• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DALAM MENGISI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DALAM MENGISI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DALAM MENGISI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PENDAPATAN,

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KARO

Oleh

NAMA : MUHAMMAD PANJI PRANATA GAMA NIM : 142600019

Untuk Memenuhi Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Diploma III Admnistrasi Perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan melimpahkan rahmatnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam bentuk Laporan Tugas Akhir ini dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program studi D-III Administrasi Perpajakan, pada Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik, Universitas Sumatera Utara dengan mengambil judul “KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DALAM MENGISI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN KARO”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki oleh Penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan demi kebaikan karya penulisan dimasa yang akan datang. Untuk itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan ini terutama sekali kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasyudin Ginting, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(3)

3. Bapak Drs. Rasyudin Ginting, M.Si , selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan banyak ilmu dan arahan kepada saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Segenap pimpinan, staf dan karyawan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

5. Teristimewa sekali kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan banyak dukungan, doa dan semangat untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini

6. Kakak dan adik saya, Sry Pratiwi dan Dinda Valenia Sary yang selalu memberikan semangat kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini 7. Fahri, evan, opek, dan hana yang memberikan dukungan dan semangar

kepada saya selama proses penulisan tugas akhir ini

8. Rod, alfi, benjo, dilah, dan ibay selaku teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis selama proses penulisan tugas akhir ini

9. Audina Mutia Ningrum yang selalu setia menemani penulis dan selalu memberikan dukungan dalam proses penulisan laporan tugas akhir ini.

10. Serta teman – teman Tax A 2014 yang banyak memberikan dukungan terhadap penulis.

Dan akhirnya saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan, mengingat terbatasnya kemampuan dan pengalaman saya. Untuk itu, kritik dan saran yang besifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada

(4)

kita semua, dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca lainnya

Medan, Agustus 2017

M.Panji Pranata Gama

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Manfaat ... 3

C. Uraian Teoritis ... 4

D. Ruang Lingkup Penulisan Tugas Akhir ... 7

E. Metode Penelitian ... 7

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah BPPKAD ... 12

B. Visi, Misi dan Tujuan BPPKAD ... 13

C. Sturktur Organisasi dan Tata Kerja BPPKAD ... 14

D. Uraian Tugas dan Fungsi BPPKAD ... 15

BAB III PENYAJIAN DATA A. Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Karo ... 29

B. Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karo ... 30

C. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kab.Karo ... 31

D. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kab.Karo ... 31

E. Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak... 32

F. Tata Cara Pembayaran Pajak Hiburan... 32

G. Hasil Wawancara ... 33

BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Laju Pertumbuhan ... 35

1. Analisis Laju Pertumbuhan Pajak Hiburan Kab.Karo.. ... 35

2. Analisis Laju Pertumbuhan PAD Kab.Karo ... 36

B. Analisis Kontribusi ... 37 1. Analisis Kontribusi Pajak Hiburan Kab.Karo

(6)

Terhadap Pajak Daerah ... 37

2. Analisis Kontribusi Pajak Hiburan Kab.Karo Terhadap PAD ... 38

C. Analisis Efektifitas ... 39

1. Analisis Efektifitas PAD Kab.Karo ... 39

2. Analisis Efektifitas Pajak Hiburan Kab.Karo ... 39

D. Upaya-upaya Pemerintah Daerah Kab.Karo dalam Meningkatkan Pajak Hiburan ... 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 42

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Karo ... 29

Tabel 3.2 Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karo ... 30

Tabel 3.3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kab.Karo .... 31

Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kab.Karo ... 31

Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan Pajak Hiburan Kabupaten Karo ... 35

Tabel 4.2 Laju perumbuhan PAD Kab.Karo ... 36

Tabel 4.3 Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pajak Daerah Kab.Karo... 37

Tabel 4.4 Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap PAD... 38

Tabel 4.5 Analisis Efektifitas PAD Kab.Karo ... 39

Tabel 4.6 Analisis Efektifitas Pajak Hiburan Kab.Karo ... 40

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling berpengaruh besar dalam kegiatan untuk pembangunan dan pembiayaan negara. Pajak yang dipungut bersifat memaksa karena digunakan untuk pembiayaan pembangunan negara oleh sebab itu pemerintah harus selalu mengoptimalisasikan dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat untuk mempermudah melakukan kewajiban perpajakannya. Pajak menurut UU No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Pada tahun 1997, pemerintah akhirnya mengeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya memperhatikan pajak pusat saja tetapi juga pajak daerah yang menjadi salah satu sumber penerimaan daerah. Tujuan dari Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut:

1. Menyederhanakan berbagai pungutan daerah dalam rangka mengurangi ekonomi biaya yang tinggi

(9)

2. Menyederhanakan sistem dan administrasi perpajakan dan retribusi daerah untuk memperkuat fondasi penerimaan daerah khususnya kabupaten/kota, dengan mengefektifkan jenis pajak dan retsribusi tertentu yang potensial.

