• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

A Komponen Layanan

Layanan Dasar

B .

Thema Kesalahan sebagai Proses Penting dalam Pembelajaran C Bidang

Layanan

Akademik

D Fungsi Layanan

Pemahaman dan Pengembangan

E Sasaran Layanan

Kelas XI SMA

F Materi Materi layanan yang disajikan meliputi : 1. Definisi Belajar

2. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Siswa dalam Belajar 3. Tahapan-Tahapan dalam Menyelesaikan Masalah 4. Macam-Macam Gaya Belajar

G Metode dan Teknik

Ceramah, brainstorming, diskusi kelompok

H Waktu 1 X 45 menit I Tanggal

Pelaksanaan

Menyesuaikan

J Media Alat LCD, Laptop, Power point, Video

K Sumber Bacaan • Lallo. (2017). Pengertian Belajar dan Hakikat Belajar.

Diakses dari

https://lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/index.php/2017/01/1 8/pengertian-belajar-dan-hakikat-belajar/

• Permana, C. (2019). Studi Identifikasi Macam-Macam Gaya Belajar pada Siswa SMA Negeri 1 Berandan Barat Kecamatan Berandan Barat.

• Priyatna, A. (2013). Pahami Gaya Belajar Anak!. Elex Media Komputindo.

• Sari, D. M., Surantoro, S., & Ekawati, E. Y. (2013).

Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal materi

(2)

termodinamika pada siswa SMA. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, 3(1), 1-7.

• Ulifah, S. N., & Effendi, D. (2014). Hasil Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Materi Relasi (Error Analysis of Students in Math Problem Solving in The Matter Relationship). Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 2(1).

• Widyastuti, R. (2015). Proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan teori Polya ditinjau dari adversity quotient tipe climber. Al- Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 183-194.

L Tujuan 1. Peserta didik mampu menelaah definisi belajar (C4) 2. Peserta didik mampu mendeskripsikan kesalahan-

kesalahan dalam belajar yang menyebabkan belajar menjadi tidak efektif.

3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam suatu pembelajaran.

4. Menerapkan gaya belajar yang sesuai dengan kepribadian peserta didik.

M Uraian Kegiatan

1. Tahap Pendahuluan a. Pernyat

aan Tujuan

1) Guru BK/Konselor mengucapkan salam

2) Guru BK/Konselor menanyakan kabar peserta didik 3) Guru BK/Konselor mengajak peserta didik berdoa untuk

mengawali kegiatan layanan.

4) Guru BK/Konselor menayangkan video sebagai pemantik siswa untuk mengetahui materi layanan.

5) Guru BK/Konselor menyampaikan tentang tujuan-tujuan yang akan dicapai.

b. Penjela san tentang langkah -

langkah Kegiata n

Guru BK/Konselor menjelaskan apa yang akan dilakukan dalam layanan klasikal, meliputi; materi yang akan diberikan, pembagian kelompok, dan pembagian tugas untuk masing- masing kelompok.

c. Tahap Peralih an (Transi si)

Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan kegiatan.

2. Tahap Inti

(3)

a. Kegiatan Peserta didik

1) Mendengarkan dan memperhatikan guru BK/Konselor menjelaskan materi tentang definisi belajar, kesalahan- kesalahan dalam belajar, kemampuan memecahkan masalah dalam suatu pembelajaran, dan macam-macam gaya belajar.

2) Memberikan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan guru dan menawarkan diri untuk membacakan slide power point

3) Berdiskusi dengan kelompok masing-masing terkait dengan tugas yang telah diberikan oleh guru

BK/Konselor.

4) Menuliskan hasil diskusi pada kertas HVS kosong yang diberikan oleh guru BK/Konselor

5) Peserta didik mencurahkan pendapat atau menjelaskan hasil diskusinya di kelas.

6) Peserta didik harus aktif selama kegiatan berlangsung.

b. Kegiatan Guru

1) Guru BK/Konselor memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait materi layanan yang akan disampaikan.

