakan pada pertemuan I yaitu pada kegiatan awal guru memberikan salam, kemudian melakukan pengecekan siswa dengan mengabsen dan berkenalan dengan siswa. Dari jumlah total 19 orang, dan siswa hadir semua pada saat

(49)

pertemuan itu . Setelah itu guru kemudian menjelaskan pokok-pokok materi yang akan diajarkan pada siklus I kemudian guru memberikan gambaran tentang model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran index card macth. Setelah guru menjelaskan tentang model pembelajaran index card macth dibagi dalam 4 kelompok di mana kelompok pertama membahas tentang pengertian dinamika menurut para ahli sosiologi, kelompok kedua memebahas tentang contoh dinamika sosial, kelompok ketiga membahas dinamika sosial, kelompok keempat membahas kriteria utama yang mengakibatkan terjadinya masalah sosial, setelah itu guru memberikan gambaran umum mengenai materi yang akan didiskusikan. Siswa yang menyimak arahan dan penjelasan guru sekitar 16 orang dari total siswa yang hadir pada saat itu, siswa yang melakukan aktivitas negatif selama proses pembelajaran (main-main, ribut, dll) berjumlah 2 orang. Siswa yang aktif dalam pembelajaran 9 orang, pada saat mempresentasekan materi dan berbicara di depan kelas dengan benar sekitar 4 orang, dan yang mengajukan tanggapan berjumlah 2 orang, dari pertemuan pertama ini jumlah siswa yang butuh bimbingan guru berjumlah 9 orang.

Pertemuan Ke II

Pada pertemuan ke II, kegiatan awal ketua kelas menyiapkan kelas, guru melakukan pengecekan siswa dengan mengabsen dari jumlah total 19 orang siswa, yang hadir pada pertemuan 19 orang. Kemudian guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa sebelum proses pembelajaran dimulai, akan tetapi sebagian siswa masih belum mengerti tentang model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sehingga siswa masih kewalahan, ini dilihat dari siswa yang memperhatikan guru. Siswa yang menyimak arahan dan penjelasan guru sekitar 16 orang dari total siswa yang hadir pada saat itu, siswa yang melakukan aktivitas negatif selama proses pembelajaran (main-main, ribut, dll) berjumlah 1 orang. Siswa yang aktif dalam pembelajaran 13 orang, pada saat

(50)

mempresentasekan materi dan berbicara di depan kelas dengan benar sekitar 6 orang, dan yang mengajukan tanggapan berjumlah 3 orang, dari pertemuan kedua ini jumlah siswa yang butuh bimbingan guru berjumlah 9 orang.

Pertemuan Ke III

Dari jumlah total 19 orang siswa, yang hadir pada pertemuan ini sekitar 19 orang siswa. pada kegiatan awal ketua kelas menyiapkan kelas dan guru melakukan pengecekan siswa dengan mengabsen. Kemudian guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa cukup baik, ini dilihat dari siswa yang memperhatikan guru. Siswa yang menyimak arahan dan penjelasan guru sekitar 18 orang dari total siswa yang hadir pada saat itu, siswa yang melakukan aktivitas negatif selama proses pembelajaran (main-main, ribut, dll) berjumlah 2 orang. Siswa yang aktif dalam pembelajaran 15 orang, dan berbicara di depan kelas dengan benar sekitar 7 orang, dan yang mengajukan tanggapan berjumlah 4 orang, dari pertemuan ketiga ini jumlah siswa yang butuh bimbingan guru berjumlah 6 orang.

Pertemuan Ke IV

Pada pertemuan keempat dilaksanakan evaluasi siklus I. Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kemampuan atau pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil dari evaluasi tersebut kemudian dianalisis dan direfleksi. Berdasarkan hasil evaluasi siklus I, dimana belum mencapai hasil yang maksimal maka perlu diadakan tindakan lanjut yaitu pada siklus II.

Gambar

Gambar 2. Skema tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)  Secara  lebih  rinci  langkah-langkah  yang  dilakukan  dalam  pelaksanaan  penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel  3.1  :  Kategorisasi  Standar  Berdasarkan  Ketetapan  Direktorat  Jenderal  Pendidikan Dasar dan Menengah
Table 4.2   Statistik Skor Hasil Tes Siswa Pada Siklus I
Tabel 4.3  Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Siklus I  Interval Skor  Kategori
+5

Referensi

Dokumen terkait

Perintah yang digunakan untuk menampilkan data tersebut

Chapman (1984) mengatakan bahwa Avecinnia spp merupakan jenis pionir di bagian depan yang menghadap ke laut dan dapat mentoleransi salinitas hingga 35 ppt, hal tersebut juga

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat diambil hipotesis bahwa nisbah C/N 25 pada fermentasi campuran feses sapi perah dan jerami menghasilkan kandungan N, P, dan K

Setelah dilakukan implementasi dan pengujian, sistem dapat menghasilkan distribusi beban mengajar dengan metode algoritma genetika berdasarkan input matriks kompetensi

Kebijakan umum pada hakekatnya merupakan resume dari semua arah kebijakan pembangunan yang dipilih, sementara program merupakan penjabaran dari arah kebijakan

B - S Pos tinjau adalah suatu tempat dari mana kita dapat meninjau dan mengawasi suatu daerah dan pada umumnya diduduki oleh sekelompok prajurit yang terdiri dari 2 atau lebih,

Memperhatikan beberapa contoh permasalahan dalam Teknik Sipil seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa metode numerik merupakan cara untuk menyelesaikan

1) Dilangsungkan secara terbuka pada rapat pertanggungjawaban masyarakat yang dihadiri oleh seluruh anggota Satlak, Wakil KKM, Kepala Desa/Lurah, Tokoh Masyarakat