Sejak di berlakukannya otonomi daerah di Indonesia, pemerintah daerah dipacu untuk berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan dan pembangunan daerah, dengan tujuan untuk memberikan kemandirian terhadap pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerahnya dan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat,pemberdayaan dan peran serta masyarakat. PAD merupakan sumber pendapatan daerah yang secara bebas dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Salah satu Pendapatan Asli Daerah diperoleh dari penerimaan yang berasal dari pajak dan retribusi daerah. Pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Kota Berastagi yang terdapat di Kabupaten Karo sendiri merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat objek wisata yang juga merupakan sebagai salah satu kota yang menyumbang untuk penghasilan Daerah yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah, Pemerintah melalui instansi terkait bekerja sama dengan swasta untuk mengadakan jenis dan tempat hiburan bagi warganya yang membutuhkan, Dari jenis dan tempat hiburan itu dapat dipungut pajak hiburan.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan, Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo sebagai salah satu unsur pelaksanaan pemerintahan yang mempunyai pengaruh sangat penting

(10)

dalam menggali sumber pendapatan kota yang berupa pajak daerah kota/kabupaten yang di dalamnya terdapat faktor yaitu pungutan yang mempunyai penerimaan cukup besar yaitu pajak hiburan. Pajak Hiburan adalah salah satu sumber pendapatan daerah yang diandalkan pemerintah Kota Berastagi untuk pembiayaan pembangunan. Betapa tidak, Kota Berastagi yang merupakan salah satu kota wisata yang dimana terdapat banyaknya tempat-tempat hiburan seperti Pertunjukan Kesenian, Pagelaran Musik dan Tari, Diskotik, Karaoke, Panti Pijat, Klub Malam, Permainan Billyard, Mandi Uap atau Oukup, Kolam Pancing, Pemandian Air Panas, Kolam Renang, Pertandingan Olahraga, Tempat Berpiknik atau Tamasya. Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul

“KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DALAM MENGISI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KARO”.

B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

a. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah

b. Untuk mengetahui besarnya penerimaan pajak hiburan di Kab.Karo c. Untuk mengetahui besarnya pendapatan asli daerah di Kab.Karo 2. Manfaat

a. Akademik

Untuk mengaplikasikan teori dan pengetahuan selama perkuliahan, khususnya mengenai perpajakan. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan terhadap pendpatan asli daerah. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan

(11)

berkomunikasi, serta mendapatkan pengalaman kerja. Memotivasi mahasiswa untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik lagi.

b. Praktis

Sebagai sarana untuk mensosialisasikan pengaruh penerimaan pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karo kepada masyarakat dan bahan masukan atau pertimbangan atas pengaruh penerimaan pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Fungsi Pajak

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang mempunyai dua fungsi, yaitu:

a. Fungsi Anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi pemerintah, untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend) sebagai alat pengatur atau melaksanakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.

(12)

3. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak yaitu cara yang di gunakan untuk menghitung besarnya pajak seseorang yang harus di bayar kepada negara. Sistem pemungutan pajak ada 3 jenis, yaitu:

a. Official assessment system, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Cara pemungutan pajak dengan Official assessment system ada kelemahan yaitu wajib pajak tidak bisa menolak berapapun pajak yang di hitung dan di bebankan kepadanya.

b. self assesment system, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang.

Cara pemungutan pajak dengan Self assessment system juga mempunyai kelemahan yaitu wajib pajak akan menghitung sekecil kecilnya pajak yang harus dia bayarkan kepada negara. Karena tidak semua wajib pajak jujur menghitung pajaknya.

c. Sistem With holding system, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketika untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.

4. Asas Pemungutan Pajak

Asas pemungutan pajak ada 3 jenis, yaitu a. Asas Domisili

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

(13)

b. Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

c. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak terhadap seseorang dengan mendasarkan pada status kebangsaannya. Yang dikenakan pajak adalah semua orang yang mempunyai kewarganegaraan negara tersebut tanpa memandang tempat tinggalnya

5. Tarif Pajak

Jenis jenis tarif pajak yang di gunakan untuk menghitung besaran pajak yang di kenakan kepada wajib pajak, yaitu:

a. Tarif Proposional

Tarif proposional yaitu tarif pajak dengan presentase yang tetap, terhadap berapa pun jumlah yang dikenai pajak yang terutang proposional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

b. Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapa pun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

c. Tarif Progresif

Tarif progresif yaitu tarif pajak yang besarnya menyesuaikan dengan presentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

6. Pengertian Kontribusi

Dalam Kamus Ekonomi kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama- sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu dan atau untuk

(14)

bersama. Kontribusi dalam penelitian ini berkaitan dengan pajak, sehingga kontribusi dalam penelitian ini adalah sumbangan pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Menurut Abdul Halim (2004:163) rumus menghitung Kontribusi adalah sebagai berikut:

Keterangan :

X = Realisasi Penerimaan n Y = Realisasi Penerimaan n

D. Ruang Lingkup Penulisan Tugas Akhir

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penulisan tugas akhir adalah tinjauan atas peranan pemeriksaan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama medan kota yang ditinjau dari beberapa aspek:

1. Kontribusi penerimaan pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah 2. Besarnya penerimaan pajak hiburan di Kabupaten Karo

3. Besarnya pendapatan asli daerah di Kabupaten Karo

E. Metode Penelitian 1. Jenis data

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian (lokasi penelitian) dan merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama yaitu seperti hasil wawancara dan observasi yang berupa keterangan-

Kontribusi = X x 100 % Y

(15)

keterangan dari pihak-pihak yang terkait seperti keterangan tentang pajak hiburan, kontribuasi pendapatan pajak hiburan terhadap PAD.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang bersifat saling melengkapi dan data sekunder ini dapat berupa dokumen-dokumen dan literatur yang terkait denegan permasalahan yang akan diteliti. Dan dalam data sekunder ini peniliti menggunakan literatur berupa buku-buku yang membahas tentang pajak daerah, pajak hiburan serta pengaruh pajak hiburan terhadap PAD.