2) Guru BK/Konselor memberikan penjelasan mengenai materi kesalahan sebagai proses penting dalam pembelajaran melalui tayangan power point.

3) Guru BK/Konselor membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan memberikan waktu untuk berdiskusi.

4) Guru BK/Konselor meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

3. Tahap Penutup

1) Guru BK/Konselor menyimpulkan materi dan hasil diskusi kelompok bersama peserta didik.

2) Guru BK/Konselor mrmbagikan LKPD dan lembar evaluasi hasil untuk diisi peserta didik.

3) Guru BK/Konselor mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan keaktifan peserta didik selama proses layanan.

4) Guruu BK/Konselor mengajak peserta didik membuat komitmen untuk tidak segan meminta bantuan guru Bimbingan dan Konseling jika menghadapi masalah sehubungan dengan strategi menghadapi ujian nasional.

5) Guru BK/Konselor menutup kegiatan layanan dengan berdoa dan mengucapkan salam.

N Evaluasi 1. Evaluasi

Proses

Guru BK/Konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi:

a. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan

b. Cara peserta didik menyampaikan pendapat atau bertanya c. Cara peserta didik memberikan jawaban terhadap pertanyaan

guru BK/Konselor.

(4)

2. Evaluasi Hasil

Setelah mengikuti kegiatan bimbingan klasikal peserta didik diharapkan dapat ;

a. Mengetahui definisi belajar

b. Memahami kesalahan-kesalahan yang menyebabkan belajar tidak efektif

c. Memecahkan masalah dalam suatu pembelajaran d. Memahami macam-macam gaya belajar

e. Menentukan serta menerapkan gaya belajar yang tepat untuk dirinya sendiri.

Wonogiri, 20 September 2021 Mengetahui

Dosen Pengampu, Guru BK,

Dr. Naharus Surur, M. Pd. Syifaa’ Nur Hanifah, S. Pd.

(5)

Lampiran 1. Materi Layanan

Kesalahan Sebagai Proses Penting dalam Pembelajaran

A. Definisi Belajar

Menurut Slameto (2010: 2), ”belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Kingskey (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 13) mengatakan bahwa “learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”.

Menurut Bruner (dalam Ratna Wilis Dahar, 2011: 77), belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung bersamaan yaitu:

• Memperoleh informasi baru.

• Transformasi informasi

• Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Berdasarkan pendapat Burner tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dengan memperoleh suatu informasi baru melalui pengalaman.

B. Faktor-faktor penyebab kesalahan siswa dalam belajar

Dalam proses belajar mengajar seringkali siswa mengalami persoalan yang menyebabkan kesalahan dalam belajar yang menjadikan proses belajar mengajar tidak efektif. Contohnya banyak siswa yang merasa kesulitan dalam belajar matematika dan fisika. Penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal dapat dilihat dari berbagai hal.

Menurut Soedjadi (2000:1), dari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa dapat diklasifikasikan beberapa bentuk kesalahan, diantaranya :

1. Kesalahan prosedural yaitu dalam menggunakan Algoritma (prosedur pekerjaan), misalnya kesalahan melakukan opersi hitung.

2. Kesalahan dalam mengorganisasikan data, misalnya kesalahan menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dari suatu soal.

(6)

3. Kesalahan mengurutkan, mengelompokkan dan menyajikan data.

4. Kesalahan dalam pemanfaatkan simbol, tabel dan grafik yang memuat suatu informasi.

5. Kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis, sifat-sifat dalam menyelesaikan soal.

6. Kesalahan dalam menarik kesimpulan. Misalnya kesalahan dalam menuliskan kesimpulan dari persoalan yang telah mereka kerjakan.

Menurut Slameto (1995:54), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar ada dua faktor, antara lain:

1. Faktor internal yaitu kurangnya bakat khusus untuk suatu situasi belajar tertentu.

Sebagai halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu, kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar, tanpa adanya motivasi yang besar peserta didik akan banyak mengalami kesalahan dan kesulitan dalam belajar dan faktor jasmaniah tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya.

