• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Penilaian Risiko Kesehatan dan Bahaya Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Proses Penilaian Risiko Kesehatan dan Bahaya Lingkungan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Proses Penilaian Risiko Kesehatan dan Bahaya Lingkungan

Oleh

Rismawati Pangestika, S.Si., M.P.H.

(2)

Outline

03 04

Jenis dan Penggunaan ARKL

01 02

Pengantar Analisis Dosis dan Respon dalam ARKL

Pengantar Analisis Pajanan (Exposure) dalam ARKL Pengantar Identifikasi

Masalah Kesehatan dan atau

Bahaya Lingkungan

(3)

Jenis dan Penggunaan 01

ARKL

(4)

Jenis ARKL

Desktop Study

Kajian ARKL cepat atau kajian

di atas meja

Field Study Kajian lapangan

(5)

Perbandingan ARKL Desktop dan Field

Variabel Desktop Field

Sumber Data Data sekunder dan asumsi / nilai default

Data primer (pengukuran langsung di lapangan) dan asumsi (jika dibutuhkan) Waktu Pelaksanaan Seketika saat dibutuhkan ;

durasi lebih singkat

Perlu perencanaan dan pengorganisasian ; durasi lebih lama

Biaya Sangat sedikit atau tidak ada Biaya besar (penelitian / kajian lapangan)

(6)

Penggunaan ARKL

Jenis Kegiatan / Kebutuhan Desktop ARKL

Kajian ARKL Analisis suatu kasus kesehatan lingkungan : (Emergency

Responses) √ -

Analisis suatu kasus kesehatan lingkungan : (Reformation

Responses) - √

Penyusunan AMDAL suatu kegiatan dan atau usaha : Kajian

ANDAL, dan penyusunan RKL - RPL √ -

Pengkajian, penyusunan, dan penetapan baku mutu

- √

Pengkajian, penyusunan, dan penetapan kebijakan kesehatan

- √

(7)

Langkah-langkah ARKL

Identifikasi Bahaya

Analisis Dosis- Respon

Analisis Pajanan

Karakterisasi Risiko

1 2 3 4

(8)

Perumusan Masalah

(sebelum langkah-langkah

ARKL)

Masalah

? Apa ?

Dimana ?

Berapa besar

?

Kapan ? Siapa

populasi berisiko ? Bagaimana kepedulian masyarakat (populasi berisiko) ?

(9)

Uraian Langkah Perumusan Masalah

Pertanyaan Uraian

Apa yang menjadi masalah : Media lingkungan yang terkena dampak, jenis kegiatan yang menjadi sumber dampak, jenis polutan apa yang potensial

Dimana masalah itu terjadi : Wilayah administrasi, wilayah geografi, batas sosial, batas ekologis.

Seberapa besar masalahnya : Prevalensi penyakit terkait lingkungan, konsentrasi agen risiko pada media lingkungan, jumlah populasi yang potensial terkena.

Kapan masalah terjadi : Hari, bulan, tahun, dan durasi (lamanya) masalah berlangsung.

Siapa populasi berisiko : Kelompok masyarakat yang potensial terkena : golongan umur,

kelompok berdasarkan tempat tinggal, pekerjaan, dan komunitas tertentu (komunitas hobi, komunitas adat, dll).

Bagaimana kepedulian masyarakat :

Deskripsi aksi protes masyarakat, opini / pendapat masyarakat dan

tokoh masyarakat, pandangan pakar, respon instansi yang berwenang menangani masalah tersebut (program / rencana program kerja terkait penanganan masalah.

(10)

Pengantar Identifikasi 02

Masalah Kesehatan dan

atau Bahaya Lingkungan

(11)

Tujuan Identifikasi Bahaya

Mengetahui secara spesifik agen risiko apa yang berpotensi menyebabkan gangguan

kesehatan bila tubuh terpajan.