2. Sumber Data

a) Studi Lapangan

Data didapatkan secara langsung di kantor yang menjadi objek penelitian.

Data yang diperoleh merupakan data primer dengan cara observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan penelitian mengenai pendapatan asli daerah dari sektor pajak hiburan di Kab.Karo.

b) Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dengan tujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis atas data yang diperoleh dalam penelitian lapangan, sehingga menghasilkan kesimpulan dan memecahkan rumusan masalah.

3. Metode Pengumpulan Data a) Metode Lapangan

(16)

Metode Lapangan merupakan metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh langsung dari responden dan mengamati secara langsung tugas-tugas yang berhubungan dengan Pajak Daerah, Pajak Hiburan, Pendapatan Asli Daerah, dan Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap PAD.

b) Metode Kepustakaan

Metode Kepustakaan merupakan metode pengumpulan data berdasarkan buku-buku yang berkaitan dengan judul Tugas Akhir ini dan sumber data tertulis lainnya yang ada di perusahaan, yang berhubungan dengan pokok bahasan tugas akhir ini dan dijadikan sebagai dasar perbandingan antara data yang penulis dapatkan di lapangan.

4. Alat Pengumpulan Data a) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data

b) Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

5. Informan

a) Informan Utama

(17)

Yaitu seseorang atau lebih yang dipilih peneliti memiliki sumber informasi utama yang berkaitan langsung dengan penelitian. Untuk menggali data mendalam mengenai pengaruh penerimaan pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah.

b) Informan Tambaha

Yaitu seseorang atau lebih yang dipilih peneliti karena memiliki pengetahuan, pengalaman atau keterkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penelitian. Pemilihan informan tambahan tersebut dimaksudkan untuk memperkaya perolehan data dengan menggali dari sumber-sumber yang relevan serta untuk memperoleh keabsahan dan validitas data.

6. Sistematika Penelitian

Adapun yang menjadi sistematika dalam penelitian adalah sebagai berikut:

BAB I :PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penulisan Tugas Akhir, tujuan dan manfaat penulisan Tugas Akhir, uraian teoritis, ruang lingkup, metode penulisan Tugas Akhir, metode pengumpulan data, dan sistematika penelitian.

BAB II :GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini terdiri dari Sejarah Singkat berdirinya Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab.Karo, Struktur Organisasi, Bidang Kerja dan Fungsi Organisasi Instansi.

(18)

BAB III : PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian-pengertian secara teoritis dan teori- teori yang berkaitan dengan kontribusi peneriman pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah.

BAB IV : PEMBAHASAN

Dalam bab ini menganalisa data yang diperoleh dan kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yng diajukan.

BAB V : KESIMPULAN dan SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian sebelumnya, disamping untuk dikemukakan juga saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dibidang perpajakan.

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

Kota Berastagi sebagai Daerah otonom yang mempunyai wewenang Otonomi Daerah diwilayah Provinsi Sumatera Utara. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan menyeluruh, pemerintah daerah memandang perlu untuk membentuk suatu badan atau lembaga daerah untuk melaksanakan seluruh kegiatan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam hal ini, Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah merasa perlu untuk membentuk susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan-Badan Daerah yang disesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki, karakteristik, potensi, kebutuhan, kemampuan Keuangan Daerah dan tersedianya Sumber Daya Aparatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi. Hal ini merupakan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Daerah Kabupaten Karo baik atas dasar kewenangan berdasarkan Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo terletak dijalan Jamin Ginting No.17 Kabanjahe, merupakan salah satu Lembaga Daerah Kabupaten Karo yang bertujuan untuk melakukan tugas penyelenggaraan pemerintahan. Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

(20)

Kabupaten Karo mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang Pendapatan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagai lembaga yang bertujuan dalam bidang Pendapatan Daerah dan Pelayanan Pasar, Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Pengelolaan Pendapatan daerah, Keuangan Daerah dan Pengelolaan Asset Daerah serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Pendapatan Daerah, Keuangan Daerah, dan Pengelolaan Asset Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. (Peraturan Daerah Pasal 94, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi)

B. Visi, Misi dan Tujuan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

1. Visi

Menjadi SKPD penggerak utama pengelolaan keuangan daerah yang profesional. Transparan dan akuntable.

2. Misi

a) Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah

b) Peningkatan kompetensi aparatur dan kualitas sarana prasaran kerja 3. Tujuan

a) Meningkatkan pertumbuhan pendapatann daerah

(21)

b) Meningkatkan pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntable

c) Meningkatkan sistem pengelolaan aset daerah

d) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan sarana prasarana kerja yang memadai

C. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

Struktur Organisasi Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagian pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi dalam mencapai tuj uan setiap bagian dari organisasi itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Struktur organisasi dapat dilihat sebagai mekanisme formal dengan organisasi dikelola. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja.

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daaerah Kabupaten Karo dibuat berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Karo Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi.

Untuk mengelola potensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta pengelolaan Pasar di Kabupaten Karo secara optimal. Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang membawahi 1 orang Sekretariat, 2 orang Kasubag, 4 orang Kabid, dan 11 orang Ka.

Seksi, 1 Unit Pelaksana Teknis, Tata Usaha dan kelompok Jabatan Fungsional dengan total jumlah 82 orang.