2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga b. Lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru

serta karyawan lainnya

c. Lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.

Penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi Termodinamika adalah:

1. Siswa lupa

2. Tidak memahami simbol Fisika dari data-data yang disebutkan pada soal

3. Salah mengartikan maksud soal, kurang teliti dalam membacaserta memahami maksud soal

4. Kurang belajar

5. Kurang memperhatikan penjelasan guru

6. Tidak berani mengajukan pertanyaan ketika ada materi yang belum dipahami 7. Kurang teliti, kurang latihan soal

8. Kurang variasi dalam latihan penyelesaian soal

(7)

9. Terburu-buru dalam mengerjakan soal dan kekurangan waktu.

C. Tahapan-tahapan dalam menyelesaikan masalah

Setiap siswa dalam menyelesaikan masalah matematika memiliki cara yang berbedabeda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Seseorang dapat menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada dengan baik apabila didukung oleh kemampuan menyelesaikan masalah yang baik pula. Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengubah dan mengolah suatu permasalahan atau kesulitan yang terjadi dalam hidupnya dan menjadikan masalah tersebut menjadi suatu tantangan yang harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya dikenal dengan Adversity Quotient (AQ).

Tahapan-tahapan pemecahan masalah matematika menurut Polya : 1. Memahami masalah

2. Menyusun rencana penyelesaiannya

3. Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan 4. Memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh

D. Macam-macam gaya belajar

Gaya belajar adalah cara dimana anak menerima informasi baru dan proses yang akan mereka gunakan untuk belajar. Menurut Nasution (2009), yang dinamakan gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan masalah. Tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama, sekalipun bila mereka bersekolah di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama. Gaya belajar yang dimiliki siswa yaitu:

1. Gaya belajar visual

Gaya belajar yang lebih baik dari melihat dan membaca. Kebanyakan orang memiliki gaya belajar ini.

2. Gaya belajar auditori

Gaya belajar yang lebih baik dari mendengar.

3. Gaya belajar kinestetik

Gaya belajar ini lebih baik belajar dengan cara mencoba dan melakukan secara langsung.

4. Gaya belajar bersaing (competitive)

(8)

Menurut Grasha (1996) Gaya belajar Competitive (bersaing). Siswa yang mempunyai gaya belajar demikian dalam mempelajari suatu pelajaran selalu ditujukan kearah pencapaian prestasi agar lebih baik dari teman yang lain. Mereka merasa harus berkompetisi dengan siswa lain untuk mendapatkan rewards (hadiah) misalnya berupa nilai, perhatian dan kejuaraan. Mereka memandang kelas sebagai arena kompetisi dimana mereka harus menang. Dengan demikian tipe gaya belajar ini pada prinsipnya Siswa berkeinginan untuk berprestasi terbaik, diperhatikan, mendapat pujian dan hadiah.

5. Gaya belajar bekerja sama (Collaborative)

Siswa yang mempunyai gaya belajar ini selalu merasa bahwa mereka akan lebih banyak berhasil bila saling tukar pikiran. Mereka senang bekerja sama dengan guru, teman sekelasnya, tutor, asisten dan sebagainya. Mereka memandang kelas itu sebagai arena untuk berinteraksi sosial dan sekaligus sebagai arena belajar bersama.

Jadi siswa tipe gaya belajar ini akan berhasil jika saling kerja sama, baik sesama teman maupun dengan guru.

6. Gaya belajar menghindar/menyendiri (Avoident)

Grasha (1976) mengungkapkan Siswa tipe ini tak tertarik mempelajari perkuliahan di dalam kelas secara tradisional. Mereka tidak suka berpartisipasi aktif dengan teman sekelasnya maupun guru. Mereka tak tertarik bahkan merasakan sebagai beban menghadapi hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar Avoident :

• Tidak aktif di kelas

• Acuh dengan perkuliahan biasa

• Menghadapi hal - hal yang terjadi di kelas dianggap sebagai beban

• Senang menyendiri.