Metode / Teknik

Studi Epidemiologi

Uji Hewan / Bioesei (in vivo)

Uji pada Kultur Jaringan / sel in vitro (untuk uji jangka pendek)

Analisis hubungan aktivitas zat berbahaya dengan struktur molekul / QSAR

Untuk zat kimia, fisika dan biologi

(12)

Studi Epidemiologi

Mempelajari pola distribusi dan frekuensi penyakit di masyarakat

Mencari faktor yang berpengaruh terhadap pola tersebut (faktor determinan pada penyakit)

Mempelajari hubungan sebab-akibat antara polutan dengan efek langsung terhadap organisme atau manusia

Epidemiologi Deskriptif

• Penentuan hipotesis kasus. Studi trend, korelasi, prevalensi

Studi Observasional Analitis

• Model kasus kendali / retrospektif dan model kohort / prospektif

Desain dan Unit Penelitian Epidemiologi

• Kasus kendali, Kohort dan Cross-Sectional

(13)

Studi Bioesei / In vivo

Menggunakan hewan / tanaman percobaan (solusi untuk kendala

studi epidemiologi)

Ada kendala jumlah sampel

Keberatan terhadap uji pada hewan

Kesulitan ekstrapolasi hasil uji pada hewan kepada status

manusia

Esei In Vitro

Studi pada sel/jaringan (bakteri, kultur sel/jaringan organ, kulit, dll)

Uji jangka pendek (Short Term Test / STT)

Uji kronis dapat dilakukan dengan Ames’ Salmonella Test

Proses lebih cepat, pengukuran langsung pada sel lebih akurat

Quantitative Structural Activity Relationship (QSAR)

Model matematis prediksi toksisitas suatu zat dari struktur molecular dan karakteristik fisika

Pengembangan perangkat lunak dalam estimasi toksisitas

Untuk skrining zat yang belum diuji tingkat toksisitasnya

Estimasi toksisitas algoritme reduksi limbah

(14)

• Masalah dan bahan bahaya (udara outdoor, udara indoor, air, tanah, B3, bahan toksik)

Penerapan langkah identifikasi

Masalah kesehatan lingkungan 1.Prinsip

toksikologi dan epidemiologi 2.Teknik

pemecahan masalah

3.Hubungan antara bahan kimia di lingkungan dan masalah

kesehatan

Bahaya Lingkungan

1.Material Safety Data Sheet

(MSDS) 2.Metode atau

teknik identifikasi bahaya

3.Penilaian emisi

sumber

(15)

Contoh Form Identifikasi Bahaya

(16)

Contoh Uraian Langkah Identifikasi Bahaya

Pertanyaan Uraian Contoh

Agen risiko spesifik apa yang berbahaya :

Penjelasan tentang agen risiko bahan kimia atau senyawa kimia apa yang berbahaya secara jelas.

Merkuri (Hg) jelaskan apakah agen risiko berupa elemental mercury, anorganic mercury, atau organic mercury (methyl mercury).

Di media lingkungan yang mana agen risiko eksisting :

Penjelasan media lingkungan yang terdapat agen risiko eksisting ; apakah di udara ambien, air, tanah, sludge, biota, hewan, dll.

Jika merkuri sebagai agen risiko, maka media lingkungan yang terkontaminasi antara lain air bersih, sludge (jika pada pertambangan emas rakyat), ataupun di hewan (ikan yang dikonsumsi).

Seberapa besar kandungan/konsentrasi agen risiko di media lingkungan :

Penjelasan tentang konsentrasi hasil pengukurannya di media lingkungan.

Hasil pengukuran di lapangan

Gejala kesehatan apa yang potensial :

Menguraikan gejala kesehatan / gangguan kesehatan apa yang dapat terkait dengan agen risiko.

Jika merkuri sebagai agen risiko maka gejala/gangguan kesehatan yang mungkin timbul antara lain, tremor, gemetaran pada saat berdiri, pusing pada saat berdiri, rasa nyeri pada tangan dan kaki, dan gangguan pada susunan saraf pusat

(17)

Pengantar Analisis Dosis 03

dan Respon dalam ARKL

(18)

Dosis

• Konsentrasi xenobiotic pada tubuh organisme

• Dosis eksternal → konsentrasi zat memasuki portal entri

• Dosis internal → dosis dalam tubuh organisme setelah proses absorbs, distribusi,

metabolism dan ekskresi

• Dosis dalam organ target

Dosis dan Respon yang pasti pada organisme terkendala oleh proses Bioesei

• Ada cara lain untuk mengetahui dosis dalam jaringan yaity Estimasi Pemodelan Fisiologis atau Physiologically Based

Pharmacokinetic Model (PBPK)

Kategori PBPK

1.Paru-paru dan jantung

2.Kelompok kaya akan suplai / perfusi darah 3.Kelompok kulit-

otot

4.Kelompok lipida / lemak

(19)