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah wajib menerapkan

(22)

prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. Setiap pimpinan secara berjenjang menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada atasannya sesuai bidang tugasnya untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pejabatpejabat/Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo diatur sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo

Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Karo dalam bidang Pendapatan Daerah dan Pelayanan Pasar yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Tugas Pokok Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang pendapatan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

Adapun tugas dan fungsi dari pejabat atau pegawai dilingkungan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo antara lain :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas merupakan pejabat yang memimpin Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo yang dalam

(23)

melaksanakan tuganya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 95, Tugas Pokok dan Fungsi).

Kepala Dinas mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a) Memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik kesekretariatan perencanaan program maupun urusan pemerintahan dalam bidang administrasi keuangan yang meliputi peningkatan Sumber Daya Pengelolaan Keuangan Daerah, Anggaran Daerah, Pendapatan dan Investasi Daerah (Pajak dan Rertribusi Daerah, Investasi dan Aset Daerah, Badan Usaha Milik Daerah status PT atau lembaga keuangan mikro, Pinjaman Daerah), Dana Perimbangan (Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil), Pelaksanaan, Penatausahaan, Akuntansi dan pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD sesuai dengan standar Pelayanan Minimal.

b) Menetapkan, melaksanakan visi dan misi Badan untuk mendukung visi dan misi Daerah.

c) Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah berkoorBadani dengan instansi terkait dibawah koorBadani Tim Anggaran Pendapatan Daerah.

d) Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintahan Kabupaten Karo.

e) Mengkoordinasikan tugas-tugas keBadanan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

(24)

f) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Badan termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja Badan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

g) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

2. Bagian, Bidang, Sub Bidang dan Seksi pada Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo

a) Sekretariat

Bagian Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tuganya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Uraian Tugas dan Fungsi Bagian Sekretariat adalah sebagai berikut :

1) Merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoorBadanikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan keuangan, umum dan perlengkapan serta barang milik daerah pada SKPD maupun kepegawaian.

2) Melakukan koordinasikan dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan program kerja Badan berdasarkan program dan kegiatan masing-masing bidang, Seksi dan Sub Bagian.

3) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas bidang.

4) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Sekretaris kepada Kepala Badan.

5) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

b) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

(25)

Sekretariat. Uraian Tugas dan Fungsi Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :

1) Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan.

2) Menyusun laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah berkoorBadani dengan Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPTK-SKPD).

3) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretariat. Uraian Tugas dan Fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan rencana pengadaan alat tulis kantor dan pendistribusiannya sesuai dengan kebutuhan Badan.

2) Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat Badan 3) Melaksanakan penyiapan dan pengendalian penyiapan administrasi

perjalanan Badan Pegawai.

4) Mempersiapkan dokumen terhadap pengusulan pegawai yang akan pensiun, peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan.

5) Mempersiapkan dokumen kenaikan pangkat, DP3, DUK, Sumpah/Janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai.

6) Mempersiapkan administrasi pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan dan ujian Badan maupun tugas belajar.

7) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.

(26)

d) Bidang Pajak dan Retribusi Daerah

Bidang Pajak dan Retribusi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang akan melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan. Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Pajak dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan, mengatur, membina, mengkoorBadanikan dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan pemungutan Pajak Retribusi dan Pendapatan lain-lain dan pendataan serta Verifikasi.

2) Bertindak selaku Pejabat Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang.

3) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris.

4) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

e) Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain

Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pajak dan Retribusi Daerah. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain adalah sebagai berikut:

1) Menghimpun dan mempelajari Peraturan Daerah yang mengatur Pajak Daerah dan Pendapatan lain-lain.

2) Melakukan Penagihan Pajak dan Pendapatan lain-lain kepada wajib pajak.

3) Melakukan Pembukuan seluruh penerimaan Pajak dan Pendapatan lain- lain dan menyetorkannya kepada Bendaharawan Umum Daerah.

(27)

4) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas-tugas seksi kepada Kepala Bidang.

5) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

f) Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain

Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi Pajak dan Pendapatan lain-lain.

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain adalah sebagai berikut :

1) Menghimpun dan mempelajari Peraturan Daerah yang mengatur Retribusi Daerah dan Pendapatan lain-lain.

2) Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi Retribusi Daerah dan Pendapatan lain-lain.

3) Melakukan Penagihan Retribusi dan Pendapatan lain-lain kepada Wajib Pajak.

4) Melakukan Pembukuan seluruh penerimaan Retribusi dan Pendapatan lain-lain dan menyetorkannya kepada Bendaharawan Umum Daerah.

5) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

g) Seksi Pendataan dan Verifikasi

Seksi Pendataan dan Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pendataan dan Verifikasi adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan pendataan dan verifikasi terhadap Subjek Pajak.

(28)

2) Melakukan pengujian pemerikasaan lapangan terhadap objek pajak dan retribusi daerah sesuai dengan permohonan keberatan pajak dan retribusi daerah.

3) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan Program Kerja berikutnya.

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

h) Bidang Pasar

Bidang Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan. Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Pasar adalah Sebagai berikut :

1) Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan penataan dan pengembangan Sarana dan Prasarana Pasar serta Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang.

2) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Badan berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya.

3) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris.

4) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

i) Seksi Sarana dan Prasarana Pasar

Seksi Sarana dan Prasarana Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pasar. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penetapan lokasi Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern mengacu pada

(29)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten, termasuk Peraturan Zonasinya.