7. Gaya Belajar berpartisipasi (Partisipant)

Tipe gaya belajar ini mempunyai karakteristik bahwa mereka senang mengikuti pelajaran di dalam kelas. Mereka merasa bertanggungjawab dan berpartisipasi aktif mengerjakan tugas yang diberikan. Mereka harus ambil bagian sebanyakbanyaknya dalam setiap kegiatan yang ada hubungannya dengan pelajaran, tetapi sedikit tidak ambil bagian terhadap kegiatan yang tidak merupakan bagian dari pelajaran. Ciri- cirinya yaitu:

• Aktif di dalam kelas

(9)

• Selalu masuk kelas

• Selalu mengerjakan tugas-tugas

• Ikut ambil bagian sebanyak-banyaknya

• Acuh terhadap kegiatan di luar kelas

8. Gaya belajar menggantungkan diri (Dependent)

Garsha (1996) Gaya belajar ini ditandai oleh sifat-sifat siswa sebagai berikut :

• Hanya sedikit menujukkan semangat ingin tahu

• Hanya mau mempelajari apa yang diperintahkan oleh Guru

• Selalu ingin diberi tahu mengenai apa yang harus dipelajari dan dikerjakan

• Memandang guru sebagai satu-satunya sumber dan pendorong belajar

• Menyukai guru yang selalu memberi rangkuman materi pelajaran, bila memberi tugas juga memberikan batas waktu yang tegas kapan tugas harus diselesaikan.

Sehingga siswa yang mempunyai tipe gaya belajar seperti ini ciri-cirinya adalah:

• Semangat ingin tahu rendah

• Belajar sebatas yang diperintahkan guru

• Selalu ingin diberi tahu mana yang harus dipelajari

• Guru dianggap sebagai sumber satu-satunya

• Senang kepada guru yang selalu menuliskan outline pembelajaran dan memberi tugas dengan batas waktu yang tertentu.

9. Gaya belajar mandiri (independent)

Garsha (1996) mengemukakan Siswa yang mempunyai gaya belajar tipe ini ditandai oleh sifat-sifat suka berfikir untuk kemajuan diri sendiri, belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri sendiri, suka memperhatikan pendapat orang lain dalam kelas. Mereka suka mempelajari materi yang mereka pandang penting, dan mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk dapat belajar.

(10)

Lampiran 2. Evaluasi Proses (diisi oleh guru)

EVALUASI PROSES

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Kelas : ...

Topik : ...

Petunjuk:

Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.

Keterangan:

SS : Sangat sesuai (4) S : Sesuai (3) TS : Tidak sesuai (2) STS : Sangat tidak sesuai (1)

NO. PERNYATAAN

SKOR

1 2 3 4

1 Peserta didik terlibat aktif dalam proses diskusi 2 Peserta didik antusias dalam mengikuti layanan

bimbingan klasikal

3 Peserta didik kreatif di dalam menyusun perangkat presentasi

4 Peserta didik saling menghargai pendapat 5 Peserta didik saling mengeluarkan pendapat 6

Peserta didik berargumentasi mempertahankan Pendapat masing-masing

7 Peserta didik bekerja sama dengan baik pada saat diskusi kelompok

8 Peserta didik bertanya dan menanggapi pada saat diskusi layanan

Skor akhir

Catatan:

………...………

………...………

……

Mengetahui, Wonogiri, 20 September 2021

Dosen Pengampu Guru BK/Konselor,

(11)

Dr. Naharus Surur, M.Pd Syifaa’ Nur Hanifah, S.Pd

Keterangan :

S X 100 = ………..