Respon

Efek pada organisme setelah adanya paparan xenobiotic

Tergantung pada konsentrasi, durasi, frekuensi pajanan

Respon akhir pada saat pengujian dilakukan disebut dengan Endpoints US-EPA telah mempunyai pedoman endpoints untuk uji/efek kesehatan pada agen tertentu

Hubungan toksikan dengan efek / respon / endpoints

Kanker

Efek/cacat keturunan

Efek pertumbuhan

Efek jaringan organ

(20)

Tujuan analisis

dosis-respon

a. mengetahui jalur pajanan (pathways) dari suatu agen risiko masuk ke dalam tubuh manusia.

b. memahami perubahan gejala atau efek kesehatan yang terjadi akibat peningkatan konsentrasi atau dosis agen risiko yang masuk ke dalam tubuh.

c. mengetahui dosis referensi (RfD) atau konsentrasi referensi (RfC) atau slope factor (SF) dari agen risiko tersebut.

Analisis dosis – respon dapat dipelajari pada situs :

www.epa.gov/iris

(21)

Dosis Referensi (RfD), Konsentrasi Referensi (RfC), dan Slope Factor (SF)

RfD dan RfC adalah nilai yang dijadikan referensi untuk nilai yang aman pada efek non karsinogenik suatu agen risiko, sedangkan SF (slope factor) adalah referensi untuk nilai yang aman pada efek karsinogenik.

Nilai RfD, RfC, dan SF merupakan hasil penelitian (experimental study) dari berbagai sumber baik yang dilakukan langsung

Untuk mengetahui RfC, RfD, dan SF suatu agen risiko dapat dilihat pada Integrated Risk Information System (IRIS) yang bisa diakses di situs www.epa.gov/iris

Jika tidak ada RfD, RfC, dan SF maka nilai dapat diturunkan dari dosis eksperimental yang lain seperti NOAEL (No Observed Adverse Effect Level), LOAEL (Lowest Observed Adverse Effect Level), MRL (Minimum Risk Level), baku mutu udara ambien pada NAAQS (National Ambient Air Quality Standard) dengan catatan dosis eksperimental tersebut mencantumkan faktor antropometri yang jelas (berat badan, lama paparan jam-hari-tahun).

• Satuan dosis referensi (RfD) dinyatakan sebagai milligram (mg) zat per kilogram (Kg) berat badan per hari, disingkat mg/kg/hari.

RfD

• Satuan konsentrasi referensi (RfC) dinyatakan sebagai milligram (mg) zat per meter kubik (M3) udara, disingkat mg/M3.

RfC

(22)

Contoh RfD, dan SF

beberapa agen risiko atau

spesi kimia jalur ingesti

(Kemenkes RI, 2012)

(23)

Contoh RfC beberapa agen risiko jalur inhalasi (Rahman (2007) dalam Kemenkes RI, 2012)

(24)

Pengantar Analisis Pajanan 04

(Exposure) dalam ARKL

(25)

Langkah Analisis Pajanan

Karakterisasi kondisi paparan berdasarkan waktu, tempat durasi,dan frekuensi

Identifikasi jalur pajanan melalui media (air hujan, air permukaan, air tanah, udara ambien, udara ruang kerja, makanan, tanah/debu, dll) Estimasi kuantitas pajanan

Identifikasi masyarakat terpajan / penyandang risiko terpajan

Estimasi intake

(26)

• Iklim, suhu, tekanan, meteorology, musim, vegetasi, hidrologi air tanah, badan air permukaan, topografi, tata guna lahan saat ini dan yang akan datang (data sensus, pemukiman, industri, transportasi, kebisingan, dll)

Karakteristik Fisika

• Kegiatan masyarakat, pekerjaan, fasilitas ekonomi-social- budaya, keberadaan populasi sensitive terhadap agen risiko

Kondisi Demografi Masyarakat

• Lamanya berada di lokasi tertentu sesuai kegiatan masing-masing (perubahan aktivitas karena perubahan musim), gambaran lokasi pengambilan sampel.

Lama Pajanan

Kondisi Pajanan

(27)

Kulit / dermal

Saluran

pencernaan / oral / ingesti

Saluran

pernapasan / inhalasi

Jalur Pajanan

Emisi / sumber (EM)

Volatiasasi (V)

Input baru (I) Adsorbsi

desorbsi (Ad/Des)

Sedimentasi

(Sed) Imisi (Im)

Ekokinetika Lingkungan

Sumber : http://www.oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxxii(2)21-28.pdf(modifikasi)

(28)

Contoh Ekokinetika Lingkungan

Sumber : https://enviro-pedia.com/2020/01/13/ekokinetika-dan-farmakokinetika-herbisida-clomazone/

(29)

Pengukuran

Pajanan Zat apa yang diukur ?