2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pemberian Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUP2T) untuk Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP) untuk pertokoan, Mall, Plasa dan Pusat Perdagangan, Izin Usaha Toko Modern (IUTM) untuk Hypermarket.

3) Menginventarisasi keberadaan sarana dan prasarana pasar.

4) Menyiapkan bahan kajian kelayakan keberadaan sarana dan prasarana pasar dalam pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana pasar.

5) Memantau ketentuan perpasaran dan pemberian sanksi administratif secara bertahap berupa peringatan tertulis, pembekuan dan pencabutan izin usaha bagi pelanggar ketentuan perpasaran.

6) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

j) Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang

Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang adalah Sebagai berikut :

1) Menghimpun, menganalisa data dan informasi dibidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang.

2) Menyiapkan bahan untuk peningkatan kompetensi pedagang dan mengelola Pasar Tradisional.

(30)

3) Memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar Tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar Tradisional.

4) Melakukan koorBadani dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan kebersihan dan kenyamanan pedagang.

5) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

k) Bidang Anggaran dan Perbendaharaan

Bidang Anggaran dan Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Anggaran dan Perbendaharaan adalah sebagai berikut :

1) Merencanakan, mengatur, membina, mengkoorBadanikan dan mengendalikan pelaksanaan Anggaran Belanja dan Penatausahaan Keuangan.

2) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Badan berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan Program Kerja berikutnya.

3) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris.

4) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

l) Seksi Anggaran dan Belanja

Seksi Anggaran dan Belanja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Anggaran dan Perbendaharaan. Uraian Tugas dan Fungsi seksi Anggaran dan Belanja adalah sebagai berikut :

(31)

1) Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.

2) Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan perubahan APBD

3) Melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Desa.

4) Melaksanakan pengelolaan pinjaman dan obligasi daerah, BLU serta melakukan pengawasan pinjaman dan obligasi daerah.

5) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

m) Seksi Penatausahaan Keuangan

Seksi penatausahaan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dapat melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi Anggaran dan Belanja. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi

Penatausahaan Keuangan adalah sebagai berikut:

1) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis tata cara pengelolaan perbendaharaan.

2) Memberikan pelayanan konsultasi kepada para bendahara pada masing- masing SKPD Kabupaten Karo guna kelancaran penatausahaan pengelolaan keuangan.

3) Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban pendapatan dan belanja daerah.

4) Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran daerah.

5) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

(32)

n) Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Aset Daerah

Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan. Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Aset Daerah adalah sebagai berikut :

1) Merencanakan, mengatur, membina, mengkoorBadanikan dan mengendalikan pelaksanaan Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah.

2) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Badan berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya.

3) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris.

4) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan o) Seksi Akuntansi Keuangan

Seksi Akuntansi Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Aset Daerah. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan bahan perumusan penetapan kebijakan tentang sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan desa.

2) Menghimpun, mengolah dan menganalisa laporan realisasi APBD dari pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah.

3) Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama.

(33)

4) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

p) Seksi Pengelolaan Aset Daerah

Seksi Pengelolaan aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Akuntansi Keuangan. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pengelolaan Aset Daerah adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan inventaris dan aset daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2) Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan pengawasan pengelolaan inventaris dan aset daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

3) Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan fasilitasi pengelolaan aset daerah pemekaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang q) Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian

Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian adalah sebagai berikut:

1) Mempersiapkan program kerja dan rencana kerja, kegiatan tahunan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Rencana strategis Badan.

(34)

2) Mempersiapkan bahan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas bidang dan mengumpulkan, mengolah dan melaporkan pelaksanaan Badan.Menyusun bahan rencana pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program kerja dan pelaksanaan prosedur, dan sistem kerja.

3) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

r) Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan

Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian. Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan adalah sebagai berikut :

1) Mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja.

2) Mengolah data dan bahan penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja.

3) Menyusun laporan pelaksanaan program kerja dalam hal prosedur, mekanisme, dan sistem kerja, pencapaian program, dan kegiatan serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah sesuai dengan program.

4) Mempersiapkan penyajian data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan tugas untuk tujuan pelaporan dan bahan rapat koorBadani.

5) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

(35)

3. Unit Pelaksanaan Teknis a) Tata Usaha

Tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Unit Pelaksanaan Teknis.

b) Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya, dimana setiap kelompok dipimpin seorang tenaga fungsional senior. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(36)

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Karo

Pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Berikut ini adalah hasil penerimaan pajak daerah di Kabupaten Karo:

Tabel 3.1

Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Karo 2014 - 2016

Jenis Pajak

Daerah

2014 2015 2016

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Pajak hotel 3.410.250.000 3.107.407.417 3.910.250.000 3.649.073.798,11 4.034.250.000 4.962.315.406,90 Pajak

restoran

1.470.000.000 1.864.625.559 1.900.000.000 2.272.661.216,14 2.560.000.000 3.071.098.714,91 Pajak

hiburan

1.366.000.000 2.150.224.552 2.216.000.000 2.709.554.833 2.964.000.000 3.389.261.431 Pajak

reklame

200.000.000 207.309.281 200.000.000 200.047.575 200.000.000 248.099.663 Pajak

peneranga n jalan

8.000.000.000 7.633.370.800 8.000.000.000 8.757.533.863 8.000.000.000 9.384.784.056