N ( 32 )

S : Jumlah sekor yang diceklis N : Jumlah Skor maksimal

Persentase hasil :

80% – 100% : Peserta didik Sangat Aktif dalam layanan Klasikal 60% – 79 % : Peserta didik Aktif dalam layanan klasikal

40% - 59 % : Peserta didik cukup Aktif dalam layanan klasikal 20 % - 39% : Peserta didik tidak aktif dalam layanan klasikal

(12)

Lampiran 3. Evaluasi Hasil (diisi oleh peserta didik)

INSTRUMEN EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Nama Peserta Didik : ……….

No. Absen : ………...

Kelas : ………...

Topik : ………...

Petunjuk Pengisian :

1. Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang Anda peroleh setelah mengikuti layanan bimbingan klasikal.

2. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut. Berikan jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai, dengan kriteria sebagai berikut: SS : Sangat Sesuai (5), KS : Kurang Sesuai (4), S : Sesuai (3), CS : Cukup Sesuai (2), STS : Sangat Tidak Sesuai (1)

3. Jawaban Anda, tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua pernyataan secara sungguh-sungguh dan jujur sesuai diri anda. Hasil dari instrument ini tidak mempengaruhi nilai pelajaran anda di sekolah, namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan berikutnya.

Aspek/ Pernyataan Skor

SS KS S CS STS

Pemahaman Baru

1. Saya mendapatkan pemahaman baru setelah mengikuti layanan bimbingan klasikal

2. Saya mampu menjelaskan hasil dari diskusi kelompok mengenai topik yang sudah dibahas 3. Saya dapat menjabarkan tentang isi materi yang

dipelajari pada saat layanan bimbingan klasikal 4. Saya dapat membuat menyimpulkan poin

penting dari topik yang dibahas

5. Saya dapat menyebutkan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti bimbingan klasikal

Perasaan Positif

6. Saya merasa senang belajar dengan menggunakan teknik diskusi kelompok

7. Saya merasa dihargai saat menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan.

8. Saya lebih antusias dalam mengikuti layanan karena guru BK bersikap hangat.

9. Saya merasa puas bisa membahas topik dan bisa mengambil manfaat dari topik yang dibahas 10.

Setelah mengikuti layanan saya merasa lega karena mendapatkan pemahaman tentang gaya belajar

Rencana Kegiatan Setelah Layanan

11. Saya akan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari

(13)

12. Saya akan memahami kesalahan-kesalahan belajar yang selama ini saya lakukan

13.

Saya akan menyelesaikan masalah-masalah yang saya alami dalam pembelajaran dengan langkah yang tepat

`14. Saya akan menentukan gaya belajar yang tepat Jumlah

(14)

Lampiran 4. Video Ice Breaking

Sumber video : https://youtu.be/Q_C_1gTGamU

Video tersebut berisi motivasi yang mengajarkan pada kita bahwa untuk menjadi orang sukses tidak harus pintar. Kunci dari kesuksesan yakni sikap pantang menyerah dan bisa belajar dari kesalahan baik kesalahannya sendiri ataupun kesalahan orang lain.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mia Maraya Auliani, Syaichu (2016) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Terhadap

Berdasarkan batasan permasalahan tersebut, tujuan dalam penulisan ini adalah mendiskripsikan pendapat dan istinbath hukum yang digunakan Imam Syaf‟i dan Imam Hanafi

Selain itu, dapat memberikan dampak positif kepada citra rumah sakit yaitu dengan penyebarluasan informasi adanya pelayanan yang baik di Unit Rawat Jalan Rumah sakit Umum

[r]

Awal (Tanggal) Selesai (Tanggal).

Berdasarkan uraian teoritis yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Terdapat hubungan antara kecerdasan linguistik dengan kecerdasan

Visibilitas profil pengguna lain juga dapat menyebabkan pengguna situs jejaring sosial merasa orang lain memiliki hidup yang lebih baik dibanding dirinya.. 54,55

Tidak hanya adalah hasil jangka sangat panjang, tetapi faktor-faktor tak berwujud mungkin sangat penting, dan hubungan kausal dalam web kompleks faktor yang