Bagaimana pengukuran dilakukan ?

Berapa lama pengukuran dilakukan ?

Strategi pengambilan sampel berdasarkan individu, lokasi, waktu dan kondisi pajanan Durasi eksposur berapa lama yang perlu diukur ?

Uji statistik untuk menghubungkan pajanan dan respon/efek

• Cara sesaat / Grab Sampling

• Cara kontinu / periodik = pemantauan / monitoring

Pengukuran

Pajanan

(30)

Cara sesaat / Grab Sampling

• Sampel tanah

• Sampel air tanah

• Sampel air permukaan

• Sampling sedimen

• Sampel udara

• Sampel biota

Pemantauan Lingkungan

• Pemantauan periodik → kecenderungan,

pemantauan kesehatan

• Pemantauan kontinyu → misalnya pada stasiun pemantauan

• Pemantauan biologi →

biomonitoring (hewan,

tumbuhan pada media

lingkungan)

(31)

Analisis Pajanan

•Mengukur atau menghitung intake / asupan dari agen risiko.

•Untuk menghitung intake digunakan persamaan atau rumus yang berbeda.

•Data primer (hasil pengukuran konsentrasi agen risiko pada media lingkungan yang dilakukan sendiri)

• Data sekunder (pengukuran konsentrasi agen risiko pada media lingkungan yang dilakukan oleh pihak lain yang dipercaya seperti BLH, Dinas Kesehatan, LSM, dll), dan asumsi yang didasarkan pertimbangan yang logis atau menggunakan nilai default yang tersedia.

Rumus Perhitungan Intake (asupan dari agen risiko)

(32)

1. Kementerian Kesehatan. 2012. Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Direktorat Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan. Jakarta.

2. Soemirat, J. 2013. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

3. Basri, S., E. Bujawati., M. Amansyah., Habibi dan Samsiana. 2014.

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (Model Pengukuran Risiko

Pencemaran Udara terhadap Kesehatan). Jurnal Kesehatan Vol. VII. No. 2 Hal. 427-442.

4. World Health Organization. 2010. WHO Human Health Risk Assessment Toolkit : Chemical Hazards. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.

Ottawa.

5. Basri, S., E. Bujawati., M. Amansyah., Habibi dan Samsiana. 2014.

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (Model Pengukuran Risiko

Pencemaran Udara terhadap Kesehatan). Jurnal Kesehatan Vol. VII. No. 2 Hal. 427-442.

6. Sodhi, G. S. 2015. Konsep Dasar Kimia Lingkungan Edisi 3. Alih Bahasa : L. R. Parsaulian, H. U. Ramadaniati dan S. Pinem. Editor Edisi Bahasa Indonesia : T. R. Ningsih. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

7. Yulianto, B. dan Darjati. 2017. Fisika Lingkungan. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Referensi

(33)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kredit, parameter/indikator yang digunakan adalah: (i) komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi; (ii)

Nilai risiko relatif terhadap hazard quotient (HQ) sangat besar, tidak dapat dikuantifikasi (~), sehingga pajanan debu silika merupakan bahaya yang sangat besar sekalipun

Studi EHRA (Environment Health Risk Assesment / Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan) adalah studi yang mendalami sanitasi dan perilaku yang berhubungan dengan

1.Penerapan manajemen risiko dalam proses blasting secara umum telah dilakukan sesuai dengan prosedur tentang Identifikasi Bahaya, penilaian dan pengendalian

Sejumlah penelitian mengenai penilaian risiko kesehatan lingkungan yang dilakukan dibe- berapa pulau-pulau di Sulawesi Selatan yaitu penelitian di Dusun

Analisis Penilaian Risiko Terhadap Potensi Bahaya Pekerjaan Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis penilaian risiko

Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko pada area produksi PT Cipta Mortar Utama Plant Cibitung serta memberikan

Risk Control Pada Area Produksi Tahu Goreng Sumber: Data Primer 2023 Pembahasan Identifikasi Bahaya Rincian Kegiatan Potensi Bahaya Risiko Akibat Penilaian Risiko Tingkat