Pajak mineral bukan logam dan batuan

76.800.000 168.680.000 327.296.000 38.486.400 469.760.000 292.086.261

Pajak air bawah tanah Pajak Bumi dan Bangunan

7.200.000.000

4.500.000.000

7.126.120.934

3.881.865.448

6.900.000.000

4.500.000.000

7.640.557.574

4.679.077.290

7.200.000.000

7.200.000.000

6.787.575.284

6.787.575.284

(37)

BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)

1.800.000.000 2.703.152.444 2.000.000.000 1.995.658.136 1.500.000.000 2.105.684.059

Total 28.023.050.000 28.842.756.405,10 29.953.546.000 31.942.650.685,25 31.428.010.000 35.355.210.937,81 Sumber: Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017

B. Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karo

Pajak hiburan merupakan salah satu dari pajak daerah yang menyumbang dari hasil penerimaannya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, berikut ini merupakan hasil dari penerimaan pajak hiburan di kabupaten karo:

Tabel 3.2

Penerimaaan Pajak Hiburan Kabupaten Karo 2014-2016 Pajak

Hiburan

2014 2015 2016

Target Realisasi Target realisasi Target Realisasi

Pameran

- - - - - -

Permainan

Billiard 2.000.000 - 2.000.0000 - - -

Permainan

Ketangkasan 1.350.000.000 2.133.624.522 2.200.000.000 2.700.754.833 2.954.000.000 3.365.221.413 Pusat

Kebugaran 14.000.000 16.600.000 14.000.000 8.800.000 19.000.000 24.040.000 Total 1.366.000.000 2.150.224.522 2.216.000.000 2.709.554.833 2.964.000.000 3.389.261.413

Sumber: Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017

(38)

C. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karo Tabel 3.3

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kab.Karo 2014-2016

Tahun Target Pajak Hiburan Realisasi Pajak Hiburan 2014 1.366.000.000,00 2.150.224.522,00 2015 2.216.000.000,00 2.709.554.833,00 2016 2.560.000.000,00 3.071.098.714,91 Sumber: Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017

Dari tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa dalam pencapaian target dan realisasi pajak hiburan di kab.karo mengalami kenaikan yang signifikan dimana pencapaian realisasi pajak hiburan di kab.karo melebihi 100% dari target yang ditentukan, hal ini diindikasikan bahwa pemerintah daerah kab.karo mampu mengelola penerimaan pajak hiburan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas penerimaan pajak hiburan yang maksimal.

D. Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kab.Karo Tabel 3.4

Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kab.Karo 2014-2016

Tahun Realisasi Pertumbuhan

2014 72.605.486.427,05 -

2015 87.644.277.141,15 15.038.790.714,1 2016 100.147.686.432,16 12.503.409.291,01

Dari tabel 3.2 diatas dapat dilihat bahwa pencapaian target dan realisasi pendapatan asli daerah Kab.Karo mengalami kenaikan yang signifikan dimana pencapaiannya melalui pajak-pajak daerah melibihi dari target. Mengungkapkan bahwa pemerintah beserta stafnya mampu mengelola pajak daerah daerah dengan baik.

(39)

E. Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak

Dibawah ini merupakan tata cara pendaftaran wajib pajak:

1. Wajib pajak datang langsung ke Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo sub dinas pajak untuk menerima formulir pendaftaran wajib pajak. Apabila wajib pajak tidak datang, maka petugas akan mendatangi wajib pajak yang bersangkutan.

2. Wajib pajak mengisi formulir pendaftaran untuk di daftar ke dalam buku/daftar induk wajib pajak

3. Setelah wajib pajak mengisi formulir pendaftaran, untuk petugas maka petugas pajak membukukannya ke dalam daftar wajib pajak per golongan

4. Setelah dibukukannya ke dalam daftar wajib pajak per golongan, kemudia petugas pajak membukukannya kembali ke dalam daftar wajib pajak per wilayah

5. Kemudian petugas pajak menerbitkan/menyerahkan kartu identitas wajib pajak yang sudah diberi nomor pokok wajib pajak daerah (NPWPD)

F. Tata Cara Pembayaran Pajak Hiburan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 04 Tahun 2006 Tentang Pajak Hiburan, maka tata cara pembayaran pajak hiburan adalah sebagai berikut:

1. Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SPPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD.

2. Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1x24 jam atau dalam jangka waktu yang dtentukan oleh Bupati.

(40)

3. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)

4. Pembayaran harus dilakukan sekaligus dan atau lunas.

5. Bupati dapat melakukan pemberian persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

6. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

7. Bupati dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga 2% sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

8. Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran serta tata cara pembayaran angsuran dan penundaan ditetapkan oleh Bupati.

9. Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti dan pembayaran dicatat dalam buku penerimaan. Bentuk, jenis, isi, ukuran tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan pajak ditetapkan dengan peraturan Bupati.

G. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu informan yaitu pegawai Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo yaitu Safri Perangin-angin NIP: 197606052002121004, bahwa dalam penentuan dan penetapan target dilaksanakan dengan metode analisa perhitungan mikro/analisa trend, dan ada beberapa kendala dalam mengoptimalkan pajak hiburan yaitu wajib pajak kurang menyadari kewajibannya sebagai wajib pajak. Mengenai pembaharuan

(41)

basis data informan mengatakan setiap tahun dilakukan monitoring dan pemutahiran basis data pajak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak hiburan di Kab.Karo dilakukan metode intensifikasi dan ekstensifikasi, yaitu:

1. Intensifikasi adalah kegiatan optimalisasi penggalian peningkatan penerimaan pajak yang sudah terdaftar

2. Ekstensifikasi kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak yang belum terdaftar dan perluasan objek pajak.

Mengenai dengan sanksi pajak informan mengatakan penegakan sanksi pajak sudah dilakukan yaitu terhadap denda/keterlambatan, belum sampai ke sanksi pidana

(42)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Laju Pertumbuhan

1. Analisis Laju Pertumbuhan Pajak Hiburan Kabupaten Karo 2014 – 2016 Laju pertumbuhan pajak menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapainya dari periode ke periode.

Untuk mengetahui laju pertumbuhan pajak hiburan di Kabupaten Karo dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Laju Pertumbuhan Pajak Hiburan Kabupaten Karo Tahun 2014 - 2016

Tahun Realisasi Pertumbuhan Presentase

Pertumbuhan

2014 2.150.224.522,00 - -

2015 2.709.554.883,00 559.330.361 26,01%

2016 3.389.261.413,00 679.706.530 25,08%

Rata – Rata 2.749.680.272,66 60.188.084,5 25,54%

Sumber: Badan Pendapatan Pengelolaan, Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017 Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat kita lihat bahwa laju pertumbuhan pajak hiburan di Kabupaten Karo selama 3 (tiga) tahun yaitu sejak 2014 hingga tahun 2016. Dilihat dari perhitungan laju pertumbuhan pajak hiburan diatas, rata-rata realisasi penerimaan pajak hiburan Kabupaten Karo tahun 2014-2016 adalah Rp.2.749.680.272,66. Rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak hiburan Kota Malang selama 3 (tiga) tahun terakhir sebesar Rp.60.188.084,5. Rata-rata persentase pertumbuhan penerimaan pajak hiburan Kabupaten Karo dari tahun 2014 hingga tahun 2016 adalah sebesar 25,54%. Berdasarkan skala pengukuran

(43)

laju pertumbuhan pajak hiburan, maka persentase rata-rata tersebut masuk dalam kriteria kurang berhasil

2. Analisis Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo 2014 – 2016

Untuk mengetahui laju pertumbuhan pendapatan asli daerah di Kabupaten Karo dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo Tahun 2014 – 2016

Tahun Realisasi Pertumbuhan Presentase

Pertumbuhan

2014 72.605.486.427,05 - -

2015 87.644.277.141,15 15.038.790.714,1 20.71%

2016 100.147.686.432,16 12.503.409.291,01 14,26%

Rata – Rata 87.799.150.000,12 13.771.100.002,555 17,48%

Sumber: Badan Pendapatan Pengelolaan, Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017 Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat kita lihat bahwa laju pertumbuhan pajak hiburan di Kabupaten Karo selama 3 (tiga) tahun yaitu sejak 2014 hingga tahun 2016. Dilihat dari perhitungan laju pertumbuhan pajak hiburan diatas, rata-rata realisasi penerimaan pajak hiburan Kabupaten Karo tahun 2014-2016 adalah Rp.

87.799.150.000,12. Rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak hiburan Kota Malang selama 3 (tiga) tahun terakhir sebesar Rp. 13.771.100.002,555. Rata-rata persentase pertumbuhan penerimaan pajak hiburan Kabupaten Karo dari tahun 2014 hingga tahun 2016 adalah sebesar 17,48% Berdasarkan skala pengukuran laju

pertumbuhan pajak hiburan, maka persentase rata-rata tersebut masuk dalam kriteria kurang berhasil.

(44)

B. Analisis Kontribusi

1. Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pajak Daerah Kabupaten Karo 2014 – 2016

Kontribusi dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh pajak hiburan terhadap penerimaan Pajak Daerah. Pajak hiburan merupakan salah satu jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Cara untuk menghitung tingkat kontribusi pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah yaitu dengan membandingkan antara realisasi pajak hiburan dengan realisasi pajak daerah.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan besarnya kontribusi pajak hiburan terhadap pajak daerah Kabupaten Karo 2014 - 2016:

Tabel 4.3

Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pajak Daerah Kabupaten Karo

Tahun 2014 - 2016

Sumber: Badan Pendapatan Pengelolaan, Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017 Berdasarkan perhitungan kontribusi penerimaan pajak hiburan terhadap pajak daerah diatas, maka dapat dilihat dari tahun 2014 – 2016 pajak hiburan memberikan kontribusi sebesar 8,51% dari penerimaan pajak daerah. Rata-rata kontribusi dalam kurun waktu3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan bahwa persentasenya tergolong pada kriteria 0-10% atau sangat kurang.

Tahun Realisasi Pajak Hiburan

Realisasi Pajak Daerah

Kontribusi (%) 2014 2.150.224.522,00 28.842.756.405,10 7,45%

2015 2.709.554.833,00 31.942.650.685,25 8,49%

2016 3.389.261.413,00 35.355.210.937,81 9,59%

Rata – rata 8,51%

(45)

2. Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap PAD Kabupaten Karo 2014 – 2016

Salah satu komponen PAD adalah pajak daerah. Diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan PAD melalui salah satu komponennya yaitu pajak daerah. Satu dari beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo adalah melalui peningkatan penerimaan pajak hiburan. Pajak hiburan merupakan salah satu komponen pajak daerah. Berikut adalah tabel yang menunjukkan besarnya kontribusi pajak hiburan dalam meningkatkan penerimaan PAD Kabupaten Karo:

Tabel 4.4

Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2014 - 2016

Tahun Realisasi Pajak Hiburan

Realisasi PAD Kontribusi (%) 2014 2.150.224.522,00 72.605.486.427,05 2,97%

2015 2.709.554.833,00 87.644.277.141,15 3,10%

2016 3.389.261.413,00 100.147.686.432,16 3,39%

Rata – rata 3,15%

Sumber: Badan Pendapatan Pengelolaan, Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017

Berdasarkan perhitungan kontribusi penerimaan pajak hiburan terhadap pajak daerah diatas, maka dapat dilihat dari tahun 2014 – 2016 pajak hiburan memberikan kontribusi sebesar 3,15% dari penerimaan pajak daerah. Rata-rata kontribusi dalam kurun waktu3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan bahwa persentasenya tergolong pada kriteria 0-10% atau sangat kurang.

(46)

C. Analisis Efektifitas

1. Analisis Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo

Efektifitas PAD dihitung dengan membandingkan antara realisasi PAD dengan target yang dicanangkan. Tingkat efektivitas yang dicapai semakin mendekati persentase 100%, maka tingkat efektifitas semakin tinggi. Hasil efektifitas PAD Kabupaten Karo selama 3 tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.5

Analisis Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo Tahun Target PAD Realisasi PAD Presentase Keterangan

2014 67.343.577.486,00 72.605.486.427,05 107.81% SangatEfektif 2015 80.957.198.437,00 87.644.277.141,15 108,26% Sangat Efektif 2016 94.040.149.949,00 100,147,686,432,16 106,49% Sangat Efektif

Rata – rata 107,52% Sangat Efektif

Sumber: Badan Pendapatan Pengelolaan, Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017 Secara keseluruhan berdasarkan tabel 4.5 dan penjelasan yang dijabarkan diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pencapaian efektifitas PAD di Kabupaten Karo selama 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2014 - 2016 adalah sebesar 107.52%. Persentase ini masuk dalam kategori pertama yaitu lebih dari 100%.

Penerimaan PAD Kabupaten Karo dari tahun 2014 hingga tahun 2016 menjadi bukti bahwa pemerintah daerah Kabupaten Karo telah mampu melaksanakan kinerja keuangannya dengan sangat efektif.

2. Analisis Efektifitas Pajak Hiburan Kabupaten Karo

Tingkat efektifitas pajak hiburan dihitung dengan membandingkan antara target awal dan yang telah dengan realisasi yang didapat setiap tahunnya. Semakin tingkat efektifitas pajak hiburan yang dicapai menghasilkan presentase mendekati atau melebihi 100%, maka tingkat efektifitas semakin baik. Tingkat efektifitas

(47)

pajak hiburan di Kabupaten Karo dari tahun 2014 - 2016 dihitung berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.6

Analisis Efektifitas Pajak Hiburan Kabupaten Karo

Tahun Target Pajak Hiburan

Realisasi Pajak

Hiburan Presentase Keterangan 2014 1.366.000.000,00 2.150.224.522,00 157,41% Sangat Efektif 2015 2.216.000.000,00 2.709.554.833,00 119,61% Sangat Efektif 2016 2.560.000.000,00 3.071.098.714,91 119,96% Sangat Efektif

Rata-rata 132,32% Sangat Efektif

Sumber: Badan Pendapatan Pengelolaan, Keuangan dan Asset Daerah Kab.Karo 2017 Secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel 4.6 bahwa tingkat pencapaian efektifitas pajak hiburan di Kabupaten Karo selama 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2014 - 2016 adalah sebesar 132.32%. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Karo mampu melaksanakan pemungutan pajak hiburan dengan sangat efektif.

D. Upaya – upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam Meningkatkan Pajak Hiburan

Upaya yang sudah dilakukan pemerintah daerah melalui Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Karo dalam meningkatkan penerimaan pajak hiburan tersebut pada dasarnya ditempuh melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi. Berikut i+*ni adalah uraian atas upaya intensifikasi dan ekstensifikasi:

1. Intensifikasi Pajak Kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak atau disebut intensifikasi pajak yang dilakukan oleh BPPKAD kabupaten karo yaitu:

a) Melakukan pemeriksaan langsung di lapangan b) Pemberian sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh

Referensi

Dokumen terkait

Adapun rumusan masalah penelitian yaitu apa saja faktor yang mempengaruhi pelayanan pada PT.Pos Indonesia Pekanbaru, apa saja langkah- langkah yang dilakukan PT.Pos

Dari uraian tersebut, penulis sebagai calon pendidik sangat tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul “MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN PUTRA DAN

clj!.;airapkan aliar~ ncr!jacil-... Diiain Fenslitian

condition (without dyke) with significantly wide flood plain due to swamp area on the sides of the river, the ratio of contributing catchment area to storage area is about

• “ “ Nano Nano - - materials materials ” ” could play an important role could play an important role in the silicon nanotechnology platform.. in the silicon

Banyak pihak, khususnya para penulis buku mengenai PTK dan atau pengamat pendidikan, memberikan tuduhan bahwa guru-guru di lapangan, bukan hanya di desa, tetapi juga di kota,

Kandungan amonia berlebih dalam larutan sintesis urea yang keluar dari  stripper  akan naik bila  stripper  dioperasikan pada tekanan yang lebih tinggi.. Apabila

Jika Tidak menghadiri Klarifikasi tersebut, maka berarti bahwa Peserta menerima seluruh keputusan POKJA terkait Kejelasan Dokumen Peserta Lelang. Demikian Surat undangan